Memastikan Perguruan Tinggi bukan menara gading yang enggan advokasi pada masalah kerakyatan dan penindasan. Perlindungan anak dan perguruan tinggi adalah komunitas aktif membangun dunia Ramah anak. Bagaimana memulainya? Yuk simaaak...
Memastikan Perguruan Tinggi bukan menara gading yang enggan advokasi pada masalah kerakyatan dan penindasan. Perlindungan anak dan perguruan tinggi adalah komunitas aktif membangun dunia Ramah anak. Bagaimana memulainya? Yuk simaaak...
Program Roots adalah program pencegahan perundungan berbasis sekolah yang dikembangkan oleh UNICEF Indonesia sejak 2017. Program ini bertujuan mencegah perundungan melalui edukasi, kegiatan yang menyebarkan nilai-nilai kebaikan, dan prosedur pelaporan. Program Roots juga menangani kasus perundungan dengan melakukan identifikasi, memberikan perlindungan hukum, dan memberikan sanksi sesuai aturan sekolah.
Dokumen tersebut membahas tentang peran orang tua dalam perlindungan anak untuk membentuk karakter generasi Z. Dokumen menyebutkan bahwa masih banyak anak yang mengalami berbagai bentuk kekerasan baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat, serta faktor-faktor penyebab pelaku kekerasan dan korban kekerasan pada anak.
Kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan gigi diadakan di TB & TK Ceria Demangan Yogyakarta pada 4-5 April 2011 oleh perawat gigi RSPR untuk 60 murid, dimana 17 murid dirujuk ke dokter gigi. TK Ceria memperkenalkan kurikulum khusus tentang seksualitas dan anti bias untuk mencegah kekerasan seksual, termasuk pengenalan bagian tubuh dan hak untuk menolak sentuhan. Pengenalan ini disampaikan secara halus dengan
Sikap merupakan evaluasi implisit yang dipelajari melalui pengalaman langsung terhadap objek sikap, yang bersifat positif atau negatif dan dapat mempengaruhi perilaku seseorang."
Dokumen tersebut membahas mengenai pro dan kontra pendidikan seks usia dini untuk menjawab permasalahan penyimpangan perilaku anak, dengan menyebutkan beberapa fakta mengenai peningkatan kasus kejahatan seksual dan kehamilan di kalangan remaja. Dokumen ini juga membahas pandangan Islam mengenai solusi yang ditempuh melalui pendidikan di rumah tangga, sekolah, dan masyarakat secara menyeluruh dan terintegrasi.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pendewasaan usia perkawinan bagi remaja dan mengurangi risiko pernikahan dini. Dokumen tersebut menjelaskan tantangan yang dihadapi remaja seperti kehamilan, HIV/AIDS, dan napza serta dampak buruk pernikahan dini seperti kematian ibu dan anak lebih tinggi, pendidikan terputus, dan kekerasan dalam rumah tangga. Dokumen tersebut juga menjelaskan program BKKBN untuk
Pola penerimaan anak berkebutuhan khususSeptianBudi5
Proposal ini membahas tentang penerimaan orang tua terhadap anak berkebutuhan khusus di SD 33 Pangkalpinang. Beberapa poin pentingnya adalah pentingnya dukungan orang tua, sekolah, dan lingkungan untuk memenuhi hak pendidikan anak berkebutuhan khusus, serta perlunya penelitian ini untuk mengetahui tingkat penerimaan orang tua terhadap anak berkebutuhan khusus di sekolah tersebut.
Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia DiniEvaniaYafie
Maraknya kasus kekerasan seksual pada (pelecehan anak) anak
yang dilakukan oleh orang-orang terdekat termasuk keluarga. Salah satu
penyebabnya karena anak tidak memiliki bekal pengetahuan yang bisa
membuat anak-anak mengantisipasi kemungkinan perlakuan buruk dari
masalah seks. Untuk alasan ini, sangat diperlukan pendidikan seks yang tepat
untuk anak-anak mereka untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang
terjadi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Fungsi dan peran
pendidikan seks untuk anak-anak dalam keluarga, 2. masalah pengembangan
anak terhadap pendidikan seks dan 3. Peran orang tua dalam panduan
pendidikan seks.
Penelitian ini berangkat dari gagasan bahwa anak-anak adalah orang
yang masih dalam pengembangan dan belum dewasa, yang meliputi bayi, TK,
usia SD dan remaja kemudian setelah individu yang tidak lagi disebut sebagai
anak tapi seorang individu yang memiliki dewasa, di sini pendidikan seks perlu
ditanamkan oleh orang tua, tetapi harus didasarkan pada nilai-nilai agama dan
moral serta membahas masalah secara komprehensif. Tapi ironisnya, banyak
orang tua yang acuh tak acuh dan membahas tabu atau memberikan
bimbingan pada perubahan pendidikan seks yang terjadi pada anak-anak
mereka.
Hal ini akan menunjukkan pentingnya memahami pendidikan seks
pada anak usia dini. Pendidikan seks memiliki kurang masalah perhatian orang
tua hari ini sehingga mereka menyerahkan semua pendidikan, termasuk
pendidikan seks di sekolah. Meskipun bertanggung jawab untuk mengajar
pendidikan seks pada anak usia dini adalah orang tua, sedangkan sekolah
hanya sebagai pelengkap dalam memberikan informasi kepada anak. Hal ini
menunjukkan bahwa peran orang tua, terutama ibu-ibu yang sangat strategis
dalam memperkenalkan pendidikan seks dini untuk anak-anak mereka.
Program Roots adalah program pencegahan perundungan berbasis sekolah yang dikembangkan oleh UNICEF Indonesia sejak 2017. Program ini bertujuan mencegah perundungan melalui edukasi, kegiatan yang menyebarkan nilai-nilai kebaikan, dan prosedur pelaporan. Program Roots juga menangani kasus perundungan dengan melakukan identifikasi, memberikan perlindungan hukum, dan memberikan sanksi sesuai aturan sekolah.
Dokumen tersebut membahas tentang peran orang tua dalam perlindungan anak untuk membentuk karakter generasi Z. Dokumen menyebutkan bahwa masih banyak anak yang mengalami berbagai bentuk kekerasan baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat, serta faktor-faktor penyebab pelaku kekerasan dan korban kekerasan pada anak.
Kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan gigi diadakan di TB & TK Ceria Demangan Yogyakarta pada 4-5 April 2011 oleh perawat gigi RSPR untuk 60 murid, dimana 17 murid dirujuk ke dokter gigi. TK Ceria memperkenalkan kurikulum khusus tentang seksualitas dan anti bias untuk mencegah kekerasan seksual, termasuk pengenalan bagian tubuh dan hak untuk menolak sentuhan. Pengenalan ini disampaikan secara halus dengan
Sikap merupakan evaluasi implisit yang dipelajari melalui pengalaman langsung terhadap objek sikap, yang bersifat positif atau negatif dan dapat mempengaruhi perilaku seseorang."
Dokumen tersebut membahas mengenai pro dan kontra pendidikan seks usia dini untuk menjawab permasalahan penyimpangan perilaku anak, dengan menyebutkan beberapa fakta mengenai peningkatan kasus kejahatan seksual dan kehamilan di kalangan remaja. Dokumen ini juga membahas pandangan Islam mengenai solusi yang ditempuh melalui pendidikan di rumah tangga, sekolah, dan masyarakat secara menyeluruh dan terintegrasi.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pendewasaan usia perkawinan bagi remaja dan mengurangi risiko pernikahan dini. Dokumen tersebut menjelaskan tantangan yang dihadapi remaja seperti kehamilan, HIV/AIDS, dan napza serta dampak buruk pernikahan dini seperti kematian ibu dan anak lebih tinggi, pendidikan terputus, dan kekerasan dalam rumah tangga. Dokumen tersebut juga menjelaskan program BKKBN untuk
Pola penerimaan anak berkebutuhan khususSeptianBudi5
Proposal ini membahas tentang penerimaan orang tua terhadap anak berkebutuhan khusus di SD 33 Pangkalpinang. Beberapa poin pentingnya adalah pentingnya dukungan orang tua, sekolah, dan lingkungan untuk memenuhi hak pendidikan anak berkebutuhan khusus, serta perlunya penelitian ini untuk mengetahui tingkat penerimaan orang tua terhadap anak berkebutuhan khusus di sekolah tersebut.
Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia DiniEvaniaYafie
Maraknya kasus kekerasan seksual pada (pelecehan anak) anak
yang dilakukan oleh orang-orang terdekat termasuk keluarga. Salah satu
penyebabnya karena anak tidak memiliki bekal pengetahuan yang bisa
membuat anak-anak mengantisipasi kemungkinan perlakuan buruk dari
masalah seks. Untuk alasan ini, sangat diperlukan pendidikan seks yang tepat
untuk anak-anak mereka untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang
terjadi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Fungsi dan peran
pendidikan seks untuk anak-anak dalam keluarga, 2. masalah pengembangan
anak terhadap pendidikan seks dan 3. Peran orang tua dalam panduan
pendidikan seks.
Penelitian ini berangkat dari gagasan bahwa anak-anak adalah orang
yang masih dalam pengembangan dan belum dewasa, yang meliputi bayi, TK,
usia SD dan remaja kemudian setelah individu yang tidak lagi disebut sebagai
anak tapi seorang individu yang memiliki dewasa, di sini pendidikan seks perlu
ditanamkan oleh orang tua, tetapi harus didasarkan pada nilai-nilai agama dan
moral serta membahas masalah secara komprehensif. Tapi ironisnya, banyak
orang tua yang acuh tak acuh dan membahas tabu atau memberikan
bimbingan pada perubahan pendidikan seks yang terjadi pada anak-anak
mereka.
Hal ini akan menunjukkan pentingnya memahami pendidikan seks
pada anak usia dini. Pendidikan seks memiliki kurang masalah perhatian orang
tua hari ini sehingga mereka menyerahkan semua pendidikan, termasuk
pendidikan seks di sekolah. Meskipun bertanggung jawab untuk mengajar
pendidikan seks pada anak usia dini adalah orang tua, sedangkan sekolah
hanya sebagai pelengkap dalam memberikan informasi kepada anak. Hal ini
menunjukkan bahwa peran orang tua, terutama ibu-ibu yang sangat strategis
dalam memperkenalkan pendidikan seks dini untuk anak-anak mereka.
3. KEKERASAN SEKSUAL
• KEKERASAN SEKSUAL ADALAH SETIAP
PERBUATAN MERENDAHKAN, MENGHINA,
MELECEHKAN, DAN/ATAU MENYERANG TUBUH,
DAN/ATAU FUNGSI REPRODUKSI SESEORANG,
KARENA KETIMPANGAN RELASI KUASA
DAN/ATAU GENDER, YANG BERAKIBAT ATAU
DAPAT BERAKIBAT PENDERITAAN PSIKIS
DAN/ATAU FISIK TERMASUK YANG
MENGGANGGU KESEHATAN REPRODUKSI
SESEORANG DAN HILANG KESEMPATAN
MELAKSANAKAN PENDIDIKAN DENGAN AMAN
DAN OPTIMAL
8. BENTUK KEKERASAN SEKSUAL
BERPERILAKU ATAU MENGUTARAKAN UJARAN
YANG MENDISKRIMINASI ATAU MELECEHKAN
PENAMPILAN FISIK, TUBUH ATAUPUN
IDENTITAS GENDER ORANG LAIN (MISAL:
LELUCON SEKSIS, SIULAN, DAN MEMANDANG
BAGIAN TUBUH ORANG LAIN);
9. MENYENTUH, MENGUSAP, MERABA,
MEMEGANG, DAN/ATAU MENGGOSOKKAN
BAGIAN TUBUH PADA AREA PRIBADI
SESEORANG;
Mengirimkan lelucon, foto, video, audio atau materi
lainnya yang bernuansa seksual tanpa persetujuan
penerimanya dan/atau meskipun penerima materi
sudah menegur pelaku;
Menguntit, mengambil, dan menyebarkan informasi
pribadi termasuk gambar seseorang tanpa
persetujuan orang tersebut;
10. MEMBERI HUKUMAN ATAU PERINTAH YANG
BERNUANSA SEKSUAL KEPADA ORANG LAIN
(SEPERTI SAAT PENERIMAAN SISWA ATAU
MAHASISWA BARU, SAAT PEMBELAJARAN DI
KELAS ATAU KULIAH JARAK JAUH, DALAM
PERGAULAN SEHARI-HARI, DAN SEBAGAINYA)
Membujuk, menjanjikan, menawarkan sesuatu, atau
mengancam seseorang untuk melakukan transaksi
atau kegiatan seksual yang sudah tidak disetujui
oleh orang tersebut;
11.
12.
13.
14. BULLYING
BULLYING BERASAL DARI KATA BULLY, YAITU SUATU KATA YANG MENGACU
PADA PENGERTIAN ADANYA “ANCAMAN” YANG DILAKUKAN SESEORANG
TERHADAP ORANG LAIN YANG MENIMBULKAN GANGGUAN PSIKIS BAGI
KORBANNYA BERUPA STRESS YANG MUNCUL DALAM BENTUK GANGGUAN FISIK
ATAU PSIKIS, ATAU KEDUANYA
BULLYING
• PERILAKU AGRESIF DENGAN TIPE SPESIFIK YANG BERTUJUAN UNTUK
MENYAKITI ATAU MENGONTROL ORANG LAIN.
• TERJADI BERULANG ATAU POTENSI BERULANG
• ADA PERBEDAAN POWER ANTARA KORBAN DAN PERILAKU
15. Data kasus bullying di Amerika
dilaporkan oleh Josephson Institute of
Ethics yang telah melakukan survei
pada 43000 remaja, hasilnya 47%
remaja berusia 15 hingga 18 tahun
telah mengalami bullying dan 50%
dari remaja tersebut telah meng-
ganggu, menggoda, dan mengejek
siswa lain. National Association of
Elementary School Principals
melaporkan bahwa setiap tujuh menit
anak dibully di lingkungan sekolah,
dan setiap bulan ada tiga juta murid
absen dari sekolah karena merasa
tidak nyaman.
Kasus bullying yang di dunia
pendidikan masih terjadi di sepanjang
tahun 2021. Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI) mencatat, sepanjang
tahun 2021 ada 17 kasus yang
melibatkan peserta didik dan pendidik.
11 Provinsi Yang Mengalami
Kasus Bullying Terbanyak Tahun
2021 (KPAI, 2021) :
1. Jawa Barat
2. Jawa Timur
3. Daerah Istimewa Yogyakarta
4. DKI Jakarta
5. Banten
6. Kepulauan Riau
7. Sulawesi Tenggara
8. Kalimantan Utara
9. NTT
10.NTB
11.Sumatera Selatan
19. PENCEGAHAN BULLYING
ADA TIGA LANGKAH UNTUK MENCEGAH PERUNDUNGAN (KELLER, 2012),
YAITU
• JIKA MENGETAHUI SESEORANG MENJADI TARGET PERUNDUNGAN SIBER,
SEGERALAH MEMBERITAHUKAN KEPADA KELUARGA, TEMAN, GURU, DAN
ATASAN. LANGKAH LAINNYA, BERBICARA DENGAN ORANG YANG MAMPU
MENGHENTIKAN PERUNDUNGAN
• JANGAN TURUT BERPARTISIPASI DALAM KEGIATAN YANG MERENDAHKAN
DAN MENYAKITI ORANG LAIN.