SlideShare a Scribd company logo
UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK
DALAM RPJMN 2020-2024
DAN RKP 2022-2023
Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan
Kebudyaaan
Kementerian PPN/Bappenas
13 September 2022
Disampaikan dalam Rapat Koordinasi Nasional
Pembangunan Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Tahun 2022
ANALISA SITUASI
2
UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS
SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA
136,66 Juta
(50,6%)
133,54 Juta
(49,4%)
0-19 tahun
41,49
juta
44,19
juta
• Indonesia menjadi salah satu negara dengan penduduk usia produktif terbesar
di Asia, mencapai 191 juta (70,72%)
• Sumber daya manusia yang berkualitas berperan penting dalam perekonomian,
politik dan peningkatan kesejahteraan bangsa.
• Separuh dari potensi sumber daya pembangunan ada pada perempuan (49,4%)
• Anak sebagai generasi penerus bangsa harus dilindungi agar dapat tumbuh dan
berkembang optimal (31%)
• Oleh karena itu, perempuan dan anak harus memiliki sehat, berpendidikan dan
memiliki kualitas hidup yang baik
Penduduk Indonesia didominasi oleh Generasi Milenial dan
Gen Z yang Sebagian besar merupakan penduduk di
kelompok anak, remaja, dan pemuda
>65 tahun
7,61
juta
8,35
juta
15-64 tahun
93,93
juta
95,71
juta
15-29 tahun
34,67
juta
32,97
juta
Rasio
102
3
UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS
Kekerasan terhadap Perempuan
3.0
7.7
9.4
2.8
6.9
8.7
Fisik Seksual Fisik dan/atau
Seksual
SETAHUN TERAKHIR
2016
2021
18.1
24.2
33.4
13.8
18.7
26.1
Fisik Seksual Fisik dan/atau
Seksual
SELAMA HIDUP
2016
2021
Prevalensi kekerasan fisik
dan/atau seksual oleh pasangan
dan selain pasangan selama hidup
meurut daerah
36.2
29.8
33.3
27.7
23.8 26.1
Perkotaan Perdesaan Nasional
SELAMA HIDUP
2016 2021
Prevalensi perempuan usia
15-64 tahun mengalami minimal 1
dari 3 jenis kekerasan* oleh pasangan
1.8
3.8
4.9
9
7.5
32.4
2
2.3
3.7
6.8
4.7
22
Fisik Seksual Fisik dan atau
Seksual
Ekonomi Emosional/Psikis Pembatasan
Aktivitas
SETAHUN TERAKHIR
Kekerasan fisik
mengalami
peningkatan selama
setahun terakhir
Prevalensi kekerasan terhadap perempuan
usia 15-64 tahun oleh SELAIN pasangan menurut jenisnya
1.5
4.7
5.6
1.2
5.2
6
Fisik Seksual Fisik dan/atau
Seksual
SETAHUN TERAKHIR
2016 2021
Kekerasan
seksual serta
kekerasan fisik
dan/atau
seksual
mengalami
peningkatan
selama setahun
terakhir
Prevalensi kekerasan terhadap perempuan
usia 15-64 tahun oleh pasangan menurut jenisnya
ANALISIS SITUASI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN (1/5)
UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS
44
206
256
288
317
758
771
1,267
1,707
1,714
2,219
2,360
3,631
3,641
3,652
3,838
4,853
4,924
5,613
6,141
6,827
6,851
8,293
9,237
9,996
11,924
12,194
12,611
14,735
14,863
17,081
52,901
53,865
58,395
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
Kalimantan…
Bali
Kepulauan
Riau
Papua
Sulawesi
Barat
Nusa…
Maluku
Maluku
Utara
Papua
Barat
Sulawesi
Utara
Kepulauan…
Gorontalo
Kalimantan…
Sulawesi…
Bengkulu
Sulawesi
Tengah
Kalimantan
Barat
Jambi
DI
Yogyakarta
Aceh
Kalimantan…
Kalimantan…
Nusa…
Sumatera
Barat
Sumatera…
Riau
Lampung
Banten
Sulawesi
Selatan
DKI
Jakarta
Sumatera
Utara
Jawa
Tengah
Jawa
Timur
Jawa
Barat
Jumlah Kasus KTP Tahun 2021 menurut Provinsi
Sumber Data: Badilag, Lembaga Layanan dan Komnas Perempuan dalam CATAHU 2022
135,170
180,746
185,458
204,794
163,116
230,881
280,185
302,686
226,062
338,496
0
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
300,000
350,000
400,000
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Jumlah Kasus KTP Tahun 2012-2021
Sumber Data: Badilag, Lembaga Layanan dan Komnas Perempuan dalam CATAHU 2022
Faktor penyebab penurunan kasus di Tahun 2020:
• Renspons rate dari survey hanya 50%
• Korban dekat dengan pelaku selama pandemi
• Korban cenderung mengadu pada keluarga
atau diam
• Persoalan literasi teknologi
• Model layanan pengaduan yang belum siap
dengan kondisi pandemi
ANALISIS SITUASI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN (2/5)
UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS
329
309
412
220
215
9
0
26
15
70
57
321
Pada tahun 2021, kekerasan fisik diterima oleh
perempuan sebanyak 4.814 kasus, selanjutnya
untuk kasus Kekerasan Gender Berbasis
Siber sebanyak 1.721 kasus atau meningkat
83% dari tahun sebelumnya (Komnas Perempuan,
2022)
Kekerasan Berbasis Gender Siber
Bentuk kekerasan seksual
yang paling banyak
diterima oleh perempuan
pada 2020 adalah
Pencabulan sebanyak
412 kasus, kemudian
disusul dengan Kekerasan
Gender Berbasis Siber
sebanyak 329 kasus
(Komnas Perempuan,
2021)
ANALISIS SITUASI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN (3/5)
Perempuan dan anak adalah kelompok yang
paling rentan menjadi korban TPPO. Korban
diperdagangkan untuk tujuan eksploitasi seksual,
kerja paksa dan praktik perbudakan/ serupa.
Tindak Pidana Perdagangan Orang/Human Traficking
Korban TPPO
Perempuan
Korban TPPO
Laki-Laki
6
120
• 51 korban
dieksploitasi
seksual
• 66 korban
diperdagangk
an sebagai
PMI
Sumber: LPSK, 2021
No Jenis
Jumlah
Kasus yg
Diterima
Lembaga
Jumlah Kasus yg Diterima
Komnas Perempuan
Ranah Publik Ranah Privat
1 Cyber grooming 5 0 0
2 Cyber Hacking 13 17 58
3 Cyber Harrasment 18 489 277
4 Cyber Recruitment 1 0 11
5 Cyber Survaillance 4 47 32
6 Illegal Content 12 40 47
7 Malcious Distribution 98 158 279
8 Morphing 6 14 6
9 Online Defamation 8 18 23
10 Revenge Porn 21 2 79
11 Sexting 4 0 22
12 Sextortion 11 472 683
13 Voyeurism 1 114 141
Jumlah 211 1.371 1.658
Cyber harassment.
Penggunaan
teknologi untuk
menghubungi,
mengganggu atau
mempermalukan
korban.
Malicious
destribution.
Penyebaran konten-
konten yang
merusak reputasi
korban atau
organisasi pembela
hak-hak perempuan
terlepas dari
kebenarannya.
Sextortion.
Pemerasan dengan
ancaman
penyalahgunaan
konten seks korban
dengan tujuan
memperoleh uang
atau terlibat dalam
seks dengan korban
melalui paksaan.
UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS
• Perempuan dengan disabilitas memiliki risiko lebih besar
mengalami kekerasan berbasis gender
• Korban disabilitas terbanyak yaitu perempuan dengan
disabilitas intelektual/tuna grahita (66%) diikuti perempuan
dengan gangguan sensorik 28,5%
Jenis kekerasan
terbanyak yang
dialami oleh
perempuan
disabilitas adalah
kekerasan seksual
(42%), diikuti oleh
kekerasan fisik dan
psikis
KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN LANSIA
- Perempuan lansia masih rentan mengalami kekerasan. Sebanyak
43 perempuan lansia (>60 tahun) masih mengalami kekerasan
di ranah KDRT/RP
- Di ranah publik, masih terdapat 2 korban perempuan lansia yang
menjadi korban kekerasan korban yang melaporkan kasus
kekerasan ke Komnas Perempuan
Sumber: CATAHU 2021, Komnas Perempuan; Susenas Maret 2019, BPS
KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
DENGAN DISABILITAS
1
51
7
22
1 5 3
0
20
40
60
Jenis Disabilitas Perempuan Korban Kekerasan Tahun
2020
42%
6%
28%
24%
Bentuk Kekerasan terhadap Disabilitas
Perempuan Tahun 2020
Seksu
al
Fisik
2041
49
94
928
2286
799
251
32
0
299
3
40
734
2383
1168
942
732
179
N/A
>80th
61-80 th
41 - 60 th
25 - 40 th
18 - 24 th
14 - 17 th
6 - 13 th
<5 th
Korban dan Pelaku KDRT
menurut Usia
Pelaku Korban
Sumber: CATAHU Komnas Perempuan 2021
810
0
15
203
376
211
94
22
0
284
0
2
65
399
285
440
217
39
N/A
>80th
61-80 th
41 - 60 th
25 - 40 th
18 - 24 th
14 - 17 th
6 - 13 th
<5 th
Pelaku Kekerasan di Ranah
Komunitas menurut Usia
Pelaku Korban
ANALISIS SITUASI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN (4/5)
UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS
Sumber: SUSENAS, Badan Pusat Statistik, 2021
12.14
11.11 11.54 11.21 10.82 10.35
9.23
0.6 0.54 0.48 0.56 0.57 0.5 0.58
-2.5
2.5
7.5
12.5
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Sebelum 18 tahun Sebelum 15 tahun
Angka Perkawinan Anak Nasional
Female genital mutilation/cutting (FGM/C)
Anak perempuan dari
perempuan usia 15-49 tahun
yang tinggal bersama dan
menjalankan praktik sunat
perempuan kriteria WHO.
Anak perempuan dari
perempuan usia 15-49 tahun
yang tinggal bersama dan
menjalankan praktik sunat
perempuan hanya secara
simbolis saja.
Sumber: SPHPN 2021
21,3
Persen
33,7
Persen
Sebanyak 55%
anak perempuan
dari perempuan
15-49 mengalami
sunat, dengan
prevalensi
tertinggi pada
kategori sunat
simbolis
• Secara keseluruhan, proporsi
perempuan usia 20-24 tahun
yang menikah sebelum usia
18 tahun mengalami
penurunan, namun masih
tinggi.
• Ada kecenderungan kenaikan
pada usia lebih muda (< 15
tahun)
• Terdapat 29 Provinsi dengan penurunan angka
Perkawinan Anak pada Tahun 2021.
• Pada tahun 2021, terdapat 5 Provinsi dengan
peningkatan angka Perkawinan Anak yaitu Sulawesi
Barat, Bengkulu, Maluku, DKI Jakarta dan DI Yogyakarta.
• Adapun provinsi dengan angka Perkawinan Anak
tertinggi pada tahun 2021 yaitu Sulawesi Barat dan
terendah berada pada provinsi Kep. Riau.
Dispensasi Kawin
meningkat 3 kali
lipat lebih tinggi
yaitu dari 23.126
kasus (2019)
menjadi 64.211
kasus (2020)
ANALISIS SITUASI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN (5/5)
UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS
23.23 22.49
25.72 27.26
Perkotaan Perdesaan
% Anak usia 13-17 tahun yang mengalami
kekerasan pada masa pandemi COVID-19
Laki-Laki
Masih terjadinya kekerasan terhadap anak
62 62
34
41.05
Laki-laki Perempuan
Prevalensi Anak Usia 13-17 Tahun yang pernah
mengalami kekerasan di sepanjang hidupnya (%)
40 43
20
25.4
Laki-laki Perempuan
Prevalensi Anak Usia 13-17 Tahun yang pernah
mengalami kekerasan dalam 12 bulan terakhir(%)
Sumber: SNPHAR 2018 dan 2021
9
ANALISIS SITUASI KEKERASAN TERHADAP ANAK
Fisik
Seksual Emosional
Rendahnya pengetahuan anak tentang layanan kekerasan
Jenis kekerasan yang
paling sering dialami
oleh anak usia 13-17
tahun baik laki-laki
maupun perempuan,
di perkotaan maupun
perdesaan adalah
kekerasan
emosional
Hanya 1 dari 3
anak dan remaja
mengetahui
tentang adanya
layanan kekerasan
(SNPHAR, 2018)
• Pengetahuan anak korban
kekerasan terhadap
tersedianya layanan
kekerasan masih rendah.
• Persentase anak korban
kekerasan yang
mendapatkan layanan pun
sangat rendah, sehingga
menghasilkan gap yang
besar.
PERLINDUNGAN PEREMPUAN
DAN ANAK DALAM RPJMN
2020-2024
UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS
TEMA, PRIORITAS, PENGARUSUTAMAAN DAN KAIDAH
RPJMN 2020 - 2024
Tema RPJMN IV 2020 - 2024
“Indonesia Berpenghasilan Menengah -
Tinggi yang Sejahtera, Adil, dan
Berkesinambungan”
Pengarusutamaan:
Membangun
Kemandirian
Menjamin
Keadilan
Menjaga
Keberlanjutan
Kaidah Pembangunan:
Tujuan
Pembangunan
Berkelanjutan
Gender
Modal Sosial
dan Budaya
Transformasi
Digital
11
UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SDM
1. Sistem Jaminan Sosial Nasional
2. Bantuan Sosial dan Subsidi Tepat
Sasaran
3. Perlindungan Sosial Adaptif
4. Kesejahteraan Sosial
4. Penguatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
5. Penguatan Sistem Kesehatan dan Pengawasan
Obat dan Makanan
1. Peningkatan Kualitas Pengajaran dan Pembelajaran
2. Pemerataan Akses dan Wajib Belajar 12 Tahun
3. Peningkatan Pengelolaan dan Penempatan Pendidik
dan Tenaga Kependidikan
4. Penjaminan Mutu Pendidikan
5. Peningkatan Tata Kelola Pendidikan
1. Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak
2. Peningkatan Kesetaraan Gender,
Pemberdayaan, dan Perlindungan
Perempuan
3. Kualitas Pemuda
1. Akselerasi Penguatan
Ekonomi Keluarga
2. Keperantaraan Usaha dan
Dampak Sosial
3. Reforma Agraria
4. Perhutanan Sosial
1. Pendidikan dan Pelatihan
Vokasi Berbasis Kerja sama
Industri
2. Penguatan Pendidikan
Tinggi Berkualitas
3. Peningkatan Kapabilitas
Iptek dan Penciptaan Inovasi
4. Prestasi Olahraga
1. Percepatan Cakupan Administrasi
Kependudukan
2. Integrasi Sistem Administrasi Kependudukan
3. Pendampingan dan Layanan Terpadu
4. Pemaduan dan Sinkronisasi Kebijakan
Pengendalian Penduduk
1. Peningkatan Kesehatan Ibu,
Anak, KB dan Kesehatan
Reproduksi
2. Percepatan Perbaikan Gizi
Masyarakat
3. Peningkatan Pengendalian
Penyakit
• MP Percepatan Penurunan Kematian Ibu dan Stunting
• MP Reformasi Sistem Kesehatan
MP Reformasi Perlindungan Sosial
MP Pembangunan
Science Techno Park
MP Pendidikan dan Pelatihan Vokasi untuk
Industri 4.0
12
UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Pembangunan Kesetaraan Gender, Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan
INDIKATOR DAN TARGET
Indikator Baseline 2021
Indeks Pembangunan Gender (IPG) 90,99
(2018)
91,27*
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Perempuan (TPAKP)
Indeks Pemberdayaan Gender
(IDG)
72,10
(2018)
73,50* 74,18*
51,88
(2018)
53,13* 55,00*
2024
91,39*
*target akan dihitung kembali dengan capaian 2019
1. Penguatan kebijakan dan regulasi
2. Percepatan pelaksanaan PUG di K/L, pemerintah daerah, dan pemerintah
desa melalui penguatan pelembagaan PUG dan perencanaan dan
penganggaran yang responsif gender (PPRG)
3. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman individu baik perempuan
maupun laki - laki, keluarga, komunitas, lembaga masyarakat, media
massa dan dunia usaha
4. Peningkatan peran dan partisipasi perempuan secara bermakna di
berbagai bidang pembangunan (pendidikan, kesehatan, ekonomi, tenaga
kerja, serta politik, jabatan publik dan pengambilan keputusan
5. Peningkatan jejaring dan koordinasi antara pemerintah pusat,
pemerintah daerah, masyarakat, media massa, dunia usaha dan lembaga
masyarakat.
STRATEGI
INDIKATOR DAN TARGET
STRATEGI
Indikator Baseline 2021
Prevalensi Kekerasan terhadap
Perempuan
9,40
(2016)
Menurun
2024
Pengembangan sistem data
terpadu KtP dan TPPO
Pengembangan sistem
layanan terpadu penanganan
KtP dan TPPO
Penguatan jejaring dan kerja
sama antara pemerintah (pusat
dan daerah), komunitas, media
massa, dunia usaha dan
lembaga bantuan hukum
Pengembangan inovasi
dalam upaya pencegahan KtP
dan TPPO
Penguatan kebijakan dan regulasi
pencegahan, penanganan,
rehabilitasi, pemulangan, dan
reintegrasi
Peningkatan pengetahuan dan
pemahaman individu, keluarga,
masyarakat, dunia usaha, dan
pemangku kepentingan lainnya
tentang kekerasan terhadap
perempuan (KtP) dan TPPO.
Peningkatan kapasitas aparat
penegak hukum dan pemerintah
tentang KtP dan TPPO
Penguatan kelembagaan
perlindungan perempuan dari
tindak kekerasan
1
2
3
4
5
6
7
8
Menurun
1
2
3
4
5
Peningkatan Perlindungan Perempuan,
termasuk Pekerja Migran dari kekerasan dan TPPO
ARAH
KEBIJAKAN
13
UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak
14
INDIKATOR DAN TARGET
Indikator Baseline 2021
Indeks Perlindungan Anak
(IPA)
62,72
(2018)
68,10
Proporsi perempuan umur
20-24 tahun yang menikah
sebelum 18 tahun
11,2
(2018) 9,23
L: 61,7
P: 62,0
L: 34
P: 41,05
Prevalensi anak usia 13-17
tahun yang pernah
mengalami kekerasan
sepanjang hidupnya (%)
ARAH KEBIJAKAN
Pewujudan INDONESIA LAYAK ANAK melalui penguatan
Sistem Perlindungan Anak yang responsif terhadap
keragaman dan karakteristik wilayah anak untuk memastikan
anak menikmati haknya
STRATEGI
Penguatan regulasi dan
penegakkan hukum yang
proporsional terhadap kepentingan
terbaik anak.
Penguatan efektivitas
kelembagaan melalui peningkatan
kapasitas SDM, penyedia layanan,
koordinasi, sistem data dan
informasi, serta fungsi pembinaan
dan pengawasan
Peningkatan pemahaman tentang
perlindungan anak bagi para
pemangku kepentingan,
masyarakat, keluarga, dan anak
Penguatan jejaring antara
pemerintah dengan komunitas,
media massa, dunia usaha, dan
lembaga masyarakat.
Peningkatan partisipasi anak
dalam pembangunan sesuai
dengan tingkat kematangan
usianya.
Penguatan upaya pencegahan dan
penanganan berbagai tindak
kekerasan, eksploitasi termasuk isu
pekerja anak, dan penelantaran pada
anak.
Penguatan koordinasi dan sinergi
upaya pencegahan perkawinan
anak dengan melibatkan berbagai
pemangku kepentingan.
Penguatan pengasuhan di
lingkungan keluarga dan
pengasuhan sementara di institusi
lainnya.
Peningkatan akses layanan dasar
yang terpadu, ramah dan inklusif
bagi seluruh anak terutama bagi
anak yang berada pada situasi dan
kondisi khusus.
Peningkatan layanan dan
rehabilitasi bagi anak yang
membutuhkan perlindungan
khusus.
Target 2024
73,49
8,74
Menurun
RKP 2022 DAN RKP 2023
UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS
TEMA DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN TAHUN 2022
Tema RKP Tahun 2022
“Pemulihan Ekonomi dan
Reformasi Struktural”
6 Strategi Transformasi Ekonomi Indonesia
(Jangka Menengah-Panjang)
1. SDM Berdaya Saing
2. Produktivitas Sektor Ekonomi
3. Ekonomi Hijau
4. Transformasi digital
5. Integrasi Ekonomi Domestik
6. Pemindahan IKN
Transformasi
Ekonomi
Indonesia
 Reformasi Kelembagaan dan Tata Kelola
 Penuntasan krisis kesehatan
PEMULIHAN EKONOMI
 Pemberian bantuan untuk pemulihan dunia usaha
 Menjaga daya beli rumah tangga
REFORMASI STRUKTURAL
 Peningkatan Nilai Tambah
 Ketahanan pangan
 Reformasi Iklim Investasi
 Pembangunan Rendah Karbon
 Peningkatan pemerataan infrastruktur dan kualitas
layanan digital
Pemulihan Daya Beli dan Usaha Diversifikasi Ekonomi
 Percepatan Pembangunan Infrastruktur Padat Karya
 Program Khusus (prioritas arahan tertentu)
 Reformasi Peningkatan Kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) dan Perlindungan Sosial
16
UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS
ISU STRATEGIS, ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN KGPPPA DALAM RKP 2022
PN 3: Meningkatkan Sumber Daya Manusia Berkualitas dan Berdaya Saing
INDIKATOR DAN TARGET
Indikator Baseline 2021 2024
Persentase perempuan umur 20-24 tahun yang
menikah sebelum 18 tahun (%) 10,821)
10,351) 9,80 9,44 8,74
Prevalensi anak usia 13-17 tahun yang pernah
mengalami kekerasan sepanjang hidupnya (%)
L: 61,70
P:62,002) N.A Menurun Menurun Menurun
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 75,243)
N.A
75,49-
76,28a)
75,57-
76,63a)
79,16-
81,21a)
TPAK Perempuan (%) 51,894)
52,514) 53,13 53,76 55,00
Prevalensi kekerasan terhadap perempuan
usia 15-64 tahun di 12 bulan terakhir (%) 9,405)
N.A. Menurun Menurun Menurun
2024
Realisasi
69,87 Indeks Perlindungan Anak Indeks Pembangunan Gender
91,30
HIGHLIGHT INDIKATOR DAN TARGET PN TA 2022
ARAH KEBIJAKAN ISU STRATEGIS
Pewujudan lingkungan ramah anak, mempercepat peningkatan
kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, utamanya di
bidang ekonomi, politik, dan ketenagakerjaan, memperkuat
sistem layanan terpadu perlindungan perempuan dan anak dari
kekerasan dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO),
perkawinan anak, dan bentuk pekerjaan terburuk bagi anak
Peningkatan kualitas
anak, perempuan,
dan pemuda
PP 5 Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan dan Pemuda
STRATEGI
• Peningkatan perlindungan anak difokuskan pada: (1)
penguatan layanan penanganan kekerasan bagi anak
secara terpadu, termasuk di ranah daring; (2) optimalisasi
upaya pencegahan perkawinan anak dan penarikan anak dari
pekerjaan terburuk bagi anak dengan melibatkan berbagai
pihak; (3) optimalisasi pengasuhan berbasis hak anak pada
lembaga pengasuhan alternatif; (4) peningkatan koordinasi
dalam upaya pemenuhan hak anak yang berada pada
kondisi khusus; dan (5) penciptaan lingkungan ramah anak.
• Peningkatan kesetaraan gender, pemberdayaan, dan
perlindungan perempuan akan difokuskan pada: (1)
penguatan pelembagaan Pengarusutamaan Gender (PUG)
dan pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang
Responsif Gender (PPRG) di kementerian/lembaga dan
pemerintah daerah; (2) peningkatan pemberdayaan ekonomi
perempuan khususnya perempuan miskin, korban kekerasan
dan bencana, serta perempuan kepala keluarga, melalui
kewirausahaan dan penguatan kapasitas pendamping
program pemberdayaan ekonomi; (3) peningkatan literasi
politik perempuan; dan (4) penguatan regulasi,
kelembagaan, sinergi data, dan mekanisme koordinasi
pencegahan, penanganan korban, serta pencatatan dan
pelaporan kasus kekerasan dan TPPO.
1) Susenas, 2019, 2020, 2) SNPHAR, 2018, 3) BPS, 4) Sakernas, 2019, 2020 5) SPHPN, 2016, a) Prognosis b) Hasil perhitungan sementara
17
UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS
PN 1
Mengembangkan
Wilayah untuk
Mengurangi
Kesenjangan dan
Menjamin
Pemerataan
Meningkatkan
Sumber
Daya Manusia
Berkualitas
dan Berdaya
Saing
Revolusi Mental
dan
Pembangunan
Kebudayaan
Memperkuat
Infrastruktur
untuk Mendukung
Pengembangan
Ekonomi dan
Pelayanan Dasar
Memperkuat
Stabilitas
Polhukhankam
dan Transformasi
Pelayanan
Publik
Membangun
Lingkungan
Hidup,
Meningkatkan
Ketahanan
Bencana, dan
Perubahan Iklim
PRIORITAS NASIONAL DAN ALOKASINYA
Memperkuat
Ketahanan
Ekonomi untuk
Pertumbuhan
Berkualitas dan
Berkeadilan
PN 2 PN 3 PN 4 PN 5 PN 6 PN 7
PRIORITAS PEMBANGUNAN TAHUN 2023
TEMA RKP 2023
“Peningkatan Produktivitas untuk Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan”
Prioritas nasional yang didukung bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak sesuai SBPI
Rp 28,7 T Rp 39,7 T Rp 223,8 T Rp 5,6 T Rp 97,0 T Rp 11,0 T Rp 62,0 T
18
UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS
ISU STRATEGIS, ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN KGPPPA DALAM RKP 2023
PN 3: Meningkatkan Sumber Daya Manusia Berkualitas dan Berdaya Saing
INDIKATOR DAN TARGET
Indikator Baseline 2022 2024
Persentase perempuan umur 20-24 tahun yang
menikah sebelum 18 tahun (%) 10,823)
10,353) 9,44 9,08 8,74
Prevalensi anak usia 13-17 tahun yang pernah
mengalami kekerasan sepanjang hidupnya (%)
L: 61,70
P:62,0017)
L: 34
P:
41,0517)
Menurun Menurun Menurun
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 75,243)
75,573) 75,57-
76,73
75,60-
77,18
79,16-
81,21
TPAK Perempuan (%) 51,8918)
53,3418) 53,76 54,38 55,00
Prevalensi kekerasan terhadap perempuan
usia 15-64 tahun di 12 bulan terakhir (%) 9,4019)
8,719) Menurun Menurun Menurun
2023
Realisasi
71,66 Indeks Perlindungan Anak Indeks Pembangunan Gender
91,17 - 91,37
HIGHLIGHT INDIKATOR DAN TARGET PN TA 2023
ISU STRATEGIS
Pewujudan lingkungan ramah anak, menurunkan ketimpangan
gender serta meningkatkan akses, peran, dan keterlibatan
perempuan dalam pembangunan, utamanya di bidang ekonomi,
ketenagakerjaan, dan politik, memperkuat upaya dan tata kelola
pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan
(KTP) dan anak (KTA), termasuk perdagangan orang, perkawinan
anak, bentuk pekerjaan terburuk bagi anak, dan anak berhadapan
dengan hukum
ARAH KEBIJAKAN
Peningkatan
kualitas anak,
perempuan, dan
pemuda
PP 5 Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan dan Pemuda
STRATEGI
• Peningkatan perlindungan anak difokuskan pada (a) penguatan layanan
penanganan kekerasan bagi anak secara terpadu, termasuk di ranah daring;
(b) optimalisasi upaya pencegahan perkawinan anak dan penarikan anak dari
pekerjaan terburuk bagi anak dengan melibatkan berbagai pihak; (c)
optimalisasi pengasuhan berbasis hak anak pada lembaga pengasuhan
alternatif; (d) peningkatan koordinasi dan sinergi dalam upaya pemenuhan hak
anak yang berada pada kondisi khusus termasuk anak yang berhadapan dengan
hukum serta pekerja anak; (e) peningkatan partisipasi anak dalam
pembangunan; dan (f) memperkuat pengawasan dalam penciptaan lingkungan
ramah anak.
• Peningkatan kesetaraan gender, pemberdayaan, dan perlindungan perempuan
akan difokuskan pada (a) percepatan pelaksanaan pengarusutamaan gender
(PUG) di kementerian/lembaga, daerah, dan desa melalui penguatan regulasi
dan perbaikan tata kelola; (b) perluasan akses, peran, dan keterlibatan
perempuan dalam ekonomi dan ketenagakerjaan, termasuk perempuan
miskin, perempuan kepala keluarga, perempuan dengan disabilitas, penyintas
kekerasan dan bencana, melalui peningkatan kapasitas, literasi keuangan, literasi
digital dan optimalisasi teknologi, informasi dan komunikasi; (c) peningkatan
keterwakilan perempuan di legislatif melalui optimalisasi pendidikan politik
dan kaderisasi di tingkat nasional dan provinsi/kabupaten/kota; (d) penguatan
upaya pencegahan dan penanganan KTP, melalui komunikasi, informasi, dan
edukasi (KIE) yang berkesinambungan, pelibatan laki-laki dalam mencegah dan
menangani kekerasan, penerapan regulasi pencegahan dan penanganan KTP di
satuan pendidikan dan tempat kerja, peningkatan cakupan dan kualitas layanan
KTP yang terpadu dan komprehensif, serta peningkatan kolaborasi multipihak
antarlembaga penyedia layanan, dan (e) penguatan tata kelola layanan,
melalui penguatan regulasi, peningkatan kapasitas SDM lembaga layanan
termasuk aparat penegak hukum (APH), penguatan sistem pencatatan dan
pelaporan KTP, standarisasi lembaga layanan, percepatan pembentukan Unit
Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA), serta
optimalisasi DAK Nonfisik dan sinergi antarsumber pembiayaan
3) Susenas, 2019, 2020, 17) SNPHAR, 2018 (baseline) dan 2021, 18) Sakernas 2019, 2020,2021, 19) SPHPN, 2016 dan 2021,
19
DANA ALOKASI KHUSUS
PELAYANAN PERLINDUNGAN
PEREMPUAN DAN ANAK
(DAK PPA)
UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS
LATAR BELAKANG DAK PPA:
PERMASALAHAN LAYANAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK
UNGGUL
Keterbatasan fiskal daerah. Urusan
pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak sering kali bukan
urusan prioritas sehingga tidak
memperoleh pendanaan yang cukup.
Layanan perlindungan perempuan dan
anak
dari kekerasan menghadapi kendala:
1) Belum terbangunnya sistem layanan
terpadu
2) Tidak adanya biaya visum
3) Tidak ada bantuan hukum
4) Tidak ada pendampingan lainnya
5) Keterbatasan anggaran operasional
6) Kurangnya koordinasi dan sinergi antar
OPD dan lembaga penyedia layanan.
7) Kurangnya upaya promotif dan preventif.
Data Kekerasan
Pencatatan dan pelaporan data
kasus
kekerasan belum optimal.
1) Masih banyak daerah yang tidak
mencatatkan dan melaporkan
kasus kekerasan melalui Sistem
Informasi Online (SIMFONI)
PPA
2) Keterlambatan pencatatan kasus
sehingga data tidak aktual
Kapasitas SDM. Kurangnya kapasitas
SDM dalam:
1) Mencatat dan melaporkan
kasus
kekerasan
2) Memberikan layanan
dan pendampingan bagi
korban
2
1
3
4
VISIONER
21
UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS
Menurunnya jumlah
kasus kekerasan
pada perempuan dan
anak
BOPPA
Pelayanan
BOPPA
Manajemen
BOPPA
Pencegahan
KONTRIBUSI DAK PPA TERHADAP CAPAIAN RKP 2022
Meningkatnya
pemahaman dan
resiliensi terkait
kekerasan terhadap
perempuan dan anak
Meningkatnya
kualitas pelayanan
bagi perempuan dan
anak korban
kekerasan
INPUT PROSES
Terlayaninya
perempuan dan
anak korban
kekerasan secara
komprehensif dan
sesuai dengan
kebutuhannya.
OUTPUT
Tercapainya target
RKP 2022:
• Menurunnya
prevalensi anak
usia 13-17 tahun
yang pernah
mengalami
kekerasan
sepanjang
hidupnya (%)
• Menurunnya
prevalensi
kekerasan
terhadap
perempuan usia
15-64 tahun di 12
bulan terakhir
OUTCOME
22
UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS
Bantuan Operasional
Perlindungan Perempuan dan
Anak Pelayanan KtPA/TPPO
Bantuan Operasional
Perlindungan Perempuan dan
Anak Pencegahan KtPA/TPPO
a) Pertemuan koordinasi dan kerja sama lintas
sektor dalam rangka pencegahan KTP, KTA,
TPPO, dan ABH;
b) Pelaksanaan KIE pencegahan KTP, KTA, TPPO,
dan ABH bagi masyarakat luas, terutama bagi
kelompok masyarakat yang rentan dan
wilayah yang KTP, KTA, TPPO, dan ABH-nya
tinggi; dan
c) Penggerakan dan pemberdayaan masyarakat
dalam pencegahan KTP, KTA, TPPO, dan ABH
Bantuan Operasional
Perlindungan Perempuan dan
Anak Manajemen
a) Pelatihan manajemen dan penanganan
kasus; dan
b) pelatihan pencatatan dan pelaporan
kasus KTP, KTA, TPPO, dan ABH
Prioritas penggunaan DAK PPA adalah pada pelayanan yang bersifat langsung kepada
masyarakat, yaitu korban kekerasan dan TPPO
a) Layanan medikolegal;
b) Layanan pendampingan tenaga ahli;
c) Layanan rumah perlindungan;
d) Layanan penjangkauan dan pendampingan
korban;
e) Layanan gelar kasus kasus;
f) Layanan kesehatan bagi korban yang tidak
dijamin BPJS dan sumber pendanaan
lainnya; dan
g) Layanan spesifik untuk pemulihan korban,
seperti permainan bagi korban anak, alat
bantu bagi korban disabilitas, dll.
RANCANGAN DAK PPA TA 2023 (1/3)
Hasil Pembahasan MM 28 April 2022 & 31 Agustus 2022
23
UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS
1) Peningkatan akses dan kualitas layanan
perempuan dan anak korban kekerasan, Tindak
Pidana Perdagangan Orang (TPPO), dan Anak
Berhadapan dengan Hukum (ABH) di daerah;
2) Penguatan upaya promotif dan preventif
pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan
(KTP), Kekerasan Terhadap Anak (KTA) dan TPPO
di daerah;
3) Peningkatan kapasitas SDM lembaga layanan PPA
di daerah dalam memberikan pelayanan yang
berkualitas bagi korban KTP, KTA, TPPO, dan ABH;
dan
4) Peningkatan cakupan dan kualitas data KTP, KTA,
TPPO, dan ABH di daerah.
1) Meningkatnya perempuan dan anak korban kekerasan
dan TPPO, dan ABH tingkat daerah provinsi dan lintas
daerah kab/kota yang mendapatkan layanan rujukan
lanjutan;
2) Meningkatnya perempuan dan anak korban kekerasan
dan TPPO, dan ABH di tingkat kab/kota yang
mendapatkan layanan;
3) Meningkatnya cakupan pemangku kepentingan dan
masyarakat luas yang mendapatkan KIE terkait KTP, KTA
dan TPPO; dan
4) Meningkatnya SDM Lembaga layanan PPA yang
mendapatkan pelatihan tentang layanan korban yang
berkualitas dan pendataan kasus melalui SIMFONI PPA.
RANCANGAN DAK PPA TA 2023 (2/3)
Hasil Pembahasan MM 28 April 2022 & 31 Agustus 2022
• DAK PPA mendukung
sasaran PN 3 Peningkatan
SDM Berkualitas dan
Berdaya Saing dan PN 7
Memperkuat Stabilitas
Polhukhankam dan
Transformasi Pelayanan
Publik.
• Secara tidak langsung juga
mendukung PN 4 Revolusi
Mental dan MP Percepatan
Penurunan AKI dan
Stunting.
1) Meningkatnya perempuan dan anak korban kekerasan, Tindak Pidana Perdagangan Orang
(TPPO) dan Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) yang mendapatkan layanan komprehensif;
2) Meningkatkan komitmen dan perilaku anti Kekerasan Terhadap Perempuan (KTP), Kekerasan
Terhadap Anak (KTA), TPPO, dan ABH dari seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat luas;
3) Meningkatnya kapasitas SDM lembaga layanan PPA dalam memberikan pelayanan yang
berkualitas bagi korban KTP, KTA, TPPO, dan ABH; dan
4) Meningkatnya cakupan dan kualitas data KTP, KTA, TPPO, dan ABH.
OUTCOME
ARAH KEBIJAKAN OUTPUT
a) Lokasi prioritas penerima DAK NF PPA ditentukan
berdasarkan Kriteria Teknis/Penilaian Daerah Penerima
DAK NF PPA Tahun 2023.
b) DAK NF PPA diprioritaskan untuk 34 provinsi dan 241
kab/kota untuk Pelayanan dan Pencegahan Kekerasan
terhadap Perempuan dan Anak (KtPA) termasuk TPPO
dan ABH serta dukungan manajemen DAK Nonfisik
PPA.
LOKASI PRIORITAS
24
UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS
RANCANGAN DAK PPA TA 2023 (3/3)
Hasil Pembahasan MM 28 April 2022 & 31 Agustus 2022
USULAN KEBUTUHAN PENDANAAN
No. Menu Rincian Kegiatan
Usulan (Rp Miliar)
2022 2023 2024
1 BOPPA
Pelayanan
KTPA/TPPO
a) layanan medikolegal.
69.6 76.56 83.52
b) layanan pendampingan tenaga ahli.
c) layanan rumah perlindungan.
d) layanan penjangkauan dan pendampingan korban.
e) layanan gelar kasus kasus.
f) layanan kesehatan bagi korban yang tidak dijamin BPJS dan
sumber pendanaan lainnya.
g) layanan spesifik untuk pemulihan korban, seperti permainan bagi
korban anak, alat bantu bagi korban disabilitas, dll.
2 BOPPA
Pencegahan
KTPA/TPPO
a) pertemuan koordinasi dan kerja sama lintas sektor dalam rangka
pencegahan KTP, KTA, TPPO, dan ABH.
30 33 36
b) pelaksanaan KIE pencegahan KTP, KTA, TPPO, dan ABH bagi
masyarakat luas, terutama bagi kelompok masyarakat yang
rentan dan wilayah dengan angka KTP, KTA, TPPO, dan ABH
tinggi.
c) penggerakan dan pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan
KTP, KTA, TPPO, dan ABH.
3 BOPPA
Manajemen
a) pelatihan manajemen dan penanganan kasus.
20.4 22.44 24.48
b) pelatihan pencatatan dan pelaporan kasus KTP, KTA, TPPO, dan
ABH.
Total 120 132 144
Note:
• Angka pada kolom “Usulan (Rp Miliar) merupakan total anggaran per menu,
• rincian anggaran per kegiatan/sub-kegiatan pada lampiran
25
Jumlah daerah penerima
DAK 2023
Kab/kota : 242
Provinsi: 33
UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS
a. Mendukung pendataan KTP dan KTA, termasuk
TPPO yang akurat dan terpadu
b. Membangun integrasi dan sinergi data kekerasan
(satu data kekerasan)
DATA KEKERASAN
KEBIJAKAN DAN REGULASI
a. Penguatan regulasi melalui penyusunan aturan
pelaksanaan UU tentang Tindak Pidana Kekerasan
Seksual
b. Peningkatan cakupan dan kualitas layanan
penanganan KTP (dan KTA) yang komprehensif
sesuai kebutuhan korban. Dibutuhkan SOP yang
mendukung dan dipahami di seluruh wilayah dan
sejalan dengan standarisasi layanan yang telah
dikembangkan
c. Penanganan kekerasan yang harus berpihak dan
lebih sensitif pada korban
d. Transparansi penegakan hukum bagi APH (Polisi)
yang melakukan kekerasan khususnya kekerasan
seksual)
KOMUNIKASI, INFORMASI,
DAN EDUKASI
a. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman
masyarakat melalui KIE seluas-luasnya
tentang KtP, KtA, dan TPKS (miskonsepsi,
bahaya, dan dampak) melalui berbagai
media, termasuk media sosial
b. Pemberdayaan masyarakat agar sadar hukum
c. Mendorong peran serta aktif laki-laki,
keluarga dan masyarakat dalam mencegah,
menangani, dan melaporkan, terjadinya KtP
(dan KtA)
SINERGI DAN KOLABORASI
a. Penguatan upaya pencegahan (promotif,
preventif) yang mengubah cara pandang dan
norma sosial budya yang melanggengkan KtP
b. Membangun mekanisme pelaporan berbasis
masyarakat terkait kasus-kasus kekerasan
terhadap perempuan dan anak, termasuk
TPKS
c. Membangun jejaring koordinasi upaya
pencegahan dan penghapusan KtP dan KTA
khususnya TPKS lintas K/L, organisasi profesi,
CSO, dan stakeholder terkait
d. Sinergi antar kegiatan dan sumber
pembiayaan dalam pencegahan dan
penanganan kekerasan terhadap Perempuan
dan Anak, termasuk TPKS
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
PENINGKATAN KAPASITAS
SUMBER DAYA MANUSIA
a. Peningkatan kapasitas mengenai gender dan
penanganan perkara yang responsif gender
kepada setiap Aparat Penegak Hukum (APH)
b. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman
SDM Lembaga layanan mengenai hak
perempuan dan anak, termasuk mengenai
KtP, KtA, dan TPKS
a. Membangun mekanisme pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan kebijakan pencegahan
dan penanganan KtP termasuk TPPO
b. Penguatan pengawasan oleh lembaga
pengawas
MONEV DAN PENGAWASAN
26
27
KEMENSOS
• Pemenuhan hak rehabilitasi sosial korban
kekerasan dan TPPO
• Pemberdayaan sosial/ekonomi
perempuan penyintas kekerasan
• Program Kesejahteraan Sosial Anak
Integratif (PKSAI)
• Sistem Layanan dan rujukan Terpadu
(SLRT)
• Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA)
KEMENPPPA
• Kebijakan dan Regulasi, terutama aturan
pelaksanaan UU TPKS
• Pengembangkan SOP dan standar
layanan terkait perlindungan perempuan
dari kekerasan
• Layanan rujukan akhir korban kekerasan
• Membangun 1 data kekerasan dan
SIMFONI PPA yang terintegrasi
• Pemberdayaan ekonomi bagi
perempuan penyintas kekerasan
KEMENKES
• Puskesmas Tata Laksana Kekerasan
• Pemenuhan hak kesehatan anak
dan perempuan korban kekerasan
termasuk TPPO
KEMENDIKBUD
• KIE pencegahan dan penanganan
kekerasan
• Pendidikan kespro yang komprehensif
(termasuk substansi kekerasan
seksual) sesuai tahapan tumbuh
kembang anak
• Peningkatan pendidikan masyarakat,
khususnya pendidikan alternatif bagi
anak-anak perempuan, termasuk
sarana prasarananya
• Mendorong lingkungan sekolah yang
Ramah Perempuan dan Anak
KOMINFO
• KIE pencegahan dan penanganan
kekerasan
• Promosi literasi digital dan
penggunaan internet sehat dan
aman
• Layanan pengaduan
korban kekerasan melalui
jejaringnya
• Pengawasan dan
rekomendasi kebijakan
• Perlindungan hak
perempuan
MAHKAMAH
AGUNG
Hakim yang berperspektif
gender dan memahami hak anak
KEMKUMHAM
• Pelatihan para aparat
penegak hukum (APH)
• Kebijakan Restorative Justice
KEMENDAGRI
• NIK (single identity) sebagai basis
pencatatan kasus kekerasan
• Mendorong regulasi daerah
(percepatan pembentukan UPTD,
pelaksanaan perlindungan
perempuan dan anak dari kekerasan
• Layanan perlindungan melalui
Unit Perempuan dan Anak
• Penyidik yang berperspektif
gender dan memahami hak
anak
KEPOLISIAN
KEJAKSAAN AGUNG
Jaksa yang berperspektif gender
dan memahami hak anak
MASYARAKAT
• Pelaporan
• Pengawasan berbasis
masyarakat
LEMBAGA
MASYARAKAT
• Layanan penanganan
korban (pendampingan
hukum, dll)
• Pencegahan kekerasan
dan TPPO
• Pengawasan
MEDIA
Edukasi publik terkait
pencegahan kekerasan
perempuan dan anak
termasuk TPPO
PERGURUAN
TINGGI
• Riset dan pengembangan
model
• KIE dan Lingkungan PT yang
ramah perempuan
• Pendidikan kecakapan hidup dan
pemberdayaan
• Peningkatan ketahanan keluarga,
termasuk membangun relasi gender
yang setara dalam keluarga
PEMERINTAH
DAERAH
• Penguatan akses dan
kualitas layanan
perlindungan perempuan di
daerah
• Penguatan data
• Memastikan anggaran
daerah untuk perlindungan
perempuan (dan anak)
• Memastikan praktik baik di
tingkat pelaksanaan
DUNIA USAHA
• Tayangan yang ramah
perempuan dan anak
• KIE terkait KtP
• Kebijakan perlindungan
perempuan di tempat kerja
Upaya Konvergensi Pencegahan dan Penanganan KTP dan KTA
Contoh Pembagian Peran K/L, Pemda, CSO, Media, PT, Dunia Usaha dan Masyarakat
BKKBN
UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS
kpapo@bappenas.go.id
DIREKTORAT KELUARGA, PEREMPUAN, ANAK, PEMUDA, DAN OLAHRAGA
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)
Gedung TS 2A, Lantai 3, Jalan Taman Suropati No.2 Jakarta 10310, Telp. 021 310 1925 Fax 021 310 1925
Direktorat KPAPO Bappenas @kpapobappenas
@kpapo.bappenas KPAPO Bappenas
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

PERAN KEPEMIMPINAN DALAM INOVASI PELAYANAN PUBLIK: Sebuah Aktualisasi Revolus...
PERAN KEPEMIMPINAN DALAM INOVASI PELAYANAN PUBLIK: Sebuah Aktualisasi Revolus...PERAN KEPEMIMPINAN DALAM INOVASI PELAYANAN PUBLIK: Sebuah Aktualisasi Revolus...
PERAN KEPEMIMPINAN DALAM INOVASI PELAYANAN PUBLIK: Sebuah Aktualisasi Revolus...
Tri Widodo W. UTOMO
 
Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...
Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...
Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...
Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Konsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Konsep Pembangunan Kawasan PerdesaanKonsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Konsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Aulia Arif
 
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN PARTISIPATIF
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN  PARTISIPATIFMENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN  PARTISIPATIF
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN PARTISIPATIF
riyanto apri
 
Sosialisasi Pengawasan Partisipatif
Sosialisasi Pengawasan PartisipatifSosialisasi Pengawasan Partisipatif
Sosialisasi Pengawasan Partisipatif
Ahsanul Minan
 
Inovasi Digital Pelayanan Publik
Inovasi Digital Pelayanan PublikInovasi Digital Pelayanan Publik
Inovasi Digital Pelayanan Publik
Tri Widodo W. UTOMO
 
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesPerencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Dadang Solihin
 
KEBIJAKAN PUBLIK
KEBIJAKAN PUBLIK  KEBIJAKAN PUBLIK
KEBIJAKAN PUBLIK
Afrizal Bob
 
Pemilu dan pemilukada berkualitas
Pemilu dan pemilukada berkualitasPemilu dan pemilukada berkualitas
Pemilu dan pemilukada berkualitasElection Commision
 
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahIsu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Dadang Solihin
 
220616 Bahan Arah Kebijakan DAK 2023 _Provinsi Sumatera Barat.pptx
220616 Bahan Arah Kebijakan DAK 2023 _Provinsi Sumatera Barat.pptx220616 Bahan Arah Kebijakan DAK 2023 _Provinsi Sumatera Barat.pptx
220616 Bahan Arah Kebijakan DAK 2023 _Provinsi Sumatera Barat.pptx
FeraEzaSafitri
 
Agenda Setting Dalam Pembuatan Kebijakan Publik
Agenda Setting Dalam Pembuatan Kebijakan PublikAgenda Setting Dalam Pembuatan Kebijakan Publik
Agenda Setting Dalam Pembuatan Kebijakan Publik
Tri Widodo W. UTOMO
 
KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN 2022 Mendukung Percepatan Pencegahan Stun...
KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN 2022 Mendukung Percepatan Pencegahan Stun...KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN 2022 Mendukung Percepatan Pencegahan Stun...
KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN 2022 Mendukung Percepatan Pencegahan Stun...
RizkieDani
 
4. Kampung Keluarga Berkualitas.pptx
4. Kampung Keluarga Berkualitas.pptx4. Kampung Keluarga Berkualitas.pptx
4. Kampung Keluarga Berkualitas.pptx
YANTISAMOSIR1
 
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Dadang Solihin
 
KEKERASAN TERHADAP ANAK.ppt
KEKERASAN TERHADAP ANAK.pptKEKERASAN TERHADAP ANAK.ppt
KEKERASAN TERHADAP ANAK.ppt
masriani mahmud
 
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHANMONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
Dadang Solihin
 
Tantangan pemilu serentak 2024
Tantangan pemilu serentak 2024Tantangan pemilu serentak 2024
Tantangan pemilu serentak 2024
Ahsanul Minan
 
KEBIJAKAN MENERAPKAN PP 46/2016 TENTANG KLHS
KEBIJAKAN MENERAPKAN PP 46/2016 TENTANG KLHSKEBIJAKAN MENERAPKAN PP 46/2016 TENTANG KLHS
KEBIJAKAN MENERAPKAN PP 46/2016 TENTANG KLHS
LAKSMI WIJAYANTI
 
Potensi kerawanan pemilu-updated
Potensi kerawanan pemilu-updatedPotensi kerawanan pemilu-updated
Potensi kerawanan pemilu-updated
Ahsanul Minan
 

What's hot (20)

PERAN KEPEMIMPINAN DALAM INOVASI PELAYANAN PUBLIK: Sebuah Aktualisasi Revolus...
PERAN KEPEMIMPINAN DALAM INOVASI PELAYANAN PUBLIK: Sebuah Aktualisasi Revolus...PERAN KEPEMIMPINAN DALAM INOVASI PELAYANAN PUBLIK: Sebuah Aktualisasi Revolus...
PERAN KEPEMIMPINAN DALAM INOVASI PELAYANAN PUBLIK: Sebuah Aktualisasi Revolus...
 
Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...
Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...
Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...
 
Konsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Konsep Pembangunan Kawasan PerdesaanKonsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Konsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
 
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN PARTISIPATIF
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN  PARTISIPATIFMENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN  PARTISIPATIF
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN PARTISIPATIF
 
Sosialisasi Pengawasan Partisipatif
Sosialisasi Pengawasan PartisipatifSosialisasi Pengawasan Partisipatif
Sosialisasi Pengawasan Partisipatif
 
Inovasi Digital Pelayanan Publik
Inovasi Digital Pelayanan PublikInovasi Digital Pelayanan Publik
Inovasi Digital Pelayanan Publik
 
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesPerencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
 
KEBIJAKAN PUBLIK
KEBIJAKAN PUBLIK  KEBIJAKAN PUBLIK
KEBIJAKAN PUBLIK
 
Pemilu dan pemilukada berkualitas
Pemilu dan pemilukada berkualitasPemilu dan pemilukada berkualitas
Pemilu dan pemilukada berkualitas
 
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahIsu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
 
220616 Bahan Arah Kebijakan DAK 2023 _Provinsi Sumatera Barat.pptx
220616 Bahan Arah Kebijakan DAK 2023 _Provinsi Sumatera Barat.pptx220616 Bahan Arah Kebijakan DAK 2023 _Provinsi Sumatera Barat.pptx
220616 Bahan Arah Kebijakan DAK 2023 _Provinsi Sumatera Barat.pptx
 
Agenda Setting Dalam Pembuatan Kebijakan Publik
Agenda Setting Dalam Pembuatan Kebijakan PublikAgenda Setting Dalam Pembuatan Kebijakan Publik
Agenda Setting Dalam Pembuatan Kebijakan Publik
 
KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN 2022 Mendukung Percepatan Pencegahan Stun...
KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN 2022 Mendukung Percepatan Pencegahan Stun...KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN 2022 Mendukung Percepatan Pencegahan Stun...
KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN 2022 Mendukung Percepatan Pencegahan Stun...
 
4. Kampung Keluarga Berkualitas.pptx
4. Kampung Keluarga Berkualitas.pptx4. Kampung Keluarga Berkualitas.pptx
4. Kampung Keluarga Berkualitas.pptx
 
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
 
KEKERASAN TERHADAP ANAK.ppt
KEKERASAN TERHADAP ANAK.pptKEKERASAN TERHADAP ANAK.ppt
KEKERASAN TERHADAP ANAK.ppt
 
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHANMONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
 
Tantangan pemilu serentak 2024
Tantangan pemilu serentak 2024Tantangan pemilu serentak 2024
Tantangan pemilu serentak 2024
 
KEBIJAKAN MENERAPKAN PP 46/2016 TENTANG KLHS
KEBIJAKAN MENERAPKAN PP 46/2016 TENTANG KLHSKEBIJAKAN MENERAPKAN PP 46/2016 TENTANG KLHS
KEBIJAKAN MENERAPKAN PP 46/2016 TENTANG KLHS
 
Potensi kerawanan pemilu-updated
Potensi kerawanan pemilu-updatedPotensi kerawanan pemilu-updated
Potensi kerawanan pemilu-updated
 

Similar to 1.2 BAPPENAS - Bahan Rakornas PPPA 2022.pptx

130324 Upaya Pencegahan Kekerasan terhadap Anak Demi Menyelamatkan Bangsa.pptx
130324 Upaya Pencegahan Kekerasan terhadap Anak Demi Menyelamatkan Bangsa.pptx130324 Upaya Pencegahan Kekerasan terhadap Anak Demi Menyelamatkan Bangsa.pptx
130324 Upaya Pencegahan Kekerasan terhadap Anak Demi Menyelamatkan Bangsa.pptx
RachmanTeguh
 
KEKERASAN DI SATUAN PENDIDIKAN
KEKERASAN DI SATUAN PENDIDIKANKEKERASAN DI SATUAN PENDIDIKAN
KEKERASAN DI SATUAN PENDIDIKAN
Ai Maryati Solihah
 
Pendewasaan usia perkawinan
Pendewasaan usia perkawinanPendewasaan usia perkawinan
Pendewasaan usia perkawinan
Rita Pranawati
 
RDPU_Kesejahteraan Ibu dan Anak_Rini Poltekesos.pptx
RDPU_Kesejahteraan Ibu dan Anak_Rini Poltekesos.pptxRDPU_Kesejahteraan Ibu dan Anak_Rini Poltekesos.pptx
RDPU_Kesejahteraan Ibu dan Anak_Rini Poltekesos.pptx
NOVRIROLIANSYAH1
 
---PENCEGAHAN KEKERASAN DI SATPEND.pdf
---PENCEGAHAN KEKERASAN DI SATPEND.pdf---PENCEGAHAN KEKERASAN DI SATPEND.pdf
---PENCEGAHAN KEKERASAN DI SATPEND.pdf
محمد امداد
 
SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA DI D...
SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA DI D...SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA DI D...
SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA DI D...
BeliaLesmana
 
kependudukan.pptx
kependudukan.pptxkependudukan.pptx
kependudukan.pptx
NunungNiswatiRH
 
Ketimpangan gender di rumah sakit
Ketimpangan gender di rumah sakitKetimpangan gender di rumah sakit
Ketimpangan gender di rumah sakit
Puspa Run Canti
 
Lost generation
Lost generationLost generation
Lost generation
Bams Sasmita
 
652-Article Text-12395-1-10-20190516 (1).pdf
652-Article Text-12395-1-10-20190516 (1).pdf652-Article Text-12395-1-10-20190516 (1).pdf
652-Article Text-12395-1-10-20190516 (1).pdf
Dian631634
 
Materi DP3AK dan PKK Jatim 2022 (2022_07_19 03_02_00 UTC).pptx
Materi  DP3AK dan PKK Jatim 2022 (2022_07_19 03_02_00 UTC).pptxMateri  DP3AK dan PKK Jatim 2022 (2022_07_19 03_02_00 UTC).pptx
Materi DP3AK dan PKK Jatim 2022 (2022_07_19 03_02_00 UTC).pptx
CVARRODAHAdvertising1
 
PPT tentang PPKSP TPPK Tahun Ajaran 2024.pptx
PPT tentang PPKSP TPPK Tahun Ajaran 2024.pptxPPT tentang PPKSP TPPK Tahun Ajaran 2024.pptx
PPT tentang PPKSP TPPK Tahun Ajaran 2024.pptx
AuraKasih7
 
Gen re dithanrem
Gen re   dithanremGen re   dithanrem
Gen re dithanrem
Stiunus Esap
 
Kebijakan Pemerintah Desa Ramah Perempuan dan Anak.pptx
Kebijakan Pemerintah Desa Ramah Perempuan dan Anak.pptxKebijakan Pemerintah Desa Ramah Perempuan dan Anak.pptx
Kebijakan Pemerintah Desa Ramah Perempuan dan Anak.pptx
Pemkot prabumulih
 
Materi prof. nila moeloek
Materi prof. nila moeloekMateri prof. nila moeloek
Materi prof. nila moeloekVicha Annisa
 
Hamil_di_luar_nikah_apa_sih_dampaknya.pptx
Hamil_di_luar_nikah_apa_sih_dampaknya.pptxHamil_di_luar_nikah_apa_sih_dampaknya.pptx
Hamil_di_luar_nikah_apa_sih_dampaknya.pptx
DessyNatalia32
 
kekerasan seksual.pptx
kekerasan seksual.pptxkekerasan seksual.pptx
kekerasan seksual.pptx
WeniApriyani2
 

Similar to 1.2 BAPPENAS - Bahan Rakornas PPPA 2022.pptx (20)

130324 Upaya Pencegahan Kekerasan terhadap Anak Demi Menyelamatkan Bangsa.pptx
130324 Upaya Pencegahan Kekerasan terhadap Anak Demi Menyelamatkan Bangsa.pptx130324 Upaya Pencegahan Kekerasan terhadap Anak Demi Menyelamatkan Bangsa.pptx
130324 Upaya Pencegahan Kekerasan terhadap Anak Demi Menyelamatkan Bangsa.pptx
 
KEKERASAN DI SATUAN PENDIDIKAN
KEKERASAN DI SATUAN PENDIDIKANKEKERASAN DI SATUAN PENDIDIKAN
KEKERASAN DI SATUAN PENDIDIKAN
 
Pendewasaan usia perkawinan
Pendewasaan usia perkawinanPendewasaan usia perkawinan
Pendewasaan usia perkawinan
 
RDPU_Kesejahteraan Ibu dan Anak_Rini Poltekesos.pptx
RDPU_Kesejahteraan Ibu dan Anak_Rini Poltekesos.pptxRDPU_Kesejahteraan Ibu dan Anak_Rini Poltekesos.pptx
RDPU_Kesejahteraan Ibu dan Anak_Rini Poltekesos.pptx
 
---PENCEGAHAN KEKERASAN DI SATPEND.pdf
---PENCEGAHAN KEKERASAN DI SATPEND.pdf---PENCEGAHAN KEKERASAN DI SATPEND.pdf
---PENCEGAHAN KEKERASAN DI SATPEND.pdf
 
SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA DI D...
SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA DI D...SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA DI D...
SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA DI D...
 
kependudukan.pptx
kependudukan.pptxkependudukan.pptx
kependudukan.pptx
 
Ketimpangan gender di rumah sakit
Ketimpangan gender di rumah sakitKetimpangan gender di rumah sakit
Ketimpangan gender di rumah sakit
 
Lost generation
Lost generationLost generation
Lost generation
 
652-Article Text-12395-1-10-20190516 (1).pdf
652-Article Text-12395-1-10-20190516 (1).pdf652-Article Text-12395-1-10-20190516 (1).pdf
652-Article Text-12395-1-10-20190516 (1).pdf
 
Materi DP3AK dan PKK Jatim 2022 (2022_07_19 03_02_00 UTC).pptx
Materi  DP3AK dan PKK Jatim 2022 (2022_07_19 03_02_00 UTC).pptxMateri  DP3AK dan PKK Jatim 2022 (2022_07_19 03_02_00 UTC).pptx
Materi DP3AK dan PKK Jatim 2022 (2022_07_19 03_02_00 UTC).pptx
 
PPT tentang PPKSP TPPK Tahun Ajaran 2024.pptx
PPT tentang PPKSP TPPK Tahun Ajaran 2024.pptxPPT tentang PPKSP TPPK Tahun Ajaran 2024.pptx
PPT tentang PPKSP TPPK Tahun Ajaran 2024.pptx
 
Gen re dithanrem
Gen re   dithanremGen re   dithanrem
Gen re dithanrem
 
Kebijakan Pemerintah Desa Ramah Perempuan dan Anak.pptx
Kebijakan Pemerintah Desa Ramah Perempuan dan Anak.pptxKebijakan Pemerintah Desa Ramah Perempuan dan Anak.pptx
Kebijakan Pemerintah Desa Ramah Perempuan dan Anak.pptx
 
Angka jabar
Angka jabarAngka jabar
Angka jabar
 
Materi prof. nila moeloek
Materi prof. nila moeloekMateri prof. nila moeloek
Materi prof. nila moeloek
 
Pengelolaan pik remaja
Pengelolaan pik remajaPengelolaan pik remaja
Pengelolaan pik remaja
 
Makalah isbd
Makalah isbdMakalah isbd
Makalah isbd
 
Hamil_di_luar_nikah_apa_sih_dampaknya.pptx
Hamil_di_luar_nikah_apa_sih_dampaknya.pptxHamil_di_luar_nikah_apa_sih_dampaknya.pptx
Hamil_di_luar_nikah_apa_sih_dampaknya.pptx
 
kekerasan seksual.pptx
kekerasan seksual.pptxkekerasan seksual.pptx
kekerasan seksual.pptx
 

Recently uploaded

POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptxPOWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
EchaNox
 
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxAUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
indrioktuviani10
 
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaanStrategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
fatamorganareborn88
 
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdekaMateri Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
13FitriDwi
 
bab 4 motivasi dalam matpen perilaku organisasi
bab 4 motivasi dalam matpen perilaku organisasibab 4 motivasi dalam matpen perilaku organisasi
bab 4 motivasi dalam matpen perilaku organisasi
YuliiAnii
 
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptxPPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
MiscoTamaela1
 
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikkinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
HalomoanHutajulu3
 
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdfPPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
MuhammadIqbal24956
 
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faizppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
Alfaiz21
 
PPT METODOLOGI PENELITIAN BISNIS DIGITAL SUTAN MAULANA
PPT METODOLOGI PENELITIAN BISNIS DIGITAL SUTAN MAULANAPPT METODOLOGI PENELITIAN BISNIS DIGITAL SUTAN MAULANA
PPT METODOLOGI PENELITIAN BISNIS DIGITAL SUTAN MAULANA
Sutan Maulana
 
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptxPERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
AzisahAchmad
 
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).pptpph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
mediamandirinusantar
 
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
helenenolaloren
 
Materi Pemasaran Internasional dan Pemasaran Global
Materi Pemasaran Internasional dan Pemasaran GlobalMateri Pemasaran Internasional dan Pemasaran Global
Materi Pemasaran Internasional dan Pemasaran Global
zulfikar425966
 
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWINSUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET
 
PPT METODOLOGI PENELITIAN IKHSAN MAULANA.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN IKHSAN MAULANA.pdfPPT METODOLOGI PENELITIAN IKHSAN MAULANA.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN IKHSAN MAULANA.pdf
Ikhsan Maulana
 
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).pptstudi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
SendowoResiden
 
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
aciambarwati
 
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke KlojenGrass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
PavingBlockBolong
 

Recently uploaded (19)

POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptxPOWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
 
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxAUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
 
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaanStrategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
 
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdekaMateri Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
 
bab 4 motivasi dalam matpen perilaku organisasi
bab 4 motivasi dalam matpen perilaku organisasibab 4 motivasi dalam matpen perilaku organisasi
bab 4 motivasi dalam matpen perilaku organisasi
 
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptxPPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
 
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikkinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
 
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdfPPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
 
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faizppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
 
PPT METODOLOGI PENELITIAN BISNIS DIGITAL SUTAN MAULANA
PPT METODOLOGI PENELITIAN BISNIS DIGITAL SUTAN MAULANAPPT METODOLOGI PENELITIAN BISNIS DIGITAL SUTAN MAULANA
PPT METODOLOGI PENELITIAN BISNIS DIGITAL SUTAN MAULANA
 
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptxPERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
 
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).pptpph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
 
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
 
Materi Pemasaran Internasional dan Pemasaran Global
Materi Pemasaran Internasional dan Pemasaran GlobalMateri Pemasaran Internasional dan Pemasaran Global
Materi Pemasaran Internasional dan Pemasaran Global
 
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWINSUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
 
PPT METODOLOGI PENELITIAN IKHSAN MAULANA.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN IKHSAN MAULANA.pdfPPT METODOLOGI PENELITIAN IKHSAN MAULANA.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN IKHSAN MAULANA.pdf
 
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).pptstudi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
 
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
 
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke KlojenGrass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
 

1.2 BAPPENAS - Bahan Rakornas PPPA 2022.pptx

  • 1. UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM RPJMN 2020-2024 DAN RKP 2022-2023 Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudyaaan Kementerian PPN/Bappenas 13 September 2022 Disampaikan dalam Rapat Koordinasi Nasional Pembangunan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 2022
  • 3. UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA 136,66 Juta (50,6%) 133,54 Juta (49,4%) 0-19 tahun 41,49 juta 44,19 juta • Indonesia menjadi salah satu negara dengan penduduk usia produktif terbesar di Asia, mencapai 191 juta (70,72%) • Sumber daya manusia yang berkualitas berperan penting dalam perekonomian, politik dan peningkatan kesejahteraan bangsa. • Separuh dari potensi sumber daya pembangunan ada pada perempuan (49,4%) • Anak sebagai generasi penerus bangsa harus dilindungi agar dapat tumbuh dan berkembang optimal (31%) • Oleh karena itu, perempuan dan anak harus memiliki sehat, berpendidikan dan memiliki kualitas hidup yang baik Penduduk Indonesia didominasi oleh Generasi Milenial dan Gen Z yang Sebagian besar merupakan penduduk di kelompok anak, remaja, dan pemuda >65 tahun 7,61 juta 8,35 juta 15-64 tahun 93,93 juta 95,71 juta 15-29 tahun 34,67 juta 32,97 juta Rasio 102 3
  • 4. UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS Kekerasan terhadap Perempuan 3.0 7.7 9.4 2.8 6.9 8.7 Fisik Seksual Fisik dan/atau Seksual SETAHUN TERAKHIR 2016 2021 18.1 24.2 33.4 13.8 18.7 26.1 Fisik Seksual Fisik dan/atau Seksual SELAMA HIDUP 2016 2021 Prevalensi kekerasan fisik dan/atau seksual oleh pasangan dan selain pasangan selama hidup meurut daerah 36.2 29.8 33.3 27.7 23.8 26.1 Perkotaan Perdesaan Nasional SELAMA HIDUP 2016 2021 Prevalensi perempuan usia 15-64 tahun mengalami minimal 1 dari 3 jenis kekerasan* oleh pasangan 1.8 3.8 4.9 9 7.5 32.4 2 2.3 3.7 6.8 4.7 22 Fisik Seksual Fisik dan atau Seksual Ekonomi Emosional/Psikis Pembatasan Aktivitas SETAHUN TERAKHIR Kekerasan fisik mengalami peningkatan selama setahun terakhir Prevalensi kekerasan terhadap perempuan usia 15-64 tahun oleh SELAIN pasangan menurut jenisnya 1.5 4.7 5.6 1.2 5.2 6 Fisik Seksual Fisik dan/atau Seksual SETAHUN TERAKHIR 2016 2021 Kekerasan seksual serta kekerasan fisik dan/atau seksual mengalami peningkatan selama setahun terakhir Prevalensi kekerasan terhadap perempuan usia 15-64 tahun oleh pasangan menurut jenisnya ANALISIS SITUASI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN (1/5)
  • 5. UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS 44 206 256 288 317 758 771 1,267 1,707 1,714 2,219 2,360 3,631 3,641 3,652 3,838 4,853 4,924 5,613 6,141 6,827 6,851 8,293 9,237 9,996 11,924 12,194 12,611 14,735 14,863 17,081 52,901 53,865 58,395 0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 Kalimantan… Bali Kepulauan Riau Papua Sulawesi Barat Nusa… Maluku Maluku Utara Papua Barat Sulawesi Utara Kepulauan… Gorontalo Kalimantan… Sulawesi… Bengkulu Sulawesi Tengah Kalimantan Barat Jambi DI Yogyakarta Aceh Kalimantan… Kalimantan… Nusa… Sumatera Barat Sumatera… Riau Lampung Banten Sulawesi Selatan DKI Jakarta Sumatera Utara Jawa Tengah Jawa Timur Jawa Barat Jumlah Kasus KTP Tahun 2021 menurut Provinsi Sumber Data: Badilag, Lembaga Layanan dan Komnas Perempuan dalam CATAHU 2022 135,170 180,746 185,458 204,794 163,116 230,881 280,185 302,686 226,062 338,496 0 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 350,000 400,000 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Jumlah Kasus KTP Tahun 2012-2021 Sumber Data: Badilag, Lembaga Layanan dan Komnas Perempuan dalam CATAHU 2022 Faktor penyebab penurunan kasus di Tahun 2020: • Renspons rate dari survey hanya 50% • Korban dekat dengan pelaku selama pandemi • Korban cenderung mengadu pada keluarga atau diam • Persoalan literasi teknologi • Model layanan pengaduan yang belum siap dengan kondisi pandemi ANALISIS SITUASI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN (2/5)
  • 6. UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS 329 309 412 220 215 9 0 26 15 70 57 321 Pada tahun 2021, kekerasan fisik diterima oleh perempuan sebanyak 4.814 kasus, selanjutnya untuk kasus Kekerasan Gender Berbasis Siber sebanyak 1.721 kasus atau meningkat 83% dari tahun sebelumnya (Komnas Perempuan, 2022) Kekerasan Berbasis Gender Siber Bentuk kekerasan seksual yang paling banyak diterima oleh perempuan pada 2020 adalah Pencabulan sebanyak 412 kasus, kemudian disusul dengan Kekerasan Gender Berbasis Siber sebanyak 329 kasus (Komnas Perempuan, 2021) ANALISIS SITUASI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN (3/5) Perempuan dan anak adalah kelompok yang paling rentan menjadi korban TPPO. Korban diperdagangkan untuk tujuan eksploitasi seksual, kerja paksa dan praktik perbudakan/ serupa. Tindak Pidana Perdagangan Orang/Human Traficking Korban TPPO Perempuan Korban TPPO Laki-Laki 6 120 • 51 korban dieksploitasi seksual • 66 korban diperdagangk an sebagai PMI Sumber: LPSK, 2021 No Jenis Jumlah Kasus yg Diterima Lembaga Jumlah Kasus yg Diterima Komnas Perempuan Ranah Publik Ranah Privat 1 Cyber grooming 5 0 0 2 Cyber Hacking 13 17 58 3 Cyber Harrasment 18 489 277 4 Cyber Recruitment 1 0 11 5 Cyber Survaillance 4 47 32 6 Illegal Content 12 40 47 7 Malcious Distribution 98 158 279 8 Morphing 6 14 6 9 Online Defamation 8 18 23 10 Revenge Porn 21 2 79 11 Sexting 4 0 22 12 Sextortion 11 472 683 13 Voyeurism 1 114 141 Jumlah 211 1.371 1.658 Cyber harassment. Penggunaan teknologi untuk menghubungi, mengganggu atau mempermalukan korban. Malicious destribution. Penyebaran konten- konten yang merusak reputasi korban atau organisasi pembela hak-hak perempuan terlepas dari kebenarannya. Sextortion. Pemerasan dengan ancaman penyalahgunaan konten seks korban dengan tujuan memperoleh uang atau terlibat dalam seks dengan korban melalui paksaan.
  • 7. UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS • Perempuan dengan disabilitas memiliki risiko lebih besar mengalami kekerasan berbasis gender • Korban disabilitas terbanyak yaitu perempuan dengan disabilitas intelektual/tuna grahita (66%) diikuti perempuan dengan gangguan sensorik 28,5% Jenis kekerasan terbanyak yang dialami oleh perempuan disabilitas adalah kekerasan seksual (42%), diikuti oleh kekerasan fisik dan psikis KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN LANSIA - Perempuan lansia masih rentan mengalami kekerasan. Sebanyak 43 perempuan lansia (>60 tahun) masih mengalami kekerasan di ranah KDRT/RP - Di ranah publik, masih terdapat 2 korban perempuan lansia yang menjadi korban kekerasan korban yang melaporkan kasus kekerasan ke Komnas Perempuan Sumber: CATAHU 2021, Komnas Perempuan; Susenas Maret 2019, BPS KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DENGAN DISABILITAS 1 51 7 22 1 5 3 0 20 40 60 Jenis Disabilitas Perempuan Korban Kekerasan Tahun 2020 42% 6% 28% 24% Bentuk Kekerasan terhadap Disabilitas Perempuan Tahun 2020 Seksu al Fisik 2041 49 94 928 2286 799 251 32 0 299 3 40 734 2383 1168 942 732 179 N/A >80th 61-80 th 41 - 60 th 25 - 40 th 18 - 24 th 14 - 17 th 6 - 13 th <5 th Korban dan Pelaku KDRT menurut Usia Pelaku Korban Sumber: CATAHU Komnas Perempuan 2021 810 0 15 203 376 211 94 22 0 284 0 2 65 399 285 440 217 39 N/A >80th 61-80 th 41 - 60 th 25 - 40 th 18 - 24 th 14 - 17 th 6 - 13 th <5 th Pelaku Kekerasan di Ranah Komunitas menurut Usia Pelaku Korban ANALISIS SITUASI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN (4/5)
  • 8. UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS Sumber: SUSENAS, Badan Pusat Statistik, 2021 12.14 11.11 11.54 11.21 10.82 10.35 9.23 0.6 0.54 0.48 0.56 0.57 0.5 0.58 -2.5 2.5 7.5 12.5 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Sebelum 18 tahun Sebelum 15 tahun Angka Perkawinan Anak Nasional Female genital mutilation/cutting (FGM/C) Anak perempuan dari perempuan usia 15-49 tahun yang tinggal bersama dan menjalankan praktik sunat perempuan kriteria WHO. Anak perempuan dari perempuan usia 15-49 tahun yang tinggal bersama dan menjalankan praktik sunat perempuan hanya secara simbolis saja. Sumber: SPHPN 2021 21,3 Persen 33,7 Persen Sebanyak 55% anak perempuan dari perempuan 15-49 mengalami sunat, dengan prevalensi tertinggi pada kategori sunat simbolis • Secara keseluruhan, proporsi perempuan usia 20-24 tahun yang menikah sebelum usia 18 tahun mengalami penurunan, namun masih tinggi. • Ada kecenderungan kenaikan pada usia lebih muda (< 15 tahun) • Terdapat 29 Provinsi dengan penurunan angka Perkawinan Anak pada Tahun 2021. • Pada tahun 2021, terdapat 5 Provinsi dengan peningkatan angka Perkawinan Anak yaitu Sulawesi Barat, Bengkulu, Maluku, DKI Jakarta dan DI Yogyakarta. • Adapun provinsi dengan angka Perkawinan Anak tertinggi pada tahun 2021 yaitu Sulawesi Barat dan terendah berada pada provinsi Kep. Riau. Dispensasi Kawin meningkat 3 kali lipat lebih tinggi yaitu dari 23.126 kasus (2019) menjadi 64.211 kasus (2020) ANALISIS SITUASI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN (5/5)
  • 9. UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS 23.23 22.49 25.72 27.26 Perkotaan Perdesaan % Anak usia 13-17 tahun yang mengalami kekerasan pada masa pandemi COVID-19 Laki-Laki Masih terjadinya kekerasan terhadap anak 62 62 34 41.05 Laki-laki Perempuan Prevalensi Anak Usia 13-17 Tahun yang pernah mengalami kekerasan di sepanjang hidupnya (%) 40 43 20 25.4 Laki-laki Perempuan Prevalensi Anak Usia 13-17 Tahun yang pernah mengalami kekerasan dalam 12 bulan terakhir(%) Sumber: SNPHAR 2018 dan 2021 9 ANALISIS SITUASI KEKERASAN TERHADAP ANAK Fisik Seksual Emosional Rendahnya pengetahuan anak tentang layanan kekerasan Jenis kekerasan yang paling sering dialami oleh anak usia 13-17 tahun baik laki-laki maupun perempuan, di perkotaan maupun perdesaan adalah kekerasan emosional Hanya 1 dari 3 anak dan remaja mengetahui tentang adanya layanan kekerasan (SNPHAR, 2018) • Pengetahuan anak korban kekerasan terhadap tersedianya layanan kekerasan masih rendah. • Persentase anak korban kekerasan yang mendapatkan layanan pun sangat rendah, sehingga menghasilkan gap yang besar.
  • 10. PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM RPJMN 2020-2024
  • 11. UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS TEMA, PRIORITAS, PENGARUSUTAMAAN DAN KAIDAH RPJMN 2020 - 2024 Tema RPJMN IV 2020 - 2024 “Indonesia Berpenghasilan Menengah - Tinggi yang Sejahtera, Adil, dan Berkesinambungan” Pengarusutamaan: Membangun Kemandirian Menjamin Keadilan Menjaga Keberlanjutan Kaidah Pembangunan: Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Gender Modal Sosial dan Budaya Transformasi Digital 11
  • 12. UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SDM 1. Sistem Jaminan Sosial Nasional 2. Bantuan Sosial dan Subsidi Tepat Sasaran 3. Perlindungan Sosial Adaptif 4. Kesejahteraan Sosial 4. Penguatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat 5. Penguatan Sistem Kesehatan dan Pengawasan Obat dan Makanan 1. Peningkatan Kualitas Pengajaran dan Pembelajaran 2. Pemerataan Akses dan Wajib Belajar 12 Tahun 3. Peningkatan Pengelolaan dan Penempatan Pendidik dan Tenaga Kependidikan 4. Penjaminan Mutu Pendidikan 5. Peningkatan Tata Kelola Pendidikan 1. Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak 2. Peningkatan Kesetaraan Gender, Pemberdayaan, dan Perlindungan Perempuan 3. Kualitas Pemuda 1. Akselerasi Penguatan Ekonomi Keluarga 2. Keperantaraan Usaha dan Dampak Sosial 3. Reforma Agraria 4. Perhutanan Sosial 1. Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Berbasis Kerja sama Industri 2. Penguatan Pendidikan Tinggi Berkualitas 3. Peningkatan Kapabilitas Iptek dan Penciptaan Inovasi 4. Prestasi Olahraga 1. Percepatan Cakupan Administrasi Kependudukan 2. Integrasi Sistem Administrasi Kependudukan 3. Pendampingan dan Layanan Terpadu 4. Pemaduan dan Sinkronisasi Kebijakan Pengendalian Penduduk 1. Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak, KB dan Kesehatan Reproduksi 2. Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat 3. Peningkatan Pengendalian Penyakit • MP Percepatan Penurunan Kematian Ibu dan Stunting • MP Reformasi Sistem Kesehatan MP Reformasi Perlindungan Sosial MP Pembangunan Science Techno Park MP Pendidikan dan Pelatihan Vokasi untuk Industri 4.0 12
  • 13. UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI Pembangunan Kesetaraan Gender, Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan INDIKATOR DAN TARGET Indikator Baseline 2021 Indeks Pembangunan Gender (IPG) 90,99 (2018) 91,27* Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan (TPAKP) Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 72,10 (2018) 73,50* 74,18* 51,88 (2018) 53,13* 55,00* 2024 91,39* *target akan dihitung kembali dengan capaian 2019 1. Penguatan kebijakan dan regulasi 2. Percepatan pelaksanaan PUG di K/L, pemerintah daerah, dan pemerintah desa melalui penguatan pelembagaan PUG dan perencanaan dan penganggaran yang responsif gender (PPRG) 3. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman individu baik perempuan maupun laki - laki, keluarga, komunitas, lembaga masyarakat, media massa dan dunia usaha 4. Peningkatan peran dan partisipasi perempuan secara bermakna di berbagai bidang pembangunan (pendidikan, kesehatan, ekonomi, tenaga kerja, serta politik, jabatan publik dan pengambilan keputusan 5. Peningkatan jejaring dan koordinasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat, media massa, dunia usaha dan lembaga masyarakat. STRATEGI INDIKATOR DAN TARGET STRATEGI Indikator Baseline 2021 Prevalensi Kekerasan terhadap Perempuan 9,40 (2016) Menurun 2024 Pengembangan sistem data terpadu KtP dan TPPO Pengembangan sistem layanan terpadu penanganan KtP dan TPPO Penguatan jejaring dan kerja sama antara pemerintah (pusat dan daerah), komunitas, media massa, dunia usaha dan lembaga bantuan hukum Pengembangan inovasi dalam upaya pencegahan KtP dan TPPO Penguatan kebijakan dan regulasi pencegahan, penanganan, rehabilitasi, pemulangan, dan reintegrasi Peningkatan pengetahuan dan pemahaman individu, keluarga, masyarakat, dunia usaha, dan pemangku kepentingan lainnya tentang kekerasan terhadap perempuan (KtP) dan TPPO. Peningkatan kapasitas aparat penegak hukum dan pemerintah tentang KtP dan TPPO Penguatan kelembagaan perlindungan perempuan dari tindak kekerasan 1 2 3 4 5 6 7 8 Menurun 1 2 3 4 5 Peningkatan Perlindungan Perempuan, termasuk Pekerja Migran dari kekerasan dan TPPO ARAH KEBIJAKAN 13
  • 14. UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak 14 INDIKATOR DAN TARGET Indikator Baseline 2021 Indeks Perlindungan Anak (IPA) 62,72 (2018) 68,10 Proporsi perempuan umur 20-24 tahun yang menikah sebelum 18 tahun 11,2 (2018) 9,23 L: 61,7 P: 62,0 L: 34 P: 41,05 Prevalensi anak usia 13-17 tahun yang pernah mengalami kekerasan sepanjang hidupnya (%) ARAH KEBIJAKAN Pewujudan INDONESIA LAYAK ANAK melalui penguatan Sistem Perlindungan Anak yang responsif terhadap keragaman dan karakteristik wilayah anak untuk memastikan anak menikmati haknya STRATEGI Penguatan regulasi dan penegakkan hukum yang proporsional terhadap kepentingan terbaik anak. Penguatan efektivitas kelembagaan melalui peningkatan kapasitas SDM, penyedia layanan, koordinasi, sistem data dan informasi, serta fungsi pembinaan dan pengawasan Peningkatan pemahaman tentang perlindungan anak bagi para pemangku kepentingan, masyarakat, keluarga, dan anak Penguatan jejaring antara pemerintah dengan komunitas, media massa, dunia usaha, dan lembaga masyarakat. Peningkatan partisipasi anak dalam pembangunan sesuai dengan tingkat kematangan usianya. Penguatan upaya pencegahan dan penanganan berbagai tindak kekerasan, eksploitasi termasuk isu pekerja anak, dan penelantaran pada anak. Penguatan koordinasi dan sinergi upaya pencegahan perkawinan anak dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Penguatan pengasuhan di lingkungan keluarga dan pengasuhan sementara di institusi lainnya. Peningkatan akses layanan dasar yang terpadu, ramah dan inklusif bagi seluruh anak terutama bagi anak yang berada pada situasi dan kondisi khusus. Peningkatan layanan dan rehabilitasi bagi anak yang membutuhkan perlindungan khusus. Target 2024 73,49 8,74 Menurun
  • 15. RKP 2022 DAN RKP 2023
  • 16. UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS TEMA DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN TAHUN 2022 Tema RKP Tahun 2022 “Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural” 6 Strategi Transformasi Ekonomi Indonesia (Jangka Menengah-Panjang) 1. SDM Berdaya Saing 2. Produktivitas Sektor Ekonomi 3. Ekonomi Hijau 4. Transformasi digital 5. Integrasi Ekonomi Domestik 6. Pemindahan IKN Transformasi Ekonomi Indonesia  Reformasi Kelembagaan dan Tata Kelola  Penuntasan krisis kesehatan PEMULIHAN EKONOMI  Pemberian bantuan untuk pemulihan dunia usaha  Menjaga daya beli rumah tangga REFORMASI STRUKTURAL  Peningkatan Nilai Tambah  Ketahanan pangan  Reformasi Iklim Investasi  Pembangunan Rendah Karbon  Peningkatan pemerataan infrastruktur dan kualitas layanan digital Pemulihan Daya Beli dan Usaha Diversifikasi Ekonomi  Percepatan Pembangunan Infrastruktur Padat Karya  Program Khusus (prioritas arahan tertentu)  Reformasi Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan Perlindungan Sosial 16
  • 17. UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS ISU STRATEGIS, ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KGPPPA DALAM RKP 2022 PN 3: Meningkatkan Sumber Daya Manusia Berkualitas dan Berdaya Saing INDIKATOR DAN TARGET Indikator Baseline 2021 2024 Persentase perempuan umur 20-24 tahun yang menikah sebelum 18 tahun (%) 10,821) 10,351) 9,80 9,44 8,74 Prevalensi anak usia 13-17 tahun yang pernah mengalami kekerasan sepanjang hidupnya (%) L: 61,70 P:62,002) N.A Menurun Menurun Menurun Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 75,243) N.A 75,49- 76,28a) 75,57- 76,63a) 79,16- 81,21a) TPAK Perempuan (%) 51,894) 52,514) 53,13 53,76 55,00 Prevalensi kekerasan terhadap perempuan usia 15-64 tahun di 12 bulan terakhir (%) 9,405) N.A. Menurun Menurun Menurun 2024 Realisasi 69,87 Indeks Perlindungan Anak Indeks Pembangunan Gender 91,30 HIGHLIGHT INDIKATOR DAN TARGET PN TA 2022 ARAH KEBIJAKAN ISU STRATEGIS Pewujudan lingkungan ramah anak, mempercepat peningkatan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, utamanya di bidang ekonomi, politik, dan ketenagakerjaan, memperkuat sistem layanan terpadu perlindungan perempuan dan anak dari kekerasan dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), perkawinan anak, dan bentuk pekerjaan terburuk bagi anak Peningkatan kualitas anak, perempuan, dan pemuda PP 5 Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan dan Pemuda STRATEGI • Peningkatan perlindungan anak difokuskan pada: (1) penguatan layanan penanganan kekerasan bagi anak secara terpadu, termasuk di ranah daring; (2) optimalisasi upaya pencegahan perkawinan anak dan penarikan anak dari pekerjaan terburuk bagi anak dengan melibatkan berbagai pihak; (3) optimalisasi pengasuhan berbasis hak anak pada lembaga pengasuhan alternatif; (4) peningkatan koordinasi dalam upaya pemenuhan hak anak yang berada pada kondisi khusus; dan (5) penciptaan lingkungan ramah anak. • Peningkatan kesetaraan gender, pemberdayaan, dan perlindungan perempuan akan difokuskan pada: (1) penguatan pelembagaan Pengarusutamaan Gender (PUG) dan pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG) di kementerian/lembaga dan pemerintah daerah; (2) peningkatan pemberdayaan ekonomi perempuan khususnya perempuan miskin, korban kekerasan dan bencana, serta perempuan kepala keluarga, melalui kewirausahaan dan penguatan kapasitas pendamping program pemberdayaan ekonomi; (3) peningkatan literasi politik perempuan; dan (4) penguatan regulasi, kelembagaan, sinergi data, dan mekanisme koordinasi pencegahan, penanganan korban, serta pencatatan dan pelaporan kasus kekerasan dan TPPO. 1) Susenas, 2019, 2020, 2) SNPHAR, 2018, 3) BPS, 4) Sakernas, 2019, 2020 5) SPHPN, 2016, a) Prognosis b) Hasil perhitungan sementara 17
  • 18. UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS PN 1 Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan Meningkatkan Sumber Daya Manusia Berkualitas dan Berdaya Saing Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi dan Pelayanan Dasar Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan Transformasi Pelayanan Publik Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan Ketahanan Bencana, dan Perubahan Iklim PRIORITAS NASIONAL DAN ALOKASINYA Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan Berkualitas dan Berkeadilan PN 2 PN 3 PN 4 PN 5 PN 6 PN 7 PRIORITAS PEMBANGUNAN TAHUN 2023 TEMA RKP 2023 “Peningkatan Produktivitas untuk Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan” Prioritas nasional yang didukung bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak sesuai SBPI Rp 28,7 T Rp 39,7 T Rp 223,8 T Rp 5,6 T Rp 97,0 T Rp 11,0 T Rp 62,0 T 18
  • 19. UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS ISU STRATEGIS, ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KGPPPA DALAM RKP 2023 PN 3: Meningkatkan Sumber Daya Manusia Berkualitas dan Berdaya Saing INDIKATOR DAN TARGET Indikator Baseline 2022 2024 Persentase perempuan umur 20-24 tahun yang menikah sebelum 18 tahun (%) 10,823) 10,353) 9,44 9,08 8,74 Prevalensi anak usia 13-17 tahun yang pernah mengalami kekerasan sepanjang hidupnya (%) L: 61,70 P:62,0017) L: 34 P: 41,0517) Menurun Menurun Menurun Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 75,243) 75,573) 75,57- 76,73 75,60- 77,18 79,16- 81,21 TPAK Perempuan (%) 51,8918) 53,3418) 53,76 54,38 55,00 Prevalensi kekerasan terhadap perempuan usia 15-64 tahun di 12 bulan terakhir (%) 9,4019) 8,719) Menurun Menurun Menurun 2023 Realisasi 71,66 Indeks Perlindungan Anak Indeks Pembangunan Gender 91,17 - 91,37 HIGHLIGHT INDIKATOR DAN TARGET PN TA 2023 ISU STRATEGIS Pewujudan lingkungan ramah anak, menurunkan ketimpangan gender serta meningkatkan akses, peran, dan keterlibatan perempuan dalam pembangunan, utamanya di bidang ekonomi, ketenagakerjaan, dan politik, memperkuat upaya dan tata kelola pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan (KTP) dan anak (KTA), termasuk perdagangan orang, perkawinan anak, bentuk pekerjaan terburuk bagi anak, dan anak berhadapan dengan hukum ARAH KEBIJAKAN Peningkatan kualitas anak, perempuan, dan pemuda PP 5 Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan dan Pemuda STRATEGI • Peningkatan perlindungan anak difokuskan pada (a) penguatan layanan penanganan kekerasan bagi anak secara terpadu, termasuk di ranah daring; (b) optimalisasi upaya pencegahan perkawinan anak dan penarikan anak dari pekerjaan terburuk bagi anak dengan melibatkan berbagai pihak; (c) optimalisasi pengasuhan berbasis hak anak pada lembaga pengasuhan alternatif; (d) peningkatan koordinasi dan sinergi dalam upaya pemenuhan hak anak yang berada pada kondisi khusus termasuk anak yang berhadapan dengan hukum serta pekerja anak; (e) peningkatan partisipasi anak dalam pembangunan; dan (f) memperkuat pengawasan dalam penciptaan lingkungan ramah anak. • Peningkatan kesetaraan gender, pemberdayaan, dan perlindungan perempuan akan difokuskan pada (a) percepatan pelaksanaan pengarusutamaan gender (PUG) di kementerian/lembaga, daerah, dan desa melalui penguatan regulasi dan perbaikan tata kelola; (b) perluasan akses, peran, dan keterlibatan perempuan dalam ekonomi dan ketenagakerjaan, termasuk perempuan miskin, perempuan kepala keluarga, perempuan dengan disabilitas, penyintas kekerasan dan bencana, melalui peningkatan kapasitas, literasi keuangan, literasi digital dan optimalisasi teknologi, informasi dan komunikasi; (c) peningkatan keterwakilan perempuan di legislatif melalui optimalisasi pendidikan politik dan kaderisasi di tingkat nasional dan provinsi/kabupaten/kota; (d) penguatan upaya pencegahan dan penanganan KTP, melalui komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) yang berkesinambungan, pelibatan laki-laki dalam mencegah dan menangani kekerasan, penerapan regulasi pencegahan dan penanganan KTP di satuan pendidikan dan tempat kerja, peningkatan cakupan dan kualitas layanan KTP yang terpadu dan komprehensif, serta peningkatan kolaborasi multipihak antarlembaga penyedia layanan, dan (e) penguatan tata kelola layanan, melalui penguatan regulasi, peningkatan kapasitas SDM lembaga layanan termasuk aparat penegak hukum (APH), penguatan sistem pencatatan dan pelaporan KTP, standarisasi lembaga layanan, percepatan pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA), serta optimalisasi DAK Nonfisik dan sinergi antarsumber pembiayaan 3) Susenas, 2019, 2020, 17) SNPHAR, 2018 (baseline) dan 2021, 18) Sakernas 2019, 2020,2021, 19) SPHPN, 2016 dan 2021, 19
  • 20. DANA ALOKASI KHUSUS PELAYANAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK (DAK PPA)
  • 21. UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS LATAR BELAKANG DAK PPA: PERMASALAHAN LAYANAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK UNGGUL Keterbatasan fiskal daerah. Urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak sering kali bukan urusan prioritas sehingga tidak memperoleh pendanaan yang cukup. Layanan perlindungan perempuan dan anak dari kekerasan menghadapi kendala: 1) Belum terbangunnya sistem layanan terpadu 2) Tidak adanya biaya visum 3) Tidak ada bantuan hukum 4) Tidak ada pendampingan lainnya 5) Keterbatasan anggaran operasional 6) Kurangnya koordinasi dan sinergi antar OPD dan lembaga penyedia layanan. 7) Kurangnya upaya promotif dan preventif. Data Kekerasan Pencatatan dan pelaporan data kasus kekerasan belum optimal. 1) Masih banyak daerah yang tidak mencatatkan dan melaporkan kasus kekerasan melalui Sistem Informasi Online (SIMFONI) PPA 2) Keterlambatan pencatatan kasus sehingga data tidak aktual Kapasitas SDM. Kurangnya kapasitas SDM dalam: 1) Mencatat dan melaporkan kasus kekerasan 2) Memberikan layanan dan pendampingan bagi korban 2 1 3 4 VISIONER 21
  • 22. UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS Menurunnya jumlah kasus kekerasan pada perempuan dan anak BOPPA Pelayanan BOPPA Manajemen BOPPA Pencegahan KONTRIBUSI DAK PPA TERHADAP CAPAIAN RKP 2022 Meningkatnya pemahaman dan resiliensi terkait kekerasan terhadap perempuan dan anak Meningkatnya kualitas pelayanan bagi perempuan dan anak korban kekerasan INPUT PROSES Terlayaninya perempuan dan anak korban kekerasan secara komprehensif dan sesuai dengan kebutuhannya. OUTPUT Tercapainya target RKP 2022: • Menurunnya prevalensi anak usia 13-17 tahun yang pernah mengalami kekerasan sepanjang hidupnya (%) • Menurunnya prevalensi kekerasan terhadap perempuan usia 15-64 tahun di 12 bulan terakhir OUTCOME 22
  • 23. UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS Bantuan Operasional Perlindungan Perempuan dan Anak Pelayanan KtPA/TPPO Bantuan Operasional Perlindungan Perempuan dan Anak Pencegahan KtPA/TPPO a) Pertemuan koordinasi dan kerja sama lintas sektor dalam rangka pencegahan KTP, KTA, TPPO, dan ABH; b) Pelaksanaan KIE pencegahan KTP, KTA, TPPO, dan ABH bagi masyarakat luas, terutama bagi kelompok masyarakat yang rentan dan wilayah yang KTP, KTA, TPPO, dan ABH-nya tinggi; dan c) Penggerakan dan pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan KTP, KTA, TPPO, dan ABH Bantuan Operasional Perlindungan Perempuan dan Anak Manajemen a) Pelatihan manajemen dan penanganan kasus; dan b) pelatihan pencatatan dan pelaporan kasus KTP, KTA, TPPO, dan ABH Prioritas penggunaan DAK PPA adalah pada pelayanan yang bersifat langsung kepada masyarakat, yaitu korban kekerasan dan TPPO a) Layanan medikolegal; b) Layanan pendampingan tenaga ahli; c) Layanan rumah perlindungan; d) Layanan penjangkauan dan pendampingan korban; e) Layanan gelar kasus kasus; f) Layanan kesehatan bagi korban yang tidak dijamin BPJS dan sumber pendanaan lainnya; dan g) Layanan spesifik untuk pemulihan korban, seperti permainan bagi korban anak, alat bantu bagi korban disabilitas, dll. RANCANGAN DAK PPA TA 2023 (1/3) Hasil Pembahasan MM 28 April 2022 & 31 Agustus 2022 23
  • 24. UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS 1) Peningkatan akses dan kualitas layanan perempuan dan anak korban kekerasan, Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), dan Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) di daerah; 2) Penguatan upaya promotif dan preventif pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan (KTP), Kekerasan Terhadap Anak (KTA) dan TPPO di daerah; 3) Peningkatan kapasitas SDM lembaga layanan PPA di daerah dalam memberikan pelayanan yang berkualitas bagi korban KTP, KTA, TPPO, dan ABH; dan 4) Peningkatan cakupan dan kualitas data KTP, KTA, TPPO, dan ABH di daerah. 1) Meningkatnya perempuan dan anak korban kekerasan dan TPPO, dan ABH tingkat daerah provinsi dan lintas daerah kab/kota yang mendapatkan layanan rujukan lanjutan; 2) Meningkatnya perempuan dan anak korban kekerasan dan TPPO, dan ABH di tingkat kab/kota yang mendapatkan layanan; 3) Meningkatnya cakupan pemangku kepentingan dan masyarakat luas yang mendapatkan KIE terkait KTP, KTA dan TPPO; dan 4) Meningkatnya SDM Lembaga layanan PPA yang mendapatkan pelatihan tentang layanan korban yang berkualitas dan pendataan kasus melalui SIMFONI PPA. RANCANGAN DAK PPA TA 2023 (2/3) Hasil Pembahasan MM 28 April 2022 & 31 Agustus 2022 • DAK PPA mendukung sasaran PN 3 Peningkatan SDM Berkualitas dan Berdaya Saing dan PN 7 Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan Transformasi Pelayanan Publik. • Secara tidak langsung juga mendukung PN 4 Revolusi Mental dan MP Percepatan Penurunan AKI dan Stunting. 1) Meningkatnya perempuan dan anak korban kekerasan, Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) yang mendapatkan layanan komprehensif; 2) Meningkatkan komitmen dan perilaku anti Kekerasan Terhadap Perempuan (KTP), Kekerasan Terhadap Anak (KTA), TPPO, dan ABH dari seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat luas; 3) Meningkatnya kapasitas SDM lembaga layanan PPA dalam memberikan pelayanan yang berkualitas bagi korban KTP, KTA, TPPO, dan ABH; dan 4) Meningkatnya cakupan dan kualitas data KTP, KTA, TPPO, dan ABH. OUTCOME ARAH KEBIJAKAN OUTPUT a) Lokasi prioritas penerima DAK NF PPA ditentukan berdasarkan Kriteria Teknis/Penilaian Daerah Penerima DAK NF PPA Tahun 2023. b) DAK NF PPA diprioritaskan untuk 34 provinsi dan 241 kab/kota untuk Pelayanan dan Pencegahan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtPA) termasuk TPPO dan ABH serta dukungan manajemen DAK Nonfisik PPA. LOKASI PRIORITAS 24
  • 25. UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS RANCANGAN DAK PPA TA 2023 (3/3) Hasil Pembahasan MM 28 April 2022 & 31 Agustus 2022 USULAN KEBUTUHAN PENDANAAN No. Menu Rincian Kegiatan Usulan (Rp Miliar) 2022 2023 2024 1 BOPPA Pelayanan KTPA/TPPO a) layanan medikolegal. 69.6 76.56 83.52 b) layanan pendampingan tenaga ahli. c) layanan rumah perlindungan. d) layanan penjangkauan dan pendampingan korban. e) layanan gelar kasus kasus. f) layanan kesehatan bagi korban yang tidak dijamin BPJS dan sumber pendanaan lainnya. g) layanan spesifik untuk pemulihan korban, seperti permainan bagi korban anak, alat bantu bagi korban disabilitas, dll. 2 BOPPA Pencegahan KTPA/TPPO a) pertemuan koordinasi dan kerja sama lintas sektor dalam rangka pencegahan KTP, KTA, TPPO, dan ABH. 30 33 36 b) pelaksanaan KIE pencegahan KTP, KTA, TPPO, dan ABH bagi masyarakat luas, terutama bagi kelompok masyarakat yang rentan dan wilayah dengan angka KTP, KTA, TPPO, dan ABH tinggi. c) penggerakan dan pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan KTP, KTA, TPPO, dan ABH. 3 BOPPA Manajemen a) pelatihan manajemen dan penanganan kasus. 20.4 22.44 24.48 b) pelatihan pencatatan dan pelaporan kasus KTP, KTA, TPPO, dan ABH. Total 120 132 144 Note: • Angka pada kolom “Usulan (Rp Miliar) merupakan total anggaran per menu, • rincian anggaran per kegiatan/sub-kegiatan pada lampiran 25 Jumlah daerah penerima DAK 2023 Kab/kota : 242 Provinsi: 33
  • 26. UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS a. Mendukung pendataan KTP dan KTA, termasuk TPPO yang akurat dan terpadu b. Membangun integrasi dan sinergi data kekerasan (satu data kekerasan) DATA KEKERASAN KEBIJAKAN DAN REGULASI a. Penguatan regulasi melalui penyusunan aturan pelaksanaan UU tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual b. Peningkatan cakupan dan kualitas layanan penanganan KTP (dan KTA) yang komprehensif sesuai kebutuhan korban. Dibutuhkan SOP yang mendukung dan dipahami di seluruh wilayah dan sejalan dengan standarisasi layanan yang telah dikembangkan c. Penanganan kekerasan yang harus berpihak dan lebih sensitif pada korban d. Transparansi penegakan hukum bagi APH (Polisi) yang melakukan kekerasan khususnya kekerasan seksual) KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI a. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman masyarakat melalui KIE seluas-luasnya tentang KtP, KtA, dan TPKS (miskonsepsi, bahaya, dan dampak) melalui berbagai media, termasuk media sosial b. Pemberdayaan masyarakat agar sadar hukum c. Mendorong peran serta aktif laki-laki, keluarga dan masyarakat dalam mencegah, menangani, dan melaporkan, terjadinya KtP (dan KtA) SINERGI DAN KOLABORASI a. Penguatan upaya pencegahan (promotif, preventif) yang mengubah cara pandang dan norma sosial budya yang melanggengkan KtP b. Membangun mekanisme pelaporan berbasis masyarakat terkait kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, termasuk TPKS c. Membangun jejaring koordinasi upaya pencegahan dan penghapusan KtP dan KTA khususnya TPKS lintas K/L, organisasi profesi, CSO, dan stakeholder terkait d. Sinergi antar kegiatan dan sumber pembiayaan dalam pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap Perempuan dan Anak, termasuk TPKS HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA a. Peningkatan kapasitas mengenai gender dan penanganan perkara yang responsif gender kepada setiap Aparat Penegak Hukum (APH) b. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman SDM Lembaga layanan mengenai hak perempuan dan anak, termasuk mengenai KtP, KtA, dan TPKS a. Membangun mekanisme pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pencegahan dan penanganan KtP termasuk TPPO b. Penguatan pengawasan oleh lembaga pengawas MONEV DAN PENGAWASAN 26
  • 27. 27 KEMENSOS • Pemenuhan hak rehabilitasi sosial korban kekerasan dan TPPO • Pemberdayaan sosial/ekonomi perempuan penyintas kekerasan • Program Kesejahteraan Sosial Anak Integratif (PKSAI) • Sistem Layanan dan rujukan Terpadu (SLRT) • Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) KEMENPPPA • Kebijakan dan Regulasi, terutama aturan pelaksanaan UU TPKS • Pengembangkan SOP dan standar layanan terkait perlindungan perempuan dari kekerasan • Layanan rujukan akhir korban kekerasan • Membangun 1 data kekerasan dan SIMFONI PPA yang terintegrasi • Pemberdayaan ekonomi bagi perempuan penyintas kekerasan KEMENKES • Puskesmas Tata Laksana Kekerasan • Pemenuhan hak kesehatan anak dan perempuan korban kekerasan termasuk TPPO KEMENDIKBUD • KIE pencegahan dan penanganan kekerasan • Pendidikan kespro yang komprehensif (termasuk substansi kekerasan seksual) sesuai tahapan tumbuh kembang anak • Peningkatan pendidikan masyarakat, khususnya pendidikan alternatif bagi anak-anak perempuan, termasuk sarana prasarananya • Mendorong lingkungan sekolah yang Ramah Perempuan dan Anak KOMINFO • KIE pencegahan dan penanganan kekerasan • Promosi literasi digital dan penggunaan internet sehat dan aman • Layanan pengaduan korban kekerasan melalui jejaringnya • Pengawasan dan rekomendasi kebijakan • Perlindungan hak perempuan MAHKAMAH AGUNG Hakim yang berperspektif gender dan memahami hak anak KEMKUMHAM • Pelatihan para aparat penegak hukum (APH) • Kebijakan Restorative Justice KEMENDAGRI • NIK (single identity) sebagai basis pencatatan kasus kekerasan • Mendorong regulasi daerah (percepatan pembentukan UPTD, pelaksanaan perlindungan perempuan dan anak dari kekerasan • Layanan perlindungan melalui Unit Perempuan dan Anak • Penyidik yang berperspektif gender dan memahami hak anak KEPOLISIAN KEJAKSAAN AGUNG Jaksa yang berperspektif gender dan memahami hak anak MASYARAKAT • Pelaporan • Pengawasan berbasis masyarakat LEMBAGA MASYARAKAT • Layanan penanganan korban (pendampingan hukum, dll) • Pencegahan kekerasan dan TPPO • Pengawasan MEDIA Edukasi publik terkait pencegahan kekerasan perempuan dan anak termasuk TPPO PERGURUAN TINGGI • Riset dan pengembangan model • KIE dan Lingkungan PT yang ramah perempuan • Pendidikan kecakapan hidup dan pemberdayaan • Peningkatan ketahanan keluarga, termasuk membangun relasi gender yang setara dalam keluarga PEMERINTAH DAERAH • Penguatan akses dan kualitas layanan perlindungan perempuan di daerah • Penguatan data • Memastikan anggaran daerah untuk perlindungan perempuan (dan anak) • Memastikan praktik baik di tingkat pelaksanaan DUNIA USAHA • Tayangan yang ramah perempuan dan anak • KIE terkait KtP • Kebijakan perlindungan perempuan di tempat kerja Upaya Konvergensi Pencegahan dan Penanganan KTP dan KTA Contoh Pembagian Peran K/L, Pemda, CSO, Media, PT, Dunia Usaha dan Masyarakat BKKBN
  • 28. UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS kpapo@bappenas.go.id DIREKTORAT KELUARGA, PEREMPUAN, ANAK, PEMUDA, DAN OLAHRAGA Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Gedung TS 2A, Lantai 3, Jalan Taman Suropati No.2 Jakarta 10310, Telp. 021 310 1925 Fax 021 310 1925 Direktorat KPAPO Bappenas @kpapobappenas @kpapo.bappenas KPAPO Bappenas TERIMA KASIH

Editor's Notes

  1. Data 15-29 (proxi pemuda) dan 15-64 (produktif) akan dicek lagi Jumlah penduduk Indonesia menurut SP 2020 mencapai 270,20 juta jiwa penduduk, meningkat 32,56 juta jiwa dibanding SP2010 Persentase penduduk Usia Produktif di Indonesia mencapai 70,72% yang menunjukkan bahwa Indonesia masih berada dalam masa bonus demografi
  2. Penanganan tindak pidana perdagangan orang bersifat kompleks, di mana pencegahan dan penanganannya memerlukan keterlibatan dan peran aktif seluruh elemen: sektor pemerintah (pusat dan daerah), swasta, perguruan tinggi, organisasi masyarakat, media massa, dan masyarakat.