SlideShare a Scribd company logo
1 of 47
COVID19 SIMPTOMATIK RINGAN
Disusun oleh :
dr. Agung Ilham Suharyanto
Pembimbing :
dr. Ria Sisca Myrnasari, Sp.P
KOMITE INTERNSIP DOKTER INDONESIA
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
RSUD AJI MUHAMMAD PARIKESIT
TAHUN 2021
Laporan Kasus
LAPORAN KASUS
• Nama : Tn. DC
• Umur : 23 tahun
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Alamat : Jl. Puyu No.82 RT.13 Kel.Timbau
Tenggarong
• Pekerjaan : Mahasiswa/Pelajar
• Ruang : Rumah C
• Tanggal masuk : 03 Juni 2021
Keluhan Utama : Demam
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang ke Poli Covid19 Wisma Atlet RSUD AM Parikesit
• Demam dirasakan pasien sejak kemarin/ 1 hari SMRS
• Demam tidak terlalu tinggi, meriang dan menetap sepanjang hari
• Pasien juga mengeluhkan tidak dapat mencium bau dan merasakan
makanan dengan baik
• Keluhan nyeri kepala, batuk-pilek, mual-muntah, sesak napas, diare, dan
nyeri otot disangkal
• Pasien riwayat tracing kontak dengan kluster jemaat gereja. Pasien belum
pernah mendapatkan vaksin covid19. Pasien memeriksakan diri ke
Puskesmas Rapak Mahang dan terkonfirmasi covid19 melalui swab PCR
(+) tanggal 31/5/2021.
Riwayat Lain
• Pasien memiliki riwayat penyakit maag dan riwayat alergi
udang.
• Riwayat penyakit asma, hipertensi, dan diabetes disangkal
pasien.
• Riwayat penyakit dahulu (-)
• Riwayat pengobatan : tidak ada minum obat rutin.
• Riwayat gaya hidup : jarang berolahraga, tidak ada konsumsi
alkohol, tidak ada riwayat merokok.
• Riwayat penyakit keluarga : (-)
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : Tampak sakit ringan
• Kesadaran : Komposmentis, GCS E4V5M6
Tanda-tanda vital
• Tekanan Darah : 131/85 mmHg
• Frekuensi nadi : 114x/menit kuat angkat
• Frekuensi nafas : 20x/menit
• Suhu : 37oC
• Berat badan : 58 kg
• Tinggi Badan : 170 cm
• Indeks Massa Tubuh : 20 (Normal)
 Head to Toe
• Kepala : Normocephali
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), ikterik (-/-)
• THT : Tidak ditemukan kelainan
• Leher : Pembesaran KGB (-), struma (-), deviasi trakea (-)
• Jantung :
- Inspeksi : iktus kordis tidak tampak.
- Palpasi : iktus kordis terletak di ICS V linea midclavicula sinistra
- Perkusi : normal pada batas jantung
- Auskultasi : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-)
• Paru : Gerakan simetris (+), Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
• Abdomen
• Inspeksi : Bentuk normal, simetris, datar, scar (-)
• Palpasi : Soefl, nyeri tekan epigastrium (-), organomegali (-)
• Perkusi : Timpani seluruh bagian abdomen
• Auskultasi : Bising usus (+) kesan normal
• Ekskremitas : Akral Hangat (+/+) Edema tungkai (-/-), Varices (-/-), CRT <2”
Pemeriksaan Penunjang
Rontgen Thorax PA
Hasil :
• Corakan brokovaskuler kedua
lapang paru meningkat, tampak
infiltrate minimal di lapang paru
dextra
• Sudut costophrenicus sinistra
dan dextra tampak lancip
• Kedua hemidiafragma licin dan
tak mendatar
• Tak tampak abnormalitas
kontour mediastinum
• Cor, CTR < 0.50
• Sistema tulang tervisualisasi
intak
KESAN:
• Besar cor dalam batas normal
• Gambaran bronchitis
• Infiltrat minimal paru dextra DD
Covid
Diagnosis Kerja
Pneumonia Covid19 Simptomatik Ringan
Tatalaksana
• Azitromisin tab 1x500mg 5 hari
• Oseltamivir tab 2x75mg 7 hari
• bionicom z 1x1 14 hari
• Vit. D 1x1000mg 14 hari
• Vit. E 1x 200mg 14 hari
• Paracetamol 3x500mg kp
FOLLOW UP
TINJAUAN PUSTAKA
• Coronavirus merupakan virus RNA yang berukuran 120-160 nm utamanya
menginfeksi hewan, termasuk kelelawar dan unta.
• Ada 6 jenis coronavirus yang dapat menginfeksi manusia, yaitu alphacoronavirus
229E, alphacoronavirus NL63, betacoronavirus OC43, betacoronavirus HKU1,
Severe Acute Respiratory Illness Coronavirus (SARS-CoV), dan Middle East
Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV).
• Coronavirus yang menjadi etiologi COVID-19 termasuk dalam genus
betacoronavirus. Dalam analisis filogenetik, virus ini masuk dalam subgenus yang
sama dengan coronavirus yang menyebabkan wabah Severe Acute Respiratory
Ilness (SARS) pada tahun 2002-2004 silam, yaitu Sarbecovirus. Atas dasar ini,
International Committe on Taxonomy of Viruses mengajukan nama SARS-CoV-2
Definisi
DROPLET
Patogenesis
• Virus SARS-CoV-2 masuk ke saluran napas atas, bereplikasi di sel epitel
saluran napas atas, dan kemudian menyebar ke saluran napas bawah.
• Protein S pada virus berikatan dengan reseptor di sel host yaitu ACE-2
(angiotensin-converting enzyme 2) yang mana reseptor ACE-2, juga
ditemukan pada jantung, sistem renal dan traktus gastrointestinal.
• Di dalam sel, virus akan mengeluarkan genom RNA ke dalam sitoplasma
dan golgi sel kemudian akan ditranslasikan membentuk dua lipoprotein dan
protein struktural untuk dapat bereplikasi. Selanjutnya terjadi proses
translasi dan transkripsi gen dari RNA genom virus sehingga virus
bereplikasi.
• Virus ini akan menduplikasi materi genetik dan protein sehingga akan
membentuk virion baru di permukaan sel
Cont’
• Virus-virus ini nantinya masuk ke dalam peredaran darah dan
selanjutnya antigen virus yang menyebar akan dipresentasikan
ke Antigen Presentation Cell (APC).
• Presentasi sel ke APC akan merespon sistem imun humoral
dan seluler yang dimediasi oleh sel T dan sel B
Cont’
• Spektrum klinis Covid-19 sangat beragam, mulai dari asimptomatik, gejala sangat
ringan, hingga kondisi klinis yang dikarakteristikkan dengan kegagalan respirasi
akut yang mengharuskan penggunaan ventilasi mekanik dan support di Intensive
Care Unit (ICU).
• Ditemukan beberapa kesamaan manifestasi klinis antara infeksi SARS-CoV-2 dan
infeksi betacoronavirus sebelumnya, yaitu SARS-CoV dan MERS-CoV. Beberapa
kesamaan tersebut diantaranya demam, batuk kering, dan gambaran
opasifikasi ground-glass pada foto toraks
Manifestasi Klinis
• Jenis mutasi virus yang perlu diwaspadai terkait dengan tingkat virulensi
dan gejalanya yang lebih berat.
• Virus Corona varian jenis baru tersebut antara lain
• B.117 asal Inggris
• B.1351 asal Afrika Selatan
• B. 1617 asal India
• Varian B.117 diketahui memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi sekitar
36 sampai 75% dibandingkan dengan jenis virus yang beredar sebelumnya
• Varian Delta yang terbaru merupakan turunan B1617 dan ternyata lebih
berbahaya
Varian of concern
Penegakkan Diagnosis
DEFINISI KASUS
1 DARI 3
1. Orang dengan min 1 kriteria KLINIS + 1 kriteria EPIDEMIOLOGIS
Kriteria Klinis
• Demam akut (≥ 380C)/riwayat demam dan batuk
• Terdapat 3 atau lebih gejala/tanda akut : demam/riwayat demam, batuk, kelelahan
(fatigue), sakit kepala, myalgia, nyeri tenggorokan, coryza/ pilek/ hidung tersumbat,
sesak nafas, anoreksia/mual/muntah, diare, penurunan kesadaran
Kriteria Epidemiologis
• Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat tinggal atau bekerja
di tempat berisiko tinggi penularan
• Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat tinggal atau bepergian
di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal
• Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala bekerja di fasilitas pelayanan
kesehatan, baik melakukan pelayanan medis, dan non-medis, serta petugas yang
melaksanakan kegiatan investigasi, pemantauan kasus dan kontak
1 DARI 3
2. Seseorang dengan ISPA Berat
3.Seseorang tanpa gejala (asimtomatik) yang tidak
memenuhi kriteria epidemiologis dengan hasil rapid
antigen SARSCoV-2 positif
1 DARI
KRITERIA
a. Seseorang yang memenuhi kriteria klinis DAN memiliki riwayat kontak
erat dengan kasus probable; ATAU terkonfirmasi; ATAU berkaitan dengan
cluster COVID-19
b. Kasus suspek dengan gambaran radiologis sugestif ke arah COVID-19
c. Seseorang dengan gejala akut anosmia (hilangnya kemampuan indra
penciuman) atau ageusia (hilangnya kemampuan indra perasa) dengan tidak
ada penyebab lain yang dapat diidentifikasi
d. Orang dewasa yang meninggal dengan distres pernapasan DAN memiliki
riwayat kontak erat dengan kasus probable atau terkonfirmasi, atau
berkaitan dengan cluster COVID-19
a. Seseorang dengan hasil RT-PCR positif
b. Seseorang dengan hasil rapid antigen SARS-CoV-2 positif DAN
memenuhi kriteria definisi kasus probable ATAU kasus suspek (kriteria A
atau B)
c. Seseorang tanpa gejala (asimtomatik) dengan hasil rapid antigen SARS-
CoV-2 positif DAN Memiliki riwayat kontak erat dengan kasus probable
ATAU terkonfirmasi.
Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2:
• a. Kasus konfirmasi dengan gejala (simtomatik)
• b. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimtomatik)
• Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau
konfirmasi COVID-19. Riwayat kontak yang dimaksud antara lain:
a. Kontak tatap muka/berdekatan dalam radius 1 meter dan dalam jangka
waktu 15 menit atau lebih.
b. Sentuhan fisik langsung (seperti bersalaman, berpegangan tangan, dan lain-
lain).
c. Orang yang memberikan perawatan langsung tanpa menggunakan APD
yang sesuai standar.
d. Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian
risiko lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi setempat
SUSPEK PROBABLE KONFIRMASI
1 DARI 3
1. Orang dengan min 1 kriteria KLINIS + 1 kriteria EPIDEMIOLOGIS
Kriteria Klinis
• Demam akut (≥ 380C)/riwayat demam dan batuk
• Terdapat 3 atau lebih gejala/tanda akut : demam/riwayat demam, batuk, kelelahan
(fatigue), sakit kepala, myalgia, nyeri tenggorokan, coryza/ pilek/ hidung tersumbat,
sesak nafas, anoreksia/mual/muntah, diare, penurunan kesadaran
Kriteria Epidemiologis
• Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat tinggal atau bekerja
di tempat berisiko tinggi penularan
• Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat tinggal atau bepergian
di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal
• Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala bekerja di fasilitas pelayanan
kesehatan, baik melakukan pelayanan medis, dan non-medis, serta petugas yang
melaksanakan kegiatan investigasi, pemantauan kasus dan kontak
1 DARI
KRITERIA
a. Seseorang yang memenuhi kriteria klinis DAN memiliki riwayat kontak
erat dengan kasus probable; ATAU terkonfirmasi; ATAU berkaitan dengan
cluster COVID-19
b. Kasus suspek dengan gambaran radiologis sugestif ke arah COVID-19
c. Seseorang dengan gejala akut anosmia (hilangnya kemampuan indra
penciuman) atau ageusia (hilangnya kemampuan indra perasa) dengan tidak
ada penyebab lain yang dapat diidentifikasi
d. Orang dewasa yang meninggal dengan distres pernapasan DAN memiliki
riwayat kontak erat dengan kasus probable atau terkonfirmasi, atau
berkaitan dengan cluster COVID-19
a. Seseorang dengan hasil RT-PCR positif
b. Seseorang dengan hasil rapid antigen SARS-CoV-2 positif DAN
memenuhi kriteria definisi kasus probable ATAU kasus suspek (kriteria A
atau B)
c. Seseorang tanpa gejala (asimtomatik) dengan hasil rapid antigen SARS-
CoV-2 positif DAN Memiliki riwayat kontak erat dengan kasus probable
ATAU terkonfirmasi.
Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2:
• a. Kasus konfirmasi dengan gejala (simtomatik)
• b. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimtomatik)
TATALAKSANA
Tanpa Gejala
• Isoman 10 hari sejak
pengambilan spesimen
• Obat rutin komorbid
• Vit C 14 hari
• Vit D
• Suportif
Ringan
• 10 hari + 3 hari bebas
gejala
• Obat rutin komorbid
• Vit C 14 hari
• Vit D
• Azitromisin 1x500mg 5
hari
• Oseltamivir (tamiflu)
75mg/12 jam 5-7 hari /
• Favipiravir loading
1600mg/12 jam H-1,
2x600mg H2-5
Sedang
• Rujuk & isolasi di RS
• Drip Vit C 200-400
mg/8jam dlm 100 cc Nacl
0,9%
• Azitromisin iv/PO
500mg/24 jam 5-7 hari/
• Levofloxacin iv/PO
750mg/24 jam 5-7 hari
• Favipiravir loading
1600mg/12 jam H-1,
2x600mg H2-5/
• Remdesivir 200 mg iv H-1,
drip 100mg/hari H2-5
• Antikoagulan
• laboratorium Darah Perifer
Lengkap, CRP, fungsi
ginjal, fungsi hati dan foto
toraks
Bera/tKritis
• Isolasi RS, ICU
• high flow nasal cannula
(HFNC) atau non-invasive
mechanical ventilation (NIV)
• awake prone position
• Drip Vit C 200-400
mg/8jam dlm 100 cc Nacl
0,9%
• Vitamin B1 1 ampul/24
jam/iv
• Vit D 400-1000 IU/hari
(suplemen) / 1000-5000
iu/hari (obat)
• Azitromisin iv/PO
500mg/24 jam 5-7 hari/
• Levofloxacin iv/PO
750mg/24 jam 5-7 hari
• Favipiravir loading
1600mg/12 jam H-1,
2x600mg H2-5/
• Remdesivir 200 mg iv H-1,
drip 100mg/hari H2-5
• Antikoagulan
• Dexamethason 6 mg/24
jam 10 hari
• anti-IL 6, (tocilizumab),
plasma konvalesen, IVIG
atau Mesenchymal Stem Cell
(MSCs) / Sel Punca, terapi
plasma exchange (TPE)
Nasal
kanul
NRM 15
lpm, eval
1 jam
HFNC
30lpm,
fiO2
40%,
eval 1-2
jam
NIV
Indeks
ROX
Per
14
Juli
2021
Tanpa Gejala
• Isoman 10 hari sejak
pengambilan spesimen
• Obat rutin komorbid
• Vit C 14 hari
• Vit D
• Suportif
Ringan
• 10 hari + 3 hari bebas
gejala
• Obat rutin komorbid
• Vit C 14 hari
• Vit D
• Azitromisin 1x500mg 5
hari-> dihapus
• Oseltamivir (tamiflu)
75mg/12 jam 5-7 hari ->
dihapus
• Favipiravir loading
1600mg/12 jam H-1,
2x600mg H2-5
Sedang
• Rujuk & isolasi di RS
• Drip Vit C 200-400
mg/8jam dlm 100 cc Nacl
0,9%
• Azitromisin iv/PO
500mg/24 jam 5-7 hari/
• Levofloxacin iv/PO
750mg/24 jam 5-7 hari
• Favipiravir loading
1600mg/12 jam H-1,
2x600mg H2-5/
• Remdesivir 200 mg iv H-1,
drip 100mg/hari H2-5
• Antikoagulan
• laboratorium Darah Perifer
Lengkap, CRP, fungsi
ginjal, fungsi hati dan foto
toraks
Bera/tKritis
• Isolasi RS, ICU
• high flow nasal cannula
(HFNC) atau non-invasive
mechanical ventilation (NIV)
• awake prone position
• Drip Vit C 200-400
mg/8jam dlm 100 cc Nacl
0,9%
• Vitamin B1 1 ampul/24
jam/iv
• Vit D 400-1000 IU/hari
(suplemen) / 1000-5000
iu/hari (obat)
• Azitromisin iv/PO
500mg/24 jam 5-7 hari/
• Levofloxacin iv/PO
750mg/24 jam 5-7 hari
• Antibiotik utk sepsis
• Favipiravir loading
1600mg/12 jam H-1,
2x600mg H2-5/
• Remdesivir 200 mg iv H-1,
drip 100mg/hari H2-5
• Antikoagulan
• Dexamethason 6 mg/24
jam 10 hari
• anti-IL 6, (tocilizumab),
plasma konvalesen, IVIG
atau Mesenchymal Stem Cell
(MSCs) / Sel Punca, terapi
plasma exchange (TPE)
KRITERIA SELESAI ISOLASI
• a. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimtomatik) tidak dilakukan
pemeriksaan follow up RT-PCR. Dinyatakan selesai isolasi apabila sudah
menjalani isolasi mandiri selama 10 hari sejak pengambilan spesimen
diagnosis konfirmasi.
• b. Kasus konfirmasi dengan gejala ringan dan gejala sedang tidak
dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR. Dinyatakan selesai isolasi
harus dihitung 10 hari sejak tanggal onset dengan ditambah minimal 3
hari setelah tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan
pernapasan.
• c. Pada kasus konfimasi gejala sedang dengan komorbid dan/atau yang
kemungkinan berpotensi terjadi perburukan dapat dilakukan evaluasi
ulang dengan RT PCR.
• d. Kasus konfirmasi dengan gejala berat/kritis yang dirawat di
rumah sakit :
• Dinyatakan selesai isolasi apabila telah mendapatkan hasil
pemeriksaan follow up RT-PCR 1 kali negatif ditambah
minimal 3 hari tidak lagi menunjukkan gejala demam dan
gangguan pernapasan.
• Dalam hal pemeriksaan follow up RT-PCR tidak dapat
dilakukan, maka pasien kasus konfirmasi dengan gejala
berat/kritis yang dirawat di rumah sakit yang sudah menjalani
isolasi selama 10 hari sejak onset dengan ditambah minimal 3
hari tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan
pernapasan, dinyatakan selesai isolasi, dan dapat dialihrawat
non isolasi atau dipulangkan.
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to COVID19_RINGAN

Infeksi dengue anak dan remaja update (1).pptx
Infeksi dengue anak dan remaja update (1).pptxInfeksi dengue anak dan remaja update (1).pptx
Infeksi dengue anak dan remaja update (1).pptxkurnia537765
 
laporan presentasi kasus Presbikusis.pptx
laporan presentasi kasus Presbikusis.pptxlaporan presentasi kasus Presbikusis.pptx
laporan presentasi kasus Presbikusis.pptxnitaoetama
 
Covid - 19 information for medical student
Covid - 19 information for medical studentCovid - 19 information for medical student
Covid - 19 information for medical studentHafizHariNugraha
 
KEJANG DEMAM .pptx
KEJANG DEMAM .pptxKEJANG DEMAM .pptx
KEJANG DEMAM .pptxMelMD2
 
Dengue_Shock_Syndrome_pada_Anak.pptx
Dengue_Shock_Syndrome_pada_Anak.pptxDengue_Shock_Syndrome_pada_Anak.pptx
Dengue_Shock_Syndrome_pada_Anak.pptxSuciMayvera1
 
Tatalaksana Covid-19 terkini dan fakta omicron fix.pptx
Tatalaksana Covid-19 terkini dan fakta omicron fix.pptxTatalaksana Covid-19 terkini dan fakta omicron fix.pptx
Tatalaksana Covid-19 terkini dan fakta omicron fix.pptxIGedeHerawanSutabrat2
 
Tatalaksana klinis Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus
Tatalaksana klinis Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus Tatalaksana klinis Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus
Tatalaksana klinis Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus mataharitimoer MT
 
Case Report Typhoid Fever
Case Report Typhoid FeverCase Report Typhoid Fever
Case Report Typhoid FeverHannaSilmiZahra
 
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hivInisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hivSoroy Lardo
 
Laporan Kasus KDK.pptx
Laporan Kasus KDK.pptxLaporan Kasus KDK.pptx
Laporan Kasus KDK.pptxAyuPuspa16
 
4 pedoman-tatalaksana-klinis-ispa-berat-suspek-mers-cov (1)
4 pedoman-tatalaksana-klinis-ispa-berat-suspek-mers-cov (1)4 pedoman-tatalaksana-klinis-ispa-berat-suspek-mers-cov (1)
4 pedoman-tatalaksana-klinis-ispa-berat-suspek-mers-cov (1)Hury Tinus
 
BST1 DF_BALQIS AL KHANSA.pptx
BST1 DF_BALQIS AL KHANSA.pptxBST1 DF_BALQIS AL KHANSA.pptx
BST1 DF_BALQIS AL KHANSA.pptxBalqisAlKhansa1
 
IMMUNE RECONSTITUTION INFLAMMATORY SYNDROME iris
IMMUNE RECONSTITUTION INFLAMMATORY SYNDROME  irisIMMUNE RECONSTITUTION INFLAMMATORY SYNDROME  iris
IMMUNE RECONSTITUTION INFLAMMATORY SYNDROME irisCaturPrianwari
 
Klasifikasi dan Terapi COVID-19.docx
Klasifikasi dan Terapi COVID-19.docxKlasifikasi dan Terapi COVID-19.docx
Klasifikasi dan Terapi COVID-19.docxTheoNathan1
 
PPT KASUS KRONIK IKHWAN HAPIS.pptx
PPT KASUS KRONIK IKHWAN HAPIS.pptxPPT KASUS KRONIK IKHWAN HAPIS.pptx
PPT KASUS KRONIK IKHWAN HAPIS.pptxyusuf667493
 
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptx
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptxDEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptx
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptxpromkespkmpangalenga
 

Similar to COVID19_RINGAN (20)

Infeksi dengue anak dan remaja update (1).pptx
Infeksi dengue anak dan remaja update (1).pptxInfeksi dengue anak dan remaja update (1).pptx
Infeksi dengue anak dan remaja update (1).pptx
 
Manajemen Deteksi Dini Pasien Suspek COVID-19
Manajemen Deteksi Dini Pasien Suspek COVID-19Manajemen Deteksi Dini Pasien Suspek COVID-19
Manajemen Deteksi Dini Pasien Suspek COVID-19
 
laporan presentasi kasus Presbikusis.pptx
laporan presentasi kasus Presbikusis.pptxlaporan presentasi kasus Presbikusis.pptx
laporan presentasi kasus Presbikusis.pptx
 
Covid - 19 information for medical student
Covid - 19 information for medical studentCovid - 19 information for medical student
Covid - 19 information for medical student
 
KEJANG DEMAM .pptx
KEJANG DEMAM .pptxKEJANG DEMAM .pptx
KEJANG DEMAM .pptx
 
Dengue_Shock_Syndrome_pada_Anak.pptx
Dengue_Shock_Syndrome_pada_Anak.pptxDengue_Shock_Syndrome_pada_Anak.pptx
Dengue_Shock_Syndrome_pada_Anak.pptx
 
Tatalaksana Covid-19 terkini dan fakta omicron fix.pptx
Tatalaksana Covid-19 terkini dan fakta omicron fix.pptxTatalaksana Covid-19 terkini dan fakta omicron fix.pptx
Tatalaksana Covid-19 terkini dan fakta omicron fix.pptx
 
Tatalaksana klinis Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus
Tatalaksana klinis Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus Tatalaksana klinis Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus
Tatalaksana klinis Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus
 
Case Report Typhoid Fever
Case Report Typhoid FeverCase Report Typhoid Fever
Case Report Typhoid Fever
 
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hivInisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
 
DENGUE SHOCK SYDNROME
DENGUE SHOCK SYDNROMEDENGUE SHOCK SYDNROME
DENGUE SHOCK SYDNROME
 
Laporan Kasus KDK.pptx
Laporan Kasus KDK.pptxLaporan Kasus KDK.pptx
Laporan Kasus KDK.pptx
 
4 pedoman-tatalaksana-klinis-ispa-berat-suspek-mers-cov (1)
4 pedoman-tatalaksana-klinis-ispa-berat-suspek-mers-cov (1)4 pedoman-tatalaksana-klinis-ispa-berat-suspek-mers-cov (1)
4 pedoman-tatalaksana-klinis-ispa-berat-suspek-mers-cov (1)
 
BST1 DF_BALQIS AL KHANSA.pptx
BST1 DF_BALQIS AL KHANSA.pptxBST1 DF_BALQIS AL KHANSA.pptx
BST1 DF_BALQIS AL KHANSA.pptx
 
IMMUNE RECONSTITUTION INFLAMMATORY SYNDROME iris
IMMUNE RECONSTITUTION INFLAMMATORY SYNDROME  irisIMMUNE RECONSTITUTION INFLAMMATORY SYNDROME  iris
IMMUNE RECONSTITUTION INFLAMMATORY SYNDROME iris
 
Klasifikasi dan Terapi COVID-19.docx
Klasifikasi dan Terapi COVID-19.docxKlasifikasi dan Terapi COVID-19.docx
Klasifikasi dan Terapi COVID-19.docx
 
PPT KASUS KRONIK IKHWAN HAPIS.pptx
PPT KASUS KRONIK IKHWAN HAPIS.pptxPPT KASUS KRONIK IKHWAN HAPIS.pptx
PPT KASUS KRONIK IKHWAN HAPIS.pptx
 
Ppt campak
Ppt campakPpt campak
Ppt campak
 
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptx
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptxDEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptx
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptx
 
Laporan kasus ii
Laporan kasus iiLaporan kasus ii
Laporan kasus ii
 

Recently uploaded

1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 

Recently uploaded (20)

1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 

COVID19_RINGAN

  • 1. COVID19 SIMPTOMATIK RINGAN Disusun oleh : dr. Agung Ilham Suharyanto Pembimbing : dr. Ria Sisca Myrnasari, Sp.P KOMITE INTERNSIP DOKTER INDONESIA KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA RSUD AJI MUHAMMAD PARIKESIT TAHUN 2021 Laporan Kasus
  • 2. LAPORAN KASUS • Nama : Tn. DC • Umur : 23 tahun • Jenis kelamin : Laki-laki • Alamat : Jl. Puyu No.82 RT.13 Kel.Timbau Tenggarong • Pekerjaan : Mahasiswa/Pelajar • Ruang : Rumah C • Tanggal masuk : 03 Juni 2021 Keluhan Utama : Demam
  • 3. Riwayat Penyakit Sekarang • Pasien datang ke Poli Covid19 Wisma Atlet RSUD AM Parikesit • Demam dirasakan pasien sejak kemarin/ 1 hari SMRS • Demam tidak terlalu tinggi, meriang dan menetap sepanjang hari • Pasien juga mengeluhkan tidak dapat mencium bau dan merasakan makanan dengan baik • Keluhan nyeri kepala, batuk-pilek, mual-muntah, sesak napas, diare, dan nyeri otot disangkal • Pasien riwayat tracing kontak dengan kluster jemaat gereja. Pasien belum pernah mendapatkan vaksin covid19. Pasien memeriksakan diri ke Puskesmas Rapak Mahang dan terkonfirmasi covid19 melalui swab PCR (+) tanggal 31/5/2021.
  • 4. Riwayat Lain • Pasien memiliki riwayat penyakit maag dan riwayat alergi udang. • Riwayat penyakit asma, hipertensi, dan diabetes disangkal pasien. • Riwayat penyakit dahulu (-) • Riwayat pengobatan : tidak ada minum obat rutin. • Riwayat gaya hidup : jarang berolahraga, tidak ada konsumsi alkohol, tidak ada riwayat merokok. • Riwayat penyakit keluarga : (-)
  • 5. Pemeriksaan Fisik • Keadaan umum : Tampak sakit ringan • Kesadaran : Komposmentis, GCS E4V5M6 Tanda-tanda vital • Tekanan Darah : 131/85 mmHg • Frekuensi nadi : 114x/menit kuat angkat • Frekuensi nafas : 20x/menit • Suhu : 37oC • Berat badan : 58 kg • Tinggi Badan : 170 cm • Indeks Massa Tubuh : 20 (Normal)
  • 6.  Head to Toe • Kepala : Normocephali • Mata : Konjungtiva anemis (-/-), ikterik (-/-) • THT : Tidak ditemukan kelainan • Leher : Pembesaran KGB (-), struma (-), deviasi trakea (-) • Jantung : - Inspeksi : iktus kordis tidak tampak. - Palpasi : iktus kordis terletak di ICS V linea midclavicula sinistra - Perkusi : normal pada batas jantung - Auskultasi : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-) • Paru : Gerakan simetris (+), Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-) • Abdomen • Inspeksi : Bentuk normal, simetris, datar, scar (-) • Palpasi : Soefl, nyeri tekan epigastrium (-), organomegali (-) • Perkusi : Timpani seluruh bagian abdomen • Auskultasi : Bising usus (+) kesan normal • Ekskremitas : Akral Hangat (+/+) Edema tungkai (-/-), Varices (-/-), CRT <2”
  • 8. Rontgen Thorax PA Hasil : • Corakan brokovaskuler kedua lapang paru meningkat, tampak infiltrate minimal di lapang paru dextra • Sudut costophrenicus sinistra dan dextra tampak lancip • Kedua hemidiafragma licin dan tak mendatar • Tak tampak abnormalitas kontour mediastinum • Cor, CTR < 0.50 • Sistema tulang tervisualisasi intak KESAN: • Besar cor dalam batas normal • Gambaran bronchitis • Infiltrat minimal paru dextra DD Covid
  • 10. Tatalaksana • Azitromisin tab 1x500mg 5 hari • Oseltamivir tab 2x75mg 7 hari • bionicom z 1x1 14 hari • Vit. D 1x1000mg 14 hari • Vit. E 1x 200mg 14 hari • Paracetamol 3x500mg kp
  • 12.
  • 13.
  • 14.
  • 16. • Coronavirus merupakan virus RNA yang berukuran 120-160 nm utamanya menginfeksi hewan, termasuk kelelawar dan unta. • Ada 6 jenis coronavirus yang dapat menginfeksi manusia, yaitu alphacoronavirus 229E, alphacoronavirus NL63, betacoronavirus OC43, betacoronavirus HKU1, Severe Acute Respiratory Illness Coronavirus (SARS-CoV), dan Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV). • Coronavirus yang menjadi etiologi COVID-19 termasuk dalam genus betacoronavirus. Dalam analisis filogenetik, virus ini masuk dalam subgenus yang sama dengan coronavirus yang menyebabkan wabah Severe Acute Respiratory Ilness (SARS) pada tahun 2002-2004 silam, yaitu Sarbecovirus. Atas dasar ini, International Committe on Taxonomy of Viruses mengajukan nama SARS-CoV-2 Definisi
  • 19. • Virus SARS-CoV-2 masuk ke saluran napas atas, bereplikasi di sel epitel saluran napas atas, dan kemudian menyebar ke saluran napas bawah. • Protein S pada virus berikatan dengan reseptor di sel host yaitu ACE-2 (angiotensin-converting enzyme 2) yang mana reseptor ACE-2, juga ditemukan pada jantung, sistem renal dan traktus gastrointestinal. • Di dalam sel, virus akan mengeluarkan genom RNA ke dalam sitoplasma dan golgi sel kemudian akan ditranslasikan membentuk dua lipoprotein dan protein struktural untuk dapat bereplikasi. Selanjutnya terjadi proses translasi dan transkripsi gen dari RNA genom virus sehingga virus bereplikasi. • Virus ini akan menduplikasi materi genetik dan protein sehingga akan membentuk virion baru di permukaan sel Cont’
  • 20. • Virus-virus ini nantinya masuk ke dalam peredaran darah dan selanjutnya antigen virus yang menyebar akan dipresentasikan ke Antigen Presentation Cell (APC). • Presentasi sel ke APC akan merespon sistem imun humoral dan seluler yang dimediasi oleh sel T dan sel B Cont’
  • 21.
  • 22.
  • 23. • Spektrum klinis Covid-19 sangat beragam, mulai dari asimptomatik, gejala sangat ringan, hingga kondisi klinis yang dikarakteristikkan dengan kegagalan respirasi akut yang mengharuskan penggunaan ventilasi mekanik dan support di Intensive Care Unit (ICU). • Ditemukan beberapa kesamaan manifestasi klinis antara infeksi SARS-CoV-2 dan infeksi betacoronavirus sebelumnya, yaitu SARS-CoV dan MERS-CoV. Beberapa kesamaan tersebut diantaranya demam, batuk kering, dan gambaran opasifikasi ground-glass pada foto toraks Manifestasi Klinis
  • 24. • Jenis mutasi virus yang perlu diwaspadai terkait dengan tingkat virulensi dan gejalanya yang lebih berat. • Virus Corona varian jenis baru tersebut antara lain • B.117 asal Inggris • B.1351 asal Afrika Selatan • B. 1617 asal India • Varian B.117 diketahui memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi sekitar 36 sampai 75% dibandingkan dengan jenis virus yang beredar sebelumnya • Varian Delta yang terbaru merupakan turunan B1617 dan ternyata lebih berbahaya Varian of concern
  • 27. 1 DARI 3 1. Orang dengan min 1 kriteria KLINIS + 1 kriteria EPIDEMIOLOGIS Kriteria Klinis • Demam akut (≥ 380C)/riwayat demam dan batuk • Terdapat 3 atau lebih gejala/tanda akut : demam/riwayat demam, batuk, kelelahan (fatigue), sakit kepala, myalgia, nyeri tenggorokan, coryza/ pilek/ hidung tersumbat, sesak nafas, anoreksia/mual/muntah, diare, penurunan kesadaran Kriteria Epidemiologis • Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat tinggal atau bekerja di tempat berisiko tinggi penularan • Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat tinggal atau bepergian di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal • Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan, baik melakukan pelayanan medis, dan non-medis, serta petugas yang melaksanakan kegiatan investigasi, pemantauan kasus dan kontak
  • 28. 1 DARI 3 2. Seseorang dengan ISPA Berat 3.Seseorang tanpa gejala (asimtomatik) yang tidak memenuhi kriteria epidemiologis dengan hasil rapid antigen SARSCoV-2 positif
  • 29. 1 DARI KRITERIA a. Seseorang yang memenuhi kriteria klinis DAN memiliki riwayat kontak erat dengan kasus probable; ATAU terkonfirmasi; ATAU berkaitan dengan cluster COVID-19 b. Kasus suspek dengan gambaran radiologis sugestif ke arah COVID-19 c. Seseorang dengan gejala akut anosmia (hilangnya kemampuan indra penciuman) atau ageusia (hilangnya kemampuan indra perasa) dengan tidak ada penyebab lain yang dapat diidentifikasi d. Orang dewasa yang meninggal dengan distres pernapasan DAN memiliki riwayat kontak erat dengan kasus probable atau terkonfirmasi, atau berkaitan dengan cluster COVID-19
  • 30. a. Seseorang dengan hasil RT-PCR positif b. Seseorang dengan hasil rapid antigen SARS-CoV-2 positif DAN memenuhi kriteria definisi kasus probable ATAU kasus suspek (kriteria A atau B) c. Seseorang tanpa gejala (asimtomatik) dengan hasil rapid antigen SARS- CoV-2 positif DAN Memiliki riwayat kontak erat dengan kasus probable ATAU terkonfirmasi. Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2: • a. Kasus konfirmasi dengan gejala (simtomatik) • b. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimtomatik)
  • 31. • Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi COVID-19. Riwayat kontak yang dimaksud antara lain: a. Kontak tatap muka/berdekatan dalam radius 1 meter dan dalam jangka waktu 15 menit atau lebih. b. Sentuhan fisik langsung (seperti bersalaman, berpegangan tangan, dan lain- lain). c. Orang yang memberikan perawatan langsung tanpa menggunakan APD yang sesuai standar. d. Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian risiko lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi setempat
  • 33. 1 DARI 3 1. Orang dengan min 1 kriteria KLINIS + 1 kriteria EPIDEMIOLOGIS Kriteria Klinis • Demam akut (≥ 380C)/riwayat demam dan batuk • Terdapat 3 atau lebih gejala/tanda akut : demam/riwayat demam, batuk, kelelahan (fatigue), sakit kepala, myalgia, nyeri tenggorokan, coryza/ pilek/ hidung tersumbat, sesak nafas, anoreksia/mual/muntah, diare, penurunan kesadaran Kriteria Epidemiologis • Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat tinggal atau bekerja di tempat berisiko tinggi penularan • Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat tinggal atau bepergian di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal • Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan, baik melakukan pelayanan medis, dan non-medis, serta petugas yang melaksanakan kegiatan investigasi, pemantauan kasus dan kontak
  • 34. 1 DARI KRITERIA a. Seseorang yang memenuhi kriteria klinis DAN memiliki riwayat kontak erat dengan kasus probable; ATAU terkonfirmasi; ATAU berkaitan dengan cluster COVID-19 b. Kasus suspek dengan gambaran radiologis sugestif ke arah COVID-19 c. Seseorang dengan gejala akut anosmia (hilangnya kemampuan indra penciuman) atau ageusia (hilangnya kemampuan indra perasa) dengan tidak ada penyebab lain yang dapat diidentifikasi d. Orang dewasa yang meninggal dengan distres pernapasan DAN memiliki riwayat kontak erat dengan kasus probable atau terkonfirmasi, atau berkaitan dengan cluster COVID-19
  • 35. a. Seseorang dengan hasil RT-PCR positif b. Seseorang dengan hasil rapid antigen SARS-CoV-2 positif DAN memenuhi kriteria definisi kasus probable ATAU kasus suspek (kriteria A atau B) c. Seseorang tanpa gejala (asimtomatik) dengan hasil rapid antigen SARS- CoV-2 positif DAN Memiliki riwayat kontak erat dengan kasus probable ATAU terkonfirmasi. Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2: • a. Kasus konfirmasi dengan gejala (simtomatik) • b. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimtomatik)
  • 36.
  • 37.
  • 38.
  • 40. Tanpa Gejala • Isoman 10 hari sejak pengambilan spesimen • Obat rutin komorbid • Vit C 14 hari • Vit D • Suportif Ringan • 10 hari + 3 hari bebas gejala • Obat rutin komorbid • Vit C 14 hari • Vit D • Azitromisin 1x500mg 5 hari • Oseltamivir (tamiflu) 75mg/12 jam 5-7 hari / • Favipiravir loading 1600mg/12 jam H-1, 2x600mg H2-5 Sedang • Rujuk & isolasi di RS • Drip Vit C 200-400 mg/8jam dlm 100 cc Nacl 0,9% • Azitromisin iv/PO 500mg/24 jam 5-7 hari/ • Levofloxacin iv/PO 750mg/24 jam 5-7 hari • Favipiravir loading 1600mg/12 jam H-1, 2x600mg H2-5/ • Remdesivir 200 mg iv H-1, drip 100mg/hari H2-5 • Antikoagulan • laboratorium Darah Perifer Lengkap, CRP, fungsi ginjal, fungsi hati dan foto toraks Bera/tKritis • Isolasi RS, ICU • high flow nasal cannula (HFNC) atau non-invasive mechanical ventilation (NIV) • awake prone position • Drip Vit C 200-400 mg/8jam dlm 100 cc Nacl 0,9% • Vitamin B1 1 ampul/24 jam/iv • Vit D 400-1000 IU/hari (suplemen) / 1000-5000 iu/hari (obat) • Azitromisin iv/PO 500mg/24 jam 5-7 hari/ • Levofloxacin iv/PO 750mg/24 jam 5-7 hari • Favipiravir loading 1600mg/12 jam H-1, 2x600mg H2-5/ • Remdesivir 200 mg iv H-1, drip 100mg/hari H2-5 • Antikoagulan • Dexamethason 6 mg/24 jam 10 hari • anti-IL 6, (tocilizumab), plasma konvalesen, IVIG atau Mesenchymal Stem Cell (MSCs) / Sel Punca, terapi plasma exchange (TPE)
  • 41. Nasal kanul NRM 15 lpm, eval 1 jam HFNC 30lpm, fiO2 40%, eval 1-2 jam NIV Indeks ROX
  • 43. Tanpa Gejala • Isoman 10 hari sejak pengambilan spesimen • Obat rutin komorbid • Vit C 14 hari • Vit D • Suportif Ringan • 10 hari + 3 hari bebas gejala • Obat rutin komorbid • Vit C 14 hari • Vit D • Azitromisin 1x500mg 5 hari-> dihapus • Oseltamivir (tamiflu) 75mg/12 jam 5-7 hari -> dihapus • Favipiravir loading 1600mg/12 jam H-1, 2x600mg H2-5 Sedang • Rujuk & isolasi di RS • Drip Vit C 200-400 mg/8jam dlm 100 cc Nacl 0,9% • Azitromisin iv/PO 500mg/24 jam 5-7 hari/ • Levofloxacin iv/PO 750mg/24 jam 5-7 hari • Favipiravir loading 1600mg/12 jam H-1, 2x600mg H2-5/ • Remdesivir 200 mg iv H-1, drip 100mg/hari H2-5 • Antikoagulan • laboratorium Darah Perifer Lengkap, CRP, fungsi ginjal, fungsi hati dan foto toraks Bera/tKritis • Isolasi RS, ICU • high flow nasal cannula (HFNC) atau non-invasive mechanical ventilation (NIV) • awake prone position • Drip Vit C 200-400 mg/8jam dlm 100 cc Nacl 0,9% • Vitamin B1 1 ampul/24 jam/iv • Vit D 400-1000 IU/hari (suplemen) / 1000-5000 iu/hari (obat) • Azitromisin iv/PO 500mg/24 jam 5-7 hari/ • Levofloxacin iv/PO 750mg/24 jam 5-7 hari • Antibiotik utk sepsis • Favipiravir loading 1600mg/12 jam H-1, 2x600mg H2-5/ • Remdesivir 200 mg iv H-1, drip 100mg/hari H2-5 • Antikoagulan • Dexamethason 6 mg/24 jam 10 hari • anti-IL 6, (tocilizumab), plasma konvalesen, IVIG atau Mesenchymal Stem Cell (MSCs) / Sel Punca, terapi plasma exchange (TPE)
  • 44.
  • 45. KRITERIA SELESAI ISOLASI • a. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimtomatik) tidak dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR. Dinyatakan selesai isolasi apabila sudah menjalani isolasi mandiri selama 10 hari sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi. • b. Kasus konfirmasi dengan gejala ringan dan gejala sedang tidak dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR. Dinyatakan selesai isolasi harus dihitung 10 hari sejak tanggal onset dengan ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan. • c. Pada kasus konfimasi gejala sedang dengan komorbid dan/atau yang kemungkinan berpotensi terjadi perburukan dapat dilakukan evaluasi ulang dengan RT PCR.
  • 46. • d. Kasus konfirmasi dengan gejala berat/kritis yang dirawat di rumah sakit : • Dinyatakan selesai isolasi apabila telah mendapatkan hasil pemeriksaan follow up RT-PCR 1 kali negatif ditambah minimal 3 hari tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan. • Dalam hal pemeriksaan follow up RT-PCR tidak dapat dilakukan, maka pasien kasus konfirmasi dengan gejala berat/kritis yang dirawat di rumah sakit yang sudah menjalani isolasi selama 10 hari sejak onset dengan ditambah minimal 3 hari tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan, dinyatakan selesai isolasi, dan dapat dialihrawat non isolasi atau dipulangkan.