3. Kelebihan TSS
Kebutuhan benih sedikit (7,5 - 15 kg/ha)
dibandingkan umbi bibit (1,5-2 ton/ha)
Menghasilkan tanaman yang lebih sehat
dan umbi yang lebih besar
Daya hasil lebih tinggi
7. • Pesemaian dilakukan di dalam rumah lindung (Screen
House), tiang dari bambu, dinding keliling dan atap
dari kasa.
• Tanah diolah sempurna (dicangkul sedalam 20 cm,
dibersihkan dari rumput atau sisa-sisa tanaman
sebelumnya, dihaluskan dan diratakan).
• Tanah bagian atas diayak + pupuk kandang atau
kompos disterilkan + arang sekam (Perbandingan
2 : 1 : 1 ). Tambahkan pupuk NPK 50 g/m².
• Semua bahan dicampur paling lambat 1 (satu) minggu
sebelum semai. Struktur media tanam sangat remah
Pesemaian TSS
8. • Bedengan dibuat dengan lebar 1 m, tinggi 20 cm.
• 1 kg benih TSS membutuhkan tempat pesemaian ±
200 m2 atau 5 g/m²
• Sebelum semai biji dicampur dengan fungisida
Benlate (benomil 100 g/1 kg benih) diamkan selama
semalam (sekitar 12-16 jam).
• Buat garitan pada bedengan dan taburkan
perlahan-lahan biji/TSS, lalu tutup tipis-tipis dengan
media tanam atau tanah yang sudah diayak.
Lanjutan…
9. • Selama pesemaian, kondisi tanah harus lembab.
• Setiap hari pesemaian harus dilihat, biasanya ada
semut sehingga siapkan insektisida untuk segera
disemprotkan jika ada semut. Biasanya satu minggu
setelah semai biji sudah berkecambah serentak.
• Perawatan tetap harus dilakukan dengan
penyiraman/pengairan dan pembersihan gulma.
• Pengairan dilakukan dengan menggunakan gembor
atau dengan Nozzel (keluarlah air dengan pancaran
kecil-kecil).
Lanjutan…
10. • Bibit dicabut pada umur 42-45 hari setelah semai
atau memiliki daun 3-4 daun.
• Bibit dicabut secara hati-hati agar akar tidak
putus/rusak.
• Bibit dapat dikirim jarak jauh menggunakan bus
malam 2 hari dan bibit cabutan ini bisa bertahan
selama 10 hari.
Lanjutan…
11. Pasir + kompos matang = 1 : 2
Tanah sawah + pasir + p. kuda = 1 : 1 : 1
Tanah sawah + pasir + p. kambing = 2 : 1 : 3
Tanah + arang sekam + p. kandang = 2 : 1 : 1
MEDIA PERSEMAIAN (Dataran Rendah)
12. Cara garitan : 1 g/baki Cara klaster : 6-10
benih/lubang
Semai : 6-10 benih/polybag
Bedengan garitan : 1 g/m panjang
WADAH DAN CARA SEMAI
22. Penyemaian (Dataran Tinggi)
Media semai tanah + pupuk
kandang
kapur dolomit (150 g/m2),
pupuk kandang (2 kg/m2),
pupuk NPK 16-16-16 sebanyak
50 g/m2 ditabur dan diaduk
dengan tanah
TSS disebar pada garitan-
garitan atau disebar rata pada
bedengan sebanyak 0,5
g/garitan (7,5 g TSS/1,5 m2)
sedalam 2 cm.
Kemudian ditutup dengan
tanah halus dan plastik
23. Pemeliharaan
Penyiraman dilakukan sebelum
TSS disemai dan ditutup
plastik, kemudian penyiraman
dilakukan tiap hari setelah
benih berkecambah/tumbuh.
Panen seedling dipindahkan
pada umur 6 minggu setelah
semai
24. PENANAMAN DI DATARAN TINGGI
Pindah Tanam
Jarak tanam :
15 x 20 cm
Satu seedling per lubang tanam
Pupuk dasar
15 t/ha pupuk kandang
dan
1000 kg/ha NPK 16-16-16
diaplikasikan sebanyak 3 kali saat
tanam, 1 bulan dan 2 bulan setelah
tanam @1/3 dosis
25. Panen (dataran tinggi)
(asal umbi konvensional 11,00 kg/5,5 m2
Asal Seedling 37,5%
lebih tinggi yaitu
15,125/5,5 m2
Asal umbi mini
24,36% lebih tinggi
yaitu 13,68 kg/5,5 m2
30. SOLARISASI
• Untuk mematikan jamur atau bakteri
penyebab penyakit dan propagul gulma yg
dormansi di dalam tanah yg akan tumbuh
setelah faktor lingkungan mendukung.
• Prisnsip kerja solarisasi menggunakan energi
matahari untuk menaikkan suhu tanah 52
°C, dilakukan selama 2 minggu.
• Sebelum ditutup plastik, bedengan disiram
terlebih dahulu dengan air secara merata agar
solarisasi optimal dan tanah menjadi gembur.
31.
32. Pembuatan naungan
• Macam-macam bentuk naungan:
lengkung, atap miring atau screen.
• Macam-macam bahan: bambu, pralon,
baja ringan, besi dll.
• Naungan atap miring: Tinggi 2 m dengan
kemiringan 1,5 m dg arah menghadap
timur. Jika curah hujan tinggi dapat
ditambah tirai yang dapat dibuka tutup
41. PENYIRAMAN
• Pada saat masih dalam proses
perkecambahan
• Pada saat pertanaman sudah tumbuh
• Lakukan sesuai kondisi
cuaca/kelembaban tanah
• Pagi hari sebelum matahari terbit dan sore
hari sesudah matahari terbenam
43. PEMUPUKAN DENGAN PUPUK KIMIA
• Sebelum tanam disiram larutan pupuk NPK 100
kg/ha, dilarutkan dengan air, disiramkan merata
• Umur 30 hst disiram dengan larutan pupuk NPK 75
kg/ha
• Pada umur 60 hst disiram dengan larutan pupuk
NPK 75 kg/ha
45. 12 minggu
Umbi mini
Trisula
Bima
● Panen : umur 80-85 hari →1 g biji TSS menghasilkan
0,8 - 1 kg umbi mini siap
tanam (250-320 umbi/kg)
Atau 15 ton/ha (3.750.000 -4.800.000 umbi mini/ha )
47. TEKNIK PRODUKSI UMBI MINI
(DATARAN RENDAH-MEDIUM = 480 M DPL
DI LAHAN KERING)
1. Persiapan tanam
Membuat bak persemaian menghadap arah Timur-
Barat dengan ukuran lebar 1,2 m, tinggi bak 20 cm,
panjang disesuaikan dengan kondisi di lapangan
dan antar bedengan 1 m
Membuat naungan dengan tinggi tiang bambu/besi
sebelah Timur 1,5 m, sebelah Barat 1 m dan lebar
atap 1,5 m
Isi bak persemaian setinggi 15 cm dengan
campuran media arang sekam, kompos dan tanah
yang disterilisasi dengan perbandingan 1 : 1 : 1
(berdasarkan volume)
48. 2. Tanam
● Biji/TSS sebanyak 2 g/m 2 ditanam dengan jarak
antar barisan 3 cm dan dalam barisan 3 cm
3. Pemeliharaan
● Pada umur 2 MST dilakukan penimbunan tanah yang
diayak halus setebal 1 cm di atas pemukaan agar
tanaman tidak rebah dan akar tanaman tidak keluar
permukaan
49. Pemupukan dilakukan 10 hari sekali dengan
dosis 25 kg NPK/ha
Penyiraman dilakukan dengan menggunakan
gembor yang mempunyai saringan yang halus,
selain untuk mengairi tanaman juga dapat
menghilangkan embun pada daun
Pengendalian hama dilakukan dengan
memasang perangkap kuning dan feromon
sex
4. Panen, umbi dipanen sekitar umur 70-80 hst di
dataran rendah (< 200 m dpl)