Similar to Hubungan Presepsi Dampak Merokok Terhadap Kesehatan dan Aturan Merokok Dalam Syariat Islam Terhadap Perilaku Merokok Mahasiswa IAIN Palopo (20)
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
Hubungan Presepsi Dampak Merokok Terhadap Kesehatan dan Aturan Merokok Dalam Syariat Islam Terhadap Perilaku Merokok Mahasiswa IAIN Palopo
1. PENGARUH PERSEPSI DAMPAK MEROKOK DAN
ATURAN LARANGAN MEROKOK TERHADAP
PERILAKU MEROKOK MAHASISWA FEBI IAIN
PALOPO
T A KD I R
KM. 21.10.015
Pembimbing : Prof. Dr. Ma’rufi
Dr. Zamli, S.KM., M.Kes
Penguji :Dr. dr. Freddy Chandra M, M.Kes
Program Magister Kesehatan Masyarakat
Tahun 2023
2. • Survey yang dilakukan Global Youth Tobacco Survey (GYTS) tahun
2009 menyebutkan bahwa 78% perokok mengaku mulai merokok
sebelum umur 19 tahun dan sepertiga dari remaja mengaku
mencoba menghisap asap rokok pertama kali sebelum umur 10
tahun (Fact Sheet TCSC, 2012).
• Data dari Global Youth Tobacco Survey tahun 2014 menunjukkan
bahwa 35% remaja putra dan 3% remaja putri dengan umur 13-15
tahun di Indonesia adalah perokok, tiga dari lima remajayang
merokok membeli rokok di toko dan warung pinggir jalan serta tiga
dari lima remaja terpapar asap rokok di tempat umum (Fact Sheet
GYTS, 2014).
• Peningkatan prevalensi konsumsi tembakau di daerah perkotaan
lebih tinggi daripada di daerah pedesaan (11,2% berbanding 9,4%)
dalam 18 tahun terakhir (1995-2013) (Fakta Tembakau, 2014).
• Peningkatan jumlah perokok aktif secara tidak langsung
meningkatkan jumlah perokok pasif atau yang disebut secondhand
smoker. Sebesar 85% rumah tangga terpapar asap rokok dan 81%
anak muda terpapar asap rokok di tempat umum dan 65%
terpapar di rumah masing-masing (Riskesdas, 2013).
Pendahuluan
3. Pendahuluan
• Keterpaparan asap rokok yang terus-menerus, akan berdampak
pada peningkatan perokok pasif. Salah satu pengendalian untuk
menurunkan angka perokok pasif yaitu dengan dibuatkannya
Kawasan Tanpa Rokok (KTR) atau Kawasan Bebas Rokok
sesuai dengan amanat yang tercantum dalam UU No. 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan yang kemudian diikuti oleh Peraturan
Pemerintah RI No. 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan
yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi
Kesehatan. Peraturan terbaru dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan No. 64 Tahun 2015 tentang Kawasan Tanpa
Rokok di Lingkungan Sekolah.
• Meskipun terdapat peraturan dilarang merokok, faktanya masih
saja didapati mahasiswa yang merokok di lingkungan kampus
terutama di kantin atau didepan kelas dan di susdut kampus
secara diam-diam. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik
untuk meneliti “Hubungan Presepsi Dampak Merokok Terhadap
Kesehatan dan Aturan Merokok Dalam Syariat Islam Terhadap
Perilaku Merokok Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri
Palopo
• ”.
• Undang-Undang Kesehatan No.
36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan Pasal 115 Ayat (1)
Kawasan Tanpa Rokok antara lain:
Fasilitas pelayanan kesehatan;
Tempat proses belajar mengajar;
Tempat anak bermain; Angkutan
umum; Tempat kerja; dan
Tempat umum dan tempat lain
yang ditetapkan.
4. Mengetahui Presepsi Dampak Merokok Terhadap
Kesehatan dan Aturan Merokok Terhadap Perilaku
Merokok Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Palopo
Tujuan
Khusus
Tujuan
Umum
• Mengetahui gambaran faktor pemungkin (ketersediaan dan keterjangkauan
rokok)
• Mengetahui gambaran faktor penguat (keterpaparan iklan rokok, keterpaparan
media pengendalian tembakau, perilaku merokok teman sebaya,
pegawai/dosen yang merokok, keluarga yang merokok dan pelaksanaan KTR)
• Mengetahui hubungan antara faktor predisposisi dengan perilaku merokok
mahasiswa
• Mengetahui hubungan antara aturan kampus dengan perilaku merokok
mahasiswa
Rumusan
Masalah
• a. Bagaimana pengaruh persepsi dampak merokok terhadap perilaku
merokok mahasiswa FEBI IAIN Palopo?
• b. Bagaimana pengaruh larangan merokok terhadap perilaku merokok
mahasiswa FEBI IAIN Palopo?
• c. Apakah persepsi merokok dan aturan larangan berpengaruh singnifikan
terhadap perilaku merokok mahasiswa IAIN Palopo?
5. Hubungan Presepsi Dampak Merokok
Terhadap Kesehatan dan Aturan Merokok Dalam Syariat Islam
Terhadap Perilaku Merokok Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Palopo
Perilaku Merokok Mahasiswa
Penyebab
pergaulan keluarga ada yg
merokok
malu jika tidak merokok tidak nyaman jika
tidak merokok
tidak focus jika
tidak merokok
rokok mudah
didapat
terlihat keren
jika merokok
akibat merokok
belum terasa
tidak ada penerapan
aturan tegas
larangan merokok
beberapa dosen
juga merokok
merasa lebih dewasa
jika merokok
Akibat
Kesehatan terganggu
nafas menjadi berbau
finansial berkurang
tidak focus belajar
mengabaikan syariat
agama
berbohong kepada
keluarga
emosi jika tidak
merokok
6. Konsep Health Belief Model memberikan gambaran bahwa terdapat 5 variabel independen
yang diteliti utnuk dilihat hubungan dengan variabel dependen.
1. Kerentanan yang dirasakan (Perceived Susceptibility). 2.Keparahan yang dirasakan (Perceived
Severity). 3. Isyarat untuk melakukan tindakan (Cues to action). 4. Manfaat yang dirasakan
(Perceived Benefits). 5. Hambatan yang dirasakan (Perceived Barriers). Persepsi hambatan
menggambarkan beberapa kendala yang dirasa oleh subjek penelitian. Instrumen penelitian ini
akan menggambarkan bentuk persetujuan pada hambatan-hambatan. Persepsi hambatan
dikategorikan menjadi tidak hambatan, cukup menjadi hambatan, dan hambatan.
8. Metode
Penelitian
• Penelitian menggunakan Penelitian ini merupakan penelitian survei
analitik dengan desain penelitian cross sectional study, Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis perilaku para perokok aktif
menggunakan konsep dari Health Belief Model
• Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa FEBI
Angkatan 2022,
• Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan
snowball sampling . pengambilan berdasarkan kirteria tertentu, adalah
siapa saja yang secara kebutulan bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, namun orang yang kebetulan tersebut harus
memiliki kriteria peneliti..
• Penelitian ini menggunakan analisis statistic deskriptif dan
inferensial dalam mengolah hasil penelitian
9. Hasil Penelitian
4.2.1 Tabel Analisis Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Persepsi Dampak
Merokok
115 15 25 21.42 2.467
Aturan Larangan Merokok 115 11 30 21.16 4.469
Perilaku Merokok 115 10 56 20.83 5.035
Valid N (listwise) 115
Presepsi dampak merokok berada dalam kategori baik dengan nilai 21.42. Variable
aturan larangan merokok memiliki nilai rata-rata sebesar 21.16 juga berada pada
kategori baik. hal ini merupakan hasil dari jawaban pertanyaan bahwa perokok
mengikuti trend yang dilakukan teman kelompok supaya dianggap solid yang
Sebagian besar memiliki nilai 78% atau sebanyak 89 orang, Untuk variable perilaku
merokok dengan nilai rata-rata sebesar 20.83 yang berarti berada pada kategori
baik pula. hal ini merupakan hasil dari jawaban pertanyaan perokok berisiko
sangat mudah terkena penyakit kanker, jantung, dan impotensi yang Sebagian
besar memiliki nilaii 76% atau sebanyak 87 orang.
Analisis Deskriptif
10. Hasil Penelitian
Diperoleh nilai signifikan sebesar 0,276 jika dibandingkan dengan
nilai probabilitas 0,05 nilai signifikan lebih besar dari nilai
probabilitas (0,276 > 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa data
yang diuji dalam variable persepsi dampak merokok dan aturan
larangan merokok terhadap perilaku merokok mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Palopo berdistribusi secara normal
Uji Normalitas Data
Keterangan Asymp. Sig. (2-tailed)
Normalitas Data .276c,d
11. Hasil Penelitian
Nilai deviation from linearity sig. sebesar 0.351 lebih besar dari
0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan linear secara
signifikan antara persepsi dampak merokok (X1) dan aturan
larangan merokok (X2) terhadap perilaku merokok (Y).
Uji Linearitas
Variabel Keterangan Sig
Persepsi dampak
merokok*Aturan Larangan
Merokok*Perilaku Merokok
Devistion From Linearity 0.351
12. Hasil Penelitian
Berdasarkan tabel diketahui nilai Tolerance pada variable persepsi dampak
merokok (x1) sebesar 1.172 dan variable aturan larangan merokok (x2) sebesar
1.172 lebih besar dari 0,10 atau (1.172 > 0,10), maka tarik kesimpulan bahwa tidak
terjadi gejala multi kolonieritas antara variable persepsi dampak merokok dan
aturan larangan merokok.
Uji Multiklonieritas
Variabel
Colinearity Statistic
Tolerance VIF
Persepsi dampak merokok 0.853 1.172
Aturan Larangan Merokok 0.863 1.172
13. Hasil Penelitian
a. Konstanta sebesar 1.330; artinya jika persepsi dampak merokok (X1) dan
aturan dampak merokok (X2) nilainya 0, maka perilaku merokok (Y) nilainya
positif yaitu sebesar 1.330.
b. Koefisien regresi persepsi dampak merokok (X1) sebesar positif 0.386. jika
persepsi dampak merokok (X1) mengalami kenaikan nilai 1, maka perilaku
merokok (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0.386. koefisien bernilai
positif artinya terjadi hubungan postif antara persepsi larangan merokok (X1)
terhadap perilaku merokok (Y).
c. Koefisian regresi aturan larangan merokok (X2) sebesar positif 0.351 jika
aturan larangan merokok (X2) mengalami kenaikan nilai 1, maka perilaku
merokok (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0.531. koefisien bernilai
positif artinya terjadi hubungan postif antara aturan larangan merokok (X2)
terhadap perilaku merokok (Y).
Analisis Linear Regresi Berganda
Variable
Keterangan
B Sig
Konstanta 1.330 0.702
Persepsi Dampak Merokok 0.386 0.026
Aturan larangan merokok 0.531 0.000
14. Hasil Penelitian
Didapatkan nilai signifikan persepsi dampak merokok (X1) sebesar 0.026
dan nilai signifikan aturan larangan merokok 0.000 nilai tersebut
menunjukkan kurang dari 0.05 sehingga H0 ditolak dan H1 di terima.
Sehingga dapat diartikan bahwa persepi dampak merokok dan aturan
larangan merokok (X2) berpengaruh postif dan signifikan terhadap
perilaku merokok (Y).
Uji Parsial
Variable
Keterangan
B Sig
Konstanta 1.330 0.702
Persepsi dampak merokok 0.386 0.026
Aturan larangan merokok 0.531 0.000
15. Hasil Penelitian
Nilai singnifikan regression sebesar 0.000. nilai tersebut
menunjukkan kurang dari 0.05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.
Maka dapat diartikan bahwa secara simultan persepsi dampak
merokok dan aturan larangan merokok berpengaruh postif dan
signifikan terhadap perilaku merokok (Y)
Uji Simultas
Model Sig
Regression 0.000
16. Hasil Penelitian
Nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.614. besarnya
angka koefisien determinasi (R Square) 0.614 atau sama dengan
61,4%. Angka tersebut mengartikan bahwa variable persepsi
dampak merokok dan aturan larangan merokok menjelaskan
variasi variable perilaku merokok sebesar 61,4%. Sedangkan sisanya
dijelaskan oleh variable lain diluar model regresi ini.
Koefisien Diterminan
Model R R Square
1 .784a .614
17. 1 Persepsi Dampak Merokok Terhadap Perilaku Merokok
Secara parsial variable persepsi dampak merokok berpengaruh positif dan signifikan
sebesar 0.386 terhadap perilaku merokok mahasiswa IAIN Palopo. Karena
mayoritas responden menjawab sangat setuju pada pernyataan merokok
dapat menenangkan jiwa dan menghilangkan kecemasan yang Sebagian
besar memiliki nilai sebasar 80% atau sebanyak 92 orang
2 Aturan Larangan Merokok Terhadap Perilaku Merokok
Secara parsial variable aturan larangan merokok terhadap perilaku merokok
berpengaruh positif dan signifikan sebesar 0.531 terhadap perilaku merokok
mahasiswa IAIN Palopo karena mayoritas responden menjawab sangat
setuju pada pernyataan perokok mengikuti trend yang dilakukan teman
kelompok supaya dianggap solid yang Sebagian besar memiliki nilai 78%
atau sebanyak 89 orang
3 Persepsi Dampak Merokok dan Aturan Larangan Merokok
Terhadap Perilaku Merokok
Secara simultan variable persepsi dampak merokok dan aturan larangan merokok
perpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku meroko mahasiswa
IAIN Palopo sebesar 61.4%.
Kesimpulan
18. •Terima Kasih
Pergi ke pasar, pasar karetan
Jangan lupa membeli papaya.
Cukup sekian presentasi saya.
Saya mohon arahan dan petunjuknya.