Susu merupakan salah satu produk hasil peternakan yang memiliki banyak manfaat
bagi tubuh manusia. Hal tersebut dikarenakan susu memiliki berbagai kandungan zat-zat
penting yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup manusia, seperti karbohidrat (laktosa),
protein, lemak, vitamin, dan mineral. Susu memiliki nilai gizi yang hampir sempurna dan
sangat peka terhadap terhadap pengaruh fisik maupun mikrobiologis sehingga hal tersebut
mengakibatkan susu rentan mengalami kerusakan. Hal tersebut menjadi penyebab susu
memiliki daya simpan yang singkat. Pengembangan teknologi hingga kini kian menambah
berbagai macam inovasi, salah satunya inovasi guna meningkatkan daya simpan susu.
Berbagai bentuk upaya pengolahan susu salah satunya dapat dilakukan melalui proses
fermentasi. Produk olahan susu hasil fermentasi salah satunya adalah kefir susu.
Kefir merupakan olahan berbahan dasar susu yang difermentasi dengan
menginokulasikan bibit kefir atau kultur induk kefir. Kefir dapat dibuat dari susu sapi,
kambing, kerbau, unta ataupun kedelai dengan penambahan biji kefir sebagai starter yang
terdiri atas sejumlah bakteri asam laktat (BAL) dan yeast yang terikat dalam matriks
polisakarida (O’Brien et al, 2016). Pembuatan olahan kefir harus memperhatikan kualitas
dari bahan dasar dan jenis susu yang digunakan, karena setiap jenis susu memiliki kualitas
dan kandungan yang berbeda.
Kefir susu memiliki kandungan yang kompleks dan memiliki kualitas yang baik dalam
kebermanfaatannya bagi tubuh. Namun masyarakat menilai kefir sebagai produk yang
sangat asam dan cenderung bau khas fermentasi, sehingga secara rasa masih dinilai kurang
diminati konsumen. Hal tersebut dibuktikan dengan penelitian Fanani et al. (2018) yang
menyatakan bahwa 16 dari 38 panelis tidak menyukai citarasa yang asam dari kefir susu,
sedangkan sisanya menyukai rasa kefir yang agak asam dan tidak asam. Berdasarkan hal
tersebut, kemanfaatan kefir dapat ditingkatkan dengan penambahan bahan lain seperti
bunga telang.
Bunga telang (Clitoria ternatea) adalah jenis tanaman dengan berbagai manfaat pada
setiap bagiannya untuk manusia. Bunga telang merupakan salah satu sumber antioksidan
serta antosianin sekaligus pewarna biru alami yang tumbuh secara liar di kawasan tropis
Asia, termasuk Indonesia (Zingare et al., 2013). Bunga telang juga mengandung berbagai
macam kandungan, salah satunya adalah zat antimikroba. Bunga tersebut dinilai dapat
menghambat pertumbuhan BAL yang terlalu tinggi pada kefir. Kandungan yang terdapat
pada bunga telang tersebut diharapkan dapat mengurangi rasa asam pada kefir.
Penggunaan bunga telang pada pembuatan kefir juga dilakukan pada persentase yang
berbeda karena bertujuan untuk mengetaui jumlah persentase terbaik terhadap pengaruh
yang diberikan. Penggunaan bunga telang pun diberikan dalam bentuk bubuk, karena
apabila diberikan dalam bentuk ekstrak larutan, akan memiliki kadar air yang tinggi dan
dapat mengakibatkan pengaruh pada pembentukan kefir terse
15. DEFINISI OPERASIONAL
VARIABELYANGDIUKURADALAHTOTAL
BAL(CFU/ML), KADARASAMLAKTAT
(%),DANNILAIPH
KEFIR BUNGA TELANG
NILAI PH YANGTERKANDUNGPADA KEFIR BUNGATELANG
DANDIUKUR MENGGUNAKANPH METERDIGITAL
NILAIPH
TOTAL BAL YANG TERKANDUNG PADA
KEFIR BUNGA TELANG DANDIUKUR
MENGGUNAKAN METODEMRSA
TOTALBAL
KADARASAM LAKTATYANG TERKANDUNG
PADA KEFIR BUNGATELANGDAN DIUKUR
MENGGUNAKANUJI TITRASI
KADAR ASAM LAKTAT
VARIABEL
PENELITIAN
KEFIRBUNGA
TELANG
17. KADARASAMLAKTAT
(Bayu et al., 2017) Sampel dititrasi dengan 0,1 N
NaOH sampai terjadi perubahan warna sampel
menjadi merah muda konstan. Pengukuran juga
menggunakan larutan blanko untuk standarisasi.
Kadar asam (%) = 𝑉1𝑥𝑁𝑥𝐵 𝑉2𝑥100 𝑥100%
TOTALBAL
. (Setyawardani & Sumarmono, 2015).
Metode yang digunakan menghitung
total BAL adalah media (MRSA).
Sampel dan media diinkubasi
kemudian BAL dihitung menggunakan
metode BAM (Bacteriological
Analytical Manual)
NILAIPH
(Arkan et al., 2021). Pengukuran nilai
pH dilakukan menggunakan alat pH
meter. pH meter dikalibrasi dengan
larutan buffer 4, kemudian dilakukan
kembali kalibrasi oleh larutan buffer
7.
TEKNIKPENGUKURANVARIABEL
18. Pengaruh perlakuan terhadap respon peubah denganRancangan Acak Lengkap (RAL).
Model matematis yang digunakan yaitu :
Yij= 𝜇 +𝜏𝑖 + 𝜀𝑖𝑗
Keterangan:
Yij = Respon peubah yang diamati pada perlakuan ke-I dan ulangan ke-j.
µ = Nilai tengah (mean) variabel.
𝜏𝑖 = Pengaruh perlakuan (P0, P1, P2 P3, P4, dan P5).
Єij = Galat/ kesalahan percobaan.
I = Banyaknya perlakuan (P0, P1, P2 P3, P4, dan P5).
j = Banyaknya ulangan (1, 2, 3, 4)
METODE ANALYSIS
19. ULANGAN 1
P0 P1 P2 P3 P4
ULANGAN 2
ULANGAN 3
ULANGAN 4
MODELANALYSIS
P 5
Yij
TOTAL
21. Berdasarkan data analisis yang didapatkan penambahan bubuk bunga
telang terhadap kefir susu kambing menunjukan hasil jika F hitung
lebih besar daripada F tabel 0,05 artinya perlakuan berpengaruh nyata
(P < 0,05) terhadap peubah yang diukur atau H1 diterima. Jika F hitung
lebih kecil daripada F tabel 0,05 artinya perlakuan tidak berpengaruh
nyata (P > 0,05) terhadap peubah yang diukur atau H0 diterima.
Apabila pengujian F hitung menunjukkan hasil berpengaruh sangat
nyata atau berbeda nyata pada variabel yang diamati, maka
dilanjutkan dengan uji orthogonal polinomial.
KRITERIA PENERIMAAN HIPOTESIS