Dokumen tersebut membahas tentang penyediaan air bersih, meliputi sumber air, kualitas air, pengolahan air sederhana, dan sistem distribusi. Dibahas pula proses hidrologi, kebutuhan aira, dan skema penyediaan air dari berbagai sumber seperti mata air, sungai, air tanah, dan air hujan.
1. OLEH :
TJOKRO HADI, S.ST., M.T.
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
PENYEDIAAN AIR BERSIH
2. DAFTAR ISI
BAB I AIR
BAB II HIDROLOGI
BAB III SUMBER AIR
BAB IV KEBUTUHAN AIR
BAB V KUALITAS AIR
BAB VI PENGOLAHAN AIR SEDERHANA
BAB VII SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI
4. Tujuan Instruksi Khusus
Pada akhir kuliah mahasiswa mampu :
a. Menyebutkan latar belakang penyediaan Air
Bersih
b. Menyebutkan jumlah Air di Bumi
c. Menjelaskan peranan Penyediaan air bersih
d. Menyebutkan Manfaat dan dampak akibat Air
5. Latar Belakang
Penyediaan Air Bersih sangat dibutuhkan didalam
sebuah gedung dan daerah permukiman yang luas,
sehingga timbul beberapa masalah diantaranya :
Pertambahan Penduduk di suatu daerah
Ketersediaan sumber air yang ada
Kualitas air
Oleh karena itu perlu dipelajari mengenai sumber
air, bagaimana membuat air menjadi bersih dan
bagaimana sistem distribusi dari sumber air ke
konsumen.
6. Air di Bumi
Air yang ada di alam diperkirakan ± 97,2% air laut dan 0,62 % air
tawar, sedangkan volume air di bumi diperkirakan berjumlah ( 1,3 –
1,4 ) 10 9 Km ³ yang dapat dilihat pada tabel berikut :
No Lokasi Volume ( 10 9 Km 3 ) % Jumlah
1 Danau Air Tawar 125,00 0,0090
2 Sungai 1.25 0,0001
3 Kelembaban Tanah 65,00 0,0050
4 Air Tanah 8.250,00 0,6080
5 Danau Air asin dan Laut Pedalaman 105,00 0,008
6 Kelembaban Udara 13,00 0,001
7 Kutub Bumi dan Salju 19.200,00 2,150
8 Laut dan Lautan 1.320,00,00 97,202
Jumlah +1,358,000.00 100
9. Penyediaan Air
a. Konsumtif / Domestik
b. Non Kosumtif / non Domestik
c. Pengendalian
d. Manfaat Penyediaan Air
10. Penyediaan Air Secara Konsumtif
Keperluan penduduk : minum, memasak, cuci dan
mandi
Keperluan pertanian : mengairi sawah dan
perkebunan
Keperluan industri : tekstil, baja, makanan, dsb
Keperluan Laboratorium : berkaitan dengan bahan-
bahan kimia yang dipakai
11. Penyediaan Air Secara Non
Konsumtif
Keperluan :
PLTA,
Navigasi,
Rekreasi,
Perikanan,
Suaka Alam
Pendingin Mesin
12. Pengendalian Air
Pengendalian banjir dengan mengarahkan aliran air
menjauhi daerah genangan (pembuatan sudetan)
Penggelontoran kota, mengalirkan air ke dalam
saluran untuk menghanyutkan sampah- sampah
Air untuk pemadam kebakaran, pada kantor, rumah
sakit, sekolah, hotel
13. Manfaat Penyediaan Air
Pemakaian air harus memenuhi syarat-syarat
kwalitas air yaitu fisik, kimia, bakteriologis dan
radiologis sehingga layak digunakan konsumen
Pemakaian air kuantitasnya perlu dilakukan
penghematan dengan jalan membatasi pemakaian
air pada keperluan masyarakat, karena dengan
jumlah air bersih yang terbatas, makin banyak
konsumen yang terlayani
14. Dampak Lingkungan
Dampak Lingkungan :
Adanya Penyediaan air bersih berarti merubah
sistem ekologi yang telah ada menjadi sistem
ekologi baru yang menimbulkan dampak
lingkungan positif maupun negatif.
15. BAB II
HIDROLOGI
Proses pergerakan air yang berlangsung terus
menerus di bumi yang berkaitan dengan :
Siklus Hidrologi
Iklim
Curah Hujan
16. Tujuan Instruksi Khusus
Pada akhir kuliah mahasiswa mampu :
a. Menyebutkan proses pergerakan air
b. Menyebutkan terjadinya aliran di bumi
c. Menyebutkan berbagai unsur pada iklim
d. Menyebutkan macam-macam curah hujan
18. Penjelasan Siklus Hidrologi
Aliran Permukaan (AP) / Surface Flow (SF) :
sebagian dari air hujan yang jatuh di permukaan
tanah langsung mengalir ke permukaan yang lebih
rendah (sungai, danau, laut).
Infiltrasi (I) : sebagian dari air hujan yang jatuh
masuk ke dalam tanah melalui pori-pori dan
menambah kelembaban tanah.
Presipitasi (P) : segala bentuk air yang jatuh dari
atmosfir ke permukaan bumi, berupa hujan, salju,
19. butiran es, embun dan kabut. Hujan adalah bagian
terbesar dari presipitasi, terutama bagi daerah
tropis ini. Presipitasi dapat diartikan dengan
hujan.
Perkolasi (PK) : kelanjutan dari presipitasi
dengan peresapan yang lebih dalam lagi, sehingga
menambah cadangan air tanah.
Evaporasi (E) : penguapan air yang terjadi di
setiap saat disemua permukaan bumi : sungai,
danau, tanah, laut.
Evapotranspirasi : penguapan air yang
disebabkan oleh tumbuh-tumbuhan.
20. Kondensasi : proses pendinginan dari awan dan
akhirnya jatuh ke bumi sebagai hujan, salju dan
lain-lain.
Sub Surface Flow (SSF) : air yang masuk ke
dalam daerah tak jenuh air yang mengalir
kemudian muncul sebagai mata air dan akhirnya
melalui sungai mengalir ke laut.
21. Iklim
Iklim suatu daerah dipengaruhi dari berbagai
unsur seperti temperatur, presipitasi, kelembaban,
angin, penyinaran matahari dan tekanan udara.
Bulan April – Oktober dipengaruhi angin pasat
Tenggara yang kering menyebabkan Musim
Kemarau. Bulan Oktober – April terjadi angin
pasat Timur Laut mengandung uap air
menyebabkan Musim Hujan Indonesia.
22. Curah Hujan
Skope perencanaan penyediaan air bersih dan
pembuangan air kotor harus memperhatikan :
Distribusi curah hujan
Intensitas curah hujan
23. Distribusi curah hujan
Pencatatan data curah hujan dalam bentuk :
curah hujan jam-jaman, harian, bulanan dan
tahunan. Curah hujan tahunan dan bulanan
dipergunakan untuk perencanaan fasilitas
penyediaan air, sedangkan curah hujan harian
dan jam-jaman untuk perencanaan fasilitas
pembuangan air.
Intensitas curah hujan
Curah hujan dalam jangka waktu yang pendek
dinyatakan dalam mm/jam.
24. Air Hujan
Air Permukaan
Air Tanah
Penangkapan Air
25. Tujuan Instruksional Khusus
a. Mengolah air hujan menjadi air minum
b. Menyebutkan asal mulanya air permukaan
c. Menggunakan air tanah untuk kebutuhan
konsumen
d. Merencanakan bangunan Penangkap air.
26. Air Hujan
Air hujan pada umumnya banyak dibutuhkan pada
daerah daerah yang sangat memerlukan akan
sumber air.
Sesuai dengan sifat fisik air hujan yang sangat
kekurangan mineral, maka pembubuhan akan bahan
mineral ke dalam air hujan sangat diperlukan seperti
kapur, garam yodida, dan zat flour.
27. Air Permukaan
Air permukaan adalah sumber air yang paling
banyak dan mudah diperoleh dan dipakai dalam
penyediaan air bersih secara besar-besaran, yang
harus diperhatikan dalam hal ini adalah :
Debit/Volume air yang tersedia
Tata cara perawatan air
Keadaan daerah, temperatur, tofografi, sifat
permukaan tanah dan corak daerah pengaliran
28. Air Tanah
Air tanah mepunyai berbagai keuntungan antara lain :
Tidak memerlukan perawatan dan pengolahan
Kualitas tergantung dari susunan geologi
Temperatur sepanjang tahun sama
30. Daerah Penangkapan Air
Daerah di sebelah atas mata air
Radius yang dilindungi minimal 50 m dan di diberi
pagar
Daerah radius tidak boleh ada bangunan,
menggembala ternak, tanaman penghisap air,
membuat kolam atau tempat buangan sampah
Di luar radius 100 - 200 m tidak boleh ada depo
minyak, bengkel dan pabrik, karena limbahnya
akan mencemari mata air
31. Bangunan Penangkapan Air
Bangunan dibuat sederhana dan praktis,
menyesuaikan bentuk topografi, pondasi dan jenis
mata air
Sumber mata air jangan sampai tertutup, terganggu,
terkena pencemaran dan peledakan
Pada saat pelaksanaan konstruksi bangunan aliran
dari mata air dijaga tetap bebas
36. Tujuan Instruksional Khusus
Pada akhir kuliah mahasiswa mampu :
a. Merencanakan kebutuhan air
b. Menyebutkan sumber-sumber air
c. Merencanakan disain tata letak
37. Surve lapangan
Surve lapangan dilakukan untuk mendapatkan
suatu perencanaan dan pelaksanaan Penyediaan
Air Bersih yang mantap. Tahapan surve lapangan
ada dua yaitu :
Tahap perencanaan
Tahap Pelaksanaan
38. Tahap Perencanaan
Tahap Persiapan
Mempelajari laporan-laporan terdahulu
Mengumpulkan peta-peta : peta topografi skala 1 :
25.000, peta geologi, peta tata guna tanah, foto
udara, peta debit sungai
Mengumpulkan data iklim : curah hujan,
kelembaban, tekanan udara, temperatur, penguapan
dan penyinaran matahari
39. Tahap Pekerjaan Lapangan
Menentukan jenis sumber air : mata air, sungai,
danau dan air tanah.
Mengukur debit sumber air secara periodik.
Mengeplot lokasi-lokasi penting pada peta-peta
yang disiapkan dengan memakai kompas.
Mengumpulkan data kependudukan : jumlah,
penyebaran, pertambahan, golongan umur, jenis
kelamin dan golongan pekerjaan.
40. Mengumpulkan data-data bangunan prasarana :
jalan, sekolah, pasar, rumah sakit, peribadatan, hotel,
perumahan dan lain-lain pada kondisi sekarang dan
rencana pengembangan.
Mengumpulkan data-data administrasi : batas-batas
desa, kecamatan, daerah proyek, organisasi-
organisasi pemerintahan setempat yang
berhubungan dengan proyek PAB, status tanah dan
peraturan-peraturan daerah.
Mengumpulkan data-data perekonomian : produksi,
penghasilan penduduk, potensi pertanian,
perkebunan, pemasaran harga bahan pokok dan
trasportasi
41. Melakukan test kwalitas air secara biologis dan kimia
(langsung di lapangan atau pengambilan contoh air
untuk di test di laboratorium) secara periodik.
Menentukan sumber tenaga listrik.
Mengumpulkan data-data bahan bangunan dan
harganya di daerah setempat.
Melakukan pengukuran dan pemetaan detail.
Memprediksi hambatan-hambatan yang mungkin
terjadi : penbebasan tanah, bahaya banjir, tenaga
kerja dan sebagainya.
Mengumpulkan data-data segala permasalahan
proyek sejenis di lokasi proyek.
42. Tahap Pelaksanaan
Pembuatan piket-piket / patok-patok pelaksanaan.
Pengecekan tingkat kesiapan daerah : pembebasan
tanah, pembuatan jalan masuk dan sebagainya.
Pengecekan harga bangunan, apakah dana sesuai.
Penjadwalan kembali karena keterlambatan dan
hambatan di luar dugaan.
Memberikan penjelasan kepada calon pelaksana
sehubungan dengan spesifikasi teknis dan metode
konstruksi.
43. Disain Tata Letak Umum
Dalam perencanaan tata letak perlu dipertimbangkan
aspek-aspek : teknik, ekonomi, pemeliharaan dan
biaya operasional
Untuk memilih suatu tata letak yang optimal
diperlukan keahlian dari teknisi perencana.
Sistem Penyediaan Air
Mata air
Sungai / Air Permukaan
Air Tanah
Air Hujan
48. Tata Letak Sementara
Setelah sistem penyediaan air yang akan diambil
diputuskan, perencana harus memikirkan tahapan-
tahapan perencanaan selanjutnya, bagian-bagian mana
yang harus dikerjakan lebih dahulu dan harus
mempertimbangkan biaya pelaksanaan proyek, biaya
operasional, perkiraan pertambahan penduduk, situasi
finansial, sarana perluasan, masa pakai dari setiap
elemen / bagian konstruksi dan tahap rencana.
49. Masa Pakai
Setiap elemen-elemen konstruksi pengadaan air akan
bekerja dengan baik selama waktu tertentu yang disebut
masa pakai/umur manfaat, seperti berikut :
Bangunan penyadap (sungai/mata air): 30-50 tahun
Tangki dan bangunan penjernih dari beton : >50 thn
Instalasi : 10-20 tahun
Pipa-pipa bawah tanah : >50 tahun
Pompa mesin : 10-20 tahun
50. Tahap Rencana
Tahap 0 : Keadaan sekarang, jumlah penduduk yang
sekarang dijadikan dasar untuk menaksir perkembangan
lebih lanjut.
Tahap I : Saat dimana penduduk telah bertambah 2x lipat
dari penduduk sekarang. Ini berarti sama dengan
pertambahan penduduk 3% dalam satu tahun selama 24
tahun. Rencana pengembangan industri, pasar, peternakan,
jalan, sekolah, rumah sakit harus diperhitungkan. Di daerah
pedesaan biasanya Tahap 1 diambil 20-25 tahun, sedangkan
dipusat perkembangan desa-desa umpama ibukota
kecamatan, Tahap 1 diambil 15 tahun.
Tahap II : Saat dimana penduduk telah bertambah 4x lipat
dari penduduk Tahap 0. Masa ini diambil setelah 30-50
tahun.
51. Contoh-contoh
Tahap Rencana Tata Letak
1. Dari suatu proyek penyediaan air diperoleh data
sebagai berikut:
Sumber mata air berada di atas desa
Penduduk sekarang 2000 orang
Konsumsi air diperkirakan
Tahap 0 = 2000 orang @ 30 l/hari = 0,7 l/dt
Tahap I = 4000 orang @ 60 l/hari = 2,8 l/dt
Tahap II = 8000 orang @ 80 l/hari = 7,4 l/dt
Debit mata air 800 m3/hari pada akhir musim
kemarau, jadi cukup untuk memenuhi seluruh
kebutuhan Tahap II.
53. 2. Dari suatu proyek penyediaan air diperoleh data
sebagai berikut:
Sumber air dari sungai terletak lebih rendah dari
sebuah desa.
Jumlah penduduk sekarang 1400 orang
Kebutuhan air diperkirakan :
Tahap 0 = 1400 orang @ 25 l/hari = 35 m3/hari (0,4
l/dt)
Tahap I = 2800 orang @ 40 l/hari = 112 m3/hari (1,3
l/dt)
Tahap II = 3600 orang @ 50 l/hari = 280 m3/hari (3,2
l/dt)
Debit sungai terkecil dimusim kemarau 15 l/dt. Jadi
debit sungai dapat mencukupi kebutuhan tahap II.
55. PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
BERSIH DAPAT DITENTUKAN
DENGAN MEMPERHATIKAN
PERTUMBUHAN PENDUDUK
UNTUK DIPROYEKSIKAN
TERHADAP KEBUTUHAN AIR
BERSIH SAMPAI DENGAN WAKTU
DARI PROYEKSI YANG
DIKEHENDAKI. ADAPUN YANG
BERKAITAN DENGAN PROYEKSI
KEBUTUHAN TERSEBUT ADALAH
:
Proyeksi Kebutuhan Air Bersih
Data
n
Pertumbuha
Angka
(%)
56. Proyeksi Jumlah Penduduk
Ada beberapa metode yang digunakan untuk memproyeksikan
jumlah penduduk antara lain yaitu:
Metode Geometrical Increase
Pn = Po + (1 + r)n
dimana :
Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke-n
Po = Jumlah penduduk pada awal tahun
r = Prosentase pertumbuhan geometrical penduduk tiap
tahun
n = Periode waktu yang ditinjau
Metode Arithmetical Increase
Pn = Po + n.r
r =
dimana :
Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke-n
Po = Jumlah penduduk pada awal tahun proyeksi
r = Angka pertumbuhan penduduk tiap tahun
n = Periode waktu yang ditinjau
t = Banyak tahun sebelum tahun analisis
t
Pt
Po
57. BAB V
KUALITAS AIR
Syarat Fisis
Syarat Chemis
Syarat biologis
Syarat Radiologis
Standar Kualitas Air Minum
Unti Keperluan Air
58. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )
a. Menyebutkan macam-macam air
b. Menyebutkan Syarat-syarat air
c. Memprediksi kebutuhan air rata - rata
59. Perjalanan air dari udara ke tanah sebagai
contoh air hujan akan menyerap gas-gas O2 CO2
N2 dan gas-gas lain, setelah jatuh di tanah akan
bercampur dengan bahan anorganik maupun
organik bacteria, microbiologi dan lain-lain.
Ketentuan-ketentuan yang erat hubunganya
dengan penyediaan air bersih yaitu :
a.Syarat fisik : bau, warna, rasa
b.Syarat kimia : kandungan bahan kimia harus
tidak berbahay bagi manusia
c. Syarat Bacteriologi : Bakteri yang berbahaya
harus hilang
d.Syarat radiologis : sinar α, β, dan δ harus tidak
ada
60. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI
NOMOR : 907/MENKES/SK/VII/2002
TANGGAL : 29 JULI 2002
PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM
1. Kimiawi
Bahan kimia yang memiliki pengaruh langsung pada kesehatan
A. Bahan Anorganik
Parameter Satuan
Kadar Maksimum
Yang Diperbolehkan
Keterangan
Antimon
Air Raksa
Arsen
Barium
Boron
Kadmium
Kromium ( Valensi 6 )
Tembaga
Sianida
Fluorida
Timbal
Molydenum
Nikel
Nitrat ( Sebagai NO3 )
Nitrit ( Sebagai NO2 )
Selenium
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
0,005
0,001
0,01
0,7
0,3
0,003
0,05
2
0,07
1,5
0,01
0,07
0,02
50
3
0,01
63. Bahan kimia yang kemungkinan dapat menimbulkan keluhan pada konsumen
A. Bahan Anorganik
Parameter Satuan
Kadar Maksimum yang
Diperbolehkan
Keterangan
Amonia
Alumunium
Tembaga
Kesadahan
Hidrogen Sulfida
Mangan
Sodium
Sulfat
Totol zat padat terlarut
Seng
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
1,5
0,2
1
500
0,05
0,1
200
250
1000
3
2. Fisik
Parameter Satuan
Kadar yang
Diperbolehkan
Keterangan
Parameter Fisik
Warna
Rasa dan Bau
Temperatur
Kekeruhan
TCU
-
ºC
NTU
15
-
Suhu udara ±3ºC
5
Tidak berbau dan
berasa
BAKTERIOLOGIS
Parameter Satuan
Kadar Maksimum
Yang Diperbolehkan
Keterangan
a. Air Minum
E. Coli atau Fecal Coli
b. Air yang masuk sistem
distribusi
E. Coli atau Fecal Coli
Total Bakteri Coliform
c. Air pada sistem distribusi
E. Coli atau Fecal Coli
Total Bakteri Coliform
Jml / 100 ml
Jml / 100 ml
Jml / 100 ml
Jml / 100 ml
Jml /100 ml
0
0
0
0
0
65. Tujuan Instruksional Khusus
Pada akhir kuliah mahasiswa mampu :
a. Melaksanakan Proses Koagulasi
b. Melaksanakan Proses Pengendapan
dengan sistem sedimentasi
c. Menerangkan proses saringan pasir
lambat
66. Bagan Alur Proses Penjernihan Air
Sederhana
Proses pengolahan air pada dasarnya banyak sekali
ragamnya, tergantung kandungan yang ada didalam air itu
sendiri
Keterangan :
1. Air baku
2. Pengendapan awal
3. Koagulasi : Fe2(SO4)3, FeCl3; FeSO4 Coperas; Al2(SO4)3
15-18 H2O
4. Sedimentasi
5. Saringan pasir lambat
6. Penampungan air
1 2 3 4 5 6
67. Proses Penjernihan Air Sederhana
Air Baku
Adalah sumber air : sungai, air tanah, danau air tawar
● Pengendapan Awal
Proses penangkapan lumpur dari air baku di dalam bak
pengendapan
Koagulasi
Proses penjernihan air dengan memberikan bahan kimia
tertentu yang disebut Coagulant
Sedimentasi
Proses pemisahan air bersih dengan lumpur (flok-flok) di
dalam bak pengendapan
Saringan Pasir Lambat (pasir quars/kuarsa)
Proses pemisahan air bersih dengan sisa flok yang tidak
sempat diendapkan didalam bak pengendapan dengan
saringan pasir
● Penampungan Air
73. IPA KALIGARANG I :
DIBANGUN TAHUN 1965.
KAPASITAS DESIGN 500 L/DET
SUMBER AIR BAKU DARI SUNGAI
KALIGARANG
KONSTRUKSI BANGUNAN BETON
SISTIM PENGOLAHAN LENGKAP
SUMBER DANA PDAM
IPA KALIGARANG II :
DIBANGUN TAHUN 1982.
KAPASITAS DESIGN 80 L/DET
SUMBER AIR BAKU DARI SUNGAI
KALIGARANG
KONSTRUKSI BANGUNAN BAJA
SISTIM PENGOLAHAN LENGKAP
SUMBER DANA PEMERINTAH
PUSAT
74. IPA KALIGARANG III:
DIBANGUN TAHUN 1995.
KAPASITAS DESIGN 250 L/DET
SUMBER AIR BAKU DARI SUNGAI
KALIGARANG
KONSTRUKSI BANGUNAN BETON
SISTIM PENGOLAHAN LENGKAP
SUMBER DANA PDAM
IPA KALIGARANG IV :
DIBANGUN TAHUN 1995.
KAPASITAS DESIGN 300 L/DET
SUMBER AIR BAKU DARI SUNGAI
KALIGARANG
KONSTRUKSI BANGUNAN BAJA
SISTIM PENGOLAHAN LENGKAP
SUMBER DANA PEMERINTAH
PUSAT
75. IPA PUCANG GADING :
DIBANGUN TAHUN 1995.
KAPASITAS DESIGN 50 L/DET
SUMBER AIR BAKU DARI
KALIBABON
KONSTRUKSI BANGUNAN BAJA
SISTIM PENGOLAHAN LENGKAP
SUMBER DANA PEMERINTAH
PUSAT
IPA KUDU :
DIBANGUN TAHUN 2001.
KAPASITAS DESIGN 1.250 L/DET
SUMBER AIR BAKU DARI
BENDUNG KLAMBU
KONSTRUKSI BANGUNAN BETON
SISTIM PENGOLAHAN LENGKAP
SUMBER DANA IBRD MELALUI
P3KT-SUDP
77. Tujuan Instruksional Khusus
Pada akhir kuliah mahasiswa mampu :
a. Merencanakan sistem transmisi
b. Merencanakan sistem distribusi
78. Sistem transmisi
Sistem transmisi merupakan pendistribusian air
yang berasal dari sumber air (air baku) sampai
penampungan air (reservoir), di dalam sistem ini
tidak boleh ada penyadapan air.
Sistem Distribusi
Sistem distribusi merupakan pendistribusian air
dari reservoir ke konsumen dengan sistem
jaringan perpipaan, di dalam sistem ini ada
penyadapan air untuk konsumen.
82. Sistem Cabang ( Branch )
Sistem Loop
Sistem Campuran / gabungan
Sistem Jaringan
Pipa Air
83. Pipa - Pipa
Tiga syarat pipa yaitu :
● Harus mampu mengalirkan debit air yang
diperlukan
● Dapat menahan gaya-gaya dalam dan luar
● Cukup tahan lama
84. Kategori Pipa Berdasarkan Pemakaian
ᴓ Pipa pembawa : untuk mengalirkan air dari
sumber air ke tempat tertentu di daerah pemakaian :
pipa pembawa utama/induk, jaringan, pipa pada
instalasi pompa “pipa gravitasi”
ᴓ Pipa cabang : pipa pembawa sekunder dari pipa
utama/induk ke rumah-rumah
ᴓ Pipa plumbing : jaringan pipa yang terdapat di
dalam rumah
85. Pemakaian Pipa
No
.
Jenis Pipa
Pemakaian Pipa
Induk Distrib
usi
Plumbi
ng
1 Besi tuang x x
2 Asbes semen x x
3 Pipa yang digalvanisir x*) x x
4 Pipa baja “bitumen
coated”
x
5 Pipa beton x
6 Pipa plastik (PVC & PE) x x x
7 Pipa tembaga x
x : dipakai
*) : untuk keperluan khusus
86. Pemilihan Jenis Pipa
Ukuran standar yang tersedia di pasaran
Karakteristik jenis pipa (pengaruh kualitas air, daya
tahan terhadap tekanan, umur pakai)
Faktor-faktor ekonomis
Teknik pemasangan (termasuk pengangkutan)
91. Klep / Valves
Ada tiga fungsi klep dalam jaringan pipa yaitu :
Penutup aliran
Pengatur aliran
Pengontrol tekanan
Mengingat pentingnya pemakaian klep dalam setiap
instalasi pengadaan air bersih, maka perlu diketahui
beberapa jenis klep dan pemakaiannya secara
umum.
92. Pemakaian Klep / Valves
No. Jenis Klep
Pemakaian
Penutup Pengatur
Aliran
Pengatur
Tekanan
1 Klep geser (gate valve) x
2 Plug valve x*) x 0
3 Butter fly x*) x 0
4 Klep sekrup x x 0
5 Klep Aliran searah (non
return valve)
x 0
6 Klep pengontrol (ball
valve)
x x 0
7 Klep pengatur tekanan x
x : dipakai
*) : sebagai perlengkapan khusus
0 : sebagai pengotrol tekanan
93. Perencanaan Jaringan Distribusi
Perhitungan jaringan distribusi baru dapat
dilaksanakan setelah diketahui hal-hal berikut:
Tata letak umum pengadaan air
Tata letak jaringan distribusi
Peta situasi dari seluruh sistem
Potongan memanjang rencana trase pipa-pipa
Bahan pipa yang dipilih
94. Perhitungan Hidrolis Pipa
Aliran air dalam pipa mengalami kehilangan tekanan
karena gesekan dengan dinding pipa. Kehilangan
tekanan akibat gesekan, adalah :
Berbanding langsung dengan panjang pipa
Berbanding langsung dengan kekasaran dinding
pipa
Sebanding dengan kuadrat kecepatan aliran
100. Reservoir
Head Statis
Head Loss
Daerah pelayanan
Sisa Tekan
HGL, EGL
Muka Tanah
Distribusi dengan sistem Gravitasi
HGL, EGL
Muka Tanah
Pompa
Reservoir
Head Statis
Head Loss
Derah Pelayanan
Sisa Tekan
Distribusi dengan sistem Pompa
SISTEM
DISTRIBUSI AIR
116. Contoh soal
Sumber Air Sumur Dalam / Artetis
Untuk sumur dalam/artetis dalam perhitungan penyediaan air bersih,
diperlukan data debit yang akan dialirkan, kecepatan yang diijinkan,
panjang pipa dari sumber sampai reservoir, kemudian yang akan dihitung
adalah diameter pipa, Head loss, dan daya pompa. Untuk hasil perhitungan
di Wilayah dusun Karangguli, Desa Padaan, Kecamatan Pabelan karena
penyediaan air bersihnya selain dari sumber mata air juga dari sumur
dalam/artetis adalah sebagai berikut :
Data :
Q = 1,0 lt/dt. (minimum)
L = 483 m
V = 1,5 m
Luas penampang pipa (Ah),
Diameter pipa hisap (Dh),
maka pipa hisap digunakan pipa dengan diameter 1,5 inch (37,5 mm)
luas penampang pipa (A),
dan kecepatan alirannya menjadi kehilangan tenaga pada aliran (hf)
117. Headloss mayor (hf) :
Pompa air baku (Pompa submersible)
Desain terpilih
Jumlah pompa air baku 1 unit pompa dan 1 pompa cadangan
Perhitungan
Debit pengambilan air baku (Q) = 1 l/dtk
= 86,4 m3/hari
Beda tinggi Sumber Bangunan pengumpul (Hs) = 8 m
Headloss pipa transmisi air baku (HL) = 23 m
Beda tinggi el.min. dan mak air di bak (h) = 3 m
Head pompa yang dibutuhkan = Hs + HL + h
= 8 + 23 + 3
= 34 m
karena debit air baku 86,4 m³/hari maka pompa air baku (pompa intake) yang
digunakan direncanakan berjumlah 1 unit pompa yang beroperasi dan 1 unit pompa cadangan.
Daya pompa teoritis, (w)
P= 370,6 watt = 450 watt
dari debit pompa tersebut dapat ditentukan pompa yang akan digunakan. Pompa
yang digunakan adalah pompa jenis submersible dengan kapasitas 1,0 l/dtk, dengan head 34 m.