SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
1
As-Sakînah1
Dalam beberapa perhelatan, utamanya walîmatul ‘ursy, kita sering
mendengar kata ‘sakînah’, yang selalu dikaitkan dengan kata mawaddah dan
rahmah, yang oleh para penceramah diterjemahkan dengan ‘ketenangan’,
yang terkait dengan cinta dan kasih-sayang.
Sakînah (ketenangan) adalah sebuah ‘keadaan’, yang dalam istilah
tasawuf disebut dengan sebutan hâl (jamaknya: ahwâl). Keadaan ini
termasuk tempat persinggahan yang bersifat pemberian, dan bukan sesuatu
yang didapat atau sebagai akibat dari sebuah pencarian dan usaha.
Allah telah menyebutkan kata sakînah ini di enam tempat dalam
Kitab-Nya, yaitu:
َ
َ
‫ال‬
َ
‫ق‬َ‫و‬ََ‫م‬ُ‫ه‬
َ
‫ل‬ََ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ّي‬ِ‫ب‬
َ
‫ن‬ََ
ّ
‫ن‬ِ‫إ‬ََ
َ
‫ة‬َ‫آي‬ََِ‫ه‬ِ‫ك‬‫ل‬ُ‫م‬َ‫ن‬
َ
‫أ‬ََُ‫م‬
ُ
‫ك‬َ‫ّي‬ِ‫ت‬‫أ‬َ‫ي‬ََ
ُ
‫وت‬ُ‫اب‬ّ‫اّتل‬ََِ‫ه‬‫ّي‬ِ‫ف‬ََ‫ة‬
َ
‫ّين‬ِ‫ك‬َ‫س‬َ‫ن‬
ّ
ِ‫م‬َ
َ
ُ
‫ك‬ّ
ِ‫ب‬ّ‫ّر‬َ‫م‬ََ‫ة‬ّ‫ّي‬ِ‫ق‬َ‫ب‬َ‫و‬َ‫ا‬ّ‫ّم‬
ّ
ِ‫م‬َََ‫ك‬َ‫ر‬
َ
‫ت‬ََ
ُ
‫آل‬ََ‫ى‬ َ
‫وس‬ُ‫م‬ََ
ُ
‫آل‬َ‫و‬ََ
َ
‫ون‬ُ‫اّر‬
َ
‫ه‬ََ
ُ
‫ه‬
ُ
‫ل‬ِ‫ّم‬
َ
‫َت‬ََ
ُ
‫ة‬
َ
‫ك‬ِ‫ئ‬
َ
‫َل‬َ‫ّم‬‫ال‬َۚ
ّ
‫ن‬ِ‫إ‬َ
َ ِ‫ف‬ََ
َ
‫ذ‬‫ى‬َٰ
َ
‫ك‬ِ‫ل‬ََ‫ة‬َ‫ي‬
َ
‫َل‬ََ‫م‬
ُ
‫ك‬
ّ
‫ّل‬َ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫م‬ُ‫نت‬
ُ
‫ك‬َََ‫ي‬ِ‫ن‬ِ‫م‬‫ؤ‬
ُ
‫م‬َ
"Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya tanda ia akan
menjadi Raja, ialah kembalinya tabut2
kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan
dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut
itu dibawa malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu,
jika kamu orang yang beriman." (QS al-Baqarah/2: 248),
َّ‫م‬
ُ
‫ث‬ََ
َ
‫ل‬َ‫نز‬
َ
‫أ‬ََُ ّ
‫اّلل‬ََ
ُ
‫ه‬َ‫ت‬
َ
‫ّين‬ِ‫ك‬َ‫س‬ََ‫ى‬ َ َ‫َع‬ََِ ِ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ّر‬ََ
َ َ‫َع‬َ‫و‬َََ‫ي‬ِ‫ن‬ِ‫م‬‫ؤ‬ُ‫ّم‬‫ال‬ََ
َ
‫ل‬َ‫نز‬
َ
‫أ‬َ‫و‬َ‫ا‬‫ود‬ُ‫ن‬ُ‫ج‬ََ‫م‬
ّ
‫ّل‬َ
‫ا‬
َ
‫ه‬‫و‬َ‫ر‬
َ
‫ت‬َََ‫ب‬
ّ
‫ّذ‬َ‫ع‬َ‫و‬َََ‫ين‬ِ
ّ
‫اَّل‬َ‫وا‬ُ‫ر‬
َ
‫ف‬
َ
‫ك‬َۚ
َ
‫ذ‬َ‫و‬‫ى‬َٰ
َ
‫ك‬ِ‫ل‬ََُ‫اء‬َ‫ز‬َ‫ج‬َََ‫ين‬ِ‫ر‬ِ‫ف‬
َ
‫َك‬‫اّل‬َ
"Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada RasulNya dan kepada orang-
orang yang beriman, dan Allah menurunkan bala tentara yang kamu tiada
melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang- orang yang kafir, dan
demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir. (QS at-Taubah/9: 26),
1
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Madârijus Sâlikîn, juz II, hal. 502.
2
Tabut. ialah: “peti tempat menyimpan Taurat yang membawa ketenangan
bagi mereka.”
2
َ
ّ
‫ّل‬ِ‫إ‬ََُ‫وه‬ُ ُ‫نُص‬
َ
‫ت‬ََ‫د‬
َ
‫ق‬
َ
‫ف‬ََُ‫ه‬َ َ‫ُص‬
َ
‫ن‬ََُ ّ
‫اّلل‬ََ‫ذ‬ِ‫إ‬ََ
ُ
‫ه‬َ‫ج‬َ‫ر‬‫خ‬
َ
‫أ‬َََ‫ين‬ِ
ّ
‫اَّل‬َ‫وا‬ُ‫ر‬
َ
‫ف‬
َ
‫ك‬َََ ِ‫ان‬
َ
‫ث‬ََِ‫ي‬
َ
‫ن‬‫اث‬ََ‫ذ‬ِ‫إ‬َ
‫ا‬َ‫ّم‬
ُ
‫ه‬ََ ِ‫ف‬ََِ‫اّر‬
َ
‫غ‬‫اّل‬ََ‫ذ‬ِ‫إ‬ََ
ُ
‫ول‬
ُ
‫ق‬
َ
‫ي‬ََِ‫ه‬ِ‫ب‬ِ‫اح‬ َ‫ص‬ِ‫ل‬ََ
َ
‫ّل‬ََ‫ن‬َ‫ز‬
َ
‫َت‬ََ
ّ
‫ن‬ِ‫إ‬َََ ّ
‫اّلل‬َ‫ا‬
َ
‫ن‬َ‫ع‬َ‫م‬َۖ
َ
‫ل‬َ‫نز‬
َ
‫أ‬
َ
‫ف‬ََُ ّ
‫اّلل‬َ
َ
ُ
‫ه‬َ‫ت‬
َ
‫ّين‬ِ‫ك‬َ‫س‬ََ
َ
‫ل‬َ‫ع‬َِ‫ه‬‫ّي‬ََُ‫ه‬
َ
‫د‬ّ‫ي‬
َ
‫أ‬َ‫و‬ََ‫ود‬ُ‫ن‬ُ
ِ‫ِب‬ََ‫م‬
ّ
‫ّل‬َ‫ا‬
َ
‫ه‬‫و‬َ‫ر‬
َ
‫ت‬ََ
َ
‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬َ‫و‬ََ
َ
‫ة‬َ‫ّم‬ِ
َ
‫َك‬َََ‫ين‬ِ
ّ
‫اَّل‬َ‫وا‬ُ‫ر‬
َ
‫ف‬
َ
‫ك‬َ
َ‫ى‬
َ
‫ل‬‫ف‬ ُ‫الّس‬َۗ
ُ
‫ة‬َ‫ّم‬ِ
َ
‫َك‬َ‫و‬ََِ
ّ
‫اّلل‬َََ ِ‫ه‬َ‫ا‬َ‫ّي‬‫ل‬ُ‫ع‬‫اّل‬َُۗ ّ
‫اّلل‬َ‫و‬ََ‫يز‬ِ‫ز‬َ‫ع‬ََ‫ّيم‬ِ‫ك‬َ‫ح‬َ
“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) Maka Sesungguhnya Allah telah
menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya
(dari Mekah) sedang Dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada
dalam gua, di waktu Dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita,
Sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada
(Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan
Al-Quran menjadikan orang-orang kafir Itulah yang rendah. dan kalimat Allah
Itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana3
." (QS at-Taubah/9:
40).
ََ‫و‬
ُ
‫ه‬َ‫ي‬ِ
ّ
‫اَّل‬ََ
َ
‫ل‬َ‫نز‬
َ
‫أ‬ََ
َ
‫ة‬
َ
‫ّين‬ِ‫ك‬ ّ‫الّس‬ََ ِ‫ف‬ََِ‫وب‬
ُ
‫ل‬
ُ
‫ق‬َََ‫ي‬ِ‫ن‬ِ‫م‬‫ؤ‬ُ‫ّم‬‫ال‬َ‫وا‬
ُ
‫اد‬
َ
‫د‬ َ‫َي‬ِ‫ّل‬َ‫ا‬‫ان‬َ‫يّم‬ِ‫إ‬َََ‫ع‬
ّ
‫م‬َ
َ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫يّم‬ِ‫إ‬َِۗ
ّ
ِ‫ّلل‬َ‫و‬ََ
ُ
‫ود‬ُ‫ن‬ُ‫ج‬ََِ‫ات‬َ‫او‬َ‫ّم‬ ّ‫الّس‬ََ ِ‫ض‬‫ّر‬
َ
‫اْل‬َ‫و‬َۚ
َ
‫ن‬
َ
‫َك‬َ‫و‬ََُ ّ
‫اّلل‬َ‫ا‬‫ّيّم‬ِ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ّي‬ِ‫ك‬َ‫ح‬‫ا‬‫ّم‬َ
“Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin
supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada).
dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi4
dan adalah Allah Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS al-Fath/48: 4).
َ‫د‬
َ
‫ق‬
ّ
‫ّل‬َََ ِ‫ض‬َ‫ّر‬ََُ ّ
‫اّلل‬ََِ‫ن‬َ‫ع‬َََ‫ي‬ِ‫ن‬ِ‫م‬‫ؤ‬ُ‫ّم‬‫ال‬ََ‫ذ‬ِ‫إ‬ََ
َ
‫ك‬
َ
‫ون‬ُ‫ع‬ِ‫اي‬َ‫ب‬
ُ
‫ي‬َََ‫ت‬
َ
‫َت‬ََِ‫ة‬َ‫ر‬َ‫ج‬
ّ
‫الّش‬َََ‫م‬ِ‫ل‬َ‫ع‬
َ
‫ف‬َ‫ا‬َ‫م‬ََ ِ‫ف‬َ
َ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫وب‬
ُ
‫ل‬
ُ
‫ق‬ََ
َ
‫ل‬َ‫نز‬
َ
‫أ‬
َ
‫ف‬ََ
َ
‫ة‬
َ
‫ّين‬ِ‫ك‬ ّ‫الّس‬ََ‫م‬ِ‫ه‬‫ّي‬
َ
‫ل‬َ‫ع‬ََ‫م‬ُ‫ه‬َ‫اب‬
َ
‫ث‬
َ
‫أ‬َ‫و‬َ‫ا‬‫ح‬‫ت‬
َ
‫ف‬َ‫ا‬‫يب‬ِ‫ر‬
َ
‫ق‬َ
"Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka
berjanji setia kepadamu di bawah pohon5
, maka Allah mengetahui apa yang ada
3
Maksudnya: orang-orang kafir telah sepakat hendak membunuh Nabi
SAW, Maka Allah s.w.t. memberitahukan maksud jahat orang-orang kafir itu kepada
Nabi SAW. karena itu Maka beliau keluar dengan ditemani oleh Abu Bakar dari
Mekah dalam perjalanannya ke Madinah beliau bersembunyi di suatu gua di bukit
Tsur.
4
Yang dimaksud dengan tentara langit dan bumi ialah penolong yang
dijadikan Allah untuk orang-orang mukmin seperti malaikat-malaikat, binatang-
binatang, angin taufan dan sebagainya,
5
Pada bulan Zulkaidah tahun keenam Hijriyyah Nabi Muhammad s.a.w.
3
dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi Balasan
kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya)6
." (QS al-Fath/48: 18).
َ‫ذ‬ِ‫إ‬ََ
َ
‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬َََ‫ين‬ِ
ّ
‫اَّل‬َ‫وا‬ُ‫ر‬
َ
‫ف‬
َ
‫ك‬ََ ِ‫ف‬ََُ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫وب‬
ُ
‫ل‬
ُ
‫ق‬ََ
َ
‫ة‬ّ‫ّي‬ِ‫ّم‬َ‫اْل‬ََ
َ
‫ة‬ّ‫ّي‬ِ
َ
‫َح‬ََِ‫ة‬ّ‫ّي‬ِ‫ل‬ِ‫ه‬‫ا‬َ‫اْل‬ََ
َ
‫ل‬َ‫نز‬
َ
‫أ‬
َ
‫ف‬ََُ ّ
‫اّلل‬َ
ََ‫س‬َ
ُ
‫ه‬َ‫ت‬
َ
‫ّين‬ِ‫ك‬ََ‫ى‬ َ َ‫َع‬ََِ ِ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ّر‬ََ
َ َ‫َع‬َ‫و‬َََ‫ي‬ِ‫ن‬ِ‫م‬‫ؤ‬ُ‫ّم‬‫ال‬ََ‫م‬ُ‫ه‬َ‫م‬َ‫ز‬‫ل‬
َ
‫أ‬َ‫و‬ََ
َ
‫ة‬َ‫ّم‬ِ
َ
‫َك‬ََ‫ى‬‫ى‬َ‫و‬‫ق‬ّ‫اّتل‬َ‫وا‬
ُ
‫ن‬
َ
‫َك‬َ‫و‬ََّ‫ق‬َ‫ح‬
َ
‫أ‬َ
‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ب‬َ‫ا‬َ‫ه‬
َ
‫ل‬‫ه‬
َ
‫أ‬َ‫و‬َۚ
َ
‫ن‬
َ
‫َك‬َ‫و‬ََُ ّ
‫اّلل‬ََ
ّ
ِ‫ل‬
ُ
‫ك‬ِ‫ب‬ََ‫ء‬
َ
‫َش‬َ‫ا‬‫ّيّم‬ِ‫ل‬َ‫ع‬َ
"Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu)
kesombongan Jahiliyah, lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan
kepada orang-orang Mukmin dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat takwa."
(QS al-Fath/48: 26).
Jika Syaikhul-Islam -- Ibnu Taimiyah -- menghadapi masalah yang
berat, maka dia membaca ayat-ayat yang di dalamnya terkandung
ketenangan. Saya sendiri pernah mencoba membaca ayat-ayat ini untuk
mengenyahkan kegundahan di dalam hati. Maka saya bisa merasakan
pengaruhnya yang amat besar dalam mendatangkan ketenangan.
Makna sakinah adalah ketenangan dan thuma'ninah yang diturunkan
Allah ke dalam hati hamba-Nya ketika mengalami keguncangan
dan kegelisahan karena ketakutan yang mencekam. Setelah itu dia tidak lagi
merasakannya, karena ketakutan itu sudah disingkirkan, sehingga
menambah imannya, kekuatan keyakinan dan keteguhan hatinya. Karena itu
Allah mengabarkan ketenangan yang diturunkan-Nya kepada
Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam dan kepada orang-orang yang
beserta pengikut-pengikutnya hendak mengunjungi Mekkah untuk melakukan
'umrah dan melihat keluarga-keluarga mereka yang telah lama ditinggalkan. Sesampai
di Hudaibiyah beliau berhenti dan mengutus Utsman bin Affan lebih dahulu ke
Mekah untuk menyampaikan maksud kedatangan beliau dan kamu muslimin.
mereka menanti-nanti kembalinya Utsman, tetapi tidak juga datang karena Utsman
ditahan oleh kaum musyrikin kemudian tersiar lagi kabar bahwa Utsman telah
dibunuh. karena itu Nabi menganjurkan agar kamu muslimin melakukan bai'ah (janji
setia) kepada beliau. merekapun Mengadakan janji setia kepada Nabi dan mereka
akan memerangi kamu Quraisy bersama Nabi sampai kemenangan tercapai.
Perjanjian setia ini telah diridhai Allah sebagaimana tersebut dalam ayat 18 surat ini,
karena itu disebut Bai'atur Ridwan. Bai'atur Ridwan ini menggetarkan kaum
musyrikin, sehingga mereka melepaskan Utsman dan mengirim utusan untuk
Mengadakan Perjanjian damai dengan kaum muslimin. Perjanjian ini terkenal
dengan Shulhul Hudaibiyah.
6
Yang dimaksud dengan kemenangan yang dekat ialah kemenangan kaum
muslimin pada perang Khaibar.
4
beriman ketika mereka dalam keadaan cemas dan gelisah, seperti saat hij
rah, yaitu ketika beliau dan Abu Bakar bersembunyi di dalam gua, sementara
musuh-musuh beliau ada di atas kepala. Andaikan di antara mereka ada
yang melongok ke bawah, tentulah mereka akan melihat beliau dan Abu
Bakar. Begitu pula pada saat perang Hunain, karena pasukan Muslimin
melarikan diri setelah mendapatkan gempuran serangan musuh. Sebagian di
antara mereka tidak mempedulikan nasib sebagian yang lain. Begitu pula
saat perjanjian Hudaibiyah, ketika hati mereka dirasuki perasaan cemas dan
gelisah atas sikap orang-orang kafir, yang memaksakan syarat-syarat
perjanjian yang harus diterima orang-orang Muslim.
Abdullah bin Abbas Radhiyallâhu ‘Anhumâ berkata, "Setiap sakînah
yang disebutkan di dalam al-Qur'an berarti thuma'ninah atau ketenangan,
kecuali yang disebutkan di dalam QS al-Baqarah.7
Al-Harawi -- dalam kitab Manâzilus-Sâirîn – berkata: "Sakînah
merupakan istilah untuk tiga perkara”:8
1. Sakînah Bani Israel yang dimasukkan ke dalam Tabut. Ada perbedaan
pendapat, apakah sakinah ini berupa jenis ataukah makna. Kalaupun
jenis, bagaimana sifatnya? Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib,
jenisnya berupa angin yang bertiup kencang, memiliki wajah seperti
wajah manusia. Diriwayatkan dari Mujahid, bahwa rupanya seperti
kucing yang mempunyai dua sayap dan mata yang berkilauan.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, jenisnya berupa baskom yang terbuat
dari emas surga, yang digunakan untuk mencuci hati para nabi. Jika
sakinah ini diartikan makna, maka artinya ketenangan. Taruklah
bahwa maknanya adalah yang pertama, maka sakinah di sini adalah
Tabut itu sendiri.
2. Sakînah yang disampaikan kepada orang yang sedang dibicarakan,
bukan termasuk sesuatu yang bisa dicari dan dimiliki, tetapi
merupakan anugerah dari Allah, yang diturunkan ke lisan orang yang
benar, seperti wahyu yang diturunkan ke dalam hati para nabi. Jika
sakinah ini turun ke dalam hati seseorang, maka dia menjadi tenang,
tunduk dan pasrah, lisannya tidak mengatakan kecuali yang baik,
seakan ada penghalang antara lisan itu dan perkataan-perkataan kotor
dan kebatilan. Abdullah bin Abbas Radhiyallîhu ‘Anhumâ berkata,
"Kami saling membicarakan bahwa sakinah ini turun ke lisan Umar
dan hatinya, lalu dia menyampaikannya."
3. Sakînah yang turun ke dalam hati Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa
Sallam dan hati orang-orang yang beriman. Sakînah ini merupakan
sesuatu yang mampu menghimpun kekuatan dan ruh, menenangkan
orang yang tadinya dicekam rasa takut, menghibur hati yang sedih
7
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Madârijus …, hal. 503.
8
Ibid., hal. 504-505.
5
dan gelisah serta menenangkan orang yang durhaka, lancang dan
enggan.
Syaikh -- al-Harawi -- menyebutkan bahwa sesuatu yang diturunkan
Allah ke dalam hati Rasul-Nya dan hamba-hamba-Nya yang
Mukmin, mencakup tiga makna: Cahaya, kekuatan dan ruh, yang
menghasilkan tiga buah: Ketenangan orang yang takut, kegembiraan
orang yang sedih dan ketenangan orang yang durhaka, lancang dan
enggan. Dengan ruh sakinah ini ada kehidupan hati. Dengan
cahayanya hati menjadi bersinar, dan dengan kekuatannya ada
keteguhan dan hasrat. Dengan cahaya, seorang hamba bisa
menyingkap bukti-bukti iman, hakikat keyakinan, bisa mem-bedakan
antara yang haq dan batil, petunjuk dan kesesatan, keraguan dan
keyakinan. Dengan kehidupan, menghasilkan kesadaran, pemikiran
dan membuatnya waspada terhadap kelalaian. Dengan kekuatan,
menghasilkan kelurusan, kejujuran dan ma'rifah yang benar,
penguasaan jiwa dan membebaskannya dari aib dan kekurangan.
Karena itu sakinah ini bisa menambah keimanan yang sudah ada.
Ketenangan kewibawaan yang diturunkan Allah sebagai sifat orang
yang memilikinya, merupakan cahaya dari sakinah yang ketiga ini dan
merupakan buahnya.
Menurut al-Harawi, ada tiga derajat sakînah,9
yaitu:
1. Sakînah kekhusyu'an saat melaksanakan pengabdian, berupa
memenuhi hak, mengagungkan dan menghadirkan hati. Yang
dimaksudkan adalah ketenangan, kewibawaan dan kekhusyu'an yang
diperoleh pelakunya karena berbuat kebajikan.
Allah berfirman,
َ‫م‬
َ
‫ل‬
َ
‫أ‬ََِ‫ن‬‫أ‬َ‫ي‬ََِ
ّ
‫ّل‬ِ‫ل‬ََ‫ين‬َ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫آم‬َ‫ن‬
َ
‫أ‬َََ‫ع‬
َ
‫ّش‬
َ
‫َت‬ََ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫وب‬
ُ
‫ل‬
ُ
‫ق‬ََِ‫ر‬‫ك‬ِ ِ‫َّل‬ََِ
ّ
‫اّلل‬َ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ََ
َ
‫ل‬َ‫ز‬
َ
‫ن‬َََ‫ن‬ِ‫م‬َ
َّ
ِ‫ق‬َ‫اْل‬ََ
َ
‫ّل‬َ‫و‬َ‫وا‬
ُ
‫ون‬
ُ
‫ك‬َ‫ي‬َََ‫ين‬ِ
ّ
‫َّل‬
َ
‫َك‬َ‫وا‬
ُ
‫وت‬
ُ
‫أ‬َََ‫اب‬َ‫ت‬ِ‫ك‬‫اّل‬َ‫ن‬ِ‫م‬ََ
ُ
‫ل‬‫ب‬
َ
‫ق‬ََ
َ
‫ال‬ َ‫ط‬
َ
‫ف‬ََُ‫م‬ِ‫ه‬‫ّي‬
َ
‫ل‬َ‫ع‬َ
َُ‫د‬َ‫م‬
َ
‫اْل‬ََ‫ت‬ َ‫ّس‬
َ
‫ق‬
َ
‫ف‬ََ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫وب‬
ُ
‫ل‬
ُ
‫ق‬َۖ‫ي‬ِ‫ث‬
َ
‫ك‬َ‫و‬ََ‫م‬ُ‫ه‬‫ن‬
ّ
ِ‫م‬ََ
َ
‫ون‬
ُ
‫ق‬ِ‫اس‬
َ
‫ف‬َ
"Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk
hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun
(kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya
telah diturunkan Al kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang
panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. dan kebanyakan di
antara mereka adalah orang-orang yang fasik." (QS al-Hadîd/57: 16).
9
Ibid., hal. 506-507.
6
Karena iman mengharuskan munculnya kekhusyu'an dan memang
iman itu menyeru kepada kekhusyu'an, maka Allah menyeru mereka
dari kedudukan iman ke kedudukan kebajikan. Dengan kata lain
Allah befirman, "Belumkah tiba saatnya bagi mereka untuk mencapai
kebajikan dengan iman?" Untuk mewujudkannya ialah dengan
kekhusyu'an mereka saat mengingat apa yang diturunkan Allah
kepada mereka.
Memenuhi hak artinya memenuhi hak pengabdian, yang zhahir
maupun batin. Pengagungan pengabdian mengikuti pengagungan
terhadap Allah yang disembah. Seberapa jauh pengagungan kepada
Allah bersemayam di dalam hati hamba, maka sejauh itu pula
pengagungannya terhadap pengabdian kepada-Nya. Menghadirkan
hati ialah saat menyaksikan Allah yang disembah, seakan-akan dia
benar-benar dapat melihat-Nya.
2. Sakînah saat bermu'amalah, dengan menghisab diri, lemah lembut
terhadap makhluk dan memperhatikan hak Allah. Derajat inilah yang
biasa digeluti orang-orang sufi dan yang menjadi ciri mereka dalam
bermu'amalah dengan Allah serta dengan makhluk, yang bisa
diperoleh dengan tiga perkara:
a. Menghisab (mengevaluasi) diri, sehingga dapat diketahui apa
yang menjadi bagiannya dan apa kewajibannya. Kebersihan dan
kesuciannya tergantung dari hisab ini. Al-Hasan berkata, "Demi
Allah, engkau tidak melihat seorang yang berimanan melainkan
dia berdiri di hadapan diri sendiri seraya bertanya, "Apa yang
kamu kehendaki dari kata ini? Apa yang kamu kehendaki dari
sesuap makanan? Apa yang kamu kehendaki dengan masuk atau
keluar dari suatu tempat?"
Dengan hisab ini dia bisa mengetahui aib dan kekurangannya, lalu
memungkinkan untuk membenahinya.
b. Lemah lembut terhadap makhluk, sesuai dengan kelaziman dalam
bermu'amalah dengan mereka, tidak memperlakukan mereka
dengan keras dan kaku, karena cara ini justru membuat mereka
lari menghindar, merusak hati dan hubungan dengan Allah serta
membuang-buang waktu. Tidak ada yang lebih bermanfaat dalam
bermu'amalah dengan manusia kecuali dengan lemah lembut. Hal
ini harus diterapkan kepada orang asing, sehingga bisa merebut
hati dan cintanya, atau terhadap sahabat dan kekasih, untuk
menjaga kelangsungan hubungan dan kasih sayang, atau terhadap
musuh dan orang yang membenci, untuk memadamkan
kekerasannya dan menghentikan kejahatannya.
7
c. Memperhatikan hak Allah. Hal ini bisa mendatangkan kebaikan
dan kemaslahatan di dunia maupun di akhirat. Dua tingkatan di
atas tidak dianggap benar kecuali dengan memenuhi hak Allah.
3. Sakînah yang menguatkan keridhaan terhadap bagian dirinya,
mencegah dari pembualan dan menempatkan orang yang
memilikinya pada batasan ‘ubudiyah. Sakînah ini tidak – begitu saja –
‘turun’ (didapatkan), kecuali ke dalam hati para nabi atau wali Allah.
Orang yang memiliki sakînah ini harus ridha kepada bagiannya dan
tidak menoleh ke bagian yang diterima orang lain. Sehingga orang
yang memiliki sakînah ini juga tidak membual. Sebab bualan muncul
dari hati yang tidak memiliki sakînah. Orang yang memiliki sakînah ini
juga tidak melanggar batasan ‘ubudiyah. Jika dikatakan bahwa
sakînah ini tidak turun kecuali ke dalam hati nabi atau wali, karena ini
merupakan karunia Allah yang paling agung. Maka dari itu Allah
tidak menjadikannya kecuali bagi para Nabi/Rasul-Nya dan orang-
orang yang beriman, seperti yang disebutkan di dalam al-Qur'an.10
Jadi “sakînah” – bagi setiap orang yang beriman -- dapat diartikan
dengan: “kedamaian, ketenangan dan ketenteraman yang kita peroleh
sebagai perwujudan cinta dan kasih-sayang Allah kepada diri kita, yang kita
peroleh sebagai anugerah dari-Nya, sebagai balasan atas keimanan dan
ketakwaan kita kepada-Nya .
Insya Allah kita semua pasti memiliki harapan yang sama terhadap
masa depan kita, baik yang telah mendapatkan maupun yang akan dan
sedang mencari sakînah. Dan semoga makna dari kata-kata ini semakin
memberikan motivasi untuk kita semua terutama diri kita, agar menjadi lebih
baik dan segera mendapatkan yang lebih baik pula dalam upaya kita untuk
mendapatkan sakînah, dengan ‘cara’ mewujudkan ke-Iman-an kita dalam ke-
Takwa-an kita, dalam ibadah kita kepada Allah dan mu’amalah kita bersama
makhluk-makhluk Allah.
Āmîn Yâ Mujîbas Sâilîn.
10
Ibid., hal. 508-512.

More Related Content

What's hot

Kewajiban menjaga shalat lima waktu
Kewajiban menjaga shalat lima waktuKewajiban menjaga shalat lima waktu
Kewajiban menjaga shalat lima waktuRisou Kun
 
WhatsApp Tajwid - Bab 001 Tentang Al-Quran
WhatsApp Tajwid - Bab 001 Tentang Al-QuranWhatsApp Tajwid - Bab 001 Tentang Al-Quran
WhatsApp Tajwid - Bab 001 Tentang Al-QuranRidlo Abelian
 
Agar Al-Quran Menjadi Teman
Agar Al-Quran Menjadi TemanAgar Al-Quran Menjadi Teman
Agar Al-Quran Menjadi TemanFeby FauziahS
 
4 orang yang dilaknat allah
4 orang yang dilaknat allah4 orang yang dilaknat allah
4 orang yang dilaknat allahAbyanuddin Salam
 
Buletin LAZNas Chevron Balikpapan Edisi 6
Buletin LAZNas Chevron Balikpapan Edisi 6Buletin LAZNas Chevron Balikpapan Edisi 6
Buletin LAZNas Chevron Balikpapan Edisi 6LAZNas Chevron
 
Makalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-edited
Makalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-editedMakalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-edited
Makalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-editedMuhammad Idris
 
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala Meski Didzalimi Tetapi Berpahala
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala TundungMemolo1
 
Makalah pelatihan-BRC-ruqyah-syariyyah
Makalah pelatihan-BRC-ruqyah-syariyyahMakalah pelatihan-BRC-ruqyah-syariyyah
Makalah pelatihan-BRC-ruqyah-syariyyahEdi Awaludin
 
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala
Meski Didzalimi Tetapi BerpahalaMeski Didzalimi Tetapi Berpahala
Meski Didzalimi Tetapi Berpahalatundungmemolo
 
Tafsir ayat shalawat (edisi tambahan)
Tafsir ayat shalawat (edisi tambahan)Tafsir ayat shalawat (edisi tambahan)
Tafsir ayat shalawat (edisi tambahan)Muhammad Jamhuri
 
Surat an nashr KI 3 kd 3.3
Surat an nashr KI 3 kd 3.3Surat an nashr KI 3 kd 3.3
Surat an nashr KI 3 kd 3.3Ahmad Zainuddin
 
Alqur'an, Memahami Dan menghampiri
Alqur'an, Memahami Dan menghampiriAlqur'an, Memahami Dan menghampiri
Alqur'an, Memahami Dan menghampiriVisnu Candra
 

What's hot (17)

Kewajiban menjaga shalat lima waktu
Kewajiban menjaga shalat lima waktuKewajiban menjaga shalat lima waktu
Kewajiban menjaga shalat lima waktu
 
WhatsApp Tajwid - Bab 001 Tentang Al-Quran
WhatsApp Tajwid - Bab 001 Tentang Al-QuranWhatsApp Tajwid - Bab 001 Tentang Al-Quran
WhatsApp Tajwid - Bab 001 Tentang Al-Quran
 
Perintah membaca al qur’an
Perintah membaca al qur’anPerintah membaca al qur’an
Perintah membaca al qur’an
 
Bacalah al quran
Bacalah al quranBacalah al quran
Bacalah al quran
 
Kunci tadabbur al qur'an
Kunci tadabbur al qur'anKunci tadabbur al qur'an
Kunci tadabbur al qur'an
 
S lide kunci tadabbur qur'an
S lide kunci tadabbur qur'anS lide kunci tadabbur qur'an
S lide kunci tadabbur qur'an
 
Agar Al-Quran Menjadi Teman
Agar Al-Quran Menjadi TemanAgar Al-Quran Menjadi Teman
Agar Al-Quran Menjadi Teman
 
4 orang yang dilaknat allah
4 orang yang dilaknat allah4 orang yang dilaknat allah
4 orang yang dilaknat allah
 
Buletin LAZNas Chevron Balikpapan Edisi 6
Buletin LAZNas Chevron Balikpapan Edisi 6Buletin LAZNas Chevron Balikpapan Edisi 6
Buletin LAZNas Chevron Balikpapan Edisi 6
 
Hadis 40 imam nawawi
Hadis 40 imam nawawiHadis 40 imam nawawi
Hadis 40 imam nawawi
 
Makalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-edited
Makalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-editedMakalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-edited
Makalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-edited
 
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala Meski Didzalimi Tetapi Berpahala
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala
 
Makalah pelatihan-BRC-ruqyah-syariyyah
Makalah pelatihan-BRC-ruqyah-syariyyahMakalah pelatihan-BRC-ruqyah-syariyyah
Makalah pelatihan-BRC-ruqyah-syariyyah
 
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala
Meski Didzalimi Tetapi BerpahalaMeski Didzalimi Tetapi Berpahala
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala
 
Tafsir ayat shalawat (edisi tambahan)
Tafsir ayat shalawat (edisi tambahan)Tafsir ayat shalawat (edisi tambahan)
Tafsir ayat shalawat (edisi tambahan)
 
Surat an nashr KI 3 kd 3.3
Surat an nashr KI 3 kd 3.3Surat an nashr KI 3 kd 3.3
Surat an nashr KI 3 kd 3.3
 
Alqur'an, Memahami Dan menghampiri
Alqur'an, Memahami Dan menghampiriAlqur'an, Memahami Dan menghampiri
Alqur'an, Memahami Dan menghampiri
 

Similar to Sakînah

Bab 3 lanjutan hadits-hadits ttg Sabar riyadus shalihin ppt
Bab 3 lanjutan hadits-hadits ttg Sabar riyadus shalihin pptBab 3 lanjutan hadits-hadits ttg Sabar riyadus shalihin ppt
Bab 3 lanjutan hadits-hadits ttg Sabar riyadus shalihin pptsoleh solehudin
 
Tugas pendidikan agama islam uas
Tugas pendidikan agama islam   uasTugas pendidikan agama islam   uas
Tugas pendidikan agama islam uasSiKholis1
 
Memahami bacaan sholat3
Memahami bacaan sholat3Memahami bacaan sholat3
Memahami bacaan sholat3Iyeh Solichin
 
Hidup_bersama_al_quran.pptx
Hidup_bersama_al_quran.pptxHidup_bersama_al_quran.pptx
Hidup_bersama_al_quran.pptxJimatul Arrobi
 
Kisah Abu Bakar Ash Shiddiq 2.pptx
Kisah Abu Bakar Ash Shiddiq 2.pptxKisah Abu Bakar Ash Shiddiq 2.pptx
Kisah Abu Bakar Ash Shiddiq 2.pptxJudiMuhyiddin1
 
Tafsir qs al hujurât, 9 ayat 6 - mengapa tabayyun diperlukan
Tafsir qs al hujurât, 9 ayat 6 - mengapa tabayyun diperlukanTafsir qs al hujurât, 9 ayat 6 - mengapa tabayyun diperlukan
Tafsir qs al hujurât, 9 ayat 6 - mengapa tabayyun diperlukanMuhsin Hariyanto
 
Aqidah salaf ashhabul hadits
Aqidah salaf ashhabul haditsAqidah salaf ashhabul hadits
Aqidah salaf ashhabul haditsArdian DP
 
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2ikbar ghifari
 
Adab al-quran
Adab al-quranAdab al-quran
Adab al-quranmasdalul
 
Bab i hr. bukhari muslim
Bab i hr. bukhari muslimBab i hr. bukhari muslim
Bab i hr. bukhari muslimDhya Ramdhani
 
Sabar akhlaq terhadap diri sendiri
Sabar akhlaq terhadap diri sendiriSabar akhlaq terhadap diri sendiri
Sabar akhlaq terhadap diri sendiriamaliarosilawati1
 
Memelihara dan mengamalkan al quran
Memelihara dan mengamalkan al quranMemelihara dan mengamalkan al quran
Memelihara dan mengamalkan al quranaldianzeta
 
Pengertian as sunnah menurut syari’at
Pengertian as sunnah menurut syari’atPengertian as sunnah menurut syari’at
Pengertian as sunnah menurut syari’atVarli Arsol
 
Resume Ulumul Qur'an
Resume Ulumul Qur'anResume Ulumul Qur'an
Resume Ulumul Qur'anSuya Yahya
 
Penurunan dan penulisan al-Quran zaman Rasulullah
Penurunan dan penulisan al-Quran zaman RasulullahPenurunan dan penulisan al-Quran zaman Rasulullah
Penurunan dan penulisan al-Quran zaman RasulullahNoor Aziah Mamat
 
Al quran dan ‘ulumul qur’an kosasih
Al quran dan ‘ulumul qur’an kosasihAl quran dan ‘ulumul qur’an kosasih
Al quran dan ‘ulumul qur’an kosasihSulistyo Hadi
 

Similar to Sakînah (20)

Bab 3 lanjutan hadits-hadits ttg Sabar riyadus shalihin ppt
Bab 3 lanjutan hadits-hadits ttg Sabar riyadus shalihin pptBab 3 lanjutan hadits-hadits ttg Sabar riyadus shalihin ppt
Bab 3 lanjutan hadits-hadits ttg Sabar riyadus shalihin ppt
 
Tugas pendidikan agama islam uas
Tugas pendidikan agama islam   uasTugas pendidikan agama islam   uas
Tugas pendidikan agama islam uas
 
Memahami bacaan sholat3
Memahami bacaan sholat3Memahami bacaan sholat3
Memahami bacaan sholat3
 
Hidup_bersama_al_quran.pptx
Hidup_bersama_al_quran.pptxHidup_bersama_al_quran.pptx
Hidup_bersama_al_quran.pptx
 
Kisah Abu Bakar Ash Shiddiq 2.pptx
Kisah Abu Bakar Ash Shiddiq 2.pptxKisah Abu Bakar Ash Shiddiq 2.pptx
Kisah Abu Bakar Ash Shiddiq 2.pptx
 
Tafsir qs al hujurât, 9 ayat 6 - mengapa tabayyun diperlukan
Tafsir qs al hujurât, 9 ayat 6 - mengapa tabayyun diperlukanTafsir qs al hujurât, 9 ayat 6 - mengapa tabayyun diperlukan
Tafsir qs al hujurât, 9 ayat 6 - mengapa tabayyun diperlukan
 
Aqidah salaf ashhabul hadits
Aqidah salaf ashhabul haditsAqidah salaf ashhabul hadits
Aqidah salaf ashhabul hadits
 
Ikhbat
IkhbatIkhbat
Ikhbat
 
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2
 
Adab al-quran
Adab al-quranAdab al-quran
Adab al-quran
 
Istiqomah 2
Istiqomah 2Istiqomah 2
Istiqomah 2
 
Bab i hr. bukhari muslim
Bab i hr. bukhari muslimBab i hr. bukhari muslim
Bab i hr. bukhari muslim
 
Sabar akhlaq terhadap diri sendiri
Sabar akhlaq terhadap diri sendiriSabar akhlaq terhadap diri sendiri
Sabar akhlaq terhadap diri sendiri
 
Memelihara dan mengamalkan al quran
Memelihara dan mengamalkan al quranMemelihara dan mengamalkan al quran
Memelihara dan mengamalkan al quran
 
Pengertian as sunnah menurut syari’at
Pengertian as sunnah menurut syari’atPengertian as sunnah menurut syari’at
Pengertian as sunnah menurut syari’at
 
Bab 1(keikhlasan)
Bab 1(keikhlasan)Bab 1(keikhlasan)
Bab 1(keikhlasan)
 
Resume Ulumul Qur'an
Resume Ulumul Qur'anResume Ulumul Qur'an
Resume Ulumul Qur'an
 
Penurunan dan penulisan al-Quran zaman Rasulullah
Penurunan dan penulisan al-Quran zaman RasulullahPenurunan dan penulisan al-Quran zaman Rasulullah
Penurunan dan penulisan al-Quran zaman Rasulullah
 
Al quran dan ‘ulumul qur’an kosasih
Al quran dan ‘ulumul qur’an kosasihAl quran dan ‘ulumul qur’an kosasih
Al quran dan ‘ulumul qur’an kosasih
 
Keistimewaan al quran
Keistimewaan al quranKeistimewaan al quran
Keistimewaan al quran
 

More from Muhsin Hariyanto

Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahMuhsin Hariyanto
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Muhsin Hariyanto
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanMuhsin Hariyanto
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMuhsin Hariyanto
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Muhsin Hariyanto
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabulMuhsin Hariyanto
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamMuhsin Hariyanto
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifMuhsin Hariyanto
 

More from Muhsin Hariyanto (20)

Khutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 hKhutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 h
 
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
 
Etika dalam berdoa
Etika dalam berdoaEtika dalam berdoa
Etika dalam berdoa
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul
 
Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)
 
Strategi dakwah
Strategi dakwahStrategi dakwah
Strategi dakwah
 
Sukses karena kerja keras
Sukses karena kerja kerasSukses karena kerja keras
Sukses karena kerja keras
 
Opini dul
Opini   dulOpini   dul
Opini dul
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayam
 
Tentang diri saya
Tentang diri sayaTentang diri saya
Tentang diri saya
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
 
Ketika kita gagal
Ketika kita gagalKetika kita gagal
Ketika kita gagal
 
Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!
 
Gatotkaca winisuda
Gatotkaca winisudaGatotkaca winisuda
Gatotkaca winisuda
 

Sakînah

  • 1. 1 As-Sakînah1 Dalam beberapa perhelatan, utamanya walîmatul ‘ursy, kita sering mendengar kata ‘sakînah’, yang selalu dikaitkan dengan kata mawaddah dan rahmah, yang oleh para penceramah diterjemahkan dengan ‘ketenangan’, yang terkait dengan cinta dan kasih-sayang. Sakînah (ketenangan) adalah sebuah ‘keadaan’, yang dalam istilah tasawuf disebut dengan sebutan hâl (jamaknya: ahwâl). Keadaan ini termasuk tempat persinggahan yang bersifat pemberian, dan bukan sesuatu yang didapat atau sebagai akibat dari sebuah pencarian dan usaha. Allah telah menyebutkan kata sakînah ini di enam tempat dalam Kitab-Nya, yaitu: َ َ ‫ال‬ َ ‫ق‬َ‫و‬ََ‫م‬ُ‫ه‬ َ ‫ل‬ََ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ّي‬ِ‫ب‬ َ ‫ن‬ََ ّ ‫ن‬ِ‫إ‬ََ َ ‫ة‬َ‫آي‬ََِ‫ه‬ِ‫ك‬‫ل‬ُ‫م‬َ‫ن‬ َ ‫أ‬ََُ‫م‬ ُ ‫ك‬َ‫ّي‬ِ‫ت‬‫أ‬َ‫ي‬ََ ُ ‫وت‬ُ‫اب‬ّ‫اّتل‬ََِ‫ه‬‫ّي‬ِ‫ف‬ََ‫ة‬ َ ‫ّين‬ِ‫ك‬َ‫س‬َ‫ن‬ ّ ِ‫م‬َ َ ُ ‫ك‬ّ ِ‫ب‬ّ‫ّر‬َ‫م‬ََ‫ة‬ّ‫ّي‬ِ‫ق‬َ‫ب‬َ‫و‬َ‫ا‬ّ‫ّم‬ ّ ِ‫م‬َََ‫ك‬َ‫ر‬ َ ‫ت‬ََ ُ ‫آل‬ََ‫ى‬ َ ‫وس‬ُ‫م‬ََ ُ ‫آل‬َ‫و‬ََ َ ‫ون‬ُ‫اّر‬ َ ‫ه‬ََ ُ ‫ه‬ ُ ‫ل‬ِ‫ّم‬ َ ‫َت‬ََ ُ ‫ة‬ َ ‫ك‬ِ‫ئ‬ َ ‫َل‬َ‫ّم‬‫ال‬َۚ ّ ‫ن‬ِ‫إ‬َ َ ِ‫ف‬ََ َ ‫ذ‬‫ى‬َٰ َ ‫ك‬ِ‫ل‬ََ‫ة‬َ‫ي‬ َ ‫َل‬ََ‫م‬ ُ ‫ك‬ ّ ‫ّل‬َ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫م‬ُ‫نت‬ ُ ‫ك‬َََ‫ي‬ِ‫ن‬ِ‫م‬‫ؤ‬ ُ ‫م‬َ "Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya tanda ia akan menjadi Raja, ialah kembalinya tabut2 kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman." (QS al-Baqarah/2: 248), َّ‫م‬ ُ ‫ث‬ََ َ ‫ل‬َ‫نز‬ َ ‫أ‬ََُ ّ ‫اّلل‬ََ ُ ‫ه‬َ‫ت‬ َ ‫ّين‬ِ‫ك‬َ‫س‬ََ‫ى‬ َ َ‫َع‬ََِ ِ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ّر‬ََ َ َ‫َع‬َ‫و‬َََ‫ي‬ِ‫ن‬ِ‫م‬‫ؤ‬ُ‫ّم‬‫ال‬ََ َ ‫ل‬َ‫نز‬ َ ‫أ‬َ‫و‬َ‫ا‬‫ود‬ُ‫ن‬ُ‫ج‬ََ‫م‬ ّ ‫ّل‬َ ‫ا‬ َ ‫ه‬‫و‬َ‫ر‬ َ ‫ت‬َََ‫ب‬ ّ ‫ّذ‬َ‫ع‬َ‫و‬َََ‫ين‬ِ ّ ‫اَّل‬َ‫وا‬ُ‫ر‬ َ ‫ف‬ َ ‫ك‬َۚ َ ‫ذ‬َ‫و‬‫ى‬َٰ َ ‫ك‬ِ‫ل‬ََُ‫اء‬َ‫ز‬َ‫ج‬َََ‫ين‬ِ‫ر‬ِ‫ف‬ َ ‫َك‬‫اّل‬َ "Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada RasulNya dan kepada orang- orang yang beriman, dan Allah menurunkan bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang- orang yang kafir, dan demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir. (QS at-Taubah/9: 26), 1 Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Madârijus Sâlikîn, juz II, hal. 502. 2 Tabut. ialah: “peti tempat menyimpan Taurat yang membawa ketenangan bagi mereka.”
  • 2. 2 َ ّ ‫ّل‬ِ‫إ‬ََُ‫وه‬ُ ُ‫نُص‬ َ ‫ت‬ََ‫د‬ َ ‫ق‬ َ ‫ف‬ََُ‫ه‬َ َ‫ُص‬ َ ‫ن‬ََُ ّ ‫اّلل‬ََ‫ذ‬ِ‫إ‬ََ ُ ‫ه‬َ‫ج‬َ‫ر‬‫خ‬ َ ‫أ‬َََ‫ين‬ِ ّ ‫اَّل‬َ‫وا‬ُ‫ر‬ َ ‫ف‬ َ ‫ك‬َََ ِ‫ان‬ َ ‫ث‬ََِ‫ي‬ َ ‫ن‬‫اث‬ََ‫ذ‬ِ‫إ‬َ ‫ا‬َ‫ّم‬ ُ ‫ه‬ََ ِ‫ف‬ََِ‫اّر‬ َ ‫غ‬‫اّل‬ََ‫ذ‬ِ‫إ‬ََ ُ ‫ول‬ ُ ‫ق‬ َ ‫ي‬ََِ‫ه‬ِ‫ب‬ِ‫اح‬ َ‫ص‬ِ‫ل‬ََ َ ‫ّل‬ََ‫ن‬َ‫ز‬ َ ‫َت‬ََ ّ ‫ن‬ِ‫إ‬َََ ّ ‫اّلل‬َ‫ا‬ َ ‫ن‬َ‫ع‬َ‫م‬َۖ َ ‫ل‬َ‫نز‬ َ ‫أ‬ َ ‫ف‬ََُ ّ ‫اّلل‬َ َ ُ ‫ه‬َ‫ت‬ َ ‫ّين‬ِ‫ك‬َ‫س‬ََ َ ‫ل‬َ‫ع‬َِ‫ه‬‫ّي‬ََُ‫ه‬ َ ‫د‬ّ‫ي‬ َ ‫أ‬َ‫و‬ََ‫ود‬ُ‫ن‬ُ ِ‫ِب‬ََ‫م‬ ّ ‫ّل‬َ‫ا‬ َ ‫ه‬‫و‬َ‫ر‬ َ ‫ت‬ََ َ ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬َ‫و‬ََ َ ‫ة‬َ‫ّم‬ِ َ ‫َك‬َََ‫ين‬ِ ّ ‫اَّل‬َ‫وا‬ُ‫ر‬ َ ‫ف‬ َ ‫ك‬َ َ‫ى‬ َ ‫ل‬‫ف‬ ُ‫الّس‬َۗ ُ ‫ة‬َ‫ّم‬ِ َ ‫َك‬َ‫و‬ََِ ّ ‫اّلل‬َََ ِ‫ه‬َ‫ا‬َ‫ّي‬‫ل‬ُ‫ع‬‫اّل‬َُۗ ّ ‫اّلل‬َ‫و‬ََ‫يز‬ِ‫ز‬َ‫ع‬ََ‫ّيم‬ِ‫ك‬َ‫ح‬َ “Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) Maka Sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang Dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu Dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir Itulah yang rendah. dan kalimat Allah Itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana3 ." (QS at-Taubah/9: 40). ََ‫و‬ ُ ‫ه‬َ‫ي‬ِ ّ ‫اَّل‬ََ َ ‫ل‬َ‫نز‬ َ ‫أ‬ََ َ ‫ة‬ َ ‫ّين‬ِ‫ك‬ ّ‫الّس‬ََ ِ‫ف‬ََِ‫وب‬ ُ ‫ل‬ ُ ‫ق‬َََ‫ي‬ِ‫ن‬ِ‫م‬‫ؤ‬ُ‫ّم‬‫ال‬َ‫وا‬ ُ ‫اد‬ َ ‫د‬ َ‫َي‬ِ‫ّل‬َ‫ا‬‫ان‬َ‫يّم‬ِ‫إ‬َََ‫ع‬ ّ ‫م‬َ َ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫يّم‬ِ‫إ‬َِۗ ّ ِ‫ّلل‬َ‫و‬ََ ُ ‫ود‬ُ‫ن‬ُ‫ج‬ََِ‫ات‬َ‫او‬َ‫ّم‬ ّ‫الّس‬ََ ِ‫ض‬‫ّر‬ َ ‫اْل‬َ‫و‬َۚ َ ‫ن‬ َ ‫َك‬َ‫و‬ََُ ّ ‫اّلل‬َ‫ا‬‫ّيّم‬ِ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ّي‬ِ‫ك‬َ‫ح‬‫ا‬‫ّم‬َ “Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi4 dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS al-Fath/48: 4). َ‫د‬ َ ‫ق‬ ّ ‫ّل‬َََ ِ‫ض‬َ‫ّر‬ََُ ّ ‫اّلل‬ََِ‫ن‬َ‫ع‬َََ‫ي‬ِ‫ن‬ِ‫م‬‫ؤ‬ُ‫ّم‬‫ال‬ََ‫ذ‬ِ‫إ‬ََ َ ‫ك‬ َ ‫ون‬ُ‫ع‬ِ‫اي‬َ‫ب‬ ُ ‫ي‬َََ‫ت‬ َ ‫َت‬ََِ‫ة‬َ‫ر‬َ‫ج‬ ّ ‫الّش‬َََ‫م‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ َ ‫ف‬َ‫ا‬َ‫م‬ََ ِ‫ف‬َ َ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫وب‬ ُ ‫ل‬ ُ ‫ق‬ََ َ ‫ل‬َ‫نز‬ َ ‫أ‬ َ ‫ف‬ََ َ ‫ة‬ َ ‫ّين‬ِ‫ك‬ ّ‫الّس‬ََ‫م‬ِ‫ه‬‫ّي‬ َ ‫ل‬َ‫ع‬ََ‫م‬ُ‫ه‬َ‫اب‬ َ ‫ث‬ َ ‫أ‬َ‫و‬َ‫ا‬‫ح‬‫ت‬ َ ‫ف‬َ‫ا‬‫يب‬ِ‫ر‬ َ ‫ق‬َ "Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon5 , maka Allah mengetahui apa yang ada 3 Maksudnya: orang-orang kafir telah sepakat hendak membunuh Nabi SAW, Maka Allah s.w.t. memberitahukan maksud jahat orang-orang kafir itu kepada Nabi SAW. karena itu Maka beliau keluar dengan ditemani oleh Abu Bakar dari Mekah dalam perjalanannya ke Madinah beliau bersembunyi di suatu gua di bukit Tsur. 4 Yang dimaksud dengan tentara langit dan bumi ialah penolong yang dijadikan Allah untuk orang-orang mukmin seperti malaikat-malaikat, binatang- binatang, angin taufan dan sebagainya, 5 Pada bulan Zulkaidah tahun keenam Hijriyyah Nabi Muhammad s.a.w.
  • 3. 3 dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi Balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya)6 ." (QS al-Fath/48: 18). َ‫ذ‬ِ‫إ‬ََ َ ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬َََ‫ين‬ِ ّ ‫اَّل‬َ‫وا‬ُ‫ر‬ َ ‫ف‬ َ ‫ك‬ََ ِ‫ف‬ََُ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫وب‬ ُ ‫ل‬ ُ ‫ق‬ََ َ ‫ة‬ّ‫ّي‬ِ‫ّم‬َ‫اْل‬ََ َ ‫ة‬ّ‫ّي‬ِ َ ‫َح‬ََِ‫ة‬ّ‫ّي‬ِ‫ل‬ِ‫ه‬‫ا‬َ‫اْل‬ََ َ ‫ل‬َ‫نز‬ َ ‫أ‬ َ ‫ف‬ََُ ّ ‫اّلل‬َ ََ‫س‬َ ُ ‫ه‬َ‫ت‬ َ ‫ّين‬ِ‫ك‬ََ‫ى‬ َ َ‫َع‬ََِ ِ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ّر‬ََ َ َ‫َع‬َ‫و‬َََ‫ي‬ِ‫ن‬ِ‫م‬‫ؤ‬ُ‫ّم‬‫ال‬ََ‫م‬ُ‫ه‬َ‫م‬َ‫ز‬‫ل‬ َ ‫أ‬َ‫و‬ََ َ ‫ة‬َ‫ّم‬ِ َ ‫َك‬ََ‫ى‬‫ى‬َ‫و‬‫ق‬ّ‫اّتل‬َ‫وا‬ ُ ‫ن‬ َ ‫َك‬َ‫و‬ََّ‫ق‬َ‫ح‬ َ ‫أ‬َ ‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ب‬َ‫ا‬َ‫ه‬ َ ‫ل‬‫ه‬ َ ‫أ‬َ‫و‬َۚ َ ‫ن‬ َ ‫َك‬َ‫و‬ََُ ّ ‫اّلل‬ََ ّ ِ‫ل‬ ُ ‫ك‬ِ‫ب‬ََ‫ء‬ َ ‫َش‬َ‫ا‬‫ّيّم‬ِ‫ل‬َ‫ع‬َ "Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan Jahiliyah, lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang Mukmin dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat takwa." (QS al-Fath/48: 26). Jika Syaikhul-Islam -- Ibnu Taimiyah -- menghadapi masalah yang berat, maka dia membaca ayat-ayat yang di dalamnya terkandung ketenangan. Saya sendiri pernah mencoba membaca ayat-ayat ini untuk mengenyahkan kegundahan di dalam hati. Maka saya bisa merasakan pengaruhnya yang amat besar dalam mendatangkan ketenangan. Makna sakinah adalah ketenangan dan thuma'ninah yang diturunkan Allah ke dalam hati hamba-Nya ketika mengalami keguncangan dan kegelisahan karena ketakutan yang mencekam. Setelah itu dia tidak lagi merasakannya, karena ketakutan itu sudah disingkirkan, sehingga menambah imannya, kekuatan keyakinan dan keteguhan hatinya. Karena itu Allah mengabarkan ketenangan yang diturunkan-Nya kepada Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam dan kepada orang-orang yang beserta pengikut-pengikutnya hendak mengunjungi Mekkah untuk melakukan 'umrah dan melihat keluarga-keluarga mereka yang telah lama ditinggalkan. Sesampai di Hudaibiyah beliau berhenti dan mengutus Utsman bin Affan lebih dahulu ke Mekah untuk menyampaikan maksud kedatangan beliau dan kamu muslimin. mereka menanti-nanti kembalinya Utsman, tetapi tidak juga datang karena Utsman ditahan oleh kaum musyrikin kemudian tersiar lagi kabar bahwa Utsman telah dibunuh. karena itu Nabi menganjurkan agar kamu muslimin melakukan bai'ah (janji setia) kepada beliau. merekapun Mengadakan janji setia kepada Nabi dan mereka akan memerangi kamu Quraisy bersama Nabi sampai kemenangan tercapai. Perjanjian setia ini telah diridhai Allah sebagaimana tersebut dalam ayat 18 surat ini, karena itu disebut Bai'atur Ridwan. Bai'atur Ridwan ini menggetarkan kaum musyrikin, sehingga mereka melepaskan Utsman dan mengirim utusan untuk Mengadakan Perjanjian damai dengan kaum muslimin. Perjanjian ini terkenal dengan Shulhul Hudaibiyah. 6 Yang dimaksud dengan kemenangan yang dekat ialah kemenangan kaum muslimin pada perang Khaibar.
  • 4. 4 beriman ketika mereka dalam keadaan cemas dan gelisah, seperti saat hij rah, yaitu ketika beliau dan Abu Bakar bersembunyi di dalam gua, sementara musuh-musuh beliau ada di atas kepala. Andaikan di antara mereka ada yang melongok ke bawah, tentulah mereka akan melihat beliau dan Abu Bakar. Begitu pula pada saat perang Hunain, karena pasukan Muslimin melarikan diri setelah mendapatkan gempuran serangan musuh. Sebagian di antara mereka tidak mempedulikan nasib sebagian yang lain. Begitu pula saat perjanjian Hudaibiyah, ketika hati mereka dirasuki perasaan cemas dan gelisah atas sikap orang-orang kafir, yang memaksakan syarat-syarat perjanjian yang harus diterima orang-orang Muslim. Abdullah bin Abbas Radhiyallâhu ‘Anhumâ berkata, "Setiap sakînah yang disebutkan di dalam al-Qur'an berarti thuma'ninah atau ketenangan, kecuali yang disebutkan di dalam QS al-Baqarah.7 Al-Harawi -- dalam kitab Manâzilus-Sâirîn – berkata: "Sakînah merupakan istilah untuk tiga perkara”:8 1. Sakînah Bani Israel yang dimasukkan ke dalam Tabut. Ada perbedaan pendapat, apakah sakinah ini berupa jenis ataukah makna. Kalaupun jenis, bagaimana sifatnya? Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib, jenisnya berupa angin yang bertiup kencang, memiliki wajah seperti wajah manusia. Diriwayatkan dari Mujahid, bahwa rupanya seperti kucing yang mempunyai dua sayap dan mata yang berkilauan. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, jenisnya berupa baskom yang terbuat dari emas surga, yang digunakan untuk mencuci hati para nabi. Jika sakinah ini diartikan makna, maka artinya ketenangan. Taruklah bahwa maknanya adalah yang pertama, maka sakinah di sini adalah Tabut itu sendiri. 2. Sakînah yang disampaikan kepada orang yang sedang dibicarakan, bukan termasuk sesuatu yang bisa dicari dan dimiliki, tetapi merupakan anugerah dari Allah, yang diturunkan ke lisan orang yang benar, seperti wahyu yang diturunkan ke dalam hati para nabi. Jika sakinah ini turun ke dalam hati seseorang, maka dia menjadi tenang, tunduk dan pasrah, lisannya tidak mengatakan kecuali yang baik, seakan ada penghalang antara lisan itu dan perkataan-perkataan kotor dan kebatilan. Abdullah bin Abbas Radhiyallîhu ‘Anhumâ berkata, "Kami saling membicarakan bahwa sakinah ini turun ke lisan Umar dan hatinya, lalu dia menyampaikannya." 3. Sakînah yang turun ke dalam hati Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam dan hati orang-orang yang beriman. Sakînah ini merupakan sesuatu yang mampu menghimpun kekuatan dan ruh, menenangkan orang yang tadinya dicekam rasa takut, menghibur hati yang sedih 7 Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Madârijus …, hal. 503. 8 Ibid., hal. 504-505.
  • 5. 5 dan gelisah serta menenangkan orang yang durhaka, lancang dan enggan. Syaikh -- al-Harawi -- menyebutkan bahwa sesuatu yang diturunkan Allah ke dalam hati Rasul-Nya dan hamba-hamba-Nya yang Mukmin, mencakup tiga makna: Cahaya, kekuatan dan ruh, yang menghasilkan tiga buah: Ketenangan orang yang takut, kegembiraan orang yang sedih dan ketenangan orang yang durhaka, lancang dan enggan. Dengan ruh sakinah ini ada kehidupan hati. Dengan cahayanya hati menjadi bersinar, dan dengan kekuatannya ada keteguhan dan hasrat. Dengan cahaya, seorang hamba bisa menyingkap bukti-bukti iman, hakikat keyakinan, bisa mem-bedakan antara yang haq dan batil, petunjuk dan kesesatan, keraguan dan keyakinan. Dengan kehidupan, menghasilkan kesadaran, pemikiran dan membuatnya waspada terhadap kelalaian. Dengan kekuatan, menghasilkan kelurusan, kejujuran dan ma'rifah yang benar, penguasaan jiwa dan membebaskannya dari aib dan kekurangan. Karena itu sakinah ini bisa menambah keimanan yang sudah ada. Ketenangan kewibawaan yang diturunkan Allah sebagai sifat orang yang memilikinya, merupakan cahaya dari sakinah yang ketiga ini dan merupakan buahnya. Menurut al-Harawi, ada tiga derajat sakînah,9 yaitu: 1. Sakînah kekhusyu'an saat melaksanakan pengabdian, berupa memenuhi hak, mengagungkan dan menghadirkan hati. Yang dimaksudkan adalah ketenangan, kewibawaan dan kekhusyu'an yang diperoleh pelakunya karena berbuat kebajikan. Allah berfirman, َ‫م‬ َ ‫ل‬ َ ‫أ‬ََِ‫ن‬‫أ‬َ‫ي‬ََِ ّ ‫ّل‬ِ‫ل‬ََ‫ين‬َ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫آم‬َ‫ن‬ َ ‫أ‬َََ‫ع‬ َ ‫ّش‬ َ ‫َت‬ََ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫وب‬ ُ ‫ل‬ ُ ‫ق‬ََِ‫ر‬‫ك‬ِ ِ‫َّل‬ََِ ّ ‫اّلل‬َ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ََ َ ‫ل‬َ‫ز‬ َ ‫ن‬َََ‫ن‬ِ‫م‬َ َّ ِ‫ق‬َ‫اْل‬ََ َ ‫ّل‬َ‫و‬َ‫وا‬ ُ ‫ون‬ ُ ‫ك‬َ‫ي‬َََ‫ين‬ِ ّ ‫َّل‬ َ ‫َك‬َ‫وا‬ ُ ‫وت‬ ُ ‫أ‬َََ‫اب‬َ‫ت‬ِ‫ك‬‫اّل‬َ‫ن‬ِ‫م‬ََ ُ ‫ل‬‫ب‬ َ ‫ق‬ََ َ ‫ال‬ َ‫ط‬ َ ‫ف‬ََُ‫م‬ِ‫ه‬‫ّي‬ َ ‫ل‬َ‫ع‬َ َُ‫د‬َ‫م‬ َ ‫اْل‬ََ‫ت‬ َ‫ّس‬ َ ‫ق‬ َ ‫ف‬ََ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫وب‬ ُ ‫ل‬ ُ ‫ق‬َۖ‫ي‬ِ‫ث‬ َ ‫ك‬َ‫و‬ََ‫م‬ُ‫ه‬‫ن‬ ّ ِ‫م‬ََ َ ‫ون‬ ُ ‫ق‬ِ‫اس‬ َ ‫ف‬َ "Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik." (QS al-Hadîd/57: 16). 9 Ibid., hal. 506-507.
  • 6. 6 Karena iman mengharuskan munculnya kekhusyu'an dan memang iman itu menyeru kepada kekhusyu'an, maka Allah menyeru mereka dari kedudukan iman ke kedudukan kebajikan. Dengan kata lain Allah befirman, "Belumkah tiba saatnya bagi mereka untuk mencapai kebajikan dengan iman?" Untuk mewujudkannya ialah dengan kekhusyu'an mereka saat mengingat apa yang diturunkan Allah kepada mereka. Memenuhi hak artinya memenuhi hak pengabdian, yang zhahir maupun batin. Pengagungan pengabdian mengikuti pengagungan terhadap Allah yang disembah. Seberapa jauh pengagungan kepada Allah bersemayam di dalam hati hamba, maka sejauh itu pula pengagungannya terhadap pengabdian kepada-Nya. Menghadirkan hati ialah saat menyaksikan Allah yang disembah, seakan-akan dia benar-benar dapat melihat-Nya. 2. Sakînah saat bermu'amalah, dengan menghisab diri, lemah lembut terhadap makhluk dan memperhatikan hak Allah. Derajat inilah yang biasa digeluti orang-orang sufi dan yang menjadi ciri mereka dalam bermu'amalah dengan Allah serta dengan makhluk, yang bisa diperoleh dengan tiga perkara: a. Menghisab (mengevaluasi) diri, sehingga dapat diketahui apa yang menjadi bagiannya dan apa kewajibannya. Kebersihan dan kesuciannya tergantung dari hisab ini. Al-Hasan berkata, "Demi Allah, engkau tidak melihat seorang yang berimanan melainkan dia berdiri di hadapan diri sendiri seraya bertanya, "Apa yang kamu kehendaki dari kata ini? Apa yang kamu kehendaki dari sesuap makanan? Apa yang kamu kehendaki dengan masuk atau keluar dari suatu tempat?" Dengan hisab ini dia bisa mengetahui aib dan kekurangannya, lalu memungkinkan untuk membenahinya. b. Lemah lembut terhadap makhluk, sesuai dengan kelaziman dalam bermu'amalah dengan mereka, tidak memperlakukan mereka dengan keras dan kaku, karena cara ini justru membuat mereka lari menghindar, merusak hati dan hubungan dengan Allah serta membuang-buang waktu. Tidak ada yang lebih bermanfaat dalam bermu'amalah dengan manusia kecuali dengan lemah lembut. Hal ini harus diterapkan kepada orang asing, sehingga bisa merebut hati dan cintanya, atau terhadap sahabat dan kekasih, untuk menjaga kelangsungan hubungan dan kasih sayang, atau terhadap musuh dan orang yang membenci, untuk memadamkan kekerasannya dan menghentikan kejahatannya.
  • 7. 7 c. Memperhatikan hak Allah. Hal ini bisa mendatangkan kebaikan dan kemaslahatan di dunia maupun di akhirat. Dua tingkatan di atas tidak dianggap benar kecuali dengan memenuhi hak Allah. 3. Sakînah yang menguatkan keridhaan terhadap bagian dirinya, mencegah dari pembualan dan menempatkan orang yang memilikinya pada batasan ‘ubudiyah. Sakînah ini tidak – begitu saja – ‘turun’ (didapatkan), kecuali ke dalam hati para nabi atau wali Allah. Orang yang memiliki sakînah ini harus ridha kepada bagiannya dan tidak menoleh ke bagian yang diterima orang lain. Sehingga orang yang memiliki sakînah ini juga tidak membual. Sebab bualan muncul dari hati yang tidak memiliki sakînah. Orang yang memiliki sakînah ini juga tidak melanggar batasan ‘ubudiyah. Jika dikatakan bahwa sakînah ini tidak turun kecuali ke dalam hati nabi atau wali, karena ini merupakan karunia Allah yang paling agung. Maka dari itu Allah tidak menjadikannya kecuali bagi para Nabi/Rasul-Nya dan orang- orang yang beriman, seperti yang disebutkan di dalam al-Qur'an.10 Jadi “sakînah” – bagi setiap orang yang beriman -- dapat diartikan dengan: “kedamaian, ketenangan dan ketenteraman yang kita peroleh sebagai perwujudan cinta dan kasih-sayang Allah kepada diri kita, yang kita peroleh sebagai anugerah dari-Nya, sebagai balasan atas keimanan dan ketakwaan kita kepada-Nya . Insya Allah kita semua pasti memiliki harapan yang sama terhadap masa depan kita, baik yang telah mendapatkan maupun yang akan dan sedang mencari sakînah. Dan semoga makna dari kata-kata ini semakin memberikan motivasi untuk kita semua terutama diri kita, agar menjadi lebih baik dan segera mendapatkan yang lebih baik pula dalam upaya kita untuk mendapatkan sakînah, dengan ‘cara’ mewujudkan ke-Iman-an kita dalam ke- Takwa-an kita, dalam ibadah kita kepada Allah dan mu’amalah kita bersama makhluk-makhluk Allah. Āmîn Yâ Mujîbas Sâilîn. 10 Ibid., hal. 508-512.