Dokumen tersebut membahas berbagai aspek keselamatan pasien dalam pelayanan kesehatan. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain: (1) keselamatan pasien merupakan tanggung jawab bersama seluruh petugas kesehatan dan perlu pendekatan sistemik, (2) lingkungan kerja yang mendukung dan komunikasi yang efektif antar tim medis sangat penting untuk mencegah kesalahan, (3) teknologi modern berpotensi mening
3. Laporan
IOM/Institute of
Medicine,
Amerika Serikat
th 2000
“TO ERR IS
HUMAN, Building
a Safer Health
System”
Dalam pelayanan
pasien rawat inap
di rumah sakit ada
sekitar 3-16 %
Kejadian Tidak
Diharapkan
(KTD/Adverse
Event). (World
Alliance for Patient
Safety, Forward
Programme, 2004)
4. UU No. 44 Tahun 2009 pasal 3 : memberikan perlindungan terhadap
keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan RS dan sumberdaya
manusia di RS.
Tuntutan pelayanan keperawatan “Quality–Safety“
Proximate cause is often an act committed (neglected, or performed
incorrectly) by a caregiver.
5. Perawat terlibat dalam setiap area dari sistem
pelayanan Kesehatan (24 H/7D/365 Y)
PERAN PERAWAT:
MENJAGA PASIEN AMAN DLM PELAYANAN
MENGIDENTIFIKASI AREA YAG BERISIKO
MENGENAL SITUASI YANG PERLU DI TINGKATKAN
6. Keselamatan pasien merupakan dasar pelayanan
keperawatan di mana pun perawat bekerja - dalam
komunitas, rumah sakit perawatan akut atau fasilitas
perawatan jangka panjang.
Untuk perawat, keselamatan pasien bukan hanya bagian dari
apa yang mereka lakukan; perawat berkomitmen melalui
kode etik mereka untuk memberikan pelayanan yang
"aman, kompeten dan etis " (CNA, 2002).
7. Patient Safety adalah yang terpenting bagi perawat
di semua area praktik, baik itu praktek klinik ,
pendidikan, penelitian atau pun manajemen.
Mempromosikan keselamatan pasien dan dalam
praktek keperawatan untuk kepentingan
melindungi masyarakat merupakan amanat dari
asosiasi keperawatan profesional.
8. Isu-isu yang menantang
kemampuan perawat
untuk memberikan
asuhan keperawatan
yang aman dan
memberikan kontribusi
untuk keselamatan
pasien
9. Nursing practice
environment and
workforce issues
Teamwork and
communication
Nursing
perspective on
patient safety
Patient
perspective on
patient safety
Technology Culture of blame.
10. Lingkungan kerja perawat
merupakan ancaman serius
terhadap keselamatan
pasien.
Ancaman ini terkait dengan
bagaimana organisasi
dikelola, bagaimana tenaga
perawat yang digunakan,
desain kerja dan budaya
organisasi (Institute of
Medicine, 2003).
11. Lingkungan di mana perawat praktek baik
membantu atau mengurangi mereka dalam
memberikan asuhan keperawatan yang
aman (ACHHR, 2002; Baumann et al, 2001;
IOM, 2003).
Pada saat ini, perawat khawatir bahwa
banyak faktor dalam lingkungan
praktek memiliki dampak negatif pada
keselamatan pasien.
12. Buruknya komunikasi perawat akan berdampak pada keselamatan pasien
Salah satu waktu yang dapat terjadi gangguan komunikasi adalah saat pergantian
shift atau transfer pasien dari satu bagian ke bagian lain (Masak et al., 2000).
Namun, banyak faktor dalam lingkungan praktik keperawatan dapat mengganggu
komunikasi dan kerja sama tim.
Perawat dan profesional kesehatan lain mengenali kerja tim dan
kesempatan untuk berlatih bersama-sama sebagai aspek penting dari
keselamatan pasien (Affonso & Doran, 2002).
13. 30 % dari seluruh insiden
pasien dilaporkan ke CNPS
pada tahun 2002 adalah
faktor kerja sama tim dan
komunikasi yang buruk
Komunikasi yang buruk dan pengambilan
keputusan yang tidak tepat dapat
menyebabkan penilaian yang tidak
memadai dari pasien, kesalahan dalam
penilaian dan diagnosis, dan pemantauan
yang tidak memadai bagi pasien (CNPS,
2003).
14. Untuk berkontribusi lebih
lengkap dalam inisiatif
keselamatan pasien, perawat
harus percaya bahwa suara
mereka harus didengar
Kepemimpinan keperawatan
diperlukan untuk membawa
masalah ke garis depan dan data
tentang isu-isu keselamatan
pasien tertentu yang dibutuhkan.
15. Studi dan kajian lebih lanjut tentang aspek ini akan membantu
mengatasi kebutuhan perspektif keperawatan yang lebih
komprehensif tentang isu-isu keselamatan pasien.
Hasil literatur tentang keselamatan pasien yang sensitif
terhadap tindakan oleh perawat. termasuk kesalahan pemberian
pengobatan, pasien jatuh, luka tekan (decubitus) dan infeksi
yang didapat di rumah sakit (White & McGillis, 2001).
16. Perawat percaya bahwa sangatlah penting perspektif pasien
untuk diintegrasikan ke dalam strategi keselamatan pasien,
Pasien dapat berkontribusi terjadinya kesalahan tetapi juga
dapat membantu untuk mengidentifikasi atau menghindari
kesalahan.
Sebagai contoh, pasien dapat membuat kesehatan mereka beresiko dengan menggabungkan resep
dan obat tanpa berkonsultasi dengan profesional perawatan kesehatan. Di sisi lain, pasien
mungkin mengingatkan perawat untuk kesalahan pengobatan potensial ketika mereka memiliki
pengetahuan tentang perawatan mereka sendiri dan dapat menyebutkan, misalnya, bahwa warna
atau bentuk pil berbeda dari yang sebelumnya.
17. Dengan berbicara dengan pasien tentang keselamatan, perawat dapat
mendorong mereka untuk lebih aktif dalam perawatan kesehatan dan penyakit
mereka dan menjadi mitra dengan penyedia layanan kesehatan dalam
meningkatkan keselamatan pasien (Reeder, 2001).
Kesalahpahaman mungkin terjadi saat perawat menampik, salah
menanggapi, menebak atau meremehkan perspektif pasien
(Bournes & Flint, 2003).
Ada potensi bahwa kesalahpahaman perspektif pasien dapat
berkontribusi untuk masalah keselamatan pasien.
18. Kesalahan obat adalah salah satu jenis
yang paling umum terjadi (Kohn et al.,
1999).
Di luar negeri dikembangkan mesin yang
mengeluarkan obat dan sistem yang
mengotomatisasi pemesanan obat sebagai kemajuan
terbaru dalam teknologi.
Teknologi baru lainnya termasuk perangkat medis
untuk perawatan pasien, sistem informasi
manajemen, sistem pemantauan pasien dan
komputerisasi sistem order entry dokter.
19. Perangkat dan sistem
memiliki potensi untuk
meningkatkan keselamatan
pasien (Curtin & Simpson,
2002); Namun, mereka juga
dapat menyebabkan efek
samping.
Teknologi dapat menambah
kompleksitas perawatan.
Beberapa perawat khawatir
bahwa rekan-rekan mereka
terlalu mengandalkan
teknologi dan tidak lagi
memperhatikan tanda dan
gejala pasien yang dialami.
20. Misalnya, sambil fokus
pada layar bed side
monitor pasien yang
memantau tanda-tanda
vital, perawat dapat
mengabaikan atau tidak
mengamati pasiennya.
Apa yang menarik bagi
perawat untuk melihat
lebih pada layar monitor
daripada pasiennya
(Marck, 2000)? Apa
dampak pada keselamatan
pasien?
21. Budaya organisasi pelayanan kesehatan mempengaruhi apa dan berapa
banyak kesalahan yang dilaporkan (White & McGillis, 2001).
Perawat sering menghadapi "budaya menyalahkan" selama investigasi.
Ketika tanggung jawab akan kesalahan dibebankan ke perawat individu,
keterbukaan dan pengungkapan tentang kesalahan tidak disarankan,
padahal pasien memiliki hak untuk tahu kapan suatu peristiwa yang
merugikan telah terjadi dalam perawatan mereka dan untuk memiliki
pengobatan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
22. Patient Safety is the absence of preventable harm to a
patient during process of Health care.
Pendekatan Modern pada patient safety: system thinking
Safety depends on creating systems that anticipate error
and either prevent and catch them before the cause harm.
25. Setiap pasien harus bebas dari
rasa nyeri selama asuhan
keperawatan.
Setiap pasien harus aman
dari cidera, injury,
tissue/skin integrity, infeksi,
jatuh, dan medication error
28. Pull into parking lot
Park
Walk from car
Enter facility
Ask direction
Approach receptionist
Sign in
Wait
Clinical examination
To the patient room
Doctor visit
Nurse care
Operating theater
Discharge
Payment
Leave facility
Get into car
Leave parking lot
To the hospital
Hospital in patient
29. Memberikan visibilitas keselamatan (Centre for Patient Safety )
Kolaborasi interdisiplin antar petugas kesehatan di rumah sakit.
Berkontribusi dan berkreativitas untuk budaya keselamatan pasien, sbg
advocate, sbg petugas kesehatan yang profesional.
Safety improvement dengan pendekatan secara komprehensif dan
koordinasi.
Pasien safety in Nursing ---- training
31. Aktif mengimplementasikan SKP
Dalam ketepatan Identitas (dalam menerima pasien, dalam pemberian
obat, dalam pemberian transfusi, dalam pengambilan spesimen dan
imaging, dalam tindakan dan prosedur non atau invasif )
Dalam keefektifan berkomunikasi: saat konsultasi via telepon, saat
hand over
34. Implementasi
screning dan
asesmen risiko
jatuh pada
pasien rawat
jalan dan inap.
• Implementasi
tindakan
pencegahan risiko
Jatuh sesuai dengan
hasil asesmen.
• Melaporkan jika ada
insiden risiko jatuh.
35. Melakukan asesmen keperawatan untuk
pasien rawat jalan, Gawat Darurat dan
Rawat Inap.
Melakukan pengumpul data dan informasi:identitas pasien,
keluhan utama, riwayat penyakit, pemeriksaan fisik,
termasuk screning dan asesmen risiko ( nyeri, jatuh, risiko
kulit, kondisi nutrisi dan tingkat ketergantungan ) serta
pemantauan hasil pemeriksaan penunjang.
Melakukan analisis terhadap data dan
informasi yang didapat dan membuat
diagnosa keperawatan.
41. • Mengetahui pedoman umum utk setiap lingkungan
kerja klinisnya.
• Meminimalkan opportuniti terjadinya transmisi infeksi.
• Melakukan Proteksi diri ( Imunisasi )
• Mengetahui sumber utama infeksi : Tangan ke tangan
petugas kesehatan, pasien dan keluarga, Baju perawat,
Peralatan (stetoskop, Flashlight), Petugas kesehatan/
perawat yang carrier.
42. Perilaku perawat yang dibutuhkan : Jadilah tim yang
aktif, Punya komitment dalam mencegah HAI,s
. Keterampilan perawat yang dibutuhkan
:Menerapkan standar universal, Menggunakan
proteksi yang tepat
. Mengetahui jika terjadi insiden exposed
. Melaporkan ttg pasien pasien yang berisiko.
. Melakukan observasi S/ S pada pasien infeksi.
43. Menggunakan APD sesuai indikator
Gunakan dan perhatikan keamanan benda2 tajam.
Perhatian penuh ttg kebersihan tangan, (sblm dan sesudah/ setelah
kontak dengan pasien atau objek ).
Pelihara kebersihan Bangsal/ Ruangan, .....hati hati Enviroment
Contamination, ..... Airborne transmission
44. Masker harus
dipakai:
. Pasien Infeksi yg sdh
terkonfirmasi atau
pasien suspek infeksi.
. Proteksi terhadap pasien
yang daya tahan rendah /
rentan.
45. Meningkatkan aksesibilitas keakuratan,
informasi secara berkala
Informasi tentang pasien, medikasi, harus
selalu tersedia pada pelayanan pasien secara
rutin
Penggunaan gelang dengan kode warna
untuk pasien alergi
Track error and near misses kemudian
melaporkannya
Akselerasi laboratorium sepanang waktu
46. • Role of Professional
. Active leader in
encouraging and
demanding inprovement
in patient safety.
47. Role of Professional Setting standard, covering
and communicating with
members about standard.
48. Persiapan pasien pulang
Identifikasi kebutuhan dan sumber daya yang pasien miliki
Perencanaan perawatan di rumah
Konseling kebutuhan perawatan di rumah
Edukasi tentang terapi dan kebutuhan medikasi
49. Identifikasi sumber daya yang pasien miliki untuk
pelayanan kesehatan selanjutnya
Persiapan perlu tidaknya rujukan balik
Persiapan untuk adanya home visit dan home care
Melibatkan keluarga dan asuhan perawatan di rumah
50. S - Sense the Error
A - Act to prevent it
F - Follow Guidelines
E - Enquire into accidents / Deaths
T - Take appropiate remedial measure
Y - Your responsibility
51. N – No Harm
U – Utility of safety devices
R – Responsibility of patient care
S – Safety care
I - Integrity as a nurse
N – No error and No Mistakes
G – Good communication and team work