PPT Sidang Tugas Akhir "Analisis Kinerja Struktur Rangka Beton Bertulang dengan Concentrically Bracing System Tipe Inverted V-Braced Menggunakan Metode Pushover Analysis" Laura Aulia Teknik Sipil
Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan dan mengetahui kinerja dari struktur menggunakan metode pushover analysis. Bresing di tempatkan pada sisi terluar bangunan pada keseluruhan lantainya. Pemodelan struktur gedung dilakukan pada gedung perkantoran 8 lantai yang didesain berdasarkan SNI 1726:2012, SNI 2847:2013 dan SNI 1727:2013. Hasil perancangan ini diperoleh dimensi elemen struktur balok, kolom dan pelat. Berdasarkan hasil pushover analysis diketahui bahwa pada titik kinerja struktur arah-x simpangan maksimum (maximum drift) diperoleh sebesar 0,00278 sehingga level kinerja struktur berdasarkan batas simpangan menurut metode ATC-40 dan FEMA-356 termasuk pada level Immediate Occupancy (IO).
Similar to PPT Sidang Tugas Akhir "Analisis Kinerja Struktur Rangka Beton Bertulang dengan Concentrically Bracing System Tipe Inverted V-Braced Menggunakan Metode Pushover Analysis" Laura Aulia Teknik Sipil
Parametric study of multi storied RCC flat slab structure under seismic effect having different plan aspect ratio and salenderness ratio
Similar to PPT Sidang Tugas Akhir "Analisis Kinerja Struktur Rangka Beton Bertulang dengan Concentrically Bracing System Tipe Inverted V-Braced Menggunakan Metode Pushover Analysis" Laura Aulia Teknik Sipil (20)
Cosmetic shop management system project report.pdfKamal Acharya
Buying new cosmetic products is difficult. It can even be scary for those who have sensitive skin and are prone to skin trouble. The information needed to alleviate this problem is on the back of each product, but it's thought to interpret those ingredient lists unless you have a background in chemistry.
Instead of buying and hoping for the best, we can use data science to help us predict which products may be good fits for us. It includes various function programs to do the above mentioned tasks.
Data file handling has been effectively used in the program.
The automated cosmetic shop management system should deal with the automation of general workflow and administration process of the shop. The main processes of the system focus on customer's request where the system is able to search the most appropriate products and deliver it to the customers. It should help the employees to quickly identify the list of cosmetic product that have reached the minimum quantity and also keep a track of expired date for each cosmetic product. It should help the employees to find the rack number in which the product is placed.It is also Faster and more efficient way.
Forklift Classes Overview by Intella PartsIntella Parts
Discover the different forklift classes and their specific applications. Learn how to choose the right forklift for your needs to ensure safety, efficiency, and compliance in your operations.
For more technical information, visit our website https://intellaparts.com
Industrial Training at Shahjalal Fertilizer Company Limited (SFCL)MdTanvirMahtab2
This presentation is about the working procedure of Shahjalal Fertilizer Company Limited (SFCL). A Govt. owned Company of Bangladesh Chemical Industries Corporation under Ministry of Industries.
Using recycled concrete aggregates (RCA) for pavements is crucial to achieving sustainability. Implementing RCA for new pavement can minimize carbon footprint, conserve natural resources, reduce harmful emissions, and lower life cycle costs. Compared to natural aggregate (NA), RCA pavement has fewer comprehensive studies and sustainability assessments.
Hybrid optimization of pumped hydro system and solar- Engr. Abdul-Azeez.pdffxintegritypublishin
Advancements in technology unveil a myriad of electrical and electronic breakthroughs geared towards efficiently harnessing limited resources to meet human energy demands. The optimization of hybrid solar PV panels and pumped hydro energy supply systems plays a pivotal role in utilizing natural resources effectively. This initiative not only benefits humanity but also fosters environmental sustainability. The study investigated the design optimization of these hybrid systems, focusing on understanding solar radiation patterns, identifying geographical influences on solar radiation, formulating a mathematical model for system optimization, and determining the optimal configuration of PV panels and pumped hydro storage. Through a comparative analysis approach and eight weeks of data collection, the study addressed key research questions related to solar radiation patterns and optimal system design. The findings highlighted regions with heightened solar radiation levels, showcasing substantial potential for power generation and emphasizing the system's efficiency. Optimizing system design significantly boosted power generation, promoted renewable energy utilization, and enhanced energy storage capacity. The study underscored the benefits of optimizing hybrid solar PV panels and pumped hydro energy supply systems for sustainable energy usage. Optimizing the design of solar PV panels and pumped hydro energy supply systems as examined across diverse climatic conditions in a developing country, not only enhances power generation but also improves the integration of renewable energy sources and boosts energy storage capacities, particularly beneficial for less economically prosperous regions. Additionally, the study provides valuable insights for advancing energy research in economically viable areas. Recommendations included conducting site-specific assessments, utilizing advanced modeling tools, implementing regular maintenance protocols, and enhancing communication among system components.
Understanding Inductive Bias in Machine LearningSUTEJAS
This presentation explores the concept of inductive bias in machine learning. It explains how algorithms come with built-in assumptions and preferences that guide the learning process. You'll learn about the different types of inductive bias and how they can impact the performance and generalizability of machine learning models.
The presentation also covers the positive and negative aspects of inductive bias, along with strategies for mitigating potential drawbacks. We'll explore examples of how bias manifests in algorithms like neural networks and decision trees.
By understanding inductive bias, you can gain valuable insights into how machine learning models work and make informed decisions when building and deploying them.
6th International Conference on Machine Learning & Applications (CMLA 2024)ClaraZara1
6th International Conference on Machine Learning & Applications (CMLA 2024) will provide an excellent international forum for sharing knowledge and results in theory, methodology and applications of on Machine Learning & Applications.
KuberTENes Birthday Bash Guadalajara - K8sGPT first impressionsVictor Morales
K8sGPT is a tool that analyzes and diagnoses Kubernetes clusters. This presentation was used to share the requirements and dependencies to deploy K8sGPT in a local environment.
PPT Sidang Tugas Akhir "Analisis Kinerja Struktur Rangka Beton Bertulang dengan Concentrically Bracing System Tipe Inverted V-Braced Menggunakan Metode Pushover Analysis" Laura Aulia Teknik Sipil
1. LAURA AULIA
104117023
CV-1
Sidang Tugas Akhir
Analisis Kinerja Struktur Rangka Beton
Bertulang Dengan Concentrically Bracing
System Tipe Inverted V-Braced Menggunakan
Pushover Analysis
3. -3-
Pertemuan 3 lempengan
besar
INDONESIA
Banyak digunakan pada
konstruksi bangunan di
Indonesia
Beton Bertulang
Kerugian materiil dan
Jatuhnya korban jiwa
GEMPA BUMI
LATAR BELAKANG
Perkuatan bresing untuk
menahan beban gempa,
penambahan berat struktur
yang tidak terlalu besar dan
waktu pengerjaan relatif cepat
BRESING
Baik dalam menahan gaya
tarik dan tekan, memiliki
bukaan yang luas untuk
pintu dan jendela, serta
dapat mengurangi
penggunaan dimensi
balok dan kolom
Inverted
V-Braced
Analisis Kinerja Struktur
Rangka Beton Bertulang
Dengan Concentrically
Bracing System Tipe
Inverted V-Braced
4. 01
Bagaimana merencanakan penulangan balok
dan kolom pada struktur beton bertulang
dengan inverted V-braced?
Bagaimana merencanakan penulangan pelat
pada struktur beton bertulang dengan
inverted V-braced?
02
Bagaimana menentukan profil baja yang
digunakan sebagai bresing pada struktur
beton bertulang?
03
Bagaimana perilaku dan kinerja dari struktur
beton bertulang dengan inverted V-braced
menggunakan metode pushover analysis?
04
-4-
RUMUSAN MASALAH
5. BATASAN MASALAH
Perencanaan struktur mengacu pada:
o SNI 2847:2013 (Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung)
o SNI 1726:2012 (Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung dan Non Gedung)
o SNI 1727:2013 (Beban Minimum untuk Perencanaan Bangunan Gedung dan Struktur Lain)
o SNI 1729:2015 (Spesifikasi untuk bangunan gedung Baja Struktural)
01
Struktur bangunan direncanakan sebagai gedung perkantoran bertingkat 8
dengan ketinggian 33 m yang berlokasi di Bogor.
02 Struktur bangunan direncanakan menggunakan SRPMK.
03 Pemodelan dan analisis struktur menggunakan SAP2000.
04 Pengaruh beban gempa dianalisis menggunakan metode Respons Spektrum.
05 Kapasitas dan perilaku struktur dianalisis menggunakan metode pushover.
06
07 Tidak merencanakan struktur bagian bawah (fondasi).
08 Tidak merencakan sambungan.
09 Tidak merencanakan tangga.
10 Tidak melakukan variasi penempatan bresing.
11 Tidak membahas rencana anggaran biaya dan metode konstruksi.
-5-
6. Merencanakan
penulangan pelat pada
struktur beton bertulang
dengan inverted v-braced
Merencanakan
penulangan balok dan
kolom pada struktur beton
bertulang menggunakan
inverted v-braced
Menentukan
profil baja yang digunakan
sebagai bresing pada
struktur beton bertulang
Mengetahui
perilaku dan kinerja
struktur bangunan dengan
inverted v-braced
mengggunakan pushover
analysis.
01
02
03
04
-6-
TUJUAN PERANCANGAN
10. -10-
ALAT DAN BAHAN
Laptop yang dilengkai dengan
software: Sap 2000, Sketchup,
Autocad, Microsoft Excel dan
Microsoft Word
Data denah dan data tanah
Alat Bahan
11. INSTANSI TERKAIT
Memberikan informasi tambahan dalam
perencanaan struktur bangunan beton
bertulang menggunakan perkuatan bresing.
PENULIS
Menambah pengetahuan mengenai metode
perkuatan struktur beton bertulang menggunakan
bresing dalam menahan gaya gempa.
-
11-
MANFAAT PERANCANGAN
12. Bresing
Komponen struktur yang dapat menambah
kekuatan dan kekakuan sehingga dapat
mengurangi simpangan pada suatu
bangunan.
-12-
13. BEBAN MATI
01
02
03
04
BEBAN HIDUP
BEBAN GEMPA
BEBAN ANGIN
PPPURG
1987
Pedoman
Perencanaan
Pembebanan untuk
Rumah dan Gedung
SNI
1726:2012
Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa
untuk Gedung dan Non
Gedung
SNI
1727:2013
Beban Minimum
untuk Perencanaan
Gedung dan
Bangunan Lain
-13-
PEMBEBANAN
15. SNI 2847:2013
S R P M K
PERSYARATAN DIMENSI
PENAMPANG
PERSYARATAN
TULANGAN LENTUR
PERSYARATAN TULANGAN
TRANSVERSAL
HUBUNGAN BALOK-KOLOM
-15-
PERSYARATAN SRPMK
16. ANALISIS KINERJA
STRUKTUR (PUSHOVER )
-16-
Analisis pushover merupakan suatu analisis
yang digunakan untuk mengetahui perilaku
struktur yang diakibatkan oleh beban
gempa. Tujuan dari analisis pushover adalah
memperkirakan gaya maksimum dan
deformasi pada strutkur yang dianggap
kritis dengan melacak pembentukan sendi
plastis untuk identifikasi kegagalan
struktur.
Beban diaplikasikan pada pusat massa
lantai yang ditingkatkan secara bertahap
hingga terjadi leleh di satu atau lebih
lokasi dari struktur.
17. -17-
DATA
LAYOUT BANGUNAN
Gambar denah, gambar
potongan, dan gambar
tampak.
DATA TANAH
Boring Log, Hasil
Pengujian Laboratorium
(Kadar air, analisis
saringan, triaxial, dll)
18. -18-
TAHAP PERANCANGAN
Pengumpulan data dan Studi Literatur
Preliminary Design
Pemodelan Struktur dengan
SAP 2000
Perhitungan Pembebanan
Analisis Struktur
Kontrol Desain
Penulangan
Analisis Pushover
dengan SAP2000
Simpulan
19. -19-
NO JENIS PEKERJAAN
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS
MINGGU KE
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengumpulan Sumber
2
Konsultasi dengan
Dosen Pembimbing
3 Bab I
4 Bab II
5 Bab III
6 Revisi BAB I, II dan III
7 Seminar Proposal
8 Preliminary Design
9
Perhitungan
Pembebanan
10 Pemodelan Struktur
11 Kontrol Desain
12 Analisis Struktur
13
Dimensi dan
Penulangan
14 Analisis Pushover
15 Penulisan BAB IV
16 Gambar Detail
17 BAB V
18 Sidang Akhir
Timeline
8 Months
20. -20-
PERTIMBANGAN PERANCANGAN
Spesifikasi Material
Lokasi : Bogor, Jawa Barat
Fungsi : Perkantoran
Jumlah lantai : 8 lantai
Tinggi bangunan : 33 m
Panjang bangunan : 42,5 m
Lebar bangunan : 25 m
Spesifikasi Struktur
Mutu Beton : 30 MPa
Mutu Baja (bresing) : A36
Mutu Tulangan : BJTP 24 & BJTD 40
24. BEBAN MATI SENDIRI (DL)
Berat sendiri pelat, balok, kolom dan bresing.
BEBAN HIDUP (LL)
Beban hidup pelat lantai 1-8 = 250 kg/m2
Beban hidup pelat atap =100 kg/m2
-24-
BEBAN MATI TAMBAHAN (SIDL)
Lantai 1
SIDL Pelat = 176 kg/m2
SIDL Pada Balok = 1250 kg/m
Lantai 2-8
SIDL Pelat = 176 kg/m2
SIDL Pada Balok = 1000 kg/m
Lantai Atap
SIDL Pelat = 70 kg/m2
25. BEBAN GEMPA
Jenis pemanfaatan : Gedung Perkantoran
Kategori risiko : II
Faktor keutamaan gempa, Ie : 1
Klasifikasi Situs : Tanah Lunak
-25-
BEBAN ANGIN
Kecepatan angin dasar, V = 33 m/s
Faktor arah angin, Kd = 0,85
Kategori eksposur = B
Faktor topografi, KZt = 1
Faktor pengaruh tiupan angin = 0,85
Klasifikasi ketertutupan = bangunan tertutup
27. -27-
PEMODELAN PEMERIKSAAN KEKUATAN
Dimensi kolom :
K1 = 600 mm x 600 mm
K2 = 650 mm x 650 mm
𝑶𝒗𝒆𝒓𝒔𝒕𝒓𝒆𝒔𝒔
𝐁𝐚𝐥𝐨𝐤 dan
Kolom
Dimensi balok :
Balok Induk = 300 mm x 500 mm
Balok Anak = 250 mm x 300 mm
2
K1
K2
2
3
28. -28-
PEMERIKSAAN BERAT STRUKTUR
%𝑃𝑒𝑟𝑏𝑒𝑑𝑎𝑎𝑛 =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑀𝑎𝑛𝑢𝑎𝑙−𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝐴𝑃2000
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑀𝑎𝑛𝑢𝑎𝑙
× 100%
Kombinasi 1,2DL + 1,2SIDL + 1,6DL = 11.853.231 Kg
Kombinasi 1,2DL + 1,2SIDL + 1,6DL = 11.919.878 Kg
%𝑷𝒆𝒓𝒃𝒆𝒅𝒂𝒂𝒏 = 𝟎, 𝟓𝟓𝟗%
PEMERIKSAAN JUMLAH RAGAM
Output
Case
StepType StepNum Period SumUX SumUY
Text Text Unitless Sec Unitless Unitless
MODAL Mode 1 1,19 0,00 0,84
MODAL Mode 2 0,93 0,86 0,84
MODAL Mode 3 0,74 0,86 0,84
MODAL Mode 4 0,39 0,86 0,95
MODAL Mode 5 0,31 0,96 0,95
MODAL Mode 6 0,25 0,96 0,95
MODAL Mode 7 0,21 0,96 0,98
MODAL Mode 8 0,17 0,98 0,98
MODAL Mode 9 0,14 0,98 0,99
MODAL Mode 10 0,12 0,99 0,99
MODAL Mode 11 0,09 0,99 1,00
MODAL Mode 12 0,08 1,00 1,00
SNI 1726:2012 Pasal 7.12.1 “analisis harus
menyertakan jumlah ragam yang cukup untuk
memperoleh partisipasi massa ragam yang terkombinasi
memiliki nilai paling sedikit 90% dari massa aktual yang
dimodelkan”. Partisipasi jumlah ragam arah x dan y
pada Mode ke-5 sudah melebihi 90% sehingga
pemodelan sudah memenuhi persyaratan.
> 90%
29. -29-
SIMPANGAN ANTARLANTAI
Respons spektrum
Lantai
hx
(mm)
δ𝑥
(mm)
δ𝑦
(mm)
∆𝑥
(mm)
∆𝑦
(mm)
∆𝑎
(mm)
KET
1 0 0,000 0,000 0,000 0,000 0 -
2 5000 0,004 0,005 0,024 0,029 100 OK
3 4000 0,008 0,010 0,021 0,027 80 OK
4 4000 0,012 0,015 0,019 0,026 80 OK
5 4000 0,015 0,019 0,018 0,024 80 OK
6 4000 0,018 0,023 0,015 0,022 80 OK
7 4000 0,020 0,027 0,013 0,019 80 OK
8 4000 0,022 0,029 0,010 0,015 80 OK
Atap 4000 0,023 0,031 0,006 0,011 80 OK
Satik Ekivalen
Lantai
hx
(mm)
δ𝑥
(mm)
δ𝑦
(mm)
∆𝑥
(mm)
∆𝑦
(mm)
∆𝑎
(mm)
KET
1 0 0,000 0,000 0,000 0,000 0 -
2 5000 4,948 5,270 27,215 28,986 100 OK
3 4000 9,208 10,420 23,428 28,325 80 OK
4 4000 13,226 15,439 22,101 27,602 80 OK
5 4000 17,041 20,302 20,983 26,747 80 OK
6 4000 20,498 24,846 19,013 24,994 80 OK
7 4000 23,441 28,859 16,186 22,069 80 OK
8 4000 25,714 32,135 12,502 18,021 80 OK
Atap 4000 27,216 34,491 8,258 12,958 80 OK
Simpangan
Antarlantai
Simpangan
izin
Simpangan
Antarlantai
Simpangan
izin
30. -30-
Penulangan Balok
Tipe
Balok
Tulangan Tumpuan Tulangan Lapangan Tulangan Geser Tulangan
Torsi
Atas Bawah Atas Bawah Tumpuan Lapangan
BI -1 3D25 3D25 3D25 3D25 D13 - 100 D13 - 200 2D13
BI -2 6D25 6D25 4D25 4D25 D13 - 100 D13 - 200 2D19
BI -3 4D25 4D25 2D25 4D25 D13 - 100 D13 - 200 -
BA -1 2D22 2D22 2D22 2D22 D13 - 50 D13 - 110 2D22
BA -2 2D16 2D16 2D16 2D16 D13 - 50 D13 - 110 -
Tumpuan Lapangan
Tulangan Atas
Tulangan Bawah
Tulangan Atas
Tulangan Bawah
Tulangan Torsi Tulangan Torsi
Balok Induk 1 (BI-1)
Tampak Samping
D13-100
Tumpuan Kiri
D13-100
Tumpuan Kanan
D13-200
Lapangan
31. -31-
Gambar Penulangan Balok
Tampak Atas Balok Induk
Tampak Atas Balok Anak
Penulangan Lentur
Balok Lift
Tampak Samping
Tampak Atas Balok Lift
Penulangan Lentur Balok Induk 1 (BI-1)
Penulangan Lentur Balok Induk 1 (BI-1)
Penulangan Lentur
Balok Induk 3 (BI-3)
Penulangan Lentur Balok Anak 2 (BA-2)
Penulangan Lentur Balok Anak 1 (BA-1)
Tampak Samping
Tampak Samping
Tampak Samping
Tampak Samping
Tampak Samping
33. -33-
Penulangan Pelat
Tipe
Pelat
Tebal
Pelat
(mm)
Tulangan
Ln Sn Tumpuan Lapangan
(mm) (mm) Utama
Susut &
Suhu
Utama
Susut &
Suhu
S1 150 4700 2200 D13-300 D13-300 D13-300 D13-300
S2 150 5700 2200 D13-300 D13-300 D13-300 D13-300
S3 150 4700 2200 D13-300 D13-300 D13-300 D13-300
Penulangan Pelat Tipe 1 (S1) Penulangan Pelat Tipe 2 (S2) Penulangan Pelat Tipe 3 (S3)
D13-300
Tumpuan
D13-300
Tumpuan
D13-300
Lapangan
D13-300
Tumpuan
D13-300
Tumpuan
D13-300
Lapangan
D13-300
Tumpuan
D13-300
Tumpuan
D13-300
Lapangan
34. -34-
Pushover Analysis
Hasil Pushover Arah Y struktur dengan bresing
tidak dapat diperoleh titik kinerja strukturnya
dikarenakan kurva kapasitas tidak berpotongan
dengan kurva respon spektrum Kota Bogor.
Contoh Kurva Berpotongan
Contoh Kurva Tidak Berpotongan
Kurva Kapasitas
Kurva Respons Spektrum
Kurva Kapasitas
Kurva Respons
Spektrum
Kurva Demand
𝐓𝐢𝐭𝐢𝐤 𝐏𝐨𝐭𝐨𝐧𝐠
Dilakukan perbandingan kinerja struktur
bangunan tanpa bresing dan dengan bresing
untuk mengetahui keefektifan penggunaan
bresing.
Struktur tanpa bresing direncanakan
menggunakan dimensi balok induk 400 x 600 mm,
dimensi kolom 650 x 650 mm sedangkan dimensi
balok anak dan tebal pelat tidak mengalami
perubahan.
2
1
3
35. -35-
KURVA KAPASITAS
gaya geser dasar max = 15.699 kN
perpindahan = 638,796 mm
Arah-X Struktur Tanpa Bresing
gaya geser dasar max = 14.407 kN
perpindahan = 658 mm
Arah-Y Struktur Tanpa Bresing
gaya geser dasar max = 21.507 kN
perpindahan = 143,184 mm
Arah-X Struktur dengan Bresing
𝐏𝐞𝐫𝐩𝐢𝐧𝐝𝐚𝐡𝐚𝐧 (𝐃)
𝐆𝐚𝐲𝐚
𝐆𝐞𝐬𝐞𝐫 𝐃𝐚𝐬𝐚𝐫 (𝐕)
𝐏𝐞𝐫𝐩𝐢𝐧𝐝𝐚𝐡𝐚𝐧 (𝐃)
𝐆𝐚𝐲𝐚
𝐆𝐞𝐬𝐞𝐫 𝐃𝐚𝐬𝐚𝐫 (𝐕)
𝐏𝐞𝐫𝐩𝐢𝐧𝐝𝐚𝐡𝐚𝐧 (𝐃)
𝐆𝐚𝐲𝐚
𝐆𝐞𝐬𝐞𝐫 𝐃𝐚𝐬𝐚𝐫 (𝐕)
𝐌𝐚𝐤𝐬𝐢𝐦𝐮𝐦
𝐌𝐢𝐧𝐢𝐦𝐮𝐦
36. -36-
Perbandingan
Kurva
Kapasitas
Struktur Arah-
x
Hasil pushover arah-x struktur diketahui bahwa bangunan
perkuatan inverted v-braced memiliki kekakuan yang lebih tinggi
dan gaya geser maksimum yang lebih besar dibandingkan
bangunan yang tidak diperkuat menggunakan bresing dengan
perbedaan mencapai 37%.
Pushover Analysis
37. -37-
Pushover Analysis
Target
Perpindahan
ATC-40
Tipe Struktur
Maximum
Drift
Level Kinerja
Tanpa Bresing Arah-X 0,00881 Immediate Occupancy (IO)
Tanpa Bresing Arah-Y 0,00945 Immediate Occupancy (IO)
Dengan Inverted V-Braced Arah-X 0,00378 Immediate Occupancy (IO)
Dengan Inverted V-Braced Arah-Y - -
𝑀𝑎𝑥𝑖𝑚𝑢𝑚 𝐷𝑟𝑖𝑓𝑡 =
𝐷
𝐻
H = elevasi bangunan = 33 m
Parameter
Displacement
IO
Damage
Control
LS Structural Stability
Maximum Drift < 0,01 0,01-0,019 0,002 0,33
𝑉𝑖
𝑃𝑖
Level Kinerja :
Immediate Occupancy
Gaya geser dasar max (V)= 11.295 kN
Performance Point (D) = 0,312 m
Arah-Y Struktur Tanpa Bresing
𝐓𝐢𝐭𝐢𝐤 𝐏𝐨𝐭𝐨𝐧𝐠
Gaya geser dasar max (V)= 21.115 kN
Performance Point (D) = 0,291 m
Arah-X Struktur dengan Bresing
𝐓𝐢𝐭𝐢𝐤 𝐏𝐨𝐭𝐨𝐧𝐠
Gaya geser dasar max (V)= 11.946,51 kN
Performance Point (D) = 0,291 m
Arah-X Struktur Tanpa Bresing
𝐓𝐢𝐭𝐢𝐤 𝐏𝐨𝐭𝐨𝐧𝐠
38. -38-
Pushover Analysis
Target
Perpindahan
FEMA 356
V= 11.925 kN
D = 0,290 m
Arah-X Struktur Tanpa Bresing
V= 11.263 kN
D = 0,308 m
Arah-Y Struktur Tanpa Bresing
V= 21.540kN
D = 0,160 m
Arah-X Struktur dengan Bresing
𝐌𝐚𝐤𝐬𝐢𝐦𝐮𝐦
𝐌𝐢𝐧𝐢𝐦𝐮𝐦
39. -39-
Pushover Analysis
Batas
Simpangan
SNI 1726:2012 Pasal 7.12.1 batas simpangan antarlantai untuk struktur bangunan
dengan ketegori risiko II :
Batas Simpangan = 0,02 𝐻 = 0,02 × 33 𝑚 = 0,660 𝑚
Metode
Perpindahan (m)
Struktur Tanpa
Bresing Arah-X
Struktur Tanpa
Bresing Arah-Y
Struktur dengan
Bresing Arah-X
ATC 40 0,291 0,312 0,125
FEMA 356 0,290 0,308 0,160
Batas Simpangan
(SNI 1726:2012)
0,660 0,660 0,660
41. -41-
Pushover Analysis
Mekanisme
Sendi Plastis
Struktur
Tanpa Bresing
Arah-X
Performance Point : diantara step 9 dan step 10
Level Kinerja : LS (Life Safety)
Terjadi kerusakan struktur mulai dari kecil hingga sedang, kekakuan struktur
berkurang namun, masih mempunyai ambang yang cukup besar terhadap
keruntuhan.
43. -43-
Pushover Analysis
Mekanisme
Sendi Plastis
Struktur
Tanpa Bresing
Arah-Y
Performance Point : diantara step 16 dan step 7
Level Kinerja : LS (Life Safety)
Terjadi kerusakan struktur mulai dari
kecil hingga sedang, kekakuan struktur
berkurang namun, masih mempunyai
ambang yang cukup besar terhadap
keruntuhan.
48. -48-
KESIMPULAN
Tipe
Balok
L
(mm)
b
(mm)
h
(mm)
Tulangan Tumpuan Tulangan Lapangan Tulangan Geser Tulangan
Torsi
Atas Bawah Atas Bawah Tumpuan Lapangan
BI -1 6000 300 500 3D25 3D25 3D25 3D25 D13 - 100 D13 - 200 2D13
BI -2 5000 300 500 6D25 6D25 4D25 4D25 D13 - 100 D13 - 200 2D19
BI -3 2500 300 500 4D25 4D25 2D25 4D25 D13 - 100 D13 - 200 -
BA -1 6000 250 300 2D22 2D22 2D22 2D22 D13 - 50 D13 - 110 2D22
BA -2 5000 250 300 2D16 2D16 2D16 2D16 D13 - 50 D13 - 110 -
Tipe
Pelat
Tebal
Pelat
(mm)
Tulangan
Ln Sn Tumpuan Lapangan
(mm) (mm)
Utama
Susut &
Suhu
Utama
Susut &
Suhu
S1 150 4700 2200 D13-300 D13-300 D13-300 D13-300
S2 150 5700 2200 D13-300 D13-300 D13-300 D13-300
S3 150 4700 2200 D13-300 D13-300 D13-300 D13-300
Tipe
Kolom
b (mm) h (mm)
Tulangan
Longitudinal
Tulangan Transversal
l0 > l0
K1 600 600 12D25 D13 - 100 D13 - 150
K2 650 650 12D25 D13 - 100 D13 - 150
1. Hasil perhitungan penulangan elemen balok, kolom dan pelat adalah sebagai berikut:
49. -49-
KESIMPULAN
2. Profil baja yang digunakan sebagai bresing : W8 × 31.
3. Perilaku dan kinerja struktur bangunan adalah sebagai berikut:
a) Titik kinerja bangunan dengan inverted v-braced arah-x memiliki perpindahan 0,125 m
dengan gaya geser maksimum 21.115 kN, sedangkan untuk pembebanan arah-y kurva
respons spektrum Kota Bogor dengan kondisi tanah lunak tidak berpotongan dengan
kurva demand spectrum bangunan sehingga kinerja struktur tidak dapat diketahui.
b) Berdasarkan metode ATC-40 dan FEMA-356 perpindahan maksimum dengan
inverted v-braced arah-x sebesar 0,160 m.
c) Berdasarkan ATC-40 struktur dengan inverted v-braced arah-x berada pada level
Immediate Occupancy (IO).
d) Berdasarkan mekanisme sendi plastis yang terjadi, konsep Strong Column Weak Beam
telah terpenuhi. Pada tahap kinerja struktur sendi plastis dengan level BeyondE telah
muncul pada elemen kolom struktur yang berarti struktur sudah tidak mampu untuk
menahan gaya geser.
50. -50-
SARAN
1. Profil baja pada bresing sebaiknya digunakan dimensi yang
lebih besar agar tidak mengalami leleh saat menerima beban
gempa.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait kinerja struktur
bangunan dengan inverted v-braced pada kondisi tanah lunak
pada lokasi yang berbeda dengan intensitas gempa yang tinggi.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait konfigurasi
bresing tiap lantainya untuk mengetahui perbandingan
keefektifan dari penggunaan bresing pada struktur bangunan.
51. Anggara, A. H. (2020). Desain Struktur Gedung Baja Tahan Gempa Dengan Analisis Beban Gempa Menggunakan
Metode Time History Berdasarkan SNI 1726:2012 dan SNI 1729:2015. Palu: Universitas Tadulako.
Aryandi, D., & Herbudiman, B. (2017). Pengaruh Bentuk Bracing. Jurnal Online Institut Teknologi Nasional, 49.
Aryandi, D., & Herbudiman, B. (2017). Pengaruh Beracing terhadap Kinerja Sesimik Struktur Beton Bertulang. Jurusan
Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional, Bandung, 48.
Bhisama, I. B. (2016). Pemodelan Struktur Rangka Beton Bertulang dengan Perkuatan Bresing Konsentrik V-Terbalik.
Denpasar: Universitas udayana.
BSN. (2012). Tata Cara Perencanaan Ketahanan gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non gedung. Jakarta:
BSN.
BSN. (2013). Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lain (SNI 03-1727:2013). Jakarta:
Badan Standardisasi Nasional.
BSN. (2013). Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung (SNI 2847-2013). Jakarta: Badan Standardisasi
Nasional.
Budi, A. (2011). Evaluasi Kinerja Seismik Struktur Beton Dengan Analisis Pushover Menggunakan Program Etabs V
9.50 . Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Daftar Pustaka
-51-
52. Budiono, B., Dewi, N. T., Kristalya, M., Manik, S. L., & Ong, E. H. (2016). Contoh Desain Bangunan Taham Gempa
Dengan sistem Rangka Pemikul Momen Khusus dan Sistem Dinding Struktur Khusus di Jakarta. Bandung:
ITB Press.
Dewobroto, W. (2016). Struktur Baja. Jakarta: Universitas Pelita Harapan.
Dewobroto, W. (2016). Struktur Baja perilaku, Analisis & Desain- AISC 2010. Jakarta: Universitas Pelita Harapan.
FEMA. (1997). Nehrp Guidelines For The Seismic Rehabilitation Of buldings. Washington, D.C: FEMA.
Imran, I., & Hendrik, F. (2009). Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Tahan Gempa. Bandung: ITB.
Imran, I., & Hendrik, F. (2016). Perencanaan Lanjut Struktur Beton Bertulang. Bandung: ITB Press.
Indarto , H., Cahyo, H. T., & Putra, K. A. (2013). Aplikasi SNI Gempa 1726:2012. Semarang.
Indrawati, A. A. (2018). Aplikasi Bresing Baja Terbingkai Untuk Perkuatan Seismik Struktur Rangka Beton Bertulang.
Denpasar: Universitas Udayana.
Daftar Pustaka
-52-
53. CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik
THANKS
Does anyone have any questions?
Lauraaulia1999@gmail.com
08111812180
-53-
Editor's Notes
Tambahkan lagi
Dihitung sesuai SNI 2847:2013, Disebutkan ada berapa jenis balok induk dan berapa jenis balok anak, untuk dimensinya dapat dilihat tabel sebagai berikut, contohnya balok induk 1 memiliki dimensi 300 x 350 mm dengan bentang 6 m
Metode penentuan profil bresing dilakukan dengan trial dan error bresing, Berikut ini adalah property bresing yang digunakan, dengan mutu A36, Profil w8x31 dengan dimensi dapat dilihat pada tabel, perhitungan yang dilakukan adalah pengeccekan kelangsingan dan kekompakan penampang sesuai dengan SNI 1729:2015 untuk menghindari terjadinya tekuk pada profil bresing, pengeccekan pertama dilakukan pada flange atau sayap profil dimana rasio lebar dan tebalnya lebih kecil dari batasannya sehingga profil flange tidak langsing dst
Semua beban dijadiin satu slide, kemudian akan dibahas beban yang bekerja pada sturktur
Hasil pemeriksaan menggunakan elemen strutur hasil perhitungan prelim
Struktur dapat menerima beban gempa, tidak terjadi kerusakan berarti pada elemen struktur sehingga struktur masih aman untuk digunakan setelah gempa terjadi.
Terjadi kerusakan struktur mulai dari kecil hingga sedang, kekakuan struktur berkurang namun, masih mempunyai ambang yang cukup besar terhadap keruntuhan.