1. Aplikasi bokashi berbasis kotoran ternak dan pupuk anorganik dapat meningkatkan produksi tomat.
2. Kombinasi bokashi pupuk kandang ayam dan pupuk anorganik setengah dosis memberikan hasil tomat tertinggi.
3. Penggunaan bokashi dan pupuk anorganik setengah dosis dapat mengurangi pemakaian pupuk serta meningkatkan hasil tanaman tomat.
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Optimized Tomato Journal Article Summaries
1. JURNAL 1
Judul : Pengaruh Jenis Dan Dosis Pupuk Organik Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Tomat (Lycopersicum
esculentum Mill) Varietas Permata.
Penulis : Maryanto dan Abdul Rahmi
Nama Judul / Issn : 1412 – 6885
1.1 Latar Belakang
Permintaan pasar terhadap komoditas tomat dari tahun ke tahun semakin meningkat.
Luas areal budidaya tomat di Indonesia juga semakin bertambah. Sentra tanaman tomatpun
bermunculan. Namun hingga saat ini masih banyak kendala yang dialami para petani
tomat, mulai dari masalah penerapan teknik budidaya yang tepat, masalah hama dan
penyakit, hingga masalah pemasaran hasil panen.Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan
produktivitas lahan pertanian khususnya untuk budidaya tanaman tomat, tidak berbeda
dengan tanaman pertanian lainnya, yakni dengan melakukan pemupukan. Pupuk yang
diberikan bisa berupa pupuk organik dan pupuk anorganik.
Pemberian pupuk kandang (pupuk kompos), adalah sangat dianjurkan terutama
untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, sebagai media pertumbuhan
tanaman, Pemberian berbagai jenis pupuk kompos akan menambah jenis pupuk makro
maupun mikro, walaupun jumlahnya sedikit. Dalam pemberian pupuk organik (pupuk
kandang) yang harus mendapatkan perhatian seperti: waktu pemberiannya, takaran/jumlahnya
(dosis), cara pemberian, dan jenis pupuk kompos yang diberikan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan suatu masalah yaitu
bagaimanakah Pengaruh Jenis Dan Dosis Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) Varietas Permata ?
1.3 Metode Penelitian
Metode yang digunakan penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan
Percobaan Faktorial 3 x 3 yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
faktor 2 perlakuan, yaitu sebagai berikut : Faktor Jenis Pupuk Organik(K) terdiri atas 3 taraf,
yaitu :
k1 = pupuk kandang ayam
k2 = pupuk kandang sapi
k3 = pupuk trikoderma
Faktor Dosis Pupuk Organik (D)
terdiri atas 3 taraf, yaitu :
d1 = dosis pupuk organik 10 ton/ha (50 g/polibag)
d2 = dosis pupuk organik 20 ton/ha (100 g/polibag
d3 = dosis pupuk organik 30 ton/ha (150 g/polibag)
2. Dengan demikian terdapat 3 x 3 kombinasi perlakuan, yaitu :
k1d1 k1d2 k1d3
k2d1 k2d2 k2d3
k3d1 k3d2 k3d3
Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 5 kali sehingga seluruhnya terdapat 3 x 3 x
5 = 45 polibag.
1.4 Temuan
Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan dosis pupuk organic
(D) berbeda sangat nyata pada tinggi tanaman umur 4 minggu dan umur 8 minggu setelah
tanam, jumlah buah/tanaman dan berat buah/tanaman. Berbeda tidak nyata pada tingi
tanaman umur 2 mingggu dan umur 6 minggu, dan umur tanaman saat berbunga. Secara
umum perbedaan macam dosis pada pemberian pupuk kandang berpengaruh nyata pada
pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman. Dari data rataan hasil penelitian, terlihat bahwa
ada kecenderungan peningkatan pertumbuhan tanaman dengan semakin ditingkatkannya
dosis pupuk. Dengan bertambahnya jumlah pupuk organik yang diberikan ke dalam tanah,
maka jumlah unsur hara juga semakin meningkat, sehingga ketersediaan unsur hara dalam
tanah yang diperlukan bagi tanaman menjadi tercukupi.
Penambahan bahan organik ke dalam tanah akan menambah pasokan unsur hara
makro walaupun dalam jumlah sedikit. Pengaruh Interaksi Perlakuan Terhadap Pertumbuhan
dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) Berdasarkan hasil sidik ragam
menunjukkan bahwa interaksi perlakuan (KxD) berbeda sangat nyata pada jumlah
buah/tanaman dan berat buah/tanaman. Berbeda tidak nyata pada tinggi tanaman umur 2
minggu, umur 4 minggu, umur 6 minggu dan umur 8 minggu setelah tanam, dan umur
tanaman saat berbunga. Interaksi perlakuan antara jenis pupuk organik dan dosis pupuk
organik tida memberikan hasil yang nyata, hal ini di duga bahwa masing-masing dari
level faktor perlakuan tidak saling berinteraksi.
1.5 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan: Perlakuan jenis pupuk organik
(K) berpengaruh sangat nyata pada tinggi tanaman umur 4 minggu dan 8 minggu setelah
tanam, umur tanaman saat berbunga, jumlah buah /tanaman. Berpengaruh tidak nyata pada
tinggi tanaman umur 2 minggu dan 6 minggu setelah tanam. Hasil buah terberat terdapat pada
perlakuan jenis pupuk trikoderma (k3) dengan berat 3,75 kg/tanaman, sedangkankan yang
teringan terdapat pada perlakuan pupuk kandang ayam (k1), yaitu 3,40 kg/tanaman.
Perlakuan dosis pupuk organik (D) berpengaruh sangat nyata pada tinggi tanaman umur 4
minggu dan 8 minggu setelah tanam, jumlah buah /tanaman dan berat buah/tanaman.
Berpengaruh tidak nyata pada tinggi tanaman umur 2 minggu dan 6 minggu setelah
tanam serta umur tanaman saat berbunga. Hasil buah terberat terdapat pada perlakuan dosis
pupuk 30 ton/h (d3) dengan berat 3,64 kg/tanaman, sedangkan yang teringan terdapat pada
perlakuan dosis pupuk 10 ton/ha (k1), yaitu 3,45 kg/tanaman. Interaksi perlakuan (KxD)
3. berpengaruh nyata pada jumlah buah /tanaman dan berat buah/tanaman. Berbeda tidak nyata
pada umur 2 minggu, umur 4 minggu,umur 6 minggu dan umur 8 minggu setelah tanam serta
umur tanaman saat berbunga. Hasil buah terberat terdapat pada perlakuan jenis pupuk
trikoderma (k3) dan dosis pupuk organik 30 ton/ha, yaitu 3,88 kg/tanaman. Sedangkan hasil
buah teringan terdapat pada perlakuan jenis pupuk kandang ayam (k1) dan dosis pupuk 10
ton/ha (d1), yaitu 3,19 kg/tanaman.
1.6 Komentar
4. JURNAL 2
Judul : Pengaruh Dosis Kompos Pupuk Kandang Sapi Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Buah Tomat
Penulis : Hidayat Pujisiswanto dan Darwin Pangaribuan
Nama Judul / ISBN : 978-979-1165-74-7
1.1 Latar Belakang
Pemanfaatan bahan organik adalah salah satu teknik penerapan pertanian organik.
pukan adalah pupuk yang berasal dari kotoran-kotoran hewan yang tercampur dengan sisa
makanan dan urine yang didalamnya mengandung unsur hara N, P, dan K yang dapat
digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah. Pemberian pukan akan memperbaiki
struktur tanah, meningkatkan kapasitas menahan air, dan meningkatkan kehidupan biologi
tanah.
Pemilihan jenis pukan yang akan dijadikan bahan organik dapat ditentukan oleh
kandungan unsur haranya. Nilai kandungan unsur hara pukan sapi relatif lebih baik
dibandingkan dengan pukan ayam. Disamping itu, limbah kotoran ternak sapi sangat
melimpah tersedia, sehingga dalam penelitian ini akan digunakan bahan organik yang
berasal dari lokasi setempat yaitu pukan sapi. Pertanian organik selalu memanfaatkan bahan
lokal setempat (azas lokalita).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang Diatas Dapat Dirumuskan Suatu Masalah Yaitu Bagaimanakah
Pengaruh Dosis Kompos Pupuk Kandang Sapi Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Buah
Tomat ?
1.3 Metode Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan adalah benih tomat varietas Victory, pupuk kandang
sapi, jerami, EM4, insektisida dan fungisida botani. Percobaan dilaksanakan dengan
rancangan acak kelompok. Perlakuan adalah dosis aplikasi pukan sapi yang telah
dikomposkan dengan EM4 yaitu: 0; 7.5; 15; 22,5 dan 30 ton/ha. Jumlah ulangan 3 kali untuk
setiap perlakuan. Analisis data dengan Analisis Ragam (Anova) kemudian dilanjutkan
dengan uji regresi.
1.4 Temuan
Pola ILD pada berbagai dosis menunjukkan perkembangan ILD dengan respon yang
berbeda antarperlakuan dan berpola kuadratik. Perkembangan ILD yang diaplikasikan
bahan organik pupuk kandang sapi dosis 30 ton/ha meningkat lebih cepat dibandingkan
dengan tanpa bahan organik (kontrol). Meningkatnya dosis bokashi dapat meningkatkan
konsentrasi hara dalam tanah, terutama N, P dan K serta unsur lainnya. Selain itu, bokashi
juga dapat memperbaiki tata udara dan air tanah. Dengan demikian, perakaran tanaman
5. akan berkembang dengan baik dan akar dapat menyerap unsur hara yang lebih banyak,
terutama unsur hara N yang akan meningkatkan pembentukan klorofil, sehingga aktivitas
fotosintesis lebih meningkat dan dapat meningkatkan ekspansi luas daun.
1.5 Kesimpulan
Bahan organik berupa pupuk kandang sapi matang dapat memperbaiki pertumbuhan
dan produksi buah tomat. Belum diperoleh dosis optimum aplikasi karena produksi masih
menunjukkan respon linier. Disarankan untuk melihat pengaruh residu bahan organik.
1.6 Komentar
6. JURNAL 3
Judul : Dampak Bokashi Kotoran Ternak dalam Pengurangan
Pemakaian Pupuk Anorganik pada Budidaya Tanaman Tomat
Penulis : Darwin Habinsaran Pangaribuan*, Muhammad Yasir, dan
Novisha Kurnia Utami
Nama Judul / Issn : 204 - 210
1.1 Latar Belakang
Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi tomat adalah dengan pemupukan. Untuk
mendapatkan hasil dan kualitas tomat yang tinggi selain pemberian pupuk anorganik juga
diperlukan tambahan pupuk organik. Aplikasi pupuk anorganik memang dapat meningkatkan
hasil sayuran, tetapi hal ini membuat petani tergantung terhadap pupuk anorganik.
Pemupukan anorganik harganya mahal serta dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.
Saat ini praktek pertanian organik lebih banyak memanfaatkan sumberdaya lokal. Limbah
pertanian yang dapat digunakan sebagai bahan organik antara lain limbah dari berbagai
jenis kotoran ternak. Pemanfaatan bahan organik adalah salah satu teknik penerapan budidaya
pertanian organik. Dalam penelitian ini bahan organik yang akan digunakan adalah kotoran
ternak berupa pupuk kandang (pukan) yang telah dikomposkan berupa bokashi. Hartatik dan
Widowati (2006) mendefinisikan pupuk kandang sebagai semua produk buangan dari
binatang peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik
dan biologi tanah. Aplikasi bahan organik akan memperbaiki struktur tanah, meningkatkan
kapasitas menahan air dan meningkatkan kehidupan biologi tanah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan suatu masalah yaitu bagaimanakah
Dampak Bokashi Kotoran Ternak dalam Pengurangan Pemakaian Pupuk Anorganik pada
Budidaya Tanaman Tomat ?
1.3 Metode Penelitian
Pengaruh perlakuan digunakan uji F pada taraf 5%. Apabila terdapat perbedaan nyata
terhadap peubah yang diamati maka setiap perlakuan dibandingkan dengan menggunakan uji
Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%.
1.4 Temuan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi bokashi berbasis kotoran ternak yang
ditambah dengan pupuk anorganik baik dosis penuh atau setengah rekomendasi nyata
meningkatkan produksi total dan produksi layak jual buah tomat. Perlakuan terbaik yang
memberikan produksi tomat total dan tomat layak jual lebih tinggi daripada perlakuan lainnya
adalah aplikasi bokashi pupuk kandang ayam + pupuk anorganik dosis penuh (P6) atau
bokashi ayam + pupuk anorganik setengah dosis (P7). Pengaruh positif bahan organik pupuk
7. kandang ayam juga dilaporkan pada produksi tanaman tomat (Odoemena, 2005; Olaniyi dan
Ajibola, 2008), pada produksi kedelai panen muda (Melati et al., 2008), pada jagung manis
(Mayadewi, 2007), dan pada sorgum (Irwan et al., 2005). Jadi, pemberian pupuk anorganik
setengah dosis rekomendasi ditambah dengan aplikasi bokashi limbah ternak ayam dosis
20 ton ha-1 sudah cukup memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan dan produksi
tomat sekaligus secara ekonomis menghemat pemakaian pupuk anorganik. Hasibuan dan
Lumbanraja (2010) juga menemukan bahwa pengurangan pupuk NPK 50% pada tanaman
kedelai dapat dikompensasi.
1.5 Kesimpulan
Bokashi pupuk kandang ayam yang dikombinasikan dengan setengah dosis pupuk
rekomendasi dapat meningkatkan hasil tomat dibandingkan dengan bokashi pupuk kandang
kambing, sapi dan kuda. Bokashi berbasis kotoran ternak seperti kotoran ayam, sapi, kambing
dan kuda yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik setengah dosis anjuran dapat
diterapkan guna penghematan penggunaan pupuk anorganik pada budidaya tomat.
1.6 Komentar
8. JURNAL 4
Judul : Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Lycopersicum Esculentum
Mill) Pada Berbagai Dosis Bokashi Kotoran Sapi Dan Jarak
Tanam
Penulis : Wa Ode Sahera , Laode Sabaruddin, La Ode Safuan
Nama Judul / Issn : 2089-9858
1.1 Latar Belakang
Salah satu upaya yang dilakukan untuk menjamin ketersediaan dan produktifitas tomat
dalam jumlah dan kualitas gizi yang baik secara kontinyu dan efisien dapat ditempuh melalui
pemupukan dan budidaya tanaman yang tepat. Pemberian bahan organik melalui bokashi,
selain dapat meningkatkan produktifitas tanah dan tanaman, penggunaan bahan organik
merupakan salah satu komponen budidaya tanaman yang ramah lingkungan. Menurut
Novizan (2004), pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran– kotoran hewan
yang bercampur dengan sisa makanan dan urine yang didalamnya mengandung unsure hara
N,P,K yang dapat digunkan untuk kesuburan tanah.
Hal lain yang perlu diperhatikan agar dapat mendukung produksi tanaman tomat
secara optimal adalah pengturan jarak tanam. Jarak tanam merupakan salah satu factor yang
sangat berpenga- ruh terhadap produksi tanaman. Pada jarak tanam yang rapat persaingan
yang hebat antara tanaman yang satu dengan tanaman yang lain untuk men- dapatkan sinar
matahari, ruang tumbuh, air dan unsur hara di dalam tanah, akibatnya penampilan dari
masing-masing tanaman secara individu akan menurun sehingga produksinya juga rendah.
Ada- pun tujuan penelitian ini adalah untuk mempela- jari pengaruh interaksi antara
bokashi kotoran sapi dan jarak tanam terhadap produksi tanaman tomat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan suatu masalah yaitu bagaimanakah
Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill) Pada Berbagai Dosis
Bokashi Kotoran Sapi Dan Jarak Tanam ?
1.3 Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pentiro Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna
Provinsi Sulawesi Tenggara, yang berada pada ketinggian 70 meter di atas permukaan laut.
Penelitian ini ber- langsung selama empat bulan dalam periode musim kemarau yaitu bulan
Pebruari sampai dengan Mei 2011. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
benih tomat local, kotoran sapi, pupuk urea, SP-36, KCl, larutan M-4, dedak, sekam, gula
dan pestisida. Alat yang digunakan parang, pacul, tembilang, timbangan analitik, soil
moisture meter, meteran, gembor, ember, hand sprayer, thermome- ter, kamera digital dan
alat tulis. Penelitian ini disusun berdasarkan Ran- cangan Acak Kelompok (RAK) dalam pola
faktorial yang terdiri atas dua faktor. Faktor pertama adalah bokashi kotoran sapi (B) yang
terdiri atas tiga taraf perlakuan yaitu tanpa bokashi kototan sapi (B0), bokashi kotoran
9. sapi dengan dosis 5 t ha-1 atau 160g tanaman-1 (B1) dan bokashi kotoran sapi dengan
dosis 10 t ha-1 atau 320 g tanaman-1 (B2). Faktor ke dua adalah jarak tanam (J) yang
terdiri atas tiga taraf perlakuan yaitu: jarak tanam 70 x 30 cm (J1), jarak tanam 70 x 40 cm
(J2), dan jarak tanam 70 x 50 cm (J3). Dari kedua faktor tersebut diperoleh sembilan
kombinasi perlakuan sebagai berikut: B0J1, B0J2, B0J3, B1K1, B1J2, B1J3, B2J1, B2J2
dan B2J3. Kesembilan kombinasi perlakuan ter-sebut masing- masing diulang tiga kali dalam
kelompok sehingga secara keseluruhan terdapat 27 unit percobaan.
1.4 Temuan
Hasil pengamatan dan sidik ragam luas daun tanaman tomat pada umur 4 minggu
setelah tanam menurut bokashi kotoran sapi dan jarak tanam menunjukkan bahwa bokashi
kotoran sapi dan jarak tanam mandiri serta inter- aksinya berpengaruh sangat nyata terhadap
luas daun tanaman tomat pada umur 4 minggu setelah tanam. Menunjukkan bahwa luas
daun tanaman tomat pada saat tanaman berumur 4 minggu setelah tanam, pemberian
bokashi kotoran sapi 10 t ha -1 (B2) dan jarak tanam 70 x 50 cm (B2J3).
Hasil pengamatan dan sidik ragam jumlah bunga pada umur 45 dan 50 hst menurut
pemberi- an bokashi kotoran sapi dan jarak tanam menunjukkan bahwa pemberian bokashi
kotoran sapi dan jarak tanam mandiri berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah bunga.
Pemberian bokashi kotoran sapi berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah buah, dimana
jumlah buah terbanyak diperoleh pada perlakuan 10 t ha-1(B2). Hal ini mengindikasikan
bahwa pemberian bahan organik telah terbukti meningkatkan kesuburan tanah dan
ketesediaan unsur hara sehingga dapat merangsang pertumbuhan jaringan tanaman.
1.5 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian maka dapat disimpulkan
sebagai berikut: Interaksi antara bokashi kotoran sapi dan jarak tanam berpengaruh baik
terhadap luas daun, berat buah tanaman dan produksi. Bokashi kotoran sapi dan jarak tanam
secara mandiri berpengaruh baik terhadap luas daun, jumlah bunga pertanaman, jumlah
buah pertanaman, dan produksi (t ha-1). Jarak tanam 70 x 50cm dan bokashi kotoran sapi
dengan dosis 10 t ha-1 memberikan produksi rata-rata berat segar masing-masing sebesar
2212,83 g tanaman-1 atau 49,11 t ha-1 dan 2196,11 g tanaman-1 atau 39,53 t ha-1.
1.6 Komentar
10. JURNAL 5
Judul : Pengaruh Beberapa Macam Bokashi Terhadap Pertumbuhan
Dan Hasil Tanaman Tomat (Lycopersicon Esculentum Mill.) Di
Polybag
Penulis : Nerty Soverda, Rinaldy, Irmia Susanti
Nama Judul / Issn : 1410-1939
1.1 Latar Belakang
Meningkatnya jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat akan gizi, diperkirakan
kebutuhan ma- syarakat akan tomat juga meningkat. Kemajuan di bidang pengolahan hasil
yang semakin berkem- bang akan memperluas pemasaran tomat di Indo- nesia. Salah satu
strategi untuk memenuhi permin- taan pasar, baik dalam negeri maupun luar negeri, adalah
dengan jalan peningkatan hasil buah tomat, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Untuk mencapai peningkatan tersebut upaya yang dapat ditempuh di antaranya adalah
pemilihan bibit unggul, pengaturan pola tanam, pengendalian hama dan penyakit dan
pemupukan. Pemupukan merupa-kan salah satu faktor yang penting untuk dianjurkan, karena
pemupukan berarti dapat meningkatkan produktivitas serta kesuburan lahan (Hakim et al.,
1986).
Pupuk (organik dan anorganik) adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk
mening- katkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Beberapa jenis pupuk organik yang sering
digunakan dalam pertanian antara lain adalah pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos.
Pupuk organik memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan penggunaan pupuk
anorganik. Pupuk organik selain menambah hara yang lengkap pada tanaman dapat pula
memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, dengan memperbaiki struktur tanah,
meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK), menambah kemampuan tanah menahan air
serta meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah. Pada beberapa tanah masam pupuk
organik dapat meningkatkan pH tanah (menetralkan dengan membentuk kompleks
Anorganik). Selain itu, pupuk organik tidak menim-bulkan polusi bagi tanah khususnya dan
lingkungan umumnya.
Salah satu jenis pupuk organik yang dapat diberikan adalah dengan memanfaatkan sisa-
sisa tanaman atau limbah pertanian, di antaranya adalah eceng gondok, alang-alang, serbuk
gergaji dan kotoran sapi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Diatas Dapat Dirumuskan Suatu Masalah Yaitu
Bagaimanakah Pengaruh Beberapa Macam Bokashi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Tanaman Tomat (Lycopersicon Esculentum Mill.) Di Polybag ?
1.3 Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Jambi
di Desa Mendalo Darat Kecamatan Jambi Luar Kota pada ketinggian tempat lebih-kurang 35
11. m di atas permukaan laut dengan jenis tanah Ultisol. Penelitian ini dilaksananakan
menggunakan rancangan acak lengkap satu faktor (perlakuan). Perlakuan yang dicobakan
adalah pemberian beberapa jenis bokashi yang terdiri dari tanpa pemberian bokashi (S0),
bokashi alang-alang (S1), bokashi serbuk gergaji (S2), bokashi eceng gondok (S3) bokashi
kotoran sapi (S4). Dosis bokashi yang diberikan sama yaitu 20 ton ha-1 atau 500 g per
polybag. Masing-masing perlakuan di ulang 4 kali sehingga diperoleh 20 unit percobaan.
Jumlah tanaman tiap unit adalah 5 tanaman sehingga jumlah tanaman seluruhnya ada- ah 100
Tanaman. Parameter yang diamati adalah waktu munculnya bunga pertama, jumlah buah
pertanaman, bobot buah per tanaman dan bobot brangkasan kering.
1.4 Temuan
Pemberian bokashi kotoran sapi dapat mening- katkan bobot brangkasan tanaman,
diikuti oleh bokashi eceng gondok, walau menurut uji DNMRT pemberian bokashi kotoran
sapi tidak berbeda nyata dengan pemberian bokashi lainnya. Bokashi kotoran sapi lebih
banyak menghasilkan unsur hara dan mikroorganisme yang dibutuhkan tanaman
dibandingkan dengan bokashi lainnya. Ini dapat dilihat dari dominasi penggaruh bokashi
kotoran sapi terhadap semua parameter yang diamati.
1.5 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh pemberian beberapa
macam bo-kashi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemberian beberapa macam bokashi berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman tomat.
2. Bokashi pupuk kandang sapi memberikan hasil terbaik
1.6 Komentar