Dokumen tersebut membahas mengenai digitalisasi angkutan umum konvensional khususnya angkutan kota (angkot) dengan menggunakan pelacak GPS dan pembayaran menggunakan uang elektronik untuk mengurangi kemacetan dan mempermudah pembayaran. Tujuannya adalah mengurangi waktu tunggu angkutan, memudahkan pembayaran, dan mengumpulkan data untuk mengevaluasi kinerja pengemudi serta informasi l
LMCP2502-2020 Pengangkutan Bandar
Membahas akan permasalahan berkaitan pengangkutan yang dihadapi, polisi yang dicadangkan, perancangan jangka pendek serta perancangan jangka panjang
LMCP2502-2020 Pengangkutan Bandar
Membahas akan permasalahan berkaitan pengangkutan yang dihadapi, polisi yang dicadangkan, perancangan jangka pendek serta perancangan jangka panjang
KEMUNGKINAN PENERAPAN RIDE SHARING PROGRAM UNTUK MENGATASI MASALAH KEMACETAN ...Jajan Rohjan
Usaha untuk mengatasi permasalahan kemacetan lalu lintas yang diakibat oleh suplai jaringan transportasi yang sudah tidak memadai lagi dengan jalan mengurangi jumlah kendaraan yang berada di dalam jaringan jalan dengan meningkatkan okupansi moda angkutan yang digunakan, merupakan salah satu alternative yang layak untuk dicoba. Alternatif yang layak dicoba adalah dengan merubah perilaku perjalanan mereka yang tidak efisien (penggunaan kendaraan pribadi dengan tingkat okupansi yang rendah). Salah satu cara yang mungkin dapat dilaksanakan adalah dengan menyelenggarakan program ride sharing. Konsep ride sharing bukan merupakan sesuatu yang baru, terutama untuk negara-negara di Eropa dan Amerika Utara. Ride sharing dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang memungkinkan seorang pengemudi kendaraan memberikan tumpangan ke orang lain. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, program ride sharing ini cukup signifikan untuk memecahkan permasalahan kemacetan lalu lintas terutama pada jam-jam sibuk. Berdasarkan uraian tersebut di atas, ada pemikiran dari peneliti untuk melakukan investigasi kemungkinan penerapan model ride sharing program di wilayah Kota Bandung. Pada penelitian ini, peneliti mencoba menggali kemungkinan penerapan model ride sharing kepada para pelaku perjalanan dari kelompok choice demand (pemilik kendaraan/mobil) pada komunitas perumahan dengan jalan melihat persepsi dan penilaian mereka terhadap model ride sharing melalui penyebaran kuesioner.
PPT KELOMPOK 5 (PERENCANAAN TRANSPORTASI DALAM PRESPEKTIF EKONOMI DAN LINGKUN...Febioladhm
PPT KELOMPOK 5 (PERENCANAAN TRANSPORTASI DALAM PRESPEKTIF EKONOMI DAN LINGKUNGAN)
Mempelajari bagaimana konsep perencanaan transpotasi dalam prespektif ekonomi dan lingkungan.
Mempelajari bagaimana meciptakan transportasi umum yang ramah lingkungan.
Vidya Dharma Anoraga (Choir Arragement by Alfian Badrul Isnan)Alfian Isnan
Partitur Lagu Vidya Dharma Anoraga
Hak Cipta Lagu - SMA NEGERI 1 CIBADAK
Judul : Vidya Dharma Anoraga
Ciptaan : SMA Negeri 1 Cibadak (Anonim)
MARS SMA NEGERI 1 CIBADAK
Aransemen Oleh : Alfian Badrul Isnan (ig. alf.ian_, Smandak'51)
Sample : bit.ly/vdaarrg
Instrument Only : bit.ly/vdainstr
Original Song : bit.ly/vdaorig
KEMUNGKINAN PENERAPAN RIDE SHARING PROGRAM UNTUK MENGATASI MASALAH KEMACETAN ...Jajan Rohjan
Usaha untuk mengatasi permasalahan kemacetan lalu lintas yang diakibat oleh suplai jaringan transportasi yang sudah tidak memadai lagi dengan jalan mengurangi jumlah kendaraan yang berada di dalam jaringan jalan dengan meningkatkan okupansi moda angkutan yang digunakan, merupakan salah satu alternative yang layak untuk dicoba. Alternatif yang layak dicoba adalah dengan merubah perilaku perjalanan mereka yang tidak efisien (penggunaan kendaraan pribadi dengan tingkat okupansi yang rendah). Salah satu cara yang mungkin dapat dilaksanakan adalah dengan menyelenggarakan program ride sharing. Konsep ride sharing bukan merupakan sesuatu yang baru, terutama untuk negara-negara di Eropa dan Amerika Utara. Ride sharing dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang memungkinkan seorang pengemudi kendaraan memberikan tumpangan ke orang lain. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, program ride sharing ini cukup signifikan untuk memecahkan permasalahan kemacetan lalu lintas terutama pada jam-jam sibuk. Berdasarkan uraian tersebut di atas, ada pemikiran dari peneliti untuk melakukan investigasi kemungkinan penerapan model ride sharing program di wilayah Kota Bandung. Pada penelitian ini, peneliti mencoba menggali kemungkinan penerapan model ride sharing kepada para pelaku perjalanan dari kelompok choice demand (pemilik kendaraan/mobil) pada komunitas perumahan dengan jalan melihat persepsi dan penilaian mereka terhadap model ride sharing melalui penyebaran kuesioner.
PPT KELOMPOK 5 (PERENCANAAN TRANSPORTASI DALAM PRESPEKTIF EKONOMI DAN LINGKUN...Febioladhm
PPT KELOMPOK 5 (PERENCANAAN TRANSPORTASI DALAM PRESPEKTIF EKONOMI DAN LINGKUNGAN)
Mempelajari bagaimana konsep perencanaan transpotasi dalam prespektif ekonomi dan lingkungan.
Mempelajari bagaimana meciptakan transportasi umum yang ramah lingkungan.
Vidya Dharma Anoraga (Choir Arragement by Alfian Badrul Isnan)Alfian Isnan
Partitur Lagu Vidya Dharma Anoraga
Hak Cipta Lagu - SMA NEGERI 1 CIBADAK
Judul : Vidya Dharma Anoraga
Ciptaan : SMA Negeri 1 Cibadak (Anonim)
MARS SMA NEGERI 1 CIBADAK
Aransemen Oleh : Alfian Badrul Isnan (ig. alf.ian_, Smandak'51)
Sample : bit.ly/vdaarrg
Instrument Only : bit.ly/vdainstr
Original Song : bit.ly/vdaorig
Rumpun Teknologi Informasi dan Komunikasi Career Day 2019Alfian Isnan
Rumpun Teknologi Informasi dan Komunikasi terbagi menjadi beberapa jurusan
1. Ilmu Komputer
2. Teknik Informatika
3. Sistem Informasi
4. Teknik Komputer
INTERACTIVE POWERPOINT UI GOES TO SUKABUMI 2019Alfian Isnan
TO ONLINE LN ACADEMY SEHARGA 25.000 UNTUK 5 KALI TO
SEGERA PESAN DI OA LINE BARAYA UI SUKABUMI : @jka3637p
INTERACTIVE POWERPOINT UI GOES TO SUKABUMI 2019
Konten PPT nya adalah untuk memperkenalkan Kampus Universitas Indonesia, Jalur Masuk, Biaya serta Lain-lain.
Informasi Lebih Lanjut di Ig @barayauismi
Powerpoint untuk sosialisasi Universitas Indonesia ke sekolah tingkat menengah atas daerah Kabupaten Sukabumi dan Kota Sukabumi edisi tahun 2019
Oleh Baraya UI Sukabumi 2018
Rehabilitasi Bencana Tanah Longsor Puncak, Cisarua, Bogor - PBL 2 MPKTB UIAlfian Isnan
PowerPoint Presentasi - Rehabilitasi Bencana Tanah Longsor di Puncak, Cisarua.
Tugas Akhir Semester Gasal - Problem Based Learning 2
Pemicu : PBL 2 - Tanah Longsor
MPKT B - Universitas Indonesia
Anggota HG5 Kelompok :
Alfian Badrul Isnan
Early Lula Afif
Hansel Matthew
George
Muthia Hanun
Makalah PBL 2 - Rehabilitasi Bencana Tanah Longsor di Puncak, CisaruaAlfian Isnan
Makalah PBL 2 - Rehabilitasi Bencana Tanah Longsor di Puncak, Cisarua.
Tugas Akhir Semester Gasal - Problem Based Learning 2
Pemicu : Tanah Longsor
MPKT B - Universitas Indonesia
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
Karya Tulis - Digitalisasi Angkutan Umum Konvensional Menggunakan Alat Pelacak serta Pembayaran dengan uang elektronik
1. DIGITALISASI ANGKUTAN UMUM KONVENSIONAL
MENGGUNAKAN ALAT PELACAK SERTA PEMBAYARAN DENGAN
UANG ELEKTRONIK
Ailsa1
Alfian2
, Ali Bagir3
, Alvin4
Abstrak – Mobilisasi masyarakat sangat penting dilakukan agar perekonomian negara tumbuh
dengan cepat. Saat ini banyak sekali masalah yang dihadapi Indonesia mengenai efektivitas
mobilisasi pada transportasi, khususnya transportasi darat yaitu angkutan perkotaan (angkot)
yang sering menyebabkan macet dikarenakan lamanya menunggu penumpang untuk naik, dan
saat penumpang membayar ongkos perjalanan. Pemerintah telah berupaya untuk menuntaskan
masalah ini dengan menambah transportasi lain, tetapi hal ini dapat mengancam para sopir
angkot tidak mendapat pekerjaan, serta masyarakat kalangan kurang mampu dan/atau tidak ada
akses lain kecuali angkot akan mendapat kesulitan. Tetapi, hal ini dapat kita kurangi dengan
cara mengintegrasikan teknologi digital pada angkutan kota, seperti halnya teknologi yang
mendukung Internet of Things yang telah diterapkan pada ojek online. Teknologi seperti ini
menggunakan alat pelacak seperti Sistem Pemosisian Global (GPS) yang dalam hal ini
berfungsi untuk mendeteksi ada atau tidaknya penumpang yang akan menaiki angkot bagi sopir,
atau bahkan untuk mendeteksi ada atau tidaknya angkot di sekitar bagi penumpang. Selain itu,
pembayaran menggunakan uang elektronik berbentuk kartu atau dompet digital menjadi hal
yang dapat diaplikasikan agar tarif sesuai dengan jarak serta mengurangi waktu pembayaran.
Kata Kunci: IoT (Internet of Things), GPS (Sistem Pemosisian Global, Digital.
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angkutan perkotaan (angkot) adalah angkutan umum konvensional yang telah lama ada
di Indonesia menjadi angkutan favorit bagi masyarakat menengah ke bawah. Selain
tarif perjalanannya murah, keberadaan angkot yang cukup banyak menjadikan angkot
tidak dapat dipisahkan sebagai bagian dari masyarakat. Angkot yang ada terbagi
menjadi beberapa trayek, di mana setiap trayek melayani rute dan tujuannya masing-
masing. Pada kenyataannya, setiap trayek punya ciri khasnya masing-masing, salah
satunya ditentukan dari jumlah penumpang trayek tersebut setiap harinya. Dari sinilah,
trayek dapat digolongkan ramai atau sepi.
Perlu diketahui, setiap angkutan memiliki target setoran setiap harinya kepada pihak
yang mengelola angkutan tersebut. Jika target tersebut tidak terpenuhi, pengemudi
angkutan tersebut dapat terancam diberhentikan dari jabatannya. Maka dari itu, para
pengemudi sering mencari penumpang sepanjang perjalanan dengan cara berhenti di
suatu tempat yang biasanya terdapat banyak penumpang. Angkot yang berhenti
memakan sebagian badan jalan, yang menyebabkan lajur yang dapat dipakai kendaraan
lalu lalang menjadi berkurang, sehingga dapat menyebabkan kemacetan akibat
penyempitan jalan. Hal ini tentu menyebabkan keresahan masyarakat, baik pengendara
kendaraan pribadi karena menghambat perjalanan mereka, maupun masyarakat sekitar
karena tempat di mana angkot tersebut berhenti menjadi lebih sesak.
Karena tuntutan setoran pula, biasanya para pengemudi mencoba mencari “jalan pintas”
dengan mematok tarif yang lebih tinggi dari yang seharusnya dan mengemudikan
kendaraannya secara ugal-ugalan. Oleh sebab itu, faktanya masih banyak masyarakat
yang menganggap angkot sebagai mode transportasi yang kurang aman.
B. Tujuan
1. Mengurangi rata-rata waktu tunggu angkutan umum.
2. Mempermudah sistem pembayaran selama perjalanan dan memastikan setiap
pengguna membayar tarif yang ditentukan.
3. Mengumpulkan informasi berupa data statistik kepada pengelola angkutan untuk
mengevaluasi kinerja pengemudi angkutan kota, serta informasi pada penumpang
dan sopir angkot mengenai keberadaan calon-calon penumpang angkot.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana digitalisasi sistem transportasi konvensional dapat mengurangi
kemacetan di jalan.
2. Bagaimana penerapan uang elektronik dapat mempermudah sistem pembayaran.
3. D. Pembatasan Masalah
Masalah hanya dibatasi pada angkot di lingkungan perkotaan yang belum menerapkan
uang elektronik pada trayeknya.
E. Hipotesis
Digitalisasi dan penerapan uang elektronik dalam sistem transportasi konvensional
dapat mengurangi waktu tunggu trayek dan mempermudah sistem pembayaran.
F. Manfaat
1. Mengurangi keresahan pengguna jalan terhadap angkot yang sering menyebabkan
kemacetan.
2. Menyosialisasikan penggunaan uang elektronik sebagai alat pembayaran yang
mudah dan praktis.
3. Memanfaatkan data statistik yang didapatkan untuk meningkatkan kualitas sistem
transportasi konvensional.
4. BAB II
GAGASAN
A. Prinsip Kerja
Gbr. 1 Flowchart dari sistem kerja.
Berikut adalah penjelasan dari Flowchart Gambar 1
1. Penumpang memilih rute yang akan dituju.
Aplikasi merekomendasikan rute tercepat yang ada dari trayek angkot yang tersedia.
Selain itu, aplikasi juga merekomendasikan rute-rute alternatif lainnya. Aplikasi
memberikan data berupa jumlah angkot yang berjalan pada trayek tersebut,
kecepatan rata-rata angkot, kapasitas angkot, dan memberikan lokasi angkot
terdekat. Jika tidak ada angkot yang sedang beroperasi atau daerah penumpang
tidak ada akses angkot, aplikasi memberikan saran kepada penumpang untuk
menggunakan transportasi umum lainnya.
2. Penumpang menunggu kedatangan angkot terdekat.
Sistem mengumpulkan data penumpang di area tertentu pada radius sekitar 20 meter
agar berkumpul di spot yang sama dan aplikasi memberitahukan hal ini kepada
calon penumpang serta sopir angkot terdekat.
5. 3. Penumpang menaiki angkot (Tap In).
Penumpang menempelkan kartu uang elektronik pada RFID yang telah disediakan.
Sistem menghitung jarak perjalanan penumpang untuk menentukan tarif perjalanan.
Tarif perjalanan, estimasi waktu perjalanan, kecepatan, diinformasikan kepada
penumpang melalui aplikasi. Jumlah penumpang, dan destinasi penumpang
diinformasikan kepada sopir angkot.
4. Penumpang melakukan Tap Out.
Penumpang keluar angkot dan melakukan tap out pada alat dengan menempelkan
uang elektronik dan saldo uang elektronik penumpang dikurangi sesuai tarif yang
telah ditentukan. Jika penumpang harus melakukan transit angkot, saldo dipotong
sesuai jarak dari rute yang telah ditempuh, kemudian dilanjutkan pada rute
selanjutnya.
5. Penumpang sampai tujuan.
Penumpang dapat memberi kritik dan saran, serta review pada pengemudi,
pengelola, dan developer dari aplikasi ini.
6. Pengelolaan data oleh Pengelola Angkutan untuk dievaluasi
Informasi berupa banyaknya penumpang yang diangkut angkot pada rute tertentu,
banyaknya penumpang pada spot tertentu, kecepatan angkot, tarif yang diberikan
kepada penumpang angkot, hasil kritik dan saran diberikan kepada pengelola untuk
dievaluasi.
B. Alat
Alat yang akan dibuat adalah alat yang di dalamnya ditanamkan sistem digital yaitu
GPS yang berfungsi sebagai alat pelacak, RFID Reader/Writer sebagai alat untuk
membaca dan menulis data pada kartu RFID dalam uang elektronik, bagian display
berupa layar LCD untuk menampilkan informasi pada sopir angkot, pemancar sinyal
GPRS untuk memberikan data pada sistem pusat, serta mikrokontroller sebagai
pengontrol jalannya sistem.
C. Kerja sama
Proyek ini direncanakan akan bekerja sama dengan beberapa instansi sebagai berikut:
1. Pengelola Angkutan Kota (Angkot).
2. Penyedia Uang Elektronik, Bank yang bersangkutan.
3. Penyedia Layanan Internet berbasis broadband.
4. Pemerintah
6. BAB II
KESIMPULAN
Mendigitalkan angkutan umum konvensional adalah langkah untuk mengurangi beberapa
penyebab dari kemacetan yang sering terjadi di jalan. Hal ini pun dapat mempermudah
masyarakat untuk melakukan transaksi secara praktis, serta lebih aman.