Perkembangan individu merupakan proses dinamis yang melibatkan interaksi antara individu dan lingkungannya. Perkembangan meliputi aspek fisik, intelektual, sosial, dan afektif yang berlangsung secara bertahap sesuai dengan tingkat kematangan individu melalui proses belajar.
2. Psikologi Perkembangan
Peserta Didik sebagai Individu:
kesatuan psiko-fisik selalu beraktivitas
& berinteraksi dengan lingkungannya
Individu bersifat unik: memiliki banyak
aspek membentuk kesatuan khas
Individu dalam proses perkembangan
Perkembangan individu dinamis
Perkembangan berlangsung melalui
belajar, sesuai tingkat kematangan.
3. Konsep
Perkembangan
Perubahan seluruh aspek kepribadian :
fisik-motorik, intelektual, sosial, afektif, menuju
tingkat yang lebih tinggi sempurna,
Perubahan struktur (tumbuh) dan fungsi
(berkembang).
Perkembangan memiliki tempo dan irama,
Perkembangan bersifat dinamis
4. Interaksi Individu-Lingkungan
INDIVIDU:
-Pot & Kecakapan
-Keb &Tantangan
-Masalah
LINGKUNGAN:
-Fisik & Alam
-Sosial-Budaya
-Ekonomi-Politik
-Hukum-Keamanan
INTERAKSI:
-Sosial
-Pengajaran
-Bimbingan
I N D I V I D U
L I N G K U N G A N
I N T E R A K S I
6. Tahap Perkembangan
Usia Kategori
0.0 Dalam kandungan
0.0 2.0 Bayi
2.0 6.0 Anak Kecil (Usia Dini)
6.0 12.0 Anak (Anak sekolah)
12.0 15.0 Remaja Awal
15.0 18.0 Remaja
18.0 21.0 Remaja Akhir
21.0 35.0 Dewasa Muda
35.0 55.0 Dewasa
55.0 Usia Lanjut
7. Perkembangan Fisik-MotorikPerkembangan Fisik-Motorik
0.0 2.0 Ketrampilan bergerak & anggota badan
2.0 6.0 Pertumb cepat rangka dan otot, koordinasi
mata-tangan, ukuran kepala 90% otak 75%
orang dewasa, waktu mereaksi
6.0 12.0 Pertumb tinggi-berat, kaki-tangan, penguasaan
ketrampilan gerak, tangan, permainan
12.0 18.0 Pertumb cepat tinggi-berat badan, kaki-tangan,
mulai menstruasi / mimpi, perkemb.ciri-ciri
kelamin sekunder, mulai kematangan seksual.
8. Perkembangan Intelek: J.Piaget
0.0 2.0 Berpikir Sensori-motor: gerak refleks reaksi
indra pemahaman melalui pengindraan
2.0 4.0 Berpikir Prakonsep: egosentris, animis, meniru
4.0 7.0 Berpikir intuitif: mengikuti aku-nya, fantasi,
7.0 11.0 Berpikir konkrit: pemahaman melalui contoh nyata
memahami persamaan, perbedaan, hubungan
11.0 Berpikir formal: abstrak, hipotetis, deduktif-
induktif, konvergen-divergen, evaluatif, pemecahan
masalah, kreatif
9. Perkembangan Sosial
0.0 2.0 Presocial & Impulsive stage: Ikatan kuat pd ibu, cemasPresocial & Impulsive stage: Ikatan kuat pd ibu, cemas
bila pisah, mulai interaksi dgn sebaya, figur orang tuabila pisah, mulai interaksi dgn sebaya, figur orang tua
kuat, egoistis-egosentris,kuat, egoistis-egosentris,
2.0 6.0 Self Protective stage:Self Protective stage: Egosentris hubungan sebaya
sejenis, hub sosial dgn tetangga sebaya norma
sebaya, nampak sifat jenis kelamin,
6.0 12.0 Conformist stage:Conformist stage: Perhatian terhadap yg lain makin
kuat, kerjasama & minat sosial bercampur dgn konflik
dan kompetisi, ketrampilan komunikasi sosial
berkembang, sifat jenis kelamin makin jelas,
12.0 Conscientous stageConscientous stage:: mencari identitas diri, ingin
mandiri dan bebas, norma sebaya kuat & sangat
penting dalam hubungan sosial, mulai tumbuh
hubungan antar jenis.
10. Kepribadian: Kemandirian (Erikson)
0.0 1.0 Trust – Mistrust: percaya pd orang tua tetapi
tidak percaya pd yang lain
1.0 3.0 Autonomy – Shame: mampu berbuat tetapi
malu karena belum sem purna
3.0 6.0 Inisiative – Guilt: berusaha berbuat tetapi
merasa berdosa karena tidak sempurna
6.0 12.0 Industry – Inferiority: mampu berbuat tetapi
merasa rendah diri karena belum sempurna
12.0 18.0 Identity – Role confusion: mempunyai identitas
diri ttp bingung karena perannya belum jelas
11. Kepribadian: Erotis (S.Freud)
0.0 2.0 Oral stage: rangsangan erotis sekitar mulut
2.0 4.0 Anal stage: rangsangan erotis sekitar dubur
4.0 6.0 Phalic stage: rangsangan erotis sekitar
kelamin
6.0 12.0 Latency stage: rangsangan erotis tersemunyi
aktivitas gerak
12.0 Genital stage: rangsangan seksual pada alat
kelamin
12. Perkembangan moral (Kohlberg)
Katahati
Kesepakatan masyarakat
Ketaatan pada hukum
Agar mendapatkan pujian
Berbuat baik untuk keuntungan pribadi
Menghindari hukuman –mendapatkan ganjaran
Konvensi
Pra konvensi
Pasca konvensi
19. Behaviorisme
Perilaku individuPerilaku individu: Stimulus: Stimulus ResponRespon
BelajarBelajar = pembentukan S – R sebanyak mungkin= pembentukan S – R sebanyak mungkin
Pembentukan S – R berulang-ulangPembentukan S – R berulang-ulang
Pembentukan S – R melalui pengkondisian:Pembentukan S – R melalui pengkondisian:
KondisiKondisi -- Stimulus-- Stimulus ResponRespon
Pembentukan S – R melalui penguatanPembentukan S – R melalui penguatan
StimulusStimulus Respon --Respon --Penguatan
20. Theori belajar Behavioral
Learning:
Process through which experience causes
permanent change in knowledge or behavior.
Behavioral learning theories:
Explanations of learning that focus on external
events as the cause of changes in observable
behaviors
Essentils concept:
Contiguity (SR Bond): Association of two events
because of repeated pairing.
Stimulus: Event that activates behavior
Response:Observable reaction to a stimulus
21. Kognitif-Gestalt
InsightInsight
Psik Gestalt (M.Wertheimer)Psik Gestalt (M.Wertheimer)
Manusia netral aktifManusia netral aktif belajar pemahamanbelajar pemahaman
Goal InsightGoal Insight
Konfigurationalisme (BH Bode-RH Wheeler)Konfigurationalisme (BH Bode-RH Wheeler)
Manusia netral interaktifManusia netral interaktif pemahaman tk tinggipemahaman tk tinggi
Cognitive FieldCognitive Field
Psik Lapangan (K.Lewin,J Dewey, GW Allport)Psik Lapangan (K.Lewin,J Dewey, GW Allport)
Manusia netral interaktifManusia netral interaktif resktruktur ruangresktruktur ruang
hidup utk pemahaman baruhidup utk pemahaman baru
23. Afektif
Menerima (receiving):kesediaan menerima
stimulus, respon, kontrol dan seleksi gejala atau
rangsangan dari luar
Mereaksi (responding): ketepatan reaksi,
perasaan puas, dll
Menilai (evaluating): kesadaran menerima norma,
sistem nilai dll
Mengorganisasi (organization): pengembangan
norma/nilai dlm org. sistem nilai
Membentuk watak (Characterization): integritas
sistem nilai dalam pola kepribadian dan tingkah
laku.
24. Psikomotor
Meniru (imitation/perception)
Menyusun (manipulating)
Melakukan dengan prosedur
(precision)
Melakukan dengan tepat dan baik
(articulation)
Melakukan tindakan secara alami
(naturalization)
25. Tahap Afektif & Psikomotor
Menerima
Mereaksi
Menilai
Mengorganisasi
Membentuk watak
Meniru
Menyusun
Ikuti Prosedur
Kerja tepat
Kerja alami