Dokumen tersebut membahas tentang prosedur pelaksanaan psikodiagnostik. Prosedur tersebut meliputi identifikasi klien, merumuskan masalah, melakukan wawancara dan observasi untuk mengumpulkan data, serta melakukan diagnosis secara hati-hati dan bertanggung jawab dengan memperhatikan etika psikodiagnostik. Hanya ahli psikologi yang berkompeten yang berhak melakukan diagnosis psikologis.
2. Siapa yang berhak melakukan
diagnosis psikologis?
Ahli Psikologi
Mereka yg mendapat latihan
khusus utk lapangan
psikodiagnostik
3. Diagnosis untuk keperluan latihan
(pendidikan)
Praktikum
Diagosis mengenai prestasi belajar
Di sekolah – hasil belajar
Diagnosis dengan menggunakan tes
psikologis
DIAGNOSIS BUKAN AHLI PSIKOLOGI
4. 1. Secara Materiil
Mempunyai pandangan tentang manusia
(mensbeschouwing) yang matang
Mempunyai pengetahuan dalam lapangan
psikologi yg cukup luas
Mempunyai kecekatan yg cukup dalam
menggunakan berbagai teknik diagnostik
psikologis
SYARAT SEORANG PSIKODIAGNOSTIKUS
5. 2. Secara Formil
Memiliki derajad dalam lapangan
psikologi
Memiliki sertifikat dalam lapangan
psikodiagnostik
Utk metode2 tertentu memiliki brevet
(terkualifikasi).
6. Menjaga rahasia pribadi subjek
Membuat diagnosis dengan penuh hati-
hati & tanggung jawab
Memahami kesukaran2 subjek
Tidak menganggap subjek sbg pasien
yg membutuhkan pertolongan tapi sbg
sesama yg punya harga diri,
kebangsaan dan keinginan2 tertentu.
ETIKA PSIKODIAGNOSTIK
7. identifikasi Klien : info lengkap ttg klien ;
identitas klien & informasi lain yg
berhubungan dg masalah klien.
Merumuskan masalah
Masalah keadaan ekonomi
Masalah non-emosional
Masalah non –emosional yg menjadi
emosional
Masalah emosional yang menjadi non-
emosional
PROSEDUR
8. Melakukan oto-anamnesa & allo-
anamnesa : usaha mencari data klien
secara langsung dengan kliennya sendiri
& orang lain disekitar klien yg berkaitan
dg masalah klien
Melakukan diagnosa dg campur tangan
dlm khdpan pribadi klien utk melakukan
konseling.
Melakukan wawancara utk mencari
informasi baru klien (info yg ada atau cek
keraguan)