Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Kehamilan tidak diinginkan pada remaja merupakan masalah global yang berdampak besar bagi kesehatan ibu dan bayi.
2. Faktor penyebab kehamilan tidak diinginkan pada remaja antara lain kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, pengaruh teman sebaya, dan kurangnya perhatian orang tua.
3. Kehamilan tidak diinginkan berdampak fis
SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA DI D...BeliaLesmana
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh pendidikan kesehatan remaja terhadap pengetahuan remaja di Desa Mekarjaya, Kecamatan Cileles, Kabupaten Lebak, Banten. Kehamilan remaja dan seks pra-nikah merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Pendidikan kesehatan reproduksi perlu diberikan kepada remaja untuk mencegah hal-hal negatif
Tiga strategi pencegahan pernikahan dini yang disebutkan dokumen tersebut adalah (1) membantu mengarahkan menikah pada usia ideal dan memberikan penyuluhan kesehatan reproduksi, (2) mengkampanyekan usia ideal menikah yaitu 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki, (3) melibatkan pemuka adat perempuan dalam kampanye karena dianggap lebih dipercaya masyarakat. Dokumen juga menyebutkan beber
Modul Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R) BKKBN Program Prioritas Nasion...Anindita Dyah Sekarpuri
Dokumen tersebut merupakan pegangan bagi fasilitator dalam modul edukasi remaja tentang perencanaan masa depan yang diselenggarakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Modul ini bertujuan melatih remaja untuk merencanakan masa depannya termasuk merencanakan kehidupan berkeluarga. Modul ini akan digunakan oleh pendidik sebaya di Pusat Informasi dan Konseling Remaja serta Kader Bina
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pendewasaan usia perkawinan bagi remaja dan mengurangi risiko pernikahan dini. Dokumen tersebut menjelaskan tantangan yang dihadapi remaja seperti kehamilan, HIV/AIDS, dan napza serta dampak buruk pernikahan dini seperti kematian ibu dan anak lebih tinggi, pendidikan terputus, dan kekerasan dalam rumah tangga. Dokumen tersebut juga menjelaskan program BKKBN untuk
Tulisan ini membahas pentingnya mengintegrasikan pendidikan kesehatan reproduksi ke dalam kurikulum madrasah di Sumatera Selatan. Saat ini, kurikulum tersebut belum sepenuhnya diimplementasikan di madrasah, terutama karena perbedaan pandangan ulama tentang batasan materi apa saja yang boleh diajarkan. Tulisan ini berargumen bahwa informasi kesehatan reproduksi perlu diberikan sejak dini kepada remaja agar mereka tidak terlibat dalam
Tulisan ini membahas pentingnya mengintegrasikan pendidikan kesehatan reproduksi ke dalam kurikulum madrasah di Sumatera Selatan. Saat ini, kurikulum tersebut belum sepenuhnya diimplementasikan di madrasah, terutama karena perbedaan pandangan ulama tentang batasan materi apa saja yang boleh diajarkan. Tulisan ini berargumen bahwa informasi kesehatan reproduksi perlu diberikan sejak dini kepada remaja agar mereka tidak terlibat dalam
SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA DI D...BeliaLesmana
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh pendidikan kesehatan remaja terhadap pengetahuan remaja di Desa Mekarjaya, Kecamatan Cileles, Kabupaten Lebak, Banten. Kehamilan remaja dan seks pra-nikah merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Pendidikan kesehatan reproduksi perlu diberikan kepada remaja untuk mencegah hal-hal negatif
Tiga strategi pencegahan pernikahan dini yang disebutkan dokumen tersebut adalah (1) membantu mengarahkan menikah pada usia ideal dan memberikan penyuluhan kesehatan reproduksi, (2) mengkampanyekan usia ideal menikah yaitu 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki, (3) melibatkan pemuka adat perempuan dalam kampanye karena dianggap lebih dipercaya masyarakat. Dokumen juga menyebutkan beber
Modul Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R) BKKBN Program Prioritas Nasion...Anindita Dyah Sekarpuri
Dokumen tersebut merupakan pegangan bagi fasilitator dalam modul edukasi remaja tentang perencanaan masa depan yang diselenggarakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Modul ini bertujuan melatih remaja untuk merencanakan masa depannya termasuk merencanakan kehidupan berkeluarga. Modul ini akan digunakan oleh pendidik sebaya di Pusat Informasi dan Konseling Remaja serta Kader Bina
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pendewasaan usia perkawinan bagi remaja dan mengurangi risiko pernikahan dini. Dokumen tersebut menjelaskan tantangan yang dihadapi remaja seperti kehamilan, HIV/AIDS, dan napza serta dampak buruk pernikahan dini seperti kematian ibu dan anak lebih tinggi, pendidikan terputus, dan kekerasan dalam rumah tangga. Dokumen tersebut juga menjelaskan program BKKBN untuk
Tulisan ini membahas pentingnya mengintegrasikan pendidikan kesehatan reproduksi ke dalam kurikulum madrasah di Sumatera Selatan. Saat ini, kurikulum tersebut belum sepenuhnya diimplementasikan di madrasah, terutama karena perbedaan pandangan ulama tentang batasan materi apa saja yang boleh diajarkan. Tulisan ini berargumen bahwa informasi kesehatan reproduksi perlu diberikan sejak dini kepada remaja agar mereka tidak terlibat dalam
Tulisan ini membahas pentingnya mengintegrasikan pendidikan kesehatan reproduksi ke dalam kurikulum madrasah di Sumatera Selatan. Saat ini, kurikulum tersebut belum sepenuhnya diimplementasikan di madrasah, terutama karena perbedaan pandangan ulama tentang batasan materi apa saja yang boleh diajarkan. Tulisan ini berargumen bahwa informasi kesehatan reproduksi perlu diberikan sejak dini kepada remaja agar mereka tidak terlibat dalam
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya perencanaan usia pernikahan yang tepat dan menunda pernikahan pada usia dini untuk mencegah berbagai risiko kesehatan dan sosial bagi remaja dan keluarga."
Dokumen tersebut membahas dinamika gender dan akses terhadap pelayanan kesehatan ibu pada sembilan etnis di Indonesia. Analisis gender menunjukkan adanya perbedaan persepsi dan peran antara laki-laki dan perempuan dalam kehamilan dan persalinan di masing-masing etnis, yang berdampak pada preferensi tenaga penolong persalinan dan tingkat akses terhadap fasilitas kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang pernikahan dini di Indonesia, yang masih menjadi masalah sosial. Beberapa faktor yang mempengaruhi pernikahan dini antara lain rendahnya pendidikan, faktor ekonomi, dan budaya. Pernikahan dini berdampak negatif bagi kesehatan, pendidikan, dan psikologi remaja perempuan.
Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, praktik perkawinan anak di Indonesia mengalami penurunan sebanyak 3,5 poin persen. Namun, penurunan ini masih tergolong lambat dan diperlukan upaya yang sistemik dan terpadu untuk mencapai target sebesar 8,74 persen pada tahun 2024 dan menjadi 6,94 persen pada tahun 2030.
Laporan Pencegahan Perkawinan Anak yang disusun oleh BPS dengan bantuan teknis dari UNICEF dan PUSKAPA UI memperbaharui data perkawinan anak dan faktor-faktor sosial ekonomi yang terkait seperti pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial, dan pekerjaan, sebagai bahan masukan dalam penyusunan kebijakan dan strategi pencegahan perkawinan anak.
Dokumen tersebut membahas tentang konseling kesehatan reproduksi remaja dan program-program pelayanan kesehatan reproduksi remaja seperti GenRe, PIK-R, PKPR, dan UKS yang bertujuan untuk memberikan edukasi, konseling, dan layanan kesehatan reproduksi yang berkualitas kepada remaja agar terhindar dari risiko kehamilan, IMS, dan masalah kesehatan reproduksi lainnya.
1. Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan masalah sosial yang sering dihadapi remaja di Kota Banjarmasin akibat kurangnya edukasi seks dan pandangan masyarakat yang menghakimi.
2. Pandangan agama Islam mayoritas masyarakat menolak aborsi, namun kurangnya dukungan sosial sering mendorong tindakan berbahaya seperti aborsi tidak aman.
3. Diperlukan intervensi kesehatan dan sos
Dokumen tersebut membahas tentang aspek sosial budaya yang berkaitan dengan peran seorang bidan dalam pra perkawinan, perkawinan, kehamilan, kelahiran, dan pendekatan melalui budaya. Dibahas pula masalah perkawinan dini dan pantangan makanan pada ibu hamil yang berdampak negatif pada kesehatan ibu dan janin."
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya perencanaan usia pernikahan yang tepat dan menunda pernikahan pada usia dini untuk mencegah berbagai risiko kesehatan dan sosial bagi remaja dan keluarga."
Dokumen tersebut membahas dinamika gender dan akses terhadap pelayanan kesehatan ibu pada sembilan etnis di Indonesia. Analisis gender menunjukkan adanya perbedaan persepsi dan peran antara laki-laki dan perempuan dalam kehamilan dan persalinan di masing-masing etnis, yang berdampak pada preferensi tenaga penolong persalinan dan tingkat akses terhadap fasilitas kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang pernikahan dini di Indonesia, yang masih menjadi masalah sosial. Beberapa faktor yang mempengaruhi pernikahan dini antara lain rendahnya pendidikan, faktor ekonomi, dan budaya. Pernikahan dini berdampak negatif bagi kesehatan, pendidikan, dan psikologi remaja perempuan.
Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, praktik perkawinan anak di Indonesia mengalami penurunan sebanyak 3,5 poin persen. Namun, penurunan ini masih tergolong lambat dan diperlukan upaya yang sistemik dan terpadu untuk mencapai target sebesar 8,74 persen pada tahun 2024 dan menjadi 6,94 persen pada tahun 2030.
Laporan Pencegahan Perkawinan Anak yang disusun oleh BPS dengan bantuan teknis dari UNICEF dan PUSKAPA UI memperbaharui data perkawinan anak dan faktor-faktor sosial ekonomi yang terkait seperti pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial, dan pekerjaan, sebagai bahan masukan dalam penyusunan kebijakan dan strategi pencegahan perkawinan anak.
Dokumen tersebut membahas tentang konseling kesehatan reproduksi remaja dan program-program pelayanan kesehatan reproduksi remaja seperti GenRe, PIK-R, PKPR, dan UKS yang bertujuan untuk memberikan edukasi, konseling, dan layanan kesehatan reproduksi yang berkualitas kepada remaja agar terhindar dari risiko kehamilan, IMS, dan masalah kesehatan reproduksi lainnya.
1. Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan masalah sosial yang sering dihadapi remaja di Kota Banjarmasin akibat kurangnya edukasi seks dan pandangan masyarakat yang menghakimi.
2. Pandangan agama Islam mayoritas masyarakat menolak aborsi, namun kurangnya dukungan sosial sering mendorong tindakan berbahaya seperti aborsi tidak aman.
3. Diperlukan intervensi kesehatan dan sos
Dokumen tersebut membahas tentang aspek sosial budaya yang berkaitan dengan peran seorang bidan dalam pra perkawinan, perkawinan, kehamilan, kelahiran, dan pendekatan melalui budaya. Dibahas pula masalah perkawinan dini dan pantangan makanan pada ibu hamil yang berdampak negatif pada kesehatan ibu dan janin."
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
2. Identifikasi Masalah kesehatan Reproduksi
pada remaja
Penggunaan Narkoba, Alkohol dan merokok
Seks bebas pada remaja (hubungan seksual sebelum menikah)
Kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja
Aborsi tidak aman
Pernikahan usia dini
Penyakit menular seksual (HIV/AIDS, Syphilis, Gonorrhea)
Bullying / Kekerasan dan pelecehan seksual pada remaja
3. Kehamilan
tidak
diinginkan
Kehamilan pada remaja perempuan
termasuk masalah global yang terjadi
di negara berpenghasiln tinggi,
menengah dan rendah
Kehamilan dini di kalangan remaja
perempuan memiliki konsekuensi
kesehatan besar bagi ibu remaja dan
bayinya.
Kehamilan yang tidak diinginkan
adalah kehamilan yang terjadi karena
suatu sebab yang keberadaannya
tidak diinginkan oleh salah satu atau
kedua calon orangtua bayi
(Kusmiran, 2014 ; WHO,2020)
4. Latar belakang masalah
Lebih kurang 10 juta kehamilan yang tidak
diinginkan terjadi setiap tahun diantara
remaja berusia 15-19 tahun di negara
berkembang
Komplikasi selama kehamilan dan
perslainan adalah penyebab utama
kematian remaja perempuan secara global
Sekitar 5,6 juta aborsi yang terjadi setiap
tahun pada remaja perempuan berusia 15-
19 tahun, 3,9 juta termasuk aborsi tidak
aman yang berkontribusi terhadap
kematian ibu
Kehamilan tidak diinginkan Kelompok umur
15-19 2 kali lebih tinggi (16%) dibanding
kelompok umur 20-24 (8%)
Kehamilan pada remaja umumnya kehamilan
yang tidak diinginkan meningkatkan
terjadinya aborsi (tidak aman)
Kehamilan remaja komplikasi kehamilan
dan persalinan : Eklampsi, puerperal
endometritis
Terjadi pada remaja yang tidak tamat SLTA
20%, tamat SLTA 7%
(Darroch J, et al, 2016 ; BKKBN et al., 2018 ; WHO, 2020)
Data global Data Indonesia
5. Kronologi
kejadian dan
Penyebab
terjadinya
kehamilan yang
tidak diinginkan
pada remaja
Frekuensi pacaran lebih dari 1 kali
meningkatkan kontak seksual pada remaja
yang berakibat pada prilaku seksual pranikah
(hubungan seksual diluar pernikahan)
kehamilan yang tidak diinginkan
Umumnya remaja melakukan seks pranikah
karena suka sama suka (82%) dan saling
mencintai (83%)
Menurut SDKI 2017, hubungan seksual
pertama kali pada remaja umumnya pada umur
17 tahun (19%) pada pria maupun wanita
Hubungan seks pranikah dikalangan remaja
didasari pula oleh mitos-mitos seputar masalah
seksualitas, seperti berhubungan seksual
dengan pacar merupakan bukti cinta
(BKKBN, 2018 ; Amalia, 2017)
6. Pengaruh teman sebaya mengikuti prilaku teman yang sudah biasa melakukan hubungan
seksual
Pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi dan seksualitas masih rendah, serta
rasa keingintahuan yang kuat
Faktor keluarga perceraian orangtua, tidak mendapat perhatian dari orangtua, orangtua
melakukan kekerasan terhadap anak, orangtua memberi kebebasan
Pengaruh media pornografi sering mengakses film porno Bersama teman-teman dan
pasangan
(Mediastuti, 2014 ; Amalia, 2017)
7. Umumnya remaja tidak mau menggunakan alat kontrasepsi saat melakukan
hubungan seksual, hal ini juga didasari oleh mitos berhubungan seksual sekali tidak
akan menyebabkan kehamilan
Tidak siap menjadi orangtua dan pasangan tidak bertanggungjawab (remaja laki-
laki)
Kehamilan diakibatkan kasus pemerkosaan dan incest (hubungan seksual sedarah)
(Kumalasari, 2012 ; Simbolon, 2016)
8. Dampak
kehamilan tidak
diinginkan
Dampak fisik :
Persalinan dengan tindakan operasi
Rentan terjadinya perdarahan, keguguran, hamil
anggur dan hamil prematur karena usia yang
terlalu muda
Meningkatkan resiko kematian jika melahirkan
dibawah usia 18 tahun
Begitupun dengan kematian bayi, meningkatkan
resiko bayi lahir premature dan stunting (kerdil)
Dampak psikis/psikologis :
Jika remaja laki-laki tidak bertanggung jawab
orangtua tunggal sehingga mengalami depresi
Kehamilan
dipertahankan
Pergaulan di kalangan remaja seakan makin
bebas. Budaya itu pula seolah dianggap lumrah
di zaman yang makin modern ini.
Fenomena hamil dahulu lalu menikah. Hal ini
seakan dianggap biasa dan bukan aib, apalagi
setelah secara terang-terangan menyampaikan
ke khalayak
Asal ada yang bertanggung jawab,
maka tak menjadi masalah
(Hasanah, 2016)
(Simbolon, 2016 ; KPPPA and BPS, 2018)
9. Jika pasangan remaja menikah konflik antara pasangan karena belum dewasa dan
belum siap memikul tanggung jawab sebagai orangtua, memberikan pola asuh yang
salah karena terbatas pengetahuan
Penganiayaan terhadap bayi
Dampak sosial : dikucilkan dari masyarakat, remaja berhenti atau putus sekolah atas
kemauan sendiri atau diberhentikan dari sekolah, pernikahan dini untuk menutupi
aib
Dampak ekonomi : merawat kehamilan, melahirkan dan membesarkan bayi/anak
membutuhkan biaya besar
(Amalia, 2015 ; Simbolon, 2016)
10. Dampak
kehamilan tidak
diinginkan
Dampak fisik:
Komplikasi fatal terkait aborsi diantaranya
eclampsia, perdarahan, endometritis nifas, infeksi
sistemik
Komplikasi yang tidak fatal diantaranya
penyembuhan luka yang buruk, infertilitas,
inkontinensia urin atau alvi akibat fistula
vesicovaginal atau fistula rektovaginal
Dampak psikis (pelaku aborsi) :
Mengalami perasaan takut, panik, tertekan atau
stress, trauma mengingat proses aborsi dan
kesakitan.
Kecemasan karena rasa bersalah atau dosa akibat
aborsi berlangsung lama bahkan seumur hidup
(Simbolon, 2016 ; WHO, 2020)
Kehamilan yang
diakhiri
Seiring berkembangnya zaman
dan pola pergaulan remaja di
Indonesia, kasus
aborsi nampaknya sudah menjadi
hal yang tidak tabu lagi di
Indonesia
(Hasanah,
2016)
11. Risiko sosial :
Menjadi ketergantungan terhadap pasangan karena sudah tidak perawan, mengalami
kehamilan tidak diinginkan dan aborsi
Putus sekolah dan masa depan terganggu
Risiko ekonomi :
Biaya aborsi cukup tinggi apalagi jika terjadi komplikasi
(Simbolon, 2016)
12. Upaya yang
telah
dilakukan oleh
pemerintah
Program kesehatan remaja sudah mulai
diperkenalkan di puskesmas sejak satu dekade
yang lalu, bergerak dalam pemberian informasi,
berupa penyuluhan dan diskusi dengan remaja
tentang masalah kesehatan melalui wadah usaha
kesehatan sekolah (UKS), karang taruna, atau
organisasi pemuda, dan kader remaja lainnya
yang dibentuk oleh puskesmas.
Terkait layanan kesehatan reproduksi, Deputi
Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional mengatakan, hingga
Desember 2018, pemerintah memiliki 6.204
puskesmas dengan pelayanan kesehatan ramah
remaja. BKKBN juga mendirikan 6.892 pusat
informasi dan konseling remaja melalui program
Generasi Berencana atau Genre.
(IDAI, 2013 ; BKKBN,
2019)
13. Pemerintah sebenarnya sudah memberikan informasi dan layanan kesehatan reproduksi,
tetapi pelaksanaannya belum sesuai harapan remaja
Informasi dan layanan kesehatan reproduksi itu belum bisa menjangkau semua remaja, khususnya
yang ada di luar sekolah, remaja dengan disabilitas, dan remaja terpinggirkan. Akibatnya, sebagian
besar remaja belum mampu mengambil keputusan berdasarkan informasi yang lengkap dan
bertanggung jawab meski itu menyangkut tubuhnya.
Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK KRR)
Kegiatan kelompok bina keluarga remaja (BKR)
(BKKBN, 2018 ; BKKBN
2019)
14. Pihak yang
terlibat
Peran dinas kesehatan, BKKBN dan puskesmas
dalam meningkatkan upaya promotif dengan
cara yang menarik dan kreatif yang mudah
dipahami remaja
Peranan Orangtua dan keluarga dalam
memberikan informasi kesehatan resproduksi
sejak usia dini
Peran pemerintah dan masyarakat untuk
mengakkan sanksi yang tegas pada remaja yang
melakukan seks pranikah
Peran guru dan pihak sekolah ikut berperan
dalam meningkatkan pengetahuan siswa
tentang kesehatan kespro dan memberikan
bimbingan konseling yang lebih mendalam dan
bekerja sama dengan petugas kesehatan
Peran media untuk membatasi informasi
negatif (akses porno) bagi remaja
(IDAI, 2013 ; BKKBN, 2018)
15. Daftar pustaka
Amalia, E. H. (2015) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Kehamilan Tidak Diinginkan Pada Remaja (Studi Kasus Pada Remaja Di Kota Madiun).
Universitas Negeri Semarang.
Amalia, E. H. & Azinar, M. (2017) Kehamilan tidak diinginkan pada remaja. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 1(1): 1-7.
BKKBN (2018) Pendidikan Kesehatan Reproduksi Bagi Generasi Muda. Banjarmasin: BKKBN.
BKKBN (2019) Pemuda Ingin Akses Kesehatan Reproduksi [Online]. BKKBN. Available: https://www.bkkbn.go.id/detailpost/pemuda-ingin-akses-kesehatan-
reproduksi [Accessed 4 Mei 2020].
BKKBN, BPS & Kemenkes, R. (2018) Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia: Kesehatan Reproduksi Remaja. Buku Remaja. Jakarta.
Darroch, J. E., Woog, V., Bankole, A., Ashford, L. S. & Points, K. (2016) Costs and benefits of meeting the contraceptive needs of adolescents. Guttmacher
Institute.
Hasanah, H. (2017) Pemahaman kesehatan reproduksi bagi perempuan: Sebuah strategi mencegah berbagai resiko masalah reproduksi remaja. Sawwa:
Jurnal Studi Gender, 11(2): 229-252.
IDAI (2013) Kesehatan Remaja di Indonesia [Online]. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Available: http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-
anak/kesehatan-remaja-di-indonesia [Accessed 4 Mei 2020].
KPPA & BPS (2018) Profil Anak Indonesia 2018. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA).
Kumalasari, I. & Andhyantoro, I. (2012) Kesehatan reproduksi untuk mahasiswa kebidanan dan keperawatan.
Kusmiran, E. (2011) Kesehatan reproduksi remaja dan wanita. Jakarta: Salemba Medika,
Mediastuti, F. (2014) Analisis Kebutuhan Sumber Informasi dalam Upaya Pencegahan Kehamilan pada Remaja. Jurnal Studi Pemuda, 3(1): 17- 24.
Simbolon, G. R. (2016) Hubungan Remaja Single Parent Akibat Kehamilan tidak diinginkan (KTD) terhadap Tingkat Depresi pada Remaja di Kabupaten
Sintang. Program Studi Pendidikan Bidan Fakultas Kedokteran Skripsi, Universitas Airlangga.
WHO (2020) Adolescent Pregnancy [Online]. Geneva: World Health Organization. [Accessed 4 Mei 2020].