SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Suatu penyakit yang ditandai dengan
berkurangnya kepadatan tulang dan
adanya perubahan jaringan tulang yang
berakibat menurunnya kekuatan tulang
dan meningkatnya kerapuhan tulang serta
resiko terjadinya patah tulang.
ketidakseimbangan antara resorpsi tulang
dan pembentukan tulang.

• kepadatan tulang turun
seiring dengan bertambahnya
usia, bahkan melebihi
kecepatan siklus regenerasi
tulang.
• pengeroposan tulang
meningkat tajam setelah usia
50 tahun untuk perempuan
dan 60 tahun untuk laki-laki.
• Puncak kepadatan tulang
terjadi sejak umur 20-30 tahun.
Artinya pada usia tersebut
lebih banyak terjadi kerusakan
tulang dibanding dengan
pembentukannya.

 Osteoporosis postmenopausal
 Terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita)
 Osteoporosis senilis
 Kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang
berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara
kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru.
 osteoporosis sekunder
 Yang disebabkan oleh keadaan medis atau obat-obatan
 Osteoporosis juvenil idiopatik
 Merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui.
PENYEBAB

• Faktor usia.
• Wanita yang sudah menopause
lebih berpotensi terserang
osteoporosis karena produksi
hormone estrogen akan
berkurang sehingga berakibat
pada penurunan fungsi faktor
pembentukan tulang.
• Konsumsi obat-obatan
• Obat yang mengandung
kortikosteroid dalam jangka
lama
• Gaya hidup
• Gaya hidup yang kurang sehat,
seperti merokok dan minuman
beralkohol.
• Kurang asupan kalsium
• Kurang latihan fisik dan
aktivitas
• Haid tidak teratur atau lama
tidak haid
• Kurang paparan sinar
matahari
• Cukup paparan sinar
matahari selama 30 menit,
yaitu sebelum jam 9 pagi dan
sesudah jam 4 sore bisa
menghindarkan serangan
osteoporisis.
• osteoporosis tidak akan menimbulkan gejala sampai timbul
fraktur atau patah tulang.
• GEJALA YANG TIMBUL YAITU :
-NYERI TULANG DAN
-KELAINAN BENTUK
Pada seseorang yang mengalami patah tulang, diagnosis
osteoporosis ditegakkan berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik
dan rontgen tulang.
Untuk mendiagnosis osteoporosis sebelum terjadinya patah
tulang dilakukan pemeriksaan yang menilai kepadatan tulang.
Pemeriksaan yang paling akurat adalah DXA (dual-energy x-ray
absorptiometry)

PENGELOLAAN PENYAKIT
1. Konsumsi Kalsium Yang Cukup
2. Berhati-hati Menggunakan Obat
 Misalnya obat yang memiliki
efek mengganggu
penyerapan kalsium seperti
antasida, obat pencahar,
cholestiramine, obat diuretik,
anti gout dan beberapa jenis
obat anti rematik
3. Batasi Konsumsi Garam
Garam dapur memiliki efek
hipertensi, menghilangkan kalsium
dari tubuh dan mengeluarkan
kalsium dari tubuh melalui urine.
4. Cukupi konsumsi vitamin D
5. aktif berolahraga
6. Bantu dengan obat
• Jenis obat ini diantaranya
adalah estrogen, kalsitonin,
biophosphonat, dan
testosteron.
7. Tindakan operatif
• Pembedahan untuk Patah
tulang panggul
• Gips untuk patah tulang
pergelangan
8. Terapi Fisik
OSTEOPOROSIS PADA LANSIA.pptx

More Related Content

Similar to OSTEOPOROSIS PADA LANSIA.pptx

Similar to OSTEOPOROSIS PADA LANSIA.pptx (20)

Still askep
Still askepStill askep
Still askep
 
Osteoporosis - Mengapa Lebih Banyak Diderita Wanita?
Osteoporosis - Mengapa Lebih Banyak Diderita Wanita?Osteoporosis - Mengapa Lebih Banyak Diderita Wanita?
Osteoporosis - Mengapa Lebih Banyak Diderita Wanita?
 
Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
 
Osteoporosis Penyuluhan.ppt
Osteoporosis Penyuluhan.pptOsteoporosis Penyuluhan.ppt
Osteoporosis Penyuluhan.ppt
 
Pleno osteoporosis
Pleno osteoporosisPleno osteoporosis
Pleno osteoporosis
 
Makalah osteoporosis
Makalah   osteoporosisMakalah   osteoporosis
Makalah osteoporosis
 
Makalah osteoporosis
Makalah   osteoporosisMakalah   osteoporosis
Makalah osteoporosis
 
Makalah osteoporosis
Makalah   osteoporosisMakalah   osteoporosis
Makalah osteoporosis
 
Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
 
Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
 
Makalah osteoporosis
Makalah   osteoporosisMakalah   osteoporosis
Makalah osteoporosis
 
Osteoporosis_Penyuluhan.ppt
Osteoporosis_Penyuluhan.pptOsteoporosis_Penyuluhan.ppt
Osteoporosis_Penyuluhan.ppt
 
Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)
Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)
Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)
 
Osteoporosis shb
Osteoporosis shbOsteoporosis shb
Osteoporosis shb
 
Edukasi Awam Osteoporosis.pptx
Edukasi Awam Osteoporosis.pptxEdukasi Awam Osteoporosis.pptx
Edukasi Awam Osteoporosis.pptx
 
Kelainan metabolik pada spinal cord
Kelainan metabolik pada spinal cordKelainan metabolik pada spinal cord
Kelainan metabolik pada spinal cord
 
3 askep-osteoporosis-42-524
3 askep-osteoporosis-42-5243 askep-osteoporosis-42-524
3 askep-osteoporosis-42-524
 
Biologi (osteoporosis dan osteoartritis)
Biologi (osteoporosis dan osteoartritis)Biologi (osteoporosis dan osteoartritis)
Biologi (osteoporosis dan osteoartritis)
 
Osteoporosis Dan Wanita1
Osteoporosis Dan Wanita1Osteoporosis Dan Wanita1
Osteoporosis Dan Wanita1
 
Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
 

Recently uploaded

HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 

Recently uploaded (20)

HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 

OSTEOPOROSIS PADA LANSIA.pptx

  • 1.
  • 2.
  • 3. Suatu penyakit yang ditandai dengan berkurangnya kepadatan tulang dan adanya perubahan jaringan tulang yang berakibat menurunnya kekuatan tulang dan meningkatnya kerapuhan tulang serta resiko terjadinya patah tulang.
  • 4. ketidakseimbangan antara resorpsi tulang dan pembentukan tulang.
  • 5.  • kepadatan tulang turun seiring dengan bertambahnya usia, bahkan melebihi kecepatan siklus regenerasi tulang. • pengeroposan tulang meningkat tajam setelah usia 50 tahun untuk perempuan dan 60 tahun untuk laki-laki. • Puncak kepadatan tulang terjadi sejak umur 20-30 tahun. Artinya pada usia tersebut lebih banyak terjadi kerusakan tulang dibanding dengan pembentukannya.
  • 6.   Osteoporosis postmenopausal  Terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita)  Osteoporosis senilis  Kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru.  osteoporosis sekunder  Yang disebabkan oleh keadaan medis atau obat-obatan  Osteoporosis juvenil idiopatik  Merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui. PENYEBAB
  • 7.  • Faktor usia. • Wanita yang sudah menopause lebih berpotensi terserang osteoporosis karena produksi hormone estrogen akan berkurang sehingga berakibat pada penurunan fungsi faktor pembentukan tulang. • Konsumsi obat-obatan • Obat yang mengandung kortikosteroid dalam jangka lama • Gaya hidup • Gaya hidup yang kurang sehat, seperti merokok dan minuman beralkohol. • Kurang asupan kalsium • Kurang latihan fisik dan aktivitas • Haid tidak teratur atau lama tidak haid • Kurang paparan sinar matahari • Cukup paparan sinar matahari selama 30 menit, yaitu sebelum jam 9 pagi dan sesudah jam 4 sore bisa menghindarkan serangan osteoporisis.
  • 8. • osteoporosis tidak akan menimbulkan gejala sampai timbul fraktur atau patah tulang. • GEJALA YANG TIMBUL YAITU : -NYERI TULANG DAN -KELAINAN BENTUK
  • 9. Pada seseorang yang mengalami patah tulang, diagnosis osteoporosis ditegakkan berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik dan rontgen tulang. Untuk mendiagnosis osteoporosis sebelum terjadinya patah tulang dilakukan pemeriksaan yang menilai kepadatan tulang. Pemeriksaan yang paling akurat adalah DXA (dual-energy x-ray absorptiometry)
  • 10.  PENGELOLAAN PENYAKIT 1. Konsumsi Kalsium Yang Cukup 2. Berhati-hati Menggunakan Obat  Misalnya obat yang memiliki efek mengganggu penyerapan kalsium seperti antasida, obat pencahar, cholestiramine, obat diuretik, anti gout dan beberapa jenis obat anti rematik 3. Batasi Konsumsi Garam Garam dapur memiliki efek hipertensi, menghilangkan kalsium dari tubuh dan mengeluarkan kalsium dari tubuh melalui urine. 4. Cukupi konsumsi vitamin D 5. aktif berolahraga 6. Bantu dengan obat • Jenis obat ini diantaranya adalah estrogen, kalsitonin, biophosphonat, dan testosteron. 7. Tindakan operatif • Pembedahan untuk Patah tulang panggul • Gips untuk patah tulang pergelangan 8. Terapi Fisik