POJK No. 3/POJK.03/2022 mengatur tentang penilaian tingkat kesehatan BPR dan BPRS dengan memperbaharui faktor penilaian dan mekanisme penilaian. BPR dan BPRS wajib melakukan penilaian sendiri secara berkala dan melaporkannya kepada OJK. Hasil penilaian digunakan untuk menentukan tindak lanjut terhadap masalah yang dihadapi serta memelihara tingkat kesehatan lembaga.
1. Kepatuhan BPR Antar Rumeksa Arta
Karanganyar 10 Mei 2022
Sosialisasi
POJK No.3/POJK.03/2022
PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BPR DAN BPRS
1
2. Struktur POJKNo.3/POJK.03/2022
29 Pasal
Bab 1
Ketentuan
Umum
Bab 2
Penilaian TKS
Bab 3
Mekanisme
Penilaian
TKS
Bab 4
Peringkat TKS
Bab 5
Tindak
Lanjut Hasil
TKS
Bab 6
Ketentuan
Lain- Lain
Bab 7
Ketentua
n
Peralihan
Bab 8
Ketentu
an
Penutup
Pokok Pengaturan
1) Perubahan Faktor Penilaian TKS
Profil Risiko Tata Kelola Rentabilitas Permodalan
2) Periode Penilaian TKS
BPR Bulanan
Semesteran
BPRS Triwulanan
3) Pelaporan
Self Assessment Rencana Tindak
4) Pemberlakuan
Parallel Run: Des
2022
Implementasi Penuh: Des
2023
2
3. PokokPengaturanPOJK
Bab 1
Ketentu
an
Umum
Bab 2
Penilaian
TKS
Bab 3
Mekanisme
Penilaian
TKS
Bab 5
Tindak
Lanjut
Hasil TKS
Bab 6
Ketentu
an
Lain-
Lain
Bab 7
Ketentu
an
Peraliha
n
Bab 8
Ketentu
an
Penutup
2. Kewajiban Memelihara TKS BPR dan BPRS
Bab 4
Peringkat
TKS
BPR wajib memelihara dan/atau meningkatkan TKS BPR dengan
menerapkan prinsip kehati-hatian
4
BPR adalah bank konvensional yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran.
Tingkat Kesehatan BPR dan BPRS adalah hasil penilaian
kondisi BPR dan BPRS yang dilakukan terhadap faktor profil
risiko, tata kelola, rentabilitas, dan permodalan BPR dan
BPRS
1. Ketentuan Umum dan Definisi
Peringkat Komposit adalah peringkat akhir hasil penilaian
Tingkat Kesehatan BPR dan BPRS
Direksi dan Dewan Komisaris wajib memastikan upaya untuk
memelihara dan memantau TKS dan melakukan langkah yang
diperlukan untuk memelihara dan/atau meningkatkan TKS
•
• TKS BPR dan BPRS digunakan sebagai salah satu sarana dalam melakukan evaluasi
terhadap kondisi yang sebenarnya dan permasalahan yang dihadapi BPR dan BPRS
serta menentukan tindak lanjut untuk mengatasi kelemahan atau permasalahan BPR
dan BPRS, baik berupa tindakan perbaikan oleh BPR dan BPRS maupun tindakan
pengawasan oleh OJK.
Yang dimaksud dengan “memastikan upaya” antara lain melakukan penilaian sendiri
terhadap TKS BPR dan BPRS secara berkala di luar posisi akhir bulan Juni dan
4. PR/S
POKOKPENGA
TURANRPOJKTKSB
PokokPengaturanPOJK
Bab 1
Ketentu
an
Umum
Bab 2
Penilaian
TKS
Bab 3
Mekanisme
Penilaian
TKS
Bab 4
Peringkat
TKS
Bab 5
Tindak
Lanjut
Hasil TKS
Bab 6
Ketentu
an
Lain-
Lain
Bab 7
Ketentu
an
Peraliha
n
Bab 8
Ketentu
an
Penutup
3. Penilaian Sendiri Tingkat
Kesehatan
Topik Pokok Pengaturan
Penilaian Sendiri
BPR dan BPRS wajib melakukan penilaian sendiri atas Tingkat
Kesehatan BPR dan BPRS secara lengkap dan benar sesuai dengan
POJK.
Periode Penilaian
Semesteran
Periode Juni disampaikan paling lambat 31 Juli
Periode Desember disampaikan paling lambat 31 Januari
Penilaian Sewaktu-
Waktu
• Dalam hal memenuhi kondisi tertentu berdasarkan penilaian
sendiri dan/atau permintaan OJK, BPR dan BPRS wajib
melakukan pengkinian penilaian sendiri Tingkat Kesehatan
BPR dan BPRS sewaktu-waktu.
• OJK dapat meminta BPR dan BPRS untuk menyampaikan hasil
pengkinian penilaian sendiri Tingkat Kesehatan BPR dan BPRS
sewaktu-waktu.
Penyampaian
Penilaian Sendiri
Wajib disampaikan secara daring melalui APOLO
Kondisi tertentu antara
lain:
a. kondisi keuangan BPR dan BPRS
memburuk signifikan yang berpotensi
menurunkan TKS;
b. BPR dan BPRS menghadapi permasalahan
antara lain risiko likuiditas dan/atau permodalan
yang dapat menyebabkan BPR dan BPRS
berpotensi ditetapkan dalam BDPI atau BDPK;
atau
c. kondisi lain yang menurut OJK perlu dilakukan
pengkinian penilaian TKS antara lain
berdasarkan temuan hasil pemeriksaan.
• Dalam hal terdapat perbedaan hasil penilaian TKS BPR dan BPRS yang dilakukan oleh
OJK dengan hasil penilaian sendiri TKS BPR dan BPRS, penilaian TKS BPR dan BPRS
yang berlaku merupakan hasil penilaian Tingkat Kesehatan BPR dan BPRS yang
dilakukan oleh OJK.
• OJK dapat melakukan komunikasi kepada BPR dan BPRS terkait dengan perbedaaan
penilaian TKS
BPR dan BPRS antara yang dihasilkan oleh OJK dengan BPR dan BPRS
4
5. PR/S
POKOKPENGA
TURANRPOJKTKSB
PokokPengaturanPOJK
Bab 1
Ketentu
an
Umum
Bab 2
Penilaian TKS
Bab 3
Mekanisme
Penilaian TKS
Bab 4
Peringkat TKS
Bab 5
Tindak Lanjut
Hasil TKS
Bab 6
Ketentu
an
Lain-
Lain
Bab 7
Ketentu
an
Peraliha
n
Bab 8
Ketentu
an
Penutup
4. Mekanisme Penilaian Tingkat
Kesehatan
BPR dan BPRS wajib melakukan penilaian Tingkat Kesehatan BPR dan BPRS dengan menggunakan pendekatan risiko dengan cakupan
penilaian berdasarkan
faktor profil risiko, tata kelola, rentabilitas, dan permodalan. Penilaian dilakukan melalui analisis yang komprehensif dan terstruktur.
Profil Risiko
merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan
kualitas penerapan manajemen risiko sesuai dengan
POJK mengenai penerapan manajemen risiko.
Tata Kelola
merupakan penilaian terhadap manajemen BPR dan
BPRS atas pelaksanaan prinsip tata kelola sesuai
dengan POJK mengenai penerapan tata kelola.
Rentabilitas
• Merupakan penilaian terhadap komponen
kinerja rentabilitas dan tingkat efisiensi
operasional.
• Dalam menilai faktor rentabilitas,
mempertimbangkan aspek kualitatif antara
lain penilaian terhadap sumber rentabilitas,
kesinambungan rentabilitas, dan/atau
manajemen rentabilitas
Permodalan
• Merupakan penilaian terhadap terhadap
komponen tingkat kecukupan permodalan
BPR dan BPRS.
• Dalam menilai faktor permodalan,
mempertimbangkan aspek kualitatif antara
lain penilaian terhadap manajemen
permodalan dan/atau kemampuan akses
permodalan
5
6. Produk,layanan,jasa,dan/ataukegiatan lain yang
menambah eksposur risiko antara lain:
a.Memerlukan investasi yang signifikan yang
berpengaruh pada kinerja keuangan BPR;
b.Rentan atau sensitif terhadap perubahan faktor
eksternal antara lain makro
ekonomi,kebijakanpemerintah,tingkatpersaingan;atau
c.Memiliki kompleksitas tinggi
PR/S
POKOKPENGA
TURANRPOJKTKSB
PokokPengaturanPOJK
Bab 1
Ketentu
an
Umum
Bab 2
Penilaian
TKS
Bab 3
Mekanisme
Penilaian
TKS
Bab 4
Peringkat
TKS
Bab 5
Tindak
Lanjut
Hasil TKS
Bab 6
Ketentu
an
Lain-
Lain
Bab 7
Ketentu
an
Peraliha
n
Bab 8
Ketentu
an
5. Penerapan Manajemen Risiko BPR
danBPRS
Kategori BPR Jenis Risiko Pemberlakuan
Modal Inti <Rp50 M
4 Risiko (Kredit,
Operasional, Kepatuhan,
Likuiditas)
Smt 2 Tahun 2022
Modal Inti ≥Rp50 M 6 Risiko (Kredit,
Operasional, Kepatuhan,
Likuiditas, Reputasi,
Stratejik)
Modal Inti <Rp50 M
namun memiliki produk,
layanan, jasa, kegiatan
lain yang menambah
eksposur risiko
Penutu
p
6
7. PR/S
POKOKPENGA
TURANRPOJKTKSB
PokokPengaturanPOJK
Bab 1
Ketentu
an
Umum
Bab 2
Penilaian
TKS
Bab 3
Mekanisme
Penilaian
TKS
Bab 4
Peringkat
TKS
Bab 5
Tindak
Lanjut
Hasil TKS
Bab 6
Ketentu
an
Lain-
Lain
Bab 7
Ketentu
an
Peraliha
n
Bab 8
Ketentu
an
6. Penyampaian dan Publikasi Penerapan Tata Kelola BPR
dan BPRS
BPR dan BPRS wajib menyampaikan laporan penerapan tata kelola sesuai
dengan POJK mengenai penerapan tata kelola paling sedikit kepada:
a. pemegang saham;
b. Otoritas Jasa Keuangan;
c. Asosiasi BPR bagi BPR atau asosiasi BPRS bagi BPRS di Indonesia;
dan
d. 1 (satu) kantor media atau majalah ekonomi dan keuangan bagi BPR
atau pemangku kepentingan melalui media internal yang dimiliki BPRS
bagi BPRS,
paling lambat tanggal 31 Januari untuk laporan posisi tanggal 31
Desember.
Bagi BPR dan BPRS yang telah memiliki situs web wajib mempublikasikan
laporan penerapan tata kelola pada situs web BPR dan BPRS paling
lambat tanggal 31 Januari untuk laporan posisi tanggal 31 Desember.
Penutu
p
7
8. PR/S
POKOKPENGA
TURANRPOJKTKSB
PokokPengaturanPOJK
Bab 1
Ketentu
an
Umum
Bab 2
Penilaian TKS
Bab 3
Mekanisme
Penilaian TKS
Bab 4
Peringkat TKS
Bab 5
Tindak Lanjut
Hasil TKS
Bab 6
Ketentuan
Lain-Lain
Bab 7
Ketentuan
Peralihan
Bab 8
Ketentu
an
Peringkat Definisi
PK 1
mencerminkan kondisi BPR dan BPRS yang secara umum sangat sehat sehingga dinilai sangat mampu menghadapi pengaruh negatif yang
signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lain. Hal ini tercermin dari peringkat faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan
tata kelola, rentabilitas, dan permodalan, yang secara umum sangat baik. Jika terdapat kelemahan baik dari sisi internal maupun eksternal maka
secara umum kelemahan tersebut tidak signifikan
PK 2
mencerminkan kondisi BPR dan BPRS yang secara umum sehat sehingga dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari
perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lain. Hal ini tercermin dari peringkat faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan tata kelola,
rentabilitas, dan permodalan, yang secara umum baik. Jika terdapat kelemahan baik dari sisi internal maupun eksternal maka secara umum
kelemahan tersebut kurang signifikan.
PK 3
mencerminkan kondisi BPR dan BPRS yang secara umum cukup sehat sehingga dinilai cukup mampu menghadapi pengaruh negatif yang
signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lain. Hal ini tercermin dari peringkat faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan
tata kelola, rentabilitas, dan permodalan, yang secara umum cukup baik. Jika terdapat kelemahan baik dari sisi internal maupun eksternal maka
secara umum kelemahan tersebut cukup signifikan dan jika tidak berhasil diatasi dengan baik oleh manajemen maka dapat mengganggu
kelangsungan usaha BPR dan BPRS.
PK 4
mencerminkan kondisi BPR dan BPRS yang secara umum kurang sehat sehingga dinilai kurang mampu menghadapi pengaruh negatif yang
signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lain. Hal ini tercermin dari peringkat faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan
tata kelola, rentabilitas, dan permodalan, yang secara umum kurang baik. Terdapat kelemahan baik dari sisi internal maupun eksternal yang secara
umum signifikan dan tidak dapat diatasi dengan baik oleh manajemen serta mengganggu kelangsungan usaha BPR dan BPRS.
PK 5
mencerminkan kondisi BPR dan BPRS yang secara umum tidak sehat sehingga dinilai tidak mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan
dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lain. Hal ini tercermin dari peringkat faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan tata
kelola, rentabilitas, dan permodalan, yang secara umum tidak baik. Terdapat kelemahan baik dari sisi internal maupun eksternal yang secara
umum sangat signifikan sehingga untuk mengatasinya dibutuhkan dukungan dana dari pemegang saham atau sumber dana dari pihak lain untuk
memperkuat kondisi keuangan BPR dan BPRS.
Dalam hal berdasarkan hasil identifikasi dan penilaian OJK ditemukan permasalahan yang secara signifikan
memengaruhi atau akan memengaruhi operasional dan/atau kelangsungan usaha BPR dan BPRS, OJK
dapat
7. Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan
Penutu
p menurunkan Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan BPR.
8
9. PR/S
POKOKPENGA
TURANRPOJKTKSB
PokokPengaturanPOJK
1
0
Bab 1
Ketentu
an
Umum
Bab 2
Penilaian
TKS
Bab 3
Mekanisme
Penilaian
TKS
Bab 4
Peringkat TKS
Bab 5
Tindak Lanjut
Hasil TKS
Bab 6
Ketentuan
Lain-Lain
Bab 7
Ketentuan
Peralihan
Bab 8
Ketentuan
Penutup
Laporan Kondisi BPR dan BPRS
Rencana Tindak
• faktor tata kelola dan/atau profil risiko BPR/S yang
ditetapkan dengan peringkat 4 dan/atau 5;
• memiliki Peringkat Komposit TKS 4; dan/atau
• Peringkat Komposit TKS BPR/S yang ditetapkan selain
peringkat komposit 4 dan 5 namun berpotensi
ditetapkan dalam pengawasan intensif atau terdapat
permasalahan signifikan.
8. Laporan Rencana Tindak dan Realisasi RencanaTindak
Laporan Batas Waktu Penyampaian Rencana Tindak
Penyampaia
n Rencana
Tindak
• paling lama 14 HK setelah tanggal permintaan OJK, untuk rencana tindak yang merupakan tindak lanjut dari hasil penilaian Tingkat
Kesehatan BPR dan BPRS oleh OJK
• tanggal 15 Agustus untuk penilaian TKS posisi akhir bulan Juni;dan
• tanggal 15 Februari untuk penilaian TKS posisi akhir bulanDesember,
untuk rencana tindak yang merupakan tindak lanjut hasil penilaian sendiri oleh BPR dan BPRS
• paling lama 14 HK setelah BPR dan BPRS menyampaikan pengkinian penilaian sendiri TKS sewaktu-waktu kepada OJK.
Laporan Batas Waktu Penyampaian Realisasi Rencana Tindak
Penyampaian
Realisasi
Rencana
Tindak
• Paling lama 10 HK setelah pelaksanaan rencanatindak
• Dalam hal pelaksanaan rencana tindak dilakukan secara bertahap, paling lama 10 HK setelah pelaksanaan setiap tahapan
• Dalam hal terdapat permasalahan signifikan yang mengganggu penyelesaian rencana tindak secara tepat waktu, BPR dan BPRS wajib
menyampaikan alasan dan penyebab terganggunya penyelesaian rencana tindak paling lama 10 HK setelah target waktu penyelesaian
yang ditetapkan
Kewajiban penyampaian rencana tindak dan laporan
realisasi rencana tindak bagi BPR dan BPRS yang
ditetapkan BDPI atau BPDK oleh OJK dilaksanakan
sesuai dengan POJK mengenai penetapan status dan
tindaklanjut pengawasan BPR dan BPRS
11. PR/S
POKOKPENGA
TURANRPOJKTKSB
Ketentuan
Lain-
Lain
Dalam pertimbangan tertentu, OJK dapat menetapkan kebijakan lain terkait
pengaturan yang sudah ada dalam POJK ini sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai administrasi pemerintahan.
Ketentua
n
Peralihan
• Penilaian Tingkat Kesehatan BPR dan BPRS sesuai dengan POJK ini, mulai berlaku
untuk posisi laporan bulan Desember 2022.
• Pengenaan sanksi terhadap penyampaian laporan profil risiko BPRS untuk monti paling
sedikit Rp 50M mulai diterapkan pada penyampaian laporan semester pertama tahun
2023.
• Pengenaan sanksi terhadap penyampaian laporan profil risiko BPRS untuk monti kurang
dari Rp 50M mulai diterapkan pada penyampaian laporan semester kedua tahun
2023.
• BPR dan BPRS yang mengajukan penggabungan atau peleburan sejak bulan
Desember 2023,
proyeksi tingkat kesehatan selama 2 (dua) periode dilaksanakan sesuai dengan POJK
ini.
Pada saat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku:
• penilaian tingkat kesehatan tetap dilaksanakan bagi BPR sesuai SK DIR BI
No.30/12/KEP/1997 dan bagi BPRS sesuai POJK 20/2019 sampai dengan bulan
November 2023
• penyampaian dan publikasi laporan penerapan tata kelola tetap dilaksanakan bagi BPR
sesuai POJK 4/2015 dan bagi BPRS sesuai POJK 24/2018 sampai dengan laporan
bulan Desember 2022
• Penyampaian laporan profil risiko bagi BPR sesuai dengan jenis risiko tetap dilaksanakan
sesuai
dengan POJK 13/2105 sampai dengan laporan posisi bulan Juni 2023
• pelanggaran penyampaian dan publikasi atas laporan penerapan tata kelola dikenai
sanksi administratif bagi BPR sesuai POJK 4/2015 dan bagi BPRS sesuai POJK
24/2018 sampai dengan posisi laporan bulan Desember 2022
PokokPengaturanPOJK
11
Bab 1
Ketentuan
Umum
Bab 2
Penilaian TKS
Bab 3
Mekanisme
Penilaian TKS
Bab 4
Peringkat TKS
Bab 5
Tindak Lanjut
Hasil TKS
Bab 6
Ketentuan
Lain-Lain
Bab 7
Ketentuan
Peralihan
Bab 8
Ketentuan
Penutup
12. PR/S
POKOKPENGA
TURANRPOJKTKSB
Ketentuan Penutup
Pada saat POJK ini mulai berlaku:
a. Pengaturan mengenai batas waktu penyampaian dan publikasi laporan penerapan tata kelola
dalam Pasal 76 ayat (1) dan ayat (2) POJK 4/2015 dan
b. Pengaturan mengenai batas waktu penyampaian dan publikasi laporan penerapan tata kelola
dalam
Pasal 90 POJK 24/2018,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku pada tanggal 1 Januari 2023.
Pada saat POJK ini mulai berlaku, pengaturan mengenai jenis risiko yang wajib diterapkan oleh
BPR dalam Pasal 3, Pasal 22 ayat (4), ayat (5), ayat (6), Pasal 28 ayat (3), Pasal 30 ayat (3), dan
Pasal 36 POJK 13/2015 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku pada tanggal 1 Juli 2023.
Pada saat POJK ini mulai berlaku:
a. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.30/12/KEP/DIR tahun; dan
b. POJK 20/2019
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku pada tanggal 1 Desember 2023
Pada saat POJK ini mulai berlaku pengaturan mengenai timeline penyampaian laporan profil risiko
dan rencana tindak oleh BPRS dalam Pasal 19 ayat (4), Pasal 21 ayat (5), Pasal 21 ayat (6),
Pasal 26, Pasal 31, dan Pasal 32 POJK 23/2018 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
PokokPengaturanPOJK
12
Bab 1
Ketentuan
Umum
Bab 2
Penilaian TKS
Bab 3
Mekanisme
Penilaian TKS
Bab 4
Peringkat TKS
Bab 5
Tindak Lanjut
Hasil TKS
Bab 6
Ketentuan
Lain-Lain
Bab 7
Ketentuan
Peralihan
Bab 8
Ketentuan
Penutup