1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu penyebab kematian ibu hamil adalah anemia dalam kehamilan.
Anemia pada kehamilan merupakan masalaah nasional karena mencerminkan
nilai kesejahteraan social ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar
terhadapa sumber daya manusia. Anemia kehamilan disebut “ potensial danger to
mother and child ’’ (potensi membahayakan ibu dan anak), karena itulah anemia
memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan
kesehatan (Manuaba, 2010 : 237)
Menurut World Health Organisazion (WHO) kejadian anemia kehamilan
berkisar anatara 20 dan 89% dengan menetapkan Hb 11gr% (g/dl) sebagai
dasarnya. Angka anemia kehamilan di Indonesia menunjukkan nilai cukup tinggi.
Berdasarkan penelitian Hoo Swie Tjiong kejadian anemia pada trimester I
kehamilan sekitar 3,8%, trimester II sekitar 13,6%, trimester III sekitar 24,8%
sedangkan penelitian Arkib Sukarman menemukan sebesar 40,1% di Bogor,
Bakta menemukan anemia kehamilan sekitar 50,7% di Puskesmas Kota Denpasar
sedangkan Sindhu menemukan sekitar 33,4% di Puskesmas Mengwi kabupaten
Bandung Bali. Simanjuntak mengemukakan bahwa sekitar 70% ibu hamil di
Indonesia menderita anemia kekurangan gizi. Pada pengamatan lebih lanjut
menunjukkan bahwa kebanyakan anemia yang diderita masyarakat adalah karena
kekurangan zat besi yang dapat diatasi melalui pemerian zat besi secara teratur
dan peningkatan gizi (Manuaba, 2010 : 238).
1
2. 2
Sebagian besar perempuan mengalami anemia selama kehamilan baik di
Negara maju maupun Negara berkembang. Badan kesehatan dunia atau WHO
memperkirakan bahwa 35-75% ibu hamil dinegara berkembang dan 18% ibu
hamil dinegara maju mengalami anemia. Namun, banyak diantara mereka yang
telah menderita anemia pada saat konsepsi, dengan perkiraan prevalensi sebesar
43% pada perempuan yang tidak hamil dinegara berkembang dan 12% dinegara
yang lebih maju (Saifuddin, 2010 : 777).
Di kota Kendari pada tahun 2011 ibub hamil yang mengalami anemia
sebanyak 834 orang dari 4843 orang sedangkan pada tahun 2012 ibu hamil yang
mengalami anemia sebanyak 912 orang dari 5711 orang ibu hamil (Depkes
Provinsi sultra, 2012).
Berdasarkan survei awal yang telah dilakukan di Puskesmas Palangga
Kabupaten Konawe Selatan mengenai ibu hamil yang mengalami anemia. Pada
tahun 2011 berjumlah 80 orang dari 179 orang ibu hamil. Pada tahun 2012
berjumlah 45 orang dari 200 orang ibu hamil. Sedangkan pada periode Januari-
Oktober tahun 2013 berjumlah 48 orang dari 154 orang ibu hamil (Puskesmas
Palangga Kab. Konsel, 2013)
Dari uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
“Identifikasi Ibu Hamil yang Mengalami Anemia di Puskesmas Palangga
Kabupaten Konawe Selatan.”
3. 3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah identifikasi ibu hamil yang
mengalami anemia di Puskesmas Palangga Kabupatan Konawe Selatan?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi ibu hamil yang mengalami anemia di Puskesmas
Palangga Kabupatan Konawe Selatan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengidentifikasi umur ibu hamil yang mengalami anemia di
Puskesmas Palangga Kabupatan Konawe Selatan.
2. Untuk mengidentifikasi graviditas ibu hamil yang mengalami anemia di
Puskesmas Palangga Kabupatan Konawe Selatan.
3. Untuk mengidentifikasi paritas ibu hamil yang mengalami anemia di
Puskesmas Palangga Kabupatan Konawe Selatan.
4. Untuk mengidentifikasi pekerjaan ibu hamil yang mengalami anemia di
Puskesmas Palangga Kabupaten Konawe Selatan.
5. Untuk mengidentifikasi pendidikan ibu hamil yang mengalami anemia di
Puskesmas Palangga Kabupatan Konawe Selatan.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III di
Akademi Kebidanan Pelita Ibu Kendari.
4. 4
2. Untuk mengaplikasikan ilmu yang didapatkan selama perkuliahan khususnya
ilmu Metodologi Penelitian.
Sebagai tempat untuk megaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapatkan di bangku
perkuliahan khususnya mata kuliah metodologi penelitian.