2. Seni Kriya
Konsep Karya Seni Rupa Terapan
Bentuk kebudayaan yang paling sederhana muncul pada zaman batu.
Hal tersebut berkaitan dengan tingkat kecerdasan, perasaan dan
pengetahuan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi
pada zaman itu. Untuk menunjang kelangsungan hidup, mereka
membuat alat-alat dari bahan-bahan yang diperoleh di alam sekitar
mereka. Sebagai contoh, kapak genggam dan alat-alat perburuan dibuat
dari tulang dan tanduk binatang.
M. Nasyirul Furqon, ST.
3. Pengertian Seni Kriya
Seni kriya sering disebut dengan istilah Handycraft yang berarti
kerajinan tangan. Seni kriya termasuk seni rupa terapan (applied art)
yang selain mempunyai aspek-aspek keindahan juga menekankan aspek
kegunaan atau fungsi praktis. Artinya seni kriya adalah seni kerajinan
tangan manusia yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan peralatan
kehidupan sehari-hari dengan tidak melupakan pertimbangan artistik
dan keindahan.
M. Nasyirul Furqon, ST.
4. Unsur Karya Seni Kriya
Seni kriya mengutamakan terapan atau fungsi maka sebaiknya
terpenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Utility
yaitu aspek kegunaan
Security
yaitu jaminan tentang keamanan orang menggunakan barang-barang
itu.
Comfortable
yaitu enaknya digunakan. Barang yang enak digunakan disebut barang
terap. Barang-barang terapan adalah barang yang memiliki nilai praktis
yang tinggi.
M. Nasyirul Furqon, ST.
5. M. Nasyirul Furqon, ST.
Flexibility
yaitu keluwesan penggunaan. Barang-barang seni kriya adalah barang
terap yaitu barang yang wujudnya sesuai dengan kegunaan atau
terapannya. Barang terap dipersyaratkan memberi kemudahan dan
keluwesan penggunaan agar pemakai tidak mengalami kesulitan
dalam penggunaannya.
Estetika atau syarat keindahan
Sebuah barang terapan betapapun enaknya dipakai jika tidak enak
dipandang maka pemakai barang itu tidak merasa puas. Keindahan
dapat menambah rasa senang, nyaman dan puas bagi pemakainya.
Dorongan orang memakai, memiliki, dan menyenangi menjadi lebih
tinggi jika barang itu diperindah dan berwujud estetik.
6. Fungsi dan Tujuan Pembuatan Seni Kriya
1.Sebagai benda pakai, adalah seni kriya yang diciptakan mengutamakan
fungsinya, adapun unsur keindahannya hanyalah sebagai pendukung.
2.Sebagai benda hias, yaitu seni kriya yang dibuat sebagai benda
pajangan atau hiasan. Jenis ini lebih menonjolkan aspek keindahan
daripada aspek kegunaan atau segi fungsinya.
3.Sebagai benda mainan, adalah seni kriya yang dibuat untuk digunakan
sebagai alat permainan.
M. Nasyirul Furqon, ST.
7. Jenis-jenis Seni Kriya di Nusantara
1.Seni kerajinan kulit, adalah kerajinan yang menggunakan bahan baku
dari kulit yang sudah dimasak, kulit mentah atau kulit sintetis.
Contohnya: tas, sepatu, wayang dan lain-lain.
2.Seni kerajinan logam, ialah kerajinan yang menggunakan bahan logam
seperti besi, perunggu, emas, perak. Sedangkan teknik yang digunakan
biasanya menggunakan sistem cor, ukir, tempa atau sesuai dengan
bentuk yang diinginkan. Contohnya pisau, barang aksesoris, dan lain-lain.
M. Nasyirul Furqon, ST.
8. 3. Seni ukir kayu, yaitu kerajinan yang menggunakan bahan dari kayu
M. Nasyirul Furqon, ST.
yang dikerjakan atau dibentuk menggunakan tatah ukir. Kayu yang
biasanya digunakan adalah: kayu jati, mahoni, waru, sawo, nangka
dan lain-lain. Contohnya mebel, relief dan lain-lain.
4. Seni kerajinan anyaman, kerajinan ini biasanya menggunakan bahan
rotan, bambu, daun lontar, daun pandan, serat pohon, pohon
pisang, enceng gondok, dll. Contohnya: topi, tas, keranjang dan lain-lain.
9. 5. Seni kerajinan batik, yaitu seni membuat pola hias di atas kain
M. Nasyirul Furqon, ST.
dengan proses teknik tulis (casting) atau teknik cetak (printing).
Contohnya: baju, gaun dan lain-lain.
6. Seni kerajinan keramik, adalah kerajinan yang menggunakan bahan
baku dari tanah liat yang melalui proses sedemikian rupa (dipijit,
butsir, pilin, pembakaran dan glasir) sehingga menghasilkan barang
atau benda pakai dan benda hias yang indah. Contohnya: gerabah,
piring dan lain-lain.
10. Teknik dan Bahan Karya Seni Kriya
Ada beberapa teknik pembuatan benda-benda kriya yang disesuaikan
dengan bahan. Alat dan cara yang digunakan antara lain cor atau tuang,
mengukir, membatik, menganyam, menenun, dan membentuk.
M. Nasyirul Furqon, ST.
11. 1. Teknik cor (cetak tuang)
Ketika kebudayaan perunggu mulai masuk ke Indonesia, maka mulai
M. Nasyirul Furqon, ST.
dikenal teknik pengolahan perunggu. Terdapat beberapa benda
kriya dari bahan perunggu seperti gendering perunggu, kapak,
bejana, dan perhiasan.
Disamping teknik cor ada juga teknik menempa yang bahan-bahannya
berasal dari perunggu, tembaga, kuningan, perak, dan
emas. Bahan tersebut dapat dibuat menjadi benda-benda seni
kerajinan, seperti keris, piring, teko, dan tempat lilin. Saat ini banyak
terdapat sentra-sentra kerajinan cor logam seperti kerajinan perak.
Tempat-tempat terkenal itu antara lain kerajinan perak di Kota Gede
Yogyakarta dan kerajinan kuningan yang terdapat di Juwana dan
Mojokerto.
12. Teknik cetak pada waktu itu ada dua macam:
• Teknik Tuang Berulang (Bivalve)
Teknik Bivalve disebut juga teknik menuang berulang kali karena menggunakan
dua keping cetakan terbuat dari batu dan dapat dipakai berulang kali sesuai
dengan kebutuhan (bi berarti dua dan valve berarti kepingan). Teknik ini
digunakan untuk mencetak benda-benda yang sederhana baik bentuk maupun
hiasannya.
• Teknik Tuang Sekali Pakai (A Cure Perdue)
Teknik A Cure Perdue dibuat untuk membuat benda perunggu yang bentuk dan
hiasannya lebih rumit, seperti arca dan patung perunggu. Teknik ini diawali
dengan membuat model dari tanah liat, selanjutnya dilapisi lilin, lalu ditutup lagi
dengan tanah liat, kemudian dibakar untuk mengeluarkan lilin sehingga terjadilah
rongga, sehingga perunggu dapat dituang ke dalamnya. Setelah dingin cetakan
tanah liat dapat dipecah sehingga diperoleh benda perunggu yang diinginkan.
M. Nasyirul Furqon, ST.
13. 2. Teknik Ukir
Alam Nusantara dengan hutan tropisnya yang kaya menjadi penghasil
kayu yang bisa dipakai sebagai bahan dasar seni ukir kayu. Mengukir
adalah kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola pada
permukaan benda yang diukir.
Di Indonesia, karya ukir sudah dikenal sejak zaman batu muda. Pada
masa itu banyak peralatan yang dibuat dari batu seperti perkakas rumah
tangga dan benda-benda dari gerabah atau kayu. Benda- benda itu
diberi ukiran bermotif geometris, seperti tumpal, lingkaran, garis,
swastika, zig zag, dan segitiga. Umumnya ukiran tersebut selain sebagai
hiasan juga mengandung makna simbolis dan religius.
Dilihat dari jenisnya, ada beberapa jenis ukiran antara lain ukiran
tembus (krawangan), ukiran rendah, Ukiran tinggi (timbul), dan ukiran
utuh.
M. Nasyirul Furqon, ST.
14. Karya seni ukir memiliki macam-macam fungsi antara lain:
a.Fungsi hias, yaitu ukiran yang dibuat semata-mata sebagai hiasan dan
tidak memiliki makna tertentu.
b.Fungsi magis, yaitu ukiran yang mengandung simbol-simbol tertentu
dan berfungsi sebagai benda magis berkaitan dengan kepercayaan dan
spiritual.
c.Fungsi simbolik, yaitu ukiran tradisional yang selain sebagai hiasan juga
berfungsi menyimbolkan hal tertentu yang berhubungan dengan
spiritual.
d.Fungsi konstruksi, yaitu ukiran yang selain sebagai hiasan juga
berfungsi sebagai pendukung sebuah bangunan.
e.Fungsi ekonomis, yaitu ukiran yang berfungsi untuk menambah nilai
jual suatu benda.
M. Nasyirul Furqon, ST.
15. 3. Teknik membatik
Kerajinan batik telah dikenal lama di Nusantara. Akan tetapi
kemunculannya belum diketahui secara pasti. Batik merupakan karya
seni rupa yang umumnya berupa gambar pada kain. Proses
pembuatannya adalah dengan cara menambahkan lapisan malam dan
kemudian diproses dengan cara tertentu atau melalui beberapa tahapan
pewarnaan dan tahap nglorod yaitu penghilangan malam.
M. Nasyirul Furqon, ST.
16. Alat dan bahan yang dipakai untuk membatik pada umumnya sebagai
berikut:
a.Kain polos, sebagai bahan yang akan diberi motif (gambar). Bahan kain
tersebut umumnya berupa kain mori, primissima, prima, blaco, dan baju
kaos.
b.Malam, sebagai bahan untuk membuat motif sekaligus sebagai
perintang masuknya warna ke serat kain (benang).
c.Bahan pewarna, untuk mewarnai kain yaitu naptol dan garam diasol.
d.Canting dan kuas untuk menorehkan lilin pada kain.
e.Kuas untuk nemboki yaitu menutup malam pada permukaan kain yang
lebar.
M. Nasyirul Furqon, ST.
17. Sesuai dengan perkembangan zaman, saat ini dikenal beberapa teknik
membatik antara lain sebagai berikut:
a.Batik celup ikat, adalah pembuatan batik tanpa menggunakan malam
sebagaia bahan penghalang, akan tetapi menggunakan tali untuk
menghalangi masuknya warna ke dalam serat kain. Membatik dengan
proses ini disebut batik jumputan.
b.Batik tulis adalah batik yang dibuat melalui cara memberikan malam
dengan menggunakan canting pada motif yang telah digambar pada
kain.
c.Batik cap, adalah batik yang dibuat menggunakan alat cap (stempel
yang umumnya terbuat dari tembaga) sebagai alat untuk membuat
motif sehingga kain tidak perlu digambar terlebih dahulu.
M. Nasyirul Furqon, ST.
18. d. Batik lukis, adalah batik yang dibuat dengan cara melukis. Pada
M. Nasyirul Furqon, ST.
teknik ini seniman bebas menggunakan alat untuk mendapatkan
efek-efek tertentu. Seniman batik lukis yang terkenal di Indonesia
antara lain Amri Yahya.
e. Batik modern, adalah batik yang cara pembuatannya bebas, tidak
terikat oleh aturan teknik yang ada. Hal tersebut termasuk pemilihan
motif dan warna, oleh karena itu pada hasil akhirnya tidak ada motif,
bentuk, komposisi, dan pewarnaan yang sama di setiap produknya.
f. Batik printing, adalah kain yang motifnya seperti batik. Proses
pembuatan batik ini tidak menggunakan teknik batik, tetapi dengan
teknik sablon (screen printing). Jenis kain ini banyak dipakai untuk
kain seragam sekolah.
Daerah penghasil batik di Jawa yang terkenal diantaranya Pekalongan,
Solo, Yogyakarta, Rembang dan Cirebon.
19. 4. Teknik Anyam
Benda-benda kebutuhan hidup sehari-hari, seperti keranjang, tikar, topi
dan lain-lain dibuat dengan teknik anyam. Bahan baku yang digunakan
untuk membuat benda-benda anyaman ini berasal dari berbagai
tumbuhan yang diambil seratnya, seperti bamboo, palem, rotan,
mendong, pandan dan lain-lain.
M. Nasyirul Furqon, ST.
20. 5. Teknik Tenun
Teknik menenun pada dasarnya hamper sama dengan teknik
menganyam, perbedaannya hanya pada alat yang digunakan. Untuk
anyaman kita cukup melakukannya dengan tangan (manual) dan hampir
tanpa menggunakan alat bantu, sedangkan pada kerajinan menenun
kita menggunakan alat yang disebut lungsi dan pakan.
M. Nasyirul Furqon, ST.
21. 6. Teknik Membentuk
Penegertian teknik membentuk di sini yaitu membuat karya seni rupa
dengan media tanah liat yang lazim disebut gerabah, tembikar atau
keramik. Keramik merupakan karya dari tanah liat yang prosesnya
melalui pembakaran sehingga menghasilkan barang yang baru dan jauh
berbeda dari bahan mentahnya.
M. Nasyirul Furqon, ST.
22. Teknik yang umumnya digunakan pada proses pembuatan keramik
diantaranya:
a.Teknik coil (lilit pilin)
b.Teknik tatap batu/pijat jari
c.Teknik slab (lempengan)
Cara pembentukan dengan tangan langsung seperti coil, lempengan
atau pijat jari merupakan teknik pembentukan keramik tradisional yang
bebas untuk membuat bentuk-bentuk yang diinginkan. Bentuknya tidak
selalu simetris. Teknik ini sering dipakai oleh seniman atau para
penggemar keramik.
M. Nasyirul Furqon, ST.
23. d. Teknik putar
Teknik pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan banyak
M. Nasyirul Furqon, ST.
bentuk yang simetris (bulat, silindris) dan bervariasi. Cara
pembentukan dengan teknik putar ini sering dipakai oleh para
pengrajin di sentra-sentara keramik. Pengrajin keramik tradisional
biasanya menggunakan alat putar tangan (hand wheel) atau alat
putar kaki (kick wheel). Para pengrajin bekerja di atas alat putar dan
menghasilkan bentuk-bentuk yang sama seperti gentong, guci dll
24. e. Teknik cetak
Teknik pembentukan dengan cetak dapat memproduksi barang dengan
M. Nasyirul Furqon, ST.
jumlah yang banyak dalam waktu relatif singkat dengan bentuk dan
ukuran yang sama pula. Bahan cetakan yang biasa dipakai adalah
berupa gips, seperti untuk cetakan berongga, cetakan padat,
cetakan jigger maupun cetakan untuk dekorasi tempel. Cara ini
digunakan pada pabrik-pabrik keramik dengan produksi massal,
seperti alat alat rumah tangga piring, cangkir, mangkok gelas dll
Disamping cara-cara pembentukan diatas, para pengrajin keramik
tradisonal dapat membentuk keramik dengan teknik cetak pres,
seperti yang dilakukan pengrajin genteng, tegel dinding maupun
hiasan dinding dengan berbagai motif seperti binatang atau tumbuh-tumbuhan.
25. M. Nasyirul Furqon, ST.
Kriya dari Bahan Alam
1.Kayu
2.Batu
3.Daun
4.Bambu
5.Tanah
6.Biji-bijian
7.Kulit Buah
8.Kulit Hewan
9.Tulang
Kriya dari Bahan Buatan / Sintetis
1.Karet
2.Logam
3.Plastik
26. 1. Kayu
Pengenalan Sifat-Sifat Kayu
Kayu merupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan
M. Nasyirul Furqon, ST.
barang sesuai dengan kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa
sifat yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain. Pemilihan dan
penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian, memerlukan
pengetahuan tentang sifat-sifat kayu. Sifat-sifat ini penting sekali
dalam industri pengolahan kayu sebab dari pengetahuan sifat
tersebut tidak saja dapat dipilih jenis kayu yang tepat serta macam
penggunaan yang memungkinkan, akan tetapi juga dapat dipilih
kemungkinan penggantian oleh jenis kayu lainnya apabila jenis yang
bersangkutan sulit didapat secara kontinyu atau terlalu mahal. Sumber
: www.dephut.go.id
27. Sifat Fisik Kayu
1.Berat dan Berat Jenis
Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air
dan zat ekstraktif didalamnya. Berat suatu jenis kayu berbanding lurus
dengan BJ-nya. Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-beda,
berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa) sampai BJ 1,28 (kayu nani).
Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat
pula.
2.Warna
Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi
warna dalam kayu yang berbeda-beda.
M. Nasyirul Furqon, ST.
28. 3. Keawetan
Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur
M. Nasyirul Furqon, ST.
perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan
kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif didalam kayu yang
merupakan unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut
terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras
sehingga pada umumnya kayu teras lebih awet dari kayu gubal.
4. Tekstur
Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu
digolongkan kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll),
kayu bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling dll) dan kayu
bertekstur kasar (contoh: kempas, meranti dll).
29. 5. Arah Serat
Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang
M. Nasyirul Furqon, ST.
pohon. Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat
berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat diagonal (serat
miring).
6. Kesan Raba
Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan
kayu (kasar, halus, licin, dingin, berminyak dll). Kesan raba tiap jenis
kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu, kadar air, kadar zat
ekstraktif dalam kayu.
30. 7. Bau dan Rasa
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara
M. Nasyirul Furqon, ST.
terbuka. Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan
untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu
benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat
penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb.
8. Nilai Dekoratif
Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat,
tekstur, dan pemunculan riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu.
Pola gambar ini yang membuat sesuatu jenis kayu mempunyai nilai
dekoratif.
31. Macam Penggunaan Kayu
Penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian tertentu tergantung
dari sifat-sifat kayu yang bersangkutan dan persyaratan teknis yang
diperlukan. Jenis-jenis kayu yang mempunyai persyaratan untuk tujuan
pemakaian Seni Kriya antara lain sebagai berikut :
1.Patung dan Ukiran Kayu
Persyaratan teknis: serat lurus, keras, tekstur halus, liat, tidak mudah
patah dan berwarna gelap.
Jenis kayu: jati, sonokeling, salimuli, melur, cempaka, eboni.
M. Nasyirul Furqon, ST.
32. 2. Pensil
Persyaratan teknis: BJ sedang, mudah dikerat, tidak mudah bengkok,
M. Nasyirul Furqon, ST.
warna agak merah, berserat lurus.
Jenis kayu: agathis, jelutung, melur, pinus.
3. Alat Musik
Persyaratan teknis: tekstur halus, berserat lurus, tidak mudah belah,
daya resonansi baik.
Jenis kayu: cempaka, merawan, nyatoh, jati, lasi, eboni.
4. Alat Gambar
Persyaratan teknis: ringan, tekstur halus, warna bersih.
Jenis kayu: jelutung, melur, pulai, pinus.
33. 2. Kertas
Memahami Jenis & Type Kertas Cetak
Pada dunia Percetakan jenis dan type kertas sangatlah banyak dan
hampir dari setiap jenisnnya sangat sulit untuk dibedakan, apalagi bagi
mereka (Klien) yang mintanya terima sudah serba beres.
M. Nasyirul Furqon, ST.
34. M. Nasyirul Furqon, ST.
Uncoated Paper, Kerta yang termasuk uncoated diantaranya : Kertas
HVS, HVO, Kertas koran, Kertas Tisudll.
Uncoated mempunyai sifat dengan daya penyerapan yang besar,
akan terlihat pada permukaan yang sedikit kasar, mudah terkelupas
atau terjadi picking (tercabut), PH rendah sehingga lambat kering, dan
karena permukaannya bergelombang (tidak rata) maka hasil cetak
tidak menimbulkan gloss.
Coated paper, Jenis kertas yang termasuk coated antara lain : Art
paper, coated paper,mat coated, cast coated, art karton, coated
karton. Sifat-sifat dari Coated Paper ini berbanding terbalik dengan
Uncoated paper. Penggunaan bahan Coated paper ini biasa dipakai
pada cekan untuk jenis Brosur, Flyer dsb. Jenis bahan ini paling sering
di kombinasikan dengan finishing cetak “Ultra Vernish (UV) / Super
Glossy”.
35. Non Absorption Paper, yang termasuk non absorbtion antara lain :
Vynil stiker, Yupo, Typex, Gold Foil, Alumunium Foil, art synthetic paper,
dll.
Karena jenis ini tidak mempunyai daya serap, maka pengeringan terjadi
secara oksidasi penuh. Biasanya timbul masalah set off atau lambat
kering. Sehingga perlu penanganan khusus seperti :
- tidak menumpuk hasil cetakan terlalu tinggi
- PH air pembasah tidak terlalu asam (karena akan menghambat
oksidasi)
- memakai air pembasah seminim mungkin
Hati-hati karena tinta mempunyai pengeringan lebih cepat dari pada
tinta biasa, tidak sampai lapisan tinta mengering
M. Nasyirul Furqon, ST.
36. Jenis kertas yang dipasarkan umumnya terbagi menjadi 3 (tiga) bagian
utama, yaitu :
1. Kertas berdasarkan jenis serat, kertas jenis ini terbagi menjadi 2 (dua)
yaitu :
a. kertas mengandung kayu, dengan ciri-ciri :
- terdiri dari serat mekanis
- tidak tahan disimpan lama
- mudah berubah warna jika terkena matahari
contoh : koran, HHI
b. kertas bebas kayu, dengan ciri-ciri :
- terdiri dari serat kimia
- tahan disimpan lama
contoh : HVS, HVO
M. Nasyirul Furqon, ST.
37. M. Nasyirul Furqon, ST.
2. Kertas berdasarkan pekerjaan akhir (Finishing), yaitu :
a. kertas coated, dengan ciri-ciri :
- terdiri dari kertas dasae dan lapisan kapur dengan bahan perekat
- permukaannya halus dan mengkilap (gloss)
- daya serap terhadap minyak lemah
contoh : art paper, kunsdruk
b. kertas uncoated, dengan ciri-ciri :
- tidak diberi lapisan kapur
- permukaan kertas kasar tapi bisa juga dihaluskan
- daya serap terhadap minyak kuat
contoh : koran,HHI, HVS, HVO
3. kertas berdasarkan penggunaannya, yaitu :
a. Kertas cetak, seperti HVO, koran, art paper
b. Kertas tulis, seperti HVS, kertas gambar
c. Kertas bungkus, seperti cassing, kertas sampul, kertas Samson
d. Kertas khusus, seperti kertas uang, kertas sigaret, kertas tisue.
38. M. Nasyirul Furqon, ST.
karena harganya yang relatif murah
dibandingkan bahan lainnya.
Gramasi yang umum dipakai 250gr , 270gr ,
310gr, 350gr, 400gr .
CWb/duplex putih
Sama seperti duplex cuma bedanya bagian
dalamnya putih,sehingga kelihatan lebih
bersih. Banyak digunakan untuk box – box
makanan.
Gramasi yang umum digunakan 230gr, 250gr,
300gr.
Ivory
Bahan ivory ini hampir sama seperti art karton,
2 sisinya putih, cuma ngak seputih art karton.
Yang membedakan kalo art karton 2 sisinya
licin. ivory cuma 1 sisi yang licin, mirip cwb
cuma lebih halus cwb. Bahan ini juga banyak
digunakan untuk box cosmetic, karena cukup
tebal/kokoh.
Gramasi yang umum digunakan 210gr,
230gr,250gr,270gr, 300gr,350gr.