SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Ayu Adelia O. A 200070600011001
Ummi Faiza 200070600011005
Rizcha Anastasia W. 200070600011010
Nashinta Laksmi Putri 200070600011012
Meisi Ratna Atalya Loi 200070600011020
Eki Mayuka Trisnawati 200070600011021
Annisa Riestra Pristanti 200070600011024
Inas Okti Anggita Sari 200070600011026
I'id Wahidatul Karomiyah 200070600011031
Safira Rahma Novachiria 200070600011036
Arief Indrawan Sugiarto 200070600011038
PresentasiKasusPORSwamedikasi
KELOMPOK 1
Self-medication
(pengobatan
sendiri) ?
Upaya penggunaan obat-obatan tanpa
terlebih dahulu berkonsultasi dengan
tenaga medis
Swamedikasi untuk mengatasi keluhan-
keluhan dan penyakit ringan yang
banyak dialami masyarakat, seperti
demam, nyeri, pusing, batuk, flu, sakit
maag, kecacingan, diare, penyakit kulit,
dll
Data Kemenkes RI
thn 2012
Terdapat 44,14%
masyarakat Indonesia
yang melakukan
Swamedikasi
Hasil Riset Kesehatan
Dasar thn 2013
Sejumlah 103.860 (35,2%)
rumah tangga dari 294.959
rumah tangga di Indonesia
menyimpan obat untuk
swamedikasi
PENDAHULUAN
Swamedikasi harus memenuhi kriteria POR, dalam
praktiknya masih terjadi kesalahan sehingga dapat
menimbulkan resiko kesehatan.
Penelitian sebelumnya :
→Tingkat pengetahuan swamedikasi baik dan
swamedikasi rasional.
→Rasionalitas berhubungan dengan
sosiodemografi
Maka, penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat
pengetahuan dan rasionalitas swamedikasi serta
hubungan faktor sosiodemografi.
Penelitian deskriptif dengan
desain pendekatan cross-sectional.
Metode
Penelitian
Populasidan
Sampel
Seluruh pasien swamedikasi
(usia : 18-60 tahun) di tiga Apotek
Kota Panyabungan.
ANALISIS DATA
Inklusi  Pasien (18-60 tahun)
dan melakukan swamedikasi di
apotek.
Eksklusi  Pasien yang tidak
masuk kriteria inklusi.
KriteriaInklusi
danEksklusi
PengambilanData
Data diambil dengan kuisioner (sudah diuji
validitas dan reabilitas) yang terdiri dari 4
bagian :
1. Pendahuluan : mengetahui pasien pernah
menggunakan obat swamedikasi atau tidak.
2. Pengetahuan Swamedikasi: mengetahui
tingkat pengetahuan pasien tentang
swamedikasi
3. Rasionalitas Swamedikasi: mengetahui
rasionalitas swamedikasi yang digunakan
responden
4. Data Demografi Responden : mengetahui
karakteristik reponden.
AnalisisData
Kategori Tingkat
Pengetahuan :
1. Baik (skor <60%)
2. Sedang (skor 60%-80%)
3. Buruk (<80%)
Kategori Rasionalitas
(Berdasarkan Kriteria
Ketepatan Pengobatan Sendiri) :
1. Rasional : Memenuhi 6 kriteria
2. Tidak Rasional : Tidak
memenuhi 6 kriteria
TAHAPANALISIS DATA :
1. Analisis Univariat
Untuk mendapat gambaran
distribusi karakteristik demografi
dan variabel lain.
2. Analisis Bivariat
Untuk mengetahui hubungan
sosiodemografi dengan tingkat
pengetahuan swamedikasi dan
rasionalitas swamedikasi dengan
uji chi-square dan fisher.
Jumlah 342 responden yang terlibat
berasal dari 164 responden apotek
A, 129 responden apotek B, dan 49
responden apotek C.
Karakteristik Responden
HASIL DAN DISKUSI
Sumber Informasi dan Tempat Mendapatkan Swamedikasi
Alasan masyarakat cenderung
membeli obat ke warung
dikarenakan lebih terjangkau,
lebih murah dan dapat juga
menyembuhkan rasa sakit
Keluhan Penyakit
Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional
(2011)  penyakit terbanyak pasien
melakukan swamedikasi : demam, sakit
kepala, batuk dan flu.
Hasil Penelitian Ini :
• Paling banyak nyeri (51,2%)
 sakit kepala, sakit gigi,
pegal-pegal, nyeri haid.
Pilihan Subkelas Farmakologi Obat
Pilihan Terapi Farmakologi
paling banyak adalah
analgesic-antipiretik
(50,6%), dimana ini sejalan
dengan jenis penyakit yang
paling banyak
diswamedikasi
Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Medikasi
Berdasarkan hasil penilaian mayoritas tingkat pengetahuan pasien tergolong sedang yaitu 41,8%. Sebagian besar
pertanyaan yang diberikan tidak dapat dijawab dengan benar dan mayoritas responden menjawab dengan baik.
Hal ini karena kurangnya pengetahuan responden mengenai resiko dari pengobatan yang tidak tepat sehingga
menganggap informasi tentang obat tidak begitu penting. Oleh karena itu, upaya untuk membekali masyarakat
agar mempunyai keterampilan mencari informasi obat secara tepat dan benar perlu dilakukan
= Nilai terbesar
= Nilai terkecil
Rasionalitas Penggunaan Obat dalam Swamedikasi
Menurut WHO, penggunaan obat yang rasional merujuk pada penggunaan obat yang benar,
sesuai dan tepat. Berdasarkan hasil penilaian mengenai rasionalitas penggunaan obat, dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden di tiga apotek menggunakan obat secara rasional
(59,4%). Namun, sebagian lagi juga masih menggunakan obat secara tidak rasional seperti
ditunjukkan pada tabel berikut:
Rasionalitas Penggunaan Obat dalam Swamedikasi
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa:
1. Penggunaan obat yang tidak rasional paling banyak disebabkan
oleh ketidaktepatan lama penggunaan obat (70,3%).
2. Pemilihan obat dan indikasi yang tidak tepat terjadi pada 64
pasien (18,7%). Kesalahan yang umumnya dilakukan pasien
adalah menggunakan obat yang seharusnya digunakan dibawah
pengawasan dokter dan ketidaksesuaian indikasi obat yang
dipilih dengan keluhan pasien.
Dengan hasil demikian dapat diketahui bahwa masyarakat
memang memerlukan informasi obat yang jelas dan dapat
dipercaya agar penentuan jenis dan jumlah obat yang diperlukan
menjadi rasional. Dalam hal ini, apoteker harus berperan menjadi
(drug informer) khususnya untuk obat-obat yang digunakan dalam
swamedikasi.
Rasionalitas Penggunaan Obat dalam Swamedikasi
3. Polifarmasi yang dimaksud pada jurnal ini adalah ketika pasien melakukan swamedikasi untuk membeli
obat lebih dari 1 dengan indikasi yang sama. Kejadian polifarmasi ditemukan pada 9 pasien (2,6%) dan paling
sering terjadi pada pasien dengan keluhan nyeri dan flu, dengan penggunaan dua jenis obat flu atau obat pereda
nyeri dalam waktu barsamaan. Hal terjadi karena minimnya pengetahuan masyarakat mengenai obat-obatan.
Penggunaan obat bebas yang tidak sesuai aturan merupakan bentuk ketidakrasionalan dari penggunaan obat.
Karena memungkinkan timbulnya interaksi obat, efek samping, serta meningkatkan toksisitas obat.
Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa tingkat pengetahuan mempunyai hubungan dengan pendidikan
terakhir (nilai p=0,000) dan pekerjaan (0,030). Sedangkan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi tidak
dipengaruhi faktor-sosiodemografi. Kesimpulan tersebut didasari oleh nilai p keempat variabel faktor
sosiodemografi pada uji chi-square dan fisher lebih besar dari nilai α (0,05).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
tingkat pengetahuan pasien tentang swamedikasi di tiga
apotek Kota Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal,
mayoritasnya adalah tergolong sedang (41,8%).
Rasionalitas penggunaan obat swamedikasi dari pasien di
tiga apotek Kota Panyabungan Kabupaten Mandailing
Natal yaitu rasional (59,4%) dan tidak rasional (40,6 %).
Tingkat pengetahan dipengaruhi oleh Pendidikan terakhir
dan pekerjaan. Sedangkan rasionalitas penggunaan obat
swamedikasi tidak dipengaruhi faktor-sosiodemografi.
DaftarPustaka
Harahap, N.A., Khairunnisa, K. and Tanuwijaya, J., 2017.
Tingkat Pengetahuan Pasien dan Rasionalitas Swamedikasi
di Tiga Apotek Kota Panyabungan. Jurnal Sains Farmasi &
Klinis, 3(2), pp.186-192.
TERIMAKASIH

More Related Content

Similar to Kel.1_200070600011010_Rizcha Anastasia Widodo.pptx

3-6peran komunikasi farmasi..ppt
3-6peran komunikasi farmasi..ppt3-6peran komunikasi farmasi..ppt
3-6peran komunikasi farmasi..pptAsepSaepudin211095
 
Pengobatan tradisional dan kedokteran moderen
Pengobatan tradisional dan kedokteran moderenPengobatan tradisional dan kedokteran moderen
Pengobatan tradisional dan kedokteran moderenAnatta Budiman
 
Rational Use of Drug Medicines (POR).pptx
Rational Use of Drug Medicines (POR).pptxRational Use of Drug Medicines (POR).pptx
Rational Use of Drug Medicines (POR).pptxhanik mariana
 
Jurnal faktor risiko hipertensi
Jurnal faktor risiko hipertensiJurnal faktor risiko hipertensi
Jurnal faktor risiko hipertensinrukmana rukmana
 
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptxPPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptxNanaNurhasanah5
 
Jurnal Fitria Ramadani
Jurnal Fitria RamadaniJurnal Fitria Ramadani
Jurnal Fitria Ramadanisapakademik
 
412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx
412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx
412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptxMFerdyYahyaRamadhan
 
Pertemuan Ke 5 SWAMEDIKASI.ppt
Pertemuan Ke 5 SWAMEDIKASI.pptPertemuan Ke 5 SWAMEDIKASI.ppt
Pertemuan Ke 5 SWAMEDIKASI.pptErinFarlina
 
ppt ruang lingkup epidemiologi.pptx
ppt ruang lingkup epidemiologi.pptxppt ruang lingkup epidemiologi.pptx
ppt ruang lingkup epidemiologi.pptxSegehVisi
 
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...Aji Wibowo
 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit TBC
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit TBCPharmaceutical Care Untuk Penyakit TBC
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit TBCSainal Edi Kamal
 
Pengantar Epidemiologi
Pengantar EpidemiologiPengantar Epidemiologi
Pengantar EpidemiologiSariana Csg
 
234024-pengaruh-pendidikan-kesehatan-dalam-meni-0bdd569d.pdf
234024-pengaruh-pendidikan-kesehatan-dalam-meni-0bdd569d.pdf234024-pengaruh-pendidikan-kesehatan-dalam-meni-0bdd569d.pdf
234024-pengaruh-pendidikan-kesehatan-dalam-meni-0bdd569d.pdfrbang4555
 
Penggunaan Obat Rasional.pptx
Penggunaan Obat Rasional.pptxPenggunaan Obat Rasional.pptx
Penggunaan Obat Rasional.pptxYenny Tanjung
 
Konseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaKonseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaSapan Nada
 
strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...
strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...
strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...SofiaNofianti
 
pengantar epidemilogi
pengantar epidemilogipengantar epidemilogi
pengantar epidemilogiRai Syifa
 

Similar to Kel.1_200070600011010_Rizcha Anastasia Widodo.pptx (20)

3-6peran komunikasi farmasi..ppt
3-6peran komunikasi farmasi..ppt3-6peran komunikasi farmasi..ppt
3-6peran komunikasi farmasi..ppt
 
Makalah farma
Makalah farmaMakalah farma
Makalah farma
 
Pengobatan tradisional dan kedokteran moderen
Pengobatan tradisional dan kedokteran moderenPengobatan tradisional dan kedokteran moderen
Pengobatan tradisional dan kedokteran moderen
 
Rational Use of Drug Medicines (POR).pptx
Rational Use of Drug Medicines (POR).pptxRational Use of Drug Medicines (POR).pptx
Rational Use of Drug Medicines (POR).pptx
 
Penggunaan obat rasional
Penggunaan obat rasionalPenggunaan obat rasional
Penggunaan obat rasional
 
Jurnal faktor risiko hipertensi
Jurnal faktor risiko hipertensiJurnal faktor risiko hipertensi
Jurnal faktor risiko hipertensi
 
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptxPPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
 
Jurnal Fitria Ramadani
Jurnal Fitria RamadaniJurnal Fitria Ramadani
Jurnal Fitria Ramadani
 
412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx
412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx
412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx
 
1169-2325-1-SM.pdf
1169-2325-1-SM.pdf1169-2325-1-SM.pdf
1169-2325-1-SM.pdf
 
Pertemuan Ke 5 SWAMEDIKASI.ppt
Pertemuan Ke 5 SWAMEDIKASI.pptPertemuan Ke 5 SWAMEDIKASI.ppt
Pertemuan Ke 5 SWAMEDIKASI.ppt
 
ppt ruang lingkup epidemiologi.pptx
ppt ruang lingkup epidemiologi.pptxppt ruang lingkup epidemiologi.pptx
ppt ruang lingkup epidemiologi.pptx
 
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...
 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit TBC
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit TBCPharmaceutical Care Untuk Penyakit TBC
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit TBC
 
Pengantar Epidemiologi
Pengantar EpidemiologiPengantar Epidemiologi
Pengantar Epidemiologi
 
234024-pengaruh-pendidikan-kesehatan-dalam-meni-0bdd569d.pdf
234024-pengaruh-pendidikan-kesehatan-dalam-meni-0bdd569d.pdf234024-pengaruh-pendidikan-kesehatan-dalam-meni-0bdd569d.pdf
234024-pengaruh-pendidikan-kesehatan-dalam-meni-0bdd569d.pdf
 
Penggunaan Obat Rasional.pptx
Penggunaan Obat Rasional.pptxPenggunaan Obat Rasional.pptx
Penggunaan Obat Rasional.pptx
 
Konseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaKonseling dan pio nada
Konseling dan pio nada
 
strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...
strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...
strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...
 
pengantar epidemilogi
pengantar epidemilogipengantar epidemilogi
pengantar epidemilogi
 

Recently uploaded

PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 

Recently uploaded (20)

PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 

Kel.1_200070600011010_Rizcha Anastasia Widodo.pptx

  • 1. Ayu Adelia O. A 200070600011001 Ummi Faiza 200070600011005 Rizcha Anastasia W. 200070600011010 Nashinta Laksmi Putri 200070600011012 Meisi Ratna Atalya Loi 200070600011020 Eki Mayuka Trisnawati 200070600011021 Annisa Riestra Pristanti 200070600011024 Inas Okti Anggita Sari 200070600011026 I'id Wahidatul Karomiyah 200070600011031 Safira Rahma Novachiria 200070600011036 Arief Indrawan Sugiarto 200070600011038 PresentasiKasusPORSwamedikasi KELOMPOK 1
  • 2.
  • 3. Self-medication (pengobatan sendiri) ? Upaya penggunaan obat-obatan tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan tenaga medis Swamedikasi untuk mengatasi keluhan- keluhan dan penyakit ringan yang banyak dialami masyarakat, seperti demam, nyeri, pusing, batuk, flu, sakit maag, kecacingan, diare, penyakit kulit, dll Data Kemenkes RI thn 2012 Terdapat 44,14% masyarakat Indonesia yang melakukan Swamedikasi Hasil Riset Kesehatan Dasar thn 2013 Sejumlah 103.860 (35,2%) rumah tangga dari 294.959 rumah tangga di Indonesia menyimpan obat untuk swamedikasi PENDAHULUAN
  • 4. Swamedikasi harus memenuhi kriteria POR, dalam praktiknya masih terjadi kesalahan sehingga dapat menimbulkan resiko kesehatan. Penelitian sebelumnya : →Tingkat pengetahuan swamedikasi baik dan swamedikasi rasional. →Rasionalitas berhubungan dengan sosiodemografi Maka, penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat pengetahuan dan rasionalitas swamedikasi serta hubungan faktor sosiodemografi.
  • 5. Penelitian deskriptif dengan desain pendekatan cross-sectional. Metode Penelitian Populasidan Sampel Seluruh pasien swamedikasi (usia : 18-60 tahun) di tiga Apotek Kota Panyabungan. ANALISIS DATA
  • 6. Inklusi  Pasien (18-60 tahun) dan melakukan swamedikasi di apotek. Eksklusi  Pasien yang tidak masuk kriteria inklusi. KriteriaInklusi danEksklusi PengambilanData Data diambil dengan kuisioner (sudah diuji validitas dan reabilitas) yang terdiri dari 4 bagian : 1. Pendahuluan : mengetahui pasien pernah menggunakan obat swamedikasi atau tidak. 2. Pengetahuan Swamedikasi: mengetahui tingkat pengetahuan pasien tentang swamedikasi 3. Rasionalitas Swamedikasi: mengetahui rasionalitas swamedikasi yang digunakan responden 4. Data Demografi Responden : mengetahui karakteristik reponden.
  • 7. AnalisisData Kategori Tingkat Pengetahuan : 1. Baik (skor <60%) 2. Sedang (skor 60%-80%) 3. Buruk (<80%) Kategori Rasionalitas (Berdasarkan Kriteria Ketepatan Pengobatan Sendiri) : 1. Rasional : Memenuhi 6 kriteria 2. Tidak Rasional : Tidak memenuhi 6 kriteria TAHAPANALISIS DATA : 1. Analisis Univariat Untuk mendapat gambaran distribusi karakteristik demografi dan variabel lain. 2. Analisis Bivariat Untuk mengetahui hubungan sosiodemografi dengan tingkat pengetahuan swamedikasi dan rasionalitas swamedikasi dengan uji chi-square dan fisher.
  • 8. Jumlah 342 responden yang terlibat berasal dari 164 responden apotek A, 129 responden apotek B, dan 49 responden apotek C. Karakteristik Responden HASIL DAN DISKUSI
  • 9. Sumber Informasi dan Tempat Mendapatkan Swamedikasi Alasan masyarakat cenderung membeli obat ke warung dikarenakan lebih terjangkau, lebih murah dan dapat juga menyembuhkan rasa sakit
  • 10. Keluhan Penyakit Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (2011)  penyakit terbanyak pasien melakukan swamedikasi : demam, sakit kepala, batuk dan flu. Hasil Penelitian Ini : • Paling banyak nyeri (51,2%)  sakit kepala, sakit gigi, pegal-pegal, nyeri haid.
  • 11. Pilihan Subkelas Farmakologi Obat Pilihan Terapi Farmakologi paling banyak adalah analgesic-antipiretik (50,6%), dimana ini sejalan dengan jenis penyakit yang paling banyak diswamedikasi
  • 12. Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Medikasi Berdasarkan hasil penilaian mayoritas tingkat pengetahuan pasien tergolong sedang yaitu 41,8%. Sebagian besar pertanyaan yang diberikan tidak dapat dijawab dengan benar dan mayoritas responden menjawab dengan baik. Hal ini karena kurangnya pengetahuan responden mengenai resiko dari pengobatan yang tidak tepat sehingga menganggap informasi tentang obat tidak begitu penting. Oleh karena itu, upaya untuk membekali masyarakat agar mempunyai keterampilan mencari informasi obat secara tepat dan benar perlu dilakukan = Nilai terbesar = Nilai terkecil
  • 13. Rasionalitas Penggunaan Obat dalam Swamedikasi Menurut WHO, penggunaan obat yang rasional merujuk pada penggunaan obat yang benar, sesuai dan tepat. Berdasarkan hasil penilaian mengenai rasionalitas penggunaan obat, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden di tiga apotek menggunakan obat secara rasional (59,4%). Namun, sebagian lagi juga masih menggunakan obat secara tidak rasional seperti ditunjukkan pada tabel berikut:
  • 14. Rasionalitas Penggunaan Obat dalam Swamedikasi Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa: 1. Penggunaan obat yang tidak rasional paling banyak disebabkan oleh ketidaktepatan lama penggunaan obat (70,3%). 2. Pemilihan obat dan indikasi yang tidak tepat terjadi pada 64 pasien (18,7%). Kesalahan yang umumnya dilakukan pasien adalah menggunakan obat yang seharusnya digunakan dibawah pengawasan dokter dan ketidaksesuaian indikasi obat yang dipilih dengan keluhan pasien. Dengan hasil demikian dapat diketahui bahwa masyarakat memang memerlukan informasi obat yang jelas dan dapat dipercaya agar penentuan jenis dan jumlah obat yang diperlukan menjadi rasional. Dalam hal ini, apoteker harus berperan menjadi (drug informer) khususnya untuk obat-obat yang digunakan dalam swamedikasi.
  • 15. Rasionalitas Penggunaan Obat dalam Swamedikasi 3. Polifarmasi yang dimaksud pada jurnal ini adalah ketika pasien melakukan swamedikasi untuk membeli obat lebih dari 1 dengan indikasi yang sama. Kejadian polifarmasi ditemukan pada 9 pasien (2,6%) dan paling sering terjadi pada pasien dengan keluhan nyeri dan flu, dengan penggunaan dua jenis obat flu atau obat pereda nyeri dalam waktu barsamaan. Hal terjadi karena minimnya pengetahuan masyarakat mengenai obat-obatan. Penggunaan obat bebas yang tidak sesuai aturan merupakan bentuk ketidakrasionalan dari penggunaan obat. Karena memungkinkan timbulnya interaksi obat, efek samping, serta meningkatkan toksisitas obat. Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa tingkat pengetahuan mempunyai hubungan dengan pendidikan terakhir (nilai p=0,000) dan pekerjaan (0,030). Sedangkan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi tidak dipengaruhi faktor-sosiodemografi. Kesimpulan tersebut didasari oleh nilai p keempat variabel faktor sosiodemografi pada uji chi-square dan fisher lebih besar dari nilai α (0,05).
  • 16. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan pasien tentang swamedikasi di tiga apotek Kota Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal, mayoritasnya adalah tergolong sedang (41,8%). Rasionalitas penggunaan obat swamedikasi dari pasien di tiga apotek Kota Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal yaitu rasional (59,4%) dan tidak rasional (40,6 %). Tingkat pengetahan dipengaruhi oleh Pendidikan terakhir dan pekerjaan. Sedangkan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi tidak dipengaruhi faktor-sosiodemografi.
  • 17. DaftarPustaka Harahap, N.A., Khairunnisa, K. and Tanuwijaya, J., 2017. Tingkat Pengetahuan Pasien dan Rasionalitas Swamedikasi di Tiga Apotek Kota Panyabungan. Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 3(2), pp.186-192.