SlideShare a Scribd company logo
SUPRANUKLEAR
Pendahuluan
Sistem motorik okular supranuklear adalah
jaringan saraf yang mencakup beberapa
daerah sistem saraf pusat (SSP), termasuk
daerah premotor dan motor dari frontal dan
parietal cortices, cerebellum, superior
colliculi, thalamus, basal ganglia, dan
brainstem
Supranuclear Ocular Motor
Systems
v
01
Supranuclear Ocular Motor
Systems :
Ocular Fixation System
SLIDESMANIA.COM
Sistem fiksasi okular menahan bayangan
benda diam pada fovea saat kepala tidak
bergerak.
Degradasi kualitas gambar yang akan
dihasilkan jika mata benar-benar diam diatasi
dengan gerakan refiksasi mikrosakkadik,
amplitude yang sangat kecil (0.1°– 0.2° of
visual angle) to-and-fro saccades.
Seperti kebanyakan gerakan saccadic, ada
sedikit jeda (180-200 milidetik) antara
gerakan, yang dikenal sebagai interval
intersaccadic.
Jalur anatomi yang mengontrol
fiksasi okular termasuk korteks
prefrontal dorsolateral, bidang
mata tambahan, bidang mata
parietal, daerah V5 dan V5a,
ganglia basal, dan colliculi
superior.
Evaluasi klinis stabilitas okular
melibatkan pengamatan
kemampuan pasien untuk
memfiksasi target ketika kepala
dan tubuh dalam keadaan diam.
v
02
Supranuclear Ocular Motor
Systems : Vestibular-Ocular
System (Vestibular-Ocular Reflex)
SLIDESMANIA.COM
Assessment of vestibular-ocular function
• Nystagmus spontan merupakan tanda input vestibular yang tidak seimbang, menghasilkan
deviasi pandangan fase lambat yang mengganggu fiksasi, diikuti oleh saccade korektif fase
cepat.
• Ketika ada lesi dan kepala diputar ke arah sisi lesi, amati respon yan rusak. Misalnya, rotasi
kepala ke kanan harus merangsang kanal setengah lingkaran horizontal kanan untuk
menghasilkan rotasi okular ke kiri dengan kecepatan dan amplitudo yang sama. Ketika lesi
hadir di jalur kanal setengah lingkaran horizontal kanan, mata akan diseret dari target, diikuti
oleh kantung refiksasi kompensasi ke kiri.
• Kanal setengah lingkaran anterior dan posterior dapat dinilai dengan rotasi kepala vertikal.
• VOR Gain juga dapat diuji dengan mengukur ketajaman visual selama rotasi kepala (ketajaman
visual dinamis).
• Pasien dengan kehilangan vestibular bilateral sering mengalami penurunan ketajaman visual 4
garis atau lebih dengan headshaking horizontal dan vertikal.
SLIDESMANIA.COM
Assessment of vestibular-ocular function
v
03
Supranuclear Ocular Motor Systems:
Optokinetic System (Optokinetic
Nystagmus)
SLIDESMANIA.COM
Sistem optokinetik
mempertahankan keselarasan
gambar pada retina secara stabil
selama rotasi kepala (atau
lingkungan) yang berkelanjutan.
Nistagmus optokinetik (OKN)
diinduksi ketika Sebagian besar
gambar sampai ke retina
Sistem vestibular dan optokinetik
bekerja secara sinergis untuk
menjaga pemandangan visual
tetap stabil di retina selama
rotasi kepala yang berkelanjutan.
Misalnya, ketika pasien diputar di
kursi pemeriksaan, VOR,
menanggapi input dari kanalis
semisirkularis, awalnya
merangsang rotasi okular fase
lambat ke arah yang berlawanan
yang menahan gambar visual
tetap stabil di retina.
v
04
Supranuclear Ocular Motor Systems:
Saccadic System
SLIDESMANIA.COM
Volitional saccades dapat diuji dengan meminta pasien mengalihkan pandangan dengan cepat di
antara 2 target, seperti jari telunjuk yang terulur dari tangan dokter yang terulur, yang dipegang di
kiri dan kanan pasien.
Sakkade refleksif diuji dengan mengamati fase cepat OKN (disebabkan oleh fiksasi pasien pada
drum OKN yang berputar) dan nistagmus vestibular (disebabkan oleh rotasi pasien di kursi
pemeriksaan). Latensi (durasi dari stimulus ke gerakan), akurasi (kedatangan mata pada target),
kecepatan, dan konjugasi (sejauh mana 2 mata bergerak bersamaan) dari gerakan harus
dipantau. Saccade hipometrik kurang dari target yang dimaksud; 1–2 saccade catch-up kecil
mungkin dalam batas normal.
Saccade hypermetric melampaui target dan biasanya patologis.
v
05
Supranuclear Ocular Motor Systems:
Smooth-Pursuit System
SLIDESMANIA.COM
Assessment of Smooth-Pursuit System
• Mata pasien mengikuti target yang diperkirakan bergerak lambat secara horizontal dan
kemudian vertikal sementara kepala dan tubuh ditahan pada posisinya. Dua tipe utama pursuit
dysfunction terjadi: (1) peningkatan abnormal; dan (2) inisiasi tertunda.
• Smooth-pursuit system dapat dievaluasi dengan VOR cancellation
• Gambar Penilaian klinis vestibular ocular reflex (VOR) cancellation dengan pursuit
system
v
06
Supranuclear Ocular Motor Systems:
Vergence System
SLIDESMANIA.COM
Gerakan mata vergence
secara perlahan
mengarahkan mata ke
arah yang berlawanan
untuk mempertahankan
bayangan suatu objek
pada fovea kedua mata
saat objek bergerak
mendekati atau
menjauhi pengamat.
Stimulus Vergence
antara lain:
- Tonic vergence
- Fusional vergence
- Accommodative
vergence
- Voluntary vergence
Assessment of Convergence
• Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan accommodative target yang
memiliki struktur detail
• Fusional dan accommodative convergence:
• Dievaluasi dengan menentukan near point of convergence (NPC)  Pasien fiksasi ke
accommodative target, kemudian perlahan diarahkan ke arah hidung sampai titik fusi
terpecah dan muncul gerakan divergen (normal NPC 3-5 cm dari hidung)
• Fusional convergence: diperiksa dengan menggunakan prisma base-
out di depan 1 mata saat pasien fiksasi pada target (dekat dan jauh).
Kekuatan prisma ditingkatkan hingga muncul diplopia.
• Kekuatan prisma saat terjadi diplopia  amplitude convergence (normal 25 prisma
dioptri untuk jarak jauh dan 35 prisma dioptri untuk jarak dekat)
• Pemeriksaan divergensi juga sama dengan menggunakan prisma based-in (normal
amplitude divergen adalah 7 prisma dioptri untuk jarak jauh)
• Accommodative convergence: dihitung sebagai perbandingan antara
accommodative convergence/accommodation (AC/A ratio)
• Normal AC/A ratio  3-5 prisma dioptric/D
v
Supranuclear Causes of
Abnormal Ocular Motility
Sebagian besar gangguan supranuklear
mempengaruhi kedua mata secara seimbang dan
karenanya tidak menyebabkan diplopia.
Namun, lesi supranuklear tertentu tidak menghasilkan
efek simetris dan dengan demikian dapat
menyebabkan ketidaksejajaran okular dan diplopia.
v
Supranuclear Ocular
Motor Systems
Disorders
1 2 3
• Menganggu fiksasi stabil biasa
disebut saccadic intrusions
• paling sering square-wave jerks
(SWJs)
• Infrequent SWJs (4–6 per
minute) pada orang Tua
• Frequent SWJs (>15 per
minute) Terjadi patologis pada
penyakit
• sering mengalami nistagmus
dan VOR abnormal.
• Nystagmus Mixed horizontal-
torsional yang ditekan fiksasi
• Nistagmus vertikal atau
torsional murni yang tidak
ditekan oleh fiksasi
• Disfungsi Otolith pathway
menyebabkan skew deviation
• mempertahankan keselarasan
gambar pada retina selama
rotasi kepala
• Asimetri respon yang diinduksi
drum OKN dapat disebabkan
oleh lesi unilateral pada
cerebral pathway
• Dapat menyebabkan
homonymous hemianopia.
Ocular fixation dysfunction Vestibular-ocular dysfunction Optokinetic System (Optokinetic
Nystagmus)
Supranuclear Ocular Motor Systems
Disorders
4 5
• gangguan saccadic : saccades yang
tidak disengaja, kecepatan saccades
yang berkurang, akurasi saccades yang
buruk (yaitu, hipometria atau
hipermetria), latensi yang tertunda untuk
memulai saccades, atau
ketidakmampuan untuk
mempertahankan tatapan eksentrik
setelah menyelesaikan saccades
• large visual field defects
(homonymoushemianopia and bitemporal
hemianopia).
• Abnormal gain pada pasien
yang lebih tua tanpa masalah
neurologis lain yang jelas atau
sekunder akibat penggunaan
berbagai obat
• Dengan bertambahnya usia,
gain berkurang mengurangi
kelancaran gerakan mata,
meskipun obvious saccadic
pursuit biasanya bersifat
patologis
Supranuclear Ocular Motor Systems
Disorders
Saccadic dysfunction Smooth-pursuit system dysfunction
6
• Gangguan ini sering
diklasifikasikan sebagai:
• convergence
insufficiency,accommodativ
e esotropia, spasm of the
near reflex atau diver-
gence insufficiency.
• Tidak seperti gangguan
supranuklear lainnya,
gangguan vergensi
biasanya mengakibatkan
gejala diplopik.
Vergence dysfunction
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and
includes icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik
TERIMA
KASIH
2022

More Related Content

Similar to supranuklear-2.pptx

Prosedur diagnostik mata
Prosedur diagnostik mataProsedur diagnostik mata
Prosedur diagnostik mataRizal_mz
 
Visual pathway.pptx
Visual pathway.pptxVisual pathway.pptx
Visual pathway.pptxZevPanka1
 
Sistem Vestibular.pptx
Sistem Vestibular.pptxSistem Vestibular.pptx
Sistem Vestibular.pptxadityajohan
 
KELOMPOK 8_PPT BIOOPTIKA PADA MANUSIA_OFF B.pptx
KELOMPOK 8_PPT BIOOPTIKA PADA MANUSIA_OFF B.pptxKELOMPOK 8_PPT BIOOPTIKA PADA MANUSIA_OFF B.pptx
KELOMPOK 8_PPT BIOOPTIKA PADA MANUSIA_OFF B.pptxShinegaWahyu
 
Ultrasonografi Okular yang Difokuskan pada Segmen Posterior Mata.pptx
Ultrasonografi Okular yang Difokuskan pada Segmen Posterior Mata.pptxUltrasonografi Okular yang Difokuskan pada Segmen Posterior Mata.pptx
Ultrasonografi Okular yang Difokuskan pada Segmen Posterior Mata.pptxAditya70651
 
Amblyopia DNP
Amblyopia DNP Amblyopia DNP
Amblyopia DNP dewi_putri
 
fisiologi penglihatan.pptx
fisiologi penglihatan.pptxfisiologi penglihatan.pptx
fisiologi penglihatan.pptxSabilaRamadhani2
 
anatomy and physiology personal notes.pptx
anatomy and physiology personal notes.pptxanatomy and physiology personal notes.pptx
anatomy and physiology personal notes.pptxAthar Shaikh
 
Bab 8 kecederaan bahagian atas tubuh
Bab 8 kecederaan bahagian atas tubuhBab 8 kecederaan bahagian atas tubuh
Bab 8 kecederaan bahagian atas tubuhkhairul azlan taib
 
Penggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptx
Penggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptxPenggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptx
Penggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptxMuhammadReza735642
 
BAB IV PEMERIKSAAN.docx
BAB IV PEMERIKSAAN.docxBAB IV PEMERIKSAAN.docx
BAB IV PEMERIKSAAN.docxWidyaWiraPutri
 

Similar to supranuklear-2.pptx (20)

PTT_VERTIGO_PERIFER.pptx
PTT_VERTIGO_PERIFER.pptxPTT_VERTIGO_PERIFER.pptx
PTT_VERTIGO_PERIFER.pptx
 
Prosedur diagnostik mata
Prosedur diagnostik mataProsedur diagnostik mata
Prosedur diagnostik mata
 
Visual pathway.pptx
Visual pathway.pptxVisual pathway.pptx
Visual pathway.pptx
 
Vertigo
VertigoVertigo
Vertigo
 
TUGAS BACA SARI.pptx
TUGAS BACA SARI.pptxTUGAS BACA SARI.pptx
TUGAS BACA SARI.pptx
 
Sistem Vestibular.pptx
Sistem Vestibular.pptxSistem Vestibular.pptx
Sistem Vestibular.pptx
 
Sistem Vestibular.pptx
Sistem Vestibular.pptxSistem Vestibular.pptx
Sistem Vestibular.pptx
 
KELOMPOK 8_PPT BIOOPTIKA PADA MANUSIA_OFF B.pptx
KELOMPOK 8_PPT BIOOPTIKA PADA MANUSIA_OFF B.pptxKELOMPOK 8_PPT BIOOPTIKA PADA MANUSIA_OFF B.pptx
KELOMPOK 8_PPT BIOOPTIKA PADA MANUSIA_OFF B.pptx
 
fisiologi 13.pdf
fisiologi 13.pdffisiologi 13.pdf
fisiologi 13.pdf
 
Ultrasonografi Okular yang Difokuskan pada Segmen Posterior Mata.pptx
Ultrasonografi Okular yang Difokuskan pada Segmen Posterior Mata.pptxUltrasonografi Okular yang Difokuskan pada Segmen Posterior Mata.pptx
Ultrasonografi Okular yang Difokuskan pada Segmen Posterior Mata.pptx
 
Retinoscopy on human eye
Retinoscopy on human eyeRetinoscopy on human eye
Retinoscopy on human eye
 
Amblyopia DNP
Amblyopia DNP Amblyopia DNP
Amblyopia DNP
 
fisiologi penglihatan.pptx
fisiologi penglihatan.pptxfisiologi penglihatan.pptx
fisiologi penglihatan.pptx
 
ARTIKEL PPT.pptx
ARTIKEL PPT.pptxARTIKEL PPT.pptx
ARTIKEL PPT.pptx
 
CRS.pdf
CRS.pdfCRS.pdf
CRS.pdf
 
anatomy and physiology personal notes.pptx
anatomy and physiology personal notes.pptxanatomy and physiology personal notes.pptx
anatomy and physiology personal notes.pptx
 
Bab 8 kecederaan bahagian atas tubuh
Bab 8 kecederaan bahagian atas tubuhBab 8 kecederaan bahagian atas tubuh
Bab 8 kecederaan bahagian atas tubuh
 
Papilitis.pptx
Papilitis.pptxPapilitis.pptx
Papilitis.pptx
 
Penggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptx
Penggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptxPenggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptx
Penggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptx
 
BAB IV PEMERIKSAAN.docx
BAB IV PEMERIKSAAN.docxBAB IV PEMERIKSAAN.docx
BAB IV PEMERIKSAAN.docx
 

Recently uploaded

konsep berpikir kritis dalam keperawatan
konsep berpikir kritis dalam keperawatankonsep berpikir kritis dalam keperawatan
konsep berpikir kritis dalam keperawatanAbdul Rokhman
 
pelayanan ILP DI POSYANDU dan IMUNISASI.pptx
pelayanan  ILP DI POSYANDU dan IMUNISASI.pptxpelayanan  ILP DI POSYANDU dan IMUNISASI.pptx
pelayanan ILP DI POSYANDU dan IMUNISASI.pptxRUANGANIBUDANKB
 
IKP akreditasi klinik pratama rawat inap
IKP akreditasi klinik pratama rawat inapIKP akreditasi klinik pratama rawat inap
IKP akreditasi klinik pratama rawat inapklinikrizkymedika173
 
prinsip preparasi dalam pembuatan gigi tiruan jembatan
prinsip preparasi dalam pembuatan gigi tiruan jembatanprinsip preparasi dalam pembuatan gigi tiruan jembatan
prinsip preparasi dalam pembuatan gigi tiruan jembatanFardhianDhiyawardhan
 
PPT preaentasi PROKER IGD tahun 2023 - 2024
PPT preaentasi PROKER IGD tahun 2023 - 2024PPT preaentasi PROKER IGD tahun 2023 - 2024
PPT preaentasi PROKER IGD tahun 2023 - 2024zakaria54825
 
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdfJUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdfgraceduma3
 
PERBAIKAN- 2.6.4 b (5) SOP Pelayanan Gizi.pdf
PERBAIKAN- 2.6.4 b (5) SOP Pelayanan Gizi.pdfPERBAIKAN- 2.6.4 b (5) SOP Pelayanan Gizi.pdf
PERBAIKAN- 2.6.4 b (5) SOP Pelayanan Gizi.pdfkeandraalkautsar20
 
jenis patogen bakteri jamur kapang dan mikroorganisme.ppt
jenis patogen bakteri jamur kapang dan mikroorganisme.pptjenis patogen bakteri jamur kapang dan mikroorganisme.ppt
jenis patogen bakteri jamur kapang dan mikroorganisme.pptPutriIndrastianingru
 
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  BantulJual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantulviagrajogja
 
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahmateri tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahtien148950
 
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.KChest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.Kdanangandi
 

Recently uploaded (14)

konsep berpikir kritis dalam keperawatan
konsep berpikir kritis dalam keperawatankonsep berpikir kritis dalam keperawatan
konsep berpikir kritis dalam keperawatan
 
pelayanan ILP DI POSYANDU dan IMUNISASI.pptx
pelayanan  ILP DI POSYANDU dan IMUNISASI.pptxpelayanan  ILP DI POSYANDU dan IMUNISASI.pptx
pelayanan ILP DI POSYANDU dan IMUNISASI.pptx
 
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Jogja 08561234742
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Jogja 08561234742Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Jogja 08561234742
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Jogja 08561234742
 
IKP akreditasi klinik pratama rawat inap
IKP akreditasi klinik pratama rawat inapIKP akreditasi klinik pratama rawat inap
IKP akreditasi klinik pratama rawat inap
 
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Bandung 08561234742
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Bandung 08561234742Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Bandung 08561234742
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Bandung 08561234742
 
prinsip preparasi dalam pembuatan gigi tiruan jembatan
prinsip preparasi dalam pembuatan gigi tiruan jembatanprinsip preparasi dalam pembuatan gigi tiruan jembatan
prinsip preparasi dalam pembuatan gigi tiruan jembatan
 
PPT preaentasi PROKER IGD tahun 2023 - 2024
PPT preaentasi PROKER IGD tahun 2023 - 2024PPT preaentasi PROKER IGD tahun 2023 - 2024
PPT preaentasi PROKER IGD tahun 2023 - 2024
 
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdfJUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
 
PERBAIKAN- 2.6.4 b (5) SOP Pelayanan Gizi.pdf
PERBAIKAN- 2.6.4 b (5) SOP Pelayanan Gizi.pdfPERBAIKAN- 2.6.4 b (5) SOP Pelayanan Gizi.pdf
PERBAIKAN- 2.6.4 b (5) SOP Pelayanan Gizi.pdf
 
jenis patogen bakteri jamur kapang dan mikroorganisme.ppt
jenis patogen bakteri jamur kapang dan mikroorganisme.pptjenis patogen bakteri jamur kapang dan mikroorganisme.ppt
jenis patogen bakteri jamur kapang dan mikroorganisme.ppt
 
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Surabaya 08561234742
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Surabaya 08561234742Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Surabaya 08561234742
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Surabaya 08561234742
 
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  BantulJual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
 
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahmateri tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
 
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.KChest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
 

supranuklear-2.pptx

  • 2. Pendahuluan Sistem motorik okular supranuklear adalah jaringan saraf yang mencakup beberapa daerah sistem saraf pusat (SSP), termasuk daerah premotor dan motor dari frontal dan parietal cortices, cerebellum, superior colliculi, thalamus, basal ganglia, dan brainstem
  • 4. v 01 Supranuclear Ocular Motor Systems : Ocular Fixation System
  • 5. SLIDESMANIA.COM Sistem fiksasi okular menahan bayangan benda diam pada fovea saat kepala tidak bergerak. Degradasi kualitas gambar yang akan dihasilkan jika mata benar-benar diam diatasi dengan gerakan refiksasi mikrosakkadik, amplitude yang sangat kecil (0.1°– 0.2° of visual angle) to-and-fro saccades. Seperti kebanyakan gerakan saccadic, ada sedikit jeda (180-200 milidetik) antara gerakan, yang dikenal sebagai interval intersaccadic. Jalur anatomi yang mengontrol fiksasi okular termasuk korteks prefrontal dorsolateral, bidang mata tambahan, bidang mata parietal, daerah V5 dan V5a, ganglia basal, dan colliculi superior. Evaluasi klinis stabilitas okular melibatkan pengamatan kemampuan pasien untuk memfiksasi target ketika kepala dan tubuh dalam keadaan diam.
  • 6. v 02 Supranuclear Ocular Motor Systems : Vestibular-Ocular System (Vestibular-Ocular Reflex)
  • 7. SLIDESMANIA.COM Assessment of vestibular-ocular function • Nystagmus spontan merupakan tanda input vestibular yang tidak seimbang, menghasilkan deviasi pandangan fase lambat yang mengganggu fiksasi, diikuti oleh saccade korektif fase cepat. • Ketika ada lesi dan kepala diputar ke arah sisi lesi, amati respon yan rusak. Misalnya, rotasi kepala ke kanan harus merangsang kanal setengah lingkaran horizontal kanan untuk menghasilkan rotasi okular ke kiri dengan kecepatan dan amplitudo yang sama. Ketika lesi hadir di jalur kanal setengah lingkaran horizontal kanan, mata akan diseret dari target, diikuti oleh kantung refiksasi kompensasi ke kiri. • Kanal setengah lingkaran anterior dan posterior dapat dinilai dengan rotasi kepala vertikal. • VOR Gain juga dapat diuji dengan mengukur ketajaman visual selama rotasi kepala (ketajaman visual dinamis). • Pasien dengan kehilangan vestibular bilateral sering mengalami penurunan ketajaman visual 4 garis atau lebih dengan headshaking horizontal dan vertikal.
  • 9. v 03 Supranuclear Ocular Motor Systems: Optokinetic System (Optokinetic Nystagmus)
  • 10. SLIDESMANIA.COM Sistem optokinetik mempertahankan keselarasan gambar pada retina secara stabil selama rotasi kepala (atau lingkungan) yang berkelanjutan. Nistagmus optokinetik (OKN) diinduksi ketika Sebagian besar gambar sampai ke retina Sistem vestibular dan optokinetik bekerja secara sinergis untuk menjaga pemandangan visual tetap stabil di retina selama rotasi kepala yang berkelanjutan. Misalnya, ketika pasien diputar di kursi pemeriksaan, VOR, menanggapi input dari kanalis semisirkularis, awalnya merangsang rotasi okular fase lambat ke arah yang berlawanan yang menahan gambar visual tetap stabil di retina.
  • 11. v 04 Supranuclear Ocular Motor Systems: Saccadic System
  • 12. SLIDESMANIA.COM Volitional saccades dapat diuji dengan meminta pasien mengalihkan pandangan dengan cepat di antara 2 target, seperti jari telunjuk yang terulur dari tangan dokter yang terulur, yang dipegang di kiri dan kanan pasien. Sakkade refleksif diuji dengan mengamati fase cepat OKN (disebabkan oleh fiksasi pasien pada drum OKN yang berputar) dan nistagmus vestibular (disebabkan oleh rotasi pasien di kursi pemeriksaan). Latensi (durasi dari stimulus ke gerakan), akurasi (kedatangan mata pada target), kecepatan, dan konjugasi (sejauh mana 2 mata bergerak bersamaan) dari gerakan harus dipantau. Saccade hipometrik kurang dari target yang dimaksud; 1–2 saccade catch-up kecil mungkin dalam batas normal. Saccade hypermetric melampaui target dan biasanya patologis.
  • 13. v 05 Supranuclear Ocular Motor Systems: Smooth-Pursuit System
  • 14. SLIDESMANIA.COM Assessment of Smooth-Pursuit System • Mata pasien mengikuti target yang diperkirakan bergerak lambat secara horizontal dan kemudian vertikal sementara kepala dan tubuh ditahan pada posisinya. Dua tipe utama pursuit dysfunction terjadi: (1) peningkatan abnormal; dan (2) inisiasi tertunda. • Smooth-pursuit system dapat dievaluasi dengan VOR cancellation • Gambar Penilaian klinis vestibular ocular reflex (VOR) cancellation dengan pursuit system
  • 15. v 06 Supranuclear Ocular Motor Systems: Vergence System
  • 16. SLIDESMANIA.COM Gerakan mata vergence secara perlahan mengarahkan mata ke arah yang berlawanan untuk mempertahankan bayangan suatu objek pada fovea kedua mata saat objek bergerak mendekati atau menjauhi pengamat. Stimulus Vergence antara lain: - Tonic vergence - Fusional vergence - Accommodative vergence - Voluntary vergence
  • 17. Assessment of Convergence • Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan accommodative target yang memiliki struktur detail • Fusional dan accommodative convergence: • Dievaluasi dengan menentukan near point of convergence (NPC)  Pasien fiksasi ke accommodative target, kemudian perlahan diarahkan ke arah hidung sampai titik fusi terpecah dan muncul gerakan divergen (normal NPC 3-5 cm dari hidung)
  • 18. • Fusional convergence: diperiksa dengan menggunakan prisma base- out di depan 1 mata saat pasien fiksasi pada target (dekat dan jauh). Kekuatan prisma ditingkatkan hingga muncul diplopia. • Kekuatan prisma saat terjadi diplopia  amplitude convergence (normal 25 prisma dioptri untuk jarak jauh dan 35 prisma dioptri untuk jarak dekat) • Pemeriksaan divergensi juga sama dengan menggunakan prisma based-in (normal amplitude divergen adalah 7 prisma dioptri untuk jarak jauh) • Accommodative convergence: dihitung sebagai perbandingan antara accommodative convergence/accommodation (AC/A ratio) • Normal AC/A ratio  3-5 prisma dioptric/D
  • 19. v Supranuclear Causes of Abnormal Ocular Motility Sebagian besar gangguan supranuklear mempengaruhi kedua mata secara seimbang dan karenanya tidak menyebabkan diplopia. Namun, lesi supranuklear tertentu tidak menghasilkan efek simetris dan dengan demikian dapat menyebabkan ketidaksejajaran okular dan diplopia.
  • 21. 1 2 3 • Menganggu fiksasi stabil biasa disebut saccadic intrusions • paling sering square-wave jerks (SWJs) • Infrequent SWJs (4–6 per minute) pada orang Tua • Frequent SWJs (>15 per minute) Terjadi patologis pada penyakit • sering mengalami nistagmus dan VOR abnormal. • Nystagmus Mixed horizontal- torsional yang ditekan fiksasi • Nistagmus vertikal atau torsional murni yang tidak ditekan oleh fiksasi • Disfungsi Otolith pathway menyebabkan skew deviation • mempertahankan keselarasan gambar pada retina selama rotasi kepala • Asimetri respon yang diinduksi drum OKN dapat disebabkan oleh lesi unilateral pada cerebral pathway • Dapat menyebabkan homonymous hemianopia. Ocular fixation dysfunction Vestibular-ocular dysfunction Optokinetic System (Optokinetic Nystagmus) Supranuclear Ocular Motor Systems Disorders
  • 22. 4 5 • gangguan saccadic : saccades yang tidak disengaja, kecepatan saccades yang berkurang, akurasi saccades yang buruk (yaitu, hipometria atau hipermetria), latensi yang tertunda untuk memulai saccades, atau ketidakmampuan untuk mempertahankan tatapan eksentrik setelah menyelesaikan saccades • large visual field defects (homonymoushemianopia and bitemporal hemianopia). • Abnormal gain pada pasien yang lebih tua tanpa masalah neurologis lain yang jelas atau sekunder akibat penggunaan berbagai obat • Dengan bertambahnya usia, gain berkurang mengurangi kelancaran gerakan mata, meskipun obvious saccadic pursuit biasanya bersifat patologis Supranuclear Ocular Motor Systems Disorders Saccadic dysfunction Smooth-pursuit system dysfunction 6 • Gangguan ini sering diklasifikasikan sebagai: • convergence insufficiency,accommodativ e esotropia, spasm of the near reflex atau diver- gence insufficiency. • Tidak seperti gangguan supranuklear lainnya, gangguan vergensi biasanya mengakibatkan gejala diplopik. Vergence dysfunction
  • 23. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and includes icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik TERIMA KASIH 2022