Dokumen tersebut membahas tentang asuransi, perbankan syariah, pertukaran mata uang (sharf), salam, dan syuf'ah dalam sistem ekonomi Islam. Ringkasannya adalah: asuransi dan perbankan syariah menggunakan prinsip bagi hasil bukan bunga, sharf diperbolehkan dengan syarat tunai, salam memungkinkan pesanan barang di masa depan dengan pembayaran di muka, dan syuf'ah memberi hak beli terlebih dahulu
3. 1. Sejarah Asuransi
Pernah dilakukan pada masa nabi yusuf A.S
ketika beliau menafsirkan mimpi dari raja
fir’aun.
Selanjutnya konsep asuransi ada dizaman
Rasulullah yang disebut dengan Aqilah.
kata aqilah berarti asabah yang menunjukkan
hubungan ayah dengan pembunuh, artinya
dimana suku Arab zaman dulu barang siapa
yang membunuh harus siap untuk melakukan
kontribusi finansial atas nama pembunuh
untuk membayar pewaris korban.
4. 2. Pengertian asuransi
Asuransi adalah sebuah akad pertanggungan
yang mengharuskan penanggung (mu’amin) atau
dalam hal ini adalah perusahaan untuk
memberikan kepada nasabah atau kliennya
(Mu’amman) sejumlah harta sebagai konsekuensi
daripada akad itu, baik itu berbentuk imbalan, gaji
atau ganti rugi barang dalam bentuk apapun
sesuai dengan yang tertera dalam akad ketika
terjadi bencana maupun kecelakaan atau
terbuktinya sebuah bahaya yang tertera dalam
akad (transaksi), sebagai imbalan uang (premi)
yang dibayarkan secara rutin, berkala maupun
secara kontan dari klien atau nasabah tersebut
kepada perusahaan asuransi (mu’ammin) disaat
hidupnya.
6. 4. Manfaat Asuransi
Rasa aman dan perlindungan
Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih
adil
Polis asuransi dapat dijadikan sebagai
jaminan untuk memperoleh kredit.
Berfungsi sebagai tabungan dan sumber
pendapatan
Alat penyebaran risiko
Membantu meningkatkan kegiatan usaha
8. 2 JENIS BANK
Menerapkan sistem riba
Tidak Adanya kesamaan
ikatan emosional yang kuat
antaraPengelola Bank dan
Nasabah
Antara Pengelola dan pemilik
dana (deposan) adalah
memperoleh imbalan berupa
bunga simpanan yang tinggi,
sedang kepentingan
pemegang saham adalah
diantaranya memperoleh
spread yang optimal antara
suku bunga simpanan dan
suku bunga pinjaman
(mengoptimalkan interest
difference)
Memandang harta sebagai
titipan
Mendorong nasabah untuk
Mengupayakan pengelolaan
harta nasabah (simpanan)
sesuai ajaran Islam
Menempatkan sikap
akhlakul karimah sebagai
sikap dasar hubungan
antara nasabah dan bank
Adanya kesamaan ikatan
emosional yang kuat
antaraPengelola Bank dan
Nasabah
Menerapkan sistem bagi
hasil
1. Bank Konvensional 2. Bank Syariah
9. Lebih dalam tentang... Bank Syariah
Shidiq
Amanah
Tabliq
Fatonah
Tujuan perbankan
syariah didirikan
dikarenakan
pengambilan riba
dalam transaksi
keuangan maupun non
keuangan (QS. Al-
Baqarah 2 : 275).
Membuat kemitraan
usaha dengan sistem
bagi hasil.
Prinsip Tujuan
10. Peran dan Fungsi Bank Syariah
Manajer investasi, bank Islam dapat mengelola
investasi dana nasabah
Investor, bank Islam dapat menginvestasikan dana
yang dimilikinya maupun dana nasabah yang
dipercayakan kepadanya.
Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas
pembayaran, bank Islam dapat melakukan
kegiatan jasa-jasa layanan perbankan
sebagaimana lazimnya institusi perbankan
sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah.
Pelaksana kegiatan sosial. Sebagai suatu ciri yang
melekat pada entitas keuangan Islam, bank Islam
juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan
12. Sharf (pertukaran
mata uang) adalah :
jual beli mata uang
satu sama lain,
seperti menjual
dinar emas dengan
dirham perak
Sharf itu
diperbolehkan,
karena itu termasuk
jual beli, dan jual beli
itu dibolehkan dalam
Al Quran dan As
Sunah. Allah SWT
berfirman :
“...Padahal Allah telah
menghalalkan jual
beli dan
mengharamkan
riba....” (Al Baqarah
PengertianSharf Hukum Sharf
13. Hikmadisyariatkann
ya sharf adalah
untuk memudahkan
seseorang muslim
menukar mata
uangnya kemata
uang yang lain
ketika dibutuhkanh
disyaratkan adanya serah
terima dalam tempat
transaksi, yaitu dengan
dibayar secara tunai lewat
tangan ke tangan.
Berdasarkan sabda Nabi
SAW, “Juallah emas dengan
perak menurut kehendak
kalian secara tunai.”
Umar ra berkata “Janganlah,
demi Allah! Janganlah kamu
berpisah dengannya sebelum
kamu mengambil darinya,
Rasulullah SAW telah
bersabda, ‘Jual beli emas
dengan perak itu riba, kecuali
dilakukan secara kontan’.”
(HR. AL Bukhari no 2134)
Hikmah Sharf
Syarat-Syarat
Sharf
15. Menurut Bahasa : dari
kata “As salaf”
: pendahuluan karena
pemesan barang
menyerahkan uangnya
di muka.
Salam adalah akad jual
beli barang pesanan
(muslam fiih) dengan
pengiriman di kemudian
hari oleh penjual
(muslam illaihi) dan
pelunasannya dilakukan
oleh pembeli (al
muslam) pada saat akad
disepakati sesuai
dengan syarat-syarat
Allah SWT berfirman:“Hai
orang-orang yang beriman,
apabila kamu bermu’amalah
tidak secara tunai untuk
waktu yang ditentukan,
hendaknya kamu
menuliskannya dengan
benar….” (Al Baqarah 282)
Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa melakukan
salam, hendaknay ia
melakukannya dengan
takaran yang jelas dan
timbangan yang jelas pula,
untuk jangka waktu yang
diketahui.” (HR. Bukhari
Muslim)
Pengertian Salam Hukum Akad Salam
16. Pelaku, terdiri atas
penjual(muslim
illaihi) dan pembeli
(al muslam): harus
cakap hukum dan
baligh
Objek akad berupa
barang yang akan
diserahkan (muslam
fiih) dan modal
salam (ra’su maalis
salam).
Barang yang dipesan
tidak ada pada waktu
yang ditentukan.
Barang yang dikirim
cacat atau tidak sesuai
dengan yang disepakati
dalam akad.
Barang yang dikirim
kualitasnya lebih
rendah, dan pembeli
memilih untuk menolak
atau membatalkan
akad.
Rukun Salam
Berakhirnya Akad
Salam
17. Keuntungan dan Manfaat Akad
Salam
Jaminan untuk mendapatkan barang sesuai dengan yangia butuhkan
dan pada waktu yang ia inginkan.
Sebagaimana ia juga mendapatkan barang dengan hargayang lebih
murah bila dibandingkan dengan pembelianpada saat ia
membutuhkan kepada barang tersebut.Sedangkan penjual juga
mendapatkan keuntungan yangtidak kalah besar dibanding pembeli,
Penjual mendapatkan modal untuk menjalankan usahanyadengan
cara-cara yang halal, sehingga ia dapat menjalankan dan
mengembangkan usahanya tanpa harus membayar bunga. Dengan
demikian selama belum jatuh tempo, penjual dapat menggunakan
uang pembayaran tersebut untuk menjalankan usahanya dan
mencari keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa ada
kewajibanapapun.
Penjual memiliki keleluasaan dalam memenuhipermintaan pembeli,
karena biasanya tenggang waktu antara transaksi dan penyerahan
19. Syuf’ah adalah
pengambilan asset
milik sekutu (mitra
usaha ) oleh
sekutunya yang
dijual dengan harga
jualnya.
sah apabila sesuai
dengan ketentuan
syariah
Tidak sah pada sesuatu
yang bisa dibagi
Tidak berlaku pada hal-
hal yang bisa dibagi dan
sudah ditentukan
jalannya
Tidak berlaku untuk
barang yang bisa
Pengertian Syuf’ah
Hukum-Hukum
Syuf'ah
20. Rukun Syuf’ah
Ada empat, yaitu :
Orang yang mempunyai hak beli paksa (asy-
syafii)
Obyek syuf’ah ( barang yang berhak dibeli
dengan paksa, yakni ( al-asyfu’ ‘alaih),
Orang yang harus menjual barang syuf’ah (al-
massyfu’fih)
Cara melakukan syuf’ah