1. Keluarga Nabi memiliki hak-hak yang wajib diperhatikan seperti menerima seperlima ghanimah dan fa'i, serta disuruh bershalawat kepada mereka bersama Nabi.
2. Amal seseorang tidak akan bermanfaat tanpa mengenal hak-hak keluarga Nabi.
3. Salah satu cara bershalawat yang disunnahkan adalah dengan menyebut "Allahumma Shalli 'Ala Muhammad wa Ali Muhammad".
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Bahaya Fahaman Wahabi
1. Jom Hafal Hadis (5)
Jom Hafal Hadis (4)
Bahaya Fahaman Wahabi
Kesaksian Iblis
Ulama yang Celaka
Kisah Malik Bin Dinar
Jom Hafal Hadis(3)
BAHAYA FITNAH
Jom hafal Hadis (2)
Kisah Kesabaran Nabi I…
Jom hafal hadis ( hadis 1)
Haiwan haiwan yang di j…
Kisah Nabi Luth Alaihi S…
Cinta dan Sayang Ahlul …
Menurut Ibnu Taimiyyah, keluarga (ahlu bayt) Rasulullah
ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ mempunyai hak-hak yang wajib
diperhatikan. Sesungguhnya Allah swt memberi hak
kepada mereka untuk memperoleh seperlima dari harta
rampasan perang dan harta fa’i (harta rampasan yang
didapat tanpa perang). Serta menyuruh bershalawat
kepada mereka di samping bershalawat kepada
Rasululullah ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ. Bagi setiap kaum
muslimin diharuskan untuk mengetahui dan melaksanakan
hak-hak ahlu bayt Rasulullah ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ. Dan
bagi mereka yang tidak mengenal hak-hak ahlu bayt, akan
sia-sia saja amal perbuatan mereka di dunia ini.
Rasulullah ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ bersabda :
, ﻣﻨﺎﻓﻖ إﻣﺎ : ﺛﻼث ﻹﺣﺪى ﻓﻬﻮ اﻷﻧﺼﺎر و ﻋﺘﺮﺗﻲ ﺣﻖ ﻳﻌﺮف ﻻ ﻣﻦ
ﻃﻬﺮ ﻏﻴﺮ ﻋﻠﻰ أﻣﻪ ﺣﻤﻠﺘﻪ ﻳﻌﻨﻲ – ﻃﻬﻮر ﻟﻐﻴﺮ وإﻣﺎ , ﻟﺰﻧﻴﺔ وإﻣﺎ .
‘Siapa yang tidak mengenal hak ithrah (keturunan) ku dan
ansharnya, maka ia termasuk ke dalam salah satu di
antara tiga golongan : ‘munafiq, atau anak haram, atau anak dari hasil hubungan tidak suci –
yakni dikandung oleh ibunya dari hasil hubungan dalam keadaan haidh.[1]
Rasulullah ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ bersabda :
… ﺣﻘﻨﺎ ﺑﻤﻌﺮﻓﺔ إﻻ ﻋﻤﻠﻪ ﻋﺒﺪا ﻵﻳﻨﻔﻊ ﺑﻴﺪه ﻧﻔﺴﻲ واﻟﺬ
‘… Demi diriku yang berada dalam genggaman-Nya, tidaklah bermanfaat amal seorang hamba
kecuali ia mengenal hak kami (ahlu bayt)’.[2]
Keluarga Rasulullah ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ mempunyai hak-hak yang wajib diperhatikan.
Sesungguhnya Allah swt memberi hak kepada mereka untuk memperoleh seperlima dari
ghanimah (harta rampasan perang) dan harta fa’i (harta rampasan yang didapat tanpa perang),
serta memerintahkan bershalawat kepada mereka di samping bershalawat kepada Rasulullah
ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ. Mereka juga dilarang menerima sedekah, Allah swt mengharamkan sedekah
kepada mereka karena sedekah itu merupakan kotoran (harta) manusia. Allah swt juga
memerintahkan kepada ummatnya untuk mencintai keluarga Rasulullah 3].ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ]
Ahlu bayt Rasulullah adalah tempat yang bagi seorang mukmin wajib berpijak dengan kokoh
padanya dan berpegang kepada tali Allah swt.
Firman Allah dalam alquran berbunyi :
‘Sesungguhnya apa saja yang kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya
seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnu sabil‘.
[4]
Dalam kitab tafsir Fath al-Qadir dan Ibnu Katsir disebutkan pendapat yang mengatakan bahwa
khumus adalah untuk Allah, rasul, kerabat rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin, ibnu sabil.
Selain itu disebutkan pula pendapat yang mengatakan bahwa khumus tersebut dibagi enam, dan
bagian yang keenam untuk Ka’bah.
Dalam kitab Majma’ al-Bayan disebutkan bahwa khumus merupakan hak dari keluarga
Rasulullah, yaitu anak-anak yatim keluarga Muhammad, orang-orang miskin dari mereka, dan
ibnu sabil dari kalangan mereka. Hal tersebut sesuai dengan yang diriwayatkan oleh al-Thabari
dari Zainal Abidin Ali bin Husin, sesungguhnya khumus adalah hak kami. Yang dimaksud dalam
firman Allah dengan perkataan ‘anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnu sabil’, adalah
anak-anak yatim kami, orang-orang miskin dan ibnu sabil dari kalangan kami. Hal itu disebabkan
Cinta dan Sayang Ahlul Bayt ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ
Hak-hak Ahlul Bayt Nabi ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ
a. Hak menerima Ghanimah Dan Fa’i.
Dynamic Views theme. Powered by Blogger.
HomeSidebarSidebar
…Bayu Khatulistiwa Membawa Berita Gembira dan Peringa search
2. mereka telah diharamkan menerima sedekah yang merupakan daki/kotoran manusia, sebagai
gantinya yaitu khumus.
Menurut Syafii dan Hambali : “Harta rampasan perang itu, yaitu seperlima (khumus) dibagi ke
dalam lima bagian. Satu bagian adalah untuk rasul, dan dipergunakan untuk kemaslahatan dan
perbaikan umat Islam. Dan satu bagian diberikan untuk kerabat (keluarga), yaitu keluarga dari
keturunan Bani Hasyim, baik yang kaya maupun fakir, tak ada bedanya. Dan tiga bagian lainnya
dikeluarkan untuk anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnu sabil, baik mereka dari
keturunan Bani Hasyim maupun bukan.”
Menurut Hanafi : “Bagian untuk Rasulullah telah gugur dengan wafatnya. Kalau para kerabat
(famili), mereka seperti yang lain dari kalangan orang-orang fakir. Mereka diberi karena kefakiran
mereka, bukan karena mereka menjadi kerabat (famili) Rasulullah ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ.
Menurut Maliki : “Masalah khumus (seperlima) ini kembali atau diserahkan kepada imam
(pemimpin) agar dipergunakan untuk kemaslahatan umat.”
Firman Allah swt dalam alquran berbunyi :
‘Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang
beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya’.[5]
Imam Syafi’i dalam Musnadnya berkata : Ibrahim bin Muhammad telah memberitahukan kami
bahwa Safwan bin Sulaiman telah memberitahukan kami dari Abi Salmah dari ‘Abdurrahman dari
Abu Hurairah dia bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana kami bersalawat ke atas anda? Maka
Rasulullah ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ menjawab : katakanlah ‘Allahumma Salli ‘Ala Muhammad wa Ali
Muhammad‘.
Ibn Hajar dalam al-Sawa’iq ah-Muhriqah mencatat riwayat daripada Ka’ab bin Ijrah. Dia berkata:
ketika turun ayat ini, kami bertanya wahai Rasulullah! kami mengetahui bahwa kami
diperintahkan bershalawat kepadamu, tetapi kami tidak mengetahui bagaimana cara kami
bersalawat kepadamu? Maka Nabi ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ bersabda : ‘Katakanlah Allahumma Shalli
‘ala Muhammad wa Ali Muhammad‘.
Diriwayatkan dari al-Dailami, Rasulullah ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰbersabda :
ﺑﻴﺘﻪ واﻫﻞ ﻣﺤﻤﺪ ﻋﻠﻰ ﻰّﻳﺼﻠ ﻰّﺣﺘ ﻣﺤﺠﻮب اﻟﺪﻋﺎءTuesday, 20 February, 2018
‘Doa seseorang masih tertutup hijab sebelum ia mengucapkan shalawat untuk Muhammad dan
ahlu bayt nya’.
Dan diriwayatkan dari Nabi ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ, Beliau ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ bersabda :
اﻟﺒﺘﺮاء اﻟﺼﻼة ّﻋﻠﻲ ﺗﺼﻠﻮا ﻻ .
‘Janganlah kalian bersalawat ke atasku dengan salawat yang terputus.
Lalu mereka bertanya: Apakah salawat terputus itu? Beliau menjawab :
ﻣﺤﻤﺪ أل وﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﻋﻠﻰ ﺻﻠﻰ ّﻢاﻟﻠﻬ ﻗﻮﻟﻮا ﺑﻞ . وﺗﻤﺴﻜﻮن ﻣﺤﻤﺪ ﻋﻠﻰ ﻰّﺻﻠ ّﻢاﻟﻠﻬ : ﺗﻘﻮﻟﻮن .
Kalian berkata: Allahumma Salli ‘Ala Muhammad, kemudian kalian berhenti. Justeru itu katakan:
Allahumma Salli ala Muhammad wa ala Ali Muhammad.
Menyebut mereka (keluarga Nabi ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ) di dalam sholat dan bukan orang yang
selain daripada mereka adalah dalil yang terang betapa tingginya kedudukan mereka. Lantaran
itu tidak sah sholat seorang mukallaf baik dahulu ataupun sekarang tanpa mengucapkan
shalawat ke atas mereka Ahlu bayt.
Muhibbuddin al-Tabari di dalam Dzakhaa’ir al-’Uqba meriwayatkan dari Jabir dia berkata: Jika aku
sholat dan tidak berselawat ke atas Muhammad dan Ahlu Bayt nya, maka aku fikir sholatku tidak
diterima.
Imam Syafii dalam bait-bait syairnya mengatakan :
أﻧﺰﻟﻪ اﻟﻘﺮآن ﻓﻲ اﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﻓﺮض ﺣﺒﻜﻢ اﻟﻠﻪ رﺳﻮل ﺑﻴﺖ آل ﻳﺎ
ﻟﻪ ﺻﻼة ﻻ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻳﺼﻞ ﻟﻢ ﻣﻦ أﻧﻜﻢ اﻟﻔﺨﺮ ﻋﻈﻴﻢ ﻣﻦ ﻳﻜﻔﻴﻜﻢ
‘Wahai ahlu bayt Rasulullah ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ mencintaimu adalah suatu kewajiban yang Allah
turunkan dalam alquran’. Cukuplah kiranya menjadi kebanggaanmu bahwa sesungguhnya
tidaklah berguna shalat seseorang bila tidak membaca shalawat atasmu.
Qadhi ‘Iyad telah menyatakan di dalam al-Syifa’ dari Ibn Mas’ud secara marfu’: Siapa yang
mengerjakan sholat tanpa bershalawat kepadaku dan Ahlu Bayt ku, niscaya sholatnya tidak
diterima.
b. Hak menerima Shalawat.
Dynamic Views theme. Powered by Blogger.
3. Ahlu bayt Rasulullah ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ diharamkan menerima sedekah yang disebut sebagai
kotoran harta manusia. Dari Ibnu Abbas, Rasulullah ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ telah bersabda :
ﻣﺤﻤﺪ ﻵل وﻻ ﻟﻤﺤﻤﺪ ﺗﺤﻞ ﻻ وإﻧﻬﺎ , اﻟﻨﺎس أوﺳﺎخ ﻫﻰ إﻧﻤﺎ
‘Sesungguhnya sedekah itu berasal dari kotoran harta manusia dan ia tidak dihalalkan bagi
Muhammad dan keluarga Muhammad ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ
Tentang Hadis riwayat Muslim ini, Imam Nawawi memberikan penjelasan: ‘Kotoran manusia’
artinya ; zakat membersihkan harta dan jiwa mereka . Allah swt berfirman :
‘Ambillah zakat dari sebahagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka‘.
Zakat adalah pencuci kotoran. Ahlul-Bayt diharamkan menerima zakat untuk membersihkan
mereka dan meninggikan kedudukan mereka. Sabda Rasulullah ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ:
“Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, ahlul-bayt dan
mensucikan kamu sesuci-sucinya. Alasan inilah yang menyebabkan ahlu bayt Rasulullah ﺻﻠﻰ
ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ diharamkan menerima sedekah baik ketika beliau ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ masih hidup
maupun sesudah wafatnya.
Habib Alwi bin Tohir Al-Haddad dalam kitab Al-Qaul al-Fashlu berpendapat bahwa keharaman
menerima zakat bagi keluarga Rasulullah ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ disebabkan untuk membersihkan
kedudukan mereka dan mensucikan dzat mereka sebagai ahlul bayt, dikarena zakat merupakan
kotoran manusia yang dikeluarkan untuk membersihkan harta mereka.
Abdullah bin Nuh menulis, menurut madzhab Syafii, dalam keadaan bagaimanapun juga mereka
mutlak diharamkan menerima sedekah atau zakat. Akan tetapi sebagian ulama Syafiiyah
membolehkan keluarga Nabi ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ menerima sedekah atau zakat.
Ibnu Jarir al-Thabari menukil akan kebolehan Bani Hasyim menerima sedekah dari Imam Hanafi,
begitu pula dari Imam Malik dan sebagian ulama Syafiiyah. Menurut Abu Yusuf, sesungguhnya
mereka dihalalkan menerima sedekah dari mereka untuk mereka bukan dari yang lainnya .
Artinya keluarga Bani Hasyim dihalalkan menerima sedekah dari yang diberikan dari Bani Hasyim
juga. Jika keluarga Bani Hasyim menerima sedekah dari bukan Bani Hasyim maka hal itu tidak
dibolehkan. Begitu pula pendapat dari Zaid bin Ali, Abi Abbas dan Imamiyah.
Menurut Ibnu Hajar al-Asqolani : Menurut ulama Malikiyah terdapat empat pendapat :
membolehkan, melarang, membolehkan menerima sedekah sunnah dan melarang menerima
sedekah wajib (zakat), membolehkan menerima sedekah wajib dan melarang menerima sedekah
sunnah.
Adapun dalil yang menghalalkan pemberian sedekah dari Bani Hasyim ke Bani Hasyim,
sebagaimana yang diriwayatkan oleh al-Hakim :
Abbas bin Abdul Mutholib berkata : ‘Saya berkata kepada Rasulullah ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ : Wahai
Rasulullah, sesungguhnya engkau mengharamkan sedekah manusia untuk kami, apakah engkau
menghalalkan sedekah yang diberikan dari kami untuk kami ? Rasulullah ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ
berkata : Ya’. Dalam kitab fiqih Hanafiah Majma’ al-Anhar, berkata Imam Hanafi : Tidak mengapa
mencampuradukan semuanya (sedekah wajib dan sedekah sunnah) dan memberikannya kepada
mereka. Di lain riwayat Imam Hanafi berkata : Boleh memberikan zakat kepada mereka.
Sedangkan Imam Muhammad mengatakan mereka boleh menerima sedekah, dikarenakan
pengharaman untuk menerima sedekah kepada mereka hanya berlaku pada zaman Rasulullah
masih hidup. Dan dalam kitab Dar al-Muntaqo, beliau berpendapat bahwa Bani Hasyim boleh
menerima zakat pada zaman setelah Rasulullah ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ. Syeikh al-Islam Ibnu
Taimiyah menjelaskan : Bani Hasyim boleh menerima zakat yang dikeluarkan oleh Bani Hasyim.
Muhammad Abduh Yamani berkata : Jika keluarga Rasul ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ tidak boleh
menerima zakat dan dengan menerima sedekah atau zakat mereka berdosa, sebenarnya yang
berdosa itu adalah orang-orang kaya yang tidak peduli akan hak-hak keluarga Rasul اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ
ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ yang telah disebutkan dalam alquran dan ditetapkan dalam hadits-haditsnya.
c. Diharamkan menerima sedekah.
Dynamic Views theme. Powered by Blogger.
4. ‘Katakanlah, Hai Muhammad : Aku tidak minta upah (imbalan) apa pun atas hal itu (dakwah
risalah Islam) kecuali agar kalian mencintai keluargaku.[11]
Al-Maqrizi menafsirkan ayat ini, ‘Aku tidak minta imbalan apa pun atas kalian atas agama yang
kubawakan kepada kalian itu, kecuali agar kalian berkasih sayang kepada keluargaku.’
Hadis riwayat al-Tarmizi bahwa Rasulullah ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ bersabda : “Yang paling aku cintai
di antara ahlu-baytku adalah Al-Hasan dan Al-Husein.” Imam Muslim pernah meriwayatkan
sebuah hadits Rasulullah ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ mengenai Al-Hasan yang menyebut: “Ya Allah,
sesungguhnya aku mencintainya, maka cintailah dia, dan cintailah siapa yang mencintainya.”
Thabarani dan lain-lain mengetengahkan sebuah hadis yang bermaksud; “Belum sempurna
keimanan seorang hamba Allah sebelum kecintaannya kepadaku melebihi kecintaannya kepada
dirinya sendiri; sebelum kecintaannya kepada keturunanku melebihi kecintaannya kepada
keturunannya sendiri; sebelum kecintaannya kepada ahli-baytku melebihi kecintaannya kepada
keluarganya sendiri, dan sebelum kecintaannya kepada zatku melebihi kecintaannya kepada
zatnya sendiri .”
Diriwayatkan oleh Ahmad dan At-Tarmizi dari ‘Ali RA bahwa Rasulullah ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ
bersabda :”Barangsiapa mencintai kedua orang ini, yakni Hasan, Husein dan ayah serta ibunya,
maka ia bersama aku dalam derajatku di Hari Kiamat.” Ibnu ‘Abbas berkata bahwa Rasulullah
ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ pernah bersabda : “Cintailah Allah atas kenikmatan yang diberikan-Nya
kepadamu sekalian dan cintailah aku dengan mencintai Allah dan cintailah ahlul-bayt ku karena
mencintaiku” Al-Dailami meriwayatkan sebuah hadits dari ‘Ali bin Abi Thalib, Rasulullah اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ
ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ : “Di antara kalian yang paling mantap berjalan di atas sirath ialah yang paling besar
kecintaannya kepada ahlul-bayt ku dan para sahabatku.”
Rasulullah ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ bersabda :
, أﻧﻔﻘﻪ ﻓﻴﻤﺎ ﻣﺎﻟﻪ وﻋﻦ , اﺑﻼه ﻓﻴﻤﺎ ﺟﺴﺪه وﻋﻦ , أﻓﻨﺎه ﻓﻴﻤﺎ ﻋﻤﺮه ﻋﻦ : أرﺑﻊ ﻋﻦ ﻳﺴﺄل ﺣﺘﻰ ﻋﺒﺪ ﻗﺪﻣﺎ ﻻﺗﺰول
اﻟﺒﻴﺖ أﻫﻞ ﺣﺒﻨﺎ وﻋﻦ , اﻛﺘﺴﺒﻪ اﻳﻦ وﻣﻦ .
‘Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba Allah pada hari kiamat sebelum ia ditanya empat
jawaban : ‘Tentang usianya, untuk apa ia menghabiskannya, tentang tubuhnya, bagaimana ia
telah menggunakan tenaganya, tentang hartanya, untuk apa dibelanjakan dan dari mana ia
mendapatkannya, serta tentang kecintaannya kepada kami Ahlu Baiti’.
Dari dalil-dalil diatas, menuntut kita untuk menunjukkan sikap memuliakan, menghormati,
mengutamakan serta memaafkan kesalahan-kesalahan mereka yang didasari ketulusan. Dan
harus dii’tikadkan bahwa orang-orang fasik di antara mereka akan mendapat hidayah dari Allah
swt. Semua itu adalah karena kekerabatan mereka dengan Rasulullah ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ.
Sesungguhnya orang yang fasik di antara keluarga Nabi ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ, sekalipun
perbuatannya itu dibenci, namun mereka tetap harus dihormati karena adanya ikatan
kekerabatan mereka dengan Rasulullah ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ. Telah disebutkan dalam beberapa
hadits yang bersumber dari banyak jalan bahwa mereka itu diharamkan dari api neraka, seperti
yang diriwayatkan oleh al-Bazzar, Abu Ya’la, al-Uqaili, al-Thabrani dan Ibnu Syahin dalam al-
Sunnah dari Ibnu Mas’ud berkata bahwa Rasulullah ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ bersabda :
ِﺎرَاﻟﻨ ﻰََﻠﻋ ﺎَﻬَﺘﻳُرذ َو اﻟﻠﻪ ﺎَﻬَﻣﺮَﺤَﻓ , ﺎَﻬَﺟْﺮَﻓ ْﺖَﻨَﺼْﺣَا َﺔَﻤِﻃﺎَﻓ نِ إ
Sesungguhnya Fathimah telah menjaga kesuciannya, oleh karena itu Allah mengharamkan dia
dan keturunannya dari (sentuhan) api neraka.
Ibnu Jarir meriwayatkan dalam tafsirnya dari Ibnu Abbas mengenai firman Allah swt:
َﺎراﻟﻨ ِﻪِﺘْﻴَﺑ ِْﻞﻫَا ْﻦِﻣ ٌﺪَﺣَا َﻞِﺧْﺪُﻳَﻻ ْنَا ٍﺪﻤَﺤُﻣ ﻰَﺿِر ْﻦِﻣ : َلﺎَﻗ .ﻰَﺿْﺮَﺘَﻓ َﻚﺑَر َﻚْﻴِﻄْﻌُﻳ َفْﻮَﺴَﻟَو
Dan kelak Robbmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas”. Ia
berkata : Di antara kepuasan Muhammad ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ adalah agar tidak seorangpun dari
keluarganya (keturunannya) yang masuk ke dalam api neraka.
d. Diwajibkan untuk mencintai Keluarga Rasulullah ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ.Allah
swt berfirman :
Dynamic Views theme. Powered by Blogger.
5. Dari Imran bin Hushain, ia mengatakan bahwa Rasulullah ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ bersabda :
ﺎَﻬِْﻴﺎﻧَْﻄﻋَﺄَﻓ ِﻲﺘْﻴَﺑ ِْﻞﻫَا ْﻦِﻣ اًﺪَﺣَا َﺎراﻟﻨ َﻞِﺧْﺪُﻳَﻻ ْنَا ﻲﺑَر ُﺖْﻟَﺄَﺳ
Aku telah memohon kepada Robbku supaya tidak memasukkan seorang pun dari ahlul baytku
(keturunanku) ke dalam neraka, dan Dia (Allah swt) mengabulkan permohonanku.
Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud bahwa Rasulullah ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ bersabda :
َﺔﻨَﺠاﻟ ﺎَﻬَﺘﻳُرذَﺎوَﻬََﻠﺧْدَا اﻟﻠﻪ ِناَو, ﺎَﻬَﺟْﺮَﻓ ْﺖَﻨَﺼَﺣ َﺔَﻤِﻃﺎَﻓ نِ إ
Sesungguhnya Fathimah telah menjaga kesuciannya, karena itu Allah swt akan memasukkannya
bersama keturunannya ke dalam surga.
Pernah Rasulullah ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ berkata dalam khutbahnya : ‘Mengapa orang mengatakan
bahwa kekerabatanku tidak berguna di hari kiamat ?! Sesungguhnya kekerabatanku itu
tersambung baik di dunia maupun di akhirat’. Nabi ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ bersabda :
‘Semua sebab, nasab dan keturunan terputus pada hari kiamat kelak, kecuali sababku, nasabku
dan keturunan ku !.
Semua hadits yang menyebutkan manfaat kekerabatan dengan Rasulullahﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ di
atas tidaklah menafi’kan hadis-hadis lain yang menganjurkan ahlul bayt beliau agar takut dan taat
kepada Allah swt, dan bahwa yang dekat dengan beliau pada hari kiamat kelak hanyalah dengan
takwa dan bahwa beliau tidak berdaya apa-apa bagi mereka dari kekuasaan Allah swt. Seperti
yang disebutkan dalam hadits sahih, ketika turun firman Allah swt dalam surat al-Syu’ara ayat
214 :
“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat”
Maka beliau mengundang para kerabatnya, setelah berkumpul beliau mengatakan kepada
mereka supaya mereka menolong diri mereka masing-masing dari ancaman api neraka, hingga
akhirnya beliau berkata : ‘Wahai Fathimah binti Muhammad, wahai Shafiyah binti Abdul Muthalib,
wahai Bani Abdul Muthalib, aku tidak memiliki apa-apa untuk kalian terhadap kekuasaan Allah,
hanya saja kalian mempunyai hak kekerabatan yang mana akan aku sambungkan dengannya’.
Selanjutnya seperti hadits yang diriwayatkan oleh Abu Syaikh, Rasulullah ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ
bersabda :
‘Wahai Bani Hasyim, janganlah sampai orang-orang datang di hari kiamat kelak dengan
membawa amal akhirat di pundak mereka, sedangkan kalian datang sambil memikul dunia di
pundak kalian. Kalian tidaklah berdaya apa-apa terhadap kekuasaan Allah.
Diriwayatkan oleh al-Thabari bahwa Nabi ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ tidaklah memiliki upaya apa-apa,
baik kemanfaatan maupun kemudharatan, tetapi Allah swt memberikan kepadanya kemanfaatan
untuk sanak kerabatnya, bahkan untuk seluruh umatnya, yaitu dengan syafa’at umum dan
khusus. Jadi, beliau tidak mempunyai hak apa-apa kecuali apa yang sudah dan akan diberikan
Allah swt kepadanya, seperti ucapan beliau ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ : ‘Tetapi kamu mempunyai ikatan
kekerabatan yang akan aku hubungkan dengannya’. Demikian pula dengan makna ucapan beliau
: ‘Aku tidaklah berdaya apa-apa bagi kalian di hadapan kekuasaan Allah, selain dari kemurahan
Allah yang diberikan kepadaku (seperti syafa’at atau maghfirah dan lainnya)’.
Beliau mengucapkan kata-kata itu kepada sanak kerabatnya adalah untuk memelihara maqam
takhwif dan mendorong agar berbuat amal kebajikan serta menginginkan mereka menjadi
manusia-manusia utama dan paling banyak bagiannya dalam hal ketaqwaan dan ketakutan
kepada Allah swt. Kemudian beliau memberi ketenangan dengan mengingatkan mereka akan
hak kekerabatan mereka dengan Rasulullah ﺳﻠﻢ و ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ
Posted 1 week ago by Jiwa Khatulistiwa
0 Add a comment
Dynamic Views theme. Powered by Blogger.