SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Problem solvingProblem solving
&&
Decision makingDecision making
Problem & Problem SolvingProblem & Problem Solving
 Problem ?Problem ?
 Problem Solving?Problem Solving?

Problem solving dilakukan ketika dibutuhkanProblem solving dilakukan ketika dibutuhkan
suatu cara untuk mengatasi hambatan yangsuatu cara untuk mengatasi hambatan yang
bertujuan untuk menjawab pertanyaan ataubertujuan untuk menjawab pertanyaan atau
mencapai tujuanmencapai tujuan
Tipe MasalahTipe Masalah
 Sternberg (1999) membedakan masalah ke dalam 2Sternberg (1999) membedakan masalah ke dalam 2
tipe, yaitu:tipe, yaitu:

Well-structured problems, ciri-ciri :Well-structured problems, ciri-ciri :
• Masalah terstruktur dengan baik.Masalah terstruktur dengan baik.
• Biasanya terdapat pada soal-soal ujian seperti yang terdapat diBiasanya terdapat pada soal-soal ujian seperti yang terdapat di
lingkungan sekolah. Ex :matematika, sejarah, geografi.lingkungan sekolah. Ex :matematika, sejarah, geografi.
• Tujuan :memperoleh jawaban.Tujuan :memperoleh jawaban.
• PPenilaian ‘benar’ dan ‘salah’.enilaian ‘benar’ dan ‘salah’.

Ill structured problems, ciri-ciri:Ill structured problems, ciri-ciri:
• Memungkinkan problem solver kesulitan untuk membentukMemungkinkan problem solver kesulitan untuk membentuk
gambaran mental mengenai bagaimana solusi yang tepat karenagambaran mental mengenai bagaimana solusi yang tepat karena
tidak terstruktur.tidak terstruktur.
• Dalam penyelesaikan masalah ini, lebih tepat menggunakan insightDalam penyelesaikan masalah ini, lebih tepat menggunakan insight
yang akan membantu mendapatkan cara yang tepat untukyang akan membantu mendapatkan cara yang tepat untuk
mencapai tujuan.mencapai tujuan.
THE PROBLEM SOLVING CYCLETHE PROBLEM SOLVING CYCLE
Sternberg 1999Sternberg 1999
7
Evaluating
Problem Solving
4
Organizing
information about
problem solving
3
Constructing a
strategy for
problem solving
2
Definition of
problem
1
Problem
identification
5
Allocation of
resources
6
Monitoring
Problem Solving
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAMPENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM
PEMECAHAN MASALAHPEMECAHAN MASALAH
 The Means-Ends HeuristicThe Means-Ends Heuristic

Terdiri dari dua komponen:(1)membagi masalah keTerdiri dari dua komponen:(1)membagi masalah ke
dalam sub masalah-sub masalah yang lebih kecildalam sub masalah-sub masalah yang lebih kecil
(2) berusaha untuk mengurangi perbedaan antara(2) berusaha untuk mengurangi perbedaan antara
initial state (kondisi awal) dan goal state (tujuan)initial state (kondisi awal) dan goal state (tujuan)
pada masing-masing sub masalah.pada masing-masing sub masalah.

Usaha yang dilakukan adalah memperkecil ‘trial’Usaha yang dilakukan adalah memperkecil ‘trial’
atau usaha memunculkan berbagai cara hinggaatau usaha memunculkan berbagai cara hingga
didapatkan sedikit cara yang mendekati keakuratandidapatkan sedikit cara yang mendekati keakuratan
dengan solusi atau tujuan yang ingin kita capai.dengan solusi atau tujuan yang ingin kita capai.
• Ex : pada game computer pendeta dan kanibal.Ex : pada game computer pendeta dan kanibal.
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAMPENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM
PEMECAHAN MASALAHPEMECAHAN MASALAH
 The Analogy ApproachThe Analogy Approach

Disebut dengan analogi. Melihat contoh permasalahan yang miripDisebut dengan analogi. Melihat contoh permasalahan yang mirip
untuk mendapatkan suatu solusi. Pendekatan ini dipengaruhi olehuntuk mendapatkan suatu solusi. Pendekatan ini dipengaruhi oleh
proses belajar (situated learning)(Greeno dkk, 1993).proses belajar (situated learning)(Greeno dkk, 1993).

Ada 3 struktur dalam pendekatan analogi:Ada 3 struktur dalam pendekatan analogi:
• problem isomorphs – kelompok masalah dengan struktur dan solusi yangproblem isomorphs – kelompok masalah dengan struktur dan solusi yang
mirip.mirip. Misalnya pada permainan “tiga jadi”.Misalnya pada permainan “tiga jadi”.
• target problem – masalah yang sedang dihadapi untuk segeratarget problem – masalah yang sedang dihadapi untuk segera
diselesaikandiselesaikan
• source problem – untuk memecahkan target problem, maka dilihatsource problem – untuk memecahkan target problem, maka dilihat
masalah yang mirip dengan yang pernah diselesaikan sebelumnyamasalah yang mirip dengan yang pernah diselesaikan sebelumnya

Pendekatan analogi dapat efektif digunakan ketika:Pendekatan analogi dapat efektif digunakan ketika:
• muncul 2 masalah atau lebih yang berbedamuncul 2 masalah atau lebih yang berbeda
• seseorang dihadapkan pada masalah yang hampir sama secara beruntunseseorang dihadapkan pada masalah yang hampir sama secara beruntun
sebelum menghadapi target problemsebelum menghadapi target problem
• seseorang berusaha menyelesaikan source problem, dan bukan belajarseseorang berusaha menyelesaikan source problem, dan bukan belajar
menyelesaikan masalah dengan solusi barumenyelesaikan masalah dengan solusi baru
FAKTOR-FAKTOR YANGFAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PROBLEM SOLVINGMEMPENGARUHI PROBLEM SOLVING
 Expertise/keahlian.Expertise/keahlian.

Individu yang memiliki keahlian akan mampu menampilkan tugas dengan sangat baikIndividu yang memiliki keahlian akan mampu menampilkan tugas dengan sangat baik
pada permasalahan tertentu dan dibutuhkan waktu paling sedikit 10 tahun intensifpada permasalahan tertentu dan dibutuhkan waktu paling sedikit 10 tahun intensif
berlatih menjadi seorang ahli (Ericsson dalam Matlin, 1998).berlatih menjadi seorang ahli (Ericsson dalam Matlin, 1998).

Beberapa hal yang membedakan kemampuan seorang ahli dengan amatir dalam halBeberapa hal yang membedakan kemampuan seorang ahli dengan amatir dalam hal
pemecahan masalah, yaitu :(1)Pengetahuan Dasarpemecahan masalah, yaitu :(1)Pengetahuan Dasar (2)Memory(2)Memory (3)Representation(3)Representation
(4)Pendekatan pemecahan masalah(4)Pendekatan pemecahan masalah (5)merinci kondisi awal masalah(5)merinci kondisi awal masalah (6)Kecepatan(6)Kecepatan
dan akurasidan akurasi (7)Metakognitif skiils(7)Metakognitif skiils
 Mental set.Mental set.

berkaitan dengan kecenderungan yang sama dengan pengalaman sebelumnya dalamberkaitan dengan kecenderungan yang sama dengan pengalaman sebelumnya dalam
menyelesaikan masalah.menyelesaikan masalah.
 Functional fixednessFunctional fixedness

functional fixedness berkaitan dengan cara pandang/apa yang kita pikirkan terhadapfunctional fixedness berkaitan dengan cara pandang/apa yang kita pikirkan terhadap
objek masalah. Artinya, fungsi atau kegunaan suatu objek dapat berubah atau tetap.objek masalah. Artinya, fungsi atau kegunaan suatu objek dapat berubah atau tetap.
 Insight & non-insight problems.Insight & non-insight problems.

Jika insight problem digunakan untuk menyelesaikan masalah, maka solusi masalahJika insight problem digunakan untuk menyelesaikan masalah, maka solusi masalah
tiba-tiba masuk ke dalam pikiran, dan disadari bahwa penyelesaian yang sudahtiba-tiba masuk ke dalam pikiran, dan disadari bahwa penyelesaian yang sudah
dilakukan adalah benar (Baron, 1994).dilakukan adalah benar (Baron, 1994).

Jika non-insight problem digunakan dalam menyelesaikan masalah, makaJika non-insight problem digunakan dalam menyelesaikan masalah, maka
penyelesaian cenderung bertahap menggunakan ketrampilan reasoning (penalaran)penyelesaian cenderung bertahap menggunakan ketrampilan reasoning (penalaran)
dan satu set prosedur rutin (Davidson, 1995).dan satu set prosedur rutin (Davidson, 1995).
REASONINGREASONING
 Pendekatan Penalaran (Pendekatan Penalaran (ReasoningReasoning), terdiri dari :), terdiri dari :

DEDUKTIF, yaitu :proses penalaran yang diawaliDEDUKTIF, yaitu :proses penalaran yang diawali
dengan melihat suatu masalah secara menyeluruhdengan melihat suatu masalah secara menyeluruh
kemudian mencari detil-detilnya sehingga ditemukankemudian mencari detil-detilnya sehingga ditemukan
kemungkinan paling kecil yang tersisa.kemungkinan paling kecil yang tersisa.

INDUKTIF, yaitu :penalaran yang diawali denganINDUKTIF, yaitu :penalaran yang diawali dengan
mencermati suatu masalah secara detil per bagian,mencermati suatu masalah secara detil per bagian,
kemudian mencari padanan sehingga dapatkemudian mencari padanan sehingga dapat
digunakan untuk memberikan kesimpulan daridigunakan untuk memberikan kesimpulan dari
keseluruhankeseluruhan
Teori dalam PengambilanTeori dalam Pengambilan
KeputusanKeputusan
 Classical Decision Theory.Classical Decision Theory.

Model paling awal dan sederhana yang umumnya digunakan oleh para ahli ekonomi,Model paling awal dan sederhana yang umumnya digunakan oleh para ahli ekonomi,
statistik, dan filsafat, bukan psikologi. Teori ini merefleksikan penguatan dalam bidangstatistik, dan filsafat, bukan psikologi. Teori ini merefleksikan penguatan dalam bidang
ekonomi, seperti penurunan penggunaan nilai matematis dalam menentukan perilakuekonomi, seperti penurunan penggunaan nilai matematis dalam menentukan perilaku
manusia di bidang ekonomi.manusia di bidang ekonomi.
 Satisficing.Satisficing.

Menurut Simon (1957), seseorang cenderung menggunakan pemikiran rasional namunMenurut Simon (1957), seseorang cenderung menggunakan pemikiran rasional namun
terbatas (terbatas (bounded rationalitybounded rationality). Menurutnya kita cenderung menggunakan strategi). Menurutnya kita cenderung menggunakan strategi
pengambilan keputusan berdasarkan kepuasan. Apabila kita merasa puas, maka kita tidakpengambilan keputusan berdasarkan kepuasan. Apabila kita merasa puas, maka kita tidak
akan mempertimbangkan lagi kemungkinan-kemungkinan dan lebih berhati-hati dalamakan mempertimbangkan lagi kemungkinan-kemungkinan dan lebih berhati-hati dalam
memutuskan.memutuskan.
 Elimination by aspects.Elimination by aspects.

Proses eliminasi aspek misalnya kita fokus pada salah satu aspek dari beberapa macamProses eliminasi aspek misalnya kita fokus pada salah satu aspek dari beberapa macam
aspek yang ada, kemudian kita menentukan kriteria minimal dari aspek tersebut.aspek yang ada, kemudian kita menentukan kriteria minimal dari aspek tersebut.
 Heuristics dan Bias.Heuristics dan Bias.

Menurut Tversky dan Kahneman, teori ini menyatakan bahwa seseorang lebih senangMenurut Tversky dan Kahneman, teori ini menyatakan bahwa seseorang lebih senang
mengambil keputusan berdasarkan prasangka (mengambil keputusan berdasarkan prasangka (biasbias) dan jalan pintas () dan jalan pintas (short cutsshort cuts). Hal ini). Hal ini
disebabkan karena banyaknya hal yang harus diputuskan sehingga kemungkinan untukdisebabkan karena banyaknya hal yang harus diputuskan sehingga kemungkinan untuk
melakukan kesalahan menjadi tinggi.melakukan kesalahan menjadi tinggi.
 RepresentativenessRepresentativeness..

Proses pengambilan keputusan ini menggunakan logika matematika denganProses pengambilan keputusan ini menggunakan logika matematika dengan
memperhatikan kemungkinan yang muncul berdasarkan pola-pola sebelumnya. Ex :memperhatikan kemungkinan yang muncul berdasarkan pola-pola sebelumnya. Ex :
menghitung kemungkinan jenis kelamin anak yang muncul dari urutan kelahiran ke-15.menghitung kemungkinan jenis kelamin anak yang muncul dari urutan kelahiran ke-15.
APLIKASIAPLIKASI
”PROBLEM SOLVING & DECISION MAKING””PROBLEM SOLVING & DECISION MAKING”
DALAM ISLAMDALAM ISLAM
 Al Qur’an Surat Al Ahzab ayat 36,Al Qur’an Surat Al Ahzab ayat 36,
““Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagiDan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi
perempuan yang mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya Telahperempuan yang mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya Telah
menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yangmenetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang
lain) tentang urusan mereka. dan barangsiapa mendurhakai Allahlain) tentang urusan mereka. dan barangsiapa mendurhakai Allah
dan rasul-Nya Maka sungguhlah dia Telah sesat, sesat yang nyata”.dan rasul-Nya Maka sungguhlah dia Telah sesat, sesat yang nyata”.
((http://id.wikipedia.org/wiki/Syariat_Islamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Syariat_Islam))
””Sebagai makhluk ciptaan Allah, manusia pun tidak pernah bisaSebagai makhluk ciptaan Allah, manusia pun tidak pernah bisa
lepas dari ujian. Baik itu ujian yang berbentuk musibah ataupunlepas dari ujian. Baik itu ujian yang berbentuk musibah ataupun
nikmat. Ada saatnya kita merasa sedih ketika ujian datang tiada henti.nikmat. Ada saatnya kita merasa sedih ketika ujian datang tiada henti.
Namun sesungguhnya, jika kita bisa peka bahwa itu semua memilikiNamun sesungguhnya, jika kita bisa peka bahwa itu semua memiliki
hikmah, salah satunya sebagai pendidikan bagi kita untuk menjadihikmah, salah satunya sebagai pendidikan bagi kita untuk menjadi
seorang ahli dalam memecahkan masalah. Manusia akan menjadiseorang ahli dalam memecahkan masalah. Manusia akan menjadi
lebih peka ketika berhadapan dengan masalah, keyakinan danlebih peka ketika berhadapan dengan masalah, keyakinan dan
kepasrahan kepada Allah akan semakin dekat. Dengan demikian,kepasrahan kepada Allah akan semakin dekat. Dengan demikian,
ketika kita dihadapkan pada masalah duniawi justru membuat kitaketika kita dihadapkan pada masalah duniawi justru membuat kita
menjadi tangguh dan peka serta lebih cepat dalam menyelesaikanmenjadi tangguh dan peka serta lebih cepat dalam menyelesaikan
masalah. Bukan tidak mungkin ini akan membantu orang lain dalammasalah. Bukan tidak mungkin ini akan membantu orang lain dalam
menyelesaikan masalahmenyelesaikan masalah.”.”

More Related Content

What's hot

PENGANTAR PSIKOLOGI UMUM
PENGANTAR PSIKOLOGI UMUMPENGANTAR PSIKOLOGI UMUM
PENGANTAR PSIKOLOGI UMUM
FitriAmaliyah
 
Problem solving2
Problem solving2Problem solving2
Problem solving2
elmakrufi
 
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOWTEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW
Nur Arifaizal Basri
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosial
Munna Hab
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Ai Nurhasanah
 

What's hot (20)

PENGANTAR PSIKOLOGI UMUM
PENGANTAR PSIKOLOGI UMUMPENGANTAR PSIKOLOGI UMUM
PENGANTAR PSIKOLOGI UMUM
 
Agresi ppt
Agresi pptAgresi ppt
Agresi ppt
 
Pengantar Psikologi
Pengantar PsikologiPengantar Psikologi
Pengantar Psikologi
 
Metode Eksperimen dalam Psikologi
Metode Eksperimen dalam PsikologiMetode Eksperimen dalam Psikologi
Metode Eksperimen dalam Psikologi
 
Kelompok
 Kelompok Kelompok
Kelompok
 
Problem solving2
Problem solving2Problem solving2
Problem solving2
 
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOWTEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW
 
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCKPsikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCK
 
ALBERT BANDURA
ALBERT BANDURAALBERT BANDURA
ALBERT BANDURA
 
PENDEKATAN TEORI REALITA
PENDEKATAN TEORI REALITAPENDEKATAN TEORI REALITA
PENDEKATAN TEORI REALITA
 
PPT Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
PPT Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas MercubuanaPPT Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
PPT Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
 
Makalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosialMakalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosial
 
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSTEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
 
MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI
MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASIMANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI
MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI
 
Mekanisme pertahanan ego
Mekanisme pertahanan egoMekanisme pertahanan ego
Mekanisme pertahanan ego
 
Organisasi dan Kelompok Kerja - PIO
Organisasi dan Kelompok Kerja - PIOOrganisasi dan Kelompok Kerja - PIO
Organisasi dan Kelompok Kerja - PIO
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi SosialPSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosial
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. Rogers
 
Perkembangan Masa Dewasa Tengah
Perkembangan Masa Dewasa TengahPerkembangan Masa Dewasa Tengah
Perkembangan Masa Dewasa Tengah
 

Similar to Problem solving

Pemecahan masalah matematika
Pemecahan masalah matematikaPemecahan masalah matematika
Pemecahan masalah matematika
Tree Myutz
 
Pemecahan masalah matematika
Pemecahan masalah matematika Pemecahan masalah matematika
Pemecahan masalah matematika
Tree Myutz
 
Psikologi modul 3 kb 3
Psikologi modul 3 kb 3Psikologi modul 3 kb 3
Psikologi modul 3 kb 3
Uwes Chaeruman
 
Penyelesaian masalah
Penyelesaian masalahPenyelesaian masalah
Penyelesaian masalah
Pendidikan
 
Bab 2 sam
Bab 2 samBab 2 sam
Bab 2 sam
tonen91
 
22 depi a. nugraha(a) t8_10_april2013.v2
22 depi a. nugraha(a) t8_10_april2013.v222 depi a. nugraha(a) t8_10_april2013.v2
22 depi a. nugraha(a) t8_10_april2013.v2
Diandra Devikha
 

Similar to Problem solving (20)

#10 Berpikir dan Menalar.pdf
#10 Berpikir dan Menalar.pdf#10 Berpikir dan Menalar.pdf
#10 Berpikir dan Menalar.pdf
 
Pemecahan masalah matematika
Pemecahan masalah matematikaPemecahan masalah matematika
Pemecahan masalah matematika
 
problem solving.pptx
problem solving.pptxproblem solving.pptx
problem solving.pptx
 
Pemecahan masalah matematika
Pemecahan masalah matematika Pemecahan masalah matematika
Pemecahan masalah matematika
 
Topik 1 penyelesaian masalah
Topik 1 penyelesaian masalahTopik 1 penyelesaian masalah
Topik 1 penyelesaian masalah
 
Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Pemecahan Masalah (Problem Solving)Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Pemecahan Masalah (Problem Solving)
 
Pemecahan Masalah dalam Matematika
Pemecahan Masalah dalam MatematikaPemecahan Masalah dalam Matematika
Pemecahan Masalah dalam Matematika
 
Bab2 sambungan
Bab2 sambungan Bab2 sambungan
Bab2 sambungan
 
Logika7
Logika7Logika7
Logika7
 
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah
Proses Berfikir dan Pemecahan MasalahProses Berfikir dan Pemecahan Masalah
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah
 
Psikologi Kognitif Problem solving dan penalaran.pptx
Psikologi Kognitif Problem solving dan penalaran.pptxPsikologi Kognitif Problem solving dan penalaran.pptx
Psikologi Kognitif Problem solving dan penalaran.pptx
 
Teori polya
Teori polyaTeori polya
Teori polya
 
Problem solving dalam menganalisa masalah dan mendapatkan solusi terbaik.pptx
Problem solving dalam menganalisa masalah dan mendapatkan solusi terbaik.pptxProblem solving dalam menganalisa masalah dan mendapatkan solusi terbaik.pptx
Problem solving dalam menganalisa masalah dan mendapatkan solusi terbaik.pptx
 
Pemecahan masalah
Pemecahan masalahPemecahan masalah
Pemecahan masalah
 
Psikologi modul 3 kb 3
Psikologi modul 3 kb 3Psikologi modul 3 kb 3
Psikologi modul 3 kb 3
 
Penyelesaian masalah
Penyelesaian masalahPenyelesaian masalah
Penyelesaian masalah
 
Problem Map _ Materi Training "Mastering Problem & Analysis"
Problem Map _ Materi Training "Mastering Problem & Analysis"Problem Map _ Materi Training "Mastering Problem & Analysis"
Problem Map _ Materi Training "Mastering Problem & Analysis"
 
Bab 2 sam
Bab 2 samBab 2 sam
Bab 2 sam
 
22 depi a. nugraha(a) t8_10_april2013.v2
22 depi a. nugraha(a) t8_10_april2013.v222 depi a. nugraha(a) t8_10_april2013.v2
22 depi a. nugraha(a) t8_10_april2013.v2
 
Merumuskan
MerumuskanMerumuskan
Merumuskan
 

More from elmakrufi (20)

Adhd
AdhdAdhd
Adhd
 
Lansia
LansiaLansia
Lansia
 
Masa tua
Masa tuaMasa tua
Masa tua
 
Dampak psikologis monopouse
Dampak psikologis monopouseDampak psikologis monopouse
Dampak psikologis monopouse
 
Prasangka dan diskriminasi
Prasangka dan diskriminasiPrasangka dan diskriminasi
Prasangka dan diskriminasi
 
Konformitas
KonformitasKonformitas
Konformitas
 
Altruisme dan perilaku pro sosial
Altruisme dan perilaku pro sosialAltruisme dan perilaku pro sosial
Altruisme dan perilaku pro sosial
 
Ibnu sina (avicena) kel02
Ibnu sina (avicena) kel02Ibnu sina (avicena) kel02
Ibnu sina (avicena) kel02
 
Psikologi gestalt
Psikologi gestaltPsikologi gestalt
Psikologi gestalt
 
Presentasi psikologi faal (testosteron)
Presentasi psikologi faal (testosteron)Presentasi psikologi faal (testosteron)
Presentasi psikologi faal (testosteron)
 
Presentasi sistem-syaraf-2
Presentasi sistem-syaraf-2Presentasi sistem-syaraf-2
Presentasi sistem-syaraf-2
 
Persepsi mealui telinga
Persepsi mealui telingaPersepsi mealui telinga
Persepsi mealui telinga
 
Persepsi indra mata
Persepsi indra mataPersepsi indra mata
Persepsi indra mata
 
Presentasi kesadaran
Presentasi kesadaranPresentasi kesadaran
Presentasi kesadaran
 
Neuroglia
NeurogliaNeuroglia
Neuroglia
 
Medula spinalis
Medula spinalisMedula spinalis
Medula spinalis
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
Gerak biasa dan reflek
Gerak biasa dan reflekGerak biasa dan reflek
Gerak biasa dan reflek
 
Bu ava, rasa nyeri dan suhu
Bu ava, rasa nyeri dan suhuBu ava, rasa nyeri dan suhu
Bu ava, rasa nyeri dan suhu
 
Bu ava 3 .
Bu ava 3 .Bu ava 3 .
Bu ava 3 .
 

Recently uploaded

1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
MetalinaSimanjuntak1
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
HafidRanggasi
 

Recently uploaded (20)

1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 

Problem solving

  • 2. Problem & Problem SolvingProblem & Problem Solving  Problem ?Problem ?  Problem Solving?Problem Solving?  Problem solving dilakukan ketika dibutuhkanProblem solving dilakukan ketika dibutuhkan suatu cara untuk mengatasi hambatan yangsuatu cara untuk mengatasi hambatan yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan ataubertujuan untuk menjawab pertanyaan atau mencapai tujuanmencapai tujuan
  • 3. Tipe MasalahTipe Masalah  Sternberg (1999) membedakan masalah ke dalam 2Sternberg (1999) membedakan masalah ke dalam 2 tipe, yaitu:tipe, yaitu:  Well-structured problems, ciri-ciri :Well-structured problems, ciri-ciri : • Masalah terstruktur dengan baik.Masalah terstruktur dengan baik. • Biasanya terdapat pada soal-soal ujian seperti yang terdapat diBiasanya terdapat pada soal-soal ujian seperti yang terdapat di lingkungan sekolah. Ex :matematika, sejarah, geografi.lingkungan sekolah. Ex :matematika, sejarah, geografi. • Tujuan :memperoleh jawaban.Tujuan :memperoleh jawaban. • PPenilaian ‘benar’ dan ‘salah’.enilaian ‘benar’ dan ‘salah’.  Ill structured problems, ciri-ciri:Ill structured problems, ciri-ciri: • Memungkinkan problem solver kesulitan untuk membentukMemungkinkan problem solver kesulitan untuk membentuk gambaran mental mengenai bagaimana solusi yang tepat karenagambaran mental mengenai bagaimana solusi yang tepat karena tidak terstruktur.tidak terstruktur. • Dalam penyelesaikan masalah ini, lebih tepat menggunakan insightDalam penyelesaikan masalah ini, lebih tepat menggunakan insight yang akan membantu mendapatkan cara yang tepat untukyang akan membantu mendapatkan cara yang tepat untuk mencapai tujuan.mencapai tujuan.
  • 4. THE PROBLEM SOLVING CYCLETHE PROBLEM SOLVING CYCLE Sternberg 1999Sternberg 1999 7 Evaluating Problem Solving 4 Organizing information about problem solving 3 Constructing a strategy for problem solving 2 Definition of problem 1 Problem identification 5 Allocation of resources 6 Monitoring Problem Solving
  • 5. PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAMPENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PEMECAHAN MASALAHPEMECAHAN MASALAH  The Means-Ends HeuristicThe Means-Ends Heuristic  Terdiri dari dua komponen:(1)membagi masalah keTerdiri dari dua komponen:(1)membagi masalah ke dalam sub masalah-sub masalah yang lebih kecildalam sub masalah-sub masalah yang lebih kecil (2) berusaha untuk mengurangi perbedaan antara(2) berusaha untuk mengurangi perbedaan antara initial state (kondisi awal) dan goal state (tujuan)initial state (kondisi awal) dan goal state (tujuan) pada masing-masing sub masalah.pada masing-masing sub masalah.  Usaha yang dilakukan adalah memperkecil ‘trial’Usaha yang dilakukan adalah memperkecil ‘trial’ atau usaha memunculkan berbagai cara hinggaatau usaha memunculkan berbagai cara hingga didapatkan sedikit cara yang mendekati keakuratandidapatkan sedikit cara yang mendekati keakuratan dengan solusi atau tujuan yang ingin kita capai.dengan solusi atau tujuan yang ingin kita capai. • Ex : pada game computer pendeta dan kanibal.Ex : pada game computer pendeta dan kanibal.
  • 6. PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAMPENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PEMECAHAN MASALAHPEMECAHAN MASALAH  The Analogy ApproachThe Analogy Approach  Disebut dengan analogi. Melihat contoh permasalahan yang miripDisebut dengan analogi. Melihat contoh permasalahan yang mirip untuk mendapatkan suatu solusi. Pendekatan ini dipengaruhi olehuntuk mendapatkan suatu solusi. Pendekatan ini dipengaruhi oleh proses belajar (situated learning)(Greeno dkk, 1993).proses belajar (situated learning)(Greeno dkk, 1993).  Ada 3 struktur dalam pendekatan analogi:Ada 3 struktur dalam pendekatan analogi: • problem isomorphs – kelompok masalah dengan struktur dan solusi yangproblem isomorphs – kelompok masalah dengan struktur dan solusi yang mirip.mirip. Misalnya pada permainan “tiga jadi”.Misalnya pada permainan “tiga jadi”. • target problem – masalah yang sedang dihadapi untuk segeratarget problem – masalah yang sedang dihadapi untuk segera diselesaikandiselesaikan • source problem – untuk memecahkan target problem, maka dilihatsource problem – untuk memecahkan target problem, maka dilihat masalah yang mirip dengan yang pernah diselesaikan sebelumnyamasalah yang mirip dengan yang pernah diselesaikan sebelumnya  Pendekatan analogi dapat efektif digunakan ketika:Pendekatan analogi dapat efektif digunakan ketika: • muncul 2 masalah atau lebih yang berbedamuncul 2 masalah atau lebih yang berbeda • seseorang dihadapkan pada masalah yang hampir sama secara beruntunseseorang dihadapkan pada masalah yang hampir sama secara beruntun sebelum menghadapi target problemsebelum menghadapi target problem • seseorang berusaha menyelesaikan source problem, dan bukan belajarseseorang berusaha menyelesaikan source problem, dan bukan belajar menyelesaikan masalah dengan solusi barumenyelesaikan masalah dengan solusi baru
  • 7. FAKTOR-FAKTOR YANGFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROBLEM SOLVINGMEMPENGARUHI PROBLEM SOLVING  Expertise/keahlian.Expertise/keahlian.  Individu yang memiliki keahlian akan mampu menampilkan tugas dengan sangat baikIndividu yang memiliki keahlian akan mampu menampilkan tugas dengan sangat baik pada permasalahan tertentu dan dibutuhkan waktu paling sedikit 10 tahun intensifpada permasalahan tertentu dan dibutuhkan waktu paling sedikit 10 tahun intensif berlatih menjadi seorang ahli (Ericsson dalam Matlin, 1998).berlatih menjadi seorang ahli (Ericsson dalam Matlin, 1998).  Beberapa hal yang membedakan kemampuan seorang ahli dengan amatir dalam halBeberapa hal yang membedakan kemampuan seorang ahli dengan amatir dalam hal pemecahan masalah, yaitu :(1)Pengetahuan Dasarpemecahan masalah, yaitu :(1)Pengetahuan Dasar (2)Memory(2)Memory (3)Representation(3)Representation (4)Pendekatan pemecahan masalah(4)Pendekatan pemecahan masalah (5)merinci kondisi awal masalah(5)merinci kondisi awal masalah (6)Kecepatan(6)Kecepatan dan akurasidan akurasi (7)Metakognitif skiils(7)Metakognitif skiils  Mental set.Mental set.  berkaitan dengan kecenderungan yang sama dengan pengalaman sebelumnya dalamberkaitan dengan kecenderungan yang sama dengan pengalaman sebelumnya dalam menyelesaikan masalah.menyelesaikan masalah.  Functional fixednessFunctional fixedness  functional fixedness berkaitan dengan cara pandang/apa yang kita pikirkan terhadapfunctional fixedness berkaitan dengan cara pandang/apa yang kita pikirkan terhadap objek masalah. Artinya, fungsi atau kegunaan suatu objek dapat berubah atau tetap.objek masalah. Artinya, fungsi atau kegunaan suatu objek dapat berubah atau tetap.  Insight & non-insight problems.Insight & non-insight problems.  Jika insight problem digunakan untuk menyelesaikan masalah, maka solusi masalahJika insight problem digunakan untuk menyelesaikan masalah, maka solusi masalah tiba-tiba masuk ke dalam pikiran, dan disadari bahwa penyelesaian yang sudahtiba-tiba masuk ke dalam pikiran, dan disadari bahwa penyelesaian yang sudah dilakukan adalah benar (Baron, 1994).dilakukan adalah benar (Baron, 1994).  Jika non-insight problem digunakan dalam menyelesaikan masalah, makaJika non-insight problem digunakan dalam menyelesaikan masalah, maka penyelesaian cenderung bertahap menggunakan ketrampilan reasoning (penalaran)penyelesaian cenderung bertahap menggunakan ketrampilan reasoning (penalaran) dan satu set prosedur rutin (Davidson, 1995).dan satu set prosedur rutin (Davidson, 1995).
  • 8. REASONINGREASONING  Pendekatan Penalaran (Pendekatan Penalaran (ReasoningReasoning), terdiri dari :), terdiri dari :  DEDUKTIF, yaitu :proses penalaran yang diawaliDEDUKTIF, yaitu :proses penalaran yang diawali dengan melihat suatu masalah secara menyeluruhdengan melihat suatu masalah secara menyeluruh kemudian mencari detil-detilnya sehingga ditemukankemudian mencari detil-detilnya sehingga ditemukan kemungkinan paling kecil yang tersisa.kemungkinan paling kecil yang tersisa.  INDUKTIF, yaitu :penalaran yang diawali denganINDUKTIF, yaitu :penalaran yang diawali dengan mencermati suatu masalah secara detil per bagian,mencermati suatu masalah secara detil per bagian, kemudian mencari padanan sehingga dapatkemudian mencari padanan sehingga dapat digunakan untuk memberikan kesimpulan daridigunakan untuk memberikan kesimpulan dari keseluruhankeseluruhan
  • 9. Teori dalam PengambilanTeori dalam Pengambilan KeputusanKeputusan  Classical Decision Theory.Classical Decision Theory.  Model paling awal dan sederhana yang umumnya digunakan oleh para ahli ekonomi,Model paling awal dan sederhana yang umumnya digunakan oleh para ahli ekonomi, statistik, dan filsafat, bukan psikologi. Teori ini merefleksikan penguatan dalam bidangstatistik, dan filsafat, bukan psikologi. Teori ini merefleksikan penguatan dalam bidang ekonomi, seperti penurunan penggunaan nilai matematis dalam menentukan perilakuekonomi, seperti penurunan penggunaan nilai matematis dalam menentukan perilaku manusia di bidang ekonomi.manusia di bidang ekonomi.  Satisficing.Satisficing.  Menurut Simon (1957), seseorang cenderung menggunakan pemikiran rasional namunMenurut Simon (1957), seseorang cenderung menggunakan pemikiran rasional namun terbatas (terbatas (bounded rationalitybounded rationality). Menurutnya kita cenderung menggunakan strategi). Menurutnya kita cenderung menggunakan strategi pengambilan keputusan berdasarkan kepuasan. Apabila kita merasa puas, maka kita tidakpengambilan keputusan berdasarkan kepuasan. Apabila kita merasa puas, maka kita tidak akan mempertimbangkan lagi kemungkinan-kemungkinan dan lebih berhati-hati dalamakan mempertimbangkan lagi kemungkinan-kemungkinan dan lebih berhati-hati dalam memutuskan.memutuskan.  Elimination by aspects.Elimination by aspects.  Proses eliminasi aspek misalnya kita fokus pada salah satu aspek dari beberapa macamProses eliminasi aspek misalnya kita fokus pada salah satu aspek dari beberapa macam aspek yang ada, kemudian kita menentukan kriteria minimal dari aspek tersebut.aspek yang ada, kemudian kita menentukan kriteria minimal dari aspek tersebut.  Heuristics dan Bias.Heuristics dan Bias.  Menurut Tversky dan Kahneman, teori ini menyatakan bahwa seseorang lebih senangMenurut Tversky dan Kahneman, teori ini menyatakan bahwa seseorang lebih senang mengambil keputusan berdasarkan prasangka (mengambil keputusan berdasarkan prasangka (biasbias) dan jalan pintas () dan jalan pintas (short cutsshort cuts). Hal ini). Hal ini disebabkan karena banyaknya hal yang harus diputuskan sehingga kemungkinan untukdisebabkan karena banyaknya hal yang harus diputuskan sehingga kemungkinan untuk melakukan kesalahan menjadi tinggi.melakukan kesalahan menjadi tinggi.  RepresentativenessRepresentativeness..  Proses pengambilan keputusan ini menggunakan logika matematika denganProses pengambilan keputusan ini menggunakan logika matematika dengan memperhatikan kemungkinan yang muncul berdasarkan pola-pola sebelumnya. Ex :memperhatikan kemungkinan yang muncul berdasarkan pola-pola sebelumnya. Ex : menghitung kemungkinan jenis kelamin anak yang muncul dari urutan kelahiran ke-15.menghitung kemungkinan jenis kelamin anak yang muncul dari urutan kelahiran ke-15.
  • 10. APLIKASIAPLIKASI ”PROBLEM SOLVING & DECISION MAKING””PROBLEM SOLVING & DECISION MAKING” DALAM ISLAMDALAM ISLAM  Al Qur’an Surat Al Ahzab ayat 36,Al Qur’an Surat Al Ahzab ayat 36, ““Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagiDan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya Telahperempuan yang mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya Telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yangmenetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan barangsiapa mendurhakai Allahlain) tentang urusan mereka. dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya Maka sungguhlah dia Telah sesat, sesat yang nyata”.dan rasul-Nya Maka sungguhlah dia Telah sesat, sesat yang nyata”. ((http://id.wikipedia.org/wiki/Syariat_Islamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Syariat_Islam)) ””Sebagai makhluk ciptaan Allah, manusia pun tidak pernah bisaSebagai makhluk ciptaan Allah, manusia pun tidak pernah bisa lepas dari ujian. Baik itu ujian yang berbentuk musibah ataupunlepas dari ujian. Baik itu ujian yang berbentuk musibah ataupun nikmat. Ada saatnya kita merasa sedih ketika ujian datang tiada henti.nikmat. Ada saatnya kita merasa sedih ketika ujian datang tiada henti. Namun sesungguhnya, jika kita bisa peka bahwa itu semua memilikiNamun sesungguhnya, jika kita bisa peka bahwa itu semua memiliki hikmah, salah satunya sebagai pendidikan bagi kita untuk menjadihikmah, salah satunya sebagai pendidikan bagi kita untuk menjadi seorang ahli dalam memecahkan masalah. Manusia akan menjadiseorang ahli dalam memecahkan masalah. Manusia akan menjadi lebih peka ketika berhadapan dengan masalah, keyakinan danlebih peka ketika berhadapan dengan masalah, keyakinan dan kepasrahan kepada Allah akan semakin dekat. Dengan demikian,kepasrahan kepada Allah akan semakin dekat. Dengan demikian, ketika kita dihadapkan pada masalah duniawi justru membuat kitaketika kita dihadapkan pada masalah duniawi justru membuat kita menjadi tangguh dan peka serta lebih cepat dalam menyelesaikanmenjadi tangguh dan peka serta lebih cepat dalam menyelesaikan masalah. Bukan tidak mungkin ini akan membantu orang lain dalammasalah. Bukan tidak mungkin ini akan membantu orang lain dalam menyelesaikan masalahmenyelesaikan masalah.”.”