SlideShare a Scribd company logo
1 of 118
OLEH :
TJOKRO HADI, S.ST., M.T.
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
PENYEDIAAN AIR BERSIH
DAFTAR ISI
 BAB I AIR
 BAB II HIDROLOGI
 BAB III SUMBER AIR
 BAB IV KEBUTUHAN AIR
 BAB V KUALITAS AIR
 BAB VI PENGOLAHAN AIR SEDERHANA
 BAB VII SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI
BAB I
AIR
Latar Belakang
Air di Bumi
Penyediaan Air Bersih
Dampak Lingkungan
Tujuan Instruksi Khusus
Pada akhir kuliah mahasiswa mampu :
a. Menyebutkan latar belakang penyediaan Air
Bersih
b. Menyebutkan jumlah Air di Bumi
c. Menjelaskan peranan Penyediaan air bersih
d. Menyebutkan Manfaat dan dampak akibat Air
Latar Belakang
Penyediaan Air Bersih sangat dibutuhkan didalam
sebuah gedung dan daerah permukiman yang luas,
sehingga timbul beberapa masalah diantaranya :
 Pertambahan Penduduk di suatu daerah
 Ketersediaan sumber air yang ada
 Kualitas air
Oleh karena itu perlu dipelajari mengenai sumber
air, bagaimana membuat air menjadi bersih dan
bagaimana sistem distribusi dari sumber air ke
konsumen.
Air di Bumi
Air yang ada di alam diperkirakan ± 97,2% air laut dan 0,62 % air
tawar, sedangkan volume air di bumi diperkirakan berjumlah ( 1,3 –
1,4 ) 10 9 Km ³ yang dapat dilihat pada tabel berikut :
No Lokasi Volume ( 10 9 Km 3 ) % Jumlah
1 Danau Air Tawar 125,00 0,0090
2 Sungai 1.25 0,0001
3 Kelembaban Tanah 65,00 0,0050
4 Air Tanah 8.250,00 0,6080
5 Danau Air asin dan Laut Pedalaman 105,00 0,008
6 Kelembaban Udara 13,00 0,001
7 Kutub Bumi dan Salju 19.200,00 2,150
8 Laut dan Lautan 1.320,00,00 97,202
Jumlah +1,358,000.00 100
Ilustrasi Penyediaan Air Bersih
Pengangkatan Sumber Air
Penyediaan Air
a. Konsumtif / Domestik
b. Non Kosumtif / non Domestik
c. Pengendalian
d. Manfaat Penyediaan Air
Penyediaan Air Secara Konsumtif
 Keperluan penduduk : minum, memasak, cuci dan
mandi
 Keperluan pertanian : mengairi sawah dan
perkebunan
 Keperluan industri : tekstil, baja, makanan, dsb
 Keperluan Laboratorium : berkaitan dengan bahan-
bahan kimia yang dipakai
Penyediaan Air Secara Non
Konsumtif
Keperluan :
 PLTA,
 Navigasi,
 Rekreasi,
 Perikanan,
 Suaka Alam
 Pendingin Mesin
Pengendalian Air
 Pengendalian banjir dengan mengarahkan aliran air
menjauhi daerah genangan (pembuatan sudetan)
 Penggelontoran kota, mengalirkan air ke dalam
saluran untuk menghanyutkan sampah- sampah
 Air untuk pemadam kebakaran, pada kantor, rumah
sakit, sekolah, hotel
Manfaat Penyediaan Air
 Pemakaian air harus memenuhi syarat-syarat
kwalitas air yaitu fisik, kimia, bakteriologis dan
radiologis sehingga layak digunakan konsumen
 Pemakaian air kuantitasnya perlu dilakukan
penghematan dengan jalan membatasi pemakaian
air pada keperluan masyarakat, karena dengan
jumlah air bersih yang terbatas, makin banyak
konsumen yang terlayani
Dampak Lingkungan
Dampak Lingkungan :
Adanya Penyediaan air bersih berarti merubah
sistem ekologi yang telah ada menjadi sistem
ekologi baru yang menimbulkan dampak
lingkungan positif maupun negatif.
BAB II
HIDROLOGI
Proses pergerakan air yang berlangsung terus
menerus di bumi yang berkaitan dengan :
 Siklus Hidrologi
 Iklim
 Curah Hujan
Tujuan Instruksi Khusus
Pada akhir kuliah mahasiswa mampu :
a. Menyebutkan proses pergerakan air
b. Menyebutkan terjadinya aliran di bumi
c. Menyebutkan berbagai unsur pada iklim
d. Menyebutkan macam-macam curah hujan
Siklus Hidrologi
Proses pergerakan air yang berlangsung terus
menerus dan berulang di dalam bumi
Penjelasan Siklus Hidrologi
 Aliran Permukaan (AP) / Surface Flow (SF) :
sebagian dari air hujan yang jatuh di permukaan
tanah langsung mengalir ke permukaan yang lebih
rendah (sungai, danau, laut).
 Infiltrasi (I) : sebagian dari air hujan yang jatuh
masuk ke dalam tanah melalui pori-pori dan
menambah kelembaban tanah.
 Presipitasi (P) : segala bentuk air yang jatuh dari
atmosfir ke permukaan bumi, berupa hujan, salju,
butiran es, embun dan kabut. Hujan adalah bagian
terbesar dari presipitasi, terutama bagi daerah
tropis ini. Presipitasi dapat diartikan dengan
hujan.
 Perkolasi (PK) : kelanjutan dari presipitasi
dengan peresapan yang lebih dalam lagi, sehingga
menambah cadangan air tanah.
 Evaporasi (E) : penguapan air yang terjadi di
setiap saat disemua permukaan bumi : sungai,
danau, tanah, laut.
 Evapotranspirasi : penguapan air yang
disebabkan oleh tumbuh-tumbuhan.
 Kondensasi : proses pendinginan dari awan dan
akhirnya jatuh ke bumi sebagai hujan, salju dan
lain-lain.
 Sub Surface Flow (SSF) : air yang masuk ke
dalam daerah tak jenuh air yang mengalir
kemudian muncul sebagai mata air dan akhirnya
melalui sungai mengalir ke laut.
Iklim
Iklim suatu daerah dipengaruhi dari berbagai
unsur seperti temperatur, presipitasi, kelembaban,
angin, penyinaran matahari dan tekanan udara.
Bulan April – Oktober dipengaruhi angin pasat
Tenggara yang kering menyebabkan Musim
Kemarau. Bulan Oktober – April terjadi angin
pasat Timur Laut mengandung uap air
menyebabkan Musim Hujan Indonesia.
Curah Hujan
Skope perencanaan penyediaan air bersih dan
pembuangan air kotor harus memperhatikan :
 Distribusi curah hujan
 Intensitas curah hujan
Distribusi curah hujan
Pencatatan data curah hujan dalam bentuk :
curah hujan jam-jaman, harian, bulanan dan
tahunan. Curah hujan tahunan dan bulanan
dipergunakan untuk perencanaan fasilitas
penyediaan air, sedangkan curah hujan harian
dan jam-jaman untuk perencanaan fasilitas
pembuangan air.
Intensitas curah hujan
Curah hujan dalam jangka waktu yang pendek
dinyatakan dalam mm/jam.
 Air Hujan
 Air Permukaan
 Air Tanah
 Penangkapan Air
Tujuan Instruksional Khusus
a. Mengolah air hujan menjadi air minum
b. Menyebutkan asal mulanya air permukaan
c. Menggunakan air tanah untuk kebutuhan
konsumen
d. Merencanakan bangunan Penangkap air.
Air Hujan
Air hujan pada umumnya banyak dibutuhkan pada
daerah daerah yang sangat memerlukan akan
sumber air.
Sesuai dengan sifat fisik air hujan yang sangat
kekurangan mineral, maka pembubuhan akan bahan
mineral ke dalam air hujan sangat diperlukan seperti
kapur, garam yodida, dan zat flour.
Air Permukaan
Air permukaan adalah sumber air yang paling
banyak dan mudah diperoleh dan dipakai dalam
penyediaan air bersih secara besar-besaran, yang
harus diperhatikan dalam hal ini adalah :
 Debit/Volume air yang tersedia
 Tata cara perawatan air
 Keadaan daerah, temperatur, tofografi, sifat
permukaan tanah dan corak daerah pengaliran
Air Tanah
Air tanah mepunyai berbagai keuntungan antara lain :
 Tidak memerlukan perawatan dan pengolahan
 Kualitas tergantung dari susunan geologi
 Temperatur sepanjang tahun sama
Penangkapan Air
a. Daerah penangkapan
b. Bangunan penangkapan
Daerah Penangkapan Air
 Daerah di sebelah atas mata air
 Radius yang dilindungi minimal 50 m dan di diberi
pagar
 Daerah radius tidak boleh ada bangunan,
menggembala ternak, tanaman penghisap air,
membuat kolam atau tempat buangan sampah
 Di luar radius 100 - 200 m tidak boleh ada depo
minyak, bengkel dan pabrik, karena limbahnya
akan mencemari mata air
Bangunan Penangkapan Air
 Bangunan dibuat sederhana dan praktis,
menyesuaikan bentuk topografi, pondasi dan jenis
mata air
 Sumber mata air jangan sampai tertutup, terganggu,
terkena pencemaran dan peledakan
 Pada saat pelaksanaan konstruksi bangunan aliran
dari mata air dijaga tetap bebas
Tata Letak Bangunan Penangkapan
Air
Tata Letak Bangunan Penangkapan
Air
Bron Captering (Bangunan Penangkap Air di
Pegunungan)
BAB IV
KEBUTUHAN AIR
 Survei Lapangan
 Disain Tata Letak Umum
 Tata Letak Sementara
Tujuan Instruksional Khusus
Pada akhir kuliah mahasiswa mampu :
a. Merencanakan kebutuhan air
b. Menyebutkan sumber-sumber air
c. Merencanakan disain tata letak
Surve lapangan
Surve lapangan dilakukan untuk mendapatkan
suatu perencanaan dan pelaksanaan Penyediaan
Air Bersih yang mantap. Tahapan surve lapangan
ada dua yaitu :
 Tahap perencanaan
 Tahap Pelaksanaan
Tahap Perencanaan
Tahap Persiapan
 Mempelajari laporan-laporan terdahulu
 Mengumpulkan peta-peta : peta topografi skala 1 :
25.000, peta geologi, peta tata guna tanah, foto
udara, peta debit sungai
 Mengumpulkan data iklim : curah hujan,
kelembaban, tekanan udara, temperatur, penguapan
dan penyinaran matahari
Tahap Pekerjaan Lapangan
 Menentukan jenis sumber air : mata air, sungai,
danau dan air tanah.
 Mengukur debit sumber air secara periodik.
 Mengeplot lokasi-lokasi penting pada peta-peta
yang disiapkan dengan memakai kompas.
 Mengumpulkan data kependudukan : jumlah,
penyebaran, pertambahan, golongan umur, jenis
kelamin dan golongan pekerjaan.
 Mengumpulkan data-data bangunan prasarana :
jalan, sekolah, pasar, rumah sakit, peribadatan, hotel,
perumahan dan lain-lain pada kondisi sekarang dan
rencana pengembangan.
 Mengumpulkan data-data administrasi : batas-batas
desa, kecamatan, daerah proyek, organisasi-
organisasi pemerintahan setempat yang
berhubungan dengan proyek PAB, status tanah dan
peraturan-peraturan daerah.
 Mengumpulkan data-data perekonomian : produksi,
penghasilan penduduk, potensi pertanian,
perkebunan, pemasaran harga bahan pokok dan
trasportasi
 Melakukan test kwalitas air secara biologis dan kimia
(langsung di lapangan atau pengambilan contoh air
untuk di test di laboratorium) secara periodik.
 Menentukan sumber tenaga listrik.
 Mengumpulkan data-data bahan bangunan dan
harganya di daerah setempat.
 Melakukan pengukuran dan pemetaan detail.
 Memprediksi hambatan-hambatan yang mungkin
terjadi : penbebasan tanah, bahaya banjir, tenaga
kerja dan sebagainya.
 Mengumpulkan data-data segala permasalahan
proyek sejenis di lokasi proyek.
Tahap Pelaksanaan
 Pembuatan piket-piket / patok-patok pelaksanaan.
 Pengecekan tingkat kesiapan daerah : pembebasan
tanah, pembuatan jalan masuk dan sebagainya.
 Pengecekan harga bangunan, apakah dana sesuai.
 Penjadwalan kembali karena keterlambatan dan
hambatan di luar dugaan.
 Memberikan penjelasan kepada calon pelaksana
sehubungan dengan spesifikasi teknis dan metode
konstruksi.
Disain Tata Letak Umum
 Dalam perencanaan tata letak perlu dipertimbangkan
aspek-aspek : teknik, ekonomi, pemeliharaan dan
biaya operasional
 Untuk memilih suatu tata letak yang optimal
diperlukan keahlian dari teknisi perencana.
Sistem Penyediaan Air
 Mata air
 Sungai / Air Permukaan
 Air Tanah
 Air Hujan
Skema Instalasi Air Minum
Sumber Mata Air
Skema Instalasi Air Minum
Sumber Sungai / Air Permukaan
Skema Instalasi Air Minum
Sumber Air Tanah
Skema Instalasi Air Minum
Sumber Air Hujan
Tata Letak Sementara
 Setelah sistem penyediaan air yang akan diambil
diputuskan, perencana harus memikirkan tahapan-
tahapan perencanaan selanjutnya, bagian-bagian mana
yang harus dikerjakan lebih dahulu dan harus
mempertimbangkan biaya pelaksanaan proyek, biaya
operasional, perkiraan pertambahan penduduk, situasi
finansial, sarana perluasan, masa pakai dari setiap
elemen / bagian konstruksi dan tahap rencana.
Masa Pakai
Setiap elemen-elemen konstruksi pengadaan air akan
bekerja dengan baik selama waktu tertentu yang disebut
masa pakai/umur manfaat, seperti berikut :
 Bangunan penyadap (sungai/mata air): 30-50 tahun
 Tangki dan bangunan penjernih dari beton : >50 thn
 Instalasi : 10-20 tahun
 Pipa-pipa bawah tanah : >50 tahun
 Pompa mesin : 10-20 tahun
 Tahap Rencana
 Tahap 0 : Keadaan sekarang, jumlah penduduk yang
sekarang dijadikan dasar untuk menaksir perkembangan
lebih lanjut.
 Tahap I : Saat dimana penduduk telah bertambah 2x lipat
dari penduduk sekarang. Ini berarti sama dengan
pertambahan penduduk 3% dalam satu tahun selama 24
tahun. Rencana pengembangan industri, pasar, peternakan,
jalan, sekolah, rumah sakit harus diperhitungkan. Di daerah
pedesaan biasanya Tahap 1 diambil 20-25 tahun, sedangkan
dipusat perkembangan desa-desa umpama ibukota
kecamatan, Tahap 1 diambil 15 tahun.
 Tahap II : Saat dimana penduduk telah bertambah 4x lipat
dari penduduk Tahap 0. Masa ini diambil setelah 30-50
tahun.
Contoh-contoh
Tahap Rencana Tata Letak
1. Dari suatu proyek penyediaan air diperoleh data
sebagai berikut:
 Sumber mata air berada di atas desa
 Penduduk sekarang 2000 orang
 Konsumsi air diperkirakan
Tahap 0 = 2000 orang @ 30 l/hari = 0,7 l/dt
Tahap I = 4000 orang @ 60 l/hari = 2,8 l/dt
Tahap II = 8000 orang @ 80 l/hari = 7,4 l/dt
 Debit mata air 800 m3/hari pada akhir musim
kemarau, jadi cukup untuk memenuhi seluruh
kebutuhan Tahap II.
Skema Rencana Tata Letak
2. Dari suatu proyek penyediaan air diperoleh data
sebagai berikut:
 Sumber air dari sungai terletak lebih rendah dari
sebuah desa.
 Jumlah penduduk sekarang 1400 orang
 Kebutuhan air diperkirakan :
Tahap 0 = 1400 orang @ 25 l/hari = 35 m3/hari (0,4
l/dt)
Tahap I = 2800 orang @ 40 l/hari = 112 m3/hari (1,3
l/dt)
Tahap II = 3600 orang @ 50 l/hari = 280 m3/hari (3,2
l/dt)
 Debit sungai terkecil dimusim kemarau 15 l/dt. Jadi
debit sungai dapat mencukupi kebutuhan tahap II.
Skema Rencana Tata Letak
 PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
BERSIH DAPAT DITENTUKAN
DENGAN MEMPERHATIKAN
PERTUMBUHAN PENDUDUK
UNTUK DIPROYEKSIKAN
TERHADAP KEBUTUHAN AIR
BERSIH SAMPAI DENGAN WAKTU
DARI PROYEKSI YANG
DIKEHENDAKI. ADAPUN YANG
BERKAITAN DENGAN PROYEKSI
KEBUTUHAN TERSEBUT ADALAH
:
Proyeksi Kebutuhan Air Bersih
Data
n
Pertumbuha
Angka

 (%)
Proyeksi Jumlah Penduduk
Ada beberapa metode yang digunakan untuk memproyeksikan
jumlah penduduk antara lain yaitu:
Metode Geometrical Increase
Pn = Po + (1 + r)n
dimana :
Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke-n
Po = Jumlah penduduk pada awal tahun
r = Prosentase pertumbuhan geometrical penduduk tiap
tahun
n = Periode waktu yang ditinjau
Metode Arithmetical Increase
Pn = Po + n.r
r =
dimana :
Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke-n
Po = Jumlah penduduk pada awal tahun proyeksi
r = Angka pertumbuhan penduduk tiap tahun
n = Periode waktu yang ditinjau
t = Banyak tahun sebelum tahun analisis
t
Pt
Po 
BAB V
KUALITAS AIR
 Syarat Fisis
 Syarat Chemis
 Syarat biologis
 Syarat Radiologis
 Standar Kualitas Air Minum
 Unti Keperluan Air
Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )
a. Menyebutkan macam-macam air
b. Menyebutkan Syarat-syarat air
c. Memprediksi kebutuhan air rata - rata
Perjalanan air dari udara ke tanah sebagai
contoh air hujan akan menyerap gas-gas O2 CO2
N2 dan gas-gas lain, setelah jatuh di tanah akan
bercampur dengan bahan anorganik maupun
organik bacteria, microbiologi dan lain-lain.
Ketentuan-ketentuan yang erat hubunganya
dengan penyediaan air bersih yaitu :
a.Syarat fisik : bau, warna, rasa
b.Syarat kimia : kandungan bahan kimia harus
tidak berbahay bagi manusia
c. Syarat Bacteriologi : Bakteri yang berbahaya
harus hilang
d.Syarat radiologis : sinar α, β, dan δ harus tidak
ada
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI
NOMOR : 907/MENKES/SK/VII/2002
TANGGAL : 29 JULI 2002
PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM
1. Kimiawi
Bahan kimia yang memiliki pengaruh langsung pada kesehatan
A. Bahan Anorganik
Parameter Satuan
Kadar Maksimum
Yang Diperbolehkan
Keterangan
Antimon
Air Raksa
Arsen
Barium
Boron
Kadmium
Kromium ( Valensi 6 )
Tembaga
Sianida
Fluorida
Timbal
Molydenum
Nikel
Nitrat ( Sebagai NO3 )
Nitrit ( Sebagai NO2 )
Selenium
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
0,005
0,001
0,01
0,7
0,3
0,003
0,05
2
0,07
1,5
0,01
0,07
0,02
50
3
0,01
A. Bahan Organik
Parameter Satuan
Kadar Maksimum
Yang Diperbolehkan
Keterangan
Chlorinated Alkanes
Carbon Tetrachloride
Dichloromethane
1,2 dichloroethane
1,1,1 trichloroethan
Chlorinated ethenes
Vinyl Chloride
1,1 Dichloroetene
1,2 dichloroetene
Trichloroethene
Tetrachloroetene
Aromatic Hidrocarbon
Benzene
Toluene
Xylenes
Benzo(a)pyrene
Chlorinated Benzene
Monochlorobenzene
1,2 dichlorobenzene
1,4 dichlorobenzene
Trichlorobezene ( total )
Lain-lain
Di(2-ethylhexyl)adipate
Di(2-ethylhexyl)phthalate
Acrylamide
Epichlorohydrin
Hexachlorobutadiene
Edetic acide ( EDTA )
Tributylin oxide
Monochloramide
Chlorine
Bromate
Chlorite
µg/l
µg/l
µg/l
µg/l
µg/l
µg/l
µg/l
µg/l
µg/l
µg/l
µg/l
µg/l
µg/l
µg/l
µg/l
µg/l
µg/l
µg/l
µg/l
µg/l
µg/l
µg/l
µg/l
µg/l
Mg/lt
Mg/lt
µg/l
µg/l
2
20
30
2000
5
30
50
70
40
10
700
500
0,7
300
1000
300
20
80
8
0,5
0,4
0,6
200
2
3
5
25
200
A. Desinfektan dan hasil sampinganny
Parameter Satuan
Kadar Maksimum
Yang Diperbolehlkan
Keterangan
Chlorophenol
2,4,6-trichlorophenol
Formaldehyde
Trihalomethanes
Bromoform
Dibromochloromethane
Bromodichloromethane
Chloroform
Chlorinated acitic acid
Dichloroacetic acide
Trichloroacetid acide
Chloral hydrate
Trichloroacetaldehyde
Halogenated acetonitriles
Dichloroacetonitrile
Dibromoacetonitrile
Trichloroacetonitrile
Cyanogen cloride
( sebagai CN )
µg/l
µg/l
µg/l
µg/l
µg/l
µg/l
µg/l
µg/l
µg/l
µg/l
µg/l
µg/l
µg/l
200
900
100
100
60
200
50
100
10
90
100
1
70
Bahan kimia yang kemungkinan dapat menimbulkan keluhan pada konsumen
A. Bahan Anorganik
Parameter Satuan
Kadar Maksimum yang
Diperbolehkan
Keterangan
Amonia
Alumunium
Tembaga
Kesadahan
Hidrogen Sulfida
Mangan
Sodium
Sulfat
Totol zat padat terlarut
Seng
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
1,5
0,2
1
500
0,05
0,1
200
250
1000
3
2. Fisik
Parameter Satuan
Kadar yang
Diperbolehkan
Keterangan
Parameter Fisik
Warna
Rasa dan Bau
Temperatur
Kekeruhan
TCU
-
ºC
NTU
15
-
Suhu udara ±3ºC
5
Tidak berbau dan
berasa
BAKTERIOLOGIS
Parameter Satuan
Kadar Maksimum
Yang Diperbolehkan
Keterangan
a. Air Minum
E. Coli atau Fecal Coli
b. Air yang masuk sistem
distribusi
E. Coli atau Fecal Coli
Total Bakteri Coliform
c. Air pada sistem distribusi
E. Coli atau Fecal Coli
Total Bakteri Coliform
Jml / 100 ml
Jml / 100 ml
Jml / 100 ml
Jml / 100 ml
Jml /100 ml
0
0
0
0
0
BAB VI
PENGOLAHAN AIR SEDERHANA
 Koagulasi
 Sedimentasi
 Saringan Pasir Lambat
Tujuan Instruksional Khusus
Pada akhir kuliah mahasiswa mampu :
a. Melaksanakan Proses Koagulasi
b. Melaksanakan Proses Pengendapan
dengan sistem sedimentasi
c. Menerangkan proses saringan pasir
lambat
Bagan Alur Proses Penjernihan Air
Sederhana
Proses pengolahan air pada dasarnya banyak sekali
ragamnya, tergantung kandungan yang ada didalam air itu
sendiri
Keterangan :
1. Air baku
2. Pengendapan awal
3. Koagulasi : Fe2(SO4)3, FeCl3; FeSO4 Coperas; Al2(SO4)3
15-18 H2O
4. Sedimentasi
5. Saringan pasir lambat
6. Penampungan air
1 2 3 4 5 6
Proses Penjernihan Air Sederhana
 Air Baku
Adalah sumber air : sungai, air tanah, danau air tawar
● Pengendapan Awal
Proses penangkapan lumpur dari air baku di dalam bak
pengendapan
 Koagulasi
Proses penjernihan air dengan memberikan bahan kimia
tertentu yang disebut Coagulant
 Sedimentasi
Proses pemisahan air bersih dengan lumpur (flok-flok) di
dalam bak pengendapan
 Saringan Pasir Lambat (pasir quars/kuarsa)
Proses pemisahan air bersih dengan sisa flok yang tidak
sempat diendapkan didalam bak pengendapan dengan
saringan pasir
● Penampungan Air
Contoh treatment
Diagram Alir Pengolahan Air Bersih
Denah Instalasi Pengolahan Air Bersih
(IPA)
INTAKE
FLO
KU
LASI
KOA
GU
LASI
SEDI
MEN
TASI
FIL
TRA
SI
DESINFEKTAN
(CHLOR/SODIUM)
KOAGULAN
(TAWAS/PAC)
RESERVOIR
AIR SUNGAI
PROSES PENGOLAHAN AIR BERSIH LENGKAP
PENGADUKAN
CEPAT
PENGADUKAN
LAMBAT
Ilustrasi Pengolahan Air Bersih
IPA KALIGARANG I :
 DIBANGUN TAHUN 1965.
 KAPASITAS DESIGN 500 L/DET
 SUMBER AIR BAKU DARI SUNGAI
KALIGARANG
 KONSTRUKSI BANGUNAN BETON
 SISTIM PENGOLAHAN LENGKAP
 SUMBER DANA PDAM
IPA KALIGARANG II :
 DIBANGUN TAHUN 1982.
 KAPASITAS DESIGN 80 L/DET
 SUMBER AIR BAKU DARI SUNGAI
KALIGARANG
 KONSTRUKSI BANGUNAN BAJA
 SISTIM PENGOLAHAN LENGKAP
 SUMBER DANA PEMERINTAH
PUSAT
IPA KALIGARANG III:
 DIBANGUN TAHUN 1995.
 KAPASITAS DESIGN 250 L/DET
 SUMBER AIR BAKU DARI SUNGAI
KALIGARANG
 KONSTRUKSI BANGUNAN BETON
 SISTIM PENGOLAHAN LENGKAP
 SUMBER DANA PDAM
IPA KALIGARANG IV :
 DIBANGUN TAHUN 1995.
 KAPASITAS DESIGN 300 L/DET
 SUMBER AIR BAKU DARI SUNGAI
KALIGARANG
 KONSTRUKSI BANGUNAN BAJA
 SISTIM PENGOLAHAN LENGKAP
 SUMBER DANA PEMERINTAH
PUSAT
IPA PUCANG GADING :
 DIBANGUN TAHUN 1995.
 KAPASITAS DESIGN 50 L/DET
 SUMBER AIR BAKU DARI
KALIBABON
 KONSTRUKSI BANGUNAN BAJA
 SISTIM PENGOLAHAN LENGKAP
 SUMBER DANA PEMERINTAH
PUSAT
IPA KUDU :
 DIBANGUN TAHUN 2001.
 KAPASITAS DESIGN 1.250 L/DET
 SUMBER AIR BAKU DARI
BENDUNG KLAMBU
 KONSTRUKSI BANGUNAN BETON
 SISTIM PENGOLAHAN LENGKAP
 SUMBER DANA IBRD MELALUI
P3KT-SUDP
BAB VII
 Sistem Transmisi
 Sistem Distribusi
Tujuan Instruksional Khusus
Pada akhir kuliah mahasiswa mampu :
a. Merencanakan sistem transmisi
b. Merencanakan sistem distribusi
Sistem transmisi
Sistem transmisi merupakan pendistribusian air
yang berasal dari sumber air (air baku) sampai
penampungan air (reservoir), di dalam sistem ini
tidak boleh ada penyadapan air.
Sistem Distribusi
Sistem distribusi merupakan pendistribusian air
dari reservoir ke konsumen dengan sistem
jaringan perpipaan, di dalam sistem ini ada
penyadapan air untuk konsumen.
Diagram Sistem Transmisi dan
Sistem Distribusi
Diagram Sistem Transmisi dan
Sistem Distribusi
Sistem Cabang ( Branch )
Sistem Loop
Sistem Campuran / gabungan
Sistem Jaringan
Pipa Air
Pipa - Pipa
Tiga syarat pipa yaitu :
● Harus mampu mengalirkan debit air yang
diperlukan
● Dapat menahan gaya-gaya dalam dan luar
● Cukup tahan lama
Kategori Pipa Berdasarkan Pemakaian
ᴓ Pipa pembawa : untuk mengalirkan air dari
sumber air ke tempat tertentu di daerah pemakaian :
pipa pembawa utama/induk, jaringan, pipa pada
instalasi pompa “pipa gravitasi”
ᴓ Pipa cabang : pipa pembawa sekunder dari pipa
utama/induk ke rumah-rumah
ᴓ Pipa plumbing : jaringan pipa yang terdapat di
dalam rumah
Pemakaian Pipa
No
.
Jenis Pipa
Pemakaian Pipa
Induk Distrib
usi
Plumbi
ng
1 Besi tuang x x
2 Asbes semen x x
3 Pipa yang digalvanisir x*) x x
4 Pipa baja “bitumen
coated”
x
5 Pipa beton x
6 Pipa plastik (PVC & PE) x x x
7 Pipa tembaga x
x : dipakai
*) : untuk keperluan khusus
Pemilihan Jenis Pipa
 Ukuran standar yang tersedia di pasaran
 Karakteristik jenis pipa (pengaruh kualitas air, daya
tahan terhadap tekanan, umur pakai)
 Faktor-faktor ekonomis
 Teknik pemasangan (termasuk pengangkutan)
Skema Sistem Jaringan Distribusi
Bercabang
Skema Sistem Jaringan Distribusi Petak
(Grid)
Skema Sistem Jaringan Distribusi
Tertutup/Berlingkar (Loop/Ring)
Zona Tekanan
Klep / Valves
Ada tiga fungsi klep dalam jaringan pipa yaitu :
 Penutup aliran
 Pengatur aliran
 Pengontrol tekanan
Mengingat pentingnya pemakaian klep dalam setiap
instalasi pengadaan air bersih, maka perlu diketahui
beberapa jenis klep dan pemakaiannya secara
umum.
Pemakaian Klep / Valves
No. Jenis Klep
Pemakaian
Penutup Pengatur
Aliran
Pengatur
Tekanan
1 Klep geser (gate valve) x
2 Plug valve x*) x 0
3 Butter fly x*) x 0
4 Klep sekrup x x 0
5 Klep Aliran searah (non
return valve)
x 0
6 Klep pengontrol (ball
valve)
x x 0
7 Klep pengatur tekanan x
x : dipakai
*) : sebagai perlengkapan khusus
0 : sebagai pengotrol tekanan
Perencanaan Jaringan Distribusi
Perhitungan jaringan distribusi baru dapat
dilaksanakan setelah diketahui hal-hal berikut:
 Tata letak umum pengadaan air
 Tata letak jaringan distribusi
 Peta situasi dari seluruh sistem
 Potongan memanjang rencana trase pipa-pipa
 Bahan pipa yang dipilih
Perhitungan Hidrolis Pipa
Aliran air dalam pipa mengalami kehilangan tekanan
karena gesekan dengan dinding pipa. Kehilangan
tekanan akibat gesekan, adalah :
 Berbanding langsung dengan panjang pipa
 Berbanding langsung dengan kekasaran dinding
pipa
 Sebanding dengan kuadrat kecepatan aliran
Contoh Pemasangan Profil Pipa
Contoh Penempatan Klep Udara
Contoh Penyambungan Pipa Miring
Contoh Klep Pelepas Udara
Contoh Klep Pelepas Udara
Reservoir
Head Statis
Head Loss
Daerah pelayanan
Sisa Tekan
HGL, EGL
Muka Tanah
Distribusi dengan sistem Gravitasi
HGL, EGL
Muka Tanah
Pompa
Reservoir
Head Statis
Head Loss
Derah Pelayanan
Sisa Tekan
Distribusi dengan sistem Pompa
SISTEM
DISTRIBUSI AIR
Distribusi
Head Statis
Reservoir
Head Statis
Head Loss
Sisa Tekan
HGL, EGL
Pompa
Distribusi dengan sistem Gabungan
Contoh Penyediaan Air
Bersih
Dengan Pompa dan Filter
Contoh Penyediaan Air Bersih
Dengan Ferro Twin
Instalasi Pipa Air
Alat Meter Air
Instalasi Pipa Air Dingin dan
Pipa Air Panas
Instalasi Pipa Air Bersih dan
Pipa Air Kotor
Diagram Alir Penyediaan Air Dingin dan
Air Panas
Instalasi Pipa Air Bersih dan
Pipa Air Kotor di Dalam Gedung
Alat Sambung Pipa
Contoh Rencana Instalasi Air Bersih
Contoh Rencana Instalasi Air Bersih
Penyediaan Air Bersih Pada Gedung
Bertingkat
Penyediaan Air Bersih Pada Gedung
Bertingkat
Bertingkat Dengan Sistem Pompa dan
Sistem Gaya Gravitasi
Contoh soal
 Sumber Air Sumur Dalam / Artetis
 Untuk sumur dalam/artetis dalam perhitungan penyediaan air bersih,
diperlukan data debit yang akan dialirkan, kecepatan yang diijinkan,
panjang pipa dari sumber sampai reservoir, kemudian yang akan dihitung
adalah diameter pipa, Head loss, dan daya pompa. Untuk hasil perhitungan
di Wilayah dusun Karangguli, Desa Padaan, Kecamatan Pabelan karena
penyediaan air bersihnya selain dari sumber mata air juga dari sumur
dalam/artetis adalah sebagai berikut :
Data :
Q = 1,0 lt/dt. (minimum)
L = 483 m
V = 1,5 m
Luas penampang pipa (Ah),
Diameter pipa hisap (Dh),
maka pipa hisap digunakan pipa dengan diameter 1,5 inch (37,5 mm)
luas penampang pipa (A),
dan kecepatan alirannya menjadi kehilangan tenaga pada aliran (hf)
Headloss mayor (hf) :
Pompa air baku (Pompa submersible)
Desain terpilih
Jumlah pompa air baku 1 unit pompa dan 1 pompa cadangan
Perhitungan
Debit pengambilan air baku (Q) = 1 l/dtk
= 86,4 m3/hari
Beda tinggi Sumber Bangunan pengumpul (Hs) = 8 m
Headloss pipa transmisi air baku (HL) = 23 m
Beda tinggi el.min. dan mak air di bak (h) = 3 m
Head pompa yang dibutuhkan = Hs + HL + h
= 8 + 23 + 3
= 34 m
karena debit air baku 86,4 m³/hari maka pompa air baku (pompa intake) yang
digunakan direncanakan berjumlah 1 unit pompa yang beroperasi dan 1 unit pompa cadangan.
Daya pompa teoritis, (w)
P= 370,6 watt = 450 watt
dari debit pompa tersebut dapat ditentukan pompa yang akan digunakan. Pompa
yang digunakan adalah pompa jenis submersible dengan kapasitas 1,0 l/dtk, dengan head 34 m.
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Penyediaan Air Bersih.pptx

Kekeringan (Geografi)
Kekeringan (Geografi)Kekeringan (Geografi)
Kekeringan (Geografi)Dinda R P
 
Adiwiyata Drainase.doc
Adiwiyata Drainase.docAdiwiyata Drainase.doc
Adiwiyata Drainase.docErikaNinta
 
konservasi catchmen area.pptx
konservasi catchmen area.pptxkonservasi catchmen area.pptx
konservasi catchmen area.pptxssuser68effa
 
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi Agroteknologi
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi AgroteknologiIrigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi Agroteknologi
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi AgroteknologiPurwandaru Widyasunu
 
Ppt urban runoff daniel kasidi 1005724
Ppt urban runoff daniel kasidi 1005724Ppt urban runoff daniel kasidi 1005724
Ppt urban runoff daniel kasidi 1005724daniel kasidi
 
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakan
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakanModul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakan
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakanLusnia S Multianti
 
Analisa efisiensi dan optimalisasi pola tanam pada daerah irigasi
Analisa efisiensi dan optimalisasi pola tanam pada daerah irigasiAnalisa efisiensi dan optimalisasi pola tanam pada daerah irigasi
Analisa efisiensi dan optimalisasi pola tanam pada daerah irigasiMuhadir Masrur
 
Bahan kuliah hidrologi (s1)
Bahan kuliah hidrologi (s1)Bahan kuliah hidrologi (s1)
Bahan kuliah hidrologi (s1)Penjaga Tani
 
Groundwater : Global Assesment and Scale (Integrated Water Resource Management)
Groundwater : Global Assesment and Scale (Integrated Water Resource Management)Groundwater : Global Assesment and Scale (Integrated Water Resource Management)
Groundwater : Global Assesment and Scale (Integrated Water Resource Management)Kiki Reski
 
Sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan
Sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkunganSistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan
Sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungansidik purnomo
 
Kul model dinamika atmosfer dalam perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap pr...
Kul model dinamika atmosfer dalam perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap pr...Kul model dinamika atmosfer dalam perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap pr...
Kul model dinamika atmosfer dalam perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap pr...Ieke Ayu
 
Topik 9 Kuliah-drainase permukaan-dkk
Topik 9 Kuliah-drainase permukaan-dkkTopik 9 Kuliah-drainase permukaan-dkk
Topik 9 Kuliah-drainase permukaan-dkkDedi Kusnadi Kalsim
 
02_Kebutuhan Air Irigasi_Part1.ppt
02_Kebutuhan Air Irigasi_Part1.ppt02_Kebutuhan Air Irigasi_Part1.ppt
02_Kebutuhan Air Irigasi_Part1.pptAdeliaForYou
 

Similar to Penyediaan Air Bersih.pptx (20)

Kekeringan (Geografi)
Kekeringan (Geografi)Kekeringan (Geografi)
Kekeringan (Geografi)
 
Adiwiyata Drainase.doc
Adiwiyata Drainase.docAdiwiyata Drainase.doc
Adiwiyata Drainase.doc
 
konservasi catchmen area.pptx
konservasi catchmen area.pptxkonservasi catchmen area.pptx
konservasi catchmen area.pptx
 
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi Agroteknologi
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi AgroteknologiIrigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi Agroteknologi
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi Agroteknologi
 
Ppt urban runoff daniel kasidi 1005724
Ppt urban runoff daniel kasidi 1005724Ppt urban runoff daniel kasidi 1005724
Ppt urban runoff daniel kasidi 1005724
 
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakan
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakanModul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakan
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakan
 
Analisa efisiensi dan optimalisasi pola tanam pada daerah irigasi
Analisa efisiensi dan optimalisasi pola tanam pada daerah irigasiAnalisa efisiensi dan optimalisasi pola tanam pada daerah irigasi
Analisa efisiensi dan optimalisasi pola tanam pada daerah irigasi
 
Bahan kuliah hidrologi (s1)
Bahan kuliah hidrologi (s1)Bahan kuliah hidrologi (s1)
Bahan kuliah hidrologi (s1)
 
Groundwater : Global Assesment and Scale (Integrated Water Resource Management)
Groundwater : Global Assesment and Scale (Integrated Water Resource Management)Groundwater : Global Assesment and Scale (Integrated Water Resource Management)
Groundwater : Global Assesment and Scale (Integrated Water Resource Management)
 
Sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan
Sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkunganSistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan
Sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan
 
Kul model dinamika atmosfer dalam perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap pr...
Kul model dinamika atmosfer dalam perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap pr...Kul model dinamika atmosfer dalam perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap pr...
Kul model dinamika atmosfer dalam perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap pr...
 
233 1084-1-pb
233 1084-1-pb233 1084-1-pb
233 1084-1-pb
 
pencemaran
pencemaranpencemaran
pencemaran
 
KONSERVASI AIR 2022.ppt
KONSERVASI  AIR 2022.pptKONSERVASI  AIR 2022.ppt
KONSERVASI AIR 2022.ppt
 
Artikel plh
Artikel plhArtikel plh
Artikel plh
 
Topik 9 Kuliah-drainase permukaan-dkk
Topik 9 Kuliah-drainase permukaan-dkkTopik 9 Kuliah-drainase permukaan-dkk
Topik 9 Kuliah-drainase permukaan-dkk
 
Makalah vigita
Makalah vigitaMakalah vigita
Makalah vigita
 
02_Kebutuhan Air Irigasi_Part1.ppt
02_Kebutuhan Air Irigasi_Part1.ppt02_Kebutuhan Air Irigasi_Part1.ppt
02_Kebutuhan Air Irigasi_Part1.ppt
 
hidrologi
hidrologihidrologi
hidrologi
 
Peta Dasar
Peta DasarPeta Dasar
Peta Dasar
 

Recently uploaded

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 

Recently uploaded (6)

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 

Penyediaan Air Bersih.pptx

  • 1. OLEH : TJOKRO HADI, S.ST., M.T. JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI SEMARANG PENYEDIAAN AIR BERSIH
  • 2. DAFTAR ISI  BAB I AIR  BAB II HIDROLOGI  BAB III SUMBER AIR  BAB IV KEBUTUHAN AIR  BAB V KUALITAS AIR  BAB VI PENGOLAHAN AIR SEDERHANA  BAB VII SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI
  • 3. BAB I AIR Latar Belakang Air di Bumi Penyediaan Air Bersih Dampak Lingkungan
  • 4. Tujuan Instruksi Khusus Pada akhir kuliah mahasiswa mampu : a. Menyebutkan latar belakang penyediaan Air Bersih b. Menyebutkan jumlah Air di Bumi c. Menjelaskan peranan Penyediaan air bersih d. Menyebutkan Manfaat dan dampak akibat Air
  • 5. Latar Belakang Penyediaan Air Bersih sangat dibutuhkan didalam sebuah gedung dan daerah permukiman yang luas, sehingga timbul beberapa masalah diantaranya :  Pertambahan Penduduk di suatu daerah  Ketersediaan sumber air yang ada  Kualitas air Oleh karena itu perlu dipelajari mengenai sumber air, bagaimana membuat air menjadi bersih dan bagaimana sistem distribusi dari sumber air ke konsumen.
  • 6. Air di Bumi Air yang ada di alam diperkirakan ± 97,2% air laut dan 0,62 % air tawar, sedangkan volume air di bumi diperkirakan berjumlah ( 1,3 – 1,4 ) 10 9 Km ³ yang dapat dilihat pada tabel berikut : No Lokasi Volume ( 10 9 Km 3 ) % Jumlah 1 Danau Air Tawar 125,00 0,0090 2 Sungai 1.25 0,0001 3 Kelembaban Tanah 65,00 0,0050 4 Air Tanah 8.250,00 0,6080 5 Danau Air asin dan Laut Pedalaman 105,00 0,008 6 Kelembaban Udara 13,00 0,001 7 Kutub Bumi dan Salju 19.200,00 2,150 8 Laut dan Lautan 1.320,00,00 97,202 Jumlah +1,358,000.00 100
  • 9. Penyediaan Air a. Konsumtif / Domestik b. Non Kosumtif / non Domestik c. Pengendalian d. Manfaat Penyediaan Air
  • 10. Penyediaan Air Secara Konsumtif  Keperluan penduduk : minum, memasak, cuci dan mandi  Keperluan pertanian : mengairi sawah dan perkebunan  Keperluan industri : tekstil, baja, makanan, dsb  Keperluan Laboratorium : berkaitan dengan bahan- bahan kimia yang dipakai
  • 11. Penyediaan Air Secara Non Konsumtif Keperluan :  PLTA,  Navigasi,  Rekreasi,  Perikanan,  Suaka Alam  Pendingin Mesin
  • 12. Pengendalian Air  Pengendalian banjir dengan mengarahkan aliran air menjauhi daerah genangan (pembuatan sudetan)  Penggelontoran kota, mengalirkan air ke dalam saluran untuk menghanyutkan sampah- sampah  Air untuk pemadam kebakaran, pada kantor, rumah sakit, sekolah, hotel
  • 13. Manfaat Penyediaan Air  Pemakaian air harus memenuhi syarat-syarat kwalitas air yaitu fisik, kimia, bakteriologis dan radiologis sehingga layak digunakan konsumen  Pemakaian air kuantitasnya perlu dilakukan penghematan dengan jalan membatasi pemakaian air pada keperluan masyarakat, karena dengan jumlah air bersih yang terbatas, makin banyak konsumen yang terlayani
  • 14. Dampak Lingkungan Dampak Lingkungan : Adanya Penyediaan air bersih berarti merubah sistem ekologi yang telah ada menjadi sistem ekologi baru yang menimbulkan dampak lingkungan positif maupun negatif.
  • 15. BAB II HIDROLOGI Proses pergerakan air yang berlangsung terus menerus di bumi yang berkaitan dengan :  Siklus Hidrologi  Iklim  Curah Hujan
  • 16. Tujuan Instruksi Khusus Pada akhir kuliah mahasiswa mampu : a. Menyebutkan proses pergerakan air b. Menyebutkan terjadinya aliran di bumi c. Menyebutkan berbagai unsur pada iklim d. Menyebutkan macam-macam curah hujan
  • 17. Siklus Hidrologi Proses pergerakan air yang berlangsung terus menerus dan berulang di dalam bumi
  • 18. Penjelasan Siklus Hidrologi  Aliran Permukaan (AP) / Surface Flow (SF) : sebagian dari air hujan yang jatuh di permukaan tanah langsung mengalir ke permukaan yang lebih rendah (sungai, danau, laut).  Infiltrasi (I) : sebagian dari air hujan yang jatuh masuk ke dalam tanah melalui pori-pori dan menambah kelembaban tanah.  Presipitasi (P) : segala bentuk air yang jatuh dari atmosfir ke permukaan bumi, berupa hujan, salju,
  • 19. butiran es, embun dan kabut. Hujan adalah bagian terbesar dari presipitasi, terutama bagi daerah tropis ini. Presipitasi dapat diartikan dengan hujan.  Perkolasi (PK) : kelanjutan dari presipitasi dengan peresapan yang lebih dalam lagi, sehingga menambah cadangan air tanah.  Evaporasi (E) : penguapan air yang terjadi di setiap saat disemua permukaan bumi : sungai, danau, tanah, laut.  Evapotranspirasi : penguapan air yang disebabkan oleh tumbuh-tumbuhan.
  • 20.  Kondensasi : proses pendinginan dari awan dan akhirnya jatuh ke bumi sebagai hujan, salju dan lain-lain.  Sub Surface Flow (SSF) : air yang masuk ke dalam daerah tak jenuh air yang mengalir kemudian muncul sebagai mata air dan akhirnya melalui sungai mengalir ke laut.
  • 21. Iklim Iklim suatu daerah dipengaruhi dari berbagai unsur seperti temperatur, presipitasi, kelembaban, angin, penyinaran matahari dan tekanan udara. Bulan April – Oktober dipengaruhi angin pasat Tenggara yang kering menyebabkan Musim Kemarau. Bulan Oktober – April terjadi angin pasat Timur Laut mengandung uap air menyebabkan Musim Hujan Indonesia.
  • 22. Curah Hujan Skope perencanaan penyediaan air bersih dan pembuangan air kotor harus memperhatikan :  Distribusi curah hujan  Intensitas curah hujan
  • 23. Distribusi curah hujan Pencatatan data curah hujan dalam bentuk : curah hujan jam-jaman, harian, bulanan dan tahunan. Curah hujan tahunan dan bulanan dipergunakan untuk perencanaan fasilitas penyediaan air, sedangkan curah hujan harian dan jam-jaman untuk perencanaan fasilitas pembuangan air. Intensitas curah hujan Curah hujan dalam jangka waktu yang pendek dinyatakan dalam mm/jam.
  • 24.  Air Hujan  Air Permukaan  Air Tanah  Penangkapan Air
  • 25. Tujuan Instruksional Khusus a. Mengolah air hujan menjadi air minum b. Menyebutkan asal mulanya air permukaan c. Menggunakan air tanah untuk kebutuhan konsumen d. Merencanakan bangunan Penangkap air.
  • 26. Air Hujan Air hujan pada umumnya banyak dibutuhkan pada daerah daerah yang sangat memerlukan akan sumber air. Sesuai dengan sifat fisik air hujan yang sangat kekurangan mineral, maka pembubuhan akan bahan mineral ke dalam air hujan sangat diperlukan seperti kapur, garam yodida, dan zat flour.
  • 27. Air Permukaan Air permukaan adalah sumber air yang paling banyak dan mudah diperoleh dan dipakai dalam penyediaan air bersih secara besar-besaran, yang harus diperhatikan dalam hal ini adalah :  Debit/Volume air yang tersedia  Tata cara perawatan air  Keadaan daerah, temperatur, tofografi, sifat permukaan tanah dan corak daerah pengaliran
  • 28. Air Tanah Air tanah mepunyai berbagai keuntungan antara lain :  Tidak memerlukan perawatan dan pengolahan  Kualitas tergantung dari susunan geologi  Temperatur sepanjang tahun sama
  • 29. Penangkapan Air a. Daerah penangkapan b. Bangunan penangkapan
  • 30. Daerah Penangkapan Air  Daerah di sebelah atas mata air  Radius yang dilindungi minimal 50 m dan di diberi pagar  Daerah radius tidak boleh ada bangunan, menggembala ternak, tanaman penghisap air, membuat kolam atau tempat buangan sampah  Di luar radius 100 - 200 m tidak boleh ada depo minyak, bengkel dan pabrik, karena limbahnya akan mencemari mata air
  • 31. Bangunan Penangkapan Air  Bangunan dibuat sederhana dan praktis, menyesuaikan bentuk topografi, pondasi dan jenis mata air  Sumber mata air jangan sampai tertutup, terganggu, terkena pencemaran dan peledakan  Pada saat pelaksanaan konstruksi bangunan aliran dari mata air dijaga tetap bebas
  • 32. Tata Letak Bangunan Penangkapan Air
  • 33. Tata Letak Bangunan Penangkapan Air
  • 34. Bron Captering (Bangunan Penangkap Air di Pegunungan)
  • 35. BAB IV KEBUTUHAN AIR  Survei Lapangan  Disain Tata Letak Umum  Tata Letak Sementara
  • 36. Tujuan Instruksional Khusus Pada akhir kuliah mahasiswa mampu : a. Merencanakan kebutuhan air b. Menyebutkan sumber-sumber air c. Merencanakan disain tata letak
  • 37. Surve lapangan Surve lapangan dilakukan untuk mendapatkan suatu perencanaan dan pelaksanaan Penyediaan Air Bersih yang mantap. Tahapan surve lapangan ada dua yaitu :  Tahap perencanaan  Tahap Pelaksanaan
  • 38. Tahap Perencanaan Tahap Persiapan  Mempelajari laporan-laporan terdahulu  Mengumpulkan peta-peta : peta topografi skala 1 : 25.000, peta geologi, peta tata guna tanah, foto udara, peta debit sungai  Mengumpulkan data iklim : curah hujan, kelembaban, tekanan udara, temperatur, penguapan dan penyinaran matahari
  • 39. Tahap Pekerjaan Lapangan  Menentukan jenis sumber air : mata air, sungai, danau dan air tanah.  Mengukur debit sumber air secara periodik.  Mengeplot lokasi-lokasi penting pada peta-peta yang disiapkan dengan memakai kompas.  Mengumpulkan data kependudukan : jumlah, penyebaran, pertambahan, golongan umur, jenis kelamin dan golongan pekerjaan.
  • 40.  Mengumpulkan data-data bangunan prasarana : jalan, sekolah, pasar, rumah sakit, peribadatan, hotel, perumahan dan lain-lain pada kondisi sekarang dan rencana pengembangan.  Mengumpulkan data-data administrasi : batas-batas desa, kecamatan, daerah proyek, organisasi- organisasi pemerintahan setempat yang berhubungan dengan proyek PAB, status tanah dan peraturan-peraturan daerah.  Mengumpulkan data-data perekonomian : produksi, penghasilan penduduk, potensi pertanian, perkebunan, pemasaran harga bahan pokok dan trasportasi
  • 41.  Melakukan test kwalitas air secara biologis dan kimia (langsung di lapangan atau pengambilan contoh air untuk di test di laboratorium) secara periodik.  Menentukan sumber tenaga listrik.  Mengumpulkan data-data bahan bangunan dan harganya di daerah setempat.  Melakukan pengukuran dan pemetaan detail.  Memprediksi hambatan-hambatan yang mungkin terjadi : penbebasan tanah, bahaya banjir, tenaga kerja dan sebagainya.  Mengumpulkan data-data segala permasalahan proyek sejenis di lokasi proyek.
  • 42. Tahap Pelaksanaan  Pembuatan piket-piket / patok-patok pelaksanaan.  Pengecekan tingkat kesiapan daerah : pembebasan tanah, pembuatan jalan masuk dan sebagainya.  Pengecekan harga bangunan, apakah dana sesuai.  Penjadwalan kembali karena keterlambatan dan hambatan di luar dugaan.  Memberikan penjelasan kepada calon pelaksana sehubungan dengan spesifikasi teknis dan metode konstruksi.
  • 43. Disain Tata Letak Umum  Dalam perencanaan tata letak perlu dipertimbangkan aspek-aspek : teknik, ekonomi, pemeliharaan dan biaya operasional  Untuk memilih suatu tata letak yang optimal diperlukan keahlian dari teknisi perencana. Sistem Penyediaan Air  Mata air  Sungai / Air Permukaan  Air Tanah  Air Hujan
  • 44. Skema Instalasi Air Minum Sumber Mata Air
  • 45. Skema Instalasi Air Minum Sumber Sungai / Air Permukaan
  • 46. Skema Instalasi Air Minum Sumber Air Tanah
  • 47. Skema Instalasi Air Minum Sumber Air Hujan
  • 48. Tata Letak Sementara  Setelah sistem penyediaan air yang akan diambil diputuskan, perencana harus memikirkan tahapan- tahapan perencanaan selanjutnya, bagian-bagian mana yang harus dikerjakan lebih dahulu dan harus mempertimbangkan biaya pelaksanaan proyek, biaya operasional, perkiraan pertambahan penduduk, situasi finansial, sarana perluasan, masa pakai dari setiap elemen / bagian konstruksi dan tahap rencana.
  • 49. Masa Pakai Setiap elemen-elemen konstruksi pengadaan air akan bekerja dengan baik selama waktu tertentu yang disebut masa pakai/umur manfaat, seperti berikut :  Bangunan penyadap (sungai/mata air): 30-50 tahun  Tangki dan bangunan penjernih dari beton : >50 thn  Instalasi : 10-20 tahun  Pipa-pipa bawah tanah : >50 tahun  Pompa mesin : 10-20 tahun
  • 50.  Tahap Rencana  Tahap 0 : Keadaan sekarang, jumlah penduduk yang sekarang dijadikan dasar untuk menaksir perkembangan lebih lanjut.  Tahap I : Saat dimana penduduk telah bertambah 2x lipat dari penduduk sekarang. Ini berarti sama dengan pertambahan penduduk 3% dalam satu tahun selama 24 tahun. Rencana pengembangan industri, pasar, peternakan, jalan, sekolah, rumah sakit harus diperhitungkan. Di daerah pedesaan biasanya Tahap 1 diambil 20-25 tahun, sedangkan dipusat perkembangan desa-desa umpama ibukota kecamatan, Tahap 1 diambil 15 tahun.  Tahap II : Saat dimana penduduk telah bertambah 4x lipat dari penduduk Tahap 0. Masa ini diambil setelah 30-50 tahun.
  • 51. Contoh-contoh Tahap Rencana Tata Letak 1. Dari suatu proyek penyediaan air diperoleh data sebagai berikut:  Sumber mata air berada di atas desa  Penduduk sekarang 2000 orang  Konsumsi air diperkirakan Tahap 0 = 2000 orang @ 30 l/hari = 0,7 l/dt Tahap I = 4000 orang @ 60 l/hari = 2,8 l/dt Tahap II = 8000 orang @ 80 l/hari = 7,4 l/dt  Debit mata air 800 m3/hari pada akhir musim kemarau, jadi cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan Tahap II.
  • 53. 2. Dari suatu proyek penyediaan air diperoleh data sebagai berikut:  Sumber air dari sungai terletak lebih rendah dari sebuah desa.  Jumlah penduduk sekarang 1400 orang  Kebutuhan air diperkirakan : Tahap 0 = 1400 orang @ 25 l/hari = 35 m3/hari (0,4 l/dt) Tahap I = 2800 orang @ 40 l/hari = 112 m3/hari (1,3 l/dt) Tahap II = 3600 orang @ 50 l/hari = 280 m3/hari (3,2 l/dt)  Debit sungai terkecil dimusim kemarau 15 l/dt. Jadi debit sungai dapat mencukupi kebutuhan tahap II.
  • 55.  PROYEKSI KEBUTUHAN AIR BERSIH DAPAT DITENTUKAN DENGAN MEMPERHATIKAN PERTUMBUHAN PENDUDUK UNTUK DIPROYEKSIKAN TERHADAP KEBUTUHAN AIR BERSIH SAMPAI DENGAN WAKTU DARI PROYEKSI YANG DIKEHENDAKI. ADAPUN YANG BERKAITAN DENGAN PROYEKSI KEBUTUHAN TERSEBUT ADALAH : Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Data n Pertumbuha Angka   (%)
  • 56. Proyeksi Jumlah Penduduk Ada beberapa metode yang digunakan untuk memproyeksikan jumlah penduduk antara lain yaitu: Metode Geometrical Increase Pn = Po + (1 + r)n dimana : Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke-n Po = Jumlah penduduk pada awal tahun r = Prosentase pertumbuhan geometrical penduduk tiap tahun n = Periode waktu yang ditinjau Metode Arithmetical Increase Pn = Po + n.r r = dimana : Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke-n Po = Jumlah penduduk pada awal tahun proyeksi r = Angka pertumbuhan penduduk tiap tahun n = Periode waktu yang ditinjau t = Banyak tahun sebelum tahun analisis t Pt Po 
  • 57. BAB V KUALITAS AIR  Syarat Fisis  Syarat Chemis  Syarat biologis  Syarat Radiologis  Standar Kualitas Air Minum  Unti Keperluan Air
  • 58. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK ) a. Menyebutkan macam-macam air b. Menyebutkan Syarat-syarat air c. Memprediksi kebutuhan air rata - rata
  • 59. Perjalanan air dari udara ke tanah sebagai contoh air hujan akan menyerap gas-gas O2 CO2 N2 dan gas-gas lain, setelah jatuh di tanah akan bercampur dengan bahan anorganik maupun organik bacteria, microbiologi dan lain-lain. Ketentuan-ketentuan yang erat hubunganya dengan penyediaan air bersih yaitu : a.Syarat fisik : bau, warna, rasa b.Syarat kimia : kandungan bahan kimia harus tidak berbahay bagi manusia c. Syarat Bacteriologi : Bakteri yang berbahaya harus hilang d.Syarat radiologis : sinar α, β, dan δ harus tidak ada
  • 60. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR : 907/MENKES/SK/VII/2002 TANGGAL : 29 JULI 2002 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM 1. Kimiawi Bahan kimia yang memiliki pengaruh langsung pada kesehatan A. Bahan Anorganik Parameter Satuan Kadar Maksimum Yang Diperbolehkan Keterangan Antimon Air Raksa Arsen Barium Boron Kadmium Kromium ( Valensi 6 ) Tembaga Sianida Fluorida Timbal Molydenum Nikel Nitrat ( Sebagai NO3 ) Nitrit ( Sebagai NO2 ) Selenium Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt 0,005 0,001 0,01 0,7 0,3 0,003 0,05 2 0,07 1,5 0,01 0,07 0,02 50 3 0,01
  • 61. A. Bahan Organik Parameter Satuan Kadar Maksimum Yang Diperbolehkan Keterangan Chlorinated Alkanes Carbon Tetrachloride Dichloromethane 1,2 dichloroethane 1,1,1 trichloroethan Chlorinated ethenes Vinyl Chloride 1,1 Dichloroetene 1,2 dichloroetene Trichloroethene Tetrachloroetene Aromatic Hidrocarbon Benzene Toluene Xylenes Benzo(a)pyrene Chlorinated Benzene Monochlorobenzene 1,2 dichlorobenzene 1,4 dichlorobenzene Trichlorobezene ( total ) Lain-lain Di(2-ethylhexyl)adipate Di(2-ethylhexyl)phthalate Acrylamide Epichlorohydrin Hexachlorobutadiene Edetic acide ( EDTA ) Tributylin oxide Monochloramide Chlorine Bromate Chlorite µg/l µg/l µg/l µg/l µg/l µg/l µg/l µg/l µg/l µg/l µg/l µg/l µg/l µg/l µg/l µg/l µg/l µg/l µg/l µg/l µg/l µg/l µg/l µg/l Mg/lt Mg/lt µg/l µg/l 2 20 30 2000 5 30 50 70 40 10 700 500 0,7 300 1000 300 20 80 8 0,5 0,4 0,6 200 2 3 5 25 200
  • 62. A. Desinfektan dan hasil sampinganny Parameter Satuan Kadar Maksimum Yang Diperbolehlkan Keterangan Chlorophenol 2,4,6-trichlorophenol Formaldehyde Trihalomethanes Bromoform Dibromochloromethane Bromodichloromethane Chloroform Chlorinated acitic acid Dichloroacetic acide Trichloroacetid acide Chloral hydrate Trichloroacetaldehyde Halogenated acetonitriles Dichloroacetonitrile Dibromoacetonitrile Trichloroacetonitrile Cyanogen cloride ( sebagai CN ) µg/l µg/l µg/l µg/l µg/l µg/l µg/l µg/l µg/l µg/l µg/l µg/l µg/l 200 900 100 100 60 200 50 100 10 90 100 1 70
  • 63. Bahan kimia yang kemungkinan dapat menimbulkan keluhan pada konsumen A. Bahan Anorganik Parameter Satuan Kadar Maksimum yang Diperbolehkan Keterangan Amonia Alumunium Tembaga Kesadahan Hidrogen Sulfida Mangan Sodium Sulfat Totol zat padat terlarut Seng Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt 1,5 0,2 1 500 0,05 0,1 200 250 1000 3 2. Fisik Parameter Satuan Kadar yang Diperbolehkan Keterangan Parameter Fisik Warna Rasa dan Bau Temperatur Kekeruhan TCU - ºC NTU 15 - Suhu udara ±3ºC 5 Tidak berbau dan berasa BAKTERIOLOGIS Parameter Satuan Kadar Maksimum Yang Diperbolehkan Keterangan a. Air Minum E. Coli atau Fecal Coli b. Air yang masuk sistem distribusi E. Coli atau Fecal Coli Total Bakteri Coliform c. Air pada sistem distribusi E. Coli atau Fecal Coli Total Bakteri Coliform Jml / 100 ml Jml / 100 ml Jml / 100 ml Jml / 100 ml Jml /100 ml 0 0 0 0 0
  • 64. BAB VI PENGOLAHAN AIR SEDERHANA  Koagulasi  Sedimentasi  Saringan Pasir Lambat
  • 65. Tujuan Instruksional Khusus Pada akhir kuliah mahasiswa mampu : a. Melaksanakan Proses Koagulasi b. Melaksanakan Proses Pengendapan dengan sistem sedimentasi c. Menerangkan proses saringan pasir lambat
  • 66. Bagan Alur Proses Penjernihan Air Sederhana Proses pengolahan air pada dasarnya banyak sekali ragamnya, tergantung kandungan yang ada didalam air itu sendiri Keterangan : 1. Air baku 2. Pengendapan awal 3. Koagulasi : Fe2(SO4)3, FeCl3; FeSO4 Coperas; Al2(SO4)3 15-18 H2O 4. Sedimentasi 5. Saringan pasir lambat 6. Penampungan air 1 2 3 4 5 6
  • 67. Proses Penjernihan Air Sederhana  Air Baku Adalah sumber air : sungai, air tanah, danau air tawar ● Pengendapan Awal Proses penangkapan lumpur dari air baku di dalam bak pengendapan  Koagulasi Proses penjernihan air dengan memberikan bahan kimia tertentu yang disebut Coagulant  Sedimentasi Proses pemisahan air bersih dengan lumpur (flok-flok) di dalam bak pengendapan  Saringan Pasir Lambat (pasir quars/kuarsa) Proses pemisahan air bersih dengan sisa flok yang tidak sempat diendapkan didalam bak pengendapan dengan saringan pasir ● Penampungan Air
  • 70. Denah Instalasi Pengolahan Air Bersih (IPA)
  • 73. IPA KALIGARANG I :  DIBANGUN TAHUN 1965.  KAPASITAS DESIGN 500 L/DET  SUMBER AIR BAKU DARI SUNGAI KALIGARANG  KONSTRUKSI BANGUNAN BETON  SISTIM PENGOLAHAN LENGKAP  SUMBER DANA PDAM IPA KALIGARANG II :  DIBANGUN TAHUN 1982.  KAPASITAS DESIGN 80 L/DET  SUMBER AIR BAKU DARI SUNGAI KALIGARANG  KONSTRUKSI BANGUNAN BAJA  SISTIM PENGOLAHAN LENGKAP  SUMBER DANA PEMERINTAH PUSAT
  • 74. IPA KALIGARANG III:  DIBANGUN TAHUN 1995.  KAPASITAS DESIGN 250 L/DET  SUMBER AIR BAKU DARI SUNGAI KALIGARANG  KONSTRUKSI BANGUNAN BETON  SISTIM PENGOLAHAN LENGKAP  SUMBER DANA PDAM IPA KALIGARANG IV :  DIBANGUN TAHUN 1995.  KAPASITAS DESIGN 300 L/DET  SUMBER AIR BAKU DARI SUNGAI KALIGARANG  KONSTRUKSI BANGUNAN BAJA  SISTIM PENGOLAHAN LENGKAP  SUMBER DANA PEMERINTAH PUSAT
  • 75. IPA PUCANG GADING :  DIBANGUN TAHUN 1995.  KAPASITAS DESIGN 50 L/DET  SUMBER AIR BAKU DARI KALIBABON  KONSTRUKSI BANGUNAN BAJA  SISTIM PENGOLAHAN LENGKAP  SUMBER DANA PEMERINTAH PUSAT IPA KUDU :  DIBANGUN TAHUN 2001.  KAPASITAS DESIGN 1.250 L/DET  SUMBER AIR BAKU DARI BENDUNG KLAMBU  KONSTRUKSI BANGUNAN BETON  SISTIM PENGOLAHAN LENGKAP  SUMBER DANA IBRD MELALUI P3KT-SUDP
  • 76. BAB VII  Sistem Transmisi  Sistem Distribusi
  • 77. Tujuan Instruksional Khusus Pada akhir kuliah mahasiswa mampu : a. Merencanakan sistem transmisi b. Merencanakan sistem distribusi
  • 78. Sistem transmisi Sistem transmisi merupakan pendistribusian air yang berasal dari sumber air (air baku) sampai penampungan air (reservoir), di dalam sistem ini tidak boleh ada penyadapan air. Sistem Distribusi Sistem distribusi merupakan pendistribusian air dari reservoir ke konsumen dengan sistem jaringan perpipaan, di dalam sistem ini ada penyadapan air untuk konsumen.
  • 79. Diagram Sistem Transmisi dan Sistem Distribusi
  • 80. Diagram Sistem Transmisi dan Sistem Distribusi
  • 81.
  • 82. Sistem Cabang ( Branch ) Sistem Loop Sistem Campuran / gabungan Sistem Jaringan Pipa Air
  • 83. Pipa - Pipa Tiga syarat pipa yaitu : ● Harus mampu mengalirkan debit air yang diperlukan ● Dapat menahan gaya-gaya dalam dan luar ● Cukup tahan lama
  • 84. Kategori Pipa Berdasarkan Pemakaian ᴓ Pipa pembawa : untuk mengalirkan air dari sumber air ke tempat tertentu di daerah pemakaian : pipa pembawa utama/induk, jaringan, pipa pada instalasi pompa “pipa gravitasi” ᴓ Pipa cabang : pipa pembawa sekunder dari pipa utama/induk ke rumah-rumah ᴓ Pipa plumbing : jaringan pipa yang terdapat di dalam rumah
  • 85. Pemakaian Pipa No . Jenis Pipa Pemakaian Pipa Induk Distrib usi Plumbi ng 1 Besi tuang x x 2 Asbes semen x x 3 Pipa yang digalvanisir x*) x x 4 Pipa baja “bitumen coated” x 5 Pipa beton x 6 Pipa plastik (PVC & PE) x x x 7 Pipa tembaga x x : dipakai *) : untuk keperluan khusus
  • 86. Pemilihan Jenis Pipa  Ukuran standar yang tersedia di pasaran  Karakteristik jenis pipa (pengaruh kualitas air, daya tahan terhadap tekanan, umur pakai)  Faktor-faktor ekonomis  Teknik pemasangan (termasuk pengangkutan)
  • 87. Skema Sistem Jaringan Distribusi Bercabang
  • 88. Skema Sistem Jaringan Distribusi Petak (Grid)
  • 89. Skema Sistem Jaringan Distribusi Tertutup/Berlingkar (Loop/Ring)
  • 91. Klep / Valves Ada tiga fungsi klep dalam jaringan pipa yaitu :  Penutup aliran  Pengatur aliran  Pengontrol tekanan Mengingat pentingnya pemakaian klep dalam setiap instalasi pengadaan air bersih, maka perlu diketahui beberapa jenis klep dan pemakaiannya secara umum.
  • 92. Pemakaian Klep / Valves No. Jenis Klep Pemakaian Penutup Pengatur Aliran Pengatur Tekanan 1 Klep geser (gate valve) x 2 Plug valve x*) x 0 3 Butter fly x*) x 0 4 Klep sekrup x x 0 5 Klep Aliran searah (non return valve) x 0 6 Klep pengontrol (ball valve) x x 0 7 Klep pengatur tekanan x x : dipakai *) : sebagai perlengkapan khusus 0 : sebagai pengotrol tekanan
  • 93. Perencanaan Jaringan Distribusi Perhitungan jaringan distribusi baru dapat dilaksanakan setelah diketahui hal-hal berikut:  Tata letak umum pengadaan air  Tata letak jaringan distribusi  Peta situasi dari seluruh sistem  Potongan memanjang rencana trase pipa-pipa  Bahan pipa yang dipilih
  • 94. Perhitungan Hidrolis Pipa Aliran air dalam pipa mengalami kehilangan tekanan karena gesekan dengan dinding pipa. Kehilangan tekanan akibat gesekan, adalah :  Berbanding langsung dengan panjang pipa  Berbanding langsung dengan kekasaran dinding pipa  Sebanding dengan kuadrat kecepatan aliran
  • 100. Reservoir Head Statis Head Loss Daerah pelayanan Sisa Tekan HGL, EGL Muka Tanah Distribusi dengan sistem Gravitasi HGL, EGL Muka Tanah Pompa Reservoir Head Statis Head Loss Derah Pelayanan Sisa Tekan Distribusi dengan sistem Pompa SISTEM DISTRIBUSI AIR
  • 101. Distribusi Head Statis Reservoir Head Statis Head Loss Sisa Tekan HGL, EGL Pompa Distribusi dengan sistem Gabungan
  • 103. Contoh Penyediaan Air Bersih Dengan Ferro Twin
  • 106. Instalasi Pipa Air Dingin dan Pipa Air Panas
  • 107. Instalasi Pipa Air Bersih dan Pipa Air Kotor
  • 108. Diagram Alir Penyediaan Air Dingin dan Air Panas
  • 109. Instalasi Pipa Air Bersih dan Pipa Air Kotor di Dalam Gedung
  • 113. Penyediaan Air Bersih Pada Gedung Bertingkat
  • 114. Penyediaan Air Bersih Pada Gedung Bertingkat
  • 115. Bertingkat Dengan Sistem Pompa dan Sistem Gaya Gravitasi
  • 116. Contoh soal  Sumber Air Sumur Dalam / Artetis  Untuk sumur dalam/artetis dalam perhitungan penyediaan air bersih, diperlukan data debit yang akan dialirkan, kecepatan yang diijinkan, panjang pipa dari sumber sampai reservoir, kemudian yang akan dihitung adalah diameter pipa, Head loss, dan daya pompa. Untuk hasil perhitungan di Wilayah dusun Karangguli, Desa Padaan, Kecamatan Pabelan karena penyediaan air bersihnya selain dari sumber mata air juga dari sumur dalam/artetis adalah sebagai berikut : Data : Q = 1,0 lt/dt. (minimum) L = 483 m V = 1,5 m Luas penampang pipa (Ah), Diameter pipa hisap (Dh), maka pipa hisap digunakan pipa dengan diameter 1,5 inch (37,5 mm) luas penampang pipa (A), dan kecepatan alirannya menjadi kehilangan tenaga pada aliran (hf)
  • 117. Headloss mayor (hf) : Pompa air baku (Pompa submersible) Desain terpilih Jumlah pompa air baku 1 unit pompa dan 1 pompa cadangan Perhitungan Debit pengambilan air baku (Q) = 1 l/dtk = 86,4 m3/hari Beda tinggi Sumber Bangunan pengumpul (Hs) = 8 m Headloss pipa transmisi air baku (HL) = 23 m Beda tinggi el.min. dan mak air di bak (h) = 3 m Head pompa yang dibutuhkan = Hs + HL + h = 8 + 23 + 3 = 34 m karena debit air baku 86,4 m³/hari maka pompa air baku (pompa intake) yang digunakan direncanakan berjumlah 1 unit pompa yang beroperasi dan 1 unit pompa cadangan. Daya pompa teoritis, (w) P= 370,6 watt = 450 watt dari debit pompa tersebut dapat ditentukan pompa yang akan digunakan. Pompa yang digunakan adalah pompa jenis submersible dengan kapasitas 1,0 l/dtk, dengan head 34 m.