Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...
Laporan draft akhir penyelenggaraan angkutan barang its7
1. Penyelenggaraan Angkutan Barang dengan Menggunakan Teknologi
Intelligent Transport System (ITS)
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN JALAN DAN PERKERETAAPIAN
LAPORAN DRAFT AKHIR
2. Outline
Pembahasan
Memaparkan mengenai latar belakang studi, rumusan masalah,
maksud dan tujuan studi, ruang lingkup studi yang diharapkan dari
studi ini
Pendahuluan
01
02
Pada bab ini akan dipaparkan mengenai gambaran wilayah studi
terkait jumlah penduduk, sektor utama, pertumbuhan PDRB serta
rencana pengembangan tata ruang wilayah studi
Kajian Wilayah Studi
03
Pada bab ini disampaikan mengenai alur pikir serta tahapan
pelaksanaan studi yang digunakan dalam menyelesaikan studi ini
Metodologi
04
Memaparkan mengenai gambarang pelaksanaan angkutan barang
saat ini termasuk untuk inventarisasi peraturan perundang-
undangan, ITS yang sudah ada dan benchmarking serta
kelembagaan
Tinjauan Pustaka
05 Pada bab ini disampaikan mengenai pembahasan dari ITS yang
dikembangkan termasuk evaluasi mengenai sistem angkutan
barang saat ini, kajian kelembagaan dan model ITS yang
dikembangkan
Pembahasan
4. LATAR BELAKANG
Perlu adanya manajemen dan pengawasan
yang lebih efektif dan efisien dalam
mendukung angkutan barang
Hal ini dapat dilakukan dengan
mengimplementasikan teknologi informasi yaitu
ITS (Intelligent Transport System) pada
prasarana dan sarana angkutan barang.
Diharapkan dari studi ini akan
dikembangkan model teknologi ITS
untuk selanjutnya dapat dimanfaatkan fungsi-
fungsi dalam ITS yaitu fungsi-fungsi
pemantauan (monitoring), pengaturan
(control), penegakan hukum (enforcement)
dan penyajian informasi.
Tingginya tingkat persaingan dalam
distribusi komoditas barang
Dalam kondisi tersebut, seringkali memicu
terjadinya pelanggaran: membawa muatan
yang berlebihan dan dimensi yang melebihi
ukuran sarana. Kondisi tersebut tentu saja
berdampak buruk pada infrastruktur jalan dan
keselamatan berkendaraan dijalan.
Pemanfaatan teknologi ITS dalam
angkutan barang
Terwujudnya angkutan barang dengan
menggunakan teknologi ITS yang selamat,
efektif dan efisien
5. MAKSUD
& TUJUAN
RUMUSAN
MASALAH
Maksud kegiatan :
01
Menyusun model pengembangan
penyelenggaraan angkutan barang
menggunakan teknologi ITS.
a) Bagaimana mengatasi permasalahan
over dimension dan overload dalam
penyelenggaraan angkutan barang
b) Bagaimana pengaturan
penyelenggaraan angkutan barang
dengan menggunakan ITS
c) Bagaimana perencanaan
penyelenggaraan angkutan barang
dengan menggunakan teknologi ITS
dalam meningkatkan efisiensi,
efektifitas dan keselamatan
02
RUMUSAN MASALAH, MAKSUD DAN TUJUAN
Mengembangkan penyelenggaraan
angkutan barang menggunakan
teknologi ITS.
Tujuan kegiatan :
6. 1
Inventarisasi
peraturan maupun
studi
2
Identifikasi
permasalahan
terkait dengan lalu
lintas dan angkutan
barang
3 Kaji banding
(benchmarking)
4
Evaluasi
penyelenggaraan
angkutan barang
saat ini
1 2 3 4 5 5
Pemetaan potensi
bangkitan dan
tarikan angkutan
barang
6
Merumuskan
kebutuhan sarana
dan prasarana serta
fasilitas pendukung
angkutan barang
7
Identifikasi ITS yang
sudah ada dan yang
dibutuhkan
8
Menyusun konsep
model
penyelenggaraan
angkutan barang
berbasis jalan
LINGKUP DAN LOKASI KEGIATAN
9. Inventarisasi Peraturan
Registrasi Kendaraan oleh Korlantas
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2012
tentang Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor
“Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disingkat Regident Ranmor
adalah fungsi Kepolisian untuk memberikan legitimasi asal usul dan kelaikan, kepemilikan
serta pengoperasian Ranmor, fungsi kontrol, forensik Kepolisian dan pelayanan kepada
masyarakat melalui verifikasi, pencatatan dan pendataan, penomoran, penerbitan dan
pemberian bukti registrasi dan identifikasi Ranmor, pengarsipan serta pemberian informasi”
Tujuan :
1. Tertib Administrasi
2. Pengendalian dan Pengawasan Ranmor
3. Mempermudah penyidikan pelanggaran dan/atau
kejahatan
4. Perencanaan, operasional Manajemen dan
Rekayasa Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
5. Perencanaan pembangunan nasional dalam
rangka penyediaan data untuk mendukung
Registrasi oleh
Korlantas terkait
dengan :
“Identitas
sarana
Transportasi”
10. Inventarisasi Peraturan
Registrasi Kendaraan oleh Perhubungan
UU No. 22 Tahun 2009
Registrasi kendaraan oleh Perhubungan memiliki tujuan untuk mendata spesifikasi
kendaraan sekaligus memberikan rekomendasi dan izin kendaraan untuk
beroperasi berdasarkan kelayakannya. Pendataan juga terkait izin Lembaga
menyelenggarakan jasa angkutan jalan.
Registrasi oleh Perhubungan terkait dengan :
“Kelayakan Fungsi Sarana Transportasi”
11. Inventarisasi Peraturan
Mekanisme yang dilalui yaitu :
1. Lembaga mengajukan permohonan izin
penyelenggaraan angkutan.
2. Lembaga mendaftarkan kendaraan yang akan
digunakan untuk angkutan
13. Inventarisasi Peraturan
Agar izin diterima, salah satu syaratnya adalah kendaraan yang digunakan sudah lolos tahap pengujian kendaraan bermotor (KIR)
14. Inventarisasi Peraturan
Pengujian bertujuan untuk
menilai kelayakan kendaraan
untuk beroperasi, baik itu
angkutan orang maupun barang.
Untuk angkutan barang,
pengujian akan mencatat data-
data seperti disamping.
Kemudian akan dihasilkan pula
kelas jalan terendah yang boleh
dilalui oleh kendaraan
berdasarkan UU No. 22 Tahun
2009
15. Inventarisasi Peraturan
Kelas dan Fungsi Jalan :
Undang-undang No. 22 Tahun 2009
KELAS
I
KELAS
II
KELAS
III
KELAS
KHUSUS
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 × 𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 × 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 (𝑚)
Beban Gandar (Ton)
< 18 × 2,5 × 4,2 < 12 × 2,5 × 4,2 < 9 × 2,1 × 3,5 >18 × 2,5 × 4,2
< 10 < 8 < 8 >10
16. Inventarisasi Peraturan
Pengendalian dan Kontrol Pelanggaran Angkutan Barang :
Undang-undang No. 22 Tahun 2009
Pelanggaran Rute
Pasal 125
“Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan
Bermotor angkutan barang yang tidak
menggunakan jaringan jalan sesuai dengan
kelas jalan yang ditentukan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 125 dipidana dengan
pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan
atau denda paling banyak Rp250.000,00 (dua
ratus lima puluh ribu rupiah)”
Pelanggaran Dimensi
Pasal 169 (1)
“Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan
Bermotor Angkutan Umum Barang yang tidak
mematuhi ketentuan mengenai tata cara
pemuatan, daya angkut, dimensi kendaraan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 169 ayat
(1) dipidana dengan pidana kurungan paling
lama 2 (dua) bulan atau denda paling banyak
Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah)”
Pelanggaran Muatan dan Daya Angkut
Pasal 169 (1)
“Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan
Bermotor Angkutan Umum Barang yang tidak mematuhi
ketentuan mengenai tata cara pemuatan, daya angkut,
dimensi kendaraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
169 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling
lama 2 (dua) bulan atau denda paling banyak
Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah)”
Pelanggaran Terhadap Manifes Barang
Pasal 168 (1)
“Setiap orang yang mengemudikan kendaraan angkutan
barang yang tidak dilengkapi surat muatan dokumen
perjalanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 168
ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1
(satu) bulan atau denda paling banyak Rp250.000,00
(dua ratus lima puluh ribu rupiah).”
17. PENYELENGGARAAN ITS DI INDONESIA
Aplikasi Sistem GPS Pada Taxi Dispatching dan Taxi
Distribution (Sumber: Suyuti Rusmadi, 2012)
NTMC POLRIATCS ETCS
19. ITS Korlantas dan JICT
E-Tilang Korlantas
CCTV Aplikasi
• Sim dan Nomor Kendaraan terkoneksi
sistem E-Tilang
• Kedepanya akan diberlakukan Demerit
Point Sistem (sistem penalti sesuai
history pelanggaran dari bersangkutan)
Sistem ITS JICT
E-Tilang CCTV:
• Untuk Pelanggaran Kecepatan,
Memotong Jalur atau Salah Jalur
• Saat ini berlaku pada 75 Jalan Tol dan 75
Jalan Arteri
Data tilang dapat
dilihat di etilang.info
dengan
memasukan nomor
pada blanko
Jakarta International Container Terminal (JICT) menerapkan sistem
ITS terkait proses angkutan barang yang ada utamanya dalam segi
planning dan tracking posisi dari suatu kargo
Shipping Instruction (SI)
•Dokumen berisi order asal dan tujuan pengiriman barang.
Cargo Receipt Note (untuk LCL) dan Stacking Card (untuk FCL)
•Dokumen setara RESI berdasarkan data actual penerimaan barang
Sistem Manifest
•Sistem submission data ke Bea Cukai
Tracking container/cargo
•JCT dapat mentracking posisi container di lapangan, penumpukan container atau
posisi container di kapal
20. ITS PT BCS
Perizinan Jalur dalam Surat Jalan sudah diterapkan
dan tidak boleh ada penyimpangan. Jalur yang
ditempuh harus sesuai dengan surat jalan dan dipantau
langsung dengan GPS.
Sistem Manifest dan Surat Jalan
Sistem tracking langsung dengan GPS
Terdapat petugas yang
memonitor via WA untuk
memonitoring demand
dari angkutan.
Pengontrolan Angkutan Limbah PPLI
Pengontrolan
angkutan limbah
setelah tiba
langsung
dibersihkan
dan ketika tiba
diberikan
checklist.
Checklist sebelum berangkat
• Tes kesehatan dan alcohol driver
• Inspeksi kendaraan sesuai requirement
• Pemeriksaan surat jalan dan POD (person on
delivery) harus sesuai dengan petugas yang bertugas
TPKD (Tim Penganggulangan Keadaan Darurat) akan menangani
incident apabila terjadi, mengikuti SOP yang sudah ada kemudian
berkolaborasi dengan customer (sesuai dengan kontrak).
21. ITS WIM di Tol
Jalan tol
Tangerang – Merak
01
merupakan pelopor
penggunaan teknologi weigh in
motion di jalan umum. WIM
dipasang sejak tahun 2014.
Dari hasil data kajian kendaraan
overload mampu mereduksi
umur jalan hingga 50% sebelum
masanya.
KM 83 Tol
Purbaleunyi
02
WIM dipasang di sebelum
simpang susun menuju
Gerbang Tol (GT) Jatiluhur. Jika
kendaraan setelah melintasi
WIM terdeteksi membawa
beban lebih dari 45 ton untuk
gandar 5 maka akan dialihkan
ke GT Jatiluhur.
GT Muktiharjo
Semarang
03
Ada dua jenis alat yang
dipasang, yakni alat
penimbangan dinamis dan
statis. Alat itu akan mendeteksi
suatu kendaraan yang
kelebihan muatan sesuai
ketentuan.
LOW SPEED WIM
22. ITS Kemenhub
Bukti Lulus Uji Elektronik (BLUE dan Smart Card)
Weigh in Motion dan Jembatan Timbang Online
Sejak 16 Juli 2019, BLUE telah diterapkan pada 35 kabupaten/kota yang tersebar di 7 provinsi
BLUE berisi mengenai data hasil pengujian KIR dan data mengenai kendaraan terdiri dari
SMART CARD, sticker, dan tanda uji
SMART CARD berlaku 1 tahun sementara sticker dan tanda uji berlaku 5 bulan
Jembatan Timbang Online diterapkan pada UPPKB yang
terkoneksi dengan data sentral
Saat ini telah digunakan WIM Portable
Tahun 2020 direncanakan untuk pemasangan WIM
permanen di Losarang dan Widang
23. Implementasi ITS WIM di Negara Lain
Perangkat WIM di Jepang (Sumber: milt.go.jp) Skema VICS di Jepang (Sumber: milt.go.jp)
24. Implementasi ITS WIM di Negara Lain
Flow Chart Sistem WIM di China
(Sumber: http://www.loadcell.cn/weigh-in-motion-
system.htm)
25. Implementasi ITS di Negara Lain
Sumber: https://ops.fhwa.dot.gov/publications/fhwahop09051/sec04.htm
VWS merupakan sistem pengecekan dimensi dan beban
kendaraan secara remote dan otomatis.
Virtual Weight Station (VWS) di AS
26. Implementasi ITS di Negara Lain
Sumber: https://ops.fhwa.dot.gov/publications/fhwahop09051/sec04.htm
Pengembangan Sistem VWS di AS
27. Implementasi ITS di Negara Lain
Sumber: https://www.its.dot.gov/research_archives/efm/index.htm
• EFM bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas dan keamanan angkutan barang
utamanya untuk transfer multimoda.
• Teknologi biometric smart card mengandung informasi dari pengembudi (termasuk
ijinmengemudi) dan informasi yang berkaitan dengan pergerakan barang.
• Sistem EFM memungkinkan pengguna EFM untuk mendaftarkan data mengenai barang
yang diangkut untuk kemudian dishare langsung kepada pihak terkait pada angkutan
Electronic Freight Management (EFM) di AS
28. Gap pelaksanaan teknologi ITS negara maju dan Indonesia
No Fungsi Subfungsi AS Jepang China Indonesia
1 ERP ● ● ●
2 Electronic toll ● ● ● ●
3 ATCS ● ● ● ●
4 WIM Low Speed ● ● ● ●
High Speed ● ●
5 Penindakan Otomatis ● ●
6 RFID ● ●
7 Dimensional sensor ● ● ●
8 Vehicle recognition OCR ●
RFID ●
9 Freight Data Repository ● ●
10 Freight Tracking ●
29. Organisasi Eksisting di Kemenhub
Kementerian
Perhubungan
Sekretariat Jenderal Inspektorat Jenderal
Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat
Sektretariat Direktorat
Jenderal Perhubungan
Darat
Direktorat Lalu Lintas
Angkutan Jalan
Subdit Manajemen dan
Rekayasa Lalulintas
Jalan
Subdit Perlengkapan
Jalan
Subdit Analisis
Dampak Lalu Lintas
Subdit Pengendalian
Operasional
Direktorat Prasarana
Transportasi Jalan
Subdit Terminal
Angkutan Jalan
Subdit Penimbangan
Kendaraan Bermotor
Subdit Fasilitas
Pendukung dan
Integrasi Moda
Subdit Pengusahaan
Prasarana
Direktorat Sarana
Transportasi Jalan
Subdit Uji Tipe
Kendaraan Bermotor
Subdit Uji Berkala
Kendaraan Bermotor
Subdit Manajemen
Keselamatan
Subdit Promosi dan
Kemitraan
Keselamatan
Direktorat
Keselamatan
Transportasi Darat
Direktorat ASDP
Subdit Sarana
Transportasi SDP
Subdit Prasarana
Transportasi SDP
Subdit Lalu Lintas SDP
Subdit Angkutan SDP
Subdit Pengawasan
Operasional SDP
Direktorat Angkutan
Jalan
Subdit Angkutan
Orang Antarkota
Subdit Angkutan
Orang Perkotaan
Subdit Angkutan
Barang
Subdit Angkutan
Multimoda
Balai Pengelola
Transportasi Darat
Unit Terminal Barang
Unit Terminal
Penumpang
Unit Pelaksana
Penimbangan
Kendaraan Bermotor
(UPPKB)
Kalibrasi Peralatan
Pengujian Berkala
Kendaraan Bermotor
Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut
Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara
Badan Penelitian dan
Pengembangan
Kementerian
Perhubungan
*Warna Ungu berkaitan dengan penyelenggaraan angkutan barang
34. Jumlah Penduduk
2017 sejumlah 12.448.160
Pertumbuhan penduduk di
Provinsi Banten dari tahun
2010 hingga 2017 adalah
2,2%/tahun.
Sektor Utama
1. Industri pengolahan
2. Perdagagan besar dan
Eceran, Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor
3. Real Estate
4. Transportasi dan
pergudangan
5. Pertanian, kehutanan an
perikanan2
PDRB
Pertumbuhan terbesar pada
tahun 2017 adalah di kota
Tangerang Selatan.
Sedangkan terkecil adalah
Kabupaten Serang. Rata-rata
pertumbuhan PDRB di
provinsi Banten adalah
5,98% di tahun 2017.
Kawasan Industri
Kawasan Industri
Bojonegara – Merak –
Cilegon
Provinsi Banten
35. Peta Rencana Struktur Ruang Peraturan Daerah Provinsi Banten
Kawasan Pertanian
Pangan Berkelanjutan
terdiri dari Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan
(LP2B) dan lahan cadangan
di daerah dengan luasan
lebih kurang 196.012,28
hektar.
Kawasan Peruntuk
Perkebunan
Luasan lebih kurang
191.065,09 hektar yang
diarahkan diwilayah:
a. Kabupaten Serang
b. Kota Serang
c. Kabupaten Pandeglang
d. Kabupaten Lebak
36. Pola Ruang Kawasan
Peruntukan Perikanan
Luasan lebih kurang
1.620,02 hektar yang
diarahkan untuk:
a. Perikanan Tangkap
b. Budidaya perikanan
c. Pengolahan ikan
Pola Ruang Kawasan
Peruntukan Pariwisata
Luasan lebih kurang
2.598,05 hektar.
Pola Ruang Kawasan
Peruntukan Pemukiman
Luasan lebih kurang
249.840,27 hektar.
Peta Rencana Pola Ruang Peraturan Daerah Provinsi Banten
37. Kawasan Strategis Nasional
1.Kawasan Selat Sunda;
2.Kawasan perkotaan Jabodetabek-
Punjur termasuk Kepulauan Seribu.
3.Taman Nasional Ujung Kulon di
Kabupaten Pandeglang
Peta Rencana Pola Kawasan Strategis Provinsi Banten
38. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk pada tahun
2017 adalah 10.374.235
dengan laju pertumbuhan
adalah 1,05%/tahun. Wilayah
dengan jumlah penduduk
terpadat terdapat pada Kota
Maya Jakarta Timur sebanyak
2,8 juta.
Sektor Utama
1. Perdagangan besar dan
eceran, reparasi mobil
dan sepeda motor
2. Industri pengolahan
3. Kontruksi
4. Jasa Keuangan dan
Asuransi
5. Lapangan usaha lainnya
PDRB
Laju pertumbuhan PDRB di
provinsi DKI Jakarta pada
tahun 2017 adalah 10,74%,
meningkat dari sebelumnya
9,45%.
Kawasan Ekonomi
• kawasan Sentra Primer Barat;
• kawasan Sentra Primer Timur;
• kawasan Segitiga Emas Setiabudi;
• kawasan Manggarai;
• kawasan Jatinegara;
• kawasan Bandar Kemayoran;
• kawasan Dukuh Atas;
• kawasan Mangga Dua;
• kawasan Tanah Abang; dan
• kawasan Ekonomi Strategis Marunda
Provinsi DKI Jakarta
39. Pola Struktur Ruang Kota DKI Jakarta
Sektor Utama
- Perdagangan besar dan
eceran, reparasi mobil dan
sepeda motor
- Industri pengolahan
- Kontruksi
- Jasa Keuangan dan
Asuransi
- Lapangan usaha lainnya
17,23%
13,62%
12,72%
9,91%
46,52%
Kawasan Strategis
Pemanfaatan dan pengeloaan kawasan
industry dan pergudangan dilakukan melaui:
a.penataan kawasan industri dan
pergudangan
b.mengembangkan kawasan industri dan
pergudangan dibatasi
c.pengembangan industri perakitan
d.mengembangkan Kawasan Ekonomi
Strategis
e.penataan dan relokasi kegiatan industri kecil
dan menengah
f.pengembangan kawasan industri
memperhatikan daya dukung transportasi dan
infrastruktur lainnya.
40. Provinsi Jawa Barat
Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk pada 2017
diperkirakan berjumlah 48 juta,
dengan laju pertumbuhan
1,39%/tahun.
Sektor Utama
1. pertanian,
2. industry dan
perdagangan besar,
eceran,
3. reparasi mobil dan
sepeda motor
PDRB
Pertumbuhan PDRB 2017
mengalami pertumbuhan
sebesar 5,29%/tahun. Laju
pertumbuhan terbesar
adalah sektor konstruksi,
mengalami pertumbuhan
7,24%/tahun.
Kawasan Industri
• Kawasan Industri Jababeka
• Kawasan Industri Subang
41. Kawasan Strategis Provinsi Jawa Barat
Kawasan Strategis
Pusat kegiatan nasional di provinsi
Jawa Barat adalah Kawasan
Perkotaan Bandung Raya dan Kota
Cirrebon (PPNo. 26 Tahun 2008).
Kawasan strategis dan simpul-
simpul transportasi di provinsi
Jawa Barat adalah:
a.Pelabuhan Arjuna (Kelas II/1)
b.Bandara Majalengka (Kelas I/3)
c.Husein Sastra Negara (I/6)
d.Kawasan Jabodetabek-Punjur
e.Kawasan perkotaan Cekungan
Bandung
f.Kawasan Fasilitas Uji Terbang
Roket Pemengpeuk
g.Kawasan Stasiun pengamat
Dirgantara Tanjung Sari
h.Kawasan Stasiun Telecomad
i.Kawasan Stasiun Bumi Penerima
Satelit Mikro
j.Kawasan Pangandaran –
Kalipuncang – Segara Anakan –
Nusakambangan (Pacangsanak)
42. Provinsi Jawa Tengah
Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk ditahun 2017
diperkirakan berjumlah 34 Juta.
Wilayah dengan jumah
penduduk terbanyak adalah
Kabupaten Brebes, dengan
jumlah penduduk sebanyak
1.796.000 orang
Sektor Utama
1. pertanian,
2. industry dan
perdagangan besar,
eceran,
3. reparasi mobil dan
sepeda motor
PDRB
Pertumbuhan PDRB di
provinsi Jawa Tengah
diprediksi sebesar 5,27%
pada tahun 2017 dan
pertumbuhan terbesar terjadi
pada sector informasi dan
komunikasi sebesar 13,27%.
Kawasan Industri
• Kawasan Industri Kendal
• Kawasan Industri Cilacap
• Kawasan Industri
Kubangwungu
43. Provinsi Jawa Timur
Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk ditahun 2017
diperkirakan berjumlah 39 Juta.
Wilayah dengan jumah
penduduk terbanyak adalah
Kota Surabaya, dengan jumlah
penduduk sebanyak 2.874.699
orang
Sektor Utama
1. Industri pengolahan,
2. Perdagangan Besar dan
Eceran,
3. Pertanian, Kehutanan,
dan Perikanan.
PDRB
Pertumbuhan PDRB di
provinsi Jawa Timur
diprediksi sebesar 3,12%
pada tahun 2018 dan
pertumbuhan terbesar terjadi
pada sector informasi dan
komunikasi sebesar 13,21%.
Kawasan Industri
• Kawasan Industri Bangkalan
• Kawasan Industri Banyuwangi
• Kawasan Industri Gresik
• Kawasan Industri Jombang
• Kawasan Industri Lamongan
• Kawasan Industri Malang
• Kawasan Industri Mojokerto
• Kawasan Industri Pasuruan
• Kawasan Industri Probolinggo
• Kawasan Industri Sidoarjo
• Kawasan Industri Tuban
• Kawasan Industri Surabaya
50. Angkutan Barang di Pulau Jawa
Hasil Survei Origin - Destination
Total jumlah responden : 267 Responden
Lokasi : Widang, Losarang, Widodaren, Wanareja
4.76
41.80
11.11
0.00
16.93
14.81
3.17 7.41
Tujuan Angkutan Barang
Tambang/Perkebunan/Pertanian Pabrik/Industri Pergudangan
Pelabuhan/Terminal Barang Distributor Agen
Toko Pengguna
14.00966184 0
3.38
5.31
18.36
29.47
6.28
2.42
20.77
Jenis Muatan
Makanan BBM B3
Pecah Belah Hasil Kebun/Pertanian Hasil Pengolahan Industri
Barang Konstruksi Hasil Tambang Lainnya
51. Angkutan Barang di Pulau Jawa
Hasil Survei Origin - Destination
Total jumlah responden : 267 Responden
Lokasi : Widang, Losarang, Widodaren, Wanareja
47.80
18.54
28.78
4.39
0.49
Jenis Kendaraan
Truck 2 As Kecil Truk 2 As Besar Truk 3 As Truk Gandeng/ Truk 4 As Trailer/Truk 5 As Lebih
Keberadaan KIR
Ada Tidak Ada
Surat Jalan
Ada Tidak Ada
Pungutan Liar
Ada Tidak Ada
52. Angkutan Barang di Pulau Jawa
Hasil Survei Origin
- Destination
Total jumlah responden : 267
RespondenLokasi : Widang,
Losarang, Widodaren,
Wanareja
53. Angkutan Barang di Pulau Jawa
Hasil Survei Origin
- Destination
Total jumlah responden : 267
RespondenLokasi : Widang,
Losarang, Widodaren,
Wanareja
54. Angkutan Barang di Pulau Jawa
Hasil Survei Origin
- Destination
Total jumlah responden : 267
RespondenLokasi : Widang,
Losarang, Widodaren,
Wanareja
55. Angkutan Barang di Pulau Jawa
Hasil Survei Origin
- Destination
Total jumlah responden : 267
RespondenLokasi : Widang,
Losarang, Widodaren,
Wanareja
56. Angkutan Barang di Pulau Jawa
Hasil Survei Origin
- Destination
Total jumlah responden : 267
RespondenLokasi : Widang,
Losarang, Widodaren,
Wanareja
57. Angkutan Barang di Pulau Jawa
Hasil Survei
Traffic
Counting
Asal Tujuan
Kendaraa
n/Jam
SMP/jam
Kendaraa
n/Hari
SMP/Hari
Jumat 530 503 5889 5589 32.19
Sabtu 520 544 5778 6045 27.71
Minggu 665 651 7389 7234 25.98
Senin 507 547 5634 6078 33.59
Jumat 553 687 6145 7634 43.81
Sabtu 748 822 8312 9134 36.18
Minggu 610 583 6778 6478 20.79
Senin 529 807 5878 8967 42.42
Jumat 1562 1246 17356 13845 24.24
Sabtu 1367 1311 15189 14567 26.17
Minggu
Senin
Jumat 1769 1528 19656 16978 26.71
Sabtu 1190 861 13223 9567 20.50
Minggu
Senin
Jumat 592 365 6578 4056 13.43
Sabtu 593 358 6589 3978 16.36
Minggu 345 242 3834 2689 18.39
Senin
Jumat 541 385 6012 4278 14.14
Sabtu 540 381 6000 4234 17.97
Minggu 462 350 5134 3889 12.92
Senin
Jumat 665 546 7389 6067 30.42
Sabtu 585 536 6500 5956 27.12
Minggu 626 462 6956 5134 17.86
Senin
Jumat 404 344 4489 3823 24.74
Sabtu 500 385 5556 4278 19.31
Minggu 581 388 6456 4312 14.88
Senin
Timur Barat
Widang
Losarang
Wanareja
Barat
Timur Barat
Timur
Barat
Timur
Timur
Barat
Barat Timur
Barat Timur
BaratTimur
Widodaren
Arah VJP
Lokasi Hari
LHR
15.01
25.13
19.64
29.87
Proporsi Truk
(%)
35.80
25.20
23.60
16.06
Lokasi
Arah
Hari
VJP LHR
Asal Tujuan
Kendaraan/
Jam
SMP/jam
Kendaraan/
Hari
SMP/
Hari
Widang
Barat Timur
Weekdays 519 525 5767 5834
Weekend 593 598 6589 6645
Timur Barat
Weekdays 541 747 6012 8300
Weekend 679 703 7545 7812
Losarang
Barat Timur
Weekdays 1562 1246 17356 13845
Weekend 1367 1311 15189 14567
Timur Barat
Weekdays 1769 1528 19656 16978
Weekend 1190 861 13223 9567
Wanareja
Barat Timur
Weekdays 592 365 6578 4056
Weekend 469 300 5212 3334
Timur Barat
Weekdays 541 385 6012 4278
Weekend 501 366 5567 4067
Widodaren
Barat Timur
Weekdays 665 546 7389 6067
Weekend 606 499 6734 5545
Timur Barat
Weekdays 404 344 4489 3823
Weekend 541 387 6012 4300
Jam Puncak : 16.00-17.00
58. Angkutan Barang di Pulau Jawa
Proporsi Angkutan
Barang
32.9
26.8
43.1
28.5
24.2
26.2
26.7
20.5
13.4
17.4
14.1
15.4
30.4
22.5
24.7
17.1
Lokasi
Widodaren
Widang
Losarang
Wanareja
Proporsi Truk
(%)
59. Angkutan Barang di Pulau Jawa
Hasil Survei Data Pelanggaran
Total Data : 74.646 data
Lokasi : Widang, Losarang, Widodaren, Wanareja
15.34
83.64
1.02
Persentase Jenis Pelanggaran (%)
Dokumen Daya Angkut Dimensi
75.58
24.42
Persentase Jumlah Pelanggaran (%)
Tidak Melanggar Melanggar
26.22
66.38
7.40
Persentase Pelanggaran Kelebihan Muat (%)
0-20% 20-100% 100% Lebih
60. Potensi Kawasan Industri Angkutan Barang : No. Kawasan Provinsi Luas (Ha)
Vehicle Trip Rate In
Peak Hour
IN
(vehicle per Hour)
OUT
(vehicle per Hour)
1 Kawasan Industri Nikomas Gemilang 200 80.9372
2 Modern Cikande Industrial Estate 3175 1284.87805
3 Kawasan Industri Terpadu MGM Cikande 662 267.902132
4 Kawasan Industri Terpadu WILMAR 846 342.364356
5 Millenium Industrial Estate 1800 728.4348
6 Kawasan Industri Pasar Kemis 73.54 29.76060844
7 Kawasan Industri & Pergudangan Cikupamas 250 101.1715
8 Kawasan Industri Purati Kencana Alam 70 28.32802
9 Griya Idola Industrial Park 100 40.4686
10 Kawasan Industri Sumber Rezeki 100 40.4686
11 Krakatau Industrial Estate Cilegon 705 285.30363
12 Kawasan Industri dan Pergudangan Taman Tekno BSD 195 78.91377
13 Jakarta Industrial Estate Pulogadung 433 175.229038
14 Kawasan Berikat Nusantara 598 242.002228
15 Kawasan Industri Terpadu Indonesia China 205 82.96063
16 Bekasi International Industrial Estate 200 80.9372
17 Greenland International Industrial Center (GIIC) 1430 578.70098
18 Kawasan Industri Lippo Cikarang 1000 404.686
19 Cibinong Center Industrial Estate 9668 3912.504248
20 Kawasan Industri Sentul 120 48.56232
21 Kawasan Industri Indotaisei 700 283.2802
22 Kawasan Industri Kujang Cikampek 140 56.65604
23 Kawasan Industri Mitrakarawang 438.9 177.6166854
24 Karawang International Industrial City 43232 17495.38515
25 Suryacipta City Of Industry 1400 566.5604
26 Mandalapratama Permai Industrial Estate 3052 1235.101672
27 Podomoro Industrial Park 21669 8769.140934
28 Kawasan Industri Artha Industrial Hill 3625 1466.98675
29 Kawasan Industri GT Tech Park 404 163.493144
30 Karawang New Industry City 205 82.96063
31 Kota Bukit Indah Industrial City 1323 535.399578
32 Kawasan Industri Lion 100 40.4686
33 Kawasan Industri Rancaekek 200 80.9372
34 MM2100 Industrial Town BFIE 1500 607.029
35 MM2100 Industrial Town MMID 805 325.77223
36 Kawasan Industri Jababeka 5600 2266.2416
37 East Jakarta Industrial Park 320 129.49952
38 Kawasan Industri Gobel 54 21.853044
39 Kawasan Industri Marunda Center 540 218.53044
1,097.32
104,230.22
Banten
DKI Jakarta
Jawa Barat
25,247.15 8,702.49
3,183.47
302,386.55
Potensi Bangkitan dan Tarikan Angkutan Barang Berdasarkan Struktur dan Pola Ruang
61. Potensi Kawasan Industri Angkutan Barang :
Potensi Bangkitan dan Tarikan Angkutan Barang Berdasarkan Struktur dan Pola Ruang
No. Kawasan Provinsi Luas (Ha)
Vehicle Trip Rate In
Peak Hour
IN
(vehicle per Hour)
OUT
(vehicle per Hour)
40 Kawasan Industri Cilacap 143 57.870098
41 Jawa Tengah Land Industrial Park Sayung 282.15 114.1821549
42 Kawasan Industri Kendal 1000 404.686
43 Tanjung Emas Export Processing Zone 2715 1098.72249
44 BSB Industrial Park 112 45.324832
45 Candi Industrial Estate 750 303.5145
46 Kawasan Industri Wijayakusuma 250 101.1715
47 Kawasan Industri Terboyo Semarang 400.65 162.1374459
48 Kawasan Industri Piyungan Creative Economy Park DI Yogyakarta 335 135.56981 1,034.40 356.55
49 Kawasan Industri Gresik 140 56.65604
50 Maspion Industrial Estate 437.25 176.9489535
51 Java Integrated Industrial and Port Estate 3000 1214.058
52 Ngoro Industrial Park 225 91.05435
53 Pasuruan Industrial Estate Rembang 500 202.343
54 Sidoarjo Industrial Estate Berbek 87 35.207682
55 Kawasan Industri Safe N Lock 197 79.723142
56 Kawasan Industri SiRIE 105 42.49203
57 Kawasan Industri Tuban 227.52 92.07415872
58 Surabaya Industrial Estate Rungkut 245 99.14807
17,454.46
15,944.45
6,016.41
5,495.93
Jawa Tengah
Jawa Timur
Rekapitulasi Potensi industri :
• Banten = 3,3950 kend/jam
• DKI Jakarta = 4,281 kend/jam
• Jawa Barat = 406,617 kend/jam
• Jawa Tengah = 23,471 kend/jam
• DI Yogyakarta = 1,391 kend/jam
• Jawa Timur = 21,441 kend/jam
62. Jalur Angkutan Barang di Kawasan Industri
No Kawasan Lokasi Akses Jalan Tipe Keterangan
1 Kawasan Industri Nikomas Gemilang Kab. Serang, Banten Jl Raya Serang Nasional
2 Modern Cikande Industrial Estate Kab. Serang, Banten Jl Raya Serang Nasional
3 Kawasan Industri Terpadu MGM Cikande Kab. Serang, Banten Jl Raya Serang Nasional
4 Kawasan Industri Terpadu WILMAR Kab. Serang, Banten Jl Raya Bojonegara Nasional
5 Millenium Industrial Estate Kab. Tangerang, Banten Jl Pemda Tigaraksa Provinsi
6 Kawasan Industri Pasar Kemis Kab. Tangerang, Banten Jl Raya Pasar Kemis Kabupaten
7 Kawasan Industri & Pergudangan Cikupamas Kab. Tangerang, Banten Simpang Susun Cikupa Tol
8 Kawasan Industri Purati Kencana Alam Kab. Tangerang, Banten Jl Raya Serang Nasional
9 Griya Idola Industrial Park Kab. Tangerang, Banten Jl Raya Serang Nasional
10 Kawasan Industri Sumber Rezeki Kab. Tangerang, Banten Jl Tigaraksa-Adiyasa Kabupaten
11 Krakatau Industrial Estate Cilegon Kota Cliegon, Banten Jl Raya Cilegon-Merak Nasional
12 Kawasan Industri dan Pergudangan Taman Tekno BSD Kota Tangerang Selatan, Banten Jl Raya Puspitek Pamulang Provinsi
13 Jakarta Industrial Estate Pulogadung Kota Administrasi Jakarta Timur,
DKI Jakarta
Jl Raya Pemuda Provinsi
14 Kawasan Berikat Nusantara Kota Administrasi Jakarta Utara,
DKI Jakarta
Jl Raya Cakung-Cilincing Tol
15 Kawasan Industri Terpadu Indonesia China Kab. Bekasi, Jawa Barat Akses tol Cibatu Tol
16 Bekasi International Industrial Estate Kab. Bekasi, Jawa Barat Jl Moh H Thamrin, Lippo
Cikarang
Tol
17 Greenland International Industrial Center (GIIC) Kab. Bekasi, Jawa Barat Akses tol Cibatu Tol
18 Kawasan Industri Lippo Cikarang Kab. Bekasi, Jawa Barat Akses tol Cikarang Pusat Tol
19 Cibinong Center Industrial Estate Kab. Bogor, Jawa Barat Jl Indocement Tol Dekat Stasiun Nambo dan akses
langsung tol Gn Putri
20 Kawasan Industri Sentul Kab. Bogor, Jawa Barat Exit Tol Sentul Tol
21 Kawasan Industri Indotaisei Kab. Karawang, Jawa Barat Exit Tol Kalihurip Tol/Nasional
22 Kawasan Industri Kujang Cikampek Kab. Karawang, Jawa Barat Jl Dawuan Tol/Nasional Akses tol dan Nasional via Jl
Kawasan Industri
23 Kawasan Industri Mitrakarawang Kab. Karawang, Jawa Barat Jl Raya Peruri Kabupaten Akses menuju GT Karawang Timur
24 Karawang International Industrial City Kab. Karawang, Jawa Barat Akses Tol Karawang Barat Tol
25 Suryacipta City Of Industry Kab. Karawang, Jawa Barat Akses Tol Karawang Timur Tol
63. Jalur Angkutan Barang di Kawasan Industri
No Kawasan Lokasi Akses Jalan Tipe Keterangan
26 Mandalapratama Permai Industrial Estate Kab. Karawang, Jawa Barat Jl Dawuan Tol Akses langsung GT Kalihurip
27 Podomoro Industrial Park Kab. Karawang, Jawa Barat Akses Tol Karawang Barat Tol
28 Kawasan Industri Artha Industrial Hill Kab. Karawang, Jawa Barat Akses Tol Karawang Barat Tol
29 Kawasan Industri GT Tech Park Kab. Karawang, Jawa Barat Akses Tol Karawang Barat Tol
30 Karawang New Industry City Kab. Karawang, Jawa Barat Akses Tol Karawang Barat Tol
31 Kota Bukit Indah Industrial City Kab. Purwakarta, Jawa Barat Akses Tol Kalihurip Tol/Nasional Akses tol Kalihurip dan jl nasional
32 Kawasan Industri Lion Kab. Purwakarta, Jawa Barat Jl Purwakarta-Subang Provinsi
33 Kawasan Industri Rancaekek Kab. Sumedang, Jawa Barat Jl Raya Rancakaek Nasional
34 MM2100 Industrial Town BFIE Kota Bekasi, Jawa Barat Akses Tol Cibitung Tol
35 MM2100 Industrial Town MMID Kota Bekasi, Jawa Barat Akses Tol Cibitung Tol
36 Kawasan Industri Jababeka Kota Bekasi, Jawa Barat Exit Tol Lemahabang/Jl Nasional 1 Tol/Nasional Terdapat 2 akses (tol dan nasional)
37 East Jakarta Industrial Park Kota Bekasi, Jawa Barat Jl Raya Cibarusah Kabupaten
38 Kawasan Industri Gobel Kota Bekasi, Jawa Barat Jl Nasional 1 Nasional
39 Kawasan Industri Marunda Center Kota Bekasi, Jawa Barat Jalan Marunda Makmur Provinsi
40 Kawasan Industri Cilacap Kab. Cilacap, Jawa Tengah Jl Jendral Gatot Subroto, Cilacap Nasional
41 Jawa Tengah Land Industrial Park Sayung Kab. Demak, Jawa Tengah Jl Raya Semarang-Demak Nasional
42 Kawasan Industri Kendal Kab. Kendal, Jawa Tengah Jl Lingkar Luar Kaliwungu Nasional
43 Tanjung Emas Export Processing Zone Kab. Semarang, Jawa Tengah Jl Arteri Utara Semarang Nasional Akses langsung pelabuhan
44 BSB Industrial Park Kab. Semarang, Jawa Tengah Jl RM Hadisoebono Kabupaten
45 Candi Industrial Estate Kab. Semarang, Jawa Tengah Jl Siliwangi Semarang Nasional
46 Kawasan Industri Wijayakusuma Kota Semarang, Jawa Tengah Jl Jend Urip Sumoharjo Nasional
47 Kawasan Industri Terboyo Semarang Kota Semarang, Jawa Tengah Jl Raya Semarang-Demak Nasional
48 Kawasan Industri Piyungan Creative
Economy Park
Kab. Bantul, DI Yogyakarta Jl Wonosari Nasional
49 Kawasan Industri Gresik Kab. Gresik, Jawa Timur Jl Tuban-Gresik Nasional
50 Maspion Industrial Estate Kab. Gresik, Jawa Timur Jl Tuban-Gresik Nasional
51 Java Integrated Industrial and Port Estate Kab. Gresik, Jawa Timur Jl Tuban-Gresik Nasional Akses langsung pelabuhan
52 Ngoro Industrial Park Kab. Mojokerto, Jawa Timur Jl Raya Watukosek Nasional
64. Jalur Angkutan Barang di Kawasan Industri
No Kawasan Lokasi Akses Jalan Tipe Keterangan
53 Pasuruan Industrial Estate Rembang Kab. Pasuruan, Jawa Timur Jl Raya Bangil-Pasuruan Nasional
54 Sidoarjo Industrial Estate Berbek Kab. Sidoarjo, Jawa Timur Jl Brebek Industri Tol Akses dekat dengan GT Brebek
55 Kawasan Industri Safe N Lock Kab. Sidoarjo, Jawa Timur Jl Lingkar Timur Sidoarjo Provinsi
56 Kawasan Industri SiRIE Kab. Sidoarjo, Jawa Timur Jl Lingkar Timur Sidoarjo Provinsi
57 Kawasan Industri Tuban Kab. Tuban, Jawa Timur Jl Raya Tuban-Rembang Nasional
58 Surabaya Industrial Estate Rungkut Kota Surabaya, Jawa Timur Jl Rungkut Industri Tol Tersedia Akses menuju GT Brebek
67. PERMASALAHAN TERKAIT PERATURAN
1
Sistem pendataan uji KIR angkutan barang secara online sangat baik dan akan sangat
menyokong penyelenggaraan ITS. Akan tetapi belum semua daerah dapat melakukan
sistem pendataan uji KIR online, sehingga menimbulkan masalah terkait sistem satu data.
2
Proses penindakan dilapangan memerlukan waktu dan tenaga yang tidak sedikit untuk
mengukur dimensi, muatan, cek administrasi, dan lain sebagainya. Oleh karena itu,
diperlukan suatu mekanisme yang dapat mempermudah prosedur penindakan di
lapangan.
3
Masih terdapat peluang oknum melakukan modifikasi dimensi setelah memperoleh
keterangan lulus uji KIR. Pengujian untuk penindakan dilapangan akan sangat rumit
apabila harus mengukur setiap kendaraan. Meskipun demikian, dari hasil olah data
pelanggaran, jumlah pelanggaran dimensi masih sedikit, sehingga permasalahan ini belum
menjadi serius.
4
Pada uji KIR, terdapat ketentuan rute ataupun kelas jalan terendah yang boleh dilalui
kendaraan. Akan tetapi, pengendara terkadang awam terhadap tipe kelas jalan pada rute
yang akan dilaluinya. Diperlukan sistem informasi peta yang mudah diakses oleh
pengendara terkait rute yang legal dilalui oleh kendaraannya.
69. Kondisi existing pelayanan angkutan barang
Pelayanan
Angkutan
BarangDishub dan PPNS bersifat sebagai
penindak lapangan bersama dengan
korlantas saat ini pada 7 ruas.
Pemantauan dilakukan dimulai dengan
BLUE (Bukti Lulus Uji Elektronik)
namun data belum maksimal.
Sampel pelaksanaan: PT BCS
Dimensi truck standard dari karoseri dan
tidak ada perubahan yang dilakukan.
Setiap pengiriman limbah disertai
dengan ijin limbah
Keseluruhan pelaksanaan angkutan
barang di BCS harus disertai dengan
manifest
Uji Berkala
Dilaksanakan 2 kali dalam setahun
Hambatan saat ini: peralatan tidak
terkalibrasi
Uji Tipe
Permasalahan saat ini penyim-
pangan saat proses perakitan
akibat permintaan user
01
02
03
04
Perijinan Angkutan Barang
Penindakan Pelanggaran
Pelaksanaan Angkutan Barang
Permasalahan Lainya
Pull truck tidak sesuai dengan
zonasi, pengguna tidak dilibatkan
saat pembahasan ODOL, angkutan
barang banyak yang tidak memiliki
manifest
71. HASIL KUESIONER
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Regulator
Operator
Total
Pemberlakuan regulasi wajib menggunakan ITS
Sangat Setuju Setuju dengan catatan Setuju
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
kendaraan yang terdafar/dimiliki
sesuai dengan bukti legal
kepemilikan
Integrasi data registrasi kendaraan
dengan KIR
Apakah registrasi kendaraan bisa
menjadi hambatan
dilaksanakannya ITS untuk weigh
in motion di Indonesia?
Registrasi Kendaraan
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
72. HASIL KUESIONER
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Apakah suatu keharusan
nama yg tercatat pada uji
KIR sama dengan yg tercatat
pada STNK/BPKB?
Setujukan Anda bila sistem
data KIR terintegarasi secara
nasional?
Kebijakan tentang semua
angkutan barang harus
menggunakan bak penutup
atas dan samping
KIR KENDARAAN
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Dengan Alasan Sangat Tidak Setuju Dengan Alasan
19%
24%
43%
14%
Apa yang perlu dilakukan regulator agar buku KIR
tidak mudah dipalsukan?
Melakukan monitoring seperti yang
biasa dilakukan
Melakukan monitoring dengan sensor
ukuran kendaraan dan bak
Mengoptimalkan fungsi jembatan
timbang sebagai jalur low speed WIM
Lainnya
35%
0%
20%
10%
25%
10%
Apa kendala dari sistem data KIR nasional?
Kualitas jaringan internet
yang tidak sama
Biaya mahal
Sumber daya manusia
Membutuhkan keandalan
server
Kewenangan data milik
daerah
Lainnya7
8
8
11
3
Pintu masuk jalan tol
Jalan akses ke jalan nasional
Jalan akses ke jalan provinsi
Akses simpul transportasi
(Pelabuhan,CY, dll)
Lainnya
0 2 4 6 8 10 12
Dimanakah sebaiknya di alat pengendali
berat dan dimensi truk angkutan barang
ditempatkan?
73. MANIFEST BARANG
HASIL KUESIONER
7
5
7
9
7 7
1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pemilik
barang
Penerima
barang
Berat
barang
Jenis
barang
Asal Tujuan Lainnya
Informasi apa yang ditampilkan pada sistem
manifest nasional
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Regulator
Operator
Keseluruhan
Kepentingan manifest angkutan barang
online
Sangat Penting Penting Cukup Penting Tidak Penting
37%
37%
13%
13%
0%
Tanggapan apabila pemerintah memberlakukan sistem
manifest secara nasional
Sangat Setuju
Setuju
Biasa Saja
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju 57%
0%
0%
14%
29%
Kepemilikan perencanaan rute perjalanan yang
mempertimbangkan kelas jalan
Memiliki dan diterapkan disetiap perjalanan
(ada bukti atau contohnya)
Memiliki namun jarang diterapkan (ada
contoh diterapkan dan tidak diterapkan)
Tidak memiliki dan sering ditilang (berapa
sering dibandingkan dengan frekuensi
perjalanan)
Tidak memiliki dan tidak ditilang (bagaimana
bisa terjadi?)
Tidak memiliki dan diselesaikan oleh sopir
74. 100%
0%
Pernah
Tidak
14%
72%
14%
0%
Over muatan
Melanggar rambu/marka lalu lintas
Tidak membawa kelengkapan surat-surat lalu
lintas (SIM/STNK/surat tugas)
Lainnya
61%17%
11%
11%
Supir
Pihak yang tercatat pada KIR
Pihak yang tercatat pada
STNK/BPKB
Lainnya
72%0%
0%
14%
7%
7% Kurang dari 1 jam
1-2 jam
3-5 jam
1 hari
1-2 hari
Lainnya
45%
33%
22%
0%
Sidang pengadilan
E-Tilang
Denda di tempat
Lainnya
E-TILANG
HASIL KUESIONER
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Regulator
Operator
Keseluruhan
Sangat Penting Penting
75. Evaluasi Sistem (Regulator)
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Kinerja teknis dan administrasi dari…
Kondisi prasarana jalan dan jembatan
Kondisi pelayanan jembatan timbang
Adanya pungli
Terjaminya keamanan dalam perjalanan
Ketepatan waktu barang sampai tujuan
Kepuasan Sistem Angkutan Barang
(Regulator)
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Kinerja teknis dan administrasi dari…
Kondisi prasarana jalan dan jembatan
Kondisi pelayanan jembatan timbang
Adanya pungli
Terjaminya keamanan dalam…
Ketepatan waktu barang sampai tujuan
Kepentingan Sistem Angkutan Barang
(Regulator)
Sangat Tidak Penting Tidak Penting Cukup Penting
Penting Sangat Penting
No Indikator
Regulator
X Y Tk
1
Kinerja teknis dan administrasi dari pelabuhan/dryport dan
kws industri
2.33 4.67 50%
2 Kondisi prasarana jalan dan jembatan 2.33 4.67 50%
3 Kondisi pelayanan jembatan timbang 3.00 4.50 67%
4 Adanya pungli 2.25 3.25 69%
5 Terjaminya keamanan dalam perjalanan 2.75 4.25 65%
6 Ketepatan waktu barang sampai tujuan 3.75 3.50 107%
Titik Sumbu 2.74 4.14
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
4.50
5.00
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00
TingkatKepentingan
Tingkat Kepuasan
Kuadran Tingkat Kepuasan dan Tingkat Kepentingan oleh
Regulator
Kuadran A
Prioritas Pertama
Kuadran C
Prioritas Rendah
Kuadran D
Berlebihan
Kuadran B
Prioritas Prestasi
4
1, 2
5
3
6
76. Evaluasi Sistem (Operator)
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Kinerja teknis dan administrasi dari…
Kondisi prasarana jalan dan jembatan
Kondisi pelayanan jembatan timbang
Adanya pungli
Terjaminya keamanan dalam perjalanan
Ketepatan waktu barang sampai tujuan
Kepuasan Sistem Angkutan Barang
(Operator)
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Kinerja teknis dan administrasi dari…
Kondisi prasarana jalan dan jembatan
Kondisi pelayanan jembatan timbang
Adanya pungli
Terjaminya keamanan dalam perjalanan
Ketepatan waktu barang sampai tujuan
Kepentingan Sistem Angkutan Barang
(Operator)
Sangat Tidak Penting Tidak Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting
No Indikator
Operator
X Y Tk
1
Kinerja teknis dan administrasi dari pelabuhan/dryport dan
kws industri
3.14 3.57 88%
2 Kondisi prasarana jalan dan jembatan 3.00 3.71 81%
3 Kondisi pelayanan jembatan timbang 3.00 3.57 84%
4 Adanya pungli 3.71 3.14 118%
5 Terjaminya keamanan dalam perjalanan 4.00 4.14 97%
6 Ketepatan waktu barang sampai tujuan 3.57 4.00 89%
Titik Sumbu 3.40 3.69
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
4.50
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00
TingkatKepentingan
Tingkat Kepuasan
Kuadran Tingkat Kepuasan dan Tingkat Kepentingan dari
Operator
Kuadran A
Prioritas
Kuadran C
Prioritas
Kuadran D
Berlebihan
Kuadran B
Prioritas
4
1
52 6
3
77. Evaluasi Sistem Keseluruhan
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
TingkatKepentingan
Tingkat Kepuasan
Kuadran Tingkat Kepuasan dan Tingkat Kepentingan
1
2 3
5
6
4
Kuadran A
Prioritas Pertama
Kuadran C
Prioritas Rendah
Kuadran D
Berlebihan
Kuadran B
Prioritas Prestasi
No Indikator
Regulator Operator Overall
X Y Tk X Y Tk X Y Tk
1
Kinerja teknis dan administrasi dari
pelabuhan/dryport dan kws industri
2.33 4.67 50% 3.14 3.57 88% 2.90 3.90 74%
2 Kondisi prasarana jalan dan jembatan 2.33 4.67 50% 3.00 3.71 81% 2.80 4.00 70%
3 Kondisi pelayanan jembatan timbang 3.00 4.50 67% 3.00 3.57 84% 3.00 3.91 77%
4 Adanya pungli 2.25 3.25 69% 3.71 3.14 118% 3.18 3.18 100%
5
Terjaminya keamanan dalam
perjalanan
2.75 4.25 65% 4.00 4.14 97% 3.55 4.18 85%
6 Ketepatan waktu barang sampai tujuan 3.75 3.50 107% 3.57 4.00 89% 3.64 3.82 95%
Titik Sumbu 2.74 4.14 3.40 3.69 3.18 3.83
No Indikator
Kuadran
Regulator Operator Overall
1
Kinerja teknis dan administrasi dari
pelabuhan/dryport dan kws industri
A C C
2 Kondisi prasarana jalan dan jembatan A A A
3 Kondisi pelayanan jembatan timbang B C B
4 Adanya pungli C D D
5 Terjaminya keamanan dalam perjalanan B B B
6 Ketepatan waktu barang sampai tujuan D B D
79. Manifest dan Surat Jalan
PT BCS
PT BCS Menggunakan dokumen limbah B3
sebagai manifest pengiriman angkutan limbah
Hasil Survey
Surat jalan bervariasi mulai dari hanya berupa
nota pembelian, surat jalan detail beban
muata, kuantitas dan dimensi hingga
ditemukan angkutan barang tanpa surat jalan
80. Manifest dan Surat Jalan
47
48
47
47
19
32
25
50
49
47
0 10 20 30 40 50 60
Pengirim
Penerima
Asal
Tujuan
Beban
Kendaraan
Driver
Jenis benda
Kuantitas benda
Tanggal pengiriman
Komponen pada Sampel Surat Jalan (Sampel: 50)
Total 84 Sampel
• 24 Sampel tidak ada
surat jalan
• 8 sampel memiliki
surat jalan namun
didalam amplop
• Efektif terdapat 50
sampel
Surat jalan dan
manifest minimal berisi
komponen jenis benda
Belum ada surat jalan
dan manifest yang
mencantumkan
informasi rute jalan
81. Manifest dan Surat Jalan
Operator angkutan barang
Pengirim dan penerima
Asal dan tujuan pengiriman
Tanggal dan waktu pengiriman serta estimasi waktu tiba
Data Pengemudi dan Kendaraan serta Penanggungjawab angkutan
Jenis, Kuantitas dan Beban barang
Rute yang diperbolehkan
Rekomendasi Komponen Manifest
82. Angkutan Barang
Umum
• Memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan
• Dilengkapi Surat Muatan Barang
• Mencantumkan nama perusahaan
• Ditempelkan Alat Pemantul Cahaya
• Menyediakan kotak obat
• Memenuhi Standar Pelayanan Minimal
Angkutan Barang
83. Angkutan Barang
Berbahaya
• Memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan
• Dilengkapi Surat Muatan Barang
• Memasang label Barang Berbahaya
• Mencantumkan nama perusahaan
• Memasang lampu rotasi berwarna kuning
• Memasang nomor pengaduan
• Kartu identitas pengemudi ditempatkan di dasbor
• Ditempelkan Alat Pemantul Cahaya
• Menyediakan kotak obat
• Alat pemadam kebakaran portabel (tipe A, B, C)
• Memasang perangkat sistem pemosisi global
• Dilengkapi alat pemantau kerja pengemudi
• Memenuhi Standar Pelayanan Minimal Angkutan Barang
84. Angkutan Barang
Curah
• Memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan
• Dilengkapi Surat Muatan Barang
• Mencantumkan nama perusahaan
• Kartu identitas pengemudi ditempatkan di dasbor
• Ditempelkan Alat Pemantul Cahaya
• Menyediakan kotak obat
• Alat pemadam kebakaran portabel (tipe A, B, C)
• Memasang perangkat sistem pemosisi global
• Dilengkapi alat pemantau kerja pengemudi
• Memenuhi Standar Pelayanan Minimal Angkutan Barang
85. Angkutan Barang
Peti Kemas
• Memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan
• Dilengkapi Surat Muatan Barang
• Mencantumkan nama perusahaan
• Kartu identitas pengemudi ditempatkan di dasbor
• Ditempelkan Alat Pemantul Cahaya
• Menyediakan kotak obat
• Alat pemadam kebakaran portabel (tipe A, B, C)
• Memasang perangkat sistem pemosisi global
• Dilengkapi alat pemantau kerja pengemudi
• Memenuhi Standar Pelayanan Minimal Angkutan Barang
86. Angkutan Barang
Tumbuhan
• Memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan
• Dilengkapi Surat Muatan Barang
• Mencantumkan nama perusahaan
• Kartu identitas pengemudi ditempatkan di dasbor
• Ditempelkan Alat Pemantul Cahaya
• Menyediakan kotak obat
• Alat pemadam kebakaran portabel (tipe A, B, C)
• Menggunakan peralatan untuk melindungi tumbuhan
• Memiliki pintu untuk bongkat muat tumbuhan
• Letak saluran gas buang tidak mencemari tumbuhan
• Lantai tidak licin dan diberi alas
• Mencegah tumbuhan untuk keluar dan dilengkapi ventilasi
• Menempatkan tumbuhan sesuai kapasitas
• Menggunakan pagar sesuai tinggi tumbuhan dan pintu belakang
• Memenuhi Standar Pelayanan Minimal Angkutan Barang
87. Angkutan Barang
Hewan Hidup
• Memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan
• Dilengkapi Surat Muatan Barang
• Mencantumkan nama perusahaan
• Kartu identitas pengemudi ditempatkan di dasbor
• Ditempelkan Alat Pemantul Cahaya
• Menyediakan kotak obat
• Alat pemadam kebakaran portabel (tipe A, B, C)
• Memiliki desain sesuai objek yg diangkut
• Melindungi hewan dari suhu ekstrem, hujan, atau angin
• Memiliki pintu bongkar muat hewan
• Letak saluran gas buang tidak mencemari tempat hewan
• Memiliki alas di ruang mobil barang
• Bak muatan mudah dibersihkan
• Mencegah tubuh hewan keluar dan dilengkapi ventilasi
• Menempatkan hewan sesuai kapasitas
• Menggunakan pagar sesuai tinggi hewan dan pintu belakang
• Memenuhi Standar Pelayanan Minimal Angkutan Barang
88. Angkutan Barang
Alat Berat
• Memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan
• Dilengkapi Surat Muatan Barang
• Mencantumkan nama perusahaan
• Kartu identitas pengemudi ditempatkan di dasbor
• Ditempelkan Alat Pemantul Cahaya
• Menyediakan kotak obat
• Alat pemadam kebakaran portabel (tipe A, B, C)
• Dilengkapi peralatan keamanan muatan
• Memasang lampu isyarat berwarna kuning
• Dilengkapi perangkat sistem pemosisi global
• Untuk alat berat tententu, bak muatan dapat ditambahkan
• Memenuhi Standar Pelayanan Minimal Angkutan Barang
89. Angkutan Barang
Kendaraan
Bermotor
• Memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan
• Dilengkapi Surat Muatan Barang
• Mencantumkan nama perusahaan
• Kartu identitas pengemudi ditempatkan di
dasbor
• Ditempelkan Alat Pemantul Cahaya
• Menyediakan kotak obat
• Alat pemadam kebakaran portabel (tipe A,
B, C)
• Dilengkapi peralatan keamanan muatan
• Memasang lampu isyarat berwarna kuning
• Dilengkapi perangkat sistem pemosisi global
• Memenuhi Standar Pelayanan Minimal
Angkutan Barang
93. Teknologi ITS untuk Mengatasi Permasalahan ODOL
Sistem Nasional
Registerasi Kendaraan Uji Kendaraan (Hubdarat) E-tilang
(Korlantas)
Dishub
Manifest (contoh BCS)
Dengan adanya Integrasi Data dari Proses Registrasi Kendaraan, Uji Kendaraan, dan Manifest dari Masing – masing kendaraan alat
angkut hal ini akan memudahkan mengontrol dan menindak apabila Ada kendaraan angkut yang melanggar.
95. EVALUASI STAKEHOLDER TERHADAP USULAN MODEL ITS
Kriteria
Jumlah Responden
Jumlah
1 2 3 4 5
S 1 0 4 5 3 48
W 3 1 5 3 1 37
O 0 1 6 4 2 46
T 0 2 6 3 2 44
Opportunity
Kuadran 3 (-,+)
Ubah Strategi
Kuadran 1 (+,+)
Progresif
Kuadran 2 (+,-)
Diversifikasi
Strategi
Kuadran 4 (-,-)
Stratego Bertahan
x = S − W = 48 − 37 = 11
y = O − T = 46 − 44 = 2
96. EVALUASI STAKEHOLDER TERHADAP USULAN MODEL ITS
1. Model akan baik apabila menggunakan GPS
2. Penerapan model akan memperulit pengendara untuk melakukan kecurangan
3. Model tersebut bagus karena menggunakan booking order tapi sulit diterapkan
1. Model itu sulit karena harus disesuaikan dengan SRUT
2. Model tersebut akan sulit diterapkan dengan 100% karena kendala internet
3. Tidak semua mampu menerapkan ITS
4. Model tersebut membutuhkan biaya yang tinggi dan ketersediaan layanan penuh
5. Harus dilakukan pentahapan dan sosialisasi
1. Memiliki kesempatan tetapi harus memaksa pasar
2. Model tersebut bisa berkesempatan untuk diterapkan asal menggunakan GPS
3. Pengembangan sistem sangat bagus sekaligus membudayakan pengusaha tertib hukum
4. Model tersebut berkesempatan untuk diterapkan segera
5. Pihak operator akan mengalami kesulitan
Strength:
1. Biaya yang diperlukan besar karena titik
pemasangan sistem ITS ini banyak
2. Akan terdapat halangan dengan pihak instansi
yang berkaitan
3. Mudah terbaca costumer dan direbut oleh
orang lain
4. Suatu saat sistem bisa saja error dan
menghambat proses input data
5. Tidak akan banyak ancaman yang berarti apabila
pengamanan sistem dimaksimalkan
6. Pihak operator akan mendapatkan kesulitan
7. Akan menjadi ancaman bagi usaha transporit
yang terlibat
Threat :
Weakness :
Opportunity :
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA
97. Skema penyelenggaraan ITS untuk angkutan Barang
Processing System
Kendaraan
Komersil
WIM
Sensor
dimensi
Sistem
identifikasi
kendaraan
Peralatan lapangan
E-Tilang
Screening
Computer
Data Center Angkutan
Barang Jalan
Manifest
Data Kendaraan dan
pengemudi
Data Historical
kendaraan dan
provider
Data routing
Balai Pengujian
Uji Tipe
Uji Berkala
Operator/ Provider
Kepolisian
SIM pengemudi
Nomor Kendaraan
Penindakan
Manual
NTMC = Data Traffic Real Time
Input data
Receive data
Pelanggaran/
tidak
Ya Tidak
BMKG = Data kondisi cuaca
Kementerian Perhubungan
98. Fungsi komponen ITS untuk angkutan Barang
Peralatan Lapangan
• Weight in Motion
• Sensor dimensi kendaraan
• Sistem Identifikasi Kendaraan
• Sistem Informasi
• Processing system
99. Fungsi komponen ITS untuk angkutan Barang
Data center angkutan barang
a) Database terintegrasi kendaraan,
pengemudi dan operator angkutan
barang
b) Database historical kendaraan,
provider dan pengemudi
c) Peta angkutan barang
d) Manifest nasional angkutan barang
Pengujian kendaraan
a) Uji Tipe
b) Uji Berkala
Sistem Manifest
Sistem manifest yang
terintegrasi dengan
sistem routing dan
komponen lainya serta
berbasis web
Routing planning
Sistem routing yang terintegrasi
dengan peta jaringan angkutan
barang nasional sesuai dengan jenis
kendaraan yang digunakan
100. Fungsi komponen ITS untuk angkutan Barang
Vehicle and goods tracking
a) Vehicle tracking: sistem tracking kendaraan angkutan barang
berbasis gps
b) Goods tracking: sistem tracking posisi kargo sesuai dengan
checkpoint terakhir.
Komponen terkait lainya
a) Prakiraan cuaca sepanjang perjalanan
b) Traffic information system
104. Stakeholder pada pelaksanaan angkutan barang
• Subdit pengendalian operatsional
• Subdit penimbangan Kendaraan bermotor
• Subdit Terminal angkutan jalan
• Subdit Uji tipe kendaraan bermotor
• Subdit Uji berkala kendaraan bermotor
• Subdit Angkutan barang
Regulator perumus kebijakan
• BPTD: UPPKB, Unit Terminal
Barang dsb
• Balai pengujian berkala kendaraan
Regulator Pelaksana Kebijakan
• Kepolisian (Korlantas)
Regulator Penindakan
Regulator
• Produsen
• Pabrik
• Distributor
• Pergudangan
• Agen
• Konsumen
• dsb
Pengguna A
• Produsen
• Pabrik
• Distributor
• Pergudangan
• Agen
• Konsumen
• dsb
Pengguna B
• Forwarder
• Perusahaan transporter truk
Operator
Merumuskan Kebijakan
Merumuskan Kebijakan
Koordinasi
MengikutiPeraturan
Pemeriksaan dan penindakan
105. Benchmarking: Organisasi Angkutan Barang di AS
Sumber: https://ops.fhwa.dot.gov/freight/about.htm
Federal Highway
Aministration
Office of
Operation
Office of Freight
Management
and Operation
Office of
Transportation
Management
Office of
Transportation
Operation
• Office of Freight Management and Operation bertugas dibawah Office of Operation yang merupakan bagian dari Federal
Highway Administration, bagian dari Departement of Transportation
• Fungsi dari Office of Freight Management and Operation (Badan pengelolaan transportasi barang) adalah:
1. Implementasi program federal berkaitan dengan angkutan barang
2. Pengelolaan pendanaan untuk program terkait angkutan barang dari pendanaan federal
3. Data angkutan barang dan analisa
4. Perencanaan program angkutan barang dan kerjasama dengan instansi terkait
5. Research berkaitan dengan topic: ukuran dan beban truk, infrastruktur angkutan barang, efisiensi, automasi dan
dampak lingkungan angkutan barang
6. Implementasi aturan beban dan dimensi dari kendaraan termasuk bekerjasama dengan kepolisian setempat untuk
penindakan apabila terjadi pelanggaran
106. Usulan Skema BLU Untuk Angkutan Barang
Kemenhub Hubdarat
• Penyusunan Regulasi
Angkutan Barang
• Monitoring Pelaksanaan
• Perijinan angkutan
barang
BPTD dan Dishub
• Koordinasi dengan BLU
mengenai implementasi
angkutan barang di
daerah dan pegawasan
• Pengawasan dari
pengujian angkutan
barang.
BLU Angkutan Barang
• Pelaksana dan
Perencana Angkutan
Barang
• Pengelolaan pendanaan
terkait dengan angkutan
barang.
• Pelaksana pengujian
dari kendaraan angkutan
barang,
• Pengelolaan infrastruktur
terkait angkutan barang.
• Manajemen data
perijinan, manifest dan
data terkait angkutan
barang lainya.
• Pengembangan
teknologi dan sistem
angkutan barang.
Kepolisian
• Penindakan dilapangan
berkaitan dengan
pelanggaran angkutan
barang
Koordinasi dengan daerah
Pengawasan
Koordinasi
Penindakan
Regulasi untuk penindakan
110. Staging pelaksanaan ITS untuk angkutan Barang
Processing System
Kendaraan
Komersil
WIM
Sensor
dimensi
Sistem
identifikasi
kendaraan
Peralatan lapangan
E-Tilang
Screening
Computer
Data Center Angkutan
Barang Jalan
Manifest
Data Kendaraan dan
pengemudi
Data Historical
kendaraan dan
provider
Data routing
Balai Pengujian
Uji Tipe
Uji Berkala
Operator/ Provider
Kepolisian
SIM pengemudi
Nomor Kendaraan
Penindakan
Manual
NTMC = Data Traffic Real Time
Input data
Receive data
Pelanggaran/
tidak
Ya Tidak
BMKG = Data kondisi cuaca
Kementerian Perhubungan