Konseling model behavioristik mampu merubah perilaku merokok suami dengan istri hamil. Sebelum konseling, mayoritas suami di kelompok eksperimen (87,5%) dan kontrol (71,4%) memiliki perilaku merokok yang tidak dapat ditoleransi. Setelah konseling, perilaku 87,5% suami kelompok eksperimen berubah menjadi dapat ditoleransi.
Upaya merubah perilaku merokok suami yang istrinya hamil melalui konseling model behaviristik
1.
2. DAFTAR ISI
Hubungan Antara Kurang Energi Kronis Pada Ibu Hamil Dengan L-4
Berat Bayi Lahir
Netti Herlina, Sukesi, Sendy Okvitawati
(Prodi Kebidanan Sutomo Surabaya)
Efektivitas Pemijatan Terhadap Kenaikan Berat Badan Bayi Usia 5-B
6-9 Bulan
Badriyah, Feftin Hendriyani, Ekilia
(Prodi Kebidanan Bangkalan)
Upaya Merubah Perilaku Merckok Suamiyang Istrinya Hamil
Melalui Penerapan Konseling Model Behavioristik
Heliyah, Fitriah, Rodiyatun
(Prodi Kebidanan Bangkalan)
9-15
Hubungan Antara Paritas Dan Jarak Persalinan Dengan Kejadian 16-21
Perdarahan Fostparturn Primer Di BPS AFAH Surabaya
Nolo Sulasmi, Siti Alfiah, Lailatul Maghfiroh
(Prodi Kebidanan Sutomo Surabaya)
Hubungan Preeklamsi Dan Status Gizi Ibu Bersalin Dengan 7?-28
Kejadian Bayi Berat Lahir rendah (BBLR)
Sri Utami, Sriami, Ratika Prabawati
(Prodi Kebidanan Sutomo Surabaya)
Faltor Dennografi Yang Berkontribusi Terhadap Akseptor KB 29-34
Selain KB IUD
Noortje Aswandono, Dwi Purwanti, Ufiyah Hakimah
(Prodi Kebidanan Sutomo Surabaya)
Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Pil Kombinasi Dengan 35-38
Xejadian Kanker Serviks Di Poli Onkologi RSUD Dr. Soetomo Sulrabaya
Dari Purwanti, Mamik, Diah Agustiyaningrunr
{Frodi Kebidanan Sutomo Surabaya)
Hubungan Antara Retensio Plasenta Dengan Perdarahan Post 39-42
Parturn Primer Di Puskesrnas Jagir Surabaya
Srrkesi, Rijanto, Mar'atus Sholikha
(Prodi Kebidanan Sutomo Surabaya)
Fengaruh Jalan Kaki Pada Pagi Hari Terhadap Penurunan Kecemasan 43-49
lkibat Emesis Gravidarurn Pada Ibu Primigravida Trimester I
Yunia Ika Sari Putri, Kharisma Kusumaningtyas, Deasy Irawati
(Prodi Kebidanan Bangkalan)
Ferbedaan Mqtivasi Kader Dalanr Kegiatan Posyandu Desa Siaga 50-53
fuitara Yang Berpendidikan Rendah Dan Menengah
Churatul Resa Yuni Andari, Sutio Rahardjo, Ali Madinah
(Pnodi Kebidanan Bangkalan)
3. UPAYA MERUBAH PERILAKU MEROKOK SUAMI YANG ISTRINYA HAMIL
MELALUT PENERAPAN KONSELING
MODEL BEHAWORISTIK
Heliyah, Fitriah, RodiYatun
Jurusan kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya
Alamat e-mail: fit.haris@gmail.com
Abstract
The numbers of smokers husfund with a pregnant wife smoking inside the Hou*
(64,70/0). Though cigarette smoke is very harmful to prqnancy. In anticiption of this need to-the
'existence
of eieAiie aunseling. The purpse of this study was to determine the influence of the
application of counseling modet behavioristik as an attempt to change the behavlor of smoklng
piegnant wife with smokers husband in the Viltage of Pakamban Laok working area community
'heilth
centers of Pragaan Sumenep.This research uses True experiments with the appruch he
and Post Test Countrot Group Design. The population was 15 smokers husband wlth prqnant wlfe
in the Wttage of Pakamban Laok Pragaan Sumenep. gmpel using simple random frmpling
techniques. The variable independent is a counseling model behavioristik and the dependent
variabies are behavioral smoking husfunds with wives pregnant. The Data retrleved fiom the
dissemination of the questionnaire then anatyzed with Mc Nemar test.The results showed the
smoking behavior before counseling the mafurity can not be tolerated in the control group (71,4o/o)
and eiperimental group (87.50/o). After the counseling behaviors of 87.5o/o group experiments
changed and 100o/o in the control group did not change. Mc Nemar test retrieved from Tvalue
(0,031) > a (0,05) meaning Hs is rejected.Counseling behavioristik mdel is capble of chanqing
snaklng behavicr cf husband with wife pregnant in the viiiage Pakzmban Laok,Pragaaan Sumenep'
It is ricommended for health workers to conduct aunseling more often in families who are
exposed to cigarette smoke so that the public can behave healthy by avoiding cigarettes.
Keywords: behavioristik counseling, smoking, pregnancy
PENDAHULUAN
Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang
dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok,
namun di pihak lain dapat menimbulkan dampak
buruk baik bagi si perokok maupun orang-orang di
sekitarnva (Soetjiningsih, 2004: 191). Merokok bagi
sebagian orang sudah menjadi gaya hidup atau life
sf,le. Sulitnya menghentikan kebiasaan merokok
karena sudah ketergantungan.Pada mulanya
seseorang mempunyai kebiasaan merokok tidak
lepas dari bagaimana sikapnya terhadap rokok
(Dariyo, 2003:36). Rokok adalah produk yang
berbahaya yang adiktif karena dapat menimbulkan
ketergantungan, mengingatbahwa di dalam rokok
terdapat 4000 bahan kimia berbahaya, di mana 69
diantarannya merupakan zat yang bersifat
karsinogenik yakni dapat menimbulkan kanker. Zat-
zat berbahaya yang terkandung di dalam rokok
sepefti: tar, karbut monokih, sianida, arsen,
formalin, nitrosmine dan lain-lain (Arif Gunawan,
2011: 43).
Risiko menghirup asap rokok bagi orang lain
tidak sebesar menghirup asap rokok sendiri, tetapi
tetap risikonya bermakna. Sebagian besar penelitian
dalam bidang ini membandingkan angka penyakit
antara perempuan bukan perokok yang menikah
dengan laki-laki perokok dengan perempuan yang
bukan perokok menikah dengan laki-laki perokok'
Hasilnya menunjukkan bahwa risiko penyakit lebih
besar dialami oleh pasangan yang merokok
(Crofr-on, 2009: a3). Menurut WHO (2007) di dalam
Gunawan (2011:a3) asap rokok yang dihirup oleh
perokok akif hanya sebagian kecil yakni sebesar
15o/o sedangkan hampir seluruhnya (85o/o) dihirup
oleh para perokok pasif. Hasilnya, dlperklrakan
seorang perokok aktif dapat membunuh 200 rlbu
orang perokok pasif dalam satu tahun.
Idealnya, suami sebaiknya tldak merokok atau
jika perilaku merokok tidak dapat dihentikan maka
sebaiknya tidak merokok di depan ibu hamil atau
merokok pada jarak 7,5 m dari rumah. .Namun,
karena kondisi rumah di Indonesia, yang saling
berdekatan, merokok di luar rumah dengan pintu
dan jendela yang ditutup sudah besar manfaatnya.
Menurut Trihono dalam buku FaKa Tembakau
Permasalahannya di Indonesia (2010), bahwa pada
tahun 2007, 40,50/o populasi pada semua umur (91
juta) terpapar asap rokok di dalam rumah.
Perempuan lebih tinggi (54.5olo) dari pada lakl-laki
(25olo) dan anak usia 0-14 tahun yang terpapar
f urnal Penelitian Kesehatan
4. adalah 58,80/0. Dengan demikian sekitar 40 juta
anak terpapar asap rokok, atau hampir separuh
Jumlah perokok pasif di dalam rumah. Dalam
penelitlan SurJadl persentase Jumlah rumah di
Indonesla yang penghunl merokok adalah 70,50/0.
Dari besarnya angka persentase ini diperoleh
gambaran mengenai besarnya potensi rumah
menimbulkan pejanan asap rokok (Kasjono, 200g).
Dari hasil studi pendahuluan di polindes Desa
Pakamban Laok Pragaan Sumenep pada bulan
Oktober 2011 didapatkan 17 orang ibu harnil. Dari
17 lbu hamil sbagian besar yakni 11 orang (64,70/o)
memiliki suami perokok aktif. Berdasarkan data di
atas menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil
(64,70/o) menjadi perokok pasif. Banyak suami yang
mempunyai istri hamil merokok dalam rumah.
Padahal asap rokok sangat berbahaya bagi
kehamilan. Hal ini karena banyak faktor yang
membuat suami merokok dalam rumah, diantaranya
karena kurangnya pengetahuan suami tentang
bahaya asap rokok, serta perilakumerokok yang
sulit untuk dirubah.
Dampak dari suami perokok mengakibatkan ibu
hamil menJadi perokok pasif yang dapat
mengganggu kesehatan baik bagi ibu hamil itu
sendiri maupun bagi janin yang dikandungnya. Asap
rokok yang dibuang di dalam rumah akan tersebar
selama 4-6 jam dalam ruangan. partkel rokok yang
menempel di dalam ruangan menyebabkan wanita
hamil mendapat dampak bur-uk. Dampak gada
kehamilan dapat menyebabkan berat badan lahir
rendah (BBLR) dan bayi lahir premature, sindroma
kematian bayi mendadak (Sudden Infant Death
Sindrome ISIDSJ), dan efek pada bayi berupa
pertumbuhan janin dalam rahim terhambat dan
keguguran spontan (Trihono, 2010: 103).
Melihat besarnya bahaya rokok terhadap
kesehatan dan kehamilan, serta banyaknya ibu
hamil yang mempunyai suami perokok makaperlu
adanya suatu perubahan perilaku merokok.Upaya
menghentikan kebiasaan merokok menladi tugas
dan tanggung jawab dari segenafi bpisan
masyarakat.Salah satu upaya yang dapat dilakukan
oleh tenaga kesehatan dalam merubah perilaku
qep.tlok yaitu dengan adanya konseting yang
efektif,
Tujuan Umum penetitian ini adalah
diketahuinya pengaruh penerapan konseling model
behavioristik sebagai upaya merubah perilaku
merokok suami dengan istri hamil di Desa
Pakamban Laok wilayah kerja puskesmas pragaan
Kabupaten Sumenep. Sedangkan tujuan khusuinya
adalah: 1) mengidentifikasi perilaku suami perokok
yang mempunyai istri hamil sebelum dilakrh
konseling di Desa Pakamban Laok wilayah Keri
Puskesmas Pragaan Kabupaten Sumenep. a!
mengidentifikasi perilaku suami perokok ),at!
mempunyai istri hamil sesudah dilakukan konselrg
di Desa Pakamban Laok wilayah Kerla Puskesrr
Pragaan Kabupaten Sumenep, 3) mengar*b
pengaruh konseling model behavioristik terha@
perubahan perilaku suami perokok yang mempunyd
istri hamil di Desa Pakamban Laok wilayah Keqp
Puskesmas Pragaan Kabupaten Sumenep
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitia
analitik, dengan desain frue eksperiment dergm
pendekatan Pre and Post Test Control Group Mfi
yaitu terdapat dua kelompok yang dipilih sern
randcm, kemudian di beri pretest untuk mengetatri
keadaan awal adakah perbedaan antara kelompil
eksperimen dan kelompok kontrol. Sebagai varid
independen adalah konseling model behaiuifr
tentang bahaya rokok bagi ibu hamil, sedangh
variabel dependennya adalah perilaku meroffi
suami dengan istri dalam keadaan hamil. Sebar;-
populasi adalah suami perokok yang memiliki istt
hamil di Desa Pakamban Laok dalam wilayah keri
Puskesmas Pragaan Kabupaten Sumenep pafr
bulan Februari 7012, dengan target populas l?
orang, sedangkan sampelnya sebesar 15 orang. d
mana cjirentukan secara ranciom B oran_o kelompfr
eksperimen dan 7 orang sebagai kelompok kontrrL
Analisis data pada penelitian ini terdiri dari: AnaGB
univariate dilakukan terhadap tiap variabel dari had
penelitian. Analisis bivariate dilakukan terhadap dn
variabel untuk mengetahui hubungan dar:i ked.e
variabel. Uji statistik yang digunakan adalah lt.
Nemar fesf. Penelitian ini dilaksanakan mulai br.h
Oktober 2011 sampai dengan bulan Agustus ALI
dan tempat penelitian di Desa Pakamban [d
Wilayah Kerla Puskesmas Pragaan Kabup&l
Sumenep.
HASIL PENELITIAf{ DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Perilaku Suami Perokok yang Istrinya Hamil
Berdasarkan hasil penelitian didapatlm
bahwa kriteria perilaku merokok pada saat pre H,
di mana pada kelompok eksperimen sebagian ber
suami (71,40lo) mempunyai perilaku merokok yaqg
tidak dapat ditoleransi, sedangkan pada kelornpil.
kontol hampir seluruhnya suami (8Z5Xl
mempunyai perilaku merokok yang tidak daS
ditoleransi
f urnal Penelitian Kesehatan
5. No, Kelompok
Krlteria Perilaku
TotalDapat ditoleransi
Tidak dapat
ditoleransi
F o/o
F o/o
F o/o
1.
2.
Eksperimen
Kontrol
1
2
L2,5
28.6
7
5
87,5
7t,4
8
7
100,0
100-o
Tabel lPerilaku merokok suami yang istrinya hamil berdasarkan hasil pre-test
di Desa Pakamban Laok wilayah kerja puskesmas pragaan, 2012
Perilaku Merokok Suami Yang Istrirlya Hamil
Berdasarkan Hasal Post-Test
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
bahwa kriteria perilaku merokok pada saat po* test
pada kelompok eksperimen hampir seluruhnya
Pengaruh Konseling Model Behavioristik
Sebagai Upaya Merubah perilaku Merokok
Srami Dengan istri Hamil pada Kelompok
Kontrol
suami (87,50/o) mempunyai perilaku merokok yang
dapat ditoleransi, dan pada kelompok konBol
sebagian besar suami (7L,4o/o) mempunyai perilaku
merokok yang tldak dapat dltoleransl
Tabel 2 Perilaku merokok suami yang istrinya hamil berdasarkan hasil post-test
di Desa Pakamban Laok wilayah kerja puskesmas pragaan, 2012
Tabel 3 Perbedaan perilaku merokok suami yang istrinya hamil berdasarkan hasit pre test
dan post testpada kelompok kontrol di Desa pakamban Laok
Setelah dilakukan penelitian maka dibuat tabel
untuk mengetahui perubahan perilaku merokok
suami dengan istri hamii anla,ia pre test dan posi
fesf pada kelompok kontrol
Pengaruh konseling model Behavlorlstik
sebagai upaya merubah perilaku merokok
Suami yang istrinya hamil pada ketompok
eksperimen.
Setelah dilakukan penelitian maka dlbuat tabel
untuk mengetahui perubahan perilaku merokok
suami yang istrinya hamil antara pre t*t hn p*
pada kelompok eksperimen.
Berdasarkan tabel di atas bahwa dari hasil pre test
rnenunjukkan 2 suami perokok dengan istri hamil
mempunyai perilaku merokok yang dapat ditoleransi
dan5 suami perokok dengan istri hamil mempunyai
perilaku merokok yang tidak dapat
ditoleransi.Kemudian tanpa diberi perlakuan apapun
hlu dilakukan pofi test. Ditemukan dari hasil
'pre
te* dan post test tidak terjadi perubahan pada
perilaku merokok suami dengan istri
hamil.Selanjutnya dianalisis melalui u:i statistik
dengan Mc Nemar maka diperoleh halit p-value
I'OO) , o (0,05) yang berarti Hgditerima, artinya
tilak ada pengaruh konseling model behavioristik
sabagai upaya merubah ftrilaku merokok suami
dengan istri hamil.
No. Kelompok
Kriteria Perilaku
TotalDapat ditoleransi
-t1dak
dapat
ditoleransi
F o/o
F o/o
F o/o
1.
2.
Eksperimen
Kontrol
7
2
87,5
28.6
1
5
12,5
71.4
8
7
100,0
100.0
wilayah.kerla Puskesmas pragaan, 2012
Pre Test Post Test
Daoat Ditoleransi Tidak Daoat Ditoleransi
Dapat Ditoleransi
Tidak Dapat Ditoleransi
2
0
0
5
Tnt:l
5
nasri LJJ| Mc fvemar
Vvalue = L,00
Jurnal Penelitian Kesehatan 11
6. Tabel 4 Perbedaan frekuensi perilaku merokok suami yang istrinya hamil berdasarkan hasil pre test
dan pst test pada kelompok eksperimen di Desa pakamban Laok
Berdasarkan tabel 4 di atas bahwa dari hasil
pre tefi menunJukkan 7 suaml perokok dengan istri
hamil memiliki perilaku merokok yang tida-k dapat
ditoleransi dan 1 suami perokok dengin istri hamil
memilikl perilaku merokok yang dapat ditoleransi.
Kemudian dilakukan konsellng model fuhaviortsttk
dan dilakukan post test Ditemukan dari 7 suaml
perokok dengan istri hamil terdapat 6 suami
perokok dengan lstri hamil mengalami perubahan
perilaku merokok menjadi perllaku merokok yang
dapat ditoleransi dan 1 suami perokok dengan isfi
hamil tetap berperilaku merokok yang tida-k dapat
ditoleransi dan 1 suami perokok O'engln istri h#il
tetap berperilaku merokok yang dapat ditoleransi.
Berdasarkan tabel didapatkan g7,5o/o perilaku
merokok suami pada kelompok ekspeiimen O"ruUan
setelah mendapatkan konseling mdet Oehavniisti*
dan l00o/o perilaku merokok suami aentan istri
hamil pada kelompok kontrol tidak 6eruOin.
Berdasarkan uji statistik dengan ,"nggrnit un U.
!:r!r Iesf maka p-vatue (0,031) . dfu,OSj mam
Ha diterima. Hat lni berarti aOa pengarun'6;i;9
model behavioristik terhadap ieru-Uanan p"iifuf,
merokok suami dengan istri hamil.
Pembahasan
. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa
9d9 .pengaruh penerapan konseling moOef
behavioristik sebagai upaya merubafi perilaku
merokok suami yang istrinya hamil.
Perilaku merokok suami yang.istrinya hamit
pada saat pre tesf
Selanjutnya dianalisa melalui uji statistt
dengan Mc Nemar maka diperoleh hasil p-v*r
(0,031) < o (0,05) yang berarti He ditolak, artirya
ada pengaruh konseling model behavioristik saUai
upaya merubah perilaku merokok suami dengan
istrlhamil.
Perbandingan perubahan perilaku merokd
suami yang istrinya hamil antara kelompd
eksperimen dan kelompok kontrot,
Untuk membandingkan perubahan penbhl
antara kelompok kontrol dan kelompok eksperinan
maka dilakukan pembuktian hipotesis menggunakan
uji statistik dengan Mc Nemar. Untuk lebih jelurp
dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini.
Tabel 5 Perbandingan perubahan periraku merokok antara kerompok kontror
dan kelompok eksperimen di desa pakamban Laok
wilayah kerja puskesmas pragaan, 2012
hampir seluruhnya suami dari (g7,5olo) mempunle
perilaku merokok yang tidak dapat ditolerd,rs,
sedangkan pada kelompok experimen, sebaga.n
besar suami (71,4o/o) mempunyai perilaku ,ner&t
yang juga tidak dapat ditoleransi. perilaku manusb
sebag.ian besar merupakanperilaku yang dibenbt
perilaku yang dipelajari.Salah satu @ri
pembentukan perilaku dapat ditempuh dengm
kondbioning atau kebiasaan. Dengan a.
membiasakan diri untuk berperilaku terhart4
sesuatu, akhimya akan terbentuklah suatu perilahr
(Suryanl, 2009:27).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlbtr
merokok pada saat pre test pada kelompok kond
Perilaku merokok yang tidak dapat ditolerani
Umbul karena adanya suatu kebiasaan urttmerokok, dimana kebiasaan merokok tersebut c.luntuk dihentikan,Apalagi mereka yang Ud*
mempunyai ruangan khusus untuk merokil
cenderung memiliki kebiasaan merokd
disembarang tempat termasuk merokok di daliln
wilayah kerja Puskesmas pragaan, 2012
Hasil Uji Mc Nemar, Vvalue = 0,031
Uji Statistik Mc.Nemar, o = 0,05 dan Vvalue= 0,031
Jurnal Penelitian Kesehatan
t2
7. rumah bahkan merokok di dekat istri yang sedang
hamil.
Padahal menurut Crofton (200g: 10) lebih dari
4.000 bahan kimia telah diidentifikasi dalam asap
tembakau. Banyak di antaranya beracun, beberapa
bersifat radioaktif. Lebih dari 40 bahan kimia
diketahui menyebabkan kanker. Dan wanita yang
tinggal dengan perokok atau sering berada di
lingkungan yang banyak asap, rentan terhadap
risiko sekalipun mereka tidak peqnah merokok.
Terpapar asap rokok selama 8 jam sebanding
dengan merokok langsung sebanyak 20 batang
perhari. Zat kimia yang terhisap dari asap rokok
akan membatasi pertumbuhan janin dengan
mengurangi Jumlah sel yang dihasilkan baik dalam
tubuh bayi maupun dalam otak.
Suami perokok yang istrinya sedang hamil dan
merokok di dalam rumah, atau merokok di dekat
istrinya yang sedang hamil dapat terjadi karena
suami perokok tersebut belum pernah mendapatkan
konseling sebelumnya tentang bahaya rokok
sehingga suami perokok yang istrinya sedang hamil
tersebut kurang memahami tentang bahaya rokok
terutama bagi istrinya yang sedang hamil.
Memahami diaftikan sebagai suatu kemampuan
untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar (Notoatmodjo, 2OO7 : 144).
Suami oerokok vang istrinva hamii yang ttdak
mempunyai ruangan khusus untuk merokok
cenderung memiliki perilaku merokok yang tidak
dapat ditoleransi. Apalagi suami perokok yang
kurang memiliki pemahaman tentang bahaya rokok
akan mempengaruhi perilaku dalam merokok yaitu
suami perokok akan lebih sering merokok di dalam
rumah dan merokok di dekat istri hamil yang
mengakibatkan istri hamil akan terpapar asap rokok
yang sangat membahayakan bagi kehamilan, Hal ini
akan sangat merugikan bagi istri yang sedang
hamil.
Perilaku merokok suami yang isirinya hamii
pada saat PostTest
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku
merokok suami yang memiliki istri hamil pada saat
post test Wda kelompok eksperimen hampir
seluruhnya (87,5o/o) sudah tidak merokok di dalam
rumah dan tidak lagi merokok di dekat istri yang
sedang hamil. Terbentuknya suatu perilaku baru,
dalam arti subjek tahu terlebih dahulu terhadap
stimulus yang berupa materi atau objek di
luarnya.Sehingga menimbulkan pengetahuan baru
pada subjek tersebut, dan selanjutnya menimbulkan
respons batin dalam bentuk sikap si subjek
terhadap objek yang diketahui itu. Akhirnya
rangsangan yakni objek yang telah diketahui dan
disadari sepenuhnya tersebut akan menimbulkan
respons lebih jauh lagii yaitu berupa tindakan atau
adion terhadap atau sehubungan dengan stimutus
atau objek tadi (Notoatmodjo, 2003: 127).
Perubahan perilaku yang terjadi karena konseling
yang diberikan secara tidak langsung memberikan
informasi tentang bahaya rokok baik pada suami
perokok maupun pada istri yang sedang hamil.Hal
ini berakibat suami perokok yang semula tidak tahu
tentang bahaya rokok menjadi tahu, sehingga
pengetahuan tersebut menjadi dasar dalam perilaku
merokok. Perubahan perilaku merokok suami
dengan istri hamil tentunya akan menguntungkan
istri yang sedang hamil karena istri yang sedang
hamil tidak lagi akan menghirup asap rokok di
dalam rumah yang sangat berbahaya bagi
kehamilan.
Dari hasil penelitian juga menunJukkan
perilaku merokok suami yang memiliki istri hamil
pada kelompok kontrol sebagian besar dari para
suami tersebul (7l,4o/o) masih tetap merokok di
dalam rumah bahkan merokok di dekat istri yang
sedang hamil, yakni sebanyak 5 orang suami
perokok.Pengetahuan tentang kesehatan yang
dimiliki seseorang amat penting perannya dalam
menentukan nilainya terhadap kesehatan.
Dengan berbagai informasi kesehatan akan
menambah luas pengetahuan serta pemahamannya
tentang kesehatan. Diterima atau tidaknya nilai-nilai
kesehatan dipengaruhi oleh kepercayaan mereka
terhadap kesehatan. Kepercayaan terhadap baik
buruknya nilai kesehatan didasarkan atas penilaian
oacla manfaat vang dirasakan, kerugian dan akibat
yang dirasakan akan timbul, sefta hambatan-
hambatan yang dirasakan (Suryani, 2009: 40).
Suami perokok dengan istri hamil pada kelompok
kontrol tidak mendapatkan konseling sebelumnya
sehingga menyebabkan kurangnya pemahaman
tentang bahaya rokok terutama bahaya rokok
terhadap kehamilan sehingga suami dengan istri
hamil tetap merokok di dalam rumah walaupun di
dalam rumah terdapat istri yang sedang hamil.
Selain itu kurangnya kepercayaan suami perokok
terhadap bahaya rokok terutama terhadap
kehamilan, dapat dikarenakan bahaya r.okok
iersebui iidak secara iangsung menimbulkan akibat
seketika itu pula saat suami merokok sehingga
perilaku merokok suami cenderung tetap merokok
di dalam rumah bahkan merokok didekat istri yag
sedang hamil. Padahal menurut Soetjiningsih (2004:
194) wanita hamil yang merokok atau terpapar asap
rokok akan meningkatkan resiko aboftus spontan,
BBLR (bayi berat lahir rendah), SIDS atau suddent
infant death syndrome, dalam jangka panjang
mengenai masalah kognitif atau perilaku sepertl
gangguan pemusatan perhatian dengan atau tanpa
hiperaKifitas.
Pengaruh konseling model Behavioristik
terhadap perubahan perilaku suami yang
istrinya hamil
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
suami perokok dengan istri hamil yang diberi
konseling model fuhavioristilqada kelompok
eksperimenhampir seluruhnya suami perokok
f urnal Penelitian Kesehatan 13
8. (87,5%) yang perilaku merokoknya dapat
ditoleransi yaitu sebanyak 7 orang suami perokok.
Dan suami perokok yang istrinya hamil yang tidak
diberi konseling atau kelompok kontrol sebagian
besar suami (71,4o/o) perilaku merokoknya tidak
dapat ditoleransi yaitu sebanyak 5 orang suami
perokok. Berdasarkan uji Mc Nemar diperoleh nilai
p-value (0,031) lebih kecil dari o (0,05) yang berarti
ada pengaruh konseling model behavioristik sebagai
upaya merubah perilaku merokok suami yang
istrinya hamil. Konseling dilakukan untuk mqncapai
pemahaman dan penerimaan diri, proses belajar
dari perilaku tidak adaptif menjadi
adaptif.Perubahan dalam perilaku itu harus
diusahakan melalui suatu proses belajar atau
learnlng atau belajar kembali atau relearnlng, yang
berlangsung selama proses konseling. Oleh karena
itu, proses konseling dipandang sebagai suatu
proses pendidlkan atau an educationalpeocess,
yang terpusat pada usaha membantu dan kesediaan
dibantu untuk bela;ar perilaku baru dan dengan
demikian mengatasi berbagai macam
permasalahan. Pendekatan behavioristik pada
dasarnya berpegang pada keyakinan bahwa banyak
perilaku manusia merupakan hasil dari suatu proses
belajar dan, karena itu, dapat diubah dengan
belajar baru (Winkel, 2005: 420).
Teknik yanE digunakan dalam konseling model
behavioristik yaitu menggunakan teknik
oengkcndrsian eversi. Teknik gengkondisian aversi
dilakukan untuk meredakan perilaku simtomatik
dengan cara menyajikan stimulus yang tidak
menyenangkan aiau menyakitkan sehingga perilaku
yang tidak dikehendaki atau simptomatik tersebut
akan terhambat kemunculannya. Stimulus yang
tidak menyenangkan yang disajikan tersebut
diberikan secara bersamaan dengan munculnya
perilaku yang tidak dikehendaki kemunculannya.
Pengkondisian ini diharapkan terbentuk asosiasi
antara pedlaku yang tidak dikehendaki dengan
stimulus yang tidak menyenangkan (Latipun,
2005: 1 19).
Seiain ieknik yang ciigunakan dalam
konseling, pengalaman dan pendidikan suami
perokok yang memiliki istri hamil juga berpengaruh
terhadap perubahetn perilaku, pengalaman dan
pendidikan klien amat menentukan atas
keberhasilan proses konseling, sebab dengan
pengalaman dan pendidikan tersebut, klien akan
mudah menggali dirinya sehingga persoalannya
makin jelas dan upaya pemecahannya semakin
terarah (Willis, 2011: 114),
Konseling model behavioristik mampu
memberikan pemahaman dan kepercayaan
terhadap bahaya rokok terutama pada kehamilan,
Pemahaman dan kepercayaan terhadap bahaya
rokok terutama pada kehamilan dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan suami perokok dengan istri
hamil. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
maka informasi tentang bahaya rokok terutama
pada kehamilan akan semakin mudah diterima,
sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan
seseorang maka informasi tentang bahaya rokd,
terutama pada kehamilan akan semakin st f
diterima. Selain itu dengan menggunakan meto&
yang tepat yaitu dengan memberikan gambr-
gambar nyata tentang penyakit yang disebabkan
oleh rokok maupun asap rokok terutama bagi ibn
hamil sehingga suami perokok yang memiliki istri
hamil mengerti dan paham serta percaya terha@
bahaya rokok tersebut. Dengan pengetahuan
tersebut menyebabkan suami tidak lagl merokok d
dalam rumah bahkan tidak merokok di dekat istri
yang sedang hamil. Hal ini akan sangat
menguntungkan bagi ibu hamil karena ibu harnl
tidak lagi menghirup asap rokok di dalam rumaL
Sehingga akan mengurangi risiko bahaya ary
rokok terhadap kehamilan,
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulan
bahwa: 1) sebagian lresar suami perokok dengm
istri hamil merokok di dalam rumah bahhr
merokok di dekat istri yang sedang hamil sebel'.rn
difakukan konseling mcdlel behavioristik di Desa
Pakamban Laok wilayah kerja Puskesmas Pragaan
Kabupaten Sumenep, 2) hampir seluruhnya zuam
perokok dengan istri hamil pada kelompd
eksperimen sudah tidak lagi merokok di dalam
rumah dan merokok di dekat istri yang seoanq
hamil setelah dilakukan konseling modd
behavioristik, 3) ada pengaruh konseling mod
behavioristik sabagai upaya merubah perilalar
merokok suami dengan istri hamil.
Sehingga disarankan: 1) kepada petugr
kesehatan, agar lebih sering memberikan konsdirg
kepada suami perokok dengan melibatkan keluarga
yang terpapar asap rokok baik secara kelompd
ataupun perorangan, 2) kepada Dinas Kesehatan:
agar menyediakan sarana dan prasarana sepoti
leaflet, dan poster tentang bahaya rokok urtr"*.
diberikan ke puskesmas terutama di ruang KiA. 3)
kepadaPeneliti Selanjutnya: agar nrelakuka-
penelitian serupa dengan sampel lebih bes.r,
sehingga diperoleh hasil yang lebih akurat
DAFTAR. ACUAN
Brock, Katie, (2007), Nutrisi, Medikasi dan Senant
Keha m ilan, Jakarta, Prestasi Pustaka.
Crofton, John dan David Simpson, (2009),
Tembakau: Anaman Global, JakartE
Gramedia.
Dariyo, A. (2003), Psikologi Perkembangan Daua
Muda, Jakarta, Grasindo Widiasarana
Indonesia.
Gunawan, Arit (2011). Remaja fu,
Permasalahannya, Yogyakarta, Hanggr
Kreaton.
f urnal Penelitian Kesehatan L+
9. Hunter, Hannah Hulme, (2005), Makanan yang
Aman lJntuk Kehamilan, Jakarb, Arcan.
Kasjono, Heru Subaris, (2008), Rokok Dalam
Percpektlf Llngkungan,
http: //www.dinkes.joqiaprov,go.id/index.pho /c
lingksehat/read/104.html, (diakses tanggal 24
Oktober 2011).
Latipun, (2005), Psikologi Konsellng, Malang, UMM
Press.
Mashudi, F, (2011), Psikologi Konseling, Jogjakarta,
IRCiSoD.
Nainggolan, (2009), Anda Mau Berhenti Merokok?
Pasti Bisa!, Bandung, Indonesia Publishing
HoUSe.
Notoatmojo, S, (2003), Ilmu Kesehatan Maslarakat,
Jakarta, Rineka CiPta.
(2010), Metdologi
Penelitian Kesehatan, Jakafta, Reneka Cipta.
Nursalam, (2008), Konxp dan Penerapn
Metodologi Penelitlan llmu Keperawatan,
Jakarta, Salemba Medika.
Prawirohardjo, Sanruono,
lakarta, YBP-SP
(2005), Ilmu Kebidanan,
(2010), ilmu Kebidanan,
Jakafta, YBP-SP
Sugiono, (2012), Metode Penelitian Kuantitatif
Kuatitatif dan R&Q Bandung, Alfabeta.
Suryani, Eko, (2009), Psikologi, Yogyakarta,
Fitramaya.
Soetjiningsih, (2004), Tumbuh Kembang Remaja
dan Permasalahannya, Jakafta, Segung Seto.
Trihono, (2010), Fakta Tembakau Permasalahannya
di Indonesia Tahun 2010, Jakarta, TCSC-
IAKMI.
Willis, Sofyan S, (2011), Konseting Individuat Teori
dan Praktek, Bandung, Alfabeta.
Winkel, W.S dan Sri Hastuti, (2005), Bimbingan dan
Konsellng di Institusi Pendidlkan, Yogyakarta,
Media Abadi
Iurnal Penelitian Kesehatan 15