SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
BAB IV-37
STT NUSA PUTRA
BAB IV
ANALISA STRUKTUR
4.1 Tinjauan Umum
Sebagai calon engineer sipil, seorang mahasiswa harus dapat
merencanakan dan menghitung suatu struktur baik beton, baja maupun kayu.
Banyak aspek yang perlu dipertimbangkan dalam merncanakan suatu struktur
bangunan, antara lain : kekuatan struktur, kesulitan pekerjaan, tersedianya
material dan alat ,waktu pekerjaan, serta biaya pelaksanaan, harus teliti dalam
menghitung perencanaan struktur agar nantinya bangunan aman dalam menerima
pembebanan.
Pada bagian ini akan dibahas dan ditinjau masalah hitungan perencanaan
elemen struktur yaitu pelat. Dimanna hasil perhitungan akan dibandingkan dengan
hasil pelaksanaan dilapangan. Dari hasil pebandingan ini kemudian dilakukan
pembahasan sesuai dengan kondisi proyek.
4.2 Dasar Perencanaan
Sebagai dasr perencanaan digunakan standar tata cara yang berlaku di
indonesia,antara lain :
a. Tata cara perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung
(SNI 03-2847-2002)
b. Tata cara perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung
(SNI 03-1729-2002)
c. Tata cara perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung
(SNI 03-1726-2002)
BAB IV-38
STT NUSA PUTRA
4.3 Metode Perhitungan Pelat
Metode yang digunakan dalam analisis pelat beton bertulang di indonesia
adalah sebagai berikut :
a. Beban tersendiri dari beban hidup dan beban mati.
b. Asumsi perletakan adalah tertumpu bebas pada tumpuan tepi.
c. Analisis struktur sesuai tabel dan grafik gideon H kusuma.
d. Analisis beton bertulang sesuai SNI 03-2847-2002.
4.4 Perhitungan Pelat
Struktur pelat seluruhnya menggunakan beton konvensional dengan
material bahan menggunakan beton fc’ = 30 Mpa, dan baja untuk tulangan utama
menggunakan fy = 400 Mpa.
Pemilihan tipe pelat dibedakan menurut bentang dan lebarnya,
perencanaan pelat diasumsikan sama dari lantai 1 sampai 3 karena dan fungsinya
ssecara umum hampir sama sedangkan pelat atap dibedakan dan tersendiri. Pada
perencanaan tulangan pelat lantai tumpuan disekelilingi pelat terdiri 1 tipe yaitu
terjepit, hal tersebut disebabkan pelat lantai ataupun atap di asumsikan minolit
dengan balok induk dan balok anak.
Pada perencanaan pembangunan Ruko 3 ½ lantai danalaga sukabumi,
perhitungan pelat lantai terdiri dari beberapa tipe, salah satu diantaranya dapat
dilihat pada skema pelat dibawah ini :
5 meter
2,75 meter
Gambar 4.1 Skema Pelat Atap
BAB IV-39
STT NUSA PUTRA
5 meter
9 meter
Gambar 4.2 Skema Pelat Lantai 1,2,3
4.5 Langkah-Langkah Perencanaan Pelat
1) Menentukan syarat-syarat batas dan bentangannya
2) Menentukan tebal pelat
3) Hitung beban yang bekerja pada pelat,berupa beban mati dan beban hidup
4) Hitung momen-momen yang menentukan
5) Mencari tulangan pelat
4.6 Pelat Atap
4.6.1 Penentuan Perencanaan Tebal Pelat Atap
Data perencanaan :
1) Tipe pelat : 5 meter x 2,75 meter
2) Mutu beton (f’c) : 30 Mpa
3) Mutu Baja (fy) : 400 Mpa
4) Diameter tulangan : 10 mm
BAB IV-40
STT NUSA PUTRA
4.6.2 Perencanaan tulangan balok
4.6.2.1 Balok induk
1) Tinggi : ℎ =
1
15
× 𝑏𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 =
1
15
× 5000 = 333,3𝑚𝑚 = 333𝑚𝑚
≤ 350 mm
2) Lebar balok :
𝑏 =
2
3
× ℎ =
2
3
× 333 = 222 mm ≥ 200 mm di perencanaan
4.6.2.2 Balok anak
1) Tinggi :
ℎ =
1
15
× 𝑏𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 =
1
15
× 2500 = 166,67𝑚𝑚 ≤ 300𝑚𝑚
2) Lebar :
𝑏 =
2
3
× 166,67 = 111,1𝑚𝑚 = 111𝑚𝑚 ≤ 200𝑚𝑚
4.6.3 Perencanaan Tebal Pelat Atap
Penentuan tebal pelat berdasarkan SNI 03-2847-2002 adalah sebagai
berikut :
ℎ 𝑚𝑖𝑛 =
λn (0.8 −
𝑓 𝑦
1500
)
36 + 9𝛽
ℎ 𝑚𝑎𝑥 =
λn (0.8 −
𝑓 𝑦
1500
)
36
dimana :
𝛽 =
𝑙𝑥
𝑙𝑦
Perhitungan h minimum dan h maksimum
BAB IV-41
STT NUSA PUTRA
ly = 5000 mm
lx = 2750 mm
2,75 meter
5 meter
𝛽 =
𝑙𝑦
𝑙𝑥
=
5000
2750
= 1,818 ≤ 2(𝑡𝑤𝑜 𝑤𝑎𝑦 𝑠𝑙𝑎𝑏)
a) Perhitungan h minimum
ℎ 𝑚𝑖𝑛 =
λn (0.8 −
𝑓 𝑦
1500
)
36 + 9𝛽
ℎ 𝑚𝑖𝑛 =
5000 (0.8 −
300
1500
)
36 + 9(1,818)
= 57,29 𝑚𝑚 ≤ 100 𝑚𝑚
b) Perhitungan h maksimum
ℎ 𝑚𝑎𝑥 =
5000 (0.8 −
300
1500
)
36
= 83,33 𝑚𝑚 ≤ 100 𝑚𝑚
jadi, tebal pelat atap yang di ambil adalah 100 mm
BAB IV-42
STT NUSA PUTRA
4.6.4 Perhitungan Beban Pelat Atap
4.6.4.1 Beban Mati
1) Beban sendiri pelat = 0,10 x 2400 = 240 kg/m2
2) Adukan semen (2 cm) = 0,02 x 2100 = 42 kg/m2
3) Lapisan aspal (2 cm) = 0,02 x 1400 = 28 kg/m2
4) Plafon dan penggantung = 18 kg/m2
5) Air genangan hujan (5cm) = 5 kg/m2
Total = 333 kg/m2
4.6.4.2 Beban Hidup
Sesuai dengan SNI 2002 adalah 100 kg/m2
4.6.4.3 Kuat perlu
Sesuai dengan SNI 2002 adalah :
Maka Wu = 1,2WD + 1,6 WL = 1,2 (333) + 1,6 (100) = 559,6kg/m2
=
5,596 kN/m2
atau 0,5596 t/m2
4.6.5 Pembatasan Tulangan Pelat Atap
𝜌 𝑚𝑖𝑛 =
1,4
𝑓𝑦
=
1,4
400
= 0,0035
𝜌𝑏 =
0,85. 𝛽. 𝑓𝑐
𝑓𝑦
+
600
600 + 𝑓𝑦
=
𝜌𝑏 =
0,85.1,818.30
400
+
600
600 + 400
= 0,716
𝜌 𝑚𝑎𝑥 = 0,75. 𝜌𝑏
𝜌 𝑚𝑎𝑥 = 0,75.0,716 = 0,537
BAB IV-43
STT NUSA PUTRA
4.6.6 Perhitungan Momen Pelat Atap
Pada kasus ini pelat yang ditinjau merupakan tumpuan jepit. Tebal
minimum didapat 100 mm dari Tabel 14. Tabel Minimum Pelat tanpa Balok
Interior (SNI 03-2847-2002). Momen pelat dihitung berdasarkan harga
perbandingan Ly /Lx dan interpolasi koefisien-koefisien pengali pada tabel
perhitungan beton bertulang (Gideon H Kusuma, hal 90) :
1) Momen lapangan arah x (Mlx)
𝑀𝑙𝑥 = 0,001. 𝑞𝑢. 𝑙𝑥2
. 𝑋
𝑀𝑙𝑥 = 0,001 × 0,5596 × 52
× 54 = 0,756 𝑡𝑚
2) Momen lapangan arah y (Mly)
𝑀𝑙𝑦 = 0,001. 𝑞𝑢. 𝑙𝑥2
. 𝑋
𝑀𝑙𝑦 = 0,001 × 0,5596 × 52
× 17 = 0,2378 𝑡𝑚
3) Momen tumpuan arah x (Mtx)
𝑀𝑡𝑥 = 0,001. 𝑞𝑢. 𝑙𝑥2
. 𝑋
𝑀𝑡𝑥 = 0,001 × 0,5596 × 52
× 82 = 1,147 𝑡𝑚
4) Momen tumpuan arah y (Mty)
𝑀𝑡𝑦 = 0,001. 𝑞𝑢. 𝑙𝑥2
. 𝑋
𝑀𝑡𝑦 = 0,001 × 0,5596 × 52
× 53 = 0,741 𝑡𝑚
BAB IV-44
STT NUSA PUTRA
4.6.7 Perhitungan Penulangan Pelat Atap
1) Tebal pelat (h) = 100 mm
2) Penutup beton (p) = 20 mm
a) Kontruksi terlindung p = 20 mm
b) Kontruksi tak terlindung p = 40 mm
3) Diameter tulangan utama arah x dan arah y rencana ∅ = 10 mm
Tinggi efektif kontruksi terlindung
 Tinggi efektif arah x
(𝑑𝑥) = ℎ − 𝑝 − 0,5 × ∅
(𝑑𝑥) = 100 − 20 − 0,5 × 10 = 75 𝑚𝑚
 Tinggi efektif arah y
(𝑑𝑦) = ℎ − 𝑝 − ∅ − 0,5 × ∅
(𝑑𝑦) = 100 − 20 − 10 − 0,5 × 10 = 65 𝑚𝑚
Tinggi efektif kontruksi tak terlindung
 Tinggi efektif arah x
(𝑑𝑥) = ℎ − 𝑝 − 0,5 × ∅
(𝑑𝑥) = 100 − 40 − 0,5 × 10 = 55 𝑚𝑚
 Tinggi efektif arah y
(𝑑𝑦) = ℎ − 𝑝 − ∅ − 0,5 × ∅
(𝑑𝑦) = 100 − 40 − 10 − 0,5 × 10 = 45 𝑚𝑚
BAB IV-45
STT NUSA PUTRA
A. Tulangan Lapangan Arah X Pelat Atap
b = 1000 mm ; dx = 75 mm
Mu = Mlx = 0,756 tm = 0,756.107
Nmm
𝑀𝑛 =
𝑀𝑢
∅
=
0,756. 107
0,8
= 0,945. 107
𝑁𝑚𝑚
𝑅𝑛 =
𝑀𝑛
𝑏. 𝑑2
=
0,945. 107
1000. 752
= 1,68
𝑚 =
𝑓𝑦
0,85. 𝑓𝑐
=
400
0,85.30
= 15,686
𝜌 =
1
𝑚
(1 − √1 −
2. 𝑚. 𝑅𝑛
𝑓𝑦
)
𝜌 =
1
15,686
(1 − √1 −
2.15,686.1,68
400
) = 0,0043
𝜌 < 𝜌 𝑚𝑎𝑥 = digunakan tulangan tunggal
𝜌 > 𝜌 𝑚𝑖𝑛 = digunakan 𝜌 = 0,0043
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0,0043. 𝑏. 𝑑 = 0,0043.1000.75 = 322,5 𝑚𝑚2
𝑛 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 =
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢
1
4
. 𝜋. 𝑑2
=
322,5
1
4
. 𝜋. 102
= 4,108 ≈ 5 𝑏𝑢𝑎ℎ
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑠 =
1000
5
= 200 𝑚𝑚
Dipakai tulangan D 10 – 200
𝐴𝑠 𝑎𝑑𝑎 = 0,25. 𝜋. 102
.
1000
200
= 392,5 𝑚𝑚2
> 352,5 𝑚𝑚2
(memenuhi syarat)
BAB IV-46
STT NUSA PUTRA
Kontrol kekuatan pelat atap :
S aktual = 200 𝑚𝑚 ∅10 𝑚𝑚 sesuai tabel cur adalah 393 𝑚𝑚2
𝑎 =
𝑆 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 × 𝑓𝑦
0,85 × 𝑓𝑐 × 1000
=
393 × 400
0,85 × 30 × 1000
= 6,165
𝑀𝑛 = 393 × 400 × (75 − (
1
2
× 6,165)) × 10−7
= 1,1305 𝑡𝑚
Syarat kekuatan ∅𝑀𝑛 ≥ 𝑀𝑢
0,8 × 1,1305 ≥ 0,756
0,9044 𝑡𝑚 ≥ 0,756 𝑡𝑚 (Jadi memenuhi syarat kekuatan)
B. Tulangan Lapangan Arah Y Pelat Atap
b = 1000 mm ; dx = 65 mm
Mu = Mly = 0,2378 tm = 0,2378 .107
Nmm
𝑀𝑛 =
𝑀𝑢
∅
=
0,2378 . 107
0,8
= 0,2973. 107
𝑁𝑚𝑚
𝑅𝑛 =
𝑀𝑛
𝑏. 𝑑2
=
0,2973. 107
1000. 652
= 0,70367
𝑚 =
𝑓𝑦
0,85. 𝑓𝑐
=
400
0,85.30
= 15,686
𝜌 =
1
𝑚
(1 − √1 −
2. 𝑚. 𝑅𝑛
𝑓𝑦
)
BAB IV-47
STT NUSA PUTRA
𝜌 =
1
15,686
(1 − √1 −
2.15,686.0,70367
400
) = 0,00178
𝜌 < 𝜌 𝑚𝑎𝑥 = digunakan tulangan tunggal
𝜌 < 𝜌 𝑚𝑖𝑛 = digunakan 𝜌 𝑚𝑖𝑛 = 0,0035
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0,0035. 𝑏. 𝑑 = 0,0035.1000.65 = 227,5 𝑚𝑚2
𝑛 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 =
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢
1
4
. 𝜋. 𝑑2
=
227,5
1
4
. 𝜋. 102
= 2,9 < 4 𝑏𝑢𝑎ℎ
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑠 =
1000
4
= 250 𝑚𝑚
Dipakai tulangan D 10 – 250
𝐴𝑠 𝑎𝑑𝑎 = 0,25. 𝜋. 102
.
1000
250
= 314 𝑚𝑚2
> 227,5 𝑚𝑚2
(memenuhi syarat)
Kontrol kekuatan pelat atap :
S aktual = 250 𝑚𝑚 ∅10 𝑚𝑚 sesuai tabel cur adalah 314
𝑎 =
𝑆 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 × 𝑓𝑦
0,85 × 𝑓𝑐 × 1000
=
314 × 400
0,85 × 30 × 1000
= 4,941
𝑀𝑛 = 314 × 400 × (65 − (
1
2
× 4,941)) × 10−7
= 0,785 𝑡𝑚
Syarat kekuatan ∅𝑀𝑛 ≥ 𝑀𝑢
0,8 × 0,785 ≥ 0,2378
0,628 𝑡𝑚 ≥ 0,239 𝑡𝑚 (Jadi memenuhi syarat kekuatan)
BAB IV-48
STT NUSA PUTRA
C. Tulangan Tumpuan Arah X Pelat Atap
b = 1000 mm ; dx = 75 mm
Mu = Mtx = 1,147 tm =1,147 .107
Nmm
𝑀𝑛 =
𝑀𝑢
∅
=
1,147 . 107
0,8
= 1,43. 107
𝑁𝑚𝑚
𝑅𝑛 =
𝑀𝑛
𝑏. 𝑑2
=
1,43. 107
1000. 752
= 2,54
𝑚 =
𝑓𝑦
0,85. 𝑓𝑐
=
400
0,85.30
= 15,686
𝜌 =
1
𝑚
(1 − √1 −
2. 𝑚. 𝑅𝑛
𝑓𝑦
)
𝜌 =
1
15,686
(1 − √1 −
2.15,686.2,54
400
) = 0,0067
𝜌 < 𝜌 𝑚𝑎𝑥 = digunakan tulangan tunggal
𝜌 > 𝜌 𝑚𝑖𝑛 = digunakan 𝜌 = 0,0067
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0,0055. 𝑏. 𝑑 = 0,0067.1000.75 = 502,5 𝑚𝑚2
𝑛 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 =
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢
1
4
. 𝜋. 𝑑2
=
502,5
1
4
. 𝜋. 102
= 6,401 ≈ 6,5 𝑏𝑢𝑎ℎ
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑠 =
1000
6,5
= 153,846 𝑚𝑚 > 150 𝑚𝑚
Dipakai tulangan D 10 – 150
𝐴𝑠 𝑎𝑑𝑎 = 0,25. 𝜋. 102
.
1000
150
= 523,33 𝑚𝑚2
> 502,5 𝑚𝑚2
(memenuhi syarat)
BAB IV-49
STT NUSA PUTRA
Kontrol kekuatan pelat atap :
S aktual = 150 𝑚𝑚 ∅10 𝑚𝑚 sesuai dengan buku cur adalah 524
𝑎 =
𝑆 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 × 𝑓𝑦
0,85 × 𝑓𝑐 × 1000
=
524 × 400
0,85 × 30 × 1000
= 8,2196
𝑀𝑛 = 524 × 400 × (75 − (
1
2
× 8,2196)) × 10−7
= 1,486 𝑡𝑚
Syarat kekuatan ∅𝑀𝑛 ≥ 𝑀𝑢
0,8 × 1,486 ≥ 1,147
1,189 𝑡𝑚 ≥ 1,147 𝑡𝑚 (Jadi memenuhi syarat kekuatan)
D. Tulangan Tumpuan Arah Y Pelat Atap
b = 1000 mm ; dx = 65 mm
Mu = Mty = 0,741 tm = 0,741.107
Nmm
𝑀𝑛 =
𝑀𝑢
∅
=
0,741. 107
0,8
= 0,926. 107
𝑁𝑚𝑚
𝑅𝑛 =
𝑀𝑛
𝑏. 𝑑2
=
0,926. 107
1000. 652
= 2,19
𝑚 =
𝑓𝑦
0,85. 𝑓𝑐
=
400
0,85.30
= 15,686
𝜌 =
1
𝑚
(1 − √1 −
2. 𝑚. 𝑅𝑛
𝑓𝑦
)
𝜌 =
1
15,686
(1 − √1 −
2.15,686.2,19
400
) =0,0057
BAB IV-50
STT NUSA PUTRA
𝜌 < 𝜌 𝑚𝑎𝑥 = digunakan tulangan tunggal
𝜌 > 𝜌 𝑚𝑖𝑛 = digunakan 𝜌 = 0,0057
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0,0057. 𝑏. 𝑑 = 0,0057.1000.65 = 370,5 𝑚𝑚2
𝑛 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 =
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢
1
4
. 𝜋. 𝑑2
=
370,5
1
4
. 𝜋. 102
= 4,72 ≈ 5 𝑏𝑢𝑎ℎ
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑠 =
1000
5
= 200 𝑚𝑚
Dipakai tulangan D 10 – 200
𝐴𝑠 𝑎𝑑𝑎 = 0,25. 𝜋. 102
.
1000
200
= 392,5 𝑚𝑚2
> 370,5 𝑚𝑚2
(memenuhi syarat)
Kontrol kekuatan pelat atap :
S aktual = 200 𝑚𝑚 ∅10 𝑚𝑚 sesuai dengan buku cur adalah 393
𝑎 =
𝑆 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 × 𝑓𝑦
0,85 × 𝑓𝑐 × 1000
=
393 × 400
0,85 × 30 × 1000
= 6,1647
𝑀𝑛 = 393 × 400 × (65 − (
1
2
× 6,1647)) × 10−7
= 0,973 𝑡𝑚
Syarat kekuatan ∅𝑀𝑛 ≥ 𝑀𝑢
0,8 × 0,9733 ≥ 0,741
0,7787 𝑡𝑚 ≥ 0,741 𝑡𝑚 (Jadi memenuhi syarat kekuatan)
BAB IV-51
STT NUSA PUTRA
4.7 Pelat Lantai
4.7.1 Perencanaan Tebal Pelat Lantai
Data perencanaan :
1) Tipe pelat : 4,5 meter x 2,5 meter
2) Mutu beton (f’c) : 30 Mpa
3) Mutu Baja (fy) : 400 Mpa
4) Diameter tulangan : 10 mm
5) Tebal pelat lantai : 120 mm
6) Tebal keramik : 20 mm
7) Tebal spesi : 20 mm
8) Berat jenis beton : 2,4 t/m3
9) Berat jenis pasir : 1,6 t/m3
10) Berat jenis spesi : 2,1 t/m3
4.7.2 Perencanaan Tulangan Balok Pelat Lantai
4.7.2.1 Balok induk
1) Tinggi : ℎ =
1
15
× 𝑏𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 =
1
15
× 5000 = 333,3𝑚𝑚 = 333𝑚𝑚
≤ 400 mm
2) Lebar balok :
𝑏 =
2
3
× ℎ =
2
3
× 333 = 222 mm ≥ 200 mm di perencanaan
4.7.2.2 Balok Anak
1) Tinggi :
ℎ =
1
15
× 𝑏𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 =
1
15
× 2500 = 166,67𝑚𝑚 ≤ 300𝑚𝑚
2) Lebar :
𝑏 =
2
3
× 166,67 = 111,1𝑚𝑚 = 111𝑚𝑚 ≤ 200𝑚𝑚
BAB IV-52
STT NUSA PUTRA
ly = 4500 mm
lx = 2500 mm
4.7.3 Perhitungan Tebal Pelat Lantai
Penentuan tebal pelat berdasarkan SNI 03-2847-2002 adalah sebagai
berikut :
ℎ 𝑚𝑖𝑛 =
λn (0.8 −
𝑓 𝑦
1500
)
36 + 9𝛽
ℎ 𝑚𝑎𝑥 =
λn (0.8 −
𝑓 𝑦
1500
)
36
dimana :
𝛽 =
𝑙𝑥
𝑙𝑦
Perhitungan h minimum dan h maksimum
2,5 meter
4,5 meter
𝛽 =
𝑙𝑦
𝑙𝑥
=
4500
2500
= 1,8 ≤ 2(𝑡𝑤𝑜 𝑤𝑎𝑦 𝑠𝑙𝑎𝑏)
a) Perhitungan h minimum
ℎ 𝑚𝑖𝑛 =
λn (0.8 −
𝑓 𝑦
1500
)
36 + 9𝛽
BAB IV-53
STT NUSA PUTRA
ℎ 𝑚𝑖𝑛 =
4500 (0.8 −
300
1500
)
36 + 9(1,8)
= 51,72 𝑚𝑚 ≤ 120 𝑚𝑚
b) Perhitungan h maksimum
ℎ 𝑚𝑎𝑥 =
4500 (0.8 −
300
1500
)
36
= 75 𝑚𝑚 ≤ 120 𝑚𝑚
jadi, tebal pelat lantai yang di ambil adalah 120 mm, karena pelat lantai
mungkin akan mendapat beban lebih besar dari pelat atap.
4.7.4 Perhitungan Beban Pelat Lantai
4.7.4.1 Beban Mati
1) Beban sendiri pelat = 0,12 x 2400 = 240 kg/m2
2) Adukan semen = 0,02 x 2100 = 42 kg/m2
3) keramik = 0,02 x 1400 = 28 kg/m2
4) Plafon dan penggantung = 18 kg/m2
Total = 328 kg/m2
4.7.4.2 Beban Hidup
Sesuai dengan SNI 2002 adalah 250 kg/m2
4.7.4.3 Kuat perlu
Sesuai dengan SNI 2002 adalah :
Maka Wu = 1,2WD + 1,6 WL = 1,2 (328) + 1,6 (250) = 793,6 kg/m2
=
7,936 kN/m2
atau 0,7936 t/m2
BAB IV-54
STT NUSA PUTRA
4.7.5 Pembatasan Tulangan Pelat Lantai
𝜌 𝑚𝑖𝑛 =
1,4
𝑓𝑦
=
1,4
400
= 0,0035
𝜌𝑏 =
0,85. 𝛽. 𝑓𝑐
𝑓𝑦
+
600
600 + 𝑓𝑦
=
𝜌𝑏 =
0,85.1,8.30
400
+
600
600 + 400
= 0,715
𝜌 𝑚𝑎𝑥 = 0,75. 𝜌𝑏
𝜌 𝑚𝑎𝑥 = 0,75.0,715 = 0,536
4.7.6 Perhitungan Momen Pelat Lantai
Pada kasus ini pelat yang ditinjau merupakan tumpuan jepit. Tebal
minimum didapat 120 mm dari Tabel 14. Tabel Minimum Pelat tanpa Balok
Interior (SNI 03-2847-2002). Momen pelat dihitung berdasarkan harga
perbandingan Ly /Lx dan interpolasi koefisien-koefisien pengali pada tabel
perhitungan beton bertulang (Gideon H Kusuma, hal 90) :
1) Momen lapangan arah x (Mlx)
𝑀𝑙𝑥 = 0,001. 𝑞𝑢. 𝑙𝑥2
. 𝑋
𝑀𝑙𝑥 = 0,001 × 0,7936 × 4,52
× 54 = 0,8678 𝑡𝑚
2) Momen lapangan arah y (Mly)
𝑀𝑙𝑦 = 0,001. 𝑞𝑢. 𝑙𝑥2
. 𝑋
𝑀𝑙𝑦 = 0,001 × 0,7936 × 4,52
× 17 = 0,273 𝑡𝑚
BAB IV-55
STT NUSA PUTRA
3) Momen tumpuan arah x (Mtx)
𝑀𝑡𝑥 = 0,001. 𝑞𝑢. 𝑙𝑥2
. 𝑋
𝑀𝑡𝑥 = 0,001 × 0,7936 × 4,52
× 82 = 1,318 𝑡𝑚
4) Momen tumpuan arah y (Mty)
𝑀𝑡𝑦 = 0,001. 𝑞𝑢. 𝑙𝑥2
. 𝑋
𝑀𝑡𝑦 = 0,001 × 0,7936 × 4,52
× 52 = 0,8357𝑡𝑚
4.7.7 Perhitungan Penulangan Pelat Lantai
1) Tebal pelat (h) = 120 mm
2) Penutup beton (p) = 20 mm
a) Kontruksi terlindung p = 20 mm
b) Kontruksi tak terlindung p = 40 mm
3) Diameter tulangan utama arah x dan arah y rencana ∅ = 10 mm
Tinggi efektif kontruksi terlindung
 Tinggi efektif arah x
(𝑑𝑥) = ℎ − 𝑝 − 0,5 × ∅
(𝑑𝑥) = 120 − 20 − 0,5 × 10 = 95 𝑚𝑚
 Tinggi efektif arah y
(𝑑𝑦) = ℎ − 𝑝 − ∅ − 0,5 × ∅
(𝑑𝑦) = 120 − 20 − 10 − 0,5 × 10 = 85 𝑚𝑚
Tinggi efektif kontruksi tak terlindung
 Tinggi efektif arah x
(𝑑𝑥) = ℎ − 𝑝 − 0,5 × ∅
(𝑑𝑥) = 120 − 40 − 0,5 × 10 = 75 𝑚𝑚
 Tinggi efektif arah y
(𝑑𝑦) = ℎ − 𝑝 − ∅ − 0,5 × ∅
(𝑑𝑦) = 120 − 40 − 10 − 0,5 × 10 = 65 𝑚𝑚
BAB IV-56
STT NUSA PUTRA
A. Tulangan Lapangan Arah X Pelat Lantai
b = 1000 mm ; dx = 95 mm
Mu = Mlx = 0,8678 tm = 0,8678.107
Nmm
𝑀𝑛 =
𝑀𝑢
∅
=
0,8678 . 107
0,8
= 1,085. 107
𝑁𝑚𝑚
𝑅𝑛 =
𝑀𝑛
𝑏. 𝑑2
=
1,085. 107
1000. 952
= 1,20
𝑚 =
𝑓𝑦
0,85. 𝑓𝑐
=
400
0,85.30
= 15,686
𝜌 =
1
𝑚
(1 − √1 −
2. 𝑚. 𝑅𝑛
𝑓𝑦
)
𝜌 =
1
15,686
(1 − √1 −
2.15,686.1,2
400
) = 0,0031
𝜌 < 𝜌 𝑚𝑎𝑥 = digunakan tulangan tunggal
𝜌 < 𝜌 𝑚𝑖𝑛 = digunakan 𝜌 𝑚𝑖𝑛 = 0,0035
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0,0035. 𝑏. 𝑑 = 0,0035.1000.95 = 332,5 𝑚𝑚2
𝑛 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 =
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢
1
4
. 𝜋. 𝑑2
=
332,5
1
4
. 𝜋. 102
= 4,2357 ≈ 4,5 𝑏𝑢𝑎ℎ
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑠 =
1000
4,5
= 222,222 𝑚𝑚
Dipakai tulangan D 10 – 200
𝐴𝑠 𝑎𝑑𝑎 = 0,25. 𝜋. 102
.
1000
200
= 392,5 𝑚𝑚2
> 332,5 𝑚𝑚2
(memenuhi syarat)
BAB IV-57
STT NUSA PUTRA
Kontrol kekuatan pelat lantai :
S aktual = 200 𝑚𝑚 ∅10 𝑚𝑚 sesuai buku cur hal 82 adalah 393
𝑎 =
𝑆 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 × 𝑓𝑦
0,85 × 𝑓𝑐 × 1000
=
393 × 400
0,85 × 30 × 1000
= 6,165
𝑀𝑛 = 393 × 400 × (95 − (
1
2
× 6,165)) × 10−7
= 1,445𝑡𝑚
Syarat kekuatan ∅𝑀𝑛 ≥ 𝑀𝑢
0,8 × 1,445 ≥ 0,8678
1,156𝑡𝑚 ≥ 0,858 𝑡𝑚 (Jadi memenuhi syarat kekuatan)
B. Tulangan Lapangan Arah Y Pelat Lantai
b = 1000 mm ; dx = 85 mm
Mu = Mly = 0,273 tm = 0,273 .107
Nmm
𝑀𝑛 =
𝑀𝑢
∅
=
0,273 . 107
0,8
= 0,341. 107
𝑁𝑚𝑚
𝑅𝑛 =
𝑀𝑛
𝑏. 𝑑2
=
0,341. 107
1000. 852
= 0,472
𝑚 =
𝑓𝑦
0,85. 𝑓𝑐
=
400
0,85.30
= 15,686
𝜌 =
1
𝑚
(1 − √1 −
2. 𝑚. 𝑅𝑛
𝑓𝑦
)
BAB IV-58
STT NUSA PUTRA
𝜌 =
1
15,686
(1 − √1 −
2.15,686.0,472
400
) = 0,0011
𝜌 < 𝜌 𝑚𝑎𝑥 = digunakan tulangan tunggal
𝜌 < 𝜌 𝑚𝑖𝑛 = digunakan 𝜌 𝑚𝑖𝑛 = 0,0035
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0,0035. 𝑏. 𝑑 = 0,0035.1000.85 = 297,5 𝑚𝑚2
𝑛 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 =
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢
1
4
. 𝜋. 𝑑2
=
297,5
1
4
. 𝜋. 102
= 3,7898 ≈ 4 𝑏𝑢𝑎ℎ
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑠 =
1000
4
= 250 𝑚𝑚
Dipakai tulangan D 10 – 250
𝐴𝑠 𝑎𝑑𝑎 = 0,25. 𝜋. 102
.
1000
250
= 314 𝑚𝑚2
> 297,5 𝑚𝑚2
(memenuhi syarat)
Kontrol kekuatan pelat lantai :
S aktual = 250 𝑚𝑚 ∅10 𝑚𝑚 sesuai buku cur hal 82 adalah 314
𝑎 =
𝑆 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 × 𝑓𝑦
0,85 × 𝑓𝑐 × 1000
=
314 × 400
0,85 × 30 × 1000
= 4,925
𝑀𝑛 = 314 × 400 × (85 − (
1
2
× 4,925)) × 10−7
= 1,037 𝑡𝑚
Syarat kekuatan ∅𝑀𝑛 ≥ 𝑀𝑢
0,8 × 1,037 ≥ 0,273
0,8296 𝑡𝑚 ≥ 0,273 𝑡𝑚 (Jadi memenuhi syarat kekuatan)
BAB IV-59
STT NUSA PUTRA
C. Tulangan Tumpuan Arah X Pelat Lantai
b = 1000 mm ; dx = 95 mm
Mu = Mtx = 1,318 tm = 1,318 .107
Nmm
𝑀𝑛 =
𝑀𝑢
∅
=
1,318 . 107
0,8
= 1,6475. 107
𝑁𝑚𝑚
𝑅𝑛 =
𝑀𝑛
𝑏. 𝑑2
=
1,6475. 107
1000. 952
= 1,826
𝑚 =
𝑓𝑦
0,85. 𝑓𝑐
=
400
0,85.30
= 15,686
𝜌 =
1
𝑚
(1 − √1 −
2. 𝑚. 𝑅𝑛
𝑓𝑦
)
𝜌 =
1
15,686
(1 − √1 −
2.15,686.1,826
400
) = 0,0047
𝜌 < 𝜌 𝑚𝑎𝑥 = digunakan tulangan tunggal
𝜌 > 𝜌 𝑚𝑖𝑛 = digunakan 𝜌 = 0,0047
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0,0047. 𝑏. 𝑑 = 0,0047.1000.95 = 446,5 𝑚𝑚2
𝑛 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 =
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢
1
4
. 𝜋. 𝑑2
=
446,5
1
4
. 𝜋. 102
= 5,688 ≈ 6 𝑏𝑢𝑎ℎ
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑠 =
1000
6
= 166,67 𝑚𝑚 ≈ 150 𝑚𝑚
Dipakai tulangan D 10 – 150
𝐴𝑠 𝑎𝑑𝑎 = 0,25. 𝜋. 102
.
1000
150
= 523,3 𝑚𝑚2
> 446,5 𝑚𝑚2
(memenuhi syarat)
BAB IV-60
STT NUSA PUTRA
Kontrol kekuatan pelat lantai :
S aktual = 150 𝑚𝑚 ∅10 𝑚𝑚 sesuai buku cur hal 82 adalah 524
𝑎 =
𝑆 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 × 𝑓𝑦
0,85 × 𝑓𝑐 × 1000
=
524 × 400
0,85 × 30 × 1000
= 8,2196
𝑀𝑛 = 524 × 400 × (95 − (
1
2
× 8,2196)) × 10−7
= 1,905 𝑡𝑚
Syarat kekuatan ∅𝑀𝑛 ≥ 𝑀𝑢
0,8 × 1,905 ≥ 1,318
1,524 𝑡𝑚 ≥ 1,318 𝑡𝑚 (Jadi memenuhi syarat kekuatan)
D. Tulangan Tumpuan Arah Y Pelat Lantai
b = 1000 mm ; dx = 85 mm
Mu = Mty = 0,8357 tm = 0,8357 .107
Nmm
𝑀𝑛 =
𝑀𝑢
∅
=
0,8357 . 107
0,8
= 1,045. 107
𝑁𝑚𝑚
𝑅𝑛 =
𝑀𝑛
𝑏. 𝑑2
=
1,045. 107
1000. 852
= 1,446
𝑚 =
𝑓𝑦
0,85. 𝑓𝑐
=
400
0,85.30
= 15,686
𝜌 =
1
𝑚
(1 − √1 −
2. 𝑚. 𝑅𝑛
𝑓𝑦
)
BAB IV-61
STT NUSA PUTRA
𝜌 =
1
15,686
(1 − √1 −
2.15,686.1,446
400
) = 0,0037
𝜌 < 𝜌 𝑚𝑎𝑥 = digunakan tulangan tunggal
𝜌 > 𝜌 𝑚𝑖𝑛 = digunakan 𝜌 = 0,0037
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0,0037. 𝑏. 𝑑 = 0,0037.1000.85 = 314,5 𝑚𝑚2
𝑛 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 =
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢
1
4
. 𝜋. 𝑑2
=
314,5
1
4
. 𝜋. 102
= 4,006 ≈ 5 𝑏𝑢𝑎ℎ
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑠 =
1000
5
= 200 𝑚𝑚
Dipakai tulangan D 10 – 200
𝐴𝑠 𝑎𝑑𝑎 = 0,25. 𝜋. 102
.
1000
200
= 392,5 𝑚𝑚2
> 314,5 𝑚𝑚2
(memenuhi syarat)
Kontrol kekuatan pelat lantai :
S aktual = 200 𝑚𝑚 ∅10 𝑚𝑚 sesuai buku cur hal 82 adalah 393
𝑎 =
𝑆 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 × 𝑓𝑦
0,85 × 𝑓𝑐 × 1000
=
393 × 400
0,85 × 30 × 1000
= 6,165
𝑀𝑛 = 393 × 400 × (85 − (
1
2
× 6,165)) × 10−7
= 1,288 𝑡𝑚
Syarat kekuatan ∅𝑀𝑛 ≥ 𝑀𝑢
0,8 × 1,288 ≥ 1,318
1,03 𝑡𝑚 ≥ 0,8357 𝑡𝑚 (Jadi memenuhi syarat kekuatan)
BAB IV-62
STT NUSA PUTRA
4.8 Kesimpulan Perencanaan Pelat Atap dan Pelat lantai
4.8.1 Dari analisis hitungan tulangan pelat Atap diatas kemudian dibandingkan
dengan pelaksanaan di lapangan seperti pada Tabel 4.1. berikut :
No Jenis Penulangan Hasil Hitungan Pelaksanaan di lapangan
1 Lapangan arah x D 10 – 200 D 10 – 100
2 Lapangan arah y D 10 – 250 D 10 – 100
3 Tumpuan arah x D 10 – 150 D 10 – 100
4 Tumpuan arah y D 10 – 200 D 10 – 100
Tabel 4.1. Hasil Hitungan Analisis Pelat Atap
4.8.2 Dari analisis hitungan tulangan pelat lantai diatas kemudian dibandingkan
dengan pelaksanaan di lapangan seperti pada Tabel 4.2. berikut :
No Jenis Penulangan Hasil Hitungan Pelaksanaan di lapangan
1 Lapangan arah x D 10 – 200 D 10 – 100
2 Lapangan arah y D 10 – 250 D 10 – 100
3 Tumpuan arah x D 10 – 150 D 10 – 100
4 Tumpuan arah y D 10 – 200 D 10 – 100
Tabel 4.2. Hasil Hitungan Analisis Pelat
Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perencanaan pelat atap
dan pelat Lantai sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia, bahkan
diestimasikan lebih besar, hal ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan
dalam pengerjaan dan memberikan jarak aman untuk menghindari kesalahan
manusia pada saat pemasangan yang tidak sesuai dengan shop drawing yang ada.

More Related Content

What's hot

Bab iv 4.5 tangga (190 201) pdf
Bab iv 4.5 tangga (190 201) pdfBab iv 4.5 tangga (190 201) pdf
Bab iv 4.5 tangga (190 201) pdffauziyyah ziya
 
Kayu sni2002 samb.paku-baut
Kayu sni2002   samb.paku-bautKayu sni2002   samb.paku-baut
Kayu sni2002 samb.paku-bautandangsadewa
 
SOF Jaring Kontrol Geodesi
SOF Jaring Kontrol GeodesiSOF Jaring Kontrol Geodesi
SOF Jaring Kontrol GeodesiAvrilina Hadi
 
Beton prategang
Beton prategangBeton prategang
Beton prategangPoten Novo
 
STRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIK
STRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIKSTRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIK
STRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIKMOSES HADUN
 
25. perhitungan struktur underpass
25. perhitungan struktur underpass25. perhitungan struktur underpass
25. perhitungan struktur underpassRasinanda
 
Analisa dimensi dan biaya struktur baja
Analisa dimensi dan biaya struktur bajaAnalisa dimensi dan biaya struktur baja
Analisa dimensi dan biaya struktur bajamoses hadun
 
Sistem bangunan tinggi analisis shearwall
Sistem bangunan tinggi analisis shearwallSistem bangunan tinggi analisis shearwall
Sistem bangunan tinggi analisis shearwalldwifilo
 
Analisa struktur kekuatan balok pada gedung makassar mall pasca kebakaran den...
Analisa struktur kekuatan balok pada gedung makassar mall pasca kebakaran den...Analisa struktur kekuatan balok pada gedung makassar mall pasca kebakaran den...
Analisa struktur kekuatan balok pada gedung makassar mall pasca kebakaran den...vivirahmawati01
 
Aminullah assagaf k4 5-manj oprs dan prod_2020
Aminullah assagaf k4 5-manj oprs dan prod_2020Aminullah assagaf k4 5-manj oprs dan prod_2020
Aminullah assagaf k4 5-manj oprs dan prod_2020Aminullah Assagaf
 

What's hot (20)

Balok induk
Balok indukBalok induk
Balok induk
 
Bab iv 4.5 tangga (190 201) pdf
Bab iv 4.5 tangga (190 201) pdfBab iv 4.5 tangga (190 201) pdf
Bab iv 4.5 tangga (190 201) pdf
 
Perencanaan balok
Perencanaan balokPerencanaan balok
Perencanaan balok
 
Tugas 5 Struktur Beton 1
Tugas 5 Struktur Beton 1Tugas 5 Struktur Beton 1
Tugas 5 Struktur Beton 1
 
Tugas 10 Struktur beton 1
Tugas 10 Struktur beton 1Tugas 10 Struktur beton 1
Tugas 10 Struktur beton 1
 
Tugas 9 Struktur beton 1
Tugas 9 Struktur beton 1Tugas 9 Struktur beton 1
Tugas 9 Struktur beton 1
 
Kayu sni2002 samb.paku-baut
Kayu sni2002   samb.paku-bautKayu sni2002   samb.paku-baut
Kayu sni2002 samb.paku-baut
 
SOF Jaring Kontrol Geodesi
SOF Jaring Kontrol GeodesiSOF Jaring Kontrol Geodesi
SOF Jaring Kontrol Geodesi
 
Beton prategang
Beton prategangBeton prategang
Beton prategang
 
STRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIK
STRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIKSTRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIK
STRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIK
 
25. perhitungan struktur underpass
25. perhitungan struktur underpass25. perhitungan struktur underpass
25. perhitungan struktur underpass
 
Analisa dimensi dan biaya struktur baja
Analisa dimensi dan biaya struktur bajaAnalisa dimensi dan biaya struktur baja
Analisa dimensi dan biaya struktur baja
 
Tugas m2 kb2
Tugas m2 kb2Tugas m2 kb2
Tugas m2 kb2
 
Tabel standard ulir
Tabel standard ulirTabel standard ulir
Tabel standard ulir
 
Sistem bangunan tinggi analisis shearwall
Sistem bangunan tinggi analisis shearwallSistem bangunan tinggi analisis shearwall
Sistem bangunan tinggi analisis shearwall
 
Analisa struktur kekuatan balok pada gedung makassar mall pasca kebakaran den...
Analisa struktur kekuatan balok pada gedung makassar mall pasca kebakaran den...Analisa struktur kekuatan balok pada gedung makassar mall pasca kebakaran den...
Analisa struktur kekuatan balok pada gedung makassar mall pasca kebakaran den...
 
1
11
1
 
1913 chapter iv
1913 chapter iv1913 chapter iv
1913 chapter iv
 
Aminullah assagaf k4 5-manj oprs dan prod_2020
Aminullah assagaf k4 5-manj oprs dan prod_2020Aminullah assagaf k4 5-manj oprs dan prod_2020
Aminullah assagaf k4 5-manj oprs dan prod_2020
 
PSIKOMETRI 25
PSIKOMETRI 25PSIKOMETRI 25
PSIKOMETRI 25
 

Viewers also liked

Teknik Analisis Data Ekstan
Teknik Analisis Data EkstanTeknik Analisis Data Ekstan
Teknik Analisis Data EkstanHEVILORIS
 
Sex, Drugs and Reggae music: How to fail (and succeed) at Crowdfunding - Oded...
Sex, Drugs and Reggae music: How to fail (and succeed) at Crowdfunding - Oded...Sex, Drugs and Reggae music: How to fail (and succeed) at Crowdfunding - Oded...
Sex, Drugs and Reggae music: How to fail (and succeed) at Crowdfunding - Oded...Codemotion Tel Aviv
 
Le professioni
Le professioniLe professioni
Le professionisilviaddea
 
Android App Security Solution
Android App Security SolutionAndroid App Security Solution
Android App Security SolutionJay Li
 
Дворец из мороженого
Дворец из мороженогоДворец из мороженого
Дворец из мороженогоgexarvest
 
Odai driven-development
Odai driven-developmentOdai driven-development
Odai driven-developmentm1sogi
 
16267 Holiday Survival Guide FINAL E
16267 Holiday Survival Guide FINAL E16267 Holiday Survival Guide FINAL E
16267 Holiday Survival Guide FINAL EJamie Briggs
 
Objective Superman - Sash Zats, Wondermall
Objective Superman - Sash Zats, WondermallObjective Superman - Sash Zats, Wondermall
Objective Superman - Sash Zats, WondermallCodemotion Tel Aviv
 
St. Louis Office Outlook Q4 2016
St. Louis Office Outlook Q4 2016St. Louis Office Outlook Q4 2016
St. Louis Office Outlook Q4 2016Blaise Tomazic
 
Phan 2 chuong 3 - may anh lap ban do
Phan 2   chuong 3 - may anh lap ban doPhan 2   chuong 3 - may anh lap ban do
Phan 2 chuong 3 - may anh lap ban dobien14
 
Simran Vedvyas CV 2014
Simran Vedvyas CV 2014Simran Vedvyas CV 2014
Simran Vedvyas CV 2014Simran Vedvyas
 
박홍근홈패션 사보 2012년 봄호
박홍근홈패션 사보 2012년 봄호박홍근홈패션 사보 2012년 봄호
박홍근홈패션 사보 2012년 봄호phghome
 
BAF-M.Rastegary-24042016-presentation
BAF-M.Rastegary-24042016-presentationBAF-M.Rastegary-24042016-presentation
BAF-M.Rastegary-24042016-presentationMehdi Rastegary
 

Viewers also liked (18)

Teknik Analisis Data Ekstan
Teknik Analisis Data EkstanTeknik Analisis Data Ekstan
Teknik Analisis Data Ekstan
 
Sex, Drugs and Reggae music: How to fail (and succeed) at Crowdfunding - Oded...
Sex, Drugs and Reggae music: How to fail (and succeed) at Crowdfunding - Oded...Sex, Drugs and Reggae music: How to fail (and succeed) at Crowdfunding - Oded...
Sex, Drugs and Reggae music: How to fail (and succeed) at Crowdfunding - Oded...
 
Le professioni
Le professioniLe professioni
Le professioni
 
Android App Security Solution
Android App Security SolutionAndroid App Security Solution
Android App Security Solution
 
Дворец из мороженого
Дворец из мороженогоДворец из мороженого
Дворец из мороженого
 
Odai driven-development
Odai driven-developmentOdai driven-development
Odai driven-development
 
Articles en therotical_reflections_6
Articles en therotical_reflections_6Articles en therotical_reflections_6
Articles en therotical_reflections_6
 
Mostafa Kamal
Mostafa KamalMostafa Kamal
Mostafa Kamal
 
16267 Holiday Survival Guide FINAL E
16267 Holiday Survival Guide FINAL E16267 Holiday Survival Guide FINAL E
16267 Holiday Survival Guide FINAL E
 
Objective Superman - Sash Zats, Wondermall
Objective Superman - Sash Zats, WondermallObjective Superman - Sash Zats, Wondermall
Objective Superman - Sash Zats, Wondermall
 
St. Louis Office Outlook Q4 2016
St. Louis Office Outlook Q4 2016St. Louis Office Outlook Q4 2016
St. Louis Office Outlook Q4 2016
 
Articles en words_incolor_9
Articles en words_incolor_9Articles en words_incolor_9
Articles en words_incolor_9
 
Phan 2 chuong 3 - may anh lap ban do
Phan 2   chuong 3 - may anh lap ban doPhan 2   chuong 3 - may anh lap ban do
Phan 2 chuong 3 - may anh lap ban do
 
Web 2.0
Web 2.0Web 2.0
Web 2.0
 
Kalpesh
KalpeshKalpesh
Kalpesh
 
Simran Vedvyas CV 2014
Simran Vedvyas CV 2014Simran Vedvyas CV 2014
Simran Vedvyas CV 2014
 
박홍근홈패션 사보 2012년 봄호
박홍근홈패션 사보 2012년 봄호박홍근홈패션 사보 2012년 봄호
박홍근홈패션 사보 2012년 봄호
 
BAF-M.Rastegary-24042016-presentation
BAF-M.Rastegary-24042016-presentationBAF-M.Rastegary-24042016-presentation
BAF-M.Rastegary-24042016-presentation
 

Similar to STRUKTUR PELAT

Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10noussevarenna
 
perhitungan struktur lapangan sepak bola
perhitungan struktur lapangan sepak bolaperhitungan struktur lapangan sepak bola
perhitungan struktur lapangan sepak bolapop sick
 
Contoh soal komposit
Contoh soal kompositContoh soal komposit
Contoh soal kompositkahar pasca
 
Perencanaa rumah dua lantai
Perencanaa rumah dua lantaiPerencanaa rumah dua lantai
Perencanaa rumah dua lantairezasholahudin
 
Perencanaa rumah dua lantai
Perencanaa rumah dua lantaiPerencanaa rumah dua lantai
Perencanaa rumah dua lantairezasholahudin
 
8. bab 4 hasil dan pembahasan refisi september 1
8. bab 4 hasil dan pembahasan refisi september 18. bab 4 hasil dan pembahasan refisi september 1
8. bab 4 hasil dan pembahasan refisi september 1deka rolan
 
PERHITUNGAN STONRISE 2 LANTAI.pdf
PERHITUNGAN STONRISE 2 LANTAI.pdfPERHITUNGAN STONRISE 2 LANTAI.pdf
PERHITUNGAN STONRISE 2 LANTAI.pdfSavageHunter3
 
Perhitungan balok prategang_pci_-girder
Perhitungan balok prategang_pci_-girderPerhitungan balok prategang_pci_-girder
Perhitungan balok prategang_pci_-girderjanahsiti
 
PPT BIMA HUTARI.pptx
PPT BIMA HUTARI.pptxPPT BIMA HUTARI.pptx
PPT BIMA HUTARI.pptxGentaPermata2
 
Tugas Besar Pondasi II
Tugas Besar Pondasi IITugas Besar Pondasi II
Tugas Besar Pondasi IIRendi Fahreza
 
Presentasi skripsi ujang
Presentasi skripsi ujang  Presentasi skripsi ujang
Presentasi skripsi ujang ujang asf
 

Similar to STRUKTUR PELAT (20)

Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10
 
Bab 4 plat
Bab 4 platBab 4 plat
Bab 4 plat
 
perhitungan struktur lapangan sepak bola
perhitungan struktur lapangan sepak bolaperhitungan struktur lapangan sepak bola
perhitungan struktur lapangan sepak bola
 
Baja presentation
Baja presentationBaja presentation
Baja presentation
 
Contoh soal komposit
Contoh soal kompositContoh soal komposit
Contoh soal komposit
 
Pondasi
PondasiPondasi
Pondasi
 
Perencanaa rumah dua lantai
Perencanaa rumah dua lantaiPerencanaa rumah dua lantai
Perencanaa rumah dua lantai
 
Perencanaa rumah dua lantai
Perencanaa rumah dua lantaiPerencanaa rumah dua lantai
Perencanaa rumah dua lantai
 
8. bab 4 hasil dan pembahasan refisi september 1
8. bab 4 hasil dan pembahasan refisi september 18. bab 4 hasil dan pembahasan refisi september 1
8. bab 4 hasil dan pembahasan refisi september 1
 
PERHITUNGAN STONRISE 2 LANTAI.pdf
PERHITUNGAN STONRISE 2 LANTAI.pdfPERHITUNGAN STONRISE 2 LANTAI.pdf
PERHITUNGAN STONRISE 2 LANTAI.pdf
 
2. pci girder
2. pci girder2. pci girder
2. pci girder
 
Perhitungan balok prategang_pci_-girder
Perhitungan balok prategang_pci_-girderPerhitungan balok prategang_pci_-girder
Perhitungan balok prategang_pci_-girder
 
PPT BIMA HUTARI.pptx
PPT BIMA HUTARI.pptxPPT BIMA HUTARI.pptx
PPT BIMA HUTARI.pptx
 
1. analisis slab lantai jembatan
1. analisis slab lantai jembatan1. analisis slab lantai jembatan
1. analisis slab lantai jembatan
 
STRUKTUR JEMBATAN
STRUKTUR JEMBATANSTRUKTUR JEMBATAN
STRUKTUR JEMBATAN
 
Tugas Besar Pondasi II
Tugas Besar Pondasi IITugas Besar Pondasi II
Tugas Besar Pondasi II
 
Perhitungan tulangAN kolom
Perhitungan tulangAN kolomPerhitungan tulangAN kolom
Perhitungan tulangAN kolom
 
PERENCANAAN TURAP
PERENCANAAN TURAPPERENCANAAN TURAP
PERENCANAAN TURAP
 
1.3,4.7 modulus elastisitas
1.3,4.7 modulus elastisitas1.3,4.7 modulus elastisitas
1.3,4.7 modulus elastisitas
 
Presentasi skripsi ujang
Presentasi skripsi ujang  Presentasi skripsi ujang
Presentasi skripsi ujang
 

More from ujang asf

Lembar persetujuan ujang
Lembar persetujuan ujang Lembar persetujuan ujang
Lembar persetujuan ujang ujang asf
 
Lembar pengesahan ujang
Lembar pengesahan ujang Lembar pengesahan ujang
Lembar pengesahan ujang ujang asf
 
Lampiran ujang
Lampiran ujang Lampiran ujang
Lampiran ujang ujang asf
 
Kata pengantar ujang
Kata pengantar ujang Kata pengantar ujang
Kata pengantar ujang ujang asf
 
Ijin publikasi ujang
Ijin publikasi ujang Ijin publikasi ujang
Ijin publikasi ujang ujang asf
 
Halaman sampul ujang
Halaman sampul ujang Halaman sampul ujang
Halaman sampul ujang ujang asf
 
Halaman pernyataan orisinilitas ujang
Halaman pernyataan orisinilitas ujangHalaman pernyataan orisinilitas ujang
Halaman pernyataan orisinilitas ujangujang asf
 
Daftar pustaka ujang
Daftar pustaka ujangDaftar pustaka ujang
Daftar pustaka ujangujang asf
 
Daftar isi ujang
Daftar isi ujangDaftar isi ujang
Daftar isi ujangujang asf
 
Bab 5 skripsi ujang
Bab 5 skripsi ujangBab 5 skripsi ujang
Bab 5 skripsi ujangujang asf
 
Bab 3 skripsi ujang
 Bab 3 skripsi ujang  Bab 3 skripsi ujang
Bab 3 skripsi ujang ujang asf
 
Bab 2 skripsi ujang
Bab 2 skripsi ujang Bab 2 skripsi ujang
Bab 2 skripsi ujang ujang asf
 
Bab 1 skripsi ujang
Bab 1 skripsi ujang Bab 1 skripsi ujang
Bab 1 skripsi ujang ujang asf
 
Abstraksi ujang
Abstraksi ujang Abstraksi ujang
Abstraksi ujang ujang asf
 
Abstraction ujang
Abstraction ujang Abstraction ujang
Abstraction ujang ujang asf
 

More from ujang asf (15)

Lembar persetujuan ujang
Lembar persetujuan ujang Lembar persetujuan ujang
Lembar persetujuan ujang
 
Lembar pengesahan ujang
Lembar pengesahan ujang Lembar pengesahan ujang
Lembar pengesahan ujang
 
Lampiran ujang
Lampiran ujang Lampiran ujang
Lampiran ujang
 
Kata pengantar ujang
Kata pengantar ujang Kata pengantar ujang
Kata pengantar ujang
 
Ijin publikasi ujang
Ijin publikasi ujang Ijin publikasi ujang
Ijin publikasi ujang
 
Halaman sampul ujang
Halaman sampul ujang Halaman sampul ujang
Halaman sampul ujang
 
Halaman pernyataan orisinilitas ujang
Halaman pernyataan orisinilitas ujangHalaman pernyataan orisinilitas ujang
Halaman pernyataan orisinilitas ujang
 
Daftar pustaka ujang
Daftar pustaka ujangDaftar pustaka ujang
Daftar pustaka ujang
 
Daftar isi ujang
Daftar isi ujangDaftar isi ujang
Daftar isi ujang
 
Bab 5 skripsi ujang
Bab 5 skripsi ujangBab 5 skripsi ujang
Bab 5 skripsi ujang
 
Bab 3 skripsi ujang
 Bab 3 skripsi ujang  Bab 3 skripsi ujang
Bab 3 skripsi ujang
 
Bab 2 skripsi ujang
Bab 2 skripsi ujang Bab 2 skripsi ujang
Bab 2 skripsi ujang
 
Bab 1 skripsi ujang
Bab 1 skripsi ujang Bab 1 skripsi ujang
Bab 1 skripsi ujang
 
Abstraksi ujang
Abstraksi ujang Abstraksi ujang
Abstraksi ujang
 
Abstraction ujang
Abstraction ujang Abstraction ujang
Abstraction ujang
 

STRUKTUR PELAT

  • 1. BAB IV-37 STT NUSA PUTRA BAB IV ANALISA STRUKTUR 4.1 Tinjauan Umum Sebagai calon engineer sipil, seorang mahasiswa harus dapat merencanakan dan menghitung suatu struktur baik beton, baja maupun kayu. Banyak aspek yang perlu dipertimbangkan dalam merncanakan suatu struktur bangunan, antara lain : kekuatan struktur, kesulitan pekerjaan, tersedianya material dan alat ,waktu pekerjaan, serta biaya pelaksanaan, harus teliti dalam menghitung perencanaan struktur agar nantinya bangunan aman dalam menerima pembebanan. Pada bagian ini akan dibahas dan ditinjau masalah hitungan perencanaan elemen struktur yaitu pelat. Dimanna hasil perhitungan akan dibandingkan dengan hasil pelaksanaan dilapangan. Dari hasil pebandingan ini kemudian dilakukan pembahasan sesuai dengan kondisi proyek. 4.2 Dasar Perencanaan Sebagai dasr perencanaan digunakan standar tata cara yang berlaku di indonesia,antara lain : a. Tata cara perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002) b. Tata cara perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1729-2002) c. Tata cara perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002)
  • 2. BAB IV-38 STT NUSA PUTRA 4.3 Metode Perhitungan Pelat Metode yang digunakan dalam analisis pelat beton bertulang di indonesia adalah sebagai berikut : a. Beban tersendiri dari beban hidup dan beban mati. b. Asumsi perletakan adalah tertumpu bebas pada tumpuan tepi. c. Analisis struktur sesuai tabel dan grafik gideon H kusuma. d. Analisis beton bertulang sesuai SNI 03-2847-2002. 4.4 Perhitungan Pelat Struktur pelat seluruhnya menggunakan beton konvensional dengan material bahan menggunakan beton fc’ = 30 Mpa, dan baja untuk tulangan utama menggunakan fy = 400 Mpa. Pemilihan tipe pelat dibedakan menurut bentang dan lebarnya, perencanaan pelat diasumsikan sama dari lantai 1 sampai 3 karena dan fungsinya ssecara umum hampir sama sedangkan pelat atap dibedakan dan tersendiri. Pada perencanaan tulangan pelat lantai tumpuan disekelilingi pelat terdiri 1 tipe yaitu terjepit, hal tersebut disebabkan pelat lantai ataupun atap di asumsikan minolit dengan balok induk dan balok anak. Pada perencanaan pembangunan Ruko 3 ½ lantai danalaga sukabumi, perhitungan pelat lantai terdiri dari beberapa tipe, salah satu diantaranya dapat dilihat pada skema pelat dibawah ini : 5 meter 2,75 meter Gambar 4.1 Skema Pelat Atap
  • 3. BAB IV-39 STT NUSA PUTRA 5 meter 9 meter Gambar 4.2 Skema Pelat Lantai 1,2,3 4.5 Langkah-Langkah Perencanaan Pelat 1) Menentukan syarat-syarat batas dan bentangannya 2) Menentukan tebal pelat 3) Hitung beban yang bekerja pada pelat,berupa beban mati dan beban hidup 4) Hitung momen-momen yang menentukan 5) Mencari tulangan pelat 4.6 Pelat Atap 4.6.1 Penentuan Perencanaan Tebal Pelat Atap Data perencanaan : 1) Tipe pelat : 5 meter x 2,75 meter 2) Mutu beton (f’c) : 30 Mpa 3) Mutu Baja (fy) : 400 Mpa 4) Diameter tulangan : 10 mm
  • 4. BAB IV-40 STT NUSA PUTRA 4.6.2 Perencanaan tulangan balok 4.6.2.1 Balok induk 1) Tinggi : ℎ = 1 15 × 𝑏𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 = 1 15 × 5000 = 333,3𝑚𝑚 = 333𝑚𝑚 ≤ 350 mm 2) Lebar balok : 𝑏 = 2 3 × ℎ = 2 3 × 333 = 222 mm ≥ 200 mm di perencanaan 4.6.2.2 Balok anak 1) Tinggi : ℎ = 1 15 × 𝑏𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 = 1 15 × 2500 = 166,67𝑚𝑚 ≤ 300𝑚𝑚 2) Lebar : 𝑏 = 2 3 × 166,67 = 111,1𝑚𝑚 = 111𝑚𝑚 ≤ 200𝑚𝑚 4.6.3 Perencanaan Tebal Pelat Atap Penentuan tebal pelat berdasarkan SNI 03-2847-2002 adalah sebagai berikut : ℎ 𝑚𝑖𝑛 = λn (0.8 − 𝑓 𝑦 1500 ) 36 + 9𝛽 ℎ 𝑚𝑎𝑥 = λn (0.8 − 𝑓 𝑦 1500 ) 36 dimana : 𝛽 = 𝑙𝑥 𝑙𝑦 Perhitungan h minimum dan h maksimum
  • 5. BAB IV-41 STT NUSA PUTRA ly = 5000 mm lx = 2750 mm 2,75 meter 5 meter 𝛽 = 𝑙𝑦 𝑙𝑥 = 5000 2750 = 1,818 ≤ 2(𝑡𝑤𝑜 𝑤𝑎𝑦 𝑠𝑙𝑎𝑏) a) Perhitungan h minimum ℎ 𝑚𝑖𝑛 = λn (0.8 − 𝑓 𝑦 1500 ) 36 + 9𝛽 ℎ 𝑚𝑖𝑛 = 5000 (0.8 − 300 1500 ) 36 + 9(1,818) = 57,29 𝑚𝑚 ≤ 100 𝑚𝑚 b) Perhitungan h maksimum ℎ 𝑚𝑎𝑥 = 5000 (0.8 − 300 1500 ) 36 = 83,33 𝑚𝑚 ≤ 100 𝑚𝑚 jadi, tebal pelat atap yang di ambil adalah 100 mm
  • 6. BAB IV-42 STT NUSA PUTRA 4.6.4 Perhitungan Beban Pelat Atap 4.6.4.1 Beban Mati 1) Beban sendiri pelat = 0,10 x 2400 = 240 kg/m2 2) Adukan semen (2 cm) = 0,02 x 2100 = 42 kg/m2 3) Lapisan aspal (2 cm) = 0,02 x 1400 = 28 kg/m2 4) Plafon dan penggantung = 18 kg/m2 5) Air genangan hujan (5cm) = 5 kg/m2 Total = 333 kg/m2 4.6.4.2 Beban Hidup Sesuai dengan SNI 2002 adalah 100 kg/m2 4.6.4.3 Kuat perlu Sesuai dengan SNI 2002 adalah : Maka Wu = 1,2WD + 1,6 WL = 1,2 (333) + 1,6 (100) = 559,6kg/m2 = 5,596 kN/m2 atau 0,5596 t/m2 4.6.5 Pembatasan Tulangan Pelat Atap 𝜌 𝑚𝑖𝑛 = 1,4 𝑓𝑦 = 1,4 400 = 0,0035 𝜌𝑏 = 0,85. 𝛽. 𝑓𝑐 𝑓𝑦 + 600 600 + 𝑓𝑦 = 𝜌𝑏 = 0,85.1,818.30 400 + 600 600 + 400 = 0,716 𝜌 𝑚𝑎𝑥 = 0,75. 𝜌𝑏 𝜌 𝑚𝑎𝑥 = 0,75.0,716 = 0,537
  • 7. BAB IV-43 STT NUSA PUTRA 4.6.6 Perhitungan Momen Pelat Atap Pada kasus ini pelat yang ditinjau merupakan tumpuan jepit. Tebal minimum didapat 100 mm dari Tabel 14. Tabel Minimum Pelat tanpa Balok Interior (SNI 03-2847-2002). Momen pelat dihitung berdasarkan harga perbandingan Ly /Lx dan interpolasi koefisien-koefisien pengali pada tabel perhitungan beton bertulang (Gideon H Kusuma, hal 90) : 1) Momen lapangan arah x (Mlx) 𝑀𝑙𝑥 = 0,001. 𝑞𝑢. 𝑙𝑥2 . 𝑋 𝑀𝑙𝑥 = 0,001 × 0,5596 × 52 × 54 = 0,756 𝑡𝑚 2) Momen lapangan arah y (Mly) 𝑀𝑙𝑦 = 0,001. 𝑞𝑢. 𝑙𝑥2 . 𝑋 𝑀𝑙𝑦 = 0,001 × 0,5596 × 52 × 17 = 0,2378 𝑡𝑚 3) Momen tumpuan arah x (Mtx) 𝑀𝑡𝑥 = 0,001. 𝑞𝑢. 𝑙𝑥2 . 𝑋 𝑀𝑡𝑥 = 0,001 × 0,5596 × 52 × 82 = 1,147 𝑡𝑚 4) Momen tumpuan arah y (Mty) 𝑀𝑡𝑦 = 0,001. 𝑞𝑢. 𝑙𝑥2 . 𝑋 𝑀𝑡𝑦 = 0,001 × 0,5596 × 52 × 53 = 0,741 𝑡𝑚
  • 8. BAB IV-44 STT NUSA PUTRA 4.6.7 Perhitungan Penulangan Pelat Atap 1) Tebal pelat (h) = 100 mm 2) Penutup beton (p) = 20 mm a) Kontruksi terlindung p = 20 mm b) Kontruksi tak terlindung p = 40 mm 3) Diameter tulangan utama arah x dan arah y rencana ∅ = 10 mm Tinggi efektif kontruksi terlindung  Tinggi efektif arah x (𝑑𝑥) = ℎ − 𝑝 − 0,5 × ∅ (𝑑𝑥) = 100 − 20 − 0,5 × 10 = 75 𝑚𝑚  Tinggi efektif arah y (𝑑𝑦) = ℎ − 𝑝 − ∅ − 0,5 × ∅ (𝑑𝑦) = 100 − 20 − 10 − 0,5 × 10 = 65 𝑚𝑚 Tinggi efektif kontruksi tak terlindung  Tinggi efektif arah x (𝑑𝑥) = ℎ − 𝑝 − 0,5 × ∅ (𝑑𝑥) = 100 − 40 − 0,5 × 10 = 55 𝑚𝑚  Tinggi efektif arah y (𝑑𝑦) = ℎ − 𝑝 − ∅ − 0,5 × ∅ (𝑑𝑦) = 100 − 40 − 10 − 0,5 × 10 = 45 𝑚𝑚
  • 9. BAB IV-45 STT NUSA PUTRA A. Tulangan Lapangan Arah X Pelat Atap b = 1000 mm ; dx = 75 mm Mu = Mlx = 0,756 tm = 0,756.107 Nmm 𝑀𝑛 = 𝑀𝑢 ∅ = 0,756. 107 0,8 = 0,945. 107 𝑁𝑚𝑚 𝑅𝑛 = 𝑀𝑛 𝑏. 𝑑2 = 0,945. 107 1000. 752 = 1,68 𝑚 = 𝑓𝑦 0,85. 𝑓𝑐 = 400 0,85.30 = 15,686 𝜌 = 1 𝑚 (1 − √1 − 2. 𝑚. 𝑅𝑛 𝑓𝑦 ) 𝜌 = 1 15,686 (1 − √1 − 2.15,686.1,68 400 ) = 0,0043 𝜌 < 𝜌 𝑚𝑎𝑥 = digunakan tulangan tunggal 𝜌 > 𝜌 𝑚𝑖𝑛 = digunakan 𝜌 = 0,0043 𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0,0043. 𝑏. 𝑑 = 0,0043.1000.75 = 322,5 𝑚𝑚2 𝑛 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 1 4 . 𝜋. 𝑑2 = 322,5 1 4 . 𝜋. 102 = 4,108 ≈ 5 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑠 = 1000 5 = 200 𝑚𝑚 Dipakai tulangan D 10 – 200 𝐴𝑠 𝑎𝑑𝑎 = 0,25. 𝜋. 102 . 1000 200 = 392,5 𝑚𝑚2 > 352,5 𝑚𝑚2 (memenuhi syarat)
  • 10. BAB IV-46 STT NUSA PUTRA Kontrol kekuatan pelat atap : S aktual = 200 𝑚𝑚 ∅10 𝑚𝑚 sesuai tabel cur adalah 393 𝑚𝑚2 𝑎 = 𝑆 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 × 𝑓𝑦 0,85 × 𝑓𝑐 × 1000 = 393 × 400 0,85 × 30 × 1000 = 6,165 𝑀𝑛 = 393 × 400 × (75 − ( 1 2 × 6,165)) × 10−7 = 1,1305 𝑡𝑚 Syarat kekuatan ∅𝑀𝑛 ≥ 𝑀𝑢 0,8 × 1,1305 ≥ 0,756 0,9044 𝑡𝑚 ≥ 0,756 𝑡𝑚 (Jadi memenuhi syarat kekuatan) B. Tulangan Lapangan Arah Y Pelat Atap b = 1000 mm ; dx = 65 mm Mu = Mly = 0,2378 tm = 0,2378 .107 Nmm 𝑀𝑛 = 𝑀𝑢 ∅ = 0,2378 . 107 0,8 = 0,2973. 107 𝑁𝑚𝑚 𝑅𝑛 = 𝑀𝑛 𝑏. 𝑑2 = 0,2973. 107 1000. 652 = 0,70367 𝑚 = 𝑓𝑦 0,85. 𝑓𝑐 = 400 0,85.30 = 15,686 𝜌 = 1 𝑚 (1 − √1 − 2. 𝑚. 𝑅𝑛 𝑓𝑦 )
  • 11. BAB IV-47 STT NUSA PUTRA 𝜌 = 1 15,686 (1 − √1 − 2.15,686.0,70367 400 ) = 0,00178 𝜌 < 𝜌 𝑚𝑎𝑥 = digunakan tulangan tunggal 𝜌 < 𝜌 𝑚𝑖𝑛 = digunakan 𝜌 𝑚𝑖𝑛 = 0,0035 𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0,0035. 𝑏. 𝑑 = 0,0035.1000.65 = 227,5 𝑚𝑚2 𝑛 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 1 4 . 𝜋. 𝑑2 = 227,5 1 4 . 𝜋. 102 = 2,9 < 4 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑠 = 1000 4 = 250 𝑚𝑚 Dipakai tulangan D 10 – 250 𝐴𝑠 𝑎𝑑𝑎 = 0,25. 𝜋. 102 . 1000 250 = 314 𝑚𝑚2 > 227,5 𝑚𝑚2 (memenuhi syarat) Kontrol kekuatan pelat atap : S aktual = 250 𝑚𝑚 ∅10 𝑚𝑚 sesuai tabel cur adalah 314 𝑎 = 𝑆 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 × 𝑓𝑦 0,85 × 𝑓𝑐 × 1000 = 314 × 400 0,85 × 30 × 1000 = 4,941 𝑀𝑛 = 314 × 400 × (65 − ( 1 2 × 4,941)) × 10−7 = 0,785 𝑡𝑚 Syarat kekuatan ∅𝑀𝑛 ≥ 𝑀𝑢 0,8 × 0,785 ≥ 0,2378 0,628 𝑡𝑚 ≥ 0,239 𝑡𝑚 (Jadi memenuhi syarat kekuatan)
  • 12. BAB IV-48 STT NUSA PUTRA C. Tulangan Tumpuan Arah X Pelat Atap b = 1000 mm ; dx = 75 mm Mu = Mtx = 1,147 tm =1,147 .107 Nmm 𝑀𝑛 = 𝑀𝑢 ∅ = 1,147 . 107 0,8 = 1,43. 107 𝑁𝑚𝑚 𝑅𝑛 = 𝑀𝑛 𝑏. 𝑑2 = 1,43. 107 1000. 752 = 2,54 𝑚 = 𝑓𝑦 0,85. 𝑓𝑐 = 400 0,85.30 = 15,686 𝜌 = 1 𝑚 (1 − √1 − 2. 𝑚. 𝑅𝑛 𝑓𝑦 ) 𝜌 = 1 15,686 (1 − √1 − 2.15,686.2,54 400 ) = 0,0067 𝜌 < 𝜌 𝑚𝑎𝑥 = digunakan tulangan tunggal 𝜌 > 𝜌 𝑚𝑖𝑛 = digunakan 𝜌 = 0,0067 𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0,0055. 𝑏. 𝑑 = 0,0067.1000.75 = 502,5 𝑚𝑚2 𝑛 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 1 4 . 𝜋. 𝑑2 = 502,5 1 4 . 𝜋. 102 = 6,401 ≈ 6,5 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑠 = 1000 6,5 = 153,846 𝑚𝑚 > 150 𝑚𝑚 Dipakai tulangan D 10 – 150 𝐴𝑠 𝑎𝑑𝑎 = 0,25. 𝜋. 102 . 1000 150 = 523,33 𝑚𝑚2 > 502,5 𝑚𝑚2 (memenuhi syarat)
  • 13. BAB IV-49 STT NUSA PUTRA Kontrol kekuatan pelat atap : S aktual = 150 𝑚𝑚 ∅10 𝑚𝑚 sesuai dengan buku cur adalah 524 𝑎 = 𝑆 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 × 𝑓𝑦 0,85 × 𝑓𝑐 × 1000 = 524 × 400 0,85 × 30 × 1000 = 8,2196 𝑀𝑛 = 524 × 400 × (75 − ( 1 2 × 8,2196)) × 10−7 = 1,486 𝑡𝑚 Syarat kekuatan ∅𝑀𝑛 ≥ 𝑀𝑢 0,8 × 1,486 ≥ 1,147 1,189 𝑡𝑚 ≥ 1,147 𝑡𝑚 (Jadi memenuhi syarat kekuatan) D. Tulangan Tumpuan Arah Y Pelat Atap b = 1000 mm ; dx = 65 mm Mu = Mty = 0,741 tm = 0,741.107 Nmm 𝑀𝑛 = 𝑀𝑢 ∅ = 0,741. 107 0,8 = 0,926. 107 𝑁𝑚𝑚 𝑅𝑛 = 𝑀𝑛 𝑏. 𝑑2 = 0,926. 107 1000. 652 = 2,19 𝑚 = 𝑓𝑦 0,85. 𝑓𝑐 = 400 0,85.30 = 15,686 𝜌 = 1 𝑚 (1 − √1 − 2. 𝑚. 𝑅𝑛 𝑓𝑦 ) 𝜌 = 1 15,686 (1 − √1 − 2.15,686.2,19 400 ) =0,0057
  • 14. BAB IV-50 STT NUSA PUTRA 𝜌 < 𝜌 𝑚𝑎𝑥 = digunakan tulangan tunggal 𝜌 > 𝜌 𝑚𝑖𝑛 = digunakan 𝜌 = 0,0057 𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0,0057. 𝑏. 𝑑 = 0,0057.1000.65 = 370,5 𝑚𝑚2 𝑛 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 1 4 . 𝜋. 𝑑2 = 370,5 1 4 . 𝜋. 102 = 4,72 ≈ 5 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑠 = 1000 5 = 200 𝑚𝑚 Dipakai tulangan D 10 – 200 𝐴𝑠 𝑎𝑑𝑎 = 0,25. 𝜋. 102 . 1000 200 = 392,5 𝑚𝑚2 > 370,5 𝑚𝑚2 (memenuhi syarat) Kontrol kekuatan pelat atap : S aktual = 200 𝑚𝑚 ∅10 𝑚𝑚 sesuai dengan buku cur adalah 393 𝑎 = 𝑆 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 × 𝑓𝑦 0,85 × 𝑓𝑐 × 1000 = 393 × 400 0,85 × 30 × 1000 = 6,1647 𝑀𝑛 = 393 × 400 × (65 − ( 1 2 × 6,1647)) × 10−7 = 0,973 𝑡𝑚 Syarat kekuatan ∅𝑀𝑛 ≥ 𝑀𝑢 0,8 × 0,9733 ≥ 0,741 0,7787 𝑡𝑚 ≥ 0,741 𝑡𝑚 (Jadi memenuhi syarat kekuatan)
  • 15. BAB IV-51 STT NUSA PUTRA 4.7 Pelat Lantai 4.7.1 Perencanaan Tebal Pelat Lantai Data perencanaan : 1) Tipe pelat : 4,5 meter x 2,5 meter 2) Mutu beton (f’c) : 30 Mpa 3) Mutu Baja (fy) : 400 Mpa 4) Diameter tulangan : 10 mm 5) Tebal pelat lantai : 120 mm 6) Tebal keramik : 20 mm 7) Tebal spesi : 20 mm 8) Berat jenis beton : 2,4 t/m3 9) Berat jenis pasir : 1,6 t/m3 10) Berat jenis spesi : 2,1 t/m3 4.7.2 Perencanaan Tulangan Balok Pelat Lantai 4.7.2.1 Balok induk 1) Tinggi : ℎ = 1 15 × 𝑏𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 = 1 15 × 5000 = 333,3𝑚𝑚 = 333𝑚𝑚 ≤ 400 mm 2) Lebar balok : 𝑏 = 2 3 × ℎ = 2 3 × 333 = 222 mm ≥ 200 mm di perencanaan 4.7.2.2 Balok Anak 1) Tinggi : ℎ = 1 15 × 𝑏𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 = 1 15 × 2500 = 166,67𝑚𝑚 ≤ 300𝑚𝑚 2) Lebar : 𝑏 = 2 3 × 166,67 = 111,1𝑚𝑚 = 111𝑚𝑚 ≤ 200𝑚𝑚
  • 16. BAB IV-52 STT NUSA PUTRA ly = 4500 mm lx = 2500 mm 4.7.3 Perhitungan Tebal Pelat Lantai Penentuan tebal pelat berdasarkan SNI 03-2847-2002 adalah sebagai berikut : ℎ 𝑚𝑖𝑛 = λn (0.8 − 𝑓 𝑦 1500 ) 36 + 9𝛽 ℎ 𝑚𝑎𝑥 = λn (0.8 − 𝑓 𝑦 1500 ) 36 dimana : 𝛽 = 𝑙𝑥 𝑙𝑦 Perhitungan h minimum dan h maksimum 2,5 meter 4,5 meter 𝛽 = 𝑙𝑦 𝑙𝑥 = 4500 2500 = 1,8 ≤ 2(𝑡𝑤𝑜 𝑤𝑎𝑦 𝑠𝑙𝑎𝑏) a) Perhitungan h minimum ℎ 𝑚𝑖𝑛 = λn (0.8 − 𝑓 𝑦 1500 ) 36 + 9𝛽
  • 17. BAB IV-53 STT NUSA PUTRA ℎ 𝑚𝑖𝑛 = 4500 (0.8 − 300 1500 ) 36 + 9(1,8) = 51,72 𝑚𝑚 ≤ 120 𝑚𝑚 b) Perhitungan h maksimum ℎ 𝑚𝑎𝑥 = 4500 (0.8 − 300 1500 ) 36 = 75 𝑚𝑚 ≤ 120 𝑚𝑚 jadi, tebal pelat lantai yang di ambil adalah 120 mm, karena pelat lantai mungkin akan mendapat beban lebih besar dari pelat atap. 4.7.4 Perhitungan Beban Pelat Lantai 4.7.4.1 Beban Mati 1) Beban sendiri pelat = 0,12 x 2400 = 240 kg/m2 2) Adukan semen = 0,02 x 2100 = 42 kg/m2 3) keramik = 0,02 x 1400 = 28 kg/m2 4) Plafon dan penggantung = 18 kg/m2 Total = 328 kg/m2 4.7.4.2 Beban Hidup Sesuai dengan SNI 2002 adalah 250 kg/m2 4.7.4.3 Kuat perlu Sesuai dengan SNI 2002 adalah : Maka Wu = 1,2WD + 1,6 WL = 1,2 (328) + 1,6 (250) = 793,6 kg/m2 = 7,936 kN/m2 atau 0,7936 t/m2
  • 18. BAB IV-54 STT NUSA PUTRA 4.7.5 Pembatasan Tulangan Pelat Lantai 𝜌 𝑚𝑖𝑛 = 1,4 𝑓𝑦 = 1,4 400 = 0,0035 𝜌𝑏 = 0,85. 𝛽. 𝑓𝑐 𝑓𝑦 + 600 600 + 𝑓𝑦 = 𝜌𝑏 = 0,85.1,8.30 400 + 600 600 + 400 = 0,715 𝜌 𝑚𝑎𝑥 = 0,75. 𝜌𝑏 𝜌 𝑚𝑎𝑥 = 0,75.0,715 = 0,536 4.7.6 Perhitungan Momen Pelat Lantai Pada kasus ini pelat yang ditinjau merupakan tumpuan jepit. Tebal minimum didapat 120 mm dari Tabel 14. Tabel Minimum Pelat tanpa Balok Interior (SNI 03-2847-2002). Momen pelat dihitung berdasarkan harga perbandingan Ly /Lx dan interpolasi koefisien-koefisien pengali pada tabel perhitungan beton bertulang (Gideon H Kusuma, hal 90) : 1) Momen lapangan arah x (Mlx) 𝑀𝑙𝑥 = 0,001. 𝑞𝑢. 𝑙𝑥2 . 𝑋 𝑀𝑙𝑥 = 0,001 × 0,7936 × 4,52 × 54 = 0,8678 𝑡𝑚 2) Momen lapangan arah y (Mly) 𝑀𝑙𝑦 = 0,001. 𝑞𝑢. 𝑙𝑥2 . 𝑋 𝑀𝑙𝑦 = 0,001 × 0,7936 × 4,52 × 17 = 0,273 𝑡𝑚
  • 19. BAB IV-55 STT NUSA PUTRA 3) Momen tumpuan arah x (Mtx) 𝑀𝑡𝑥 = 0,001. 𝑞𝑢. 𝑙𝑥2 . 𝑋 𝑀𝑡𝑥 = 0,001 × 0,7936 × 4,52 × 82 = 1,318 𝑡𝑚 4) Momen tumpuan arah y (Mty) 𝑀𝑡𝑦 = 0,001. 𝑞𝑢. 𝑙𝑥2 . 𝑋 𝑀𝑡𝑦 = 0,001 × 0,7936 × 4,52 × 52 = 0,8357𝑡𝑚 4.7.7 Perhitungan Penulangan Pelat Lantai 1) Tebal pelat (h) = 120 mm 2) Penutup beton (p) = 20 mm a) Kontruksi terlindung p = 20 mm b) Kontruksi tak terlindung p = 40 mm 3) Diameter tulangan utama arah x dan arah y rencana ∅ = 10 mm Tinggi efektif kontruksi terlindung  Tinggi efektif arah x (𝑑𝑥) = ℎ − 𝑝 − 0,5 × ∅ (𝑑𝑥) = 120 − 20 − 0,5 × 10 = 95 𝑚𝑚  Tinggi efektif arah y (𝑑𝑦) = ℎ − 𝑝 − ∅ − 0,5 × ∅ (𝑑𝑦) = 120 − 20 − 10 − 0,5 × 10 = 85 𝑚𝑚 Tinggi efektif kontruksi tak terlindung  Tinggi efektif arah x (𝑑𝑥) = ℎ − 𝑝 − 0,5 × ∅ (𝑑𝑥) = 120 − 40 − 0,5 × 10 = 75 𝑚𝑚  Tinggi efektif arah y (𝑑𝑦) = ℎ − 𝑝 − ∅ − 0,5 × ∅ (𝑑𝑦) = 120 − 40 − 10 − 0,5 × 10 = 65 𝑚𝑚
  • 20. BAB IV-56 STT NUSA PUTRA A. Tulangan Lapangan Arah X Pelat Lantai b = 1000 mm ; dx = 95 mm Mu = Mlx = 0,8678 tm = 0,8678.107 Nmm 𝑀𝑛 = 𝑀𝑢 ∅ = 0,8678 . 107 0,8 = 1,085. 107 𝑁𝑚𝑚 𝑅𝑛 = 𝑀𝑛 𝑏. 𝑑2 = 1,085. 107 1000. 952 = 1,20 𝑚 = 𝑓𝑦 0,85. 𝑓𝑐 = 400 0,85.30 = 15,686 𝜌 = 1 𝑚 (1 − √1 − 2. 𝑚. 𝑅𝑛 𝑓𝑦 ) 𝜌 = 1 15,686 (1 − √1 − 2.15,686.1,2 400 ) = 0,0031 𝜌 < 𝜌 𝑚𝑎𝑥 = digunakan tulangan tunggal 𝜌 < 𝜌 𝑚𝑖𝑛 = digunakan 𝜌 𝑚𝑖𝑛 = 0,0035 𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0,0035. 𝑏. 𝑑 = 0,0035.1000.95 = 332,5 𝑚𝑚2 𝑛 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 1 4 . 𝜋. 𝑑2 = 332,5 1 4 . 𝜋. 102 = 4,2357 ≈ 4,5 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑠 = 1000 4,5 = 222,222 𝑚𝑚 Dipakai tulangan D 10 – 200 𝐴𝑠 𝑎𝑑𝑎 = 0,25. 𝜋. 102 . 1000 200 = 392,5 𝑚𝑚2 > 332,5 𝑚𝑚2 (memenuhi syarat)
  • 21. BAB IV-57 STT NUSA PUTRA Kontrol kekuatan pelat lantai : S aktual = 200 𝑚𝑚 ∅10 𝑚𝑚 sesuai buku cur hal 82 adalah 393 𝑎 = 𝑆 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 × 𝑓𝑦 0,85 × 𝑓𝑐 × 1000 = 393 × 400 0,85 × 30 × 1000 = 6,165 𝑀𝑛 = 393 × 400 × (95 − ( 1 2 × 6,165)) × 10−7 = 1,445𝑡𝑚 Syarat kekuatan ∅𝑀𝑛 ≥ 𝑀𝑢 0,8 × 1,445 ≥ 0,8678 1,156𝑡𝑚 ≥ 0,858 𝑡𝑚 (Jadi memenuhi syarat kekuatan) B. Tulangan Lapangan Arah Y Pelat Lantai b = 1000 mm ; dx = 85 mm Mu = Mly = 0,273 tm = 0,273 .107 Nmm 𝑀𝑛 = 𝑀𝑢 ∅ = 0,273 . 107 0,8 = 0,341. 107 𝑁𝑚𝑚 𝑅𝑛 = 𝑀𝑛 𝑏. 𝑑2 = 0,341. 107 1000. 852 = 0,472 𝑚 = 𝑓𝑦 0,85. 𝑓𝑐 = 400 0,85.30 = 15,686 𝜌 = 1 𝑚 (1 − √1 − 2. 𝑚. 𝑅𝑛 𝑓𝑦 )
  • 22. BAB IV-58 STT NUSA PUTRA 𝜌 = 1 15,686 (1 − √1 − 2.15,686.0,472 400 ) = 0,0011 𝜌 < 𝜌 𝑚𝑎𝑥 = digunakan tulangan tunggal 𝜌 < 𝜌 𝑚𝑖𝑛 = digunakan 𝜌 𝑚𝑖𝑛 = 0,0035 𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0,0035. 𝑏. 𝑑 = 0,0035.1000.85 = 297,5 𝑚𝑚2 𝑛 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 1 4 . 𝜋. 𝑑2 = 297,5 1 4 . 𝜋. 102 = 3,7898 ≈ 4 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑠 = 1000 4 = 250 𝑚𝑚 Dipakai tulangan D 10 – 250 𝐴𝑠 𝑎𝑑𝑎 = 0,25. 𝜋. 102 . 1000 250 = 314 𝑚𝑚2 > 297,5 𝑚𝑚2 (memenuhi syarat) Kontrol kekuatan pelat lantai : S aktual = 250 𝑚𝑚 ∅10 𝑚𝑚 sesuai buku cur hal 82 adalah 314 𝑎 = 𝑆 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 × 𝑓𝑦 0,85 × 𝑓𝑐 × 1000 = 314 × 400 0,85 × 30 × 1000 = 4,925 𝑀𝑛 = 314 × 400 × (85 − ( 1 2 × 4,925)) × 10−7 = 1,037 𝑡𝑚 Syarat kekuatan ∅𝑀𝑛 ≥ 𝑀𝑢 0,8 × 1,037 ≥ 0,273 0,8296 𝑡𝑚 ≥ 0,273 𝑡𝑚 (Jadi memenuhi syarat kekuatan)
  • 23. BAB IV-59 STT NUSA PUTRA C. Tulangan Tumpuan Arah X Pelat Lantai b = 1000 mm ; dx = 95 mm Mu = Mtx = 1,318 tm = 1,318 .107 Nmm 𝑀𝑛 = 𝑀𝑢 ∅ = 1,318 . 107 0,8 = 1,6475. 107 𝑁𝑚𝑚 𝑅𝑛 = 𝑀𝑛 𝑏. 𝑑2 = 1,6475. 107 1000. 952 = 1,826 𝑚 = 𝑓𝑦 0,85. 𝑓𝑐 = 400 0,85.30 = 15,686 𝜌 = 1 𝑚 (1 − √1 − 2. 𝑚. 𝑅𝑛 𝑓𝑦 ) 𝜌 = 1 15,686 (1 − √1 − 2.15,686.1,826 400 ) = 0,0047 𝜌 < 𝜌 𝑚𝑎𝑥 = digunakan tulangan tunggal 𝜌 > 𝜌 𝑚𝑖𝑛 = digunakan 𝜌 = 0,0047 𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0,0047. 𝑏. 𝑑 = 0,0047.1000.95 = 446,5 𝑚𝑚2 𝑛 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 1 4 . 𝜋. 𝑑2 = 446,5 1 4 . 𝜋. 102 = 5,688 ≈ 6 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑠 = 1000 6 = 166,67 𝑚𝑚 ≈ 150 𝑚𝑚 Dipakai tulangan D 10 – 150 𝐴𝑠 𝑎𝑑𝑎 = 0,25. 𝜋. 102 . 1000 150 = 523,3 𝑚𝑚2 > 446,5 𝑚𝑚2 (memenuhi syarat)
  • 24. BAB IV-60 STT NUSA PUTRA Kontrol kekuatan pelat lantai : S aktual = 150 𝑚𝑚 ∅10 𝑚𝑚 sesuai buku cur hal 82 adalah 524 𝑎 = 𝑆 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 × 𝑓𝑦 0,85 × 𝑓𝑐 × 1000 = 524 × 400 0,85 × 30 × 1000 = 8,2196 𝑀𝑛 = 524 × 400 × (95 − ( 1 2 × 8,2196)) × 10−7 = 1,905 𝑡𝑚 Syarat kekuatan ∅𝑀𝑛 ≥ 𝑀𝑢 0,8 × 1,905 ≥ 1,318 1,524 𝑡𝑚 ≥ 1,318 𝑡𝑚 (Jadi memenuhi syarat kekuatan) D. Tulangan Tumpuan Arah Y Pelat Lantai b = 1000 mm ; dx = 85 mm Mu = Mty = 0,8357 tm = 0,8357 .107 Nmm 𝑀𝑛 = 𝑀𝑢 ∅ = 0,8357 . 107 0,8 = 1,045. 107 𝑁𝑚𝑚 𝑅𝑛 = 𝑀𝑛 𝑏. 𝑑2 = 1,045. 107 1000. 852 = 1,446 𝑚 = 𝑓𝑦 0,85. 𝑓𝑐 = 400 0,85.30 = 15,686 𝜌 = 1 𝑚 (1 − √1 − 2. 𝑚. 𝑅𝑛 𝑓𝑦 )
  • 25. BAB IV-61 STT NUSA PUTRA 𝜌 = 1 15,686 (1 − √1 − 2.15,686.1,446 400 ) = 0,0037 𝜌 < 𝜌 𝑚𝑎𝑥 = digunakan tulangan tunggal 𝜌 > 𝜌 𝑚𝑖𝑛 = digunakan 𝜌 = 0,0037 𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0,0037. 𝑏. 𝑑 = 0,0037.1000.85 = 314,5 𝑚𝑚2 𝑛 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 1 4 . 𝜋. 𝑑2 = 314,5 1 4 . 𝜋. 102 = 4,006 ≈ 5 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑠 = 1000 5 = 200 𝑚𝑚 Dipakai tulangan D 10 – 200 𝐴𝑠 𝑎𝑑𝑎 = 0,25. 𝜋. 102 . 1000 200 = 392,5 𝑚𝑚2 > 314,5 𝑚𝑚2 (memenuhi syarat) Kontrol kekuatan pelat lantai : S aktual = 200 𝑚𝑚 ∅10 𝑚𝑚 sesuai buku cur hal 82 adalah 393 𝑎 = 𝑆 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 × 𝑓𝑦 0,85 × 𝑓𝑐 × 1000 = 393 × 400 0,85 × 30 × 1000 = 6,165 𝑀𝑛 = 393 × 400 × (85 − ( 1 2 × 6,165)) × 10−7 = 1,288 𝑡𝑚 Syarat kekuatan ∅𝑀𝑛 ≥ 𝑀𝑢 0,8 × 1,288 ≥ 1,318 1,03 𝑡𝑚 ≥ 0,8357 𝑡𝑚 (Jadi memenuhi syarat kekuatan)
  • 26. BAB IV-62 STT NUSA PUTRA 4.8 Kesimpulan Perencanaan Pelat Atap dan Pelat lantai 4.8.1 Dari analisis hitungan tulangan pelat Atap diatas kemudian dibandingkan dengan pelaksanaan di lapangan seperti pada Tabel 4.1. berikut : No Jenis Penulangan Hasil Hitungan Pelaksanaan di lapangan 1 Lapangan arah x D 10 – 200 D 10 – 100 2 Lapangan arah y D 10 – 250 D 10 – 100 3 Tumpuan arah x D 10 – 150 D 10 – 100 4 Tumpuan arah y D 10 – 200 D 10 – 100 Tabel 4.1. Hasil Hitungan Analisis Pelat Atap 4.8.2 Dari analisis hitungan tulangan pelat lantai diatas kemudian dibandingkan dengan pelaksanaan di lapangan seperti pada Tabel 4.2. berikut : No Jenis Penulangan Hasil Hitungan Pelaksanaan di lapangan 1 Lapangan arah x D 10 – 200 D 10 – 100 2 Lapangan arah y D 10 – 250 D 10 – 100 3 Tumpuan arah x D 10 – 150 D 10 – 100 4 Tumpuan arah y D 10 – 200 D 10 – 100 Tabel 4.2. Hasil Hitungan Analisis Pelat Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perencanaan pelat atap dan pelat Lantai sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia, bahkan diestimasikan lebih besar, hal ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan dalam pengerjaan dan memberikan jarak aman untuk menghindari kesalahan manusia pada saat pemasangan yang tidak sesuai dengan shop drawing yang ada.