3. Latar Belakang
Menurut (World Health Organization )WHO (2019) Angka
Kematian Ibu (maternal mortality rate) merupakan jumlah
kematian ibu akibat dari proses kehamilan, persalinan, dan pasca
persalinan yang dijadikan indikator derajat kesehatan perempuan.
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu target global
Sustainable Development Goals (SDGs) dalam menurunkan angka
kematian ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2030. Menurut WHO 2019 Angka Kematian Ibu (AKI) didunia
yaitu sebanyak 303.000 jiwa. Angka Kematian Ibu (AKI) di ASEAN
yaitu sebesar 235 per 100.000 kelahiran hidup ASEAN Secretariat,
2020.
4. LATAR BELAKANG >>>>>
Menurut Data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia ,SDKI. Angka Kematian Ibu AKI, di
Indonesia meningkat dari 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002-2007 menjadi 359 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007-2012. Angka Kematian Ibu (AKI) mengalami penurunan
pada tahun 2012-2015 menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup dan jumlah kematian ibu di
Indonesia pada tahun 2019 yaitu sebanyak 4.221 kasus (Kemenkes RI, 2019).
MENURUT DATA SDKI
Berdasarkan data di RSUD Sumbawa dari bulan Januari – Juli tahun 2022 sebanyak 11 orang ibu
nifas yang mengalami anemia berat. Pada tahun 2022, jumlah yang mengalami ibu nifas dengan
anemia berat setiap bulan berbeda,dimana data yang sedikit pada bulan Januari – April dan data
yang banyak terdapat pada bulan Juni yaitu 4 Orang sehingga Dapat di simpulkan dari data tersebut
yang mengalami ibu nifas dengan Anemia Berat terbanyak pada bulan Juni dengan angka kejadian
mencapai 4 orang . (Rekam Medik RSUD Sumbawa).
REKAM MEDIK RSUD SUMBAWA
5. 12/29/2023 5
PROFIL KESEHATAN PROVINSI NTB TAHUN 2019
Pada tahun 2020 kasus menjadi 122 kasus
kematian ibu. Dan pada tahun 2021Kembali
mengalami kenaikan menjadi 144 kasus
kematian ibu.
Kabupaten Lombok Tengah
dengan 33 Kasus Ibu
Kabupaten Lombok Timur dengan 45
Kasus kematian Ibu
Kabupaten Sumbawa Barat dengan
Jumlah Kematian Ibu Terendah Yaitu 2
Kasus Kematian Ibu.
Berdasarkan laporan dari kabupaten/kota, jumlah kasus kematian ibu di Provinsi Nusa Tenggara Barat
selama tahun 2019 adalah97 kasus, mengalami peningkatan tahun 2020 dengan jumlah kematian ibu 122
kasus, pada tahun 2021 kembali mengalami peningkatan kasus sebanyak 144
6. JURNAL PENDUKUNG
Masa nifas puerperium (Post Partum) adalah masa di mulai setelah
kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandungan kembali semula
seperti sebelum hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari.
(Yuliana & Hakim, 2020).
Defisiensi zat besi dan IDA (Iron Deficiency Anemia) disebabkan karena
kegagalan absobsi zat besi, minum tablet Fe tidak teratur, kehilangan
darah saat persalinan, multipara, dan kehamilan ganda menjadi penyebab
utama terjadinya IDA pada masa akhir kehamilan dan postpartum
(Wahyuni, 2019).
Masalah kesehatan yang berperan dalam penyebab tingginya angka
kematian ibu,angka kematian bayi serta rendahnya produktivitas kerja,
dan kemampuan belajar adalah anemia. Oleh karena itu, menjadi salah
satu program potensial untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, yang telah dilaksanakan pemerintah (Depkes, 2014 dalam Fani
Afriani, 2016).
Anemia postpartum disebabkan karena suplementasi zat besi yang
kurang ataupun kekurangan sel darah merah dan perdarahan berlebihan
selama atau setelah proses Melahirkan. Hal tersebut dibuktikan oleh
Scheuts (2015),
7. “
Berdasarkan data kasus yang terjadi
dengan masalah tersebut, penulis tertarik
untuk mengambil kasus dengan judul
"Bagaimana Asuhan Kebidanan lbu Nifas
pada Ny. “D" dengan Anemia Berat?" “
RUMUSAN MASALAH
8. mampu melakukan pengumpulan data
dasar pada ibu nifas dengan Anemia
Berat
mampu interpretasi data dasar pada
ibu nifas dengan Anemia Berat
mampu mengidentifikasi masalah dengan
menentukan diagnose potensial, pada ibu nifas
dengan Anemia Berat
mampu melakukan memahami
kebutuhan asuhan dan tindakan
yang akan di lakukan pada ibu nifas
dengan anemia berat
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Umum : Mampu menerapkan asuhan kebidanan yang tepat untuk mengenai masalah pada ibu post partum dengan Anemia Berat dengan
pendekatan manajemen kebidanan pendokumentasian SOAP.
mampu merencanakan asuhan
yang akan diberikan pada ibu nifas
dengan anemia berat secara
menyeluruh.
mampu melaksanakan asuhan yang
akan diberikan pada ibu nifas
dengan anemia berat secara
menyeluruh.
mampu melakukan evaluasi
terhadap asuhan yang telah
diberikan pada ibu nifas dengan
anemia berat secara menyeluruh.
TUJUAN KHUSUS
TUJUAN UMUM
9. YUK SIMAK BEBERAPA
MANFAAT DARI STUDI
KASUS INI
1. Teoritis Hasil studi kasus ini dapat sebagai pertimbangan masukan untuk menambah
wawasan tentang kasus yang diambil saat Praktik
2. Institusi: Sebagai bahan pembelajaran dan sumber pengetahuan untuk penulis dan juga
sebagai sumber bagi rekan rekan mahasiswa Kebidanan Poltekkes Kemenkes Mataram
dalam pencapaian asuhan kebidanan nifas denganAnemia Berat.
3. Profesi: Sebagai sumbangan teoritis maupun aplikatif bagi profesi bidan dalam asuhan
kebidanan pada ibu post partum dengan Anemia Berat.
4. Klien dan masyarakat: Agar klien maupun masyarakat bisa melakukan deteksi yang
mungkin timbul pada masa kehamilan, persalinan maupun pada masa nifas sehingga
memungkinkan segera mencari pertolongan".
5. Peneliti Dapat digunakan untuk mengaplikasikan ilmu kebidanan yang diperoleh, sehingga
dapat melakukan deteksi dini jika ada komplikasi karena anemia Berat pada ibu nifas
MANFAAT
10. BAB II TINJAU PUSTAKA
Masa nifas adalah masa sesudah persalianan dan
kelahiran bayi, serta selaput yang di perlukan
untuk memulihkan kembali organ kandungan
seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih
6 minggu (Walyani & Purwoastuti, 2015).
Pengertian Masa puerperium atau masa nifas
mulai setelah partus selesai, dan berakhir setelah
kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genital
baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan
dalam waktu 3 bulan (Sumarna et al. , 2016)
NIFAS
11. Adapun tahapan atau periode masa nifas menurut (Suherni,2015) di bagi menjadi 3 periode:
- Puerperium dini
- Puerperium Intermedial
- Remot puerperium
12. Anemia
Pengertian Anemia
Anemia didefinisikan sebagai konsetrasi hemoglobin (HB)
yang rendah dalam darah. (WHO,2015) National institute of
health (NIH) America 2011 menyatakan bahwa anemia
terjadi ketika tubuh tidak mimiliki jumlah sel darah merah
yang cukup (Salam et al., 2020)
Etiologi Penyebab anemia pada umumnya adalah:
1) Kurang gizi (malnutrisi), kurang zat gizi dalam diit,
malabsorbsi, kehilangan banyak darah pada saat
persalinan, haid, penyakit kronik seperti TBC, paru,
cacing dalam usus, malaria dan lain-lain. (Manuaba,
2015).
2) 2) Pada ibu nifas, anemia terjadi karena kebutuhan Fe
yang tidak tercukupi saat hamil, kehilangan Fe banyak
pada grandemultipara dan perdarahan antepartum
(Fraser, 2016).
>>>>>>>>>>>
13. Anemia
Patofisiologi Dampak persalinan dan kelahiran dapat
menyebabkan wanita terlihat pucat dan letih selama satu
atau beberapa hari setelah melahirkan. Anemia dalam nifas
dapat terjadi sebagai akibat perubahan sistem hematologi
dalam masa kehamilan (Fraser, 2016).
Tingkatan Anemia • Menurut WHO dan Dep.Kes RI
1) Normal Kadar Hb dalam darah > 11 gr%
2) Anemia Ringan Kadar Hb dalam darah 8-10 gr%
3) Anemia Berat Kadar Hb dalam darah < 8 gr%
>>>>>>>>>>>>>>>
>>>>>>>>>>>>>>>>
14. Menurut Manuaba (2015) tanda-tanda dan gejala yang sering dialami oleh ibu nifas dengan anemia adalah :
1) Merasa lesu
2) Cepat Lelah
3) Sering Pusing
4) Mata berkunang kunang
5) Konjungtiva pucat
6) Lemah yang berkepanjangan merupakan gejala khas anemia.
Selain itü juga muncul keluhan seperti: pusing, telinga mendenging, dan kelemahan otot (Muhammadiyah & Lampung, 2019).
TANDA-TANDA DAN GEJALA
ANEMIA
15. ANEMIA BERAT
PENATALAKSANAAN
Memberi tambahan asam folat 15-30 mg/hari, vitamin B12 1,25 mg/hari, sulfas ferrosus
500mg/hari (Ayurai, 2016)
Pemberian preparat parenteral yaitu dengan fero dextrin sebanyak 1000 mg (20 ml)
intravena atau 2x10 ml intramuskuler. Transfusi darah kehamilan lanjut dapat diberikan
walaupun sangat jarang diberikan mengingat resiko transfusi bagi ibu dan janin. (Ayu, 2011).
Pemberian preparat parenteral yaitu dengan fero dextrin sebanyak 1000 mg (20 ml)
intravena atau 2x10 ml intramuskuler. Transfusi darah kehamilan lanjut dapat diberikan
walaupun sangat jarang diberikan mengingat resiko transfusi bagi ibu dan janin. (Ayu, 2011).
Seorang bidan hendaknya memberikan penkes tentang pemenuhan kebutuhan
suplemen zat besi dan kebutuhan istirahat (Robson, 2016).
16. 2. Standar Asuhan Kebidanan
Manajemen Asuhan Kebidanan
mengacunPada
KEPEMENKESNO.938/MENKES/SK/Vlll/20
07 tentang Standar Asuhan Kebidanan
yang meliputi: A. STANDAR I :
PENGKAJIAN (RUMUSAN FORMAT
PENGKAJIAN). B. STANDAR Il :
PERUMUSAN DIAGNOSA DANATAU
MASALAH KEBIDANAN C. STANDAR III :
PERENCANAAN D. STANDAR IV :
IMPLEMENTASI E. STANDAR V : EVALUASI
F. STANDAR VI : PENCATATAN ASUHAN
KEBIDANAN
1. Pengertian Asuhan Kebidanan
B. Teori Manajemen Asuhan Kebidanan
Manajemen asuhan kebidanan adalah acuan dalam
proses pengambilan keputusan dan tindakan yang
dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang
lingkup praktik berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan.
Mulai dari pengkajian, perumusan
diagnosaMdanMatauMmasalahMkebidanan,perencanaan,
impleme ntasi, evaluasi dan pencatatan asuhan
kebidanan.
18. Rancangan dalam penelitian ini dengan metode penelitian deskriptif dan jenis penelitian
deskriptif yg digunakan adalah studi penelitian kasus (case Study), yakni dengan cara
meneliti suatu permasalahan yang berhubungan dengan kasus itu sendiri, faktorfaktor
yang mempengaruhi, kejadian-kejadian khusus yg muncul sehubungan dengan kasus
maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu perlakuan. Penelitian dengan judul
Asuhan Kebidanan lbu Nifas pada Ny "" P2A0H1 dengan Anemia Berat di RSUD
Sumbawa. Menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus.
RANCANGAN
19. Lokasi dan Waktu
1. Lokasi Lokasi pengambilan kasus dilakukan di ruang nifas Rumah Sakit Umum
Daerah Sumbawa
2. Waktu Studi kasus dilaksanakan pada tanggal 10 – 12 Agustus 2022.
Subyek Subyek dalam studi kasus ini adalah Ny. “D“ denganAnemia Berat
LOKASI DAN WAKTU
21. ALAT DAN METODE PENGUMPULAN DATA
Alat dan bahan
Instrumen
Metode Pengumpulan Data
Wawancara
Observasi
Metode Pengumpulan Data
22. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
(Informed Consent)
Tanpa Nama (Anonimity) Nama Ibu yang
menjadi responden rem ipsum dolor sit amet,
animal conceptam te his, legimus inimicus
dissentiet at sed.
Kerahasiaan (Confidentiality)
ETIKA PENELITIAN
23. YUK SIMAK HASIL &
PEMBAHASAN DARI
STUDI KASUS INI
1. Gambaran Umum RSUD Sumbawa
RSUD Sumbawa merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan masyarakat,
alamat di Jl. Garuda No.5, Brang Biji, Kec. Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Direktur
RSUD Sumbawa yaitu dr.Dede Hasan Basri. Rumah Sakit ini sendiri memiliki beberapa
sarana dan prasarana.
2. Gambaran Subjek
Responden dalam studi Kasus ini adalah Ny. D Umur 26 tahun P2A0H1 ibu nifas hari ke
1 sampai nifas hari ke 3. Responden dalam kasus ini malahirkan di Rumah di bantu oleh
dukun, bayi lahir pada tanggal 9 Agustus 2022, puku 12.30, bayi lahir spontan, tidak
menangis, kulit biru, jenis kelamin laki-laki dalam keadaan meninggal, ibu mengalami
pendarahan lalu dibawa ke Puskesmas Utan dan dirujuk ke RSUD Sumbawa dikarenakan
sudah mengalami pendarahan yang hebat dan kehilangan darah yang banyak.
BAB IV Hasil & Pembahasan
24. TINJAU KASUS
A.DATA SUBYEKTIF (S)
1.Identitas klien
Nama Klien : Ny “D” Nama Suami :Tn “H”
Umur : 27 Th Umur : 43 Th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Sopir
Alamat : Tarusa, Buer , Sumbawa, NTB
No Hp : 082339755919
2.Keluhan Utama
Ibu mengeluh masih nyeri pada bagian robekan jalan lahir yang sudah
di jahit, dan ibu merasa pusing, lemas dan cemas dengan keadaannya.
25. RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
Ibu mengatakan merasakan sakit pinggang menjalar ke perut
bagian bawah pada tanggal 9 Agustus 2022 pukul 05.00 wita.
Keluar lendir bercampur darah pada pukul 07.00 wita.
Keluarga memanggil dukun pada siang hari. Dan Ibu
melahirkan anak ke-2 dirumahnya ditolong oleh dukun, bayi
lahir pada tanggal 9 Agustus 2022 pukul 12.30 bayi lahir
spontan, tidak menangis, kulit kebiruan, jenis kelamin laki-lak
dalam keadaan meninggal setelah lahir dengan berat badan
lahir 2.300 gram . Pukul 12.35 Wita plasenta lahir lengkap.
Ibu dibawa ke Puskesmas Utan setelah 30 menit melahirkan
yaitu Pada Pukul 13.00, karena Terdapat adanya pengeluaran
darah yang cukup banyak .
Dipuskesmas Utan ibu dilakukan pemeriksaan fisik dan TTV,
ditemukan adanya robekan jalan lahir derajat III dan robekan
pada porsio dengan arah jam 7, pendarahan -+700 cc pada
jalan lahir dan ibu juga diberikan infus RL Flash ke-5 grojok
pada pukul 13.30 wita, diberikan O2 4 Lpm pada pukul 14.00
Wita , dan pada pukul 15.00 wita terpasang DC dan dilakukan
penjahitan pada porsio dan jalan lahir.
Pukul 16.00 wita ibu dirujuk ke RSUD Sumbawa , masuk
melalui IGD. Di IGD ibu dilakukan pemeriksaan fisik, TTV ,
cek HB dan cek golongan darah. Terdapat HB 6,9 g/dl. Ibu
dipindahkan ke ruang Nifas pukul 17.57 Wita keadaan ibu
baik, ibu mengatakan masih nyeri pada jahitan laserasi, masih
pusing, lemas dan cemas dengan keadaanya.
26. 1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
Emosi : Stabil
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,2’ C
Tekanan Darah : 100/80 mmHg
Respirasi : 20x/Menit
DATA OBYEKTIF
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Hb : 6,9 gr/dl
Pemeriksaan Fisik
Wajah ibu terlihat pucat, ibu tampak lemah
Mata : Konjungtiva pucat
Mulut dan gigi : rahang pucat
GenetaliaInspeksi : Bersih, terdapat pengeluaran
cairan berwarna merah (lochea rubra) jumlah
perdarahan 700 cc terdapat jahitan derajat III di
jalan lahir, kondisi jahitan basah dan tidak ada tanda
tanda infeksi, tidak ada oedema ,varises dan
terdapat kateter.
Ekstremitas
Atas
a. Kanan : Tidak ada oedema, kuku pucat
dan terpasang infus
b. Kiri : Tidak ada oedema, dan kuku
pucat
27. ANALIS
1. Diagnosa :
P2A0H1, post partum ke-8 jam, dengan
Anemia Berat
2. Masalah : Nyeri pada Iuka jahitan perineum
3. Diagnosa Potensial :
Sub involusi uteri, syok hemorargik
4. Kebutuhan Tindakan segera :
Kolaborasi dengan dokter
28. PENATALAKSAAN
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa
keadaan ibu baik, TTV dalam batas normal yaitu
TD: 100/80 mmhg, N: 80x/m, S: 36,2 0C, R: 20x/mnt, dan
pemeriksaan laboratorium Hb: 6,9 gr/dl, menurut hasil
pemeriksaan kadar hemoglobin tersebut , ibu mengalami
anemia berat. Kadar hemoglobin yang normal diatas 11
gr/dl.
2. Melakukan informed consent kepada ibu dan keluarga
bahwa ibu akan dilakukan beberapa Tindakan untuk
menangani ibu, yaitu melakukan tranfusi darah.
3. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
tranfusi darah.
4. Menjelaskan kepada keluarga bahwa akan dilakukan
tranfusi darah pada pasien, dan membutuhkan darah
sebanyak 3 kantong sesuai anjuran yang diberikan oleh
dokter, maka dari itu keluarga segera menghubungi
keluarga, teman dan kerabat yang memiliki golongan
darah yang sama dengan pasien, dikarenakan stok darah
di RS untuk golongan darah B sedang kosong, serta
menghubungi PMI terdekat untuk meminta darah dengan
golongan B.
5. Melakukan kolaborasi dengan dokter pemberian tranfusi
darah 1 kolf sudah diberikan pada tanggal 10-08-2022
pukul 09.40.
6. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
terapi Obat berupa Asam mefenamat 500mg 3x1,
Amoxicilin 500mg 3x1, Tablet Fe 60mg 2x1, dan Vitamin C
100mg 1x1
7. Memberitahu ibu cara minum tablet Fe 60mg 2x1 yang
benar, yaitu di minum 2 jam sesudah makan, di minum
pada pagi hari dan malam hari dengan air putih atau air
jeruk.
8. Menjelaskan ketidaknyamanan luka jahitan perinium yang
di rasakan hal tersebut wajar terjadi karena efek samping
dari bekas jahitan di perinium ibu.
9. Menjelaskan kepada ibu tentang perawatan masa nifas,
seperti menjaga kebersihan diri.
10.Memberikan semangat pada ibu karena segala sesuatu
yang terjadi adalah takdir.
11.Memberitahu ibu akan dilakukan kunjungan 2 pada tanggal
10 Agustus 2022 pukul 20.05 wita.
30. S : IIbu mengatakan cemas dengan keadaanya karena masih merasakan pusing dan
lemas, sudah minum obat sesuai yang diberikan oleh bidan jaga, sudah di berikan 1
kantong darah sekitar pukul 11.00 wita, nyeri pada Iuka jahitan perinium, frekuensi
makan 3xsehari porsi sedang dengan komposisi nasi, ikan, telur, dan sayur (Menu
yang telah di berikan RS), sudah beristirahat, pada siang hari frekuensi 1-2 jam,
sudah BAB dan BAK, frekuensi BAB 1xsehari konsistensi lunak dan frekuensi BAK 5-
6xsehari, konsistensi cair.
O : K/U ibu baik, CUT(+) baik, Tfu 2 jari bawah pusat, kandung kemih kosong,
tekanan darah 110/ 80 mmHg, nadi 80x/menit, respirasi 20x/menit
A : P2A0H1 ibu nifas hari ke 1 dengan Anemia Berat
P :Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaanya baik,
Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini seperti jalan jalan (Jika ibu
tidak merasa pusing atau lemas).
Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi Obat tablet Fe 60mg 2x1 , Vitamin C
'100mg 1x1 .
Menganjurkan untuk konsumsi nutrisi yang mengandung zat besi dan Vit C
Menganjurkan untuk istirahat yang cukup pada ibu yaitu tidur minimal 8 jam/hari.
Kunjungan II 10 Agustus 2022/20.05 Wita.
Di Ruang Nifas Kelas III
31. Kunjungan IV 12 Agustus 2022/09.00 Wita.
Di Ruang Nifas Kelas III
S : Ibu mengatakan keadaanyanya sudah
sangat membaik
O : K/U ibu baik, TD 110/80 mmHg, nadi
80x/menit, respirasi 20x/menit wajah ,
rahang , bibir ,Kuku tangan , kuku kaki
konjungtiva tidak pucak.
A : P2A0H1 ibu nifas normal hari ke 3
P : Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
bahwa semua dalam batas normal
Memberitahukan kepada ibu bahwa
akan dilakukan tranfusi darah kantong
ke-3 pada ibu pada pukul 11.00 wita
Memberitahu ibu persiapan untuk
pulang
Kunjungan III 11 Agustus 2022/08.05
Wita. Di Ruang Nifas Kelas III
B. Asuhan Kebidanan
S : Ibu mengatakan tidak Pusing Lagi
O : K/U baik, TD 110/00 mmHg, nadi 82x/menit,
respirasi 22x/menit. wajah , rahang , bibir ,Kuku
tangan , kuku kaki konjungtiva masih nampak
pucat
A : P1A0H1, P2A0H1 ibu nifas hari ke 2, dengan
Anemia Berat
P : 1.Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
2. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga
bahwa akan dilakukan tranfusi darah yang kantong
ke-2 pada pukul 11.00 wita
3. Menjelaskan pada ibu mengenai tanda tanda
bahaya masa nifas
4. Meingatkan ibu untuk tetap mengkonsumsi
obat yang diberikan yaitu Tablet Fe 60mg 2x1 , dan
Vitamin C 100mg 1 X 1
33. PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini peneliti akan menjelaskan tentang
pengaruh asuhan kebidanan yang teah diberikan selama
3 hari. Adapun hasil setiap kunjungan yang dilakukan
antara Iain sebagai berikut:
Kunjungan pertama nifas hari pertama di Rumah Sakit di
dapatkan hasil anamnesa ibu mengatakan nyeri pada luka
jahitan perineum, kurang istirahat, dan mengeluh pusing dan
lemas. Hasil pemeriksaan tanda tanda vital di dapatkan hasil
TD: 100/80mmHg, Nadi: 80x/mnt, Suhu: 36,2oc, RR: 20x/mnt.
Pada pemeriksaan fisik terdapat konjungtiva ibu pucat, wajah
pucat, rahang pucat, gusi pucat, dan kuku pucat, genetalia
tidak berbau, masih nyeri luka jahitan perineum, dan jahitan
masih basah, Lochea Rubra. Hasil pemeriksaan penunjang
kadar Hb ibu 6,9gr/dl (Pemeriksaan di Rumah Sakit) dan
Pada kunjungan Kedua ketiga dan keempat didapatkan hasil
tanda tanda vital dalam keadaan normal dan hasil
pemeriksaan fisik sama yang didapat dengan pemeriksaan
fisik pada saat kunjungan pertama , namun didapatkan hasil
pemeriksaan laboratorium kadar hemoglobin naik pada
kunjungan keempat yaitu 10,1 gr/dl
34. CONTINUE >>>>>>
Ibu di diagnosa P2A0H1 ibu nifas dengan anemia berat
dengan masalah nyeri pada Iuka jahitan perineum,
kurangnya istirahat. Kebutuhan segera yaitu KIE
tentang ketidaknyamanan nyeri pada Iuka jahitan
perineum, KIE Istirahat yang cukup untuk ibu nifas,
serta pada kunjungan ketiga ibu dengan masalah
masih sedikit lemas, kebutuhan diberikan KIE mengenai
cara mengatasi masalah yang sedang diderita ibu yaitu
istirahat yang cukup agar tidak lemas lagi, dan pada
kunjungan terakhir didapatkan tidak ada masalah pada
ibu. Dari kunjungan pertama samapai kunjungan
terakhir di lakukannya kolaborasi dengan dokter SpoG
untuk therapy Obat. Diagnosa potensial sub involusi
uteri dan syok hemorargik, tindakan segera tranfusi
darah.
35. CONTINUE >>>>>>
Berdasarkan keluhan yang di rasakan oleh ibu nifas,
Menurut teori Fani Afriani, 2016 Anemia adalah suatu
keadaan dimana kadar HB dan atau hitung eritrosit lebih
rendah dari harga normal. Wanita hamil atau dalam masa
nifas dinyatakan anemia bila kadar hemoglobinnya
dibawah «10 gr%. Pengaruh anemia pada masa nifas
adalah terjadinya subvolusi üteri yang dapat
menimbulkan perdarahan post partum, memudahkan
infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkurang dan
mudah terjadi infeksi mamae (Wahyuni, 2019)
36. CONTINUE >>>>>>
Pada kunjungan pertama, kedua dan ketiga dan
keempat ibu mengeluh pusing, lemas, cemas dengan
keadaanya, merasakan ketidaknyamanan nyeri pada luka
jahitan perineum dan kurangnya istirahat, kemudian peneliti
melakukan kolaborasi dengan dokter untuk terapi tranfusi
darah 3 kolf dan terapi obat yaitu Asam mefenamat 500mg
3x1 ,Amoxisilin 500mg 3x1, Tablet Fe 60mg 2x1, dan
Vitamin C 100mg 1x1. Serta memberikan KIE mengenai
Ketidaknyamanan nyeri pada luka jahitan perineum, nutrisi,
kurangnya istirahat, dan pusing. Dan memberikan ibu kartu
pantau untuk mengetahui sudah berapa banyak ibu
mengkonsumsi tablet Fe, memberitahu ibu cara
mengkonsumsi tablet Fe, dan vitamin C yang benar.
Menurut Amalia A, dan Agustyas, 2016 tatalaksana anemia
yakni:
1) Pemberian Zat besi oral
2) Pemberian Zat besi intramuscular.Terapi ini
dipertimbangkan apabila respon pemberian zat besi secara
oral tidak berjalan baik.
3) Tranfusi darah diberikan apabila gejala anemia dengan
37. BAB V PENUTUP
1. Mahasiswa Mampu melakukan pengkajian data pada Anemia Berat pada ibu nifas. Dari
pengkajian data yang dilakukan peneliti memperoleh data subyektif yang diperoleh dari hasil
wawancara dari pasien bahwa pasien mengeluh mengatakan bahwa badannya terasa
lemas pusing. Responden juga mengatakan bahwa masih merasakan nyeri pada luka
jahitan perineum, dan kurangnya istirahat. dari hasil pengkajian data obyektif didapatkan
hasil pemeriksaan konjugtiva pucat, bantalan kuku pucat dan pemeriksaan laboratorium
kadar hemoglobin 6,9 gr/dl.
2. Mahasiswa Mampu mengidentifikasi diagnosa, masalah, dan kebutuhan untuk Anemia Berat
pada ibu nifas.
3. Mahasiswa Mampu mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial pada Anemia Berat
pada ibu nifas.
4. Mahasiswa Mampu mengidentifikasi dan menetapkan penanganan segera pada Anemia
Berat pada ibu nifas.
5. Mahasiswa Mampu merencanakan asuhan yang menyeluruh pada Anemia Berat pada ibu
nifas.
6. Mahasiswa Mampu melaksanakan asuhan yang telah direncanakan pada Anemia Berat pada
ibu nifas.
7.Mampu mengevaluasi hasil asuhan yang telah dilaksanakan pada Anemia Berat pada ibu
KESIMPULAN
38. SARAN
1. Bagi Klien dan Masyarakat
Diharapkan pengetahuan responden tetang anemia Berat dapat
bertambah, sehingga responden dapat melakukan pencegahan dan
perawatan anemia pada ibu nifas, dan mengetahui tanda tanda bahaya
masa nifas.
2. Bagi Peneliti
Diharapkan peneliti dapat melakukan identifikasi dan memberikan
asuhan tentang pentingnya tablet Fe pada ibu nifas dengan anemia
Berat, sehingga dapat memperdalam, mengaplikasikan ilmu yang
diperoleh dan mencegah komplikasi anemia Berat dengan memberikan
asuhan kebidanan dengan menggunakan media booklet yang sudah
digunakan dalam penelitian kasus ini.