Laporan kasus pasien laki-laki usia 23 tahun dengan keluhan demam ringan akibat infeksi COVID-19 varian Delta. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda vital stabil dan hasil laboratorium menunjukkan adanya infiltrat paru. Diagnosisnya pneumonia COVID-19 ringan dan ditatalaksana dengan obat antivirus dan suportif.
1. COVID19 SIMPTOMATIK RINGAN
Disusun oleh :
dr. Agung Ilham Suharyanto
Pembimbing :
dr. Ria Sisca Myrnasari, Sp.P
KOMITE INTERNSIP DOKTER INDONESIA
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
RSUD AJI MUHAMMAD PARIKESIT
TAHUN 2021
Laporan Kasus
2. LAPORAN KASUS
• Nama : Tn. DC
• Umur : 23 tahun
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Alamat : Jl. Puyu No.82 RT.13 Kel.Timbau
Tenggarong
• Pekerjaan : Mahasiswa/Pelajar
• Ruang : Rumah C
• Tanggal masuk : 03 Juni 2021
Keluhan Utama : Demam
3. Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang ke Poli Covid19 Wisma Atlet RSUD AM Parikesit
• Demam dirasakan pasien sejak kemarin/ 1 hari SMRS
• Demam tidak terlalu tinggi, meriang dan menetap sepanjang hari
• Pasien juga mengeluhkan tidak dapat mencium bau dan merasakan
makanan dengan baik
• Keluhan nyeri kepala, batuk-pilek, mual-muntah, sesak napas, diare, dan
nyeri otot disangkal
• Pasien riwayat tracing kontak dengan kluster jemaat gereja. Pasien belum
pernah mendapatkan vaksin covid19. Pasien memeriksakan diri ke
Puskesmas Rapak Mahang dan terkonfirmasi covid19 melalui swab PCR
(+) tanggal 31/5/2021.
4. Riwayat Lain
• Pasien memiliki riwayat penyakit maag dan riwayat alergi
udang.
• Riwayat penyakit asma, hipertensi, dan diabetes disangkal
pasien.
• Riwayat penyakit dahulu (-)
• Riwayat pengobatan : tidak ada minum obat rutin.
• Riwayat gaya hidup : jarang berolahraga, tidak ada konsumsi
alkohol, tidak ada riwayat merokok.
• Riwayat penyakit keluarga : (-)
5. Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : Tampak sakit ringan
• Kesadaran : Komposmentis, GCS E4V5M6
Tanda-tanda vital
• Tekanan Darah : 131/85 mmHg
• Frekuensi nadi : 114x/menit kuat angkat
• Frekuensi nafas : 20x/menit
• Suhu : 37oC
• Berat badan : 58 kg
• Tinggi Badan : 170 cm
• Indeks Massa Tubuh : 20 (Normal)
6. Head to Toe
• Kepala : Normocephali
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), ikterik (-/-)
• THT : Tidak ditemukan kelainan
• Leher : Pembesaran KGB (-), struma (-), deviasi trakea (-)
• Jantung :
- Inspeksi : iktus kordis tidak tampak.
- Palpasi : iktus kordis terletak di ICS V linea midclavicula sinistra
- Perkusi : normal pada batas jantung
- Auskultasi : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-)
• Paru : Gerakan simetris (+), Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
• Abdomen
• Inspeksi : Bentuk normal, simetris, datar, scar (-)
• Palpasi : Soefl, nyeri tekan epigastrium (-), organomegali (-)
• Perkusi : Timpani seluruh bagian abdomen
• Auskultasi : Bising usus (+) kesan normal
• Ekskremitas : Akral Hangat (+/+) Edema tungkai (-/-), Varices (-/-), CRT <2”
10. Tatalaksana
• Azitromisin tab 1x500mg 5 hari
• Oseltamivir tab 2x75mg 7 hari
• bionicom z 1x1 14 hari
• Vit. D 1x1000mg 14 hari
• Vit. E 1x 200mg 14 hari
• Paracetamol 3x500mg kp
16. • Coronavirus merupakan virus RNA yang berukuran 120-160 nm utamanya
menginfeksi hewan, termasuk kelelawar dan unta.
• Ada 6 jenis coronavirus yang dapat menginfeksi manusia, yaitu alphacoronavirus
229E, alphacoronavirus NL63, betacoronavirus OC43, betacoronavirus HKU1,
Severe Acute Respiratory Illness Coronavirus (SARS-CoV), dan Middle East
Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV).
• Coronavirus yang menjadi etiologi COVID-19 termasuk dalam genus
betacoronavirus. Dalam analisis filogenetik, virus ini masuk dalam subgenus yang
sama dengan coronavirus yang menyebabkan wabah Severe Acute Respiratory
Ilness (SARS) pada tahun 2002-2004 silam, yaitu Sarbecovirus. Atas dasar ini,
International Committe on Taxonomy of Viruses mengajukan nama SARS-CoV-2
Definisi
19. • Virus SARS-CoV-2 masuk ke saluran napas atas, bereplikasi di sel epitel
saluran napas atas, dan kemudian menyebar ke saluran napas bawah.
• Protein S pada virus berikatan dengan reseptor di sel host yaitu ACE-2
(angiotensin-converting enzyme 2) yang mana reseptor ACE-2, juga
ditemukan pada jantung, sistem renal dan traktus gastrointestinal.
• Di dalam sel, virus akan mengeluarkan genom RNA ke dalam sitoplasma
dan golgi sel kemudian akan ditranslasikan membentuk dua lipoprotein dan
protein struktural untuk dapat bereplikasi. Selanjutnya terjadi proses
translasi dan transkripsi gen dari RNA genom virus sehingga virus
bereplikasi.
• Virus ini akan menduplikasi materi genetik dan protein sehingga akan
membentuk virion baru di permukaan sel
Cont’
20. • Virus-virus ini nantinya masuk ke dalam peredaran darah dan
selanjutnya antigen virus yang menyebar akan dipresentasikan
ke Antigen Presentation Cell (APC).
• Presentasi sel ke APC akan merespon sistem imun humoral
dan seluler yang dimediasi oleh sel T dan sel B
Cont’
21.
22.
23. • Spektrum klinis Covid-19 sangat beragam, mulai dari asimptomatik, gejala sangat
ringan, hingga kondisi klinis yang dikarakteristikkan dengan kegagalan respirasi
akut yang mengharuskan penggunaan ventilasi mekanik dan support di Intensive
Care Unit (ICU).
• Ditemukan beberapa kesamaan manifestasi klinis antara infeksi SARS-CoV-2 dan
infeksi betacoronavirus sebelumnya, yaitu SARS-CoV dan MERS-CoV. Beberapa
kesamaan tersebut diantaranya demam, batuk kering, dan gambaran
opasifikasi ground-glass pada foto toraks
Manifestasi Klinis
24. • Jenis mutasi virus yang perlu diwaspadai terkait dengan tingkat virulensi
dan gejalanya yang lebih berat.
• Virus Corona varian jenis baru tersebut antara lain
• B.117 asal Inggris
• B.1351 asal Afrika Selatan
• B. 1617 asal India
• Varian B.117 diketahui memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi sekitar
36 sampai 75% dibandingkan dengan jenis virus yang beredar sebelumnya
• Varian Delta yang terbaru merupakan turunan B1617 dan ternyata lebih
berbahaya
Varian of concern
27. 1 DARI 3
1. Orang dengan min 1 kriteria KLINIS + 1 kriteria EPIDEMIOLOGIS
Kriteria Klinis
• Demam akut (≥ 380C)/riwayat demam dan batuk
• Terdapat 3 atau lebih gejala/tanda akut : demam/riwayat demam, batuk, kelelahan
(fatigue), sakit kepala, myalgia, nyeri tenggorokan, coryza/ pilek/ hidung tersumbat,
sesak nafas, anoreksia/mual/muntah, diare, penurunan kesadaran
Kriteria Epidemiologis
• Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat tinggal atau bekerja
di tempat berisiko tinggi penularan
• Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat tinggal atau bepergian
di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal
• Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala bekerja di fasilitas pelayanan
kesehatan, baik melakukan pelayanan medis, dan non-medis, serta petugas yang
melaksanakan kegiatan investigasi, pemantauan kasus dan kontak
28. 1 DARI 3
2. Seseorang dengan ISPA Berat
3.Seseorang tanpa gejala (asimtomatik) yang tidak
memenuhi kriteria epidemiologis dengan hasil rapid
antigen SARSCoV-2 positif
29. 1 DARI
KRITERIA
a. Seseorang yang memenuhi kriteria klinis DAN memiliki riwayat kontak
erat dengan kasus probable; ATAU terkonfirmasi; ATAU berkaitan dengan
cluster COVID-19
b. Kasus suspek dengan gambaran radiologis sugestif ke arah COVID-19
c. Seseorang dengan gejala akut anosmia (hilangnya kemampuan indra
penciuman) atau ageusia (hilangnya kemampuan indra perasa) dengan tidak
ada penyebab lain yang dapat diidentifikasi
d. Orang dewasa yang meninggal dengan distres pernapasan DAN memiliki
riwayat kontak erat dengan kasus probable atau terkonfirmasi, atau
berkaitan dengan cluster COVID-19
30. a. Seseorang dengan hasil RT-PCR positif
b. Seseorang dengan hasil rapid antigen SARS-CoV-2 positif DAN
memenuhi kriteria definisi kasus probable ATAU kasus suspek (kriteria A
atau B)
c. Seseorang tanpa gejala (asimtomatik) dengan hasil rapid antigen SARS-
CoV-2 positif DAN Memiliki riwayat kontak erat dengan kasus probable
ATAU terkonfirmasi.
Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2:
• a. Kasus konfirmasi dengan gejala (simtomatik)
• b. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimtomatik)
31. • Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau
konfirmasi COVID-19. Riwayat kontak yang dimaksud antara lain:
a. Kontak tatap muka/berdekatan dalam radius 1 meter dan dalam jangka
waktu 15 menit atau lebih.
b. Sentuhan fisik langsung (seperti bersalaman, berpegangan tangan, dan lain-
lain).
c. Orang yang memberikan perawatan langsung tanpa menggunakan APD
yang sesuai standar.
d. Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian
risiko lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi setempat
33. 1 DARI 3
1. Orang dengan min 1 kriteria KLINIS + 1 kriteria EPIDEMIOLOGIS
Kriteria Klinis
• Demam akut (≥ 380C)/riwayat demam dan batuk
• Terdapat 3 atau lebih gejala/tanda akut : demam/riwayat demam, batuk, kelelahan
(fatigue), sakit kepala, myalgia, nyeri tenggorokan, coryza/ pilek/ hidung tersumbat,
sesak nafas, anoreksia/mual/muntah, diare, penurunan kesadaran
Kriteria Epidemiologis
• Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat tinggal atau bekerja
di tempat berisiko tinggi penularan
• Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat tinggal atau bepergian
di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal
• Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala bekerja di fasilitas pelayanan
kesehatan, baik melakukan pelayanan medis, dan non-medis, serta petugas yang
melaksanakan kegiatan investigasi, pemantauan kasus dan kontak
34. 1 DARI
KRITERIA
a. Seseorang yang memenuhi kriteria klinis DAN memiliki riwayat kontak
erat dengan kasus probable; ATAU terkonfirmasi; ATAU berkaitan dengan
cluster COVID-19
b. Kasus suspek dengan gambaran radiologis sugestif ke arah COVID-19
c. Seseorang dengan gejala akut anosmia (hilangnya kemampuan indra
penciuman) atau ageusia (hilangnya kemampuan indra perasa) dengan tidak
ada penyebab lain yang dapat diidentifikasi
d. Orang dewasa yang meninggal dengan distres pernapasan DAN memiliki
riwayat kontak erat dengan kasus probable atau terkonfirmasi, atau
berkaitan dengan cluster COVID-19
35. a. Seseorang dengan hasil RT-PCR positif
b. Seseorang dengan hasil rapid antigen SARS-CoV-2 positif DAN
memenuhi kriteria definisi kasus probable ATAU kasus suspek (kriteria A
atau B)
c. Seseorang tanpa gejala (asimtomatik) dengan hasil rapid antigen SARS-
CoV-2 positif DAN Memiliki riwayat kontak erat dengan kasus probable
ATAU terkonfirmasi.
Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2:
• a. Kasus konfirmasi dengan gejala (simtomatik)
• b. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimtomatik)
40. Tanpa Gejala
• Isoman 10 hari sejak
pengambilan spesimen
• Obat rutin komorbid
• Vit C 14 hari
• Vit D
• Suportif
Ringan
• 10 hari + 3 hari bebas
gejala
• Obat rutin komorbid
• Vit C 14 hari
• Vit D
• Azitromisin 1x500mg 5
hari
• Oseltamivir (tamiflu)
75mg/12 jam 5-7 hari /
• Favipiravir loading
1600mg/12 jam H-1,
2x600mg H2-5
Sedang
• Rujuk & isolasi di RS
• Drip Vit C 200-400
mg/8jam dlm 100 cc Nacl
0,9%
• Azitromisin iv/PO
500mg/24 jam 5-7 hari/
• Levofloxacin iv/PO
750mg/24 jam 5-7 hari
• Favipiravir loading
1600mg/12 jam H-1,
2x600mg H2-5/
• Remdesivir 200 mg iv H-1,
drip 100mg/hari H2-5
• Antikoagulan
• laboratorium Darah Perifer
Lengkap, CRP, fungsi
ginjal, fungsi hati dan foto
toraks
Bera/tKritis
• Isolasi RS, ICU
• high flow nasal cannula
(HFNC) atau non-invasive
mechanical ventilation (NIV)
• awake prone position
• Drip Vit C 200-400
mg/8jam dlm 100 cc Nacl
0,9%
• Vitamin B1 1 ampul/24
jam/iv
• Vit D 400-1000 IU/hari
(suplemen) / 1000-5000
iu/hari (obat)
• Azitromisin iv/PO
500mg/24 jam 5-7 hari/
• Levofloxacin iv/PO
750mg/24 jam 5-7 hari
• Favipiravir loading
1600mg/12 jam H-1,
2x600mg H2-5/
• Remdesivir 200 mg iv H-1,
drip 100mg/hari H2-5
• Antikoagulan
• Dexamethason 6 mg/24
jam 10 hari
• anti-IL 6, (tocilizumab),
plasma konvalesen, IVIG
atau Mesenchymal Stem Cell
(MSCs) / Sel Punca, terapi
plasma exchange (TPE)
43. Tanpa Gejala
• Isoman 10 hari sejak
pengambilan spesimen
• Obat rutin komorbid
• Vit C 14 hari
• Vit D
• Suportif
Ringan
• 10 hari + 3 hari bebas
gejala
• Obat rutin komorbid
• Vit C 14 hari
• Vit D
• Azitromisin 1x500mg 5
hari-> dihapus
• Oseltamivir (tamiflu)
75mg/12 jam 5-7 hari ->
dihapus
• Favipiravir loading
1600mg/12 jam H-1,
2x600mg H2-5
Sedang
• Rujuk & isolasi di RS
• Drip Vit C 200-400
mg/8jam dlm 100 cc Nacl
0,9%
• Azitromisin iv/PO
500mg/24 jam 5-7 hari/
• Levofloxacin iv/PO
750mg/24 jam 5-7 hari
• Favipiravir loading
1600mg/12 jam H-1,
2x600mg H2-5/
• Remdesivir 200 mg iv H-1,
drip 100mg/hari H2-5
• Antikoagulan
• laboratorium Darah Perifer
Lengkap, CRP, fungsi
ginjal, fungsi hati dan foto
toraks
Bera/tKritis
• Isolasi RS, ICU
• high flow nasal cannula
(HFNC) atau non-invasive
mechanical ventilation (NIV)
• awake prone position
• Drip Vit C 200-400
mg/8jam dlm 100 cc Nacl
0,9%
• Vitamin B1 1 ampul/24
jam/iv
• Vit D 400-1000 IU/hari
(suplemen) / 1000-5000
iu/hari (obat)
• Azitromisin iv/PO
500mg/24 jam 5-7 hari/
• Levofloxacin iv/PO
750mg/24 jam 5-7 hari
• Antibiotik utk sepsis
• Favipiravir loading
1600mg/12 jam H-1,
2x600mg H2-5/
• Remdesivir 200 mg iv H-1,
drip 100mg/hari H2-5
• Antikoagulan
• Dexamethason 6 mg/24
jam 10 hari
• anti-IL 6, (tocilizumab),
plasma konvalesen, IVIG
atau Mesenchymal Stem Cell
(MSCs) / Sel Punca, terapi
plasma exchange (TPE)
44.
45. KRITERIA SELESAI ISOLASI
• a. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimtomatik) tidak dilakukan
pemeriksaan follow up RT-PCR. Dinyatakan selesai isolasi apabila sudah
menjalani isolasi mandiri selama 10 hari sejak pengambilan spesimen
diagnosis konfirmasi.
• b. Kasus konfirmasi dengan gejala ringan dan gejala sedang tidak
dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR. Dinyatakan selesai isolasi
harus dihitung 10 hari sejak tanggal onset dengan ditambah minimal 3
hari setelah tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan
pernapasan.
• c. Pada kasus konfimasi gejala sedang dengan komorbid dan/atau yang
kemungkinan berpotensi terjadi perburukan dapat dilakukan evaluasi
ulang dengan RT PCR.
46. • d. Kasus konfirmasi dengan gejala berat/kritis yang dirawat di
rumah sakit :
• Dinyatakan selesai isolasi apabila telah mendapatkan hasil
pemeriksaan follow up RT-PCR 1 kali negatif ditambah
minimal 3 hari tidak lagi menunjukkan gejala demam dan
gangguan pernapasan.
• Dalam hal pemeriksaan follow up RT-PCR tidak dapat
dilakukan, maka pasien kasus konfirmasi dengan gejala
berat/kritis yang dirawat di rumah sakit yang sudah menjalani
isolasi selama 10 hari sejak onset dengan ditambah minimal 3
hari tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan
pernapasan, dinyatakan selesai isolasi, dan dapat dialihrawat
non isolasi atau dipulangkan.