SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
TAOFAN SETYOMANTORO, S.PAR., M.SC.
DESTINASI PARIWISATA
PEMANDUAN
WISATA
TAOFAN SETYOMANTORO, S.PAR., M.SC.
KONSEP DASAR PEMANDUAN WISATA
Mampu menjelaskan pengertian pemandu wisata
Mampu menjelaskan jenis-jenis pemandu wisata
Mampu menjelaskan kode etik pemandu wisata
PENGERTIAN PEMANDU WISATA
Pramuwisata adalah seseorang yang bertugas memberikan bimbingan, penerangan, dan petunjuk tentang daya
tarik wisata, serta membantu segala sesuatu yang diperlukan wisatawan.
(Keputusan Menparpostel Nomor KM.82/PW/.102/MPPT-88)
PENGERTIAN PEMANDU WISATA
Pramuwisata adalah seorang yang memberi penerangan, penjelasan serta petunjuk kepada wisatawan dan
traveller lainnya, tentang segala sesuatu yang hendak dilihat dan disaksikan bilamana mereka berkunjung pada
suatu obyek, tempat atau daerah tertentu.
(Oka. A. Yoeti., 1996)
PENGERTIAN PEMANDU WISATA
Pramuwisata adalah orang yang bertugas memberikan bimbingan, informasi dan petunjuk tentang atraksi atau
destinasi. Profesi ini membutuhkan kemampuan berbahasa (sesuai yang dibutuhkan), dapat berinteraksi dengan
wisatawan, memiliki pengetahuan luas, fleksibel, penuh pengertian dan kedewasaan berpikir serta kesehatan
yang prima.
(Sunaryo, B., 2013)
TOUR LEADER
Tour leader merupakan orang yang mengelola dan mengawasi rencana perjalanan atas nama
operator tur, memastikan program dilakukan seperti yang dijelaskan dalam literatur operator tur
dan dijual kepada wisatawan atau konsumen dan yang memberikan informasi praktis lokal.
TOUR LEADER
Tour leader merupakan pemimpin rombongan pada suatu perjalanan wisata yang memiliki tugas
sebagai berikut (Riyanti, 2019):
1. Menjembatani
2. Melayani
3. Menghibur
4. Mengambil keputusan
TOUR GUIDE
Tour Guide dapat diartikan sebagai seorang
yang bekerja untuk wisatawan, biro
perjalanan, ataupun lembaga kepariwisataan
lain untuk memberikan informasi, memimpin
perjalanan atau memberi saran-saran kepada
wisatawan sebelum atau selama kunjungan-
kunjungan singkatnya.
TOUR GUIDE
Hal yang perlu diperhatikan ketika menjadi tour guide :
a. Memperlakukan wisatawan dengan baik;
b. Menentukan jam kerja;
c. Menentukan transportasi yang digunakan;
d. Menentukan wisata kuliner yang akan
dikunjungi (makanan khas daerah);
e. Personal grooming;
f. Tepat waktu; dan
g. Memahami lokasi wisata.
FUNGSI PEMANDU WISATA
1) Memberikan informasi tentang perjalanan secara keseluruhan
khususnya mengenai daya tarik wisata yang dikunjungi;
2) Membimbing perjalanan wisatawan untuk mencapai tujuan
sesuai dengan tugas pramuwisata;
3) Memperkenalkan hal-hal baru bagi wisatawan atau yang
perlu diketahui serta ditemui selama perjalanan;
4) Memberikan saran pada wisatawan untuk melakukan
kegiatan yang mungkin timbul atau berhubungan dengan
perjalanan yang sedang dipandu.
Uraian Tugas Pemandu Wisata
1)Memahami isi dan fasilitas yang tertera dalam paket wisata;
2)Memeriksa kelengkapan dokumen perjalanan wisata;
3)Mengantar dan membantu wisatawan pada saat melaksanakan perjalanan wisata;
4)Memberikan penjelasan tentang rencana perjalanan wisata;
5)Memberikan keterangan tentang daya tarik wisata dan destinasi;
6)Memberikan penjelasan tentang ketentuan dokumen seperti: visa, paspor, keterangan kesehatan,
akomodasi, transportasi dan lain sebagainya;
7)Memberikan petunjuk tentang destinasi maupun daya tarik wisata yang menarik; Memberi
petunjuk untuk mematuhi peraturan tentang wisata yang ditetapkan
8)Menghubungi petugas jika terdapat wisatawan yang sakit dalam perjalanan, kecelakaan,
pencurian, dan musibah lainnya;
Uraian Tugas Pemandu Wisata
9) Menjamin kepuasan berlibur semua wisatawan secara keseluruhan;
10)Merekonfirmasi/memesan komponen perjalanan;
11)Memimpin kedatangan dan keberangkatan dari tempat penginapan (check-in/out);
12)Menyelenggarakan rangkaian tur;
13)Menawarkan tour optional sesuai peraturan biro perjalanan wisata; dan
14)Membuat laporan administrasi perjalanan wisata termasuk laporan keuangan selama
melaksanakan pemanduan wisata.
JENIS PEMANDU WISATA
A. Berdasarkan Tempat Melaksanakan Tugas
1. On-site guide/pemandu lokal
2. City Tour Guide
JENIS PEMANDU WISATA
B. Berdasarkan Spesifikasi
1. Pramuwisata khusus
2. Pramuwisata umum
JENIS PEMANDU WISATA
C. Berdasarkan Asal Wisatawan dan Tempat Pelaksanaan Tour
1. In-bound tour guide
2. Out-bound tour guide
3. Domestic tour guide
JENIS PEMANDU WISATA
D. Berdasarkan Status
1. Payroll guide
2. Freelance guide/part time guide/step-on guide
JENIS PEMANDU WISATA
E. Berdasarkan Tingkatan Kualifikasi Kepemanduan Wisata
1. Pramuwisata muda
2. Pramuwisata madya
3. Pengatur wisata
Berdasarkan keputusan menteri pariwisata, pos, dan
telekomunikasi nomor : KM 82/PW 102/MPPT-88 tentang
pramuwisata dan pengatur wisata
JENIS PEMANDU WISATA
F. Berdasarkan Jumlah Wisatawan
1. Group Tour Guide
2. Individual Tour Guide
TAOFAN SETYOMANTORO, S.PAR., M.SC.
PEMANDUAN WISATA
DESTINASI PARIWISATA
Kode Etik Pemandu Wisata
Kode etik pramuwisata Indonesia ditetapkan melalui Keputusan Musyawarah Nasional I Himpunan Pramuwisata
Indonesia dengan Keputusan Nomor : 07/MUNAS.I/ X/1988.
a. Pramuwisata harus mampu menciptakan kesan penilaian yang baik atas daerah, negara bangsa, dan
kebudayaan;
b. Pramuwisata dalam menjalankan tugasnya harus mampu menguasai diri, senang, segar, rapi, bersih, serta
berpenampilan yang simpatik (menghindari bau badan, perhiasan, dan parfum yang berlebihan).;
c. Pramuwisata harus mampu menciptakan suasana gembira dan sopan menurut kepribadian Indonesia;
d. Pramuwisata harus mampu memberikan pelayanan dan perlakuan yang sama kepada wisatawan dengan tidak
meminta tip, tidak menjajakan barang, dan tidak meminta komisi;
e. Pramuwisata mampu memahami latar belakang asal-usul wisatawan serta mengupayakan untuk meyakinkan
wisatawan agar mematuhi hukum, peraturan, adat kebiasaan yang berlaku, dan ikut melestarikan objek;
Kode Etik Pemandu Wisata
f. Pramuwisata mampu menghindari timbulnya pembicaraan serta pendapat yang mengundang perdepatan
mengenai kepercayaan, adat istiadat, agama, ras, dan sistem politik sosial negara asal wisatawan;
g. Pramuwisata berusaha memberikan keterangan yang baik dan benar. Apabila ada hal-hal yang belum dapat
dijelaskan, maka pramuwisata harus berusaha mencari keterangan mengenai hal tersebut dan selanjutnya
menyampaikan kepada wisatawan dalam kesempatan berikutnya;
h. Pramuwisata tidak dibenarkan mencemarkan nama baik perusahaan, teman seprofesi, dan unsur-unsur pariwisata
lainnya;
i. Pramuwisata tidak dibenarkan untuk menceritakan masalah pribadinya yang bertujuan untuk menimbulkan rasa
belas kasihan dari wisatawan; dan
j. Pramuwisata saat perpisahan mampu memberikan kesan yang baik agar wisatawan ingin berkunjung kembali.
Teknik Komunikasi dalam Pemanduan Wisata
Microphone Technic :
a. Sebaiknya menggunakan mic tanpa kabel atau dengan clip mic sehingga dapat disisipkan pada pakaian dan tidak
mengganggu gerak;
b. Pilih tempat menyisip yang tepat;
c. Mic mutlak harus dicoba lebih dahulu;
d. Perhatikan arah dan jarak dari mulut/bibir dan bila menggunakan hand mic, dicoba untuk menghasilkan volume
suara yang jelas serta tidak bergaung;
e. Perhatikan luas area, apakah dalam microbus, bus, alam terbuka ataupun dalam ruangan;
f. Perhatikan jarak antara mic dengan bibir, ini tergantung dari masing-masing karakter/merek mic;
g. Posisi mic harus mengikuti gerak arah wajah (hati-hati bila menengok kekiri/kanan, mic harus ikut bergerak dan
sebagai patokan lengan tangan sebaiknya melekat pada badan (ketiak merapat) sehingga yang menentukan jarak
sekitar siku; serta
h. Pendengaran harus selalu bekerja sama dengan suara dan tangan.
Teknik Komunikasi dalam Pemanduan Wisata
Teknik menjawab pertanyaan :
a. Perhatikan apakah pertanyaan mereka (pertanyaan terbuka atau tertutup);
b. Dengarkan semua pertanyaan dengan tenang, ramah, simpati;
c. Catat semua pertanyaan jika memang diperlukan;
d. Gunakan bahasa yang dimengerti dan jika perlu gunakan bantuan media komunikasi atau bahasa gerak;
e. Tidak meremehkan atau menilai bahwa pertanyaan itu hal yang bodoh;
f. Jangan merasa diharuskan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya pribadi, anda bisa menolaknya
dengan halus;
g. Jangan menyanggah pertanyaan yang memusuhi dan kritik, tapi arahkan pada hal positif;
h. Perjelas pertanyaan dengan mengulangi inti dan maksud pertanyaan sehingga anda bias (melantur) dalam
menjawab;
i. Jawablah dengan singkat, jelas dan efektif;
j. Jangan merasa bodoh bila anda tak mampu menjawab, cari jawaban sementara dari wisatawan dan simpulkan;
k. Jujurlah dalam menjawab, jangan beri kesan sok tahu;
Teknik Komunikasi dalam Pemanduan Wisata
Teknik menjawab pertanyaan :
l. Berhati-hatilah, kadang orang bertanya bukan karena tidak tahu tapi hanya ingin membandingkan dan dan
memastikannya;
m. Bila pertanyaan bersifat keluhan/komplain, dengarkan dengan empati dan upayakan tindak lanjut yang nyata;
n. Jangan memberi kesan bahwa anda seorang guru dan wisatawan adalah murid anda, ingat bahwa wisatawan
mengikuti tur bukan untuk belajar tetapi untuk bersenang-senang;
o. Tunjukkan bahwa anda merasa senang dengan pertanyaan dan peran serta mereka; dan
p. Beri kesempatan yang merata dan tidak pilih kasih.
Prosedur Pra Pemanduan
Dalam mengakses berbagai sumber peningkatan pengetahuan dan keterampilan pemandu wisata, hal-hal yang
harus diperhatikan adalah berbagai aspek yang berkaitan dengan bentuk kegiatan dan cara peningkatan
pengetahuan dan keterampilan tersebut.
Secara umum aspek yang harus diperhatikan adalah 5 W 1 H (What, Why, When, Where, Who, dan How)
Informasi yang dibutuhkan oleh pemandu wisata haruslah digali dari sumber yang benar-benar relevan dan dapat
dipercaya sehingga informasi yang didapat benar-benar berkualitas dan memberikan manfaat sebagaimana
diharapkan.
Prosedur Pra Pemanduan
JENIS INFORMASI :
1. Informasi tentang pramuwisata;
2. Informasi tentang wisatawan; dan
3. Informasi tentang kegiatan/tujuan wisata yang dilaksanakan beserta sarana dan prasarananya.
Prosedur Pra Pemanduan
Informasi tentang wisatawan :
- Transportasi yang digunakan (pesawat, bus, kereta api, atau kapal laut) untuk menentukan lokasi
penjemputan;
- Jadwal kedatangan calon wisatawan yang meliputi tanggal kedatangan, perkiraan waktu kedatangan, dan
jumlah rombongan;
- Informasi berkaitan dengan data wisatawan seperti daftar nama wisatawan, nama rombongan, asal
wisatawan, nama instansi/perusahaan, serta informasi tentang budaya masyarakat dan kekhasan daerah
asal wisatawan sebagai bahan komunikasi; dan sebagainya.
Prosedur Pra Pemanduan
Informasi tentang kegiatan/tujuan wisata :
- Sejarah
- Keadaan alam
- Lingkungan buatan
- Peristiwa atau Event
Analisis dan Evaluasi Tour Itinerary
Cara menangani masalah :
1. Apabila penyimpangan terjadi karena force majeure maka penyelenggara perjalanan wisata harus merundingkan kondisi yang
terjadi; dan
2. Apabila penyimpangan terjadi karena kesengajaan maka harus dijelaskan alasannya serta kompensasi atas penyimpangan.
Laporan perjalanan :
1. Waktu yang tidak sesuai dengan itinerary
2. Apakah paket wisata sesuai dengan yang diinginkan oleh wisatawan;
3. Apakah jarak tempuh destinasi wisata satu dengan yang lain terlalu jauh; dan
4. Apakah kendaraan yang digunakan mendukung kegiatan perjalanan.
SEKIAN
TAOFAN SETYOMANTORO, S.PAR., M.SC.
PEMANDUAN WISATA
DESTINASI PARIWISATA
TEKNIK BERBICARA
Berbicara merupakan modal utama bagi pramuwisata dan harus memiliki seni penyampaian informasi yang dapat menjadi daya tarik
tersendiri bagi yang mendengarkan (wisatawan).
Dilihat dari penyampaiannya maka bahasa yang digunakan dalam berbicara dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
1. Bahasa Lisan
2. Bahasa Tubuh
BAHASA LISAN
Yaitu berbicara dengan menggunakan lisan sebagai sarana, informasi yang disampaikan melalui simbol-simbol suara.
Bagi seorang pramuwisata, berbicara tidak sekedar menyampaikan informasi melalui simbol-simbol suara saja, akan
tetapi berbicara juga merupakan seni, yang menarik dan dapat membangkitkan minat wisatawan untuk menikmati
informasi yang disampaikan.
Unsur-unsur Bahasa Lisan
Kosa kata (Vocabulary)
Kosa kata adalah bahan dasar untuk dapat berbahasa lisan, sebab kata-kata merupakan wakil dari aktivitas, benda maupun sifat. Semakin banyak
kosakata yang dimiliki berarti semakin banyak pula kejadian, objek maupun sifat yang dapat diungkapkan. Jumlah kosakata yang dimiliki oleh seorang
pramuwisata akan menentukan kualitas kata-kata yang digunakan karena semakin banyak pilihan kata untuk mengungkapkan objek yang sama.
Agar kosa kata yang digunakan dapat secara efektif dipahami maka perlu dipertimbangkan faktor-faktor berikut:
•Usia
•Tingkat pendidikan
•Latar belakang bahasa yang digunakan.
•Keahlian tertentu.
•Ketertarikan pada atraksi tertentu (special interest)
Unsur-unsur Bahasa Lisan
Tata bahasa (Grammar)
Tata bahasa merupakan alat yang dipakai untuk merangkai kosakata yang ada. Dengan adanya tata bahasa maka pertalian kata-kata tersebut
mengandung makna yang dapat dimengerti. Penggunaan tata bahasa yang benar menjadikan pembicaraan mudah dipahami, apalagi jika
menggunakan bahasa asing, tata bahasa yang salah akan menimbulkan arti yang sangat berbeda.
Unsur-unsur Bahasa Lisan
Teknik suara (Vocal technique)
Kosa kata yang telah dirangkai dan memiliki makna disampaikan kepada wisatawan melalui media suara, kata-kata yang telah disusun dengan tata
bahasa yang baik dan benar belum merupakan jaminan dapat menghantarkan informasi secara efektif jika penyampaiannya dilakukan dengan suara
yang parau, kurang dapat didengar atau bahkan terlalu keras.
Untuk itulah perlu diperhatikan hal-hal berikut:
•Pengucapan kosa kata (pronounciation) dengan benar.
•Kejelasan suara (clarity)
•Tinggi rendah suara (pitch)
•Kecepatan (speed)
•Volume suara.
Unsur-unsur Bahasa Lisan
Teknik suara (Vocal technique)
Suara yang harus diperhatikan dalam penggunaan bahasa lisan antara lain:
1.Berbicara pada waktu yang tepat
2.Tunjukkan kesan ramah selama berbicara (keep smile)
3.Hindari penggunaan bahasa dan logat daerah, kecuali jika bahasa tersebut dijadikan sebagai materi pemanduan.
4.Bersikap dengan baik selama berbicara.
5.Padukan bahasa lisan dan bahasa tubuh dengan harmonis.
6.Bahasa Tubuh
Unsur-unsur Bahasa Lisan
Timing
Pemilihan waktu ketika mengajak turis berkomunikasi sangatlah penting, karena apabila komunikasi dilakukan pada waktu yang tidak tepat maka
tidak akan menimbulkan feedback.
BAHASA TUBUH
Menurut keterangan para ahli bahwa dalam keterampilan berkomunikasi apa yang kita katakan penting hanyalah 7%,
bagaimana kita mengatakan 38%, dan bahasa tubuh pentingya adalah 55% (Peter Thomson, 1997;57). Hal ini dapat
dipahami karena pada umumnya pendengar lebih percaya terhadap apa yang mereka lihat dari pada apa yang mereka
dengar; dan bahasa tubuh adalah kenyataan yang mereka lihat pada saat informasi diterima.
Unsur-unsur Bahasa Tubuh
Penampilan (Performance)
Penampilan meliputi kondisi fisik, kesehatan, pakaian.
Selain penampilan pramuwisata, penampilan wisatawan juga harus diperhatikan. Dari melihat penampilan seorang turis, guide bisa mengkondisikan
bagaimana dia berkomunikasi. Misalnya, apabila seorang turis menggunakan pakaian yang santai seperti celana pendek berarti dia lebih senang
adventure.
Unsur-unsur Bahasa Tubuh
Gerakan tubuh
Meliputi gerakan organ-organ tubuh seperti tangan badan, kepala dan organ yang lain yang secara sistematis mendukung informasi yang
disampaikan.
Contoh :
1. Tangan tersilang di dada menandakan tidak bersahabat
2. Menopang dagu menandakan bosan
3. Menggaruk kepala menandakan bingung
Unsur-unsur Bahasa Tubuh
Ekspresi wajah
Para ahli menyatakan pemahaman lebih dominan muncul dari komunikasi melalui ekpresi wajah bukan kata-kata.
Contoh :
1. Senyum memberi pesan senang
2. Cemberut memberi pesan tidak berkenan/tidak mengerti
3. Mengerutkan dahi memberi pesan bingung/sedang berfikir
Unsur-unsur Bahasa Tubuh
Kontak mata (eye contact)
Kontak mata mengisyaratkan perhatian pembicara kepada pendengar, beberapa kemungkinan yang dapat dilakukan adalah:
•Memandang peserta secara keseluruan.
•Memandang kelompok pendengar tertentu.
•Memandang pendengar satu persatu.
Melalui kontak mata yang baik maka pembicaraan dapat menerapkan prinsip “melayani pendengar secara keseluruan dan memberikan kesan secara
pribadi.
Agar keterpaduan antara bahasa lisan dan bahasa tubuh dapat memberikan hasil yang maksimal dalam penyampaian
informasi kepada wisatawan, maka dalam berbicara sejauh memungkinkan dan memiliki kaitan dapat pula diselingi
dengan:
1. Humor
2. Anekdot
3. Bercerita
BERCERITA
Bercerita merupakan salah satu teknik dalam mendiskripsikan suatu objek atau atraksi. Teknik ini sangat cocok untuk wisatawan anak-anak. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan pramuwisata dalam bercerita antara lain:
1.Menguasai isi cerita
2.Memahami karakter tokoh dalam cerita dan mampu mengekspresikannya.
3.Dapat memotivasi wisatawan untuk terlibat langsung dalam alur cerita.
4.Alami dan jujur dalam membawakan cerita.
ANEKDOT
Anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena cerita lucu dan mengesankan. Umumnya bersumber dan pengalaman pribadi pramuwisata.
Anekdot yang disajikan haruslah berhubungan dengan materi yang sedang dipresentasikan atau setidaknya sesuai dengan kondisi yang sedang
dialami wisatawan.
HUMOR
Humor merupakan sesuatu yang lucu dan menghibur. Humor yang baik akan membuat wisatawan tertawa dan senang.
Baik tidaknya humor yang disajikan oleh pramuwisata sangat relatif, tiap-tiap orang memiliki perbedaan dalam menanggapi humor. Sesuatu yang
lucu bagi pramuwisata belum tentu lucu bagi wisatawan. Untuk itu pramuwisata harus mengenali karakteristik wisatawan dengan sebaik-baiknya
sehingga humor dapat disampaikan dan mengena sasaran.
Dalam menyajikan humor, sebaiknya dihindari hal-hal yang sensitif yang berpotensi menyebabkan ketersinggungan misalnya perbedaan ras, suku dan
agama, cacat fisik, penyimpangan psikis dan masalah sex. Humor yang berkisar pada masalah sex bahkan oleh sebagian orang dipandang sebagai
humor picisan.
Untuk membangkitkan rasa humor, tuturan untuk membangkitkan rasa humor dapat pula menyebabkan peristiwa alih kode, yaitu pada berubahnya
suasana menjadi lebih santai dan akrab antara penutur dan mitratutur sehingga mengubah kode di antara keduanya.
https://books.google.co.id/books?id=8boEoQEACAAJ&pg=PA10&hl=id&source=gbs_toc_r&cad=2#v=twopage&q&f=false
SEKIAN

More Related Content

What's hot

Workshop pb pemandu wisata
Workshop pb pemandu wisataWorkshop pb pemandu wisata
Workshop pb pemandu wisata
Yayasan TERANGI
 
Memulai pemanduan, materi SMK (UPW) kls X
Memulai pemanduan, materi SMK (UPW) kls X Memulai pemanduan, materi SMK (UPW) kls X
Memulai pemanduan, materi SMK (UPW) kls X
Dewi Kasiyani
 

What's hot (20)

Sesi 2 Industri pariwisata
Sesi 2 Industri pariwisataSesi 2 Industri pariwisata
Sesi 2 Industri pariwisata
 
Workshop pb pemandu wisata
Workshop pb pemandu wisataWorkshop pb pemandu wisata
Workshop pb pemandu wisata
 
Kiat kiat tour leader
Kiat kiat tour leaderKiat kiat tour leader
Kiat kiat tour leader
 
Motivasi Tujuan Perjalanan, Krateristik Wisatawan dan Pola Pengeluaran Wisatawan
Motivasi Tujuan Perjalanan, Krateristik Wisatawan dan Pola Pengeluaran WisatawanMotivasi Tujuan Perjalanan, Krateristik Wisatawan dan Pola Pengeluaran Wisatawan
Motivasi Tujuan Perjalanan, Krateristik Wisatawan dan Pola Pengeluaran Wisatawan
 
Industri pariwisata.
Industri pariwisata.Industri pariwisata.
Industri pariwisata.
 
BEKERJA SEBAGAI PEMANDU WISATA(1).pptx
BEKERJA SEBAGAI PEMANDU WISATA(1).pptxBEKERJA SEBAGAI PEMANDU WISATA(1).pptx
BEKERJA SEBAGAI PEMANDU WISATA(1).pptx
 
Part II, menyusun menjual paket wisata
Part II, menyusun menjual paket wisataPart II, menyusun menjual paket wisata
Part II, menyusun menjual paket wisata
 
3.1. memahami industri pariwisata
3.1. memahami industri pariwisata3.1. memahami industri pariwisata
3.1. memahami industri pariwisata
 
Memulai pemanduan, materi SMK (UPW) kls X
Memulai pemanduan, materi SMK (UPW) kls X Memulai pemanduan, materi SMK (UPW) kls X
Memulai pemanduan, materi SMK (UPW) kls X
 
RPS KKNI Perjalanan Wisata D3 PERJALANAN WISATA USU
RPS KKNI Perjalanan Wisata D3 PERJALANAN WISATA USURPS KKNI Perjalanan Wisata D3 PERJALANAN WISATA USU
RPS KKNI Perjalanan Wisata D3 PERJALANAN WISATA USU
 
Pengantar pariwisata
Pengantar pariwisataPengantar pariwisata
Pengantar pariwisata
 
Materi 1 industri perhotelan
Materi 1 industri perhotelanMateri 1 industri perhotelan
Materi 1 industri perhotelan
 
3.4. Menganalisis Modal Dasar Pengembangan Pariwisata
3.4. Menganalisis Modal Dasar Pengembangan Pariwisata3.4. Menganalisis Modal Dasar Pengembangan Pariwisata
3.4. Menganalisis Modal Dasar Pengembangan Pariwisata
 
Hotel resevation
Hotel resevationHotel resevation
Hotel resevation
 
Homestay 2018
Homestay 2018Homestay 2018
Homestay 2018
 
KEPARIWISATAAN
KEPARIWISATAANKEPARIWISATAAN
KEPARIWISATAAN
 
Psikologi Pelayanan
Psikologi PelayananPsikologi Pelayanan
Psikologi Pelayanan
 
KEGIATAN PARIWISATA BERKELANJUTAN
KEGIATAN PARIWISATA BERKELANJUTANKEGIATAN PARIWISATA BERKELANJUTAN
KEGIATAN PARIWISATA BERKELANJUTAN
 
Community Based Tourism Desa Wisata
Community Based Tourism Desa WisataCommunity Based Tourism Desa Wisata
Community Based Tourism Desa Wisata
 
Manajemen biro perjalanan wisata
Manajemen biro perjalanan wisataManajemen biro perjalanan wisata
Manajemen biro perjalanan wisata
 

Similar to MATERI MATA KULIAH PEMANDU WISATA 2.pptx

Materi strategi teknik pengelolaan & pengemasan inbound dom tour jabar slide
Materi strategi teknik pengelolaan & pengemasan inbound dom tour jabar slideMateri strategi teknik pengelolaan & pengemasan inbound dom tour jabar slide
Materi strategi teknik pengelolaan & pengemasan inbound dom tour jabar slide
Travalink Bdo
 
PRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITAS
PRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITASPRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITAS
PRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITAS
dewigita16
 
Usaha Biro Perjalanan Wisata
Usaha Biro Perjalanan WisataUsaha Biro Perjalanan Wisata
Usaha Biro Perjalanan Wisata
Noersal Samad
 
Manajemen Transportasi Materi 14
Manajemen Transportasi Materi 14Manajemen Transportasi Materi 14
Manajemen Transportasi Materi 14
Arjuna Ahmadi
 
Overland Package Tour Indonesia Destination.pptx
Overland Package Tour Indonesia Destination.pptxOverland Package Tour Indonesia Destination.pptx
Overland Package Tour Indonesia Destination.pptx
jenalabidin17
 
27 soal anchor usbn dasar-dasar pariwisata-k13-10 soal
27 soal anchor usbn dasar-dasar pariwisata-k13-10 soal27 soal anchor usbn dasar-dasar pariwisata-k13-10 soal
27 soal anchor usbn dasar-dasar pariwisata-k13-10 soal
leninanda1
 

Similar to MATERI MATA KULIAH PEMANDU WISATA 2.pptx (20)

GUIDING.pdf
GUIDING.pdfGUIDING.pdf
GUIDING.pdf
 
TEKNIK PEMANDU EKOWISATA DRILLING.pptx
TEKNIK PEMANDU EKOWISATA DRILLING.pptxTEKNIK PEMANDU EKOWISATA DRILLING.pptx
TEKNIK PEMANDU EKOWISATA DRILLING.pptx
 
SEJARAH KEPARIWISATAAN DI SUMATERA UTARA
SEJARAH KEPARIWISATAAN DI SUMATERA UTARASEJARAH KEPARIWISATAAN DI SUMATERA UTARA
SEJARAH KEPARIWISATAAN DI SUMATERA UTARA
 
bISNIS_PARIWISATA.pptx
bISNIS_PARIWISATA.pptxbISNIS_PARIWISATA.pptx
bISNIS_PARIWISATA.pptx
 
Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)
Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)
Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)
 
Kuliah 6 komplementaris atraksi dan motif(2)
Kuliah 6 komplementaris atraksi dan motif(2)Kuliah 6 komplementaris atraksi dan motif(2)
Kuliah 6 komplementaris atraksi dan motif(2)
 
Materi strategi teknik pengelolaan & pengemasan inbound dom tour jabar slide
Materi strategi teknik pengelolaan & pengemasan inbound dom tour jabar slideMateri strategi teknik pengelolaan & pengemasan inbound dom tour jabar slide
Materi strategi teknik pengelolaan & pengemasan inbound dom tour jabar slide
 
Pengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdf
Pengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdfPengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdf
Pengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdf
 
Analisis pasar/Tourism Market Analisys
Analisis pasar/Tourism Market AnalisysAnalisis pasar/Tourism Market Analisys
Analisis pasar/Tourism Market Analisys
 
PRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITAS
PRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITASPRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITAS
PRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITAS
 
Bab i fix
Bab i fixBab i fix
Bab i fix
 
Tips dan Trik Mengenal Produk Industri dan Modal Pariwisata
Tips dan Trik Mengenal Produk Industri dan Modal PariwisataTips dan Trik Mengenal Produk Industri dan Modal Pariwisata
Tips dan Trik Mengenal Produk Industri dan Modal Pariwisata
 
Usaha Biro Perjalanan Wisata
Usaha Biro Perjalanan WisataUsaha Biro Perjalanan Wisata
Usaha Biro Perjalanan Wisata
 
Manajemen Transportasi Materi 14
Manajemen Transportasi Materi 14Manajemen Transportasi Materi 14
Manajemen Transportasi Materi 14
 
Perhotelan modul 1 kb 1
Perhotelan modul 1 kb 1Perhotelan modul 1 kb 1
Perhotelan modul 1 kb 1
 
Overland Package Tour Indonesia Destination.pptx
Overland Package Tour Indonesia Destination.pptxOverland Package Tour Indonesia Destination.pptx
Overland Package Tour Indonesia Destination.pptx
 
Sap 1 ak hotel fix
Sap 1 ak hotel fixSap 1 ak hotel fix
Sap 1 ak hotel fix
 
27 soal anchor usbn dasar-dasar pariwisata-k13-10 soal
27 soal anchor usbn dasar-dasar pariwisata-k13-10 soal27 soal anchor usbn dasar-dasar pariwisata-k13-10 soal
27 soal anchor usbn dasar-dasar pariwisata-k13-10 soal
 
PELAYANAN PRIMA DI DESA WISATA_2022.ppt
PELAYANAN PRIMA DI DESA WISATA_2022.pptPELAYANAN PRIMA DI DESA WISATA_2022.ppt
PELAYANAN PRIMA DI DESA WISATA_2022.ppt
 
Modul perkuliahan
Modul perkuliahanModul perkuliahan
Modul perkuliahan
 

MATERI MATA KULIAH PEMANDU WISATA 2.pptx

  • 1. TAOFAN SETYOMANTORO, S.PAR., M.SC. DESTINASI PARIWISATA PEMANDUAN WISATA TAOFAN SETYOMANTORO, S.PAR., M.SC.
  • 2. KONSEP DASAR PEMANDUAN WISATA Mampu menjelaskan pengertian pemandu wisata Mampu menjelaskan jenis-jenis pemandu wisata Mampu menjelaskan kode etik pemandu wisata
  • 3. PENGERTIAN PEMANDU WISATA Pramuwisata adalah seseorang yang bertugas memberikan bimbingan, penerangan, dan petunjuk tentang daya tarik wisata, serta membantu segala sesuatu yang diperlukan wisatawan. (Keputusan Menparpostel Nomor KM.82/PW/.102/MPPT-88)
  • 4. PENGERTIAN PEMANDU WISATA Pramuwisata adalah seorang yang memberi penerangan, penjelasan serta petunjuk kepada wisatawan dan traveller lainnya, tentang segala sesuatu yang hendak dilihat dan disaksikan bilamana mereka berkunjung pada suatu obyek, tempat atau daerah tertentu. (Oka. A. Yoeti., 1996)
  • 5. PENGERTIAN PEMANDU WISATA Pramuwisata adalah orang yang bertugas memberikan bimbingan, informasi dan petunjuk tentang atraksi atau destinasi. Profesi ini membutuhkan kemampuan berbahasa (sesuai yang dibutuhkan), dapat berinteraksi dengan wisatawan, memiliki pengetahuan luas, fleksibel, penuh pengertian dan kedewasaan berpikir serta kesehatan yang prima. (Sunaryo, B., 2013)
  • 6. TOUR LEADER Tour leader merupakan orang yang mengelola dan mengawasi rencana perjalanan atas nama operator tur, memastikan program dilakukan seperti yang dijelaskan dalam literatur operator tur dan dijual kepada wisatawan atau konsumen dan yang memberikan informasi praktis lokal.
  • 7. TOUR LEADER Tour leader merupakan pemimpin rombongan pada suatu perjalanan wisata yang memiliki tugas sebagai berikut (Riyanti, 2019): 1. Menjembatani 2. Melayani 3. Menghibur 4. Mengambil keputusan
  • 8. TOUR GUIDE Tour Guide dapat diartikan sebagai seorang yang bekerja untuk wisatawan, biro perjalanan, ataupun lembaga kepariwisataan lain untuk memberikan informasi, memimpin perjalanan atau memberi saran-saran kepada wisatawan sebelum atau selama kunjungan- kunjungan singkatnya.
  • 9. TOUR GUIDE Hal yang perlu diperhatikan ketika menjadi tour guide : a. Memperlakukan wisatawan dengan baik; b. Menentukan jam kerja; c. Menentukan transportasi yang digunakan; d. Menentukan wisata kuliner yang akan dikunjungi (makanan khas daerah); e. Personal grooming; f. Tepat waktu; dan g. Memahami lokasi wisata.
  • 10. FUNGSI PEMANDU WISATA 1) Memberikan informasi tentang perjalanan secara keseluruhan khususnya mengenai daya tarik wisata yang dikunjungi; 2) Membimbing perjalanan wisatawan untuk mencapai tujuan sesuai dengan tugas pramuwisata; 3) Memperkenalkan hal-hal baru bagi wisatawan atau yang perlu diketahui serta ditemui selama perjalanan; 4) Memberikan saran pada wisatawan untuk melakukan kegiatan yang mungkin timbul atau berhubungan dengan perjalanan yang sedang dipandu.
  • 11. Uraian Tugas Pemandu Wisata 1)Memahami isi dan fasilitas yang tertera dalam paket wisata; 2)Memeriksa kelengkapan dokumen perjalanan wisata; 3)Mengantar dan membantu wisatawan pada saat melaksanakan perjalanan wisata; 4)Memberikan penjelasan tentang rencana perjalanan wisata; 5)Memberikan keterangan tentang daya tarik wisata dan destinasi; 6)Memberikan penjelasan tentang ketentuan dokumen seperti: visa, paspor, keterangan kesehatan, akomodasi, transportasi dan lain sebagainya; 7)Memberikan petunjuk tentang destinasi maupun daya tarik wisata yang menarik; Memberi petunjuk untuk mematuhi peraturan tentang wisata yang ditetapkan 8)Menghubungi petugas jika terdapat wisatawan yang sakit dalam perjalanan, kecelakaan, pencurian, dan musibah lainnya;
  • 12. Uraian Tugas Pemandu Wisata 9) Menjamin kepuasan berlibur semua wisatawan secara keseluruhan; 10)Merekonfirmasi/memesan komponen perjalanan; 11)Memimpin kedatangan dan keberangkatan dari tempat penginapan (check-in/out); 12)Menyelenggarakan rangkaian tur; 13)Menawarkan tour optional sesuai peraturan biro perjalanan wisata; dan 14)Membuat laporan administrasi perjalanan wisata termasuk laporan keuangan selama melaksanakan pemanduan wisata.
  • 13. JENIS PEMANDU WISATA A. Berdasarkan Tempat Melaksanakan Tugas 1. On-site guide/pemandu lokal 2. City Tour Guide
  • 14. JENIS PEMANDU WISATA B. Berdasarkan Spesifikasi 1. Pramuwisata khusus 2. Pramuwisata umum
  • 15. JENIS PEMANDU WISATA C. Berdasarkan Asal Wisatawan dan Tempat Pelaksanaan Tour 1. In-bound tour guide 2. Out-bound tour guide 3. Domestic tour guide
  • 16. JENIS PEMANDU WISATA D. Berdasarkan Status 1. Payroll guide 2. Freelance guide/part time guide/step-on guide
  • 17. JENIS PEMANDU WISATA E. Berdasarkan Tingkatan Kualifikasi Kepemanduan Wisata 1. Pramuwisata muda 2. Pramuwisata madya 3. Pengatur wisata Berdasarkan keputusan menteri pariwisata, pos, dan telekomunikasi nomor : KM 82/PW 102/MPPT-88 tentang pramuwisata dan pengatur wisata
  • 18. JENIS PEMANDU WISATA F. Berdasarkan Jumlah Wisatawan 1. Group Tour Guide 2. Individual Tour Guide
  • 19. TAOFAN SETYOMANTORO, S.PAR., M.SC. PEMANDUAN WISATA DESTINASI PARIWISATA
  • 20. Kode Etik Pemandu Wisata Kode etik pramuwisata Indonesia ditetapkan melalui Keputusan Musyawarah Nasional I Himpunan Pramuwisata Indonesia dengan Keputusan Nomor : 07/MUNAS.I/ X/1988. a. Pramuwisata harus mampu menciptakan kesan penilaian yang baik atas daerah, negara bangsa, dan kebudayaan; b. Pramuwisata dalam menjalankan tugasnya harus mampu menguasai diri, senang, segar, rapi, bersih, serta berpenampilan yang simpatik (menghindari bau badan, perhiasan, dan parfum yang berlebihan).; c. Pramuwisata harus mampu menciptakan suasana gembira dan sopan menurut kepribadian Indonesia; d. Pramuwisata harus mampu memberikan pelayanan dan perlakuan yang sama kepada wisatawan dengan tidak meminta tip, tidak menjajakan barang, dan tidak meminta komisi; e. Pramuwisata mampu memahami latar belakang asal-usul wisatawan serta mengupayakan untuk meyakinkan wisatawan agar mematuhi hukum, peraturan, adat kebiasaan yang berlaku, dan ikut melestarikan objek;
  • 21. Kode Etik Pemandu Wisata f. Pramuwisata mampu menghindari timbulnya pembicaraan serta pendapat yang mengundang perdepatan mengenai kepercayaan, adat istiadat, agama, ras, dan sistem politik sosial negara asal wisatawan; g. Pramuwisata berusaha memberikan keterangan yang baik dan benar. Apabila ada hal-hal yang belum dapat dijelaskan, maka pramuwisata harus berusaha mencari keterangan mengenai hal tersebut dan selanjutnya menyampaikan kepada wisatawan dalam kesempatan berikutnya; h. Pramuwisata tidak dibenarkan mencemarkan nama baik perusahaan, teman seprofesi, dan unsur-unsur pariwisata lainnya; i. Pramuwisata tidak dibenarkan untuk menceritakan masalah pribadinya yang bertujuan untuk menimbulkan rasa belas kasihan dari wisatawan; dan j. Pramuwisata saat perpisahan mampu memberikan kesan yang baik agar wisatawan ingin berkunjung kembali.
  • 22. Teknik Komunikasi dalam Pemanduan Wisata Microphone Technic : a. Sebaiknya menggunakan mic tanpa kabel atau dengan clip mic sehingga dapat disisipkan pada pakaian dan tidak mengganggu gerak; b. Pilih tempat menyisip yang tepat; c. Mic mutlak harus dicoba lebih dahulu; d. Perhatikan arah dan jarak dari mulut/bibir dan bila menggunakan hand mic, dicoba untuk menghasilkan volume suara yang jelas serta tidak bergaung; e. Perhatikan luas area, apakah dalam microbus, bus, alam terbuka ataupun dalam ruangan; f. Perhatikan jarak antara mic dengan bibir, ini tergantung dari masing-masing karakter/merek mic; g. Posisi mic harus mengikuti gerak arah wajah (hati-hati bila menengok kekiri/kanan, mic harus ikut bergerak dan sebagai patokan lengan tangan sebaiknya melekat pada badan (ketiak merapat) sehingga yang menentukan jarak sekitar siku; serta h. Pendengaran harus selalu bekerja sama dengan suara dan tangan.
  • 23. Teknik Komunikasi dalam Pemanduan Wisata Teknik menjawab pertanyaan : a. Perhatikan apakah pertanyaan mereka (pertanyaan terbuka atau tertutup); b. Dengarkan semua pertanyaan dengan tenang, ramah, simpati; c. Catat semua pertanyaan jika memang diperlukan; d. Gunakan bahasa yang dimengerti dan jika perlu gunakan bantuan media komunikasi atau bahasa gerak; e. Tidak meremehkan atau menilai bahwa pertanyaan itu hal yang bodoh; f. Jangan merasa diharuskan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya pribadi, anda bisa menolaknya dengan halus; g. Jangan menyanggah pertanyaan yang memusuhi dan kritik, tapi arahkan pada hal positif; h. Perjelas pertanyaan dengan mengulangi inti dan maksud pertanyaan sehingga anda bias (melantur) dalam menjawab; i. Jawablah dengan singkat, jelas dan efektif; j. Jangan merasa bodoh bila anda tak mampu menjawab, cari jawaban sementara dari wisatawan dan simpulkan; k. Jujurlah dalam menjawab, jangan beri kesan sok tahu;
  • 24. Teknik Komunikasi dalam Pemanduan Wisata Teknik menjawab pertanyaan : l. Berhati-hatilah, kadang orang bertanya bukan karena tidak tahu tapi hanya ingin membandingkan dan dan memastikannya; m. Bila pertanyaan bersifat keluhan/komplain, dengarkan dengan empati dan upayakan tindak lanjut yang nyata; n. Jangan memberi kesan bahwa anda seorang guru dan wisatawan adalah murid anda, ingat bahwa wisatawan mengikuti tur bukan untuk belajar tetapi untuk bersenang-senang; o. Tunjukkan bahwa anda merasa senang dengan pertanyaan dan peran serta mereka; dan p. Beri kesempatan yang merata dan tidak pilih kasih.
  • 25. Prosedur Pra Pemanduan Dalam mengakses berbagai sumber peningkatan pengetahuan dan keterampilan pemandu wisata, hal-hal yang harus diperhatikan adalah berbagai aspek yang berkaitan dengan bentuk kegiatan dan cara peningkatan pengetahuan dan keterampilan tersebut. Secara umum aspek yang harus diperhatikan adalah 5 W 1 H (What, Why, When, Where, Who, dan How) Informasi yang dibutuhkan oleh pemandu wisata haruslah digali dari sumber yang benar-benar relevan dan dapat dipercaya sehingga informasi yang didapat benar-benar berkualitas dan memberikan manfaat sebagaimana diharapkan.
  • 26. Prosedur Pra Pemanduan JENIS INFORMASI : 1. Informasi tentang pramuwisata; 2. Informasi tentang wisatawan; dan 3. Informasi tentang kegiatan/tujuan wisata yang dilaksanakan beserta sarana dan prasarananya.
  • 27. Prosedur Pra Pemanduan Informasi tentang wisatawan : - Transportasi yang digunakan (pesawat, bus, kereta api, atau kapal laut) untuk menentukan lokasi penjemputan; - Jadwal kedatangan calon wisatawan yang meliputi tanggal kedatangan, perkiraan waktu kedatangan, dan jumlah rombongan; - Informasi berkaitan dengan data wisatawan seperti daftar nama wisatawan, nama rombongan, asal wisatawan, nama instansi/perusahaan, serta informasi tentang budaya masyarakat dan kekhasan daerah asal wisatawan sebagai bahan komunikasi; dan sebagainya.
  • 28. Prosedur Pra Pemanduan Informasi tentang kegiatan/tujuan wisata : - Sejarah - Keadaan alam - Lingkungan buatan - Peristiwa atau Event
  • 29. Analisis dan Evaluasi Tour Itinerary Cara menangani masalah : 1. Apabila penyimpangan terjadi karena force majeure maka penyelenggara perjalanan wisata harus merundingkan kondisi yang terjadi; dan 2. Apabila penyimpangan terjadi karena kesengajaan maka harus dijelaskan alasannya serta kompensasi atas penyimpangan. Laporan perjalanan : 1. Waktu yang tidak sesuai dengan itinerary 2. Apakah paket wisata sesuai dengan yang diinginkan oleh wisatawan; 3. Apakah jarak tempuh destinasi wisata satu dengan yang lain terlalu jauh; dan 4. Apakah kendaraan yang digunakan mendukung kegiatan perjalanan.
  • 31. TAOFAN SETYOMANTORO, S.PAR., M.SC. PEMANDUAN WISATA DESTINASI PARIWISATA
  • 32. TEKNIK BERBICARA Berbicara merupakan modal utama bagi pramuwisata dan harus memiliki seni penyampaian informasi yang dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi yang mendengarkan (wisatawan). Dilihat dari penyampaiannya maka bahasa yang digunakan dalam berbicara dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu: 1. Bahasa Lisan 2. Bahasa Tubuh
  • 33. BAHASA LISAN Yaitu berbicara dengan menggunakan lisan sebagai sarana, informasi yang disampaikan melalui simbol-simbol suara. Bagi seorang pramuwisata, berbicara tidak sekedar menyampaikan informasi melalui simbol-simbol suara saja, akan tetapi berbicara juga merupakan seni, yang menarik dan dapat membangkitkan minat wisatawan untuk menikmati informasi yang disampaikan.
  • 34. Unsur-unsur Bahasa Lisan Kosa kata (Vocabulary) Kosa kata adalah bahan dasar untuk dapat berbahasa lisan, sebab kata-kata merupakan wakil dari aktivitas, benda maupun sifat. Semakin banyak kosakata yang dimiliki berarti semakin banyak pula kejadian, objek maupun sifat yang dapat diungkapkan. Jumlah kosakata yang dimiliki oleh seorang pramuwisata akan menentukan kualitas kata-kata yang digunakan karena semakin banyak pilihan kata untuk mengungkapkan objek yang sama. Agar kosa kata yang digunakan dapat secara efektif dipahami maka perlu dipertimbangkan faktor-faktor berikut: •Usia •Tingkat pendidikan •Latar belakang bahasa yang digunakan. •Keahlian tertentu. •Ketertarikan pada atraksi tertentu (special interest)
  • 35. Unsur-unsur Bahasa Lisan Tata bahasa (Grammar) Tata bahasa merupakan alat yang dipakai untuk merangkai kosakata yang ada. Dengan adanya tata bahasa maka pertalian kata-kata tersebut mengandung makna yang dapat dimengerti. Penggunaan tata bahasa yang benar menjadikan pembicaraan mudah dipahami, apalagi jika menggunakan bahasa asing, tata bahasa yang salah akan menimbulkan arti yang sangat berbeda.
  • 36. Unsur-unsur Bahasa Lisan Teknik suara (Vocal technique) Kosa kata yang telah dirangkai dan memiliki makna disampaikan kepada wisatawan melalui media suara, kata-kata yang telah disusun dengan tata bahasa yang baik dan benar belum merupakan jaminan dapat menghantarkan informasi secara efektif jika penyampaiannya dilakukan dengan suara yang parau, kurang dapat didengar atau bahkan terlalu keras. Untuk itulah perlu diperhatikan hal-hal berikut: •Pengucapan kosa kata (pronounciation) dengan benar. •Kejelasan suara (clarity) •Tinggi rendah suara (pitch) •Kecepatan (speed) •Volume suara.
  • 37. Unsur-unsur Bahasa Lisan Teknik suara (Vocal technique) Suara yang harus diperhatikan dalam penggunaan bahasa lisan antara lain: 1.Berbicara pada waktu yang tepat 2.Tunjukkan kesan ramah selama berbicara (keep smile) 3.Hindari penggunaan bahasa dan logat daerah, kecuali jika bahasa tersebut dijadikan sebagai materi pemanduan. 4.Bersikap dengan baik selama berbicara. 5.Padukan bahasa lisan dan bahasa tubuh dengan harmonis. 6.Bahasa Tubuh
  • 38. Unsur-unsur Bahasa Lisan Timing Pemilihan waktu ketika mengajak turis berkomunikasi sangatlah penting, karena apabila komunikasi dilakukan pada waktu yang tidak tepat maka tidak akan menimbulkan feedback.
  • 39. BAHASA TUBUH Menurut keterangan para ahli bahwa dalam keterampilan berkomunikasi apa yang kita katakan penting hanyalah 7%, bagaimana kita mengatakan 38%, dan bahasa tubuh pentingya adalah 55% (Peter Thomson, 1997;57). Hal ini dapat dipahami karena pada umumnya pendengar lebih percaya terhadap apa yang mereka lihat dari pada apa yang mereka dengar; dan bahasa tubuh adalah kenyataan yang mereka lihat pada saat informasi diterima.
  • 40. Unsur-unsur Bahasa Tubuh Penampilan (Performance) Penampilan meliputi kondisi fisik, kesehatan, pakaian. Selain penampilan pramuwisata, penampilan wisatawan juga harus diperhatikan. Dari melihat penampilan seorang turis, guide bisa mengkondisikan bagaimana dia berkomunikasi. Misalnya, apabila seorang turis menggunakan pakaian yang santai seperti celana pendek berarti dia lebih senang adventure.
  • 41. Unsur-unsur Bahasa Tubuh Gerakan tubuh Meliputi gerakan organ-organ tubuh seperti tangan badan, kepala dan organ yang lain yang secara sistematis mendukung informasi yang disampaikan. Contoh : 1. Tangan tersilang di dada menandakan tidak bersahabat 2. Menopang dagu menandakan bosan 3. Menggaruk kepala menandakan bingung
  • 42. Unsur-unsur Bahasa Tubuh Ekspresi wajah Para ahli menyatakan pemahaman lebih dominan muncul dari komunikasi melalui ekpresi wajah bukan kata-kata. Contoh : 1. Senyum memberi pesan senang 2. Cemberut memberi pesan tidak berkenan/tidak mengerti 3. Mengerutkan dahi memberi pesan bingung/sedang berfikir
  • 43. Unsur-unsur Bahasa Tubuh Kontak mata (eye contact) Kontak mata mengisyaratkan perhatian pembicara kepada pendengar, beberapa kemungkinan yang dapat dilakukan adalah: •Memandang peserta secara keseluruan. •Memandang kelompok pendengar tertentu. •Memandang pendengar satu persatu. Melalui kontak mata yang baik maka pembicaraan dapat menerapkan prinsip “melayani pendengar secara keseluruan dan memberikan kesan secara pribadi.
  • 44. Agar keterpaduan antara bahasa lisan dan bahasa tubuh dapat memberikan hasil yang maksimal dalam penyampaian informasi kepada wisatawan, maka dalam berbicara sejauh memungkinkan dan memiliki kaitan dapat pula diselingi dengan: 1. Humor 2. Anekdot 3. Bercerita
  • 45. BERCERITA Bercerita merupakan salah satu teknik dalam mendiskripsikan suatu objek atau atraksi. Teknik ini sangat cocok untuk wisatawan anak-anak. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pramuwisata dalam bercerita antara lain: 1.Menguasai isi cerita 2.Memahami karakter tokoh dalam cerita dan mampu mengekspresikannya. 3.Dapat memotivasi wisatawan untuk terlibat langsung dalam alur cerita. 4.Alami dan jujur dalam membawakan cerita.
  • 46. ANEKDOT Anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena cerita lucu dan mengesankan. Umumnya bersumber dan pengalaman pribadi pramuwisata. Anekdot yang disajikan haruslah berhubungan dengan materi yang sedang dipresentasikan atau setidaknya sesuai dengan kondisi yang sedang dialami wisatawan.
  • 47. HUMOR Humor merupakan sesuatu yang lucu dan menghibur. Humor yang baik akan membuat wisatawan tertawa dan senang. Baik tidaknya humor yang disajikan oleh pramuwisata sangat relatif, tiap-tiap orang memiliki perbedaan dalam menanggapi humor. Sesuatu yang lucu bagi pramuwisata belum tentu lucu bagi wisatawan. Untuk itu pramuwisata harus mengenali karakteristik wisatawan dengan sebaik-baiknya sehingga humor dapat disampaikan dan mengena sasaran. Dalam menyajikan humor, sebaiknya dihindari hal-hal yang sensitif yang berpotensi menyebabkan ketersinggungan misalnya perbedaan ras, suku dan agama, cacat fisik, penyimpangan psikis dan masalah sex. Humor yang berkisar pada masalah sex bahkan oleh sebagian orang dipandang sebagai humor picisan. Untuk membangkitkan rasa humor, tuturan untuk membangkitkan rasa humor dapat pula menyebabkan peristiwa alih kode, yaitu pada berubahnya suasana menjadi lebih santai dan akrab antara penutur dan mitratutur sehingga mengubah kode di antara keduanya. https://books.google.co.id/books?id=8boEoQEACAAJ&pg=PA10&hl=id&source=gbs_toc_r&cad=2#v=twopage&q&f=false

Editor's Notes

  1. Menjembatani Seorang tour leader harus memahami faktor-faktor yang terkait dengan kebutuhan wisatawan diantaranya transportasi, restaurant, hotel, dan objek wisata. Pelayan Seorang tour leader harus sigap dan tanggap dalam melayani wisatawan. Tour leader (TL) juga harus melayani wisatawan sepenuh hati. Memiliki jiwa entertain Untuk menghidupkan suasana menuju tempat wisata seorang tour leader harus memiliki ide atau gagasan agar wisatawan tidak jenuh misalnya dengan memberikan tebak-tebakan dan doorprize. Dapat mengambil keputusan dengan cepat Apabila dalam perjalanan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan maka seorang TL harus cepat mengambil keputusan, misalnya terjadi perubahan jadwal perjalanan wisata. Kendala-kendala yang dapat menyebabkan perubahan jadwal perjalanan wisata diantaraya banjir, kebakaran, kecelakaan, ataupun kerusakan transpotasi.
  2. What atau apakah bentuk kegiatan yang akan dipilih untuk dilakukan sesuai dengan kebutuhan; Why atau mengapa kegiatan tersebut harus dilaksanakan. Ini berkaitan dengan alasan, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dari dilaksanakannya kegiatan tersebut; When atau kapan kegiatan tersebut akan dilaksanakan. Ini juga berkaitan dengan durasi atau lama kegiatan tersebut akan dilaksanakan; Where atau dimana kegiatan tersebut akan dilaksanakan atau berlangsungan, baik kegiatan yang dilaksanakan di dalam ruang maupun di luar ruangan/lapangan; Who atau siapa saja yang terlibat dalam kegiatan tersebut, baik pihakpihak yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam kegiatan tersebut; How atau bagaimana kegiatan tersebut harus dilaksanakan. Pada pertanyaan how ini mencakup ‘how much’ atau berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk membiayai kegiatan tersebut.