SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
SISTEM
  PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN NEGARA
   Ira Sharkanski : An entire set of these elements an thei
    interaction is called an administrative system
   Jadi dikatakan sebagai Sistem Administrasi negara jika terdapat
    element yang saling berintaraksi dan berhubungan antar rangka
    dasar yang membangun sistem ( lingkungan input, proses, output
    dan Feedback )
   SAN : Suatu Proses dinamik yang berkelanjutan dan bersifat
    sirkuler dimana masukan di konversi menjadi keluaran yang
    selanjutnya akan menjadi umpan balik sebagai masukan baru
    dalam rangka mewujudjkan kebijakan pemerintah / negara
   Dimensi Proses dalam Sistem administrasi negara merupakan
    Unit Administrasi yang menjadi pelaku kegiatan-kegiatan
    administratif
   Dalam conversion dalam sistem administrasi negara meliputi
    Proses atau tindakan :Pengambilan keputusan, Pelaksanaan
    keputusan, Pengontrolan keputusan, Pengendalian
    pengoperasian
Proses-Proses tersebut harus melibatkan orang-orang yang
      bertindak dengan berdsasarkan :
1.   Struktur yang ada yaitu struktur organisasi yang tersusun
     secara hirakis lembaga dari pusat sampai daerah dan struktur
     yang tersusun secara hirakis tugas dan fungsi di masing-
     masing lembaga
2.   Prosedur yang ditetapkan, yang merupakan acuan dalam
     mengambil keputusan
3.   Keahlian, kompetensi dan pengalaman
4.   Cara-cara yang telah ditetapkan bagi para administrator
 Dalam  penyelenggaran fungsi negara
  maka dikenal sistem penyelenggaraan
  negara dan sistem penyelenggaraan
  pemerintahan negara
 sistem penyelenggaraan negara
  merupakan pemahaman dari sistem
  administrasi negara dalam arti luas
 sistem penyelenggaraan pemerintahan
  negara pemahaman dari sistem
  administrasi negara dalam arti sempit
Dalam Arti Luas                      Dalam Arti Sempit
Sistem Penyelenggaraan Negara     Sistem Penyelenggaraan
 (SPN)                             Pemerintahan Negara (SPPN)
Sistem penyelenggaraan kehidupan Keseluruhan sistem
 negara dan bangsa dalam segala    penyelenggara-an kekuasaan
 aspeknya.                         pemerintahan (executive power)
                                   dengan asas-asas pokok SPPN
Dengan memanfaatkan/mendayagunakan kemampuan:
Aparatur negara dan seluruh rakyat   Pemerintah dan segenap aparatur
                                     pemerintah.

              Dana dan daya yang tersedia secara nasional.
                      Demi tercapainya tujuan.

               Demi terlaksananya tugas nasional/negara
 Sistem  pemerintahan negara RI adalah
  uraian tentang mekanisme pemerin-tahan
  negara yang dijalankan oleh Presiden
  sebagai pemegang kekuasaan menurut
  undangundang Dasar 1945 Ps. 4 Ayat (1).
 Jadi sistem bekerjanya pemerintah
  sebagai fungsi yang ada pada Presiden
  (eksekutif).
    Sistem pemerintahan negara dibangun
    “Tujuh Kunci Pokok” yaitu :
    1.   Negara indonesia berdasarkan atasa atas hukum Ps.1
         Ayat (3) UUD 1945 (amandemen )
    2.   Sistem konstitusional Ps. 4 Ayat (11)
    3.   Kekuasaan negara tertinggi di tangan rakyat Ps. 1
         Ayat(2)
    4.   Presiden ialah pemegang kekuasaan tertinggi
         pemerintahan negara Ps. 4 Ayat (1)
    5.   Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.
    6.   Menteri negara ialah pembantu Presiden.
    7.   Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas (Ps. 7,
         7A).
   Fungsi dari sistem pemerintahan negara adalah
    menjalangkan fungsi-fungsi pemerintahan yang menjadi
    hak dan kewajiban setiap tingkatan  Urusan
    pemerintahan
   Urusan pemerintahan  susunan pemerintahan untuk
    mengatur dan mengurus fungsi-fungsi pemerintahan yang
    menjadi kewenangannya dalam rangka melindungi,
    melayani, memberdayakan, dan mensejahterakan
    masyarakat
   Urusan pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan
    yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah (pusat),
    dan urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar
    tingkatan dan/atau susunan pemerintahan (Provinsi dan
    Kabupaten/Kota).
   Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah pusat
    meliputi : Politik luar negeri; Pertahanan keamanan; Yustisi; Moneter
    dan fiskal nasional; Agama.
   Urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar tingkatan dan/atau
    susunan pemerintahan adalah semua urusan pemerintahan di luar urusan
    tersebut di atas, terdiri atas 31 bidang urusan, terdiri atas : Pendidikan;
    Kesehatan; Pekerjaan Umum; Perumahan; Penataan ruang; Perencanaan
    pembangunan; Perhubungan; Lingkungan hidup; Pertanahan;
    Kependudukan dan catatan sipil; Pemberdayaan perempuan dan
    perlindungan anak; Keluarga berencana dan keluarga sejahtera; Sosial;
    Ketenagakerjaan dan ketransmigrasian; Koperasi, usaha kecil dan
    menengah; Penanaman modal; Kebudayaan dan pariwisata; Kepemudaan
    dan olah raga; Kesatuan bangsa dan politik dalam negeri; Otonomi
    daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat
    daerah, kepegawaian, dan persandian; Pemberdayaan masyarakat dan
    desa; Statistik; Kearsipan;Perpustakaan; Komunikasi dan informatika;
    Pertanian dan ketahanan pangan;Kehutanan;Energi dan sumber daya
    mineral; Kelautandanperikanan; Perdagangan; Perindustrian
   Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Pro-
    vinsi dan Kabupaten/Kota terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan.
   Urusan Pemerintahan Sisa, yaitu urusan pemerintahan yang tidak
    termasuk dalam kewenangan Pemerintah Pusat maupun Daerah Provinsi
    dan Kabupaten/Kota. Dalam hal Pemerintah Provinsi atau
    Kabupaten/Kota akan menyelenggarakan urusan pemerintahan sisa,
    terlebih dulu harus mengusulkan kepada Pemerintah Pusat melalui
    Menteri Dalam Negeri untuk mendapat penetapan. Menteri/Kepala LPND
    menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria untuk pelaksanaan
    urusan sisa.
   Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi
    kewenangan Pemerintah Pusat :
       Menyelenggarakan sendiri;

       Melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada Kepala

        Instansi Vertikal atau kepada Gubernur selaku wakil
        Pemerintah Pusat di daerah dalam rangka dekonsentrasi;
       Menugaskan sebagian urusan pemerintahan tersebut kepada
        Peme-rintah Daerah dan/atau Pemerintah Desa berdasarkan
        asas tugas pembantuan.
   Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi
    kewenangan Pemerintah Provinsi :
     Menyelenggarakan sendiri;
     Menugaskan sebagai urusan pemerintahan kepada Pemerintah
      Kabupaten/Kota
     dan/atau Pemerintah Desa berdasarkan asas tugas pem-
      bantuan.
 Dalammenyelenggarakan urusan
 pemerintahan yang menjadi kewenangan
 Pemerintah Kabupaten/Kota :
    Menyelenggarakan sendiri;
    Menugaskan dan/atau menyerahkan sebagian
     urusan pemerintahan kepada Pemerintah Desa
     berdasarkan asas tugas pembantuan
 Penyerahan urusan pemerintahan dimaksud
 disertai dengan perangkat daerah,
 pembiayaan, dan sarana atau prasarana yang
 diperlukan.
 Lembaga-lembaga   penyelenggara
 pemerintahan tingkat pusat adalah : Menteri
 Koordinator (Menko), Menteri Departemen
 (Mendep), Menteri Negara (Meneg),
 Sekretaris Negara, Jaksa Agung, Sekretaris
 Kabinet, TNI, POLRI, Badan Ekstra Struktural
 dan Badan Independen, serta Perwakilan RI
 di Luar Negeri.
 Pemerintah  Daerah didasarkan pada 3 (tiga)
 asas, yaitu : Desentralisasi,Dekonsentrasi,
 dan Tugas Pembantuan.
    Asas Desentralisasi : Penyerahan wewenang Pemerintah pusat kepada
     Daerah otonom dalam kerangka NKRI;
    Asas Dekonsentrasi : Pelimpahan wewenang dari Pemerintah pusat
     kepada Gubernur sebagai Wakil Pemerintan pusat dan/atau perangkat
     pusat di daerah;
    Tugas Pembantuan : Penugasan dari Pemerintan pusat kepada Daerah
     dan Desa, dan dari Daerah ke Desa untuk melaksanakan tugas tertentu
     yang disertai pembiayaan, sarpras, serta sumber daya manusia dengan
     kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggungjawabkan
     kepada yang menugaskan;
   Pemerintah Daerah terdiri dari unsur-unsur :
       DPRD sebagai badan legislatif daerah;
       Kepala Daerah dan Perangkat Daerah sebagai badan eksekutif;
       Pemerintah Desa.
   Perangkat Daerah terdiri dari :
       Sekretariat Daerah (Setda);
       Dinas Daerah (Disda);
       Lembaga Teknis Daerah (Lemtekda);
       Kecamatan;
       Kelurahan.
   Proses manajemen pemerintahan mencakup empat aspek, yaitu
    perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.
    Kesemuanya tidak terlepas dari proses pembangunan dalam
    rangka mewujudkan tujuan nasional, yaitu masyarakat adil dan
    makmur berdasarkan Pancasila (Mas Adam Berdasi). Dengan
    demikian perencanaan
   Perubahan dalam pengelolaan pembangunan, yaitu :
     Penguatan kedudukan lembaga legislatif (DPR) dalam
      penyusunan APBN.
     Ditiadakannya GBHN sebagai pedoman penyusunan rencana
      pembangunan nasional.
     Diperkuatnya otonomi daerah dan desentralisasi pemerintahan
      dalam NKRI.
   Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan
    tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan,
    dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
   Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan
    oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai
    tujuan bernegara.
   Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu
    kesatuan tatacara perencanaan pembangunan untuk
    menghasilkan rencana-rencana pem-bangunan dalam
    jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan, yang
    dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan
    masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah.
   Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) adalah dokumen peren-
    canaan untuk periode 20 (dua puluh) tahun.
   Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) adalah dokumen
    perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun.
   RPJM-KL selanjutnya disebut Rencana Strategis kementerian/Lembaga
    (Renstra-KL) adalah dokumen perencanaan Kementerian/Lembaga untuk
    periode 5 (lima) tahun.
   RPJM-SKPD selanjutnya disebut Renstra SKPD adalah dokumen
    perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahu.
   Rencana Pembangunan Tahunan Nasional/Daerah selanjutnya disebut
    Rencana Kerja Pemerintah/Daerah (RKP/RKPD) adalah dokumen peren-
    canaan Pemerintah/Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
   Menurut UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
    Nasional, terdapat lima pendekatan dalam seluruh rangkaian
    perencanaan, yaitu :
       Politik, yang memandang bahwa pemilihan Presiden/Kepala Daerah adalah proses
        penyusunan rencana, karena rakyat pemilih menentukan pilihannya berdasarkan
        program-program pembangunan yang ditawar-kan masing-masing calon Presiden/Kepala
        Daerah (pada saat kam-panye);
       Teknokratik, dilaksanakan dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah
        oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas untuk itu;
       Partisipatif, dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak yang berke-pentingan
        (stakeholders) terhadap pembangunan;
       Atas-bawah (top-down), dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan, diselaraskan
        melalui musyawarah yang dilaksanakan baik di tingkat nasional, provinsi,
        kabupaten/kota, kecamatan, dan desa;
       Bawah-atas (bottom-up), idem.
 Rencana Pembangunan Jangka Panjang
  Nasional/Daerah (RPJPN/D) dengan Undang-
  undang/Peraturan Daerah;
 Rencana Pembangunan Jangka Menengah
  Nasional/Daerah (RPJMN/ D) dengan
  Peraturan Presiden/Kepala Daerah;
 Rencana Pembangunan Tahunan
  Nasional/Daerah yang selanjutnya disebut
  Rencana Kerja Pemerintah/Rencana Kerja
  Pemerintah Daerah (RKP/RKPD) dengan
  Peraturan Presiden/Kepala Daerah
   Hasil daripada pengorganisasian adalah organisasi. Organisasi sebagai alat
    administrasi dan manajemen dapat ditinjau dari dua sudut pandangan, yaitu :
       Organisasi sebagai Wadah : Sebagai wadah, organisasi adalah tempat di mana
        kegiatan-kegiatan administrasi dan manajemen dijalankan, dan karenanya
        bersifat “relatif statis.”
       Organisasi sebagai Proses : Sebagai proses, organisasi menyoroti interaksi antar
        orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut, dan karenanya bersifat
        ”dinamis.” Dari interaksi ini menimbulkan dua macam hubungan, yaitu :
         Hubungan Formal (Formal Organization), yang diatur dalam dasar hukum

           pendirian (Perda, Akte, SOTK, hierarki, dll.).
         Hubungan Informal (Informal Organization), yang didasarkan pada personal
           relations, kesamaan keahlian, kesamaan kepentingan, kesamaan interes,
           dll.dari orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut
   Fungsi-fungsi Organisasi
       Menurut Leonard D. White :
         Fungsi Lini;

         Fungsi Auxilliay;

         Fungsi Staf.

       Menurut James D. Money :
         Fungsi Lini;

         Fungsi Staf.

       Menurut John Pfiffner :
         Fungsi Lini;

         Fungsi Staf.

   Fungsi Lini : pelaksanaan tugas pokok organisasi (langsung berkaitan dengan tujuan
    yang hendak dicapai).
   Fungsi Auxilliary pelayanan,: yaitu memberi bantuan kepada Lini (di bidang
    kepegawaian, pembiayaan, perlengkapan, dll.).
   Fungsi Staf : penasihat bagi pimpinan (menelaah problem administrasi/
    manajemen, menasihati, mengamati, dll.).
       Administrative Staff bidang organisasi dan manajemen.
       Substantive Staff bidang teknis fungsional.
   Setiap aparatur pemerintah bertugas melaksanakan
    sebagian dari tugas umum pemerintahan dan
    pembangunan. Karena merupakan satu sistem, maka tugas
    ini melibatkan berbagai unsur sehingga perlu dilakukan
    pendekatan multi fungsional.
   Dengan demikian perlu keterpaduan, keserasian, dan
    keselarasan untuk mencegah timbulnya tumpang tindih,
    benturan, kesimpangsiuran, dan kekacauan.
   Di sinilah perlunya koordinasi. Koordinasi dimulai dari
    proses perumusan kebijakan, perencanaan,pelaksanaan,
    sampai pada pengawasan dan pengendaliannya
 JenisKoordinasi :
 Koord. Hierarkis (Vertikal)( Kewenangan )
 Koord. Fungsional :
    Diagonal;
    Horizontal;
    Teritorial.
   Menurut Sondang P. Siagian (1996: 135), pengawasan
    adalah proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh
    kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan
    yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana
    yang telah ditentukan sebelumnya.
   Sedemikian eratnya antara perencanaan dengan
    pengawasan, malahan Harold Koontz & Cyrill O’Donnel
    mengatakan bahwa “Planning and controlling are the two
    sides of the same coin.” (Perencanaan dan peng-awasan
    adalah dua sisi dari koin yang sama).
   Pengawasan menyeluruh terhadap semua aktivitas
    organisasi disebut “administrative control” sedangkan
    pada bagian-bagian atau unit tertentu disebut
    “managerial control.”
 Teknik-teknik                         Pengawasan :
   Pengawasan langsung, yaitu apabila pimpinan organisasi mengadakan sendiri
    pengawasan terhadap kegiatan yang sedang dijalankan. Bentuk pengawasan ini
    biasanya :
       Inspeksi langsung;
       On the spot Observation;
       On the spot Report.

   Pengawasan tidak langsung, yaitu pengawasan dari jarak jauh. Hal ini terjadi karena
    kompleksnya tugas pimpinan, di samping organisasinya besar.
       Pengawasan ini bisa berbentuk tertulis dan lisan.
       Kelemahan pengawasan ini adalah seringnya bawahan melaporkan hal-hal yang baik saja (asal bapak
        senang), lebih-lebih apabila pimpinan suka menghukum bawahan yang melaporkan hal-hal yang jelek.
        Padahal hal-hal negatif pun harus mendapat perhatian untuk bahan perbaikan-perbaikan. Sebaiknya
        pengawasan langsung dan tidak langsung kedua-duanya dilaksanakan dengan baik.

   Macam/Jenis Pengawasan :
       Pengawasan Melekat (Waskat);
       Pengawasan Fungsional (Wasnal);
       Pengawasan Teknis Fungsional;
       Pengawasan Legislatif (Politik);
       Pengawasan Masyarakat (Wasmas);
       Pengawasan Yudikatif.
   Prinsip penyelenggaraan pemerintahan yang baik menurut David Osborne dan T. Gaebler
    (Reinventing Government, 1992) adalah :
       Pemerintah berperan sebagai pengendali (steering) dan bukan sebagai pendayung
        (rowing).
       Pemerintah lebih berperan dalam memberdayakan masyarakat daripada melayani.
       Pemerintah menciptakan iklim persaingan yang sehat terutama dalam pelaksanaannya
        kepada masyarakat.
       Pemerintah lebih berorientasi kepada misi dan bukan kepada aturan pelaksanaan tugas
        yang kaku.
       Pemerintah lebih berorientasi pada hasil.
       Pemerintah lebih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan masyarakat bukan pada
        kepentingan birokrasi.
       Pemerintah menerapkan prinsip perusahaan, yaitu memperoleh tinimbang
        mengeluarkan biaya.
       Pemerintah memiliki daya tanggap dan mampu mengantisipasi semua tantangan yang
        terjadi.
       Pemerintah yang di desentralisasikan dalam rangka meningkatkan parti-sipasi dan
        kerjasama
       Pemerintah harus berorientasi pada pasar/pelayanan dalam memenuhi tuntutan
        permintaan/kebutuhan masyarakat.
   Frederickson, W. George. 1997. The Spirit of Public Administration. San Fransisco : Joosey-Boss
    Publisher.
   LAN. 1996. Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia. Jilid I & II. Jakarta : Gunung
    Agung.
   -----. 2005. SANKRI : Landasan dan Pedoman Pokok Penyelenggaraan dan Pengembangan
    Sistem Administrasi Negara. Edisi Revisi. Buku III. Jakarta : LAN.
   MacAndrew, Colin dan Ichlasul Amal. 2003. Hubungan Pusat-Daerah dalam Pembangunan.
    Cetakan keempat. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
   Osborne, David & Gaebler, Ted. 1999. Mewirausahakan Birokrasi (Reinventing Goverment).
    Terjemahan Abdul Rosyid. Cetakan ke lima. Jakarta : PPM.
   ------------------- & Plastrik, Peter. 2000. Memangkas Birokrasi (Banishing Bureaucracy).
    Terjemahan Abdul Rosyid. Cetakan pertama. Jakarta : PPM.
   Riyadi dan Bratakusumah, Deddy Supriady. 2005. Perencanaan Pembangunan Daerah : Strategi
    Menggali Potensi dalam Mewujudkan Otonomi Daerah. Cetakan ke tiga. Jakarta : Gramedia
    Pustaka Utama.
   Sedarmayanti. 2003. Good Governance (Kepemerintahan yang Baik dalam Rangka Otonomi
    Daerah. Cetakan ke I. Bandung : Mandar Maju.
   Soehino. 2002. Ilmu Negara. Cetakan Ke lima. Yogyakarta : Liberty.
Materi 4 5-san (1)

More Related Content

What's hot

1 uu nomor 32 tahun 2004
1 uu nomor 32 tahun 20041 uu nomor 32 tahun 2004
1 uu nomor 32 tahun 2004bappedameme
 
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahannurul khaiva
 
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan PraktekOtonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan PraktekDadang Solihin
 
Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawas...
Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawas...Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawas...
Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawas...Penataan Ruang
 
Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314
Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314
Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314Farid Ma'ruf
 
Sistem Pemerintahan dan Pembangunan Daerah
Sistem Pemerintahan dan Pembangunan DaerahSistem Pemerintahan dan Pembangunan Daerah
Sistem Pemerintahan dan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Joy Irman
 
Pembagian kekuasaan di indonesia
Pembagian kekuasaan di indonesiaPembagian kekuasaan di indonesia
Pembagian kekuasaan di indonesiasalim_perdana
 
PERAN PEMERINTAH PUSAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH SAAT INI DAN...
PERAN PEMERINTAH PUSAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH SAAT INI DAN...PERAN PEMERINTAH PUSAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH SAAT INI DAN...
PERAN PEMERINTAH PUSAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH SAAT INI DAN...Deddy Supriady Bratakusumah
 
Hukum Pemerintahan Daerah
Hukum Pemerintahan DaerahHukum Pemerintahan Daerah
Hukum Pemerintahan DaerahMuhamad Yogi
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahDadang Solihin
 
Sistem pemerintahan NKRI
Sistem pemerintahan NKRISistem pemerintahan NKRI
Sistem pemerintahan NKRIabdul Hamid
 
PPT hukum administrasi Kel 2.pptx
PPT hukum administrasi Kel 2.pptxPPT hukum administrasi Kel 2.pptx
PPT hukum administrasi Kel 2.pptxOliviaptr
 
Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia
Sistem Administrasi Negara Republik IndonesiaSistem Administrasi Negara Republik Indonesia
Sistem Administrasi Negara Republik IndonesiaStRahmawatiAPabittei
 
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerah ( kelas X bab 4 )
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerah ( kelas X bab 4 )Harmonisasi pemerintah pusat dan daerah ( kelas X bab 4 )
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerah ( kelas X bab 4 )Muna Muna
 
Ppt meeting 11 bagian 1..
Ppt meeting 11 bagian 1..Ppt meeting 11 bagian 1..
Ppt meeting 11 bagian 1..RezaWahyuni5
 

What's hot (20)

1 uu nomor 32 tahun 2004
1 uu nomor 32 tahun 20041 uu nomor 32 tahun 2004
1 uu nomor 32 tahun 2004
 
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan
 
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan PraktekOtonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
 
Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawas...
Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawas...Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawas...
Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawas...
 
Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314
Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314
Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314
 
Sistem Pemerintahan dan Pembangunan Daerah
Sistem Pemerintahan dan Pembangunan DaerahSistem Pemerintahan dan Pembangunan Daerah
Sistem Pemerintahan dan Pembangunan Daerah
 
Bab 1 nilai pancasila
Bab 1 nilai pancasilaBab 1 nilai pancasila
Bab 1 nilai pancasila
 
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
 
Pembagian kekuasaan di indonesia
Pembagian kekuasaan di indonesiaPembagian kekuasaan di indonesia
Pembagian kekuasaan di indonesia
 
PERAN PEMERINTAH PUSAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH SAAT INI DAN...
PERAN PEMERINTAH PUSAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH SAAT INI DAN...PERAN PEMERINTAH PUSAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH SAAT INI DAN...
PERAN PEMERINTAH PUSAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH SAAT INI DAN...
 
Hukum Pemerintahan Daerah
Hukum Pemerintahan DaerahHukum Pemerintahan Daerah
Hukum Pemerintahan Daerah
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan Daerah
 
otonomi daerah
otonomi daerahotonomi daerah
otonomi daerah
 
Sistem pemerintahan NKRI
Sistem pemerintahan NKRISistem pemerintahan NKRI
Sistem pemerintahan NKRI
 
Sistem penyelenggaraan pemerintah negara (2)
Sistem penyelenggaraan pemerintah negara (2)Sistem penyelenggaraan pemerintah negara (2)
Sistem penyelenggaraan pemerintah negara (2)
 
PPT hukum administrasi Kel 2.pptx
PPT hukum administrasi Kel 2.pptxPPT hukum administrasi Kel 2.pptx
PPT hukum administrasi Kel 2.pptx
 
Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia
Sistem Administrasi Negara Republik IndonesiaSistem Administrasi Negara Republik Indonesia
Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia
 
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerah ( kelas X bab 4 )
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerah ( kelas X bab 4 )Harmonisasi pemerintah pusat dan daerah ( kelas X bab 4 )
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerah ( kelas X bab 4 )
 
Ppt meeting 11 bagian 1..
Ppt meeting 11 bagian 1..Ppt meeting 11 bagian 1..
Ppt meeting 11 bagian 1..
 
Uu 25 2004
Uu 25 2004Uu 25 2004
Uu 25 2004
 

Similar to Materi 4 5-san (1)

Konsep Desentralisasi Dan Sentralisasi
Konsep Desentralisasi Dan SentralisasiKonsep Desentralisasi Dan Sentralisasi
Konsep Desentralisasi Dan Sentralisasifathir fajar sidiq
 
Sanri2
Sanri2Sanri2
Sanri2Moh TP
 
Manajemen pembangunan daerah
Manajemen pembangunan daerahManajemen pembangunan daerah
Manajemen pembangunan daerahMukhrizal Effendi
 
Reformasi pemda (riview)
Reformasi pemda (riview)Reformasi pemda (riview)
Reformasi pemda (riview)ricky04
 
implementasi-pp-no41-th-2007-di-merauke.ppt
implementasi-pp-no41-th-2007-di-merauke.pptimplementasi-pp-no41-th-2007-di-merauke.ppt
implementasi-pp-no41-th-2007-di-merauke.pptastanitap
 
PPT PERTEMUAN KE-2.pptx
PPT PERTEMUAN KE-2.pptxPPT PERTEMUAN KE-2.pptx
PPT PERTEMUAN KE-2.pptxSherlinDoi
 
sistemadministrasinegara-211121230251.pptx
sistemadministrasinegara-211121230251.pptxsistemadministrasinegara-211121230251.pptx
sistemadministrasinegara-211121230251.pptxsuaeb1
 
Ppt sistem pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi
Ppt sistem pemerintahan kabupaten, kota, dan  provinsiPpt sistem pemerintahan kabupaten, kota, dan  provinsi
Ppt sistem pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsiCha-cha Taulanys
 
Power Point BAB 1.pdf
Power Point BAB 1.pdfPower Point BAB 1.pdf
Power Point BAB 1.pdfekalarassari
 
Power Point BAB 1.pdf
Power Point BAB 1.pdfPower Point BAB 1.pdf
Power Point BAB 1.pdfGiantoGianto3
 
Tj politik dan strategi nasional
Tj politik dan strategi nasionalTj politik dan strategi nasional
Tj politik dan strategi nasionalDwi Utama
 
ppt_ppkn_kls_x_smt_1_bab_1_nilai_panasil.pptx
ppt_ppkn_kls_x_smt_1_bab_1_nilai_panasil.pptxppt_ppkn_kls_x_smt_1_bab_1_nilai_panasil.pptx
ppt_ppkn_kls_x_smt_1_bab_1_nilai_panasil.pptxNurulEfiningsih2
 

Similar to Materi 4 5-san (1) (20)

Konsep Desentralisasi Dan Sentralisasi
Konsep Desentralisasi Dan SentralisasiKonsep Desentralisasi Dan Sentralisasi
Konsep Desentralisasi Dan Sentralisasi
 
Sanri2
Sanri2Sanri2
Sanri2
 
Manajemen pembangunan daerah
Manajemen pembangunan daerahManajemen pembangunan daerah
Manajemen pembangunan daerah
 
Reformasi pemda (riview)
Reformasi pemda (riview)Reformasi pemda (riview)
Reformasi pemda (riview)
 
Materi.ppt
Materi.pptMateri.ppt
Materi.ppt
 
implementasi-pp-no41-th-2007-di-merauke.ppt
implementasi-pp-no41-th-2007-di-merauke.pptimplementasi-pp-no41-th-2007-di-merauke.ppt
implementasi-pp-no41-th-2007-di-merauke.ppt
 
Sistem penyelenggaraan pemerintah negara
Sistem penyelenggaraan pemerintah negaraSistem penyelenggaraan pemerintah negara
Sistem penyelenggaraan pemerintah negara
 
PPT PERTEMUAN KE-2.pptx
PPT PERTEMUAN KE-2.pptxPPT PERTEMUAN KE-2.pptx
PPT PERTEMUAN KE-2.pptx
 
12063332 (1).ppt
12063332 (1).ppt12063332 (1).ppt
12063332 (1).ppt
 
sistemadministrasinegara-211121230251.pptx
sistemadministrasinegara-211121230251.pptxsistemadministrasinegara-211121230251.pptx
sistemadministrasinegara-211121230251.pptx
 
Ppt sistem pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi
Ppt sistem pemerintahan kabupaten, kota, dan  provinsiPpt sistem pemerintahan kabupaten, kota, dan  provinsi
Ppt sistem pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi
 
Pelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerahPelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerah
 
Uu perda
Uu perdaUu perda
Uu perda
 
Implementasi politik
Implementasi politikImplementasi politik
Implementasi politik
 
HAN 1.ppt
HAN 1.pptHAN 1.ppt
HAN 1.ppt
 
Power Point BAB 1.pdf
Power Point BAB 1.pdfPower Point BAB 1.pdf
Power Point BAB 1.pdf
 
Power Point BAB 1.pdf
Power Point BAB 1.pdfPower Point BAB 1.pdf
Power Point BAB 1.pdf
 
Power Point BAB 1.pdf
Power Point BAB 1.pdfPower Point BAB 1.pdf
Power Point BAB 1.pdf
 
Tj politik dan strategi nasional
Tj politik dan strategi nasionalTj politik dan strategi nasional
Tj politik dan strategi nasional
 
ppt_ppkn_kls_x_smt_1_bab_1_nilai_panasil.pptx
ppt_ppkn_kls_x_smt_1_bab_1_nilai_panasil.pptxppt_ppkn_kls_x_smt_1_bab_1_nilai_panasil.pptx
ppt_ppkn_kls_x_smt_1_bab_1_nilai_panasil.pptx
 

Materi 4 5-san (1)

  • 2. Ira Sharkanski : An entire set of these elements an thei interaction is called an administrative system  Jadi dikatakan sebagai Sistem Administrasi negara jika terdapat element yang saling berintaraksi dan berhubungan antar rangka dasar yang membangun sistem ( lingkungan input, proses, output dan Feedback )  SAN : Suatu Proses dinamik yang berkelanjutan dan bersifat sirkuler dimana masukan di konversi menjadi keluaran yang selanjutnya akan menjadi umpan balik sebagai masukan baru dalam rangka mewujudjkan kebijakan pemerintah / negara  Dimensi Proses dalam Sistem administrasi negara merupakan Unit Administrasi yang menjadi pelaku kegiatan-kegiatan administratif  Dalam conversion dalam sistem administrasi negara meliputi Proses atau tindakan :Pengambilan keputusan, Pelaksanaan keputusan, Pengontrolan keputusan, Pengendalian pengoperasian
  • 3. Proses-Proses tersebut harus melibatkan orang-orang yang bertindak dengan berdsasarkan : 1. Struktur yang ada yaitu struktur organisasi yang tersusun secara hirakis lembaga dari pusat sampai daerah dan struktur yang tersusun secara hirakis tugas dan fungsi di masing- masing lembaga 2. Prosedur yang ditetapkan, yang merupakan acuan dalam mengambil keputusan 3. Keahlian, kompetensi dan pengalaman 4. Cara-cara yang telah ditetapkan bagi para administrator
  • 4.  Dalam penyelenggaran fungsi negara maka dikenal sistem penyelenggaraan negara dan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara  sistem penyelenggaraan negara merupakan pemahaman dari sistem administrasi negara dalam arti luas  sistem penyelenggaraan pemerintahan negara pemahaman dari sistem administrasi negara dalam arti sempit
  • 5. Dalam Arti Luas Dalam Arti Sempit Sistem Penyelenggaraan Negara Sistem Penyelenggaraan (SPN) Pemerintahan Negara (SPPN) Sistem penyelenggaraan kehidupan Keseluruhan sistem negara dan bangsa dalam segala penyelenggara-an kekuasaan aspeknya. pemerintahan (executive power) dengan asas-asas pokok SPPN Dengan memanfaatkan/mendayagunakan kemampuan: Aparatur negara dan seluruh rakyat Pemerintah dan segenap aparatur pemerintah.  Dana dan daya yang tersedia secara nasional.  Demi tercapainya tujuan.  Demi terlaksananya tugas nasional/negara
  • 6.  Sistem pemerintahan negara RI adalah uraian tentang mekanisme pemerin-tahan negara yang dijalankan oleh Presiden sebagai pemegang kekuasaan menurut undangundang Dasar 1945 Ps. 4 Ayat (1).  Jadi sistem bekerjanya pemerintah sebagai fungsi yang ada pada Presiden (eksekutif).
  • 7. Sistem pemerintahan negara dibangun “Tujuh Kunci Pokok” yaitu : 1. Negara indonesia berdasarkan atasa atas hukum Ps.1 Ayat (3) UUD 1945 (amandemen ) 2. Sistem konstitusional Ps. 4 Ayat (11) 3. Kekuasaan negara tertinggi di tangan rakyat Ps. 1 Ayat(2) 4. Presiden ialah pemegang kekuasaan tertinggi pemerintahan negara Ps. 4 Ayat (1) 5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR. 6. Menteri negara ialah pembantu Presiden. 7. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas (Ps. 7, 7A).
  • 8.
  • 9. Fungsi dari sistem pemerintahan negara adalah menjalangkan fungsi-fungsi pemerintahan yang menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan  Urusan pemerintahan  Urusan pemerintahan  susunan pemerintahan untuk mengatur dan mengurus fungsi-fungsi pemerintahan yang menjadi kewenangannya dalam rangka melindungi, melayani, memberdayakan, dan mensejahterakan masyarakat  Urusan pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah (pusat), dan urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar tingkatan dan/atau susunan pemerintahan (Provinsi dan Kabupaten/Kota).
  • 10. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah pusat meliputi : Politik luar negeri; Pertahanan keamanan; Yustisi; Moneter dan fiskal nasional; Agama.  Urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar tingkatan dan/atau susunan pemerintahan adalah semua urusan pemerintahan di luar urusan tersebut di atas, terdiri atas 31 bidang urusan, terdiri atas : Pendidikan; Kesehatan; Pekerjaan Umum; Perumahan; Penataan ruang; Perencanaan pembangunan; Perhubungan; Lingkungan hidup; Pertanahan; Kependudukan dan catatan sipil; Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; Keluarga berencana dan keluarga sejahtera; Sosial; Ketenagakerjaan dan ketransmigrasian; Koperasi, usaha kecil dan menengah; Penanaman modal; Kebudayaan dan pariwisata; Kepemudaan dan olah raga; Kesatuan bangsa dan politik dalam negeri; Otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian; Pemberdayaan masyarakat dan desa; Statistik; Kearsipan;Perpustakaan; Komunikasi dan informatika; Pertanian dan ketahanan pangan;Kehutanan;Energi dan sumber daya mineral; Kelautandanperikanan; Perdagangan; Perindustrian
  • 11. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Pro- vinsi dan Kabupaten/Kota terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan.  Urusan Pemerintahan Sisa, yaitu urusan pemerintahan yang tidak termasuk dalam kewenangan Pemerintah Pusat maupun Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dalam hal Pemerintah Provinsi atau Kabupaten/Kota akan menyelenggarakan urusan pemerintahan sisa, terlebih dulu harus mengusulkan kepada Pemerintah Pusat melalui Menteri Dalam Negeri untuk mendapat penetapan. Menteri/Kepala LPND menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria untuk pelaksanaan urusan sisa.
  • 12.
  • 13.
  • 14.
  • 15.
  • 16.
  • 17. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat :  Menyelenggarakan sendiri;  Melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada Kepala Instansi Vertikal atau kepada Gubernur selaku wakil Pemerintah Pusat di daerah dalam rangka dekonsentrasi;  Menugaskan sebagian urusan pemerintahan tersebut kepada Peme-rintah Daerah dan/atau Pemerintah Desa berdasarkan asas tugas pembantuan.  Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi :  Menyelenggarakan sendiri;  Menugaskan sebagai urusan pemerintahan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota  dan/atau Pemerintah Desa berdasarkan asas tugas pem- bantuan.
  • 18.  Dalammenyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota :  Menyelenggarakan sendiri;  Menugaskan dan/atau menyerahkan sebagian urusan pemerintahan kepada Pemerintah Desa berdasarkan asas tugas pembantuan  Penyerahan urusan pemerintahan dimaksud disertai dengan perangkat daerah, pembiayaan, dan sarana atau prasarana yang diperlukan.
  • 19.
  • 20.  Lembaga-lembaga penyelenggara pemerintahan tingkat pusat adalah : Menteri Koordinator (Menko), Menteri Departemen (Mendep), Menteri Negara (Meneg), Sekretaris Negara, Jaksa Agung, Sekretaris Kabinet, TNI, POLRI, Badan Ekstra Struktural dan Badan Independen, serta Perwakilan RI di Luar Negeri.
  • 21.  Pemerintah Daerah didasarkan pada 3 (tiga) asas, yaitu : Desentralisasi,Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan.  Asas Desentralisasi : Penyerahan wewenang Pemerintah pusat kepada Daerah otonom dalam kerangka NKRI;  Asas Dekonsentrasi : Pelimpahan wewenang dari Pemerintah pusat kepada Gubernur sebagai Wakil Pemerintan pusat dan/atau perangkat pusat di daerah;  Tugas Pembantuan : Penugasan dari Pemerintan pusat kepada Daerah dan Desa, dan dari Daerah ke Desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai pembiayaan, sarpras, serta sumber daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggungjawabkan kepada yang menugaskan;
  • 22. Pemerintah Daerah terdiri dari unsur-unsur :  DPRD sebagai badan legislatif daerah;  Kepala Daerah dan Perangkat Daerah sebagai badan eksekutif;  Pemerintah Desa.  Perangkat Daerah terdiri dari :  Sekretariat Daerah (Setda);  Dinas Daerah (Disda);  Lembaga Teknis Daerah (Lemtekda);  Kecamatan;  Kelurahan.
  • 23.
  • 24. Proses manajemen pemerintahan mencakup empat aspek, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Kesemuanya tidak terlepas dari proses pembangunan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional, yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila (Mas Adam Berdasi). Dengan demikian perencanaan  Perubahan dalam pengelolaan pembangunan, yaitu :  Penguatan kedudukan lembaga legislatif (DPR) dalam penyusunan APBN.  Ditiadakannya GBHN sebagai pedoman penyusunan rencana pembangunan nasional.  Diperkuatnya otonomi daerah dan desentralisasi pemerintahan dalam NKRI.
  • 25. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.  Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara.  Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tatacara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pem-bangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan, yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah.
  • 26. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) adalah dokumen peren- canaan untuk periode 20 (dua puluh) tahun.  Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun.  RPJM-KL selanjutnya disebut Rencana Strategis kementerian/Lembaga (Renstra-KL) adalah dokumen perencanaan Kementerian/Lembaga untuk periode 5 (lima) tahun.  RPJM-SKPD selanjutnya disebut Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahu.  Rencana Pembangunan Tahunan Nasional/Daerah selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah/Daerah (RKP/RKPD) adalah dokumen peren- canaan Pemerintah/Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
  • 27. Menurut UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, terdapat lima pendekatan dalam seluruh rangkaian perencanaan, yaitu :  Politik, yang memandang bahwa pemilihan Presiden/Kepala Daerah adalah proses penyusunan rencana, karena rakyat pemilih menentukan pilihannya berdasarkan program-program pembangunan yang ditawar-kan masing-masing calon Presiden/Kepala Daerah (pada saat kam-panye);  Teknokratik, dilaksanakan dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas untuk itu;  Partisipatif, dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak yang berke-pentingan (stakeholders) terhadap pembangunan;  Atas-bawah (top-down), dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan, diselaraskan melalui musyawarah yang dilaksanakan baik di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan desa;  Bawah-atas (bottom-up), idem.
  • 28.  Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional/Daerah (RPJPN/D) dengan Undang- undang/Peraturan Daerah;  Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional/Daerah (RPJMN/ D) dengan Peraturan Presiden/Kepala Daerah;  Rencana Pembangunan Tahunan Nasional/Daerah yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah/Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKP/RKPD) dengan Peraturan Presiden/Kepala Daerah
  • 29. Hasil daripada pengorganisasian adalah organisasi. Organisasi sebagai alat administrasi dan manajemen dapat ditinjau dari dua sudut pandangan, yaitu :  Organisasi sebagai Wadah : Sebagai wadah, organisasi adalah tempat di mana kegiatan-kegiatan administrasi dan manajemen dijalankan, dan karenanya bersifat “relatif statis.”  Organisasi sebagai Proses : Sebagai proses, organisasi menyoroti interaksi antar orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut, dan karenanya bersifat ”dinamis.” Dari interaksi ini menimbulkan dua macam hubungan, yaitu :  Hubungan Formal (Formal Organization), yang diatur dalam dasar hukum pendirian (Perda, Akte, SOTK, hierarki, dll.).  Hubungan Informal (Informal Organization), yang didasarkan pada personal relations, kesamaan keahlian, kesamaan kepentingan, kesamaan interes, dll.dari orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut
  • 30. Fungsi-fungsi Organisasi  Menurut Leonard D. White :  Fungsi Lini;  Fungsi Auxilliay;  Fungsi Staf.  Menurut James D. Money :  Fungsi Lini;  Fungsi Staf.  Menurut John Pfiffner :  Fungsi Lini;  Fungsi Staf.  Fungsi Lini : pelaksanaan tugas pokok organisasi (langsung berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai).  Fungsi Auxilliary pelayanan,: yaitu memberi bantuan kepada Lini (di bidang kepegawaian, pembiayaan, perlengkapan, dll.).  Fungsi Staf : penasihat bagi pimpinan (menelaah problem administrasi/ manajemen, menasihati, mengamati, dll.).  Administrative Staff bidang organisasi dan manajemen.  Substantive Staff bidang teknis fungsional.
  • 31. Setiap aparatur pemerintah bertugas melaksanakan sebagian dari tugas umum pemerintahan dan pembangunan. Karena merupakan satu sistem, maka tugas ini melibatkan berbagai unsur sehingga perlu dilakukan pendekatan multi fungsional.  Dengan demikian perlu keterpaduan, keserasian, dan keselarasan untuk mencegah timbulnya tumpang tindih, benturan, kesimpangsiuran, dan kekacauan.  Di sinilah perlunya koordinasi. Koordinasi dimulai dari proses perumusan kebijakan, perencanaan,pelaksanaan, sampai pada pengawasan dan pengendaliannya
  • 32.  JenisKoordinasi :  Koord. Hierarkis (Vertikal)( Kewenangan )  Koord. Fungsional :  Diagonal;  Horizontal;  Teritorial.
  • 33. Menurut Sondang P. Siagian (1996: 135), pengawasan adalah proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.  Sedemikian eratnya antara perencanaan dengan pengawasan, malahan Harold Koontz & Cyrill O’Donnel mengatakan bahwa “Planning and controlling are the two sides of the same coin.” (Perencanaan dan peng-awasan adalah dua sisi dari koin yang sama).  Pengawasan menyeluruh terhadap semua aktivitas organisasi disebut “administrative control” sedangkan pada bagian-bagian atau unit tertentu disebut “managerial control.”
  • 34.  Teknik-teknik Pengawasan :  Pengawasan langsung, yaitu apabila pimpinan organisasi mengadakan sendiri pengawasan terhadap kegiatan yang sedang dijalankan. Bentuk pengawasan ini biasanya :  Inspeksi langsung;  On the spot Observation;  On the spot Report.  Pengawasan tidak langsung, yaitu pengawasan dari jarak jauh. Hal ini terjadi karena kompleksnya tugas pimpinan, di samping organisasinya besar.  Pengawasan ini bisa berbentuk tertulis dan lisan.  Kelemahan pengawasan ini adalah seringnya bawahan melaporkan hal-hal yang baik saja (asal bapak senang), lebih-lebih apabila pimpinan suka menghukum bawahan yang melaporkan hal-hal yang jelek. Padahal hal-hal negatif pun harus mendapat perhatian untuk bahan perbaikan-perbaikan. Sebaiknya pengawasan langsung dan tidak langsung kedua-duanya dilaksanakan dengan baik.  Macam/Jenis Pengawasan :  Pengawasan Melekat (Waskat);  Pengawasan Fungsional (Wasnal);  Pengawasan Teknis Fungsional;  Pengawasan Legislatif (Politik);  Pengawasan Masyarakat (Wasmas);  Pengawasan Yudikatif.
  • 35. Prinsip penyelenggaraan pemerintahan yang baik menurut David Osborne dan T. Gaebler (Reinventing Government, 1992) adalah :  Pemerintah berperan sebagai pengendali (steering) dan bukan sebagai pendayung (rowing).  Pemerintah lebih berperan dalam memberdayakan masyarakat daripada melayani.  Pemerintah menciptakan iklim persaingan yang sehat terutama dalam pelaksanaannya kepada masyarakat.  Pemerintah lebih berorientasi kepada misi dan bukan kepada aturan pelaksanaan tugas yang kaku.  Pemerintah lebih berorientasi pada hasil.  Pemerintah lebih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan masyarakat bukan pada kepentingan birokrasi.  Pemerintah menerapkan prinsip perusahaan, yaitu memperoleh tinimbang mengeluarkan biaya.  Pemerintah memiliki daya tanggap dan mampu mengantisipasi semua tantangan yang terjadi.  Pemerintah yang di desentralisasikan dalam rangka meningkatkan parti-sipasi dan kerjasama  Pemerintah harus berorientasi pada pasar/pelayanan dalam memenuhi tuntutan permintaan/kebutuhan masyarakat.
  • 36. Frederickson, W. George. 1997. The Spirit of Public Administration. San Fransisco : Joosey-Boss Publisher.  LAN. 1996. Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia. Jilid I & II. Jakarta : Gunung Agung.  -----. 2005. SANKRI : Landasan dan Pedoman Pokok Penyelenggaraan dan Pengembangan Sistem Administrasi Negara. Edisi Revisi. Buku III. Jakarta : LAN.  MacAndrew, Colin dan Ichlasul Amal. 2003. Hubungan Pusat-Daerah dalam Pembangunan. Cetakan keempat. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.  Osborne, David & Gaebler, Ted. 1999. Mewirausahakan Birokrasi (Reinventing Goverment). Terjemahan Abdul Rosyid. Cetakan ke lima. Jakarta : PPM.  ------------------- & Plastrik, Peter. 2000. Memangkas Birokrasi (Banishing Bureaucracy). Terjemahan Abdul Rosyid. Cetakan pertama. Jakarta : PPM.  Riyadi dan Bratakusumah, Deddy Supriady. 2005. Perencanaan Pembangunan Daerah : Strategi Menggali Potensi dalam Mewujudkan Otonomi Daerah. Cetakan ke tiga. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.  Sedarmayanti. 2003. Good Governance (Kepemerintahan yang Baik dalam Rangka Otonomi Daerah. Cetakan ke I. Bandung : Mandar Maju.  Soehino. 2002. Ilmu Negara. Cetakan Ke lima. Yogyakarta : Liberty.