2. ANESTESI INHALASI
Ambilan alveolus gas atau uap anestetik
inhalasi ditentukan oleh sifat fisiknya :
1.Ambilan oleh paru
2.Difusi gas dari paru ke darah
3.Distribusi oleh darah ke otak dan organ
3. ANESTESI INHALASI
Kadar alveolus minimal (KAM) atau MAC
(Minimum Alveolar Concentration) ialah
kadar minimal zat dalam alveolus pada
tekanan 1 atm yang diperlukan untuk
mencegah gerakan pada 50% pasien
yang dilakukan insisi standar.
4. ANESTESI INHALASI
• Konsentrasi uap anestetik dalam alveoli
selama induksi ditentukan oleh:
5. • Stadium pada pemberian anestesi inhalasi :
I. Stadium analgesia /stadium disorientasi
→mulai dari induksi sampai hilangnya kesadaran
- refleks bola mata mulai negative
- frekuensi pernafasan mulai tinggi
- pergerakan bola mata mulai (-)
- takikardi
- refleks masih positif
II. Stadium eksitasi/delirium
→ dilarang dilakukan rangsangan
- kesadaran menurun
- refleks bulu mata dan kelopak mata (-)
- nafas mulai teratur
- pupil mulai mid dilatasi
→ bila persiapan preanestesi krng baik, hati-hati spasme laring,
spasme glotis, gejala mual-muntah
III.Stadium operasi
→pernafasan mulai teratur
→ refleks –refleks negatif
6. N2O
• Gas gelak, laughing gas, nitrous oxide,
dinitrogen monoksida.
• Dalam ruangan berbentuk gas tak berwarna, bau
manis, tak iritasi, tak terbakar, berat 1,5x berat
udara.
• Dikemas dalam bentuk cair dalam silinder warna
biru 9000 L atau 1800 L dengan tekanan 750 psi
atau 50 atm.
• Sifat : anestetik lemah, analgesia kuat.
• Dosis : Pemberian anestestik N2O harus disertai
O2 minimal 25%.
7. N2O
• Pada akhir anestesia setelah N2O dihentikan berikan O2 100%
selama 5-10 menit untuk mencegah hipoksia difusi karena N2O
keluar mengisi alveoli terjadi pengenceran O2 .
• Keuntungan :
– Induksi dan pemulihan cepat dan segera
– Non iritan
– Analgesia yg intens
– Non emetik
• Kerugian :
- butuh konsentrasi O2
- anestesi lemah
- bukan pelumpuh otot
- aplasia tulang dan agranulosis yang fatal bila penggunaan
diperpanjang
8. Halotan
• Bau enak dan tak merangsang jalan napas.
• Dikemas dalam botol gelap (coklat tua) supaya tidak
dirusak cahaya dan diawetkan oleh timol 0,01%.
• Sering digunakan sebagai induksi anestesia kombinasi
dengan N2O.
• Dosis rumatan anestesia:
– Napas spontan 1-2 vol%
– Napas kendali 0,5-1 vol%
• Sifat : analgesi lemah, anestesi kuat
• Pada SC bila halotan > 1 % : dapat melewati barrier
plasenta dan menyebabkan relaksasi uterus
10. Penting :
1.Efek terhadap nervous system : depresinya
bersifat reversibel → menyebabkan peningkatan
dan depresi jantung
2.CVS → vasodilatasi → hypotensi → bradikardi
→blok simpatis → depresi vasomotor →depresi
miokard otot dan PD →disritmia/aritmia (bila
digabung dengan adrenalin
3.Bronkodilatasi → bs digunakan intuk terapi
bronkitis dan emfisema
→ pada volume / MAC >4 →nafas dangkal dan
cepat
4.Penyebab hepatitis →preventif dengan
menggunakan halotan
→ penggunaan kedua menunggu 3 bulan dahulu
11. Enfluran (ethrane)
• Efek :
– Induksi dan pulih anestesi lebih cepat
dibandingkan isofluran.
– Vasodilatasi serebral antara halotan dan isofluran.
– Depresi napas lebih kuat dibanding halotan.
– Lebih iritatif dibanding halotan.
– Jarang menimbulkan aritmia.
– Relaksasi otot lurik lebih baik dari halotan
– Tidak merangsang sekresi
– Bronkodilator
– Menyebabkan hipotensi
12. Enfluran
• Dosis rumatan anestesi inhalasi : 2-4 vol%
• Metabolisme hanya 2-8% oleh hepar
menjadi produk nonvolatil yang
dikeluarkan lewat urin. Sisanya
dikeluarkan lewat paru dalam bentuk asli.
• Kontraindikasi : epilepsi
13. Isofluran
• Tidak menyebabkan twitching atau konvulsi
• Masa induksi dan recoveri lebih cepat
• Efek
– ↓ laju metabolisme otak terhadap oksigen
– ↑ aliran darah otak
– ↑ TIK
– Depresi jantung minimal
– Curah jantung minimal
– Relaksasi uterus
• Kontraindikasi: operasi pd persalinan
14. Desfluran
• Sifat : mudah menguap
• Efek :
– Takikardia
– Hipertensi
– Depresi napas
– Merangsang jalan napas atas
15. Sevofluran
• Bau tidak menyengat, tidak merangsang jalan napas.
• Sifat : Dirusak oleh soda lime, eksresi dari badan cepat.
• Induksi dan pulih anestesi lebih cepat dibandingkan
isofluran.
• Efek :
– Kardiovaskular : stabil, aritmia jarang
– SSP : nontoxic
– Hepar : nontoxic
– Tidak mempengaruhi uterus dan bayi dalam kandungan
– Tidak toksik terhadap ginjal