Bab 2 membahas sumber asal air limbah dan komposisinya. Air limbah berasal dari rumah tangga, perdagangan, kelembagaan, rekreasi, dan industri. Sumber utama air limbah rumah tangga adalah perumahan dan perdagangan. Air limbah industri bervariasi tergantung jenis dan ukuran industri. Komposisi air limbah terdiri dari protein, karbohidrat, lemak, serta zat anorganik dan organik. Data diperlukan untuk analisis meliputi data primer yang
1. BAB II
KAJIAN LITERATUR
2.1 Pengertian Air Limbah
Menurut Metcalf dan Eddy yang dimaksud air limbah (waste water) adalah
kombinasi dari cairan dan sampah–sampah (air yang berasal dari daerah permukiman,
perdagangan, perkantoran, dan industri) bersama–sama dengan air tanah, air permukaan
dan air hujan yang mungkin ada. Sedangkan menurut Ehlers and Steel, limbah merupakan
cairan yang dibawa oleh saluran air buangan. Secara umum dapat dikemukakan air
buangan adalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-
tempat umum lainnya, dan biasanya mengandung bahan-bahan / zat yang dapat
membahayakan kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian hidup.
Air limbah (wastewater) adalah kotoran dari masyarakat dan rumahtangga dan juga
yang berasal dari industri, air tanah, air permukaan serta buangan lainnya. Dengan
demikian air buangan ini merupakan hal yang bersifat kotoran umum. Sumber utama air
limbah rumahtangga dari masyarakat adalah berasal dari perumahan dan daerah
perdagangan. Adapun sumber lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah daerah
perkantoran atau lembaga serta daerah fasilitas rekreasi. Untuk daerah tertentu banyaknya
air limbah dapat diukur secara langsung.
2.2 Sumber Asal Air Limbah
Data mengenai sumber air limbah dapat dipergunakan untuk memeperkirakan
jumlah rata- rata aliran air limbah dari berbagai jenis perumahan, industri dan aliran air
tanah yang ada disekitarnya. Kesemuanya ini harus dihitung perkembangannya atau
pertumbuhannya sebelum membuat suatu bangunan pengelola air limbah serta
merencanakan pemasangan saluran pembawanya.
2.2.1 Air Limbah Rumahtangga
Sumber utama air limbah rumahtangga dari masyarakat adalah berasal dari
perumahan dan daerah perdagangan. Adapun sumber lainnya yang tidak kalah pentingnya
adalah daerah perkantoran atau lembaga serta daerah fasilitas rekreasi. Untuk daerah
tertentu banyaknya air limbah dapat diukur secara langsung. Jenis air limbah domestik
terbagi menjadi 2 yaitu, greywater dan blackwater. Greywater adalah limbah air yang di
dapat dari mencuci baju, mencuci piring atau air bekas kamar mandi. Blackwater
2. merupakan istilah untuk air yang sangat terkontaminasi seperti air septitank dan air limbah
dapur.
a) Daerah Perumahan
Untuk daerah perumahan yang kecil alirah air limbah biasanya diperhitungkan
melalui kepadatan penduduk dan rata-rata per orang dalam membuang air limbah. Adapun
besarnya rata- rata air limbah yang berasal dari daerah hunian dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel II. 1
Rata-rata Aliran Air Limbah dari Daerah Permukiman
No Sumber Unit
Jumlah aliran 1/unit/hari
Antara Rata-rata
1 Apartemen Orang 200-300 260
2 Hotel, penghuni tetap Orang 150-220 190
3
Tempat tinggal keluarga:
Rumah pada umumnya Orang 190-350 280
Rumah yang lebih baik Orang 250-400 310
Rumah mewah Orang 300-550 280
Rumah agak modern Orang 100-250 200
Rumah pondok Orang 100-240 190
4 Rumah gandengan Orang 120-200 150
Sumber: Metcalf dan Eddy, 1979
Adapun untuk daerah yang luas, maka perlu diperhatikan jumlah aliran air limbah
dengan dasar penggunaan daerah, kepadatan penduduk, serta ada atau tidaknya daerah
industri.
b) Daerah Perdagangan
Aliran air limbah yang berasal dari daerah perdagangan secara umum dihitung dalam
meter kubik per hektar/hari didasarkan pada data perbandingan. Data aliran ini dapat
bervariasi dari 4-1.500 liter/hari. Untuk lebih merinci jumlah aliran tersebut dapat
dipergunakan tabel berikut ini:
Tabel II. 2
Rata- rata Aliran Air Limbah yang Berasal dari Daerah Perdagangan
No Sumber Unit
Jumlah aliran 1/unit/hari
Antara Rata-rata
1 Lapangan terbang Penumpang 8-15 10
2 Pusat perbaikan kendaraan
Kendaraan 30-50 40
Pekerjaan 35-60 50
3 Bar
Langganan 5-20 8
Pekerja 40-60 50
3. No Sumber Unit
Jumlah aliran 1/unit/hari
Antara Rata-rata
4 Hotel
Tamu 150-220 190
Pekerja 30-50 40
5 Gedung perusahaan Pekerja 35-65 55
6 Tempat pencucian
Mesin 1.800-2.600 2.200
Pakaian 180-200 190
7 Motel Orang 90-150 120
8 Motel dan dapur Orang 190-220 200
9 Kantor Pekerja 30-65 55
10 Rumah makan Pengunjung 8-15 10
11 Rumah sewaan Penghuni 90-190 150
12 Toko
Pekerja 30-50 40
Km. Mandi 1.600-2.400 2.000
13 Pusat perbelanjaan
Pekerja 30-50 40
Parkir 2-8 4
Sumber: Metcalf dan Eddy, 1979
c) Daerah Kelembagaan
Seperti halnya sumber air limbah lainnya, maka daerah yang terdiri dari lembaga-
lembaga pemerintah mempunyai sifat- sifat yang juga agak berlainan dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel II. 3
Rata- rata Aliran Air Limbah yang Berasal dari Daerah Kelembagaan
No Sumber Unit
Jumlah aliran 1/unit/hari
Antara Rata-rata
1 Rumah sakit media
Tempat tidur 500-950 650
Pekerja 20-60 40
2 Rumah sakit jiwa
Tempat tidur 300-650 400
Pekerja 20-60 40
3 Rumah Penjara
Pekerja 20-60 40
Napi 300-600 450
4 Rumah peristirahatan
Penghuni 200-450 350
Pekerja 20-60 40
5
Sekolahan:
Dengan kantin, aula kran ada
kantin, tanpa aula dan
Murid 60-115 80
kran/pancuran Murid 40-80 60
tanpa kantin, aula kran. Murid 20-65 40
6 Sekolah dengan asrama Murid 200-400 280
Sumber: Metcalt dan Eddy, 1979
4. d) Daerah Rekreasi
Jumlah aliran air limbah yang berasal dari daerah rekresi perlu juga diperhatikan bagi
daerah yang arealnya terdapat daerah rekreasi. Untuk mengetahui banyaknya air limbah
yang dihasilkan dari daerah tersebut dapat dilihat pada tabel:
Tabel II. 4
Rata- rata Aliran Air Limbah yang Berasal dari Daerah Rekreasi
No Sumber Unit
Jumlah aliran1/unit/hari
Antara Rata-rata
1 Rumah flat, tempat istirahat Orang 200-280 220
2 Pondok, tempat istirahat Orang 130-190 160
3 Kantin
Pengunjung 4-10 6
Pekerja 30-50 40
4 Perkemahan Orang 80-150 120
5 Penjual minuman buah Tempat duduk 50-100 75
6 Buffet (coffe shop)
Pengunjung 15-3- 20
Pekerja 30-50 40
7 Tempat Perkumpulan
Peserta 250-500 400
Pekerja 40-60 50
8 Perkemahan anak-anak Orang 40-60 50
9 Ruang makan Pengunjung 15-40 30
10 Asrama Orang 75-175 150
11 Hotel, tempat istirahat Orang 150-240 200
12 Tempat cuci otomatis Mesin 1.800-2.600 2.200
13 Toko
Pengunjung 5-20 10
Pekerja 30-50 40
14 Kolam renang
Pengunjung 20-50 40
Pekerja 30-50 40
15 Gedung bioskop Tempat duduk 10-15 10
16 Pusat Keramaian Pengunjung 15-30 20
Sumber: Metcalf dan Eddy, 1979
2.2.2 Air Limbah Industri
Jumlah aliran air limbah yang berasal dari industri sangat bervariasi tergantung dari
jenis dan besar-kecilnya industri, pengawasan pada proses industri, derajat penggunaan
air, derajat pengolahan air limbah yang ada. Puncak tertinggi aliran selalu tidak akan
dilewati apabila menggunakan tangki penahan dan bak pengaman. Untuk memperkirakan
jumlah air limbah yang dihasilkan oleh industri yang tidak menggunakan proses basah
diperkirakan sekitar 50 m3
/ha/hari. Sebagai patokan dapat dipergunakan pertimbangan
bahwa 85-95% dari jumlah air yang dipergunakan adalah berupa air limbah apabila industri
tersebut tidak menggunakan kembali air limbah. Apabila industri tersebut memanfaatkan
5. kembali air limbahnya, maka jumlahnya akan lebih kecil lagi. Adapun banyaknya
pemakaian air dari suatu industri dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel II. 5
Rata- rata Penggunaan Air untuk Berbagai Jenis Industri
No Jenis Industri Rata-rata aliran (m3
)
1
Industri kalengan:
Sayur hijau 50-70
Buah-buahan, buah pear 15-20
Lain buah-buahan dan sayuran 4-35
2
Industri bahan kimia:
Amoniak 100-130
Karbondioksida (CO2) 60-90
Bensin 7-30
Laktosa 600-800
Sulfur/belerang 8-10
3
Makanan dan minuman:
Bir 10-16
Roti 2-4
Pengepakan daging 15-20
Produksi susu 10-20
Minuman keras 60-80
4
Bubur kayu dan kertas:
Bubur kayu 250-800
Pabrik kertas 120-160
5
Tekstil : - Pengelantangan 200-300
- Pencelupan 30-60
Sumber: Metcalf dan Eddy, 1979
2.2.3 Air Limbah Rembesan dan Tambahan
Apabila turun hujan di suatu daerah, maka air yang turun secara cepat akan
mengalir masuk ke dalam saluran pengering atau saluran air hujan. Apabila saluran ini tidak
mampu menampungnya, maka limpahan air hujan akan digabung dengan saluran air
limbah, dengan demikian akan merupakan tambahan yang sangat besar. Oleh karena itu,
perlu diketahui curah hujan yang ada sehingga banyaknya air yang akan ditampung melalui
saluran air hujan atau saluran pengering dan saluran air limbah dapat diperhitungkan.
Selain air yang masuk melalui limpahan, maka terdapat air hujan yang menguap,
diserap oleh tumbuh- tumbuhan dan ada pula yang merembes ke dalam tanah. Air yang
merembes ini akan masuk ke dalam tanah yang akhirnya menjadi air tanah. Apabila
permukaan air tanah bertemu dengan saluran air limbah, maka bukanlah tidak mungkin
terjadi penyusupan air tanah tersebut ke saluran air limbah melalui sambungan-
6. sambungan pipa atau melalui celah-celah yang ada karena rusaknya pipa saluran.
Besarnya aliran ini diperkirakan sebesar 0,0094 sampai 0,94 m3
setiap diameter (mm)
setiap km. Dengan demikian, banyaknya air yang masuk ke dalam aliran air limbah
sebanyak 0,0094-0,94 dikalikan dengan diameter pipa (mm) dikalikan lagi dengan
panjangnya pipa (km) akan dihasilkan jumlah air limbah dalam satuan m3
.
2.3 Komposisi Air Limbah
Sesuai dengan sumber asalnya, maka air limbah mempunyai komposisi yang
sangat bervariasi dari setiap tempat dan setiap saat. Akan tetapi, secara garis besar zat-
zat yang terdapat di dlama air limbah dapat dikelompokna pada skema berikut ini:
Protein (65%) Butiran
Karbohidrat (25%) Garam
Lemak (10%) Metal
Gambar 2. 1
Komposisi Air Limbah
Secara lebih khusus, maka air limbah yang berasal dari kamar mandi dan WC yang
berupa faeces dan urine mempunyai komposisi.
Tabel II. 6
Komposisi Air Limbah yang Berasal dari Kamar Mandi dan WC
No Uraian Faeces Air seni
1
Jumlah per orang per hari
(dalam keadaan basah)
135-270 gr 1-1,31 gr
2
Jumlah per orang per hari
(dalam keadaan kering)
20-35 gr 0.5-0,7 gr
3 Uap Air (kelembapan) 66-80 gr 93-96 gr
4 Bahan organik 88-97 gr 93-96 gr
5 Nitrogen 5-7 gr 15-19 gr
6 Fosfor (sebagai P2O5) 3-5,4 gr 2,5-5 gr
7 Potasium (sebagai K2O) 1-2,5 gr 3-4,5 gr
Air
(99,9%)
Bahan padat
(0,1%)
Air limbah
Organik Anorganik
7. No Uraian Faeces Air seni
8 Karbon 44-55 gr 11-17 gr
9 Kalsium (sebagai C2O) 4,5-5 gr 4,5-6 gr
Sumber: Duncan Mara, 1976
2.4 Metode Pengumpulan Data
Adapun data yang dibutuhkan dalam penyusunan Proyek Akhir berupa data primer
dan data skunder, data-data tersebut digunakan untuk menunjang proses analisis yang
akan dilakukan.
2.4.1 Data Primer
Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari
sumber aslinya yang berupa wawancara, jajak pendapat dari individu atau kelompok
(orang) maupun hasil observasi dari suatu obyek, kejadian atau hasil pengujian (benda).
Dengan kata lain, peneliti membutuhkan pengumpulan data dengan cara menjawab
pertanyaan riset (metode survei) atau penelitian benda (metode observasi). Berikut metode
yang digunakan dalam mengumpulkan data primer:
Observasi
Nawawi dan Martini menjelaskan bahwa observasi merupakan kegiatan
mengamati, yang diikuti pencatatan secara urut. Hal ini terdiri atas beberapa unsur yang
muncul dalam fenomena di dalam objek yang diteliti. Hasil dari proses tersebut dilaporkan
dengan laporan yang sistematis dan sesuai kaidah yang berlaku.
Observasi dilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap eksisting
Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo, sehingga output dari kegiatan ini adalah
diketahunya kondisi air limbah, sarana dan prasarana yang terdapat di Kecamatan Nguter.
2.4.2 Data Skunder
Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh melalui media
perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau
arsip baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum. Dengan
kata lain, peneliti membutuhkan pengumpulan data dengan cara berkunjung ke
perpustakaan, pusat kajian, pusat arsip atau membaca banyak buku yang berhubungan
dengan penelitiannya.
2.5 Metode Analisis
Dalam penyusunan proyek akhir ini ada beberapa metode analisis yang akan
diterapkan, dan untuk menunjang proses analisi dibutuhkan alat analisis yang akan
membantu dalam menganalisis sebuah data yang akan dirubah menjadi sebuah informasi.
8. 2.5.1 Proyeksi Penduduk
Menurut Badan Pusat Statistika, proyeksi penduduk adalah perhitungan jumlah
penduduk (menurut komposisi umur dan jenis kelamin) di masa yang akan datang
berdasarkan asumsi arah perkembangan fertilitas, mortalitas dan migrasi. Adapun untuk
melakukan proyeksi dibutuhkan rumus sebagai berikut.
Keterangan :
Po = Penduduk tahun awal
1 = Angka konstanta
r = Angka pertumbuhan penduduk (%)
n = Jumlah rentang waktu tahun dari awal hingga tahun itu.
Sebelum melakukan proyeksi penduduk, harus diketahui terlebih dahulu “r” atau
angka pertumbuhan penduduk. Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk
mencari angka pertumbuhan penduduk.
Keterangan :
L = Jumlah kelahiran
M = Jumlah kematian
Po = Penduduk tahun awal
r = Angka pertumbuhan penduduk (%)
Setelah diketahui nilai dari “r” maka variabel – variabel lainnya bisa dimasukkan
sesuai dengan kebutuhan ke dalam rumus, sehingga dengan proyeksi penduduk akan
diketahui jumlah penduduk di masa yang akan datang.
2.5.2 Perhitungan Air Limbah
Untuk mengetahui kebutuhan prasarana air limbah, diperlukan sebuah perhitungan
produksi air limbah domestik di Kecamatan Nguter. Sesuai dengan SNI 6989.59 Tahun
Pn = Po (1 + r)n
𝒓 =
𝑳 − 𝑴
𝑷𝒐
𝒙 𝟏𝟎𝟎 %
9. 2008 tentang Air dan Air Limbah, berikut merupakan tahapan untuk melakukan perhitungan
produksi air limbah :
1. Perhitungan Produksi Air Bersih
Sebelum melakukan perhitungan produksi air limbah domestik, harus diketahui
terlebih dahulu produksi air bersih di suatu wilayah. Berikut merupakan rumus perhitungan
produksi air bersih domestik.
Keterangan :
Jp = Jumlah penduduk
Konstanta
Desa = 60 liter/hari
Kota = 120 liter/hari
2. Perhitungan Produksi Air Limbah Domestik
Langkah selanjutnya yang dilakukan yaitu mengetahui kapasitas air limbah
domestik yang dihasilkan oleh sebuah wilayah, sebagai acuan untuk menentukan dimensi
bak pengolahan air limbah yang akan direncanakan. Air limbah yang di hasilkan
berhubungan dengan air bersih yang digunakan untuk kebutuhan sehari–hari. Berikut
merupakan rumus perhitungan total debit air limbah untuk suatu wilayah:
3. Perhitungan Limbah Cair pada Jam Puncak
Untuk menentukan dimensi bak pengolahan air limbah harus diketahui terlebih
dahulu jam puncak penggunaan air bersih, dengan jam puncak penggunaan air bersi
tersebut akan diketahui debit maksimum yang akah dihasilkan. Berikut merupakan rumus
perhitungan jumlah air limbah yang dihasilkan pada jam puncak:
Keterangan:
LCJp = Limbah Cair pada Jam Puncak
Total Debit Air Limbah = (Air Bersih x 80% )
LCJp = (Jp (%) x Produksi LC) + Produksi LC
Produksi Air Bersih = Jp x Konstanta
10. Jp = Jam Puncak
Produksi LC = Limbah Cair yang Dihasilkan oleh Domestik
4. Perhitungan Kapasitas Bak IPAL
Untuk pengolahan air limbah domestik teknologi yang digunakan adalah kombinasi
proses biofilter anaerob-aerob, sesuai dengan Seri Sanitasi Pedoman Teknis Instalasi
Pengolahan Air Limbah dengan Sistem Biofilter Anaerob Aerob, air limbah membutuhkan
waktu tinggal yang berbeda pada setiap bagian pengolahannya untuk mendapatkan hasil
pengolahan atau penurunan BOD yang maksimal. Waktu yang diperlukan pada setiap
bagian pengolahannya adalah Bak Pemisah Lemak ± 30 menit, Bak Ekualisasi / Bak
Penampungan Air 4-8 jam, Bak pengendapan awal 2–4 jam, Biofilter anaerob 4-8 jam,
Biofilter Aerob 4-8 jam, bak pengendapan akhir 2-4 jam. Oleh Karena itu perlu ditambahkan
30% dari total air limbah yang dihasilkan pada beban puncak untuk memenuhi beban air
limbah yang masuk sebelum dan setelah beban puncak.
Keterangan:
LCJp = Limbah Cair pada Jam Puncak
2.5.3 Alat Analisis
Alat analisis yang akan digunakan adalah SIG (Geographic Information System)
yaitu, sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil
kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data
geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan
pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota,
dan pelayanan umum lainnya (Murai, 1999).
Dengan menggunakan SIG sebagai alat analisis dapat memecahakan masalah
dengan berbagai macam metode analisis yang mudah untuk dilakukan, dan metode
analisis yang akan digunakan adalah:
1. Skoring
Metode skoring digunakan di dalam Proyek Akhir ini untuk memberikan skor kepada
tiap- tiap aspek yang berkaitan dengan analisis sesuai parameter yang telah ada, sehingga
dengan adanya skoring akan membantu dalam pengklasifikasian beberapa zona sesuai
kriteria yang telah ditetapkan. Adapun pengaplikasian dalam metode skoring ini untuk
Total Kapasitas IPAL = (30% x LCJp)
11. melihat tempat yang sesuai untuk peletakan saran air limbah di Kecamatan Nguter, agar
sarana tersebut dapat digunakan secara maksimal oleh masyarakat sekitar.
2. Overlay
Overlay adalah proses pentumpangsusunan dua layer peta atau lebih yang
menghasilkan data baru yang mengintegrasikan informasi dari kedua layer penyusunnya.
Metode overlay merupakan output dari hasil skoring yang telah dilakukan sebelumnya,
adapun aspek- aspek yang biasanya digunakan untuk metode ini adalah kelerengan, jenis
tanah, curah hujan, dan terdapat beberapa aspek lain yang dapat digunakan. Di dalam
penyusunan Proyek Akhir ini akan digunakan beberapa variabel yang sedikit berbeda yaitu,
penggunaan lahan, kelerengan, dan timpulan air limbah yang terdapat di Kecamatan
Nguter.
2.6 Kebutuhan Data
Data merupakan keterangan, bukti atau fakta tentang suatu kenyataan yang masih
mentah (original) yang belum diolah (Zulkifli A.M). Informasi merupakan hasil analisis dari
data-data yang telah diolah, sehingga informasi tersebut dapat dijadikan sebuah fakta.
Dalam melalukan penentuan prasarana air limbah di Kecamatan Nguter diperlukan data
yang berkaitan dengan aspek tersebut, seperti kondisi air limbah, jenis prasarana yang
telah tersedia, kondisi prasarana, dan terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan.
Sehingga untuk melakukan analisis tersebut dibutuhkan data yang valid atau mencirminkan
kondisi disana, adapun data- data yang dibutuhkan adalah:
Tabel II. 7
Tabel Kebutuhan Data
No Nama Data Unit Data
Tahun
Data
Jenis Data
Bentuk
Data
Sumber Data
Teknik
Pengumpulan
Data
1
Luas Wilayah
Kecamatan
Nguter
Kecamatan 2016 Sekunder Numberik
Kabupaten
Sukoharjo
dalam Angka
Telaah
Dokumen
2
Kondisi
Kelerengan di
Kecamatan
Nguter
Kecamatan 2016 Sekunder
Deskritif
Peta
RTRW Kab.
Sukoharjo
Telaah
Dokumen
3
Tata Guna
Lahan di
Kecamatan 2016 Sekunder
Deskritif
Peta
Citra Quickbird
2014
Telaah Peta
12. No Nama Data Unit Data
Tahun
Data
Jenis Data
Bentuk
Data
Sumber Data
Teknik
Pengumpulan
Data
Kecamatan
Nguter
4
Jumlah
Penduduk di
Kecamatan
Nguter
Kecamatan 2016 Sekunder Numberik
Kabupaten
Sukoharjo
dalam Angka
Telaah
Dokumen
5
Sistem
Pengolahan Air
Limbah di
Kecamatan
Nguter
Kecamatan 2017 Primer Deskriptif Hasil FGD FGD
6
Kondisi
Eksisting
Prasarana Air
Limbah di
Kecamatan
Nguter
Kecamatan 2017 Primer Deskriptif
Hasil
Observasi
Observasi
7
Besarnya
Produksi Air
Limbah di
Kecamatan
Nguter
Kecamatan 2017 Sekunder Numberik
Kantor
Kecamatan
Nguter
Telaah
Dokumen
Sumber: Penyusun, 2018
2.7 Prasarana Pengolahan Air Limbah
Untuk menentukan kapasitas IPAL Individual yang harus dilakukan adalah dengan
mengacu pada besaran People Equivalent (PE) yaitu untuk rumah biasa perkiraan jumlah
air limbah adalah 120 liter/orang/hari. Untuk kategori jenis peruntukan bangunan yang lain
besaran People Equivalent (PE). Untuk menghitung besarnya kapasitas IAL dapat
dilakukan berdasarkan besarnya koefisien luas bangunan atau berdasarkan jumlah
penghuni bangunan. Untuk bangunan yang baru, perkiraan jumlah air limbah umumnya
dilakukan berdasarkan PE untuk tiap-tiao peruntukan dikalikan dengan satuan kapasitas
(jumlah orang atau luas lantai atau lainnya).
Di dalam merancang IPAL domestik individual yang paling penting adalah
menentukan jumlah air limbah yang akan diolah. Cara yang paling akurat adalah
13. menghitung jumlah rata- rata air bersih sebenernya dengan menentukan debit air limbah
perkapita. Selanjutnya menentukan besarnya polutan organik (BOD) inlet, BOD air olahan
yang diharapkan, efisiensi pengolahan serta beban pengolahan atau waktu tinggal di dalam
reaktor IPAL serta jenis proses yang digunakan. Besarnya parameter yang ditetapkan akan
menentukan besarnya IPAL yang akan digunakan.
Tabel II. 8
Besaran Population Equivalen (PE) untuk Perancangan IPAL
Berdasarkan Jenis Peruntukan Bangunan
No
Peruntukan
Bangunan
Pemakaian
Air Bersih
Debit
Air
Limbah
Satuan PE Acuan
1 Rumah Mewah 250 200 Liter/penghuni/hari 1,67
Perancangan
dan
Pemeliharaan
Sistem
Plambing,
Soufyan M.
Noerbambang
dan Takeo
Morimura.
2 Rumah Biasa 150 120 Liter/penghuni/hari 1,00
Study JICA
1990 (proyeksi
2010)
3 Apartement 250 200 Liter/penghuni/hari 1,67
Perancangan
dan
Pemeliharaan
Sistem
Plambing,
Soufyan M.
Noerbambang
dan Takeo
Morimura.
4 Rumah Susun 100 80 Liter/penghuni/hari 0,67
5 Asrama 120 96 Liter/penghuni/hari 0.80
6 Klnik/Puskesmas 3 2,7 Liter/pengunjung/hari 0,02
Perancangan
dan
Pemeliharaan
Sistem
Plambing,
Soufyan M.
Noerbambang
14. No
Peruntukan
Bangunan
Pemakaian
Air Bersih
Debit
Air
Limbah
Satuan PE Acuan
dan Takeo
Morimura.
7 Rumah Sakit Mewah 1000 800
Liter/jumlah tempat
tidur pasien/hari
6,67
Perancangan
dan
Pemeliharaan
Sistem
Plambing,
Soufyan M.
Noerbambang
dan Takeo
Morimura.
Rumah Sakit
Menengah
750 600
Liter/ jumlah tempat
tidur pasien /hari
5,00
Perancangan
dan
Pemeliharaan
Sistem
Plambing,
Soufyan M.
Noerbambang
dan Takeo
Morimura.
Rumah Sakit Umum 425 340
Liter/ jumlah tempat
tidur pasien/hari
2,83
Perancangan
dan
Pemeliharaan
Sistem
Plambing,
Soufyan M.
Noerbambang
dan Takeo
Morimura.
8 Sekolah Dasar 40 32 Liter/siswa/hari 0,27
SNI 03-7065-
2005
9 SLTP 50 40 Liter/siswa/hari 0,33
SNI 03-7065-
2005
10 SLTA 80 64 Liter/siswa/hari 0,53
SNI 03-7065-
2005
11 Perguruan Tinggi 80 64 Liter/mahasiswa/hari 0,53
SNI 03-7065-
2005
12
Rumah Toko /
Rumah Kantor
100 80
Liter/penghuni dan
pegawai/hari
0,67
SNI 03-7065-
2005
15. No
Peruntukan
Bangunan
Pemakaian
Air Bersih
Debit
Air
Limbah
Satuan PE Acuan
13 Gedung Kantor 50 40 Liter/pegawai/hari 0,33
SNI 03-7065-
2005
14
Toserba (toko serba
ada, mall,
derpartment store)
5 4,5 Liter/ m2
luas lantai /hari 0,04
SNI 03-7065-
2005
15 Pabrik/Industri 50 40 Liter/pegawai/hari 0,33
SNI 03-7065-
2005
16 Stasuin/Terminal 3 2,7
Liter/penumpang tiba
dan pergi/hari
0,02
SNI 03-7065-
2005
17 Bandara Udara 3 2,7
Liter/ penumpang tiba
dan pergi/hari
0,02
Perancangan
dan
Pemeliharaan
Sistem
Plambing,
Soufyan M.
Noerbambang
dan Takeo
Morimura.
18 Restoran 15 13,5 Liter/kursi/hari 0,11
SNI 03-7065-
2005
19 Gedung Pertunjukan 10 9 Liter/kursi/hari 0,08
SNI 03-7065-
2005
20 Gedung Bioskop 10 9 Liter/kursi/hari 0,08
SNI 03-7065-
2005
21
Hotel Melati s/d
Bintang 2
150 120 Liter/tempat tidur/hari 1,00
SNI 03-7065-
2005
22
Hotel Bintang 3 ke
atas
250 200 Liter/tempat tidur/hari 1,67
SNI 03-7065-
2005
23 Gedung Peribadatan 5 4,5
Liter/orang/hari (belum
dengan ai wudhu)
0,04
SNI 03-7065-
2005
24 Perpustakaan 25 22,5
Liter/jumlah
pengunjung/hari
0,19
Perancangan
dan
Pemeliharaan
Sistem
Plambing,
Soufyan M.
Noerbambang
dan Takeo
Morimura.
16. No
Peruntukan
Bangunan
Pemakaian
Air Bersih
Debit
Air
Limbah
Satuan PE Acuan
25 Bar 30 24
Liter/jumlah
pengunjung/hari
0,20
Perancangan
dan
Pemeliharaan
Sistem
Plambing,
Soufyan M.
Noerbambang
dan Takeo
Morimura.
26 Perkumpulan Sosial 30 27
Liter/jumlah
pengunjung/hari
0,23
Perancangan
dan
Pemeliharaan
Sistem
Plambing,
Soufyan M.
Noerbambang
dan Takeo
Morimura.
27 Klab Malam 235 188 Liter/kursi/hari 1,57
Perancangan
dan
Pemeliharaan
Sistem
Plambing,
Soufyan M.
Noerbambang
dan Takeo
Morimura.
28 Gedung Pertemuan 25 20 Liter/kursi/hari 0,17
Perancangan
dan
Pemeliharaan
Sistem
Plambing,
Soufyan M.
Noerbambang
dan Takeo
Morimura.
29 Laboratorium 150 120 Liter/staf/hari 1,00
Perancangan
dan
Pemeliharaan
Sistem
17. No
Peruntukan
Bangunan
Pemakaian
Air Bersih
Debit
Air
Limbah
Satuan PE Acuan
Plambing,
Soufyan M.
Noerbambang
dan Takeo
Morimura.
30
Pasar
Tradisional/Modern
40 36 Liter/kios/hari 0,30
Perancangan
dan
Pemeliharaan
Sistem
Plambing,
Soufyan M.
Noerbambang
dan Takeo
Morimura.
Sumber: Sugiharto, 2014
Pengolahan air limbah domestik meliputi jenis pengolahan individual, semi komunal
dan komunal di kawasan pembangunan baru, kawasasan perbaikan lingkungan, kawasan
pemugaran dan kawasan peremajaan. Pengolahan air limbah harus memenuhi ketentuan
tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik dan mengacu pada Pedoman Umum tentang
sistem pengolahan air limbah domestik. Air limbah yang akan dibuang ke saluran umum
kota wajib memenuhi ketentuan tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.
Tabel II. 9
Baku Mutu Air Limbah Domestik
Parameter Satuan Individual / Rumah Tangga Komunal
pH - 6 – 9 6 – 9
KmnO4 Mg / L 85 85
TSS Mg / L 50 50
Amoniak Mg / L 10 10
Minyak & Lemak Mg / L 10 20
Senyawa Biru Metilen Mg / L 2 2
COD Mg / L 100 80
BOD Mg / L 75 50
Sumber: Sugiharto, 2014
18. 2.7.1 Jenis- Jenis IPAL Domestik
Proses pengolahan air limbah domestik individu dengan proses biofilter dapat
dilakukan dengan menggunakan unit IPAL yang dibuat sendiri atau menggunakan unit IPAL
yang dijual dipasaran. Proses pengolahannya adalah sebagai berikut, air limbah dialirkan
ke bak pengurai (digester) pertama, selanjutnya dialirkan ke bak pengurai ke dua. Dari bak
pengurai ke dua air limbah dialirkan ke bak biofilter dengan aliran dari bawah ke atas. Air
limpasan dari bak biofilter merupakan air olahan. Jika prosesnya tanpa aerasi disebut
proses biofilter anaerob. Jika menggunakan proses aerasi dinamakan biofilter aerob. Jika
prosesnya menggunakan kombinasi anaerob-aerob dinamakan biofilter anaerob-aerob.
Jika pengolahan air limbah domestik hanya menggunakan proses anaerob maka
hasil olahan hanya dapat menurunkan konsentrasi polutan minyak atau lemak, organik
(BOD, COD) dan total padatan tersuspensi (TSS), sedangkan amoniak, deterjen dan
hidrogen sulfida tidak bisa turun. Jika prosesnya aerob atau kombinasi anaerob-aerob,
maka dapat menurunkan konsentrasi polutan minyak atau lemak, organik, amoniak, TSS,
deterjen serta phospat. Oleh karena itu jika standart efluen didasarkan pada Peraturan
Gubernur Propinsi DKI Nomor 122 Tahun 2005, maka disarankan proses pengolahan air
limbah domestik individual menggunakan proses aerob atau kombuniasi anaerob-aerob,
berikut merupakan contoh IPAL individual.
Tabel II. 10
Biofilter Untuk Pengolahan Air Limbah Domestik Kapasitas 5 Orang
Spesifikasi Alat
Jumlah Orang : 5 orang
Debit perkapita : 250 liter
Debit Air Limbah : 1250 liter per hari
Beban BOD : 0,31 kg BOD per hari
BOD Inlet : 250 mg/l
BOD Outlet : 50 mg/l
Efisiensi Penghilangan BOD : 80 %
Dimensi :
Panjang Efektif : 200 cm
Lebar Efektif : 100 cm
Kedalaman Efektif : 125 cm
Tinggi Ruang Bebas : 25 cm
Volume Efektif :
Waktu Tinggal rata- rata : 2 hari
Diameter Inlet/Outlet : 4 “
Volume Media Biofilter : 0,45 m3
Tipe Media : Bioball, media plastik sarang tawon, batu apung,
batu pecah (split), dll.
Bahan : Pasangan batu bata, beton dll
Kontruksi : Gambar
Untuk Proses Aerobik :
Blower : Hiblow 40 (40 liter/menit)
Pompa Sirkulasi : 25 watt
Sumber: Lampiran II Peraturan Gubernur Propinsi DKI Nomor 122 tahun 2005
19. Ket: Lebar Bak 100 cm
Sumber: Lampiran II Peraturan Gubernur Propinsi DKI Nomor 122 tahun 2005
Gambar 2. 2
Biofilter Anaerobik
Sumber: Lampiran II Peraturan Gubernur Propinsi DKI Nomor 122 tahun 2005
Gambar 2. 3
Biofilter Aerobik
20. Tabel II. 11
Biofilter Untuk Pengolahan Air Limbah Domestik Kapasitas 8 Orang
Spesifikasi Alat
Jumlah Orang : 8 orang
Debit perkapita : 250 liter
Debit Air Limbah : 2000 liter per hari
Beban BOD : 0,50 kg BOD per hari
BOD Inlet : 250 mg/l
BOD Outlet : 50 mg/l
Efisiensi Penghilangan BOD : 80 %
Dimensi :
Panjang Efektif : 225 cm
Lebar Efektif : 100 cm
Kedalaman Efektif : 150 cm
Tinggi Ruang Bebas : 25 cm
Volume Efektif : 3,375 m3
Waktu Tinggal rata- rata : 1,69 hari
Diameter Inlet/Outlet : 4 “
Volume Media Biofilter : 0,70 m3
Tipe Media : Bioball, media plastik sarang tawon, batu apung,
batu pecah (split), dll.
Bahan : Pasangan batu bata, beton dll
Kontruksi : Gambar
Untuk Proses Aerobik :
Blower : Hiblow 40 (40 liter/menit)
Pompa Sirkulasi : 25 watt
Sumber: Lampiran II Peraturan Gubernur Propinsi DKI Nomor 122 tahun 2005
Ket: Lebar Bak 100 cm
Sumber: Lampiran II Peraturan Gubernur Propinsi DKI Nomor 122 tahun 2005
Gambar 2. 4
Biofilter Anaerobik
21. Sumber: Lampiran II Peraturan Gubernur Propinsi DKI Nomor 122 tahun 2005
Gambar 2. 5
Biofilter Aerobik
Tabel II. 12
Biofilter Untuk Pengolahan Air Limbah Domestik Kapasitas 10 Orang
Spesifikasi Alat
Jumlah Orang : 10 orang
Debit perkapita : 250 liter
Debit Air Limbah : 2500 liter per hari
Beban BOD : 0,625 kg BOD per hari
BOD Inlet : 250 mg/l
BOD Outlet : 50 mg/l
Efisiensi Penghilangan BOD : 80 %
Dimensi :
Panjang Efektif : 250 cm
Lebar Efektif : 100 cm
Kedalaman Efektif : 175 cm
Tinggi Ruang Bebas : 25 cm
Volume Efektif : 4,375 m3
Waktu Tinggal rata- rata : 1,75 hari
Diameter Inlet/Outlet : 4 “
Volume Media Biofilter : 0,85 m3
Tipe Media : Bioball, media plastik sarang tawon, batu apung,
batu pecah (split), dll.
Bahan : Pasangan batu bata, beton dll
Kontruksi : Gambar
Untuk Proses Aerobik :
Blower : Hiblow 40 (40 liter/menit)
Pompa Sirkulasi : 25 watt
Sumber: Lampiran II Peraturan Gubernur Propinsi DKI Nomor 122 tahun 2005
22. Ket : Lebar Bak 100 cm
Sumber: Lampiran II Peraturan Gubernur Propinsi DKI Nomor 122 tahun 2005
Gambar 2. 6
Biofilter Anaerobik
Sumber: Lampiran II Peraturan Gubernur Propinsi DKI Nomor 122 tahun 2005
Gambar 2. 7
Biofilter Aerobik
23. Tabel II. 13
Biofilter Untuk Pengolahan Air Limbah Domestik Kapasitas 15 Orang
Spesifikasi Alat
Jumlah Orang : 15 orang
Debit perkapita : 250 liter
Debit Air Limbah : 3750 liter per hari
Beban BOD : 0,938 kg BOD per hari
BOD Inlet : 250 mg/l
BOD Outlet : 50 mg/l
Efisiensi Penghilangan BOD : 80 %
Dimensi :
Panjang Efektif : 275 cm
Lebar Efektif : 125 cm
Kedalaman Efektif : 175 cm
Tinggi Ruang Bebas : 25 cm
Volume Efektif : 6,016 m3
:
Waktu Tinggal rata- rata : 1,60 hari
Diameter Inlet/Outlet : 4 “
Volume Media Biofilter : 1,06 m3
Tipe Media : Bioball, media plastik sarang tawon, batu apung,
batu pecah (split), dll.
Bahan : Pasangan batu bata, beton dll
Kontruksi : Gambar
Untuk Proses Aerobik :
Blower : Hiblow 60 (60 liter/menit)
Pompa Sirkulasi : 25 watt
Sumber: Lampiran II Peraturan Gubernur Propinsi DKI Nomor 122 tahun 2005
Ket : Lebar Bak 125 cm
Sumber: Lampiran II Peraturan Gubernur Propinsi DKI Nomor 122 tahun 2005
Gambar 2. 8
Biofilter Anaerobik
24. Sumber: Lampiran II Peraturan Gubernur Propinsi DKI Nomor 122 tahun 2005
Gambar 2. 9
Biofilter Aerobik
Tabel II. 14
Biofilter Untuk Pengolahan Air Limbah Domestik Kapasitas 20 Orang
Spesifikasi Alat
Jumlah Orang : 20 orang
Debit perkapita : 250 liter
Debit Air Limbah : 5000 liter per hari
Beban BOD : 1,25 kg BOD per hari
BOD Inlet : 250 mg/l
BOD Outlet : 50 mg/l
Efisiensi Penghilangan BOD : 80 %
Dimensi :
Panjang Efektif : 300 cm
Lebar Efektif : 125 cm
Kedalaman Efektif : 200 cm
Tinggi Ruang Bebas : 25 cm
Volume Efektif : 7,5 m3
:
Waktu Tinggal rata- rata : 1,50 hari
Diameter Inlet/Outlet : 4 “
Volume Media Biofilter : 1,5 m3
Tipe Media : Bioball, media plastik sarang tawon, batu apung,
batu pecah (split), dll.
Bahan : Pasangan batu bata, beton dll
Kontruksi : Gambar
Untuk Proses Aerobik :
Blower : Hiblow 60 (60 liter/menit)
Pompa Sirkulasi : 25 watt
Sumber: Lampiran II Peraturan Gubernur Propinsi DKI Nomor 122 tahun 2005
25. Ket : Lebar Bak 125 cm
Sumber: Lampiran II Peraturan Gubernur Propinsi DKI Nomor 122 tahun 2005
Gambar 2. 10
Biofilter Anaerobik
Sumber: Lampiran II Peraturan Gubernur Propinsi DKI Nomor 122 tahun 2005
Gambar 2. 11
Biofilter Aerobik
26. Tabel II. 15
Biofilter Anaerobik Sistem Super Sept
Jumlah Ekivalen Orang 3 – 5 6 – 10 11 – 15 16 – 25 26 – 35
Bak Pemisah (separation Chamber) – (liter) 985 1620 2765 6550 9270
Filter Anaerobik (liter) 113 240 390 610 930
Konsentrasi BOD keluar (mg/l) < 50 < 50 < 50 < 50 < 50
Tinggi (B) – meter 1,43 1,67 1,9 2,4 2,8
Diameter Pipa Inlet / Outlet (mm) 100 100 100 150 150
Diameter Pipa Ventilasi (mm) 25 25 25 75 75
Level Pipa Inlet (c) – meter 0,25 0,25 0,25 0,30 0,35
Level Pipa Outlet (D) – meter 0,30 0,30 0,30 0,40 0,45
Kontruksi IPAL
Sumber: Lampiran II Peraturan Gubernur Propinsi DKI Nomor 122 tahun 2005
Sumber: Lampiran II Peraturan Gubernur Propinsi DKI Nomor 122 tahun 2005
Gambar 2. 12
Kontruksi Biofilter Anaerobik Sistem Super Sept
Tabel II. 16
Biofilter Anaerobik - Aerob 10 Orang
Spesifikasi Alat
Jumlah Orang : 10 orang
Debit perkapita : 250 liter
Debit Air Limbah : 2500 liter per hari
Beban BOD : 0,625 kg BOD per hari
BOD Inlet : 250 mg/l
BOD Outlet : 25 mg/l
Efisiensi Penghilangan BOD : 90 %
Dimensi :
Panjang Efektif : 180 cm
Lebar Efektif : 100 cm
Kedalaman Efektif : 140 cm
Tinggi Ruang Bebas : 20 cm
Volume Efektif : 2,52 m3
:
Waktu Tinggal rata- rata : 1 hari
Diameter Inlet/Outlet : 4 “
27. Volume Media Biofilter : 0,81 m3
Tipe Media : Bioball, media plastik sarang tawon.
Bahan : Fiberglass (FRP)
Kontruksi : Gambar
Untuk Proses Aerobik :
Blower : Hiblow 60 (60 liter/menit)
Pompa Sirkulasi : 25 watt
Sumber: Lampiran II Peraturan Gubernur Propinsi DKI Nomor 122 tahun 2005
Ket: Lebar Bak 100 cm
Sumber: Lampiran II Peraturan Gubernur Propinsi DKI Nomor 122 tahun 2005
Gambar 2. 13
Kontruksi Biofilter Anaerobik - Aerob 10 Orang
Tabel II. 17
Biofilter Anaerobik - Aerob 24 Orang
Spesifikasi Alat
Jumlah Orang : 24 orang
Debit perkapita : 250 liter
Debit Air Limbah : 6000 liter per hari
Beban BOD : 1,50 kg BOD per hari
BOD Inlet : 250 mg/l
BOD Outlet : 25 mg/l
Efisiensi Penghilangan BOD : 90 %
Dimensi :
Panjang Efektif : 320 cm
Lebar Efektif : 100 cm
Kedalaman Efektif : 200 cm
Tinggi Ruang Bebas : 20 - 30 cm
28. Volume Efektif : 6,4 m3
:
Waktu Tinggal rata- rata : 25,6 hari
Diameter Inlet/Outlet : 4 “
Volume Media Biofilter : 2,7 m3
Tipe Media : Media plastik sarang tawon.
Bahan : Fiberglass (FRP)
Kontruksi : Gambar
Untuk Proses Aerobik :
Blower : Hiblow 60 (60 liter/menit)
Pompa Sirkulasi : 25 watt
Sumber: Lampiran II Peraturan Gubernur Propinsi DKI Nomor 122 tahun 2005
Ket: Lebar Bak 100 cm
Sumber: Lampiran II Peraturan Gubernur Propinsi DKI Nomor 122 tahun 2005
Gambar 2. 14
Kontruksi Biofilter Anaerobik - Aerob 24 Orang
Tabel II. 18
Kombinasi Biofilter Anaerobik - Aerob 34 Orang
Spesifikasi Alat :
Jumlah Orang : 34 orang
Debit perkapita : 250 liter
Debit Air Limbah : 8500 liter/hari
Beban BOD : 2,125 kg BOD per hari
BOD Inlet : 250 mg/1
BOD Outlet : 25 mg/1
Efesiensi Penghilangan BOD : 90 %
Terdiri dari dua buah bak : Bak Pengurai
Awal dan Biofilter Anaerob-aerob
Dimensi Bak Pengurai Awal :
Dimensi Biofilter Anaerob-aerob :
Panjang Efektif : 3,2 cm
Lebar Efektif : 100 cm
Kedalaman Efektif : 200 cm
Tinggi Ruang Beban : 30 cm
Total Volume Efektif : 8,4 m3
Waktu Tinggal Rata-rata : 25,6 Jam
Diameter Inlet/Outlet : 4”
Volume Media Biofilter : 2,7 m3
Tipe media : Media plastik sarang tawon.
Blower :
29. Panjang Efektif : 100 cm
Lebar Efektif : 100 cm
Kedalaman Efektif : 200 cm
Tinggi Ruang Beban : 30 cm
Kapasitas : 60 lt/menit
Daya Listrik : 60 watt
Bahan Reaktor : Fiberglass (FRP)
Sumber: Lampiran II Peraturan Gubernur Propinsi DKI Nomor 122 tahun 2005
Ket: Lebar Bak 100 cm
Sumber: Lampiran II Peraturan Gubernur Propinsi DKI Nomor 122 tahun 2005
Gambar 2. 15
Kombinasi Biofilter Anaerobik - Aerob 34 Orang
Tabel II. 19
Kombinasi Biofilter Anaerobik - Aerob 56 Orang
Spesifikasi Alat :
Jumlah Orang : 56 orang
Debit perkapita : 250 liter
Debit Air Limbah : 14.00 liter/hari
Beban BOD : 3,50 kg BOD per hari
BOD Inlet : 250 mg/1
BOD Outlet : 25 mg/1
Efesiensi Penghilangan BOD : 90 %
Terdiri dari dua buah bak : Bak Pengurai
Awal dan Biofilter Anaerob-aerob
Dimensi Bak Pengurai Awal :
Panjang Efektif : 150 cm
Lebar Efektif : 150 cm
Kedalaman Efektif : 200 cm
Tinggi Ruang Beban : 30 cm
Dimensi Biofilter Anaerob-aerob :
Panjang Efektif : 3,2 cm
Lebar Efektif : 150 cm
Kedalaman Efektif : 200 cm
Tinggi Ruang Beban : 30 cm
Total Volume Efektif : 14,1 m3
Waktu Tinggal Rata-rata : 24 Jam
Diameter Inlet/Outlet : 4”
Volume Media Biofilter : 4,05 m3
Tipe media : Media plastik sarang tawon.
Blower :
Kapasitas : 120 lt/menit
Daya Listrik : 120 watt
Bahan Reaktor : Fiberglass (FRP)
Sumber: Lampiran II Peraturan Gubernur Propinsi DKI Nomor 122 tahun 2005
30. Ket: Lebar Bak 150 cm
Sumber: Lampiran II Peraturan Gubernur Propinsi DKI Nomor 122 tahun 2005
Gambar 2. 16
Kombinasi Biofilter Anaerobik - Aerob 56 Orang
Tabel II. 20
Proses Modifikasi Lumpur Aktif (Sistem Sast) Kapasitas 15 – 20
Jenis Air Limbah Yang Diolah : Air Limbah Domestik
Jumlah Orang : 15 – 20
Jumlah Tangki : 1
Volume Bak Pemisah (Separation Tank) – m3
: 1,63
Volume Tangki Aerasi (Aeration Tank) – m3
: 0,87
Volume Ruang Disinfeksi – m3
: 0,02
Tinggi Tangki (H) – m : 1,53
Lebat Tangki (W) – m : 1,54
Panjang Tangki (L) – m : 2,17
Diameter Tangki (D) – m : -
Diameter Pipa Inlet / Outlet – mm : 100
Level Pipa Inlet (A) – m : 0,26
Level Pipa Outlet (B) – m : 0,38
Tipe Pompa Udara (Air PumP) – atau yang setara : LA 2 BB
Power Blower – watt : 48
Luas Tanah Yang dibutuhkan (hanya untuk Tangki) : 2,4 m x 1,8 m
Pengurasan Lumpur : Satu tahun sekali
Kontruksi
Sumber: Lampiran II Peraturan Gubernur Propinsi DKI Nomor 122 tahun 2005
31. Sumber: Lampiran II Peraturan Gubernur Propinsi DKI Nomor 122 tahun 2005
Gambar 2. 17
Proses Modifikasi Lumpur Aktif (Sistem Sast) Kapasitas 15 – 20
Tabel II. 21
Proses Modifikasi Lumpur Aktif (Sistem Sast) Kapasitas 20 – 40
Jenis Air Limbah Yang Diolah : Air Limbah Domestik
Jumlah Orang : 20 - 40
Jumlah Tangki : 2
Volume Bak Pemisah (Separation Tank) – m3
: 3,306
Volume Tangki Aerasi (Aeration Tank) – m3
: 1,91
Volume Ruang Disinfeksi – m3
: 0,04
Tinggi Tangki (H) – m : 1,80
Lebat Tangki (W) – m : 1,67
Panjang Tangki (L) – m : 1,78
Diameter Tangki (D) – m : 1,96
Diameter Pipa Inlet / Outlet – mm : 100
Level Pipa Inlet (A) – m : 0,25
Level Pipa Outlet (B) – m : 0,46
Tipe Pompa Udara (Air PumP) – atau yang setara : LA 60
Power Blower – watt : 85
Luas Tanah Yang dibutuhkan (hanya untuk Tangki) : 4,2 m x 2,2 m
Pengurasan Lumpur : satu tahun sekali
Kontruksi
Sumber: Lampiran II Peraturan Gubernur Propinsi DKI Nomor 122 tahun 2005
32. Sumber: Lampiran II Peraturan Gubernur Propinsi DKI Nomor 122 tahun 2005
Gambar 2. 18
Proses Modifikasi Lumpur Aktif (Sistem Sast) Kapasitas 20 – 40
Tabel II. 22
Proses Modifikasi Lumpur Aktif (Sistem Sast) Kapasitas 50 – 80
Jenis Air Limbah Yang Diolah : Air Limbah Domestik
Jumlah Orang : 50 – 80
Jumlah Tangki : 2
Volume Bak Pemisah (Separation Tank) – m3
: 6,43
Volume Tangki Aerasi (Aeration Tank) – m3
: 4,81
Volume Ruang Disinfeksi – m3
: 0,07
Tinggi Tangki (H) – m : 2,62
Lebat Tangki (W) – m : -
Panjang Tangki (L) – m : -
Diameter Tangki (D) – m : 2,24
Diameter Pipa Inlet / Outlet – mm : 150
Level Pipa Inlet (A) – m : 0,40
Level Pipa Outlet (B) – m : 0,55
Tipe Pompa Udara (Air PumP) – atau yang setara : LA 120
Power Blower – watt : 130
Luas Tanah Yang dibutuhkan (hanya untuk Tangki) : 5,0 m x 2,5 m
Pengurasan Lumpur : Satu tahun sekali
Kontruksi
Sumber: Lampiran II Peraturan Gubernur Propinsi DKI Nomor 122 tahun 2005
33. Sumber: Lampiran II Peraturan Gubernur Propinsi DKI Nomor 122 tahun 2005
Gambar 2. 19
Proses Modifikasi Lumpur Aktif (Sistem Sast) Kapasitas 50 – 80
Tabel II. 23
Kriteria Perencanaan IPAL Domestik Individual
KRITERIA PERENCANAAN
PARAMETER : NILAI
Debit Air Limbah per kapita : 250 liter/org.hari
BOD Inlet : 250 mg/l
BOD Outlet : 50 mg/l
Efisiensi Penurunan BOD : 80 %
Waktu tinggal air limbah di : 1) 1-3 hari Untuk Proses Anaerobik
dalam reaktor 2) Minimal 1 hari untuk proses Aerobik atau kombinasi
Anaerbik-Aerobik.
Jenis air limbah yang diolah : Toilet, kamar mandi, air bekas cuci, dapur, westafel, dll.
Proses Anaerobik : Hanya menurunkan polutan organik (BOD, COD) dan
padatan Tersuspensi (SS), Efluen BOD ≤ 60 mg/l.
Proses Aerobik atau : menurunkan polutan organik (BOD, COD) dan Padatan
Kombinasi Proses Anaerobik- Tersuspensi (SS), amoniak, sulfida, deterjen dll. Efluen
Aerobik ≤ 30 mg/l
Kendala : Sistem ini memerlukan luas area tertentu sehingga tidak
sesuai untuk kawasan dengan kepadatan penduduk
tinggi.
Sumber: Lampiran II Peraturan Gubernur Propinsi DKI Nomor 122 tahun 2005