SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
ANESTESI INHALASI 
SILMI ARFIYANI 
1102010269
ANESTESI INHALASI 
Ambilan alveolus gas atau uap anestetik 
inhalasi ditentukan oleh sifat fisiknya : 
1.Ambilan oleh paru 
2.Difusi gas dari paru ke darah 
3.Distribusi oleh darah ke otak dan organ
ANESTESI INHALASI 
Kadar alveolus minimal (KAM) atau MAC 
(Minimum Alveolar Concentration) ialah 
kadar minimal zat dalam alveolus pada 
tekanan 1 atm yang diperlukan untuk 
mencegah gerakan pada 50% pasien 
yang dilakukan insisi standar.
ANESTESI INHALASI 
• Konsentrasi uap anestetik dalam alveoli 
selama induksi ditentukan oleh:
• Stadium pada pemberian anestesi inhalasi : 
I. Stadium analgesia /stadium disorientasi 
→mulai dari induksi sampai hilangnya kesadaran 
- refleks bola mata mulai negative 
- frekuensi pernafasan mulai tinggi 
- pergerakan bola mata mulai (-) 
- takikardi 
- refleks masih positif 
II. Stadium eksitasi/delirium 
→ dilarang dilakukan rangsangan 
- kesadaran menurun 
- refleks bulu mata dan kelopak mata (-) 
- nafas mulai teratur 
- pupil mulai mid dilatasi 
→ bila persiapan preanestesi krng baik, hati-hati spasme laring, 
spasme glotis, gejala mual-muntah 
III.Stadium operasi 
→pernafasan mulai teratur 
→ refleks –refleks negatif
N2O 
• Gas gelak, laughing gas, nitrous oxide, 
dinitrogen monoksida. 
• Dalam ruangan berbentuk gas tak berwarna, bau 
manis, tak iritasi, tak terbakar, berat 1,5x berat 
udara. 
• Dikemas dalam bentuk cair dalam silinder warna 
biru 9000 L atau 1800 L dengan tekanan 750 psi 
atau 50 atm. 
• Sifat : anestetik lemah, analgesia kuat. 
• Dosis : Pemberian anestestik N2O harus disertai 
O2 minimal 25%.
N2O 
• Pada akhir anestesia setelah N2O dihentikan berikan O2 100% 
selama 5-10 menit untuk mencegah hipoksia difusi karena N2O 
keluar mengisi alveoli terjadi pengenceran O2 . 
• Keuntungan : 
– Induksi dan pemulihan cepat dan segera 
– Non iritan 
– Analgesia yg intens 
– Non emetik 
• Kerugian : 
- butuh konsentrasi O2 
- anestesi lemah 
- bukan pelumpuh otot 
- aplasia tulang dan agranulosis yang fatal bila penggunaan 
diperpanjang
Halotan 
• Bau enak dan tak merangsang jalan napas. 
• Dikemas dalam botol gelap (coklat tua) supaya tidak 
dirusak cahaya dan diawetkan oleh timol 0,01%. 
• Sering digunakan sebagai induksi anestesia kombinasi 
dengan N2O. 
• Dosis rumatan anestesia: 
– Napas spontan 1-2 vol% 
– Napas kendali 0,5-1 vol% 
• Sifat : analgesi lemah, anestesi kuat 
• Pada SC bila halotan > 1 % : dapat melewati barrier 
plasenta dan menyebabkan relaksasi uterus
Halotan 
• Efek : 
– Vasodilatasi serebral 
– ↑ aliran darah otak 
– Menggigil pasca operasi 
• Efek samping : 
– Depresi napas 
– ↓ tonus simpatis 
– Hipotensi 
– Bradikardi 
– Vasodilatasi perifer 
– Depresi vasomotor 
– Depresi miokard 
– Inhibisi refleks baroreseptor 
• Kontraindikasi : gangguan hepar, halotan < 3 bulan, kegemukan.
Penting : 
1.Efek terhadap nervous system : depresinya 
bersifat reversibel → menyebabkan peningkatan 
dan depresi jantung 
2.CVS → vasodilatasi → hypotensi → bradikardi 
→blok simpatis → depresi vasomotor →depresi 
miokard otot dan PD →disritmia/aritmia (bila 
digabung dengan adrenalin 
3.Bronkodilatasi → bs digunakan intuk terapi 
bronkitis dan emfisema 
→ pada volume / MAC >4 →nafas dangkal dan 
cepat 
4.Penyebab hepatitis →preventif dengan 
menggunakan halotan 
→ penggunaan kedua menunggu 3 bulan dahulu
Enfluran (ethrane) 
• Efek : 
– Induksi dan pulih anestesi lebih cepat 
dibandingkan isofluran. 
– Vasodilatasi serebral antara halotan dan isofluran. 
– Depresi napas lebih kuat dibanding halotan. 
– Lebih iritatif dibanding halotan. 
– Jarang menimbulkan aritmia. 
– Relaksasi otot lurik lebih baik dari halotan 
– Tidak merangsang sekresi 
– Bronkodilator 
– Menyebabkan hipotensi
Enfluran 
• Dosis rumatan anestesi inhalasi : 2-4 vol% 
• Metabolisme hanya 2-8% oleh hepar 
menjadi produk nonvolatil yang 
dikeluarkan lewat urin. Sisanya 
dikeluarkan lewat paru dalam bentuk asli. 
• Kontraindikasi : epilepsi
Isofluran 
• Tidak menyebabkan twitching atau konvulsi 
• Masa induksi dan recoveri lebih cepat 
• Efek 
– ↓ laju metabolisme otak terhadap oksigen 
– ↑ aliran darah otak 
– ↑ TIK 
– Depresi jantung minimal 
– Curah jantung minimal 
– Relaksasi uterus 
• Kontraindikasi: operasi pd persalinan
Desfluran 
• Sifat : mudah menguap 
• Efek : 
– Takikardia 
– Hipertensi 
– Depresi napas 
– Merangsang jalan napas atas
Sevofluran 
• Bau tidak menyengat, tidak merangsang jalan napas. 
• Sifat : Dirusak oleh soda lime, eksresi dari badan cepat. 
• Induksi dan pulih anestesi lebih cepat dibandingkan 
isofluran. 
• Efek : 
– Kardiovaskular : stabil, aritmia jarang 
– SSP : nontoxic 
– Hepar : nontoxic 
– Tidak mempengaruhi uterus dan bayi dalam kandungan 
– Tidak toksik terhadap ginjal
THANK YOU

More Related Content

What's hot

Traksi dalam ortopedik
Traksi dalam ortopedikTraksi dalam ortopedik
Traksi dalam ortopedikumilove
 
Referat pneumothorax
Referat pneumothoraxReferat pneumothorax
Referat pneumothoraxListiana Dewi
 
Morning Report Neurology
Morning Report NeurologyMorning Report Neurology
Morning Report NeurologyPhil Adit R
 
Ppt apendisitis ppt
Ppt apendisitis pptPpt apendisitis ppt
Ppt apendisitis pptkas mulyadi
 
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...SofiaNofianti
 
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-pptdini dimas
 
Ventilasi, perfusi & difusi ok
Ventilasi, perfusi & difusi okVentilasi, perfusi & difusi ok
Ventilasi, perfusi & difusi okfikri asyura
 
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNGMEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNGfikri asyura
 
Ppt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec appPpt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec appPuteri Mentira
 
Referat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalReferat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalKharima SD
 
Presentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis Akut
Presentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis AkutPresentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis Akut
Presentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis AkutTenri Ashari Wanahari
 
Primary and secondary survey
Primary and secondary surveyPrimary and secondary survey
Primary and secondary surveyIra Rahmawati
 

What's hot (20)

Traksi dalam ortopedik
Traksi dalam ortopedikTraksi dalam ortopedik
Traksi dalam ortopedik
 
Kontusio paru
Kontusio paruKontusio paru
Kontusio paru
 
Referat pneumothorax
Referat pneumothoraxReferat pneumothorax
Referat pneumothorax
 
Morning Report Neurology
Morning Report NeurologyMorning Report Neurology
Morning Report Neurology
 
Ppt apendisitis ppt
Ppt apendisitis pptPpt apendisitis ppt
Ppt apendisitis ppt
 
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
 
Obat antipsikosis
Obat antipsikosisObat antipsikosis
Obat antipsikosis
 
Antihistamin
AntihistaminAntihistamin
Antihistamin
 
Konsep Fraktur
Konsep FrakturKonsep Fraktur
Konsep Fraktur
 
Perforasi gaster
Perforasi gasterPerforasi gaster
Perforasi gaster
 
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
 
Ventilasi, perfusi & difusi ok
Ventilasi, perfusi & difusi okVentilasi, perfusi & difusi ok
Ventilasi, perfusi & difusi ok
 
Keratitis mata
Keratitis mataKeratitis mata
Keratitis mata
 
Fraktur
FrakturFraktur
Fraktur
 
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNGMEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
 
Ppt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec appPpt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec app
 
Referat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalReferat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur Ginjal
 
Anestesi inhalasi
Anestesi inhalasiAnestesi inhalasi
Anestesi inhalasi
 
Presentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis Akut
Presentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis AkutPresentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis Akut
Presentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis Akut
 
Primary and secondary survey
Primary and secondary surveyPrimary and secondary survey
Primary and secondary survey
 

Similar to Anestesi inhalasi

Pengaturan pernafasan ok
Pengaturan pernafasan ok Pengaturan pernafasan ok
Pengaturan pernafasan ok fikri asyura
 
Kebutuhan Oksigenasi.pdf
Kebutuhan Oksigenasi.pdfKebutuhan Oksigenasi.pdf
Kebutuhan Oksigenasi.pdfIchaPbg
 
Pemenuhan kebutuhan dasar o2 tanpa video.pptm
Pemenuhan kebutuhan dasar o2   tanpa video.pptmPemenuhan kebutuhan dasar o2   tanpa video.pptm
Pemenuhan kebutuhan dasar o2 tanpa video.pptmIrene Rangin
 
Ftf 1 (autosaved)
Ftf 1 (autosaved)Ftf 1 (autosaved)
Ftf 1 (autosaved)aisharf
 
RISIKO KOMPLIKASI ANESTESI.pptx
RISIKO KOMPLIKASI ANESTESI.pptxRISIKO KOMPLIKASI ANESTESI.pptx
RISIKO KOMPLIKASI ANESTESI.pptxIndriyaniLubis
 
Obat Anastesi.pptx
Obat Anastesi.pptxObat Anastesi.pptx
Obat Anastesi.pptxMhdHartono
 
Proses keperawatan asma bronkeale pada anak
Proses keperawatan asma bronkeale pada anakProses keperawatan asma bronkeale pada anak
Proses keperawatan asma bronkeale pada anakkristanto djuwahir
 
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.pptAdrenaReaLyadi1
 
LAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptx
LAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptxLAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptx
LAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptxMRezkiZanuar
 
0c489184bbdcb47ce5ff0dd4fc1b6670.pdf
0c489184bbdcb47ce5ff0dd4fc1b6670.pdf0c489184bbdcb47ce5ff0dd4fc1b6670.pdf
0c489184bbdcb47ce5ff0dd4fc1b6670.pdfAdeCucuMulyana
 
Iii. obat susunan saraf pusat
Iii. obat susunan saraf pusatIii. obat susunan saraf pusat
Iii. obat susunan saraf pusatSyifa Dhila
 
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)Arif WR
 
1268-Naskah-3058-1-10-20170403 (1).pdf
1268-Naskah-3058-1-10-20170403 (1).pdf1268-Naskah-3058-1-10-20170403 (1).pdf
1268-Naskah-3058-1-10-20170403 (1).pdfJoeSiahaan2
 

Similar to Anestesi inhalasi (20)

TERAPI OBAT ANASTESI.pptx
TERAPI OBAT ANASTESI.pptxTERAPI OBAT ANASTESI.pptx
TERAPI OBAT ANASTESI.pptx
 
Pengaturan pernafasan
Pengaturan pernafasanPengaturan pernafasan
Pengaturan pernafasan
 
Pengaturan pernafasan ok
Pengaturan pernafasan ok Pengaturan pernafasan ok
Pengaturan pernafasan ok
 
Kebutuhan Oksigenasi.pdf
Kebutuhan Oksigenasi.pdfKebutuhan Oksigenasi.pdf
Kebutuhan Oksigenasi.pdf
 
Pemenuhan kebutuhan dasar o2 tanpa video.pptm
Pemenuhan kebutuhan dasar o2   tanpa video.pptmPemenuhan kebutuhan dasar o2   tanpa video.pptm
Pemenuhan kebutuhan dasar o2 tanpa video.pptm
 
05 anestetika kebidanan
05 anestetika kebidanan05 anestetika kebidanan
05 anestetika kebidanan
 
Anastesiologi pdf
Anastesiologi pdfAnastesiologi pdf
Anastesiologi pdf
 
Asfiksia neonatorum
Asfiksia neonatorumAsfiksia neonatorum
Asfiksia neonatorum
 
Ftf 1 (autosaved)
Ftf 1 (autosaved)Ftf 1 (autosaved)
Ftf 1 (autosaved)
 
RISIKO KOMPLIKASI ANESTESI.pptx
RISIKO KOMPLIKASI ANESTESI.pptxRISIKO KOMPLIKASI ANESTESI.pptx
RISIKO KOMPLIKASI ANESTESI.pptx
 
Obat Anastesi.pptx
Obat Anastesi.pptxObat Anastesi.pptx
Obat Anastesi.pptx
 
DRK KAK NIAA (1).pptx
DRK KAK NIAA (1).pptxDRK KAK NIAA (1).pptx
DRK KAK NIAA (1).pptx
 
Proses keperawatan asma bronkeale pada anak
Proses keperawatan asma bronkeale pada anakProses keperawatan asma bronkeale pada anak
Proses keperawatan asma bronkeale pada anak
 
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
 
Algoritma acls
Algoritma aclsAlgoritma acls
Algoritma acls
 
LAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptx
LAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptxLAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptx
LAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptx
 
0c489184bbdcb47ce5ff0dd4fc1b6670.pdf
0c489184bbdcb47ce5ff0dd4fc1b6670.pdf0c489184bbdcb47ce5ff0dd4fc1b6670.pdf
0c489184bbdcb47ce5ff0dd4fc1b6670.pdf
 
Iii. obat susunan saraf pusat
Iii. obat susunan saraf pusatIii. obat susunan saraf pusat
Iii. obat susunan saraf pusat
 
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
 
1268-Naskah-3058-1-10-20170403 (1).pdf
1268-Naskah-3058-1-10-20170403 (1).pdf1268-Naskah-3058-1-10-20170403 (1).pdf
1268-Naskah-3058-1-10-20170403 (1).pdf
 

Anestesi inhalasi

  • 1. ANESTESI INHALASI SILMI ARFIYANI 1102010269
  • 2. ANESTESI INHALASI Ambilan alveolus gas atau uap anestetik inhalasi ditentukan oleh sifat fisiknya : 1.Ambilan oleh paru 2.Difusi gas dari paru ke darah 3.Distribusi oleh darah ke otak dan organ
  • 3. ANESTESI INHALASI Kadar alveolus minimal (KAM) atau MAC (Minimum Alveolar Concentration) ialah kadar minimal zat dalam alveolus pada tekanan 1 atm yang diperlukan untuk mencegah gerakan pada 50% pasien yang dilakukan insisi standar.
  • 4. ANESTESI INHALASI • Konsentrasi uap anestetik dalam alveoli selama induksi ditentukan oleh:
  • 5. • Stadium pada pemberian anestesi inhalasi : I. Stadium analgesia /stadium disorientasi →mulai dari induksi sampai hilangnya kesadaran - refleks bola mata mulai negative - frekuensi pernafasan mulai tinggi - pergerakan bola mata mulai (-) - takikardi - refleks masih positif II. Stadium eksitasi/delirium → dilarang dilakukan rangsangan - kesadaran menurun - refleks bulu mata dan kelopak mata (-) - nafas mulai teratur - pupil mulai mid dilatasi → bila persiapan preanestesi krng baik, hati-hati spasme laring, spasme glotis, gejala mual-muntah III.Stadium operasi →pernafasan mulai teratur → refleks –refleks negatif
  • 6. N2O • Gas gelak, laughing gas, nitrous oxide, dinitrogen monoksida. • Dalam ruangan berbentuk gas tak berwarna, bau manis, tak iritasi, tak terbakar, berat 1,5x berat udara. • Dikemas dalam bentuk cair dalam silinder warna biru 9000 L atau 1800 L dengan tekanan 750 psi atau 50 atm. • Sifat : anestetik lemah, analgesia kuat. • Dosis : Pemberian anestestik N2O harus disertai O2 minimal 25%.
  • 7. N2O • Pada akhir anestesia setelah N2O dihentikan berikan O2 100% selama 5-10 menit untuk mencegah hipoksia difusi karena N2O keluar mengisi alveoli terjadi pengenceran O2 . • Keuntungan : – Induksi dan pemulihan cepat dan segera – Non iritan – Analgesia yg intens – Non emetik • Kerugian : - butuh konsentrasi O2 - anestesi lemah - bukan pelumpuh otot - aplasia tulang dan agranulosis yang fatal bila penggunaan diperpanjang
  • 8. Halotan • Bau enak dan tak merangsang jalan napas. • Dikemas dalam botol gelap (coklat tua) supaya tidak dirusak cahaya dan diawetkan oleh timol 0,01%. • Sering digunakan sebagai induksi anestesia kombinasi dengan N2O. • Dosis rumatan anestesia: – Napas spontan 1-2 vol% – Napas kendali 0,5-1 vol% • Sifat : analgesi lemah, anestesi kuat • Pada SC bila halotan > 1 % : dapat melewati barrier plasenta dan menyebabkan relaksasi uterus
  • 9. Halotan • Efek : – Vasodilatasi serebral – ↑ aliran darah otak – Menggigil pasca operasi • Efek samping : – Depresi napas – ↓ tonus simpatis – Hipotensi – Bradikardi – Vasodilatasi perifer – Depresi vasomotor – Depresi miokard – Inhibisi refleks baroreseptor • Kontraindikasi : gangguan hepar, halotan < 3 bulan, kegemukan.
  • 10. Penting : 1.Efek terhadap nervous system : depresinya bersifat reversibel → menyebabkan peningkatan dan depresi jantung 2.CVS → vasodilatasi → hypotensi → bradikardi →blok simpatis → depresi vasomotor →depresi miokard otot dan PD →disritmia/aritmia (bila digabung dengan adrenalin 3.Bronkodilatasi → bs digunakan intuk terapi bronkitis dan emfisema → pada volume / MAC >4 →nafas dangkal dan cepat 4.Penyebab hepatitis →preventif dengan menggunakan halotan → penggunaan kedua menunggu 3 bulan dahulu
  • 11. Enfluran (ethrane) • Efek : – Induksi dan pulih anestesi lebih cepat dibandingkan isofluran. – Vasodilatasi serebral antara halotan dan isofluran. – Depresi napas lebih kuat dibanding halotan. – Lebih iritatif dibanding halotan. – Jarang menimbulkan aritmia. – Relaksasi otot lurik lebih baik dari halotan – Tidak merangsang sekresi – Bronkodilator – Menyebabkan hipotensi
  • 12. Enfluran • Dosis rumatan anestesi inhalasi : 2-4 vol% • Metabolisme hanya 2-8% oleh hepar menjadi produk nonvolatil yang dikeluarkan lewat urin. Sisanya dikeluarkan lewat paru dalam bentuk asli. • Kontraindikasi : epilepsi
  • 13. Isofluran • Tidak menyebabkan twitching atau konvulsi • Masa induksi dan recoveri lebih cepat • Efek – ↓ laju metabolisme otak terhadap oksigen – ↑ aliran darah otak – ↑ TIK – Depresi jantung minimal – Curah jantung minimal – Relaksasi uterus • Kontraindikasi: operasi pd persalinan
  • 14. Desfluran • Sifat : mudah menguap • Efek : – Takikardia – Hipertensi – Depresi napas – Merangsang jalan napas atas
  • 15. Sevofluran • Bau tidak menyengat, tidak merangsang jalan napas. • Sifat : Dirusak oleh soda lime, eksresi dari badan cepat. • Induksi dan pulih anestesi lebih cepat dibandingkan isofluran. • Efek : – Kardiovaskular : stabil, aritmia jarang – SSP : nontoxic – Hepar : nontoxic – Tidak mempengaruhi uterus dan bayi dalam kandungan – Tidak toksik terhadap ginjal