disini saya membahas las gas OAW (oksi asetilen welding) meliputi pengertian, nyala api, bagian api, bagian bagian las welding dsb.
sumber :
1. http://www.mesinunila.org/2015/03/macam-macam-proses-dan-jenis-jenis.html
2. http://www.pengelasan.com/2014/06/pengelasan-oaw-oxygent-acetylene.html
4. Pengelasan dengan gas dilakukan dengan membakar
bahan bakar gas yang dicampur dengan oksigen (O2)
sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu tinggi
(3000oC) yang mampu mencairkan logam induk dan
atau logam pengisinya. Jenis bahan bakar gas yang
digunakan asetilen, propan atau hidrogen, sehingga
cara pengelasan ini dinamakan las oksi-asetilen atau
dikenal dengan nama las karbit.
4
5. Pengelasan dengan oksi – asetilin adalah proses
pengelasan secara manual dengan pemanasan
permukaan logam yang akan dilas atau disambung
sampai mencair oleh nyala gas asetilin me-lalui
pembakaran C2H2 dengan gas O2 dengan atau tanpa
logam pengisi. dengan atau tanpa logam pengisi,
dimana proses penyambungan tanpa penekanan.
Hasilnya sangat memuaskan untuk pengelasan baja
karbon terutama lembaran logam(sheet metal) dan
pipa-pipa berdinding tipis
5
6. KEGUNAAN PENGELASAN
OAW
Kegunaannya :
Sebagai preheating(pemanasan awal)
Brazing(mematri)
Cutting (pemotongan)
Hard facing(las penebalan/las penebalan
permukaan)
Untuk produksi (production welding)
Pekerjaan lapangan (field work)
Reparasi (repair & maintenance)
6
7. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
OXY-ACETYLEN WELDING
Kelebihan Las OAW :
– Jika ada pengelasan yang salah dapat dicairkan kembali
dengan nyala Api Oksigen Asetilen.
– Dapat digunakan pada plat tipis.
– Peralatan tidak terlalu banyak.
Kekurangan Las OAW :
– Jika digunakan plat tebal kekuatannya kurang maksimal.
– Pengelasan manual sehingga efisiensi dan kecepatan las
kurang.
– Sangat jarang digunakan untuk pengelasan non logam atau
baja tahan karat.
7
8. PRINSIP PENGELASAN OAW
Prisip dari pengelasan ini tidak terlalu rumit, hanya
dengan mengatur besarnya gas asetilen dan oksigen,
kemudian ujungnya didekatkan dengan nyala api maka
akan timbul nyala api. Tetapi besarnya gas asetilen dan
oksigen harus diatur sedemikian rupa dengan memutar
pengatur tekanan sedikit demi sedikit.
8
10. NYALA KARBURASI
ATAU NYALA GAS ASETILEN LEBIH
Bila terlalu banyak perbandingan gas asetilen yang digunakan
maka di antara kerucut dalam dan kerucut luar akan timbul kerucut
nyala baru berwarna biru. Di antara kerucut yang menyala dan
selubung luar akan terdapat kerucut antara yang berwarna keputih-
putihan, yang panjangnya ditentukan oleh jumlah kelebihan
asetilen. Hal ini akan menyebabkan terjadinya karburisasi pada
logam cair.
Nyala ini banyak digunakan dalam pengelasan logam monel, nikel,
berbagai jenis baja dan bermacam-macam bahan pengerasan
permukaan non-ferous.
10
12. Bila gas oksigen lebih daripada yang dibutuhkan untuk
menghasilkan nyala netral maka nyala api menjadi pendek dan
warna kerucut dalam berubah menjadi ungu. Nyala ini akan
menyebabkan terjadinya proses oksidasi atau dekarburisasi pada
logam cair. Nyala yang bersifat oksidasi ini harus digunakan dalam
pengelasan fusion dari kuningan dan perunggu namun tidak
dianjurkan untuk pengelasan lainnya.
NYALA OKSIDASI
atau NYALA GAS OKSIGEN LEBIH
14. Nyala ini terjadi bila perbandingan antara oksigen dan asetilen
sekitar satu. Nyala terdiri atas kerucut dalam yang berwarna putih
bersinar dan kerucut luar yang berwarna biru bening. Oksigen yang
diperlukan nyala ini berasal dari udara. Suhu maksimum setinggi
3300 sampai 3500 oC tercapai pada ujung nyala kerucut.
Karena sifatnya yang dapat merubah komposisi logam cair maka
nyala asetilen berlebih dan nyala oksigen berlebih tidak dapat
digunakan untuk mengelas baja.Suhu Pada ujung kerucut dalam
kira-kira 3000° C dan di tengah kerucut luar kira-kira 2500° C.
NYALA NETRAL