Dokumen tersebut membahas mengenai pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak melalui penatalaksanaan obstetri yang tepat untuk ibu hamil dengan HIV. Beberapa poin pentingnya adalah: (1) pemberian obat antiretroviral untuk menurunkan kadar virus pada ibu hamil sangat penting untuk mencegah transmisi ke janin, (2) persalinan seksio sesarea berencana merupakan pilihan dengan risiko penularan terendah, (3
1. Prevention Mother to Child
Transmission of HIV
Penatalaksanaan Obstetri
untuk Ibu Hamil dengan
HIV
Hj. Ai Heni Mulyani, dr. SpOG(K)
2. • Estimasi Jumlah kasus Orang dengan
HIV-AIDS (ODHA) sampai saat ini
mencapau 591.823 jiwa. Sampai bulan
maret 2014
• Tercatat hampir 30.000 kasus terinfeksi
HIV dan 90%diantaranya sering terjadi
penularan dari ibu ke anaknya.
3. • Tahun 2014 diperkirakan 14.000 wanita
hamil dengan HIV (+) di Indonesia.
• Kasus yang dilaporkan 5.949 kasus
• 1.368 wanita hamil yang menjalani
terapi ARV
4. • Program pencegahan penuolaran HIV dari Ibu ke
Anak (PPIA).
• PPIA telah terbukti efektif untuk mencegah
penularan HIV dari Ibu ke anak.
• Dinegara maju risiko anak tertular HIV dari Ibu
dapat ditekan hingga < 2%.
• Dinegara berkembang dan negara miskin dengan
miminnya akses intervensi menyebabkan risiko
penularan masih berkisar antara 20% - 50%.
5. • Tujuan PPIA mencegah penularan HIV
• Mengurangi dampak epidem HIV terhadap bayi
• Intervensi mengurangi jumlah ibu hamil dengan
HIV positif, menurunkan viral lood.
• Meminimalkan paparan janin dan bayi terhadap
cairan ibu
• Mengoptimalkan kesehatan ibu dengan HIV
positif.
6. •Prinsip tes HIV menurut WHO 2013 5C,
yaitu consent, confidentiality,
conseling, correct test result,
connection to care, treatment and
preventions service
8. • Kementrian Kesehatan tahun
2014 mengeluarkan hasil
estimasi dan proyeksi HIV, dari
satu juta ODHA (orang Dengan
HIV/AIDS) pada tahun 2025
9. • Tahun 2020 ditargetkan eliminasi HIV,
sifilis dan Hepatitis (triple eliminasi)
• Tahun 2027 ditargetkan 90%
• Tahun 2030 diharapkan tidak ada lagi
infeksi bari HIV, tidak ada lagi kematian
karena HIV-AIDS, tidak ada lagi disriminasi
terhadap ODHA
10. dr. MI. Aldika Akbar SpOG, FK UNAIR Halaman3
Latar Belakang
11. dr. MI. Aldika Akbar SpOG, FK UNAIR Halaman4
Kondisi ibu baik
Tidak terjadi penularan
Ke Bayi
Ke Tim Penolong
Ke Pasien lainnya
Tindakan efektif dan efisien
Tujuan Penatalaksanaan Obstetri
pada IIbu hamil
dengan HIIV
Persaliinnanyyaangaman
PMTCT
13. PMTCT Komprehensif WHO
• Mencegah infeksi baru pada wanita usia
reproduktif
• Mencegah kehamilan tidak diinginkan pada
wanita dengan HIV positif
• Mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi
• Penanganan, dukungan adekuat untuk ibu
dengan HIV positif dan keluarganya
14. Risiko Penularan Saat Persalinan
Percampuran
darah ibu
bayi melalui
placenta
Paparan
darah lendir
serviks di
jalan lahir
Menelan
darah lendir
serviks saat
resusitasi
15. Mengapa Perlu PMTCT?
< 2-5%
Risiko penularan dari ibu ke janin tanpa intervensi
15 – 45%
PMTCCTT
WHO, 2016
Risiko penularan dari ibu ke janin dengan intervensi
16. PMTCT Pada Ibu Hamil
• Antenatal care yang
baik
• Universal screening
HIV
• Obat Antiretroviral
(ARV)
• Operasi Sesar Elektif
• Tidak menyusui
• Follow up bayi baru
lahir
20. Obat Anti Retroviral
• Salah satu elemen terpenting PMTCT
• Prinsip: menurunkan kadar virus dalam darah
ibu, menurunkan risiko transmisi
• Diberikan selama kehamilan, persalinan dan
pasca persalinan
• Aman
• Bayi diberikan 6 minggu pertama
Halaman 13
23. Pemberian Makanan pada Bayi
dengan Ibu HIV (+)
Negara Berkembang
•
•
•
•
• Tetap menyusui eksklusif 6
bulan, kecuali ada pengganti
(AFASS)
Risiko tidak menyusui > risiko
menyusui
Hindari makanan padat/non
ASI
ARV tetap diberikan untuk ibu
dan bayi
Risiko transmisi < 1%
Negara Maju
•
•
Rekomendasi tidak menyusui
Boleh ASI ekslusif jika:
–
–
ARV
Viral load rendah
24. dr. MI. Aldika Akbar SpOG, FK UNAIR Halaman17
RisiikkoottrraanssmiissiiH
H
I
I
V
V
ppaadaiibbuum
e
e
n
n
y
y
u
u
s
s
u
u
i
ekksklluusiiff((ddimanaiibbuudan bayyimenneerriimma
A
A
R
R
V
)ssaangaattr
r
e
e
n
d
d
a
a
h(<1%)
28. Metode Keuntungan Kerugian
Seksio
sesarea
elektif
Risiko penularan
rendah
Terencana
Per
vaginam
Mudah dilakukan di
sarana kesehatan
terbatas
Biaya murah
Lama perawatan ibu
Perlu fasilitas &
sarana pendukung
Biaya mahal
Risiko penularan
tinggi
(kecuali bila ibu minum ARV
teratur 6 bulan atau VL tidak
terdeteksi)
Penatalaksanaan Persalinan 4/4
Informasi saat konseling
31. PRINSIP KONTRASEPSI
1. Setiap perempuan dengan HIV diberikan
konseling mengenai risiko penularan HIV
terhadap bayi yang dikandungnya
2. Tundalah kehamilan sampai kesehatan
secara umum baik
3. Sebaiknya perempuan dengan HIV tidak
hamil lagi, kontrasepsi mantap
dianjurkan
32. Beberapa aktivitas untuk mencegah kehamilan
yang tidak direncanakan pada ibu HIV positif
antara lain:
•Mengadakan KIE tentang HIV/AIDS dan perilaku
seks aman
• Menjalankan konseling dan tes HIV
sukarela untuk pasangan
•Melakukan upaya pencegahan dan pengobatan
IMS
•Melakukan promosi penggunaan kondom
• Menganjurkan perempuan HIV positif mengikuti
keluarga berencana dengan cara yang tepat
•Senantiasa menerapkan kewaspadaan standar
• Membentuk dan menjalankan layanan
34. Ringkasan
Semua ibu hamil harus ditawarkan pemeriksaaan HIV
Masa persalinan mempunyai risiko tertinggi dalam
penularan HIV dari Ibu ke Bayi dibanding masa
kehamilan dan nifas
Pada perempuan hamil dengan HIV positiv
pemberian ARV penting untuk mencegah tranmisi
infeksi ke bayi
Pada dasarnya persalinan ibu dengan HIV dapat
dilaksanakan di semua fasilitas kesehatan, dengan
menerapkan kewaspadaan universal standar
Seksio sesarea berencana merupakan pilihan
apabila fasilitas memadai
Kondom tetap merupakan proteksi untuk
pencegahan infeksi