Ringkasan dokumen ini adalah:
Dokumen ini membahas rencana penelitian mengenai sifat dan perubahan lempung Formasi Batuasih terhadap kestabilan lereng di Citatah KM-23, Padalarang. Penelitian ini akan menganalisis perubahan mineral lempung, klasifikasi aktivitas lempung, dan pengaruhnya terhadap kestabilan lereng. Metode penelitian meliputi survei lapangan, analisis XRD, indeks properti tanah, dan analisis Atterberg.
1. SEMINAR USULAN RISET
Sifat dan Perubahan Lempung Formasi Batuasih
Terhadap Keteknikan Pada Lereng Citatah KM-23,
Padalarang, Jawa Barat
2. BAB 1
• Latar Belakang
• Rumusan Masalah
• Tujuan Penelitian
• Kegunaan Penelitian
BAB 2
• Kajian Pustaka
• Kerangka Pemikiran
• Hipotesis
BAB 3
• Metodologi Penelitian
Lukman Muhammad Asri
270120190005
List Pembahasan
3. Latar Belakang
Lukman Muhammad Asri
270120190005
BAB 1
Kondisi daerah telitian yang berada di pinggir
jalan raya Bandung-Cianjur KM-23, kondisi
lereng dalam keadaan rusak, dimana lereng
sudah dilakukan rekayasa teknik. Munculnya
retakan pada lereng ini terjadi pada tahun
2009 tetapi lereng ini menjadi perhatian
peneliti karena selalu terjadi perubahan
kondisi kekuatan dari litologi dari lereng
tersebut.
Tingginya aktifitas di sekitar lereng KM-23
menjadi potensi faktor kerusakan yang selalu
terjadi.
(Sumber : Jurnal Dr.Ir. Zufialdi Zakaria, M.T)
4. Latar Belakang
Lukman Muhammad Asri
270120190005
BAB 1
Kondisi sekitar daerah telitian dilihat dari peta morfologi
(Sumber : Jurnal Dr.Ir. Zufialdi Zakaria, M.T),
5. Rumusan Masalah
Lukman Muhammad Asri
270120190005
BAB 1
Peneliti melakukan identifikasi masalah dengan menghubungkan antara aspek
geologi ke dalam geoteknik untuk memperjelas arah tujuan dilakukannya
penelitian digambarkan dengan poin-poin berikut:
1. Bagaimana perubahan aktifitas lempung pada Formasi Batuasih? dilihat dari
mineral terkandung didalamnya, melihat mineral dominan yang dimiliki dari tanah
lempung maka dilakukan pengambilan sampel di beberapa titik pada lereng
Citatah.
2. Bagaimana klasifikasi aktifitas lempung pada Formasi Batuasih terhadap lereng
daerah telitian memiliki pengaruh terhadap identifikasi penentuan mineral
lempung expansive.
6. Tujuan Penelitian
Lukman Muhammad Asri
270120190005
BAB 1
Dengan penelitian yang dilakukan bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengaruh perubahan tanah lempung Formasi Batuasih terhadap
kestabilan lereng dilihat berdasarkan data mineral yang nanti didapatkan melalui
uji laboratorium.
2. Untuk mengidentifikasi nilai aktifitas lempung sehingga mendapatkan
klasifikasi yang sesuai dengan kondisi pada lereng Citatah KM-23, dan juga dapat
dijadikan acuan dalam treatment yang tepat untuk lereng di daerah telitian
7. Kegunaan Penelitian
Lukman Muhammad Asri
270120190005
BAB 1
1. Memberi gambaran kondisi mengenai perubahan lereng yang terbaru kepada
pihak terkait baik kepada masyarakat, pemerintah dan swasta dibalut dengan
data yang mendukung dan hasil pengujian yang dapat dipertanggung jawabkan.
2. Sebagai tambahan informasi untuk praktisi maupun akademisi dalam
melakukan penelitian dan pengembangan kajian lereng dengan kasus yang
serupa, khususnya pada lereng Citatah.
3. Menentukan tindakan yang tepat guna dalam menangani lereng pada Km- 23
dan pemantauan berkala yang perlu dilakukan kedepannya.
8. Kajian Pustaka
Lukman Muhammad Asri
270120190005
BAB 2
Kolom Stratigrafi Regional Cekungan Bogor Jawa Barat (Martodjojo, 1984)
10. Kajian Pustaka
Lukman Muhammad Asri
270120190005
BAB 2
Klasifikasi longsoran (landslide) oleh Varnes (1978, dalam M.J. Hansen, 1984) yang
digunakan oleh Higway Reseach Board Landslide Comitte (1978, dalam Sudarsono &
Pangular, 1986)
12. Kajian Pustaka
Lukman Muhammad Asri
270120190005
BAB 2
Faktor-faktor penyebab lereng menjadi rawan longsor ada 2 (dua) yang
meliputi faktor internal (dari tubuh lereng sendiri, seperti material tubuh
lereng dan sifat fisik - mekaniknya) maupun faktor eksternal (dari luar lereng).
Pada faktor eksternal di antaranya: pelapukan (fisika, kimia, dan biologi),
erosi, penurunan tanah (ground subsidence), pengendapan (fluviatil,
glasial,dan gerakan tanah), getaran dan aktivitas seismik, jatuhan tepra, dan
perubahan rejim air (Brunsden,1993)
13. Kajian Pustaka
Lukman Muhammad Asri
270120190005
BAB 2
MINERAL LEMPUNG
Menurut Heine et al. 2010 dalam Husain, R. 2015., mineral lempung
merupakan komponen yang paling umum dari semua sedimen, dan mineral lempung
dapat ditemukan sebagai penyusun tanah dari kutub hingga ke daerah khatulistiwa.
Menurut Bambang et al. (2006), bahwa ditinjau dari mineralogi lempung
terdiri dari berbagai macam penyusun mineral yang mempunyai ukuran sesuai dengan
batasan yang ada. Mineral lempung merupakan koloid dengan ukuran sangat kecil.
Ciri khas yang dimiliki oleh mineral lempung adalah kemampuan mengembang atau
disebut ekspansif bergantung terhadap kadar air. Besarnya pengembangan/penyusutan
tidak merata dari suatu titik ke titik lainnya sehingga menimbulkan differential
movement (Rina Yuliet, 2010).
14. Kajian Pustaka
Lukman Muhammad Asri
270120190005
BAB 2
MINERAL LEMPUNG
Mineral lempung yang menyusun lempung ekspansif umumnya antara lain
adalah montmorilonit, illit, dan kaolinit. Dari ketiga jenis mineral tersebut,
montmorilonit mempunyai daya kembang terbesar (Grim, 1968; Millot, 1970; Velde,
1995; Moore dan Reynolds, 1997).
KAOLINIT : Merupakan mineral lempung yang paling tidak aktif dan mineral ini berasal
dari pelapukan beberapa mineral lempung yang lebih aktif serta kapasitas mengembang
yang rendah, sehingga kemampuan dalam mengabsorpsi air kurang atau tidak ada
Mineral yang masih satu kerabat dengan kaolinit adalah halosit.
ILLITE : Memiliki kenampakan struktur satuan kristalnya yang hampir sama dengan
montmorillonit. Aktifitas mineral Illit lebih besar dari kaolinit.
MONTMORILLONITE : kehadirannya mampu mempengaruhi sifat fisik dan sifat kimia
tanah. Memiliki butiran yang secara khas sangat halus dan secara kimia sangat aktif.
15. Kajian Pustaka
Lukman Muhammad Asri
270120190005
BAB 2
Penelitian juga dapat dilakukan dengan uji klasifikasi teknik yang hasilnya didapat
dari pengujian indeks properties tanah sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi
dan mengklasifikasikan tanah lempung mengembang. Skempton mengemukakan rumus
untuk parameter aktifitas (Ac) sebagai berikut dan juga hubungan mineral lempung
terhadap aktivitas pada tabel dibawah ini.
16. Kajian Pustaka
Lukman Muhammad Asri
270120190005
BAB 2
Hubungan Mineral Lempung dengan Aktivitas (Skempton,1953 dan Mitchel, 1976)
17. Kajian Pustaka
Lukman Muhammad Asri
270120190005
BAB 2
Klasifikasi Tanah Ekspansif menurut USBR (Holtz & Gibbs. 1956)
Klasifikasi Potensial Pengembangan menurut Snethen et.al, (1977)
Jenis lempung dan angka aktifitas yang khas (Bowles, 1989)
18. Kajian Pustaka
Lukman Muhammad Asri
270120190005
BAB 2
Contoh plot lempung di daerah penelitian pada diagram klasifikasi tingkat potensi
pengembangan metoda Gillott (1968)
19. Kajian Pustaka
Lukman Muhammad Asri
270120190005
BAB 2
Variabel analisis kestabilan lereng oleh Alifahmi Alifahmi
Setelah mendapatkan data baik dari pengamatan di lapangan dan data untuk di
analisa di laboratorium, selanjutnya peneliti mencoba mencari kestabilan lereng dengan
bantuan software SLIDE untuk mendapatkan nilai FS. Parameter yang digunakan yaitu
berupa:
1.Geometri lereng : berupa tinggi lereng, panjang lereng, dan sudut lereng alami yang
terbentuk.
2. Sifat fisik dan mekanikal material : Didapat dari uji laboratorium sehingga mendapatkan
nilai tersebut diperlukan bobot isi, kohesi dan sudut geser dalam. Faktor keamanan secara
umum dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya penahan longsor terhadap
gaya
penyebab longsor pada suatu lereng (Turangan, 2014).
22. Hipotesis
Lukman Muhammad Asri
270120190005
BAB 2
1. Sebagian besar aktivitas lempung daerah telitian tersusun atas mineral montmorillonit
dan illit yang tinggi sehingga penyebab sering terjadinya longsor atau kerusakan pada lereng
dikarenakan tingginya aktifitas mineral tersebut.
2. Air hujan yang diterima oleh lereng yang tersusun atas lempung tidak teralirkan dengan
baik sehingga menyebabkan nilai aktifitas lempung berubah menjadi tinggi.
3. Faktor internal yang diterima oleh lereng, salah satunya disebabkan oleh kadar air yang
diterima pada tubuh lereng yang berasal dari curah hujan. Dengan kadar air tanah yang
besar yg berasal dari hujan dan juga porositas batugamping diatasnya yang memiliki
permeability yang tinggi yang berarti memperkecil ketahananan geser massa lereng yang
berupa batulempung
23. Metodologi Penelitian
Lukman Muhammad Asri
270120190005
BAB 3
1. Kegiatan Pemetaan di Lapangan
- Observasi geomorfologi, yang terdiri dari: pengamatan morfologi dan bentang alam
berdasarkan klasifikasi modifikasi Van Zuidam (1983).
- Observasi singkapan, meliputi: deskripsi litologi yang dikaitkan dengan data stratigrafi
awal, pengukuran elemen struktur geologi dan juga pengambilan contoh batuan untuk
analisis laboratorium.
- Pengambilan data struktur geologi yang dijumpai karena daerah telitian berada dalam
lingkup zona Sesar Cimandiri perlu dilihat pengaruh kehadiran struktur terhadap lereng
pada Km-23.
- Dokumentasi di lapangan berupa dokumentasi parameter singkapan batuan, litologi dan
kenampakan lereng serta bentang alam.
2. Analisis Laboratorium
- Analisis X-Ray Diffraction (XRD) dilakukan untuk mengetahui proporsi mineral lempung
montmorilonit, illit dan kaolinit/klorit
- Analisis Indeks Properti Tanah untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan tanah
lempung mengembang berupa indeks plastisitas, batas susut, dll.
- Analisis Atterberg pada penelitian digunakan sebagai uji yang menghasilkan konsistensi
dan plastisitas dari tanah lempung dan tanah-tanah kohesif lainnya yang secara umum
dipengaruhi oleh kadar air tanahnya.