Formulasi Strategi Sistem Logistik Maritim membahas pentingnya pengembangan sistem logistik maritim untuk mendukung kebijakan kelautan Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Diskusi mencakup perlunya penyusunan strategi sistem logistik maritim yang terintegrasi untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya logistik."
berisi materi tentang definisi manajemen proyek, sasaran utama manajemen proyek, kegiatan dalam manajemen proyek, ruang lingkup proyek serta 6 tahapan manajemen proyek
Konsep SCM (Supply Chain Management), BENTUK & MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENTMuhammad Rafi Kambara
Konsep SCM (Supply Chain Management), BENTUK & MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
Disusun oleh: Muhammad Rafi Kambara
• Konsep Supply Chain adalah sistem yang memungkinkan perpindahan barang dari produsen agar hal-hal seperti keterlambatan penyampaian, salah barang, dsb bisa dikurangi atau tidak terjadi. • Konsep lama logistik : sebagai persoalan intern perusahaan dan pemecahannya diutamakan pada pemecahan intern perusahaan. • Konsep baru logistik : dilihat sebagai masalah yang lebih luas sejak dari bahan dasar samapai barang jadi yang dipakai oleh konsumen akhir, sehingga merupakan mata rantai penyediaan barang. • Pengertian SCM menurut para ahli :
Berikut adalah contoh tugas besar mata kuliah pemodelan sistem, pada tugas besar ini dipaparkan langkah-langkah yang dibutuhkan untuk memodelkan suatu permasalahan yang dihadapi perusahaan ke dalam model matematis.
berisi materi tentang definisi manajemen proyek, sasaran utama manajemen proyek, kegiatan dalam manajemen proyek, ruang lingkup proyek serta 6 tahapan manajemen proyek
Konsep SCM (Supply Chain Management), BENTUK & MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENTMuhammad Rafi Kambara
Konsep SCM (Supply Chain Management), BENTUK & MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
Disusun oleh: Muhammad Rafi Kambara
• Konsep Supply Chain adalah sistem yang memungkinkan perpindahan barang dari produsen agar hal-hal seperti keterlambatan penyampaian, salah barang, dsb bisa dikurangi atau tidak terjadi. • Konsep lama logistik : sebagai persoalan intern perusahaan dan pemecahannya diutamakan pada pemecahan intern perusahaan. • Konsep baru logistik : dilihat sebagai masalah yang lebih luas sejak dari bahan dasar samapai barang jadi yang dipakai oleh konsumen akhir, sehingga merupakan mata rantai penyediaan barang. • Pengertian SCM menurut para ahli :
Berikut adalah contoh tugas besar mata kuliah pemodelan sistem, pada tugas besar ini dipaparkan langkah-langkah yang dibutuhkan untuk memodelkan suatu permasalahan yang dihadapi perusahaan ke dalam model matematis.
Webinar “Adapt on New Normal Logistics: We need People with Capability!”
Chartered Institute of Logistics & Transport Indonesia (CILT Indonesia)
Saturday, 19 December 2020
The backbone of trade is logistics and transportation which allows the movement of goods, imports and exports.
The movement of goods has increased from time to time to serve the needs of a wider market and demand better speed and security.
Along with the strong development of science and technology and the trend of globalization, logistics activities from production to consumption are increasingly playing an important role in the competitiveness of companies in industry, production and services in particular and the entire economy in general.
Logistics and transportation performance depends on the capabilities of human resources.
Logistics and transportation human resources require training and professional development.
This presentation presents the current situation of human resources and human resources training in logistics and offers development solutions to further promote the logistics and transportation industry.
Pengertian manajemen logistik lebih kepada urusan pada satu atau kelompok perusahaan yang melayani pelanggan yang sama.
Perkembangan baru menuntut adanya penyesuaian pada kurikulum manajemen logistik.
Paparan ini menyajikan perkembangan manajemen logistik dan pengaruhnya pada pengembangan kurikulum manajemen logistik di tingkat sarjana.
Peran Institusi Pendidikan Dalam Ekosistem Rantai PasokanTogar Simatupang
Disampaikan pada acara Dies Natalis Politeknik APP Kemenperin Jakarta Dengan Tema: “Sinergi Teknologi Inovasi Logistik 4.0 Bagi Dunia Pendidikan dan Industri” dan Gelar Wicara Webinar: “Teknologi Inovasi Logistik 4.0” pada hari Jumat 23 Oktober 2020 pukul 08.00-10.30 WIB
Indeks Kinerja Logistik/Logistics Performance Index (LPI) tahun 2014 menunjukkan kinerja sistem logistik Indonesia yang belum optimal,
Rencana perbaikan dan pengembangan sistem logistik Indonesia telah tertuang dalam Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional (Sislognas) yang ditetapkan dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2012
Sebagai bagian dari PJL, perusahaan-perusahaan BUMN sektor logistik mempunyai potensi besar untuk berperan dalam implementasi sistem logistik nasional, termasuk dalam peningkatan efisiensi biaya logistik
9. Sinergi BUMN/anak usaha di sektor logistik akan meningkatkan efisiensi operasional yang akan berdampak bagi perusahaan-perusahaan yang dilayani (baik swasta maupun BUMN produsen) dan meningkatkan profitabilitas BUMN/anak usaha di sektor logistik itu sendiri.
Dalam ruang lingkup yang lebih luas, sinergi BUMN/anak usaha di sektor logistik akan berdampak terhadap peningkatan efisiensi logistik nasional. Sinergi ini juga akan mendukung pencapaian misi Sislognas, yaitu memperlancar arus barang secara efektif dan efisien, serta membangun simpul simpul logistik nasional dan konektivitasnya mulai dari pedesaan, perkotaan, antar wilayah, dan antar pulau. Selain itu, sinergi ini juga berpotensi meningkatkan LPI Indonesia, terutama berkaitan dengan komponen competence and quality of logistics services.
Indonesia Maritime Club (IMC) adalah forum diskusi virtual yang digagas oleh Myshipgo, sebuah platform digital, untuk dapat memberikan kontribusi berupa pemikiran, ide, terobosan dan pencerahan di sektor maritim, logistik, rantai pasok, dan teknologi digital.
IMC berupaya untuk "merangkul" para pemangku kepentingan di sektor-sektor tersebut di atas untuk bersinergi bersama memajukan Indonesia.
Sistem logistik maritim Indonesia memiliki kekhususan dan masih perlu dikembangkan untuk dapat meningkatkan ketersediaan ikan baik untuk kebutuhan domestik dan permintaan ekspor.
Paparan ini menyampaikan masukan untuk memperkuat sistem logistik maritim yang lebih efektif.
PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL ...Bayu Ardiansyah
Penurunan Biaya Logistik dan Implementasi Sistem ICT -- SISLOGNAS yang Terintegrasi Secara Nasional dan Terhubung Secara Gobal untuk Daya Saing Nasional dan Kesejahteraan Rakyat
Cetak Biru Pengembangan SISLOGNAS telah ditetapkan melalui Perpres No.26/2012, tanggal 5 Maret 2012, yang mensyaratkan agar pengembangannya dijabarkan dalam Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L), Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Rencana Kerja K/L, serta Pemerintah Daerah terkait pada periode 2010-2015, dan periode selanjutnya 2016-2020, dan 2021-2025.
Pelaksanaan Cetak Biru Pengembangan SISLOGNAS menjadi bagian dari tugas dan tanggung jawab Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) 2011-2025 karena merupakan sub sistem dari kebijakan peningkatan konektifitas nasional.
Konsep Manajemen Logistik - Riki ardoniRiki Ardoni
Saat ini, biaya logistik mencapai 25 persen dari total nilai barang yang diperdagangkan. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan Amerika Serikat (10 persen), Jepang (10-11 persen), dan Korea Selatan (16 persen).
Untuk menekan biaya logistik, menurut Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, setidaknya ada enam faktor yang sangat menentukan yaitu; Komoditas Utama, Infrastruktur, Penyedia Jasa Logistik, Sumberdaya Manusia, Sistem Teknologi Informatika serta Regulasi dan kelembagaan.
Bioeconomy is a major opportunity for regional and local communities.
Agricultural growth is central to poverty reduction in rural areas, and one opportunity for such growth lies in increasing exports of agricultural products from poor countries to global markets.
The potential of Indonesia to develop a bio-based economy based on local resources remains largely untapped.
The solution is to develop technology options or business models for local deployment.
Raising awareness activities, knowledge development (studies), clustering, and networking are needed to support new bio-based value chains and business models.
The analysis of governance aims to investigate the rules operating in a value chain, and the system of coordination, regulation and control in which value is generated along a chain.
Governance refers to both the "official" rules that address output, and the commercial imperatives of competition that influence how production is structured.
Governance implies that interactions between actors in the value chain are frequently organized in a system that allows competitive firms to meet specific requirements in terms of products, processes, and logistics in serving their markets.
As such, it recognizes that power is not evenly distributed, and access to market opportunities for the poor requires understanding of how production systems are organized to meet these competitive requirements.
Because "governance" looks and sounds like “government”, the term is often interpreted narrowly to include only the legal and regulatory requirements that influence business operation and market access in a value chain.
In actual fact, the instruments of governance range from contracts between value chain participants to government regulatory frameworks to unwritten "norms" that determine who can participate in a market.
The rise of the digital economy could open a range of new opportunities for firms to play a more active role in global value chains (GVCs).
New digital technologies are radically changing the outlook of manufacturing and services industries by altering the way how companies organize their production processes and which business models they adopt.
How the digitalization is affecting, or could affect future, enterprises (actors) contributions to GVCs.
The various opportunities that the digital economy opens for actors, especially in terms of cost reductions and the emergence of new business models, but also discusses policy measures that could be taken to promote actors participation in GVCs.
Significant challenges remain for SMEs to enter GVCs, some of which are exacerbated by the new digital economy.
Over the past three decades, global trade has grown and many new exporting countries, particularly in Asia, have been incorporated into the global economy.
The Global Value Chain (GVC) literature emerged as an attempt to describe how multinational firms have integrated production activities in Asia into their global strategies and what the consequences might be for the newly-integrated economies.
The GVC analysis is a useful tool to trace the shifting patterns of global production, link geographically dispersed activities and actors within a single industry, and determine the roles they play in developed and developing countries alike.
This course provides competency sets (mind set, tool set, knowledge set, and skill set) used for analyzing and synthesizing a new value chain system in order to extend the current value chain and to promote participation and upgrading in global value chains.
Sebagai implementasi dari Bali Agenda for Creative Economy 2018, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif membentuk Global Center of Excellence for International Cooperation and Creative Economy (G-CINC).
Pendirian G-CINC merupakan komitmen untuk mengarusutamakan isu-isu di bidang ekonomi kreatif dan berbagi praktik terbaik serta mengembangkan kerja sama internasional di bidang ekonomi kreatif.
Menanggapi peluang (dan tantangan) yang ada, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan mengadakan penelitian tentang pengembangan skena kreatif.
Acara pengembangan skena kreatif mengundang perwakilan dari sivitas akademika dan dunia kreatif untuk berbagi keahlian mereka dalam menyelesaikan studi model pengembangan skena kreatif dan faktor kunci untuk menopang kesuksesan skena kreatif.
Paparan ini untuk berbagi temuan terkini dari studi tentang definisi skena kreatif, model pengembangan skena kreatif, faktor kunci sukses dari skena kreatif, dan beberapa gagasan untuk pengembangan skena kreatif di beberapa kota kreatif di Indonesia.
Pengembangan Pusat Unggulan Pariwisata dan Ekonomi KreatifTogar Simatupang
Era Industri 4.0 mendorong Ekonomi Kreatif menjadi salah satu pilihan strategi dalam memenangkan persaingan global.
Ekonomi kreatif juga mendukung perkembangan pariwisata melalui inovasi dan kreativitas produk dan jasa yang meningkatkan nilai tambah ekonomi.
Pada tahun 2018, the World Conference on Creative Economy (WCCE) atau Konferensi Global tentang Ekonomi Kreatif mengesahkan dokumen “Bali Agenda for Creative Economy” yang salah satu isinya adalah menyepakati pembentukan Pusat Keunggulan untuk Ekonomi Kreatif (Center of Excellence for Creative Economy/CoE) di Indonesia.
CoE itu berfungsi sebagai serambi pelaku ekonomi kreatif dari seluruh dunia untuk menghubungkan gagasan, sumber daya, informasi, dan konsep-konsep bisnis di sektor ekonomi kreatif.
CoE ke depan diharapkan memiliki peran dalam mengakselerasi UMKM menjadi unggul.
Program yang dapat dilakukan dalam pengembangan CoE antara lain pelatihan, pengembangan produk, dan litbang.
Namun, untuk program kegiatan tersebut perlu adanya identifikasi kebutuhan dan potensi atau model CoE yang dapat dikembangkan.
Perlu juga adanya rekomendasi kebijakan yang perlu dilakukan oleh masing-masing pemangku kepentingan terkait agar pusat unggulan ekonomi kreatif di Indonesia bisa berkembang.
Kewirausahaan adalah metode merancang, meluncurkan, dan menjalankan bisnis baru.
Ini adalah kapasitas dan kemauan untuk mengembangkan, mengatur, dan mengelola usaha bisnis bersama dengan risikonya untuk mengenali potensi komersial dari penemuan dan mengatur modal, bakat, dan sumber daya lain yang akan mengubah penemuan menjadi inovasi yang layak secara komersial.
Kewirausahaan melintasi setiap sektor kehidupan manusia yang dapat merupakan proses memanfaatkan peluang bisnis di bidang tertentu dan mengubahnya menjadi inovasi komersial yang menguntungkan.
Pendidikan kewirausahaan berusaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan, dan motivasi untuk mendorong keberhasilan wirausaha dalam berbagai suasana.
Pendidikan kewirausahaan ditawarkan di jenjang program sarjana dengan tujuan memberikan pendidikan yang memadai kepada peserta didik yang akan memungkinkan mereka untuk menjadi kreatif dan inovatif dalam mengidentifikasi peluang bisnis baru dan menjalankan bisnis yang berhasil.
Tinjauan kurikulum program pendidikan kewirausahaan diperlukan sebagai sarana untuk menjamin mutu pembelajaran kewirausahaan.
Paparan ini mengajukan tinjauan dengan mengacu pada standar kurikulum dan format tubuh pengetahuan kewirausahaan.
Manajemen Talenta (26 Juli 2019)
Peringkat Talenta Dunia
Isu-Isu Sistem Talenta Nasional
Manajemen Talenta Nasional
Terobosan Sistem Manajemen Talenta Nasional
Strategi Pengembangan Talenta Nasional (inisiatif reaktif, proaktif, antisipatif)
Desain Pembangunan Talenta Nasional
Transformasi Talenta Nasional 2020-2024
Ilustrasi Terobosan Pembangunan Talenta Nasional
Rantai Nilai Nikel (acuan)
Manufaktur
Pariwisata
Ekonomi Digital
Program Persiapan Keberangkatan (PK) Angkatan 163
Penerima Beasiswa Program Magister (S2) dan Doktor (S3) Dengan Tujuan Universitas Dalam dan Luar Negeri
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)
9 Oktober 2020
Disampaikan Pada Kegiatan Rapat “Penyusunan Butir-Butir Rancangan Peraturan Menteri PUPR tentang Registrasi Sumber Daya Peralatan Konstruksi" Direktorat Bina Kelembagaan dan Sumber Daya Jasa Konstruksi, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaam Umum dan Perumahan Rakyat Kamis, 24 September 2020
Urgensi Pelaksanaan dan Praktik Terbaik Registrasi Sumber Daya Peralatan Kons...Togar Simatupang
Registrasi alat berat konstruksi merupakan suatu langkah awal yang diharapkan mampu menjawab belum tersedianya informasi alat berat secara komprehensif, waktu riil, dan dapat dipercaya antara lain terkait jumlah/populasi, lokasi/posisi, kondisi/kinerja, status kepemilikan, umur layanan, dan lain sebagainya.
Ketersediaan informasi tersebut dapat bermanfaat bagi semua pihak (stakeholders) terkait baik pengguna, penyedia jasa konstruksi, dan produsen/pemasok dalam menyusun rencana program kerja maupun kelancaran usaha mereka.
Ketersediaan informasi yang kredibel akan lebih meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.
Paparan ini bertujuan untuk mengungkapkan pentingnya Registrasi Alat Berat Konstruksi pada perusahaan vendor, perusahaan rental, dan Badan Usaha Jasa Konstruki (BUJK) dalam rangka memperkuat sistem pasok alat berat konstruki nasional dalam menjamin ketersediaan alat berat untuk mendukung pembangunan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Urgensi Penyusunan Basis Data Alat Berat diketahui melalui pembahasan Registrasi dan kaji banding Pengelolaan Registrasi Alat Berat di Negara Maju.
Sistem Kurikulum Kewirausahaan (Entrepreneurship Curriculum)Togar Simatupang
Kurikulum kewirausahaan menjadi landasan bagi perguruan tinggi dan universitas untuk mewujudkan tujuan pendidikan kewirausahaan.
Pengetahuan, kemampuan, dan struktur kualitas kewirausahaan siswa ditentukan oleh sistem kurikulum kewirausahaan yang ilmiah dan wajar pada tingkat tertentu.
Namun dilihat dari situasi pendidikan kewirausahaan saat ini di perguruan tinggi dan perguruan tinggi dalam negeri, belum ada kurikulum kewirausahaan yang matang dan efektif.
Pemikiran kreatif pengembangan sistem kurikulum kewirausahaan untuk perguruan tinggi dan perguruan tinggi dikedepankan dengan memadukan kaidah dasar kegiatan mengajar dari perseptif proses kewirausahaan.
Kurikulumnya berorientasi pada tindakan: lebih dari 50 persen waktu program terdiri dari penelitian praktis dalam mengidentifikasi peluang bisnis, menilai sumber daya untuk mendirikan dan mengarahkan bisnis, dan belajar dari pengusaha sukses di perusahaan mereka dan di kelas.
Paparan ini mencoba menyajikan perkembangan kurikulum kewirausahaan, evaluasi kurikulum, dan program merdeka belajar bidang kewirausahaan.
Pengembangan Bioekonomi (bioeconomy) di IndonesiaTogar Simatupang
Indonesia tengah berada pada perangkap penghasilan menengah.
Apakah Indonesia bisa keluar dari perangkap pengasilan menengah?
Bioekonomi: gelombang ekonomi berikutnya
Bagaimana memetik peluang dari pengembangan bioekonomi?
Apa yang perlu dilakukan Sekolah Ekspor ke depan?
Pengembangan Rantai Nilai (Value Chain Development)Togar Simatupang
Perubahan dalam kondisi ekonomi dan sosial, termasuk meningkatnya keragaman kebutuhan konsumen, perubahan perilaku pembelian, dan globalisasi aktivitas perusahaan, mendorong inovasi di sektor industri, distribusi, dan ritel.
Kemampuan perusahaan untuk mengelola rantai pasokan yang bertanggung jawab secara rumit dapat dipersulit dengan perubahan yang cepat dan preferensi konsumen yang seringkali tidak dapat diprediksi.
Seringkali, biaya keuangan untuk meningkatkan layanan mungkin terlalu tinggi untuk ditanggung oleh satu organisasi. Dalam hal demikian, mengandalkan inisiatif kolaboratif mungkin merupakan strategi yang lebih baik.
Perhatian bukan lagi melulu pada perusahaan tetapi pada kolaborasi rantai nilai yang memiliki dampak penting pada peningkatan nilai dan bukan hanya pasokan barang atau jasa.
Masa depan rantai pasokan didasarkan pada kolaborasi, konektivitas dan ketangkasan, dan yang paling penting, menjadi ulet atau memiliki resiliensi.
Pendekatan rantai nilai memberikan pemahaman bagaimana meningkatkan berbagai tahapan dalam rantai nilai, memberikan wawasan tentang bagaimana merancang strategi bisnis yang memanfaatkan manajemen rantai nilai untuk menciptakan nilai, dan menimbulkan pertanyaan penting tentang implikasi rantai nilai bagi masa depan yang didorong oleh teknologi digital.
Paparan ini membahas masalah konseptual rantai nilai dan memperkenalkan pengembangan rantai nilai yang dapat berkontribusi pada inovasi.
Perencanaan mitigasi dan ketahanan usaha pada industri pariwisataTogar Simatupang
Bagaimana situasi kekinian di lapangan atau di daerah?
Bagaimana ada upaya/inovasi, bentuk kearifan lokal dalam melakukan mitigasi dan memperkuat resiliensi?
Apa upaya kita yang lebih kreatif dan inovatif untuk merespons situasi kenikian?
Misalnya, industri pariwisata menghadapi dilema rendah sentuh dan tinggi sentuh, bagaimana membuat aspek kesehatan dan aspek ekonomi agar hadir keyakinan dan kepercayaan para wisatawan?
Skema yang menjadi luaran:
Kerangka dan pedoman (brief policy) yang dirumuskan di dalam rangka mitigasi dan resiliensi usaha
Strategi dan skenario apa yang dilakukan di jangka pendek dan menengah, seperti apa etapenya sehingga tercapai percepatan: langkah memperkuat upaya program pemulihan industri pariwisata dan kreatif
Saat ini sudah ada skema tanggap darurat, pemulihan, dan normalisasi
Di bagian mana mitigasi dan resiliensi bisa mempercepat pemulihan?
Apakah dapat dilakukan penajaman untuk fokus dan rencana tindak?
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)Togar Simatupang
Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) memberikan peringatan kemungkinan krisis pangan yang melanda dunia akibat pandemi Covid-19 dan juga pergantian musim dinilai tidak bisa diprediksi.
Pemerintah merespons peringatan FAO untuk menggarap masalah pangan dengan melakukan pengembangan food estate.
Konsep food estate memungkinkan Indonesia mampu memproduksi pangan secara masif sekaligus mengendalikan sistem produksi komoditas keamanan pangan.
Rencana pembangunan dan pengembangan kawasan food Estate di Kalteng dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional dipandang sebagai bagian dari kedaulatan negara.
Food estate dianggap sebagai upaya memodernisir kegiatan di sektor pertanian karena penyempitan lahan pertanian memperlemah petani untuk swa sembada pangan.
Namun program food estate merupakan cerita lama yang belum membukukan kisah sukses. Proyek food estate memerlukan investasi yang sangat besar dan sebaiknya mempelajari kegagalan program sebelumnya untuk diperbaiki dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Food estate perlu dirancang secara sistem pangan berkelanjutan. Sejak tahap perencanaan perlu saling bekerja sama mulai dari persiapan lahan, aspek produksi, aspek distribusi, dan aspek pemasaran dengan konsep.
Paparan ini mencoba untuk menawarkan pola pengembangan food estate sebagai konsep pertanian modern yang memiliki pola kemitraan dan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan peluang sukses.
Langkah pertama ketika merencanakan dan menulis makalah penelitian adalah memilih topik yang bagus.
Topik penelitian yang didefinisikan dengan baik adalah titik awal dari setiap proyek penelitian yang berhasil.
Topik yang baik adalah yang relevan dengan tugas kedalaman tesis dan memiliki cukup informasi yang tersedia untuk digunakan.
Topik penelitian dapat diartikan sebagai kejadian, peristiwa, atau fenomena yang dijadikan subjek atau masalah yang menarik minat peneliti saat melakukan penelitian.
Topik dapat berupa persoalan pokok yang memerlukan pemecahan, penjelasan, pendeskripsian, dan penegasan lebih lanjut.
Memilih topik adalah proses berkelanjutan yang dilakukan oleh para peneliti untuk mengeksplorasi, mendefinisikan, dan memperbaiki ide-ide mereka.
Topik yang dipilih haruslah penting untuk diteliti. Ada dua hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih topik yang penting yaitu: pertama, sumbangan hasil penelitiannya dapat memenuhi minat akademis dan minat masyarakat luas; kedua, sifat topik tidak merupakan duplikasi dari topik-topik yang telah diteliti oleh orang lain.
Untuk mempermudah pemilihan topik, maka perlu suatu pendekatan untuk memilih topik yang baik dan menguraikan topik ke dalam kalimat pertanyaan dan mengetahui kebutuhan data, proses atau metode pengolahan, dan luaran dari suatu topik penelitian yang perlu diuraian dengan jelas dan analitis.
Presentasi ini akan membantu Anda memilih subjek yang menarik minat Anda, dan memperhalus subjek tersebut ke topik tertentu.
Keberhasilan bersaing tergantung pada peningkatan kinerja rantai pasokan di mana kemampuan untuk berinovasi terletak di dalam hubungan yang baik di antara mitra bisnis yang merupakan anggota rantai pasokan.
Anggota rantai menjadi entitas bisnis independen yang seringkali memiliki tujuan bisnis yang saling bertentangan.
Mitra dalam rantai pasokan harus menyetujui struktur tata kelola bersama yang akan mengarahkan hubungan mereka dan mengurangi ancaman oportunisme dalam suatu pertukaran.
Tata kelola adalah struktur yang memastikan bahwa keputusan dibuat yang mengarah pada nilai jangka panjang, berkelanjutan untuk entitas seperti perusahaan atau, dalam hal ini, kolaborasi formal antara banyak organisasi.
Mekanisme tata kelola harus dirancang untuk mengakomodasi potensi tujuan yang saling bertentangan dari anggota independen.
Tujuan dari paparan ini adalah untuk menyajikan model dari mekanisme tata kelola dalam memungkinkan koordinasi antara mitra dalam rantai pasokan.
Membangun Keunggulan Bersaing dalam Kerangka Governansi yang Baik (Good Corpo...Togar Simatupang
Governansi perusahaan adalah seperangkat prinsip yang mencakup tujuan ekonomi dan sosial serta antara tujuan individu dan kolektif sehingga dapat menyelaraskan kepentingan berbagai pemegang kepentingan untuk pencapaian keunggulan bersaing.
Apakah perkembangan governansi perusahaan terkini membantu perusahaan untuk menciptakan keunggulan bersaing?
Paparan ini melengkapi upaya untuk mengemukakan argumen bahwa keunggulan bersaing perusahaan muncul dari sistem governansi perusahaan yang baik.
Sistem Manajemen Rantai Pasok Digital di Masa Kenormalan Baru
Membahas tentang Sistem Manajemen Rantai Pasok Digital dan bagaimana sistem dapat dikembangkan untuk memasuki masa kenormalan baru.
Webinar Asosiasi Sistem Manajemen (ASM): “Reformulasi Sistem Manajemen dalam Menghadapi Tatanan Kenormalan Baru” pada hari Kamis 25 Juni 2020
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFRajaclean
Jasa Cuci Sofa Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor, Laundry Sofa Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Jakarta Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Kulit Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Panggilan Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Di Rumah Bogor Barat Bogor, Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Fabric Bogor Barat Bogor, Laundry Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor,
Jasa cuci sofa kini semakin diminati karena kepraktisannya. Dengan menggunakan jasa ini, Anda tidak perlu repot mencuci sofa sendiri. Profesional dalam bidang ini dilengkapi dengan peralatan modern yang mampu membersihkan sofa hingga ke serat terdalam, menghilangkan kotoran dan bakteri yang tidak terlihat.
aku lah11111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111Kota Bandung Lautan Api Mulai Agresif: Persib Segera Comot Bintang Persija Lagi, Bobotoh Pasti Suka
Tayang: Jumat, 31 Mei 2024 06:00
Penulis: Adi Manggala Saputro Editor: Elfan Fajar Nugroho
zoom-inlihat fotoKota Bandung Lautan Api Mulai Agresif: Persib Segera Comot Bintang Persija Lagi, Bobotoh Pasti Suka
Instagram @persib @persija
Skuad Persib Bandung (kiri) dan Persija Jakarta (kanan). Kota Bandung Lautan Api mulai agresif, Persib Bandung segera comot bintang Persija Jakarta, Bobotoh dijamin pasti suka, berikut sosoknya.
TRIBUNWOW.COM - Kota Bandung Lautan Api mulai agresif, Persib Bandung segera comot bintang Persija Jakarta, Bobotoh dijamin pasti suka, berikut sosoknya.
Dilansir TribunWow.com, keberhasilan Persib Bandung dalam perekrutan Rezaldi Hehanusa nampaknya menjadi motivasi mereka untuk bisa kembali gembosi sang rival abadi, Persija Jakarta.
Hal itu dapat dibuktikan dengan masuknya gelandang bintang Persija Jakarta, Hanif Sjahbandi.
Kabar masuknya Hanif Sjahbandi ke dalam lis belanja Persib Bandung diungkap oleh akun seputar sepak bola Indonesia, @transfernews_ft, Kamis (31/5/2024).
Baca juga: Transfer Kejutan Persib Bandung? Bintang di Luar Dugaan Kepergok Beri Sinyal, Bobotoh Dijamin Suka
"Hanif Sjahbandi (DMF/27) masuk radar Persib Bandung," tulis @transfernews_ft.
Sebagaimana diketahui, masuknya Hanif Sjahbandi selain karena ketagihan akan keberhasilan Persib Bandung dalam merekrut Rezaldi Hehanusa, hal itu menunjukkan sinyal Maung Bandung ingin memulangkan putra daerahnya satu per satu ke Kota Kembang.
Mengingat, Hanif Sjahbandi merupakan gelandang asli jebolan Persib Bandung yang juga pemain kelahiran Kota Bandung.
Meski, ia tercatat belum pernah berkarier di Persib Bandung senior meski pernah bergabung dengan tim juniorn Pangeran Biru pada Januari sampai dengan Juli 2015 silam.
Artikel ini telah tayang di TribunWow.com dengan judul Kota Bandung Lautan Api Mulai Agresif: Persib Segera Comot Bintang Persija Lagi, Bobotoh Pasti Suka, https://wow.tribunnews.
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
Formulasi Strategi Sistem Logistik Maritim
1. Formulasi Strategi Sistem
Logistik Maritim
Togar M. Simatupang
Rektor Institut Teknologi Del
Diskusi Penyusunan Formulasi Sistem Logistik Maritim dalam rangka mendukung Kebijakan
Kelautan Indonesia terkait Program Prioritas Industri Maritim dan Konektivitas Laut
Depok, 12-13 November 2018
2. Kilasan
1. Pendahuluan
2. Sistem Logistik
3. Sistem Logistik Nasional
4. Prioritas Nasional
5. Pengukuran Kinerja Logistik
6. Sistem Logistik Maritim
7. Pemantauan Kinerja Sistem Logistik Maritim
8. Penutup
2
3. Pendahuluan
• Cita-cita menjadikan Indonesia menjadi poros maritim dunia salah satunya adalah
dengan membangun konektivitas dan logistik maritim.
• Fokus membangun konektivitas maritim melalui tol laut adalah untuk
memperkecil disparitas harga dan menjamin ketersediaan barang pokok.
• Biaya logistik maritim yang mahal karena adanya beberapa inefisiensi di
pelabuhan yang masih perlu terus dibenahi.
• Pembenahan sistem logistik maritim belum mendapat perhatian yang memadai
untuk dapat meningkatan efisiensi dan produktivitas.
• Permasalahan utama bidang sistem logistik maritim adalah adanya kebijakan
yang cenderung tumpang tindih, konflik antar pelaku, minimnya data lapangan,
dan rendahnya upaya peningkatan kinerja logistik maritim.
• Perlunya suatu upaya untuk dapat mengidentifikasi indikator kinerja utama dari
sistem logistik maritim dan cara yang dapat memadukan berbagai pemangku
kepentingan untuk melukan pembenahan yang terus-menerus.
3
5. Logistik dan Rantai Pasok
5
This chart illustrates the relationship among materials
management, physical distribution, logistics management, and
supply chain management. Distribution is a component of logistics
management, and logistics management is a component of supply
chain management.
Source: Markus Hesse and Jean-Paul Rodrigue (2004), "The
transport geography of logistics and freight distribution",
Journal of Transport Geography, Vol. 12, No. 3, pp. 171–184.
http://www.wtgblog.com/history-of-logistics-and-supply-
chain-management-infographic/
7. Definisi Logistik
• Logistik adalah bagian dari rantai pasok (supply chain) yang menangani
arus barang, arus informasi, dan arus uang melalui proses pengadaan
(procurement), penyimpanan (warehousing), transportasi (transportation),
distribusi (distribution), dan pelayanan pengantaran (delivery services)
sesuai dengan jenis, kualitas, jumlah, waktu, dan tempat yang dikehendaki
konsumen, secara aman, efektif dan efisien, mulai dari titik asal (point of
origin) sampai dengan titik tujuan (point of destination).
• Peraturan Presiden RI Nomor 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem
Logistik Nasional
• Ciri-ciri Logistik:
• Aliran: barang, informasi, uang
• Sarana: gudang, pabrik, terminal
• Kegiatan: pengadaan, penyimpanan, transportasi, penyebaran, dan pengantaran
• Misi: menambah kegunaan waktu dan tempat serta tepat guna
7
8. Pengolahan pesanan
(pengadaan) dan
Layanan Pelanggan
Persediaan
Transportasi
Jaringan
Fasilitas
Gudang,
Penanganan material,
Pengemasan
Fungsi Lainnya:
• Pembelian
• Perencanaan
produksi
• Peramalan
permintaan
• Pentarifan
• Barang kembali
• Sisa, skrap, sampah
Fungsi Logistik
8
11. Pengertian Sistem Logistik
• Sistem logistik adalah proses interaksi yang terintegrasi antara
berbagai pelaku dalam kegiatan logistik (fasilitas, transportasi,
persediaan, komunikasi, penanganan, dan penyimpanan) dimana
terjadi keterkaitan antar peran dan antar fungsi hari hulu ke hilir
untuk meningkatkan kapasitas dan kinerja logistik dalam
mendapatkan barang atau jasa yang tepat, ke tempat yang tepat,
pada waktu yang tepat, dan dalam kondisi yang diinginkan.
11
14. • Cetak Biru merupakan arah dan pola pengembangan Sislognas pada tingkat kebijakan makro yang
dijabarkan lebih lanjut dalam RKP dan RK-Kementerian/Lembaga setiap tahunnya
• Cetak Biru berperan dalam mencapai sasaran RPJMN, menunjang Implementasi MP3EI, dan mewujudkan
visi ekonomi Indonesia Tahun 2025
MP3EI
Konektivitas
Koridor
Ekonomi
Sistem Logistik
Nasional
Misi Ekonomi Indonesia 2025
“Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil,
dan makmur”
IPTEKSIPTEK / INOVASI
1 2
3
Meningkatkan Daya
Saing
Meningkatkan
Kesejahteraan
14
15. PENDEKATAN
UTAMA
• Berbasis Manajemen Rantai
Pasok (Supply Chain
Management)
• Paradigma:
• ship follows the trade dan
• ship promotes the trade
• Menggunakan pendekatan 6
kunci penggerak utama logistik
(six key drivers)
CETAK BIRU Sistem Logistik Nasional…
Perpres No. 26/2012 tentang Cetak Biru
Pengembangan Sistem Logistik Nasional (Sislognas)
15
16. Sistem Logistik Nasional
Sumber Daya Manusia (SDM) Logistik
Infrastruktur Logistik
Pelaku dan Penyedia Jasa
Komoditas Utama (Key Commodity)
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Harmonisasi Regulasi
Daya saing
Nasional
Kesejahteran
Masyarakat
ENAM PENGGERAK UTAMA SISLOGNAS
16
17. Desa
Desa
Desa
Integrasi Jaringan Lokal dan Nasional Koneksi Jaringan Global
Pelabuhan Hub
Internasional
EROPA
Antar Pulau
Kota/
Kab
Pelabuhan Hub
Internasional
ASIA
Pelabuhan Hub
Internasional
AMERIKA
Pelabuhan Hub
Internasional
Indonesia
Antar Pulau
Antar Pulau
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Kota/
Kab
Kota/
Kab
Pelabuhan Hub
Internasional
AFRIKA
Pelabuhan Hub
Internasional
AUSTRALIA
Desa
17
19. Meningkatkan Sistem Logistik
1. Membangun infrastruktur dan sarana transportasi dan distribusi
yang handal, efisien dan efektif
2. Mewujudkan Sistem Logistik Perikanan dan Pertanian yang
terintegrasi dengan sistem logistik nasional
19
23. Paket XV: Perbaikan Sistem Logistik Nasional untuk mempercepat
Pengembangan Usaha dan Daya Saing Penyedia Jasa Logistik Nasional
• Pemberian Kesempatan Meningkatkan Peran dan Skala Usaha, dengan kebijakan yang
memberikan peluang bisnis untuk angkutan dan asuransi nasional dalam mengangkut barang
ekspor impor, serta meningkatkan usaha galangan kapal/pemeliharaan kapal di dalam negeri.
• Kemudahan Berusaha dan Pengurangan Beban Biaya bagi Usaha Penyedia Jasa Logistik Nasional,
dengan kebijakan antara lain:
i. mengurangi biaya operasional jasa transportasi;
ii. menghilangkan persyaratan perizinan angkutan barang;
iii. meringankan biaya investasi usaha kepelabuhanan;
iv. standarisasi dokumen arus barang dalam negeri;
v. mengembangkan pusat distribusi regional;
vi. kemudahan pengadaan kapal tertentu; dan
vii. mekanisme pengembalian biaya jaminan peti kemas, dsb.
• Penyederhanaan Tata Niaga untuk mendukung kelancaran arus barang, dengan membentuk Tim
Tata Niaga Ekspor Impor dalam rangka mengurangi LARTAS dari 49% menjadi sekitar 19% atau
mendekati rata-rata non tariff barrier negara-negara ASEAN sebesar 17%.
23
25. The Logistics Virtuous and Vicious Cycles
Sumber: https://transportgeography.org/?page_id=4567 25
26. Pendekatan Pengukuran Kinerja Sistem
Logistik
Makro
•Biaya logistik sebagai prosentase PDB
•Menggunakan asumsi tertentu
•Cepat dan mudah
•Contoh:
•Bahagia, I.; Sandee, H. and R.
Meeuws (2013). “State of logistics
Indonesia 2013”, Washington DC:
World Bank.
•Guasch J.L. and Kogan J (2006).
“Inventories and Logistic Costs in
Developing Countries: Levels and
Determinants”, Policy Research
Working Paper 2552. Washington
DC: World Bank.
Mikro
•Kinerja berdasarkan survei
•Biaya logistik sebagai prosentase nilai
penjualan
•Memerlukan sampel yang besar
untuk keandalan
•Contoh:
•Fast Path dari USAID,
•Latin American and Caribbean (LAC)
Observatory
Persepsi
•Berdasarkan indeks persepsi
subyektif diberikan oleh penyedia
jasa pengiriman
•Indikator yang unik dan dapat
dikorelasikan dengan lainnya
•Data lapangan lainnya juga
dikumpulkan
•Contoh:
•LPI dari World Bank
•Turku: level logistik pabrikan dan
ritel di Finlandia
26
Sistem Logistik Maritim adalah kombinasi yang kompleks dari layanan dan prosedur yang melibatkan operasi publik dan
swasta sehingga tidak mudah untuk melakukan pengukuran untuk sebagian atau keseluruhan rantai pasok.
28. Kinerja Logistik Indonesia 2014-2018
• Pada 2018, peringkat Indonesia
meningkat ke posisi 46 dengan skor
3,15 atau naik 17 tingkat dari
sebelumnya di posisi 63 dengan
skor 2,98.
• Dari semua aspek penilaian LPI
2018, aspek kepabeanan meraih
skor terendah sebesar 2,67.
• Sementara itu, aspek penilaian
tertinggi adalah ketepatan waktu
dengan skor 3,67.
• Aspek lainnya yaitu infrastruktur
dengan skor 2,89, pengiriman
barang internasional 3,23, kualitas
dan kompetensi logistik 3,1, dan
pelacakan dan penelusuran barang
sebesar 3,3.
Sumber: “Kinerja Logistik Mulai Kompetitif, Biaya Masih Menjadi PR” (26 Juli 2018) pada
http://industri.bisnis.com/read/20180726/98/820964/kinerja-logistik-mulai-kompetitif-biaya-masih-menjadi-pr 28
29. Fasilitasi Pedagangan
• Fasilitasi perdagangan yang lebih baik — penyederhanaan, modernisasi, dan harmonisasi
proses ekspor dan impor — dapat mengurangi biaya perdagangan hingga 9% di Asia dan
Pasifik, demikian menurut laporan bersama 2017 dari Asian Development Bank (ADB)
dan United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UN-ESCAP).
• Pembentukan Komite Nasional Fasilitasi Perdagangan (KNFP) melalui SK Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 199 Tahun 2018 pada tanggal 11 Mei 2018.
• Perjanjian Fasilitasi Perdagangan mengatur mengenai transparansi informasi terkait
ekspor, impor, dan transit, termasuk di dalamnya prosedur, bea masuk dan pajak yang
dikenakan, biaya-biaya lainnya, pembatasan atau larangan, dan penalti; prosedur
pelepasan dan pembebasan barang; Post-clearance audit; penggunaan standar,
penerapan single window, pemeriksaan sebelum pengiriman; dan ketentuan mengenai
perlakuan khusus untuk negara berkembang dan kurang berkembang.
• Perjanjian Fasilitasi Perdagangan bertujuan untuk meningkatkan perdagangan global
melalui peningkatan transparansi dan simplifikasi prosedur ekspor dan impor untuk
mempercepat pergerakan, pelepasan dan pembebasan (release and clearance) barang,
termasuk barang dalam transit.
29
30. Indikator Fasilitasi Perdagangan
1. ‘Port efficiency’ is designed to measure the quality of infrastructure of maritime and air ports.
• Port Efficiency Index
• Port facilities and inland waterways
• Air transport
2. ‘Customs environment’ is designed to measure direct customs costs as well as administrative transparency of customs
and border crossings.
• Irregular payments, Import fees are low, Hidden import barriers, Bribery and corruption , Corruption Perceptions Index (Transparency
International)
3. ‘Regulatory Environment’ is designed to measure the economy’s approach to regulations.
• Transparency and stability of environmental regulations
• Stringency of regulatory standards
• Compliance with international environmental agreements
• Enforcement of environmental regulation
4. ‘E-Business Usage’ is designed to measure the extent to which an economy has the necessary domestic infrastructure
(such as telecommunications, financial intermediaries, and logistics firms) and is using networked information to
improve efficiency and to transform activities to enhance economic activity.
• “Percentage of companies that use the Internet for e-commerce”
Sumber: Wilson, J., C. Mann, and T. Otsuki. 2003. “Trade Facilitation and Economic Development: A New Approach to Measuring the Impact.” World Bank Economic Review,
17(3): 367- 389. Wilson, J., C. Mann, and T. Otsuki, 2005. “Assessing the Benefits of Trade Facilitation: A Global Perspective." The World Economy, 28(6): 841-71.
30
31. Contoh Pemantauan Fasilitasi Perdagangan
Indikator:
• Jumlah Titik periksa
• Sogokan (pungli)
• Keterlambatan
Pemburu rente
menyebabkan
peningkatan biaya
logistik
31
33. Sistem Logistik Maritim
• Logistik Maritim adalah proses perencanaan, pelaksanan, dan
pengendalian pergerakan barang dan informasi melalui pelayaran.
• Sistem Logistik Maritim adalah proses interaksi yang terintegrasi
antara berbagai pelaku dalam kegiatan logistik melalui perairan untuk
meningkatkan kapasitas dan kinerja logistik dalam mengantar barang
yang tepat, ke tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dalam
kondisi yang diinginkan.
• Aktor utama:
• Usaha pelayaran
• Operator terminal atau pelabuhan
• Penyedia jasa pengiriman barang (freight forwarder)
33
35. Fungsi Utama dan Kegiatan Pendukung Logistik Maritim
Pengiriman Pelabuhan/Terminal
operation
Kargo Penelurusan
Fungsi utama
memindahkan kargo dari
pelabuhan ke pelabuhan
pengiriman penerimaan;
bongkar /muat kargo;
bongkar muat;
menghubungkan ke
transportasi darat.
pemesanan kapal; dan
mempersiapkan dokumen
yang diperlukan untuk
pengangkutan laut dan
perdagangan, atas nama
pengirim.
Kegiatan pendukung
dokumentasi yang
berkaitan dengan
perdagangan laut;
pelacakan container dan
informasi; layanan
intermoda.
pergudangan; menawarkan
pusat distribusi; pengujian;
majelis; memperbaiki.
manajemen persediaan;
pengemasan; pergudangan
Sumber: Dong-Wong Song dan Photis M. Panayides (2012), Maritime Logistics: a complete guide to effective shipping and port Management.
35
36. Sistem Logistik Maritim
Sumber: Song, D.-W. & Panayides, P.M., 2012. Maritime logistics: a contemporary issues, London: Kogan Page.
36
38. Port Management Information System
Sumber: https://www.porttechnology.org/directory/transas_marine/products/8965/Port-Management-
Information-System
38
39. Smart Ship Platform
Sumber: “Japan develops smart ship platform” (4 Oct 2016), https://www.marinemec.com/news/view,japan-develops-
smart-ship-platform_44850.htm
Monohakobi Technology Institute
ISO 16425:2013 Ships and marine technology -- Guidelines for the installation of ship communication networks for
shipboard equipment and systems
39
40. Sistem Komunitas Pelabuhan
Sumber: “Port Community System (PCS) at Indian Ports”,
http://www.indianpcs.gov.in/ipacpsweb/html/portlet/aboutpcs/en_US/aboutpcs/AboutIPA.jsp 40
42. Pembinaan Pelayaran
a. memperlancar arus perpindahan orang dan/atau barang secara massal melalui perairan dengan selamat, aman, cepat, lancar,tertib dan
teratur, nyaman, dan berdaya guna, dengan biaya yang terjangkau oleh daya beli masyarakat;
b. meningkatkan penyelenggaraan kegiatan angkutan di perairan, kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan, serta perlindungan
lingkungan maritim sebagai bagian dari keseluruhan moda transportasi secara terpadu dengan memanfaatkan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi;
c. mengembangkan kemampuan armada angkutan nasional yang tangguh di perairan serta didukung industri perkapalan yang andal
sehingga mampu memenuhi kebutuhan angkutan baik di dalam negeri maupun dari dan ke luar negeri;
d. mengembangkan usaha jasa angkutan di perairan nasional yang andal dan berdaya saing serta didukung kemudahan memperoleh
pendanaan, keringanan perpajakan, dan industri perkapalan yang tangguh sehingga mampu mandiri dan bersaing;
e. meningkatkan kemampuan dan peranan kepelabuhanan serta keselamatan dan keamanan pelayaran dengan menjamin tersedianya
alur-pelayaran, kolam pelabuhan, dan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran yang memadai dalam rangka menunjang angkutan di perairan;
f. mewujudkan sumber daya manusia yang berjiwa bahari, profesional, dan mampu mengikuti perkembangan kebutuhan
penyelenggaraan pelayaran; dan
g. memenuhi perlindungan lingkungan maritim dengan upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran yang bersumber dari
kegiatan angkutan di perairan, kepelabuhanan, serta keselamatan dan keamanan.
Sumber: Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang PELAYARAN
Pelayaran adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas
angkutan di perairan, kepelabuhanan, keselamatan dan
keamanan, serta perlindungan lingkungan maritim.
42
43. 7 Pilar Kebijakan Kelautan Indonesia
Kebijakan
Kelautan
Indonesia
Tata kelola dan kelembagaan kelautan
Ekonomi, infrastruktur, dan peningkatan kesejahteraan
Pengelolaan ruang laut dan perlindungan lingkungan laut
Budaya bahari
Diplomasi maritim
Pengelolaan sumberdaya kelautan dan pengembangan sumberdaya manusia
43
44. Persoalan dan Pembenahan Sistem Logistik
Maritim (Bank Dunia)
Persoalan:
• Operasi pelabuhan yang tidak efisien:
Pelabuhan sering menjadi titik
penghambat dalam rantai logistik
Indonesia, akibat infrastruktur yang
terbatas, regulasi yang minim atau
tumpang tindih, konflik antar sektor,
dan produktivitas yang rendah.
• Pasar layanan logistik yang tidak
kompetitif.
• Prosedur perdagangan yang panjang.
Pendekatan:
• Memperkuat tatakelola dan operasional
pelabuhan.
• Menumbuhkan lingkungan usaha yang
kompetetif bagi penyedia layanan
logistik untuk meningkatkan masuknya
operator dalam pasar logistik.
• Membuat proses perdagangan menjadi
lebih efisien dan transparan untuk
mengurangi waktu dan biaya proses
perdagangan.
Sumber:
• World Bank (2016) The Indonesia First Logistics Reform Development Policy Loan.
• “Bank Dunia Beri Pinjaman Rp4,2 Triliun ke Indonesia untuk Benahi Logistik Maritim”, 30/06/2018, pada:
https://today.line.me/id/pc/article/Bank+Dunia+Beri+Pinjaman+Rp4+2+Triliun+ke+Indonesia+untuk+Benahi+Logistik+Maritim-PL2mM0
44
45. Komponen Sistem Logistik Maritim
Pengirim
Pelabuhan
Asal
Pelabuhan
Tujuan
Penerima
Penyedia Jasa Pengiriman, Pengangkutan, Pergudangan, Terminal, Keuangan, dan Dokumen
Standar, Teknologi, Fasilitasi Perdagangan, Kompetensi SDM
Pelayaran
Kebijakan Logistik Maritim
45
46. Siklus Kebijakan Sistem Logistik Maririm
Penentuan Agenda
(isu dan prioritas)
Formulasi
Adopsi (ratifikasi)
Implementasi
Evaluasi
Pemeliharaan
46
47. Prakarsa Pemantauan Kinerja Sistem Logistik
Maritim
Permasalahan
•Konflik kepentingan dan
prioritas yang berbeda.
•Dokumen strategi yang
berbeda-beda di lintas
kementerian dan
menghasilkan
rekomendasi praktis
yang berbeda-beda.
•Kesulitan dalam
menentukan kesepatan
dan sasaran perbaikan.
•Data tidak tersedia dan
tidak ada prosedur atau
mekanisme intervensi
pemecahan masalah.
•Produktivitas yang
rendah.
Pendekatan
•Reformasi logistik
maritim
•Penyelarasan prioritas
dengan para pemangku
kepentingan.
•Pandangan holistik
untuk mengatasi
berbagai tantangan
pelaksanaan guna
mewujudkan reformasi
logistik maritim
Prakarsa
•Wahana Pemantauan
Kinerja Sistem Logistik
Maritim (Monitoring and
Evaluation Platform for
Maritime Logistics
Performance – MEP-
MLP) yang
memungkinkan
pemangku kepentingan:
•Memantau indikator
kinerja utama
•Melakukan perbaikan
secara berkelanjutan.
•Menggunakan
mekanisme intervensi
dan penyelesaian
hambatan di lapangan
ketika diperlukan.
Manfaat
•Tersedianya menu
inisiatif kunci dan
dijabarkan lebih lanjut
menjadi inisiatif khusus.
•Adanya dukungan data
dan informasi dari
lapangan agar inisiatif
dapat terwujud secara
efisien
•Terjalinnya kerjsama
Pemerintah dan sektor
swasta di tingkat
operator maupun
pengguna akhir.
•Adanya mekanisme
secara proaktif agar
memastikan koordinasi
yang lebih baik.
47
48. Apa yang baru?
Bagaimana berkerjasama untuk memperbaiki kinerja logistik maritim
Standarisasi prosedur pemantauan antar agen
Dokumentasi standar
Transparansi dan perbaikan berbasis data
Penelusuran data dan pelacakan pihak yang bertanggung jawab untuk peningkatan kinerja
Manfaat wahana (platform) berbasis web
Tindak lanjut dan akuntabilitas pencapaian sasaran perbaikan
48
49. Kondisi Yang Diharapkan
Pemantauan Indikator
Kinerja Logistik Maritim
• Tercapainya
kesepakatan indikator
kinerja sistem logistik
maritim
• Terwujudnya platform
yang dapat memantau
indikator kinerja
secara berkala
Peningkatan Kinerja
Logistik Maritim
• Terwujudnya pelaku
yang bertanggung-
jawab dan mampu
melakukan perbaikan
kinerja
• Terwujudnya pelaku
atau agen yang
profesional
Peningkatan Indeks
Kinerja Logistik
Indonesia
• Logistik maritim yang
efisien dan produktif
• Tersedianya jaringan
infrastruktur sistem
logistik maritim
49
51. Kerangka Platform
•Pelabuhan
•Usaha Pelayaran
•Jasa Pengiriman
•Pemilik Barang
•Pemerintah
Penyedia Data
•Pemasukan Data
•Validasi Data (approval)
Platform (e-
monitoring) •Perusahaan Kapal
•Pemilik Barang
•Pemerintah
•Otoritas Pelabuhan (OP)
•Lembaga Penelitian
Pengguna Data
•Penilaian Capaian
•Penetapan Target
•Rencana Tindak
•Perbaikan
•Evaluasi Kemajuan
•Pengakuan Pencapaian
Sistem
Akuntabilitas
Kinerja
Tujuan Platform adalah:
1. Sebagai wahana dalam pemantauan kinerja Sistem Logistik Maritim bagi para pihak terkait (pemangku
kepentingan), baik pemerintah maupun swasta.
2. Penentuan prioritas dan indikator dalam rangka peningkatan kinerja.
3. Pengembangan kegiatan perbaikan yang lebih rinci, baik pada pemerintah pusat, pemerintah daerah,
pelaku usaha, dan pemangku kepentingan lainnya.
4. Koordinasi sistem akuntabilitas kinerja dan pemberdayaan secara optimal sumber daya yang
dibutuhkan, dalam rangka meningkatkan kinerja sistem logistik maritim.
51
1. Pusat Layanan
2. Koridor Tol Laut
53. 1. Contoh Pendekatan Pusat Layanan:
Port Performance Scorecard (UNCTAD)
Sumber: UNCTAD (2016) Port Performance: Linking Performance Indicators to Strategic Objectives.
Port Performance Scorecard Network
Port Performance Scorecard Flowchart
Normal Port Performance
53
55. 2. Contoh Pendekatan Koridor:
FastPath® a transport logistics diagnostics tool (USAID)
Sumber: USAID (2010) West Africa Transport Logistics Analysis Using FastPath: Tema–Ouagadougou Corridor Final Report.
Charles Kunaka dan Robin Carruthers (2014) Trade and Transport Corridor Management Toolkit. , the World Bank, Washington. 55
56. Tugas Tim Kerja Pengembangan Sistem
Logistik Maritim (SISLOGMAR)
• Mengoordinasikan dan memfasilitasi pengembangan Pemantauan
Kinerja SISLOGMAR
• Mengidentifikasi permasalahan dan hambatan implementasi
perbaikan kinerja SISLOGMAR
• Melakukan evaluasi implementasi pelaksanaan perbaikan SISLOGMAR
• Menyiapkan rekomendasi kebijakan dan langkah-langkah strategis
yang diperlukan dalam implementasi pelaksanaan SISLOGMAR
56
57. Penutup
• Sistem Logistik Maritim merupakan interaksi antar pelaku atau agen yang mengalirkan
barang dan jasa lewat pelayaran untuk mencapai nilai tambah dan efisiensi yang lebih
baik.
• Pelaku utama adalah otoritas dan operator pelabuhan, pemilik barang, jasa penyedia
pengiriman, dan usaha pelayaran termasuk pemerintah.
• Mekanisme peningkatan kinerja memerlukan kerjasama antar pelaku kepentingan dan
metode untuk memantau keadaan di lapangan dan usaha untuk memperbaiki kinerja
logistik maritim.
• Paparan ini mengusulkan wahana pemantauan kinerja sistem logistik maritim (e-
platform) berbasis web yang dapat dilakukan dengan dua pendekatan:
1. Pendekatan titik layanan: pelabuhan, kawasan berikat, dan lainnya
2. Pendekatan koridor logistik maritim: koridor tol laut
• Pembentukan tim ad hoc, penugasan, perancangan, dan uji coba dapat diusulkan agar
dapat munculnya komitmen berbagai pihak dalam meningkatkan kinerja sistem logistik
maritim.
57