SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
“ MAKALAH FISIKA ”
            “ SIFAT MEKANIK BAHAN ”

Bahan – bahan terdapat di sekitar kita dan telah menjadi bagian dari
kebudayaan dan pola berfikir manusia. Bahan telah menyatu dengan
peradaban manusia, sehingga manusia mengenal peradaban, yaitu zaman
batu, zaman perunggu dan zaman besi. Bahan diambil dari alam dan
diproses menjadi bentuk tertentu, seperti cangkul, pisau, dan lain-lain
untuk membantu kehidupan manusia. Bahan – bahan ini memang telah
menyatu dengan kehidupan manusia dan tidak saja merupakan bagian gaya
hidup melainkan turut memegang peran penting dalam kesejahteraan dan
keselamatan bangsa.




                                     NURLITA YULIANDARI (XI TKJ)
                                                    8/29/2011
                                                                     0
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa dan nabi junjunan kita
Nabi Muhammad S. A. W, karena atas perkenaan-Nyalah saya dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini hingga selesai.

Makalah ini berisi tentang “ Sifat Mekanik Bahan ” yaitu mengenai Elastisitas Bahan
(Stres, Strain, dan Modulus Young atau Modulus Elastisitas) dan Hukum Hooke
(Pengertian Hukum Hooke, Susunan Pegas, dan Kekuatan Bahan).

Sebaik apapun makalah saya ini pasti ada kekurangan serta kesalahan. Oleh karena itu,
saya harapkan kritik dan saran dari para guru dan teman – teman untuk
menyempurnakan makalah ini lebih lanjut. Akhir kata saya mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu saya untuk menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini, dapat bermanfaat umumnya bagi guru pembaca dan teman –
teman yang lainnya dan khusunya bagi diri saya sendiri dan juga mudah – mudahan
dengan makalah ini kita dapat memahami lebih jelas mengenai pelajaran Fisika.




                                                         Bandung,    Agustus 2011



                                                                 Penulis




                                                                                        1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR                         .............................................................. 1

DAFTAR ISI                             .............................................................. 2


BAB I PENDAHULUAN
   1.1. Latar Belakang Masalah         ..............................................................   3
   1.2.Manfaat                         ..............................................................   3
   1.3.Tujuan                          ..............................................................   4
   1.4.Sistematika Makalah             ..............................................................   4

BAB II PEMBAHASAN

   2.1.Sifat Mekanik Bahan             .............................................................. 5
   2.2.Elastisitas Bahan               .............................................................. 5
       2.2.1. Stres (Tegangan)         .............................................................. 6
       2.2.2. Strain (Regangan)        .............................................................. 9
       2.2.3. Modulus Elastisitas      .............................................................. 11
   2.3.Hukum Hooke                     .............................................................. 14
       2.3.1. Pengertian Hukum Hooke   .............................................................. 15
       2.3.2. Susunan Pegas            .............................................................. 17
       2.3.3. Kekuatan Bahan.          .............................................................. 25

BAB III PENUTUP

    3.1.Kesimpulan                     .............................................................. 28


DAFTAR PUSTAKA                         .............................................................. 29




                                                                                                            2
BAB I
                         PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
     Energi dan bahan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pengetahuan
     bahan terus berkembang seiring dengan berkembangnya peradaban manusia.
     Berbagai macam bahan telah ditemukan, dikembangkan, dan dimanfaatkan
     untuk berbagai aplikasi. Penemuan bahan – bahan tertentu, seperti logam
     misalnya, telah ikut mewarnai peradaban manusia di dalam kurun waktu
     tertentu. Tidak aneh jika nama suatu zaman atau periode waktu tertentu
     dikaitkan dengan nama bahan, seperti misalnya zaman batu, zaman perunggu,
     zaman besi, dan seterusnya. Pengetahuan dan keterampilan manusia untuk
     memanfaatkan bahan tertentu telah membuka peluang berkembangnya desain,
     proses-proses atau produk-produk tertentu yang sebelumnya belum pernah ada.
     Pengembangan proses-proses dan produk-produk baru telah mendorong
     berkembangnya ilmu dan teknologi bahan untuk memenuhi kebutuhan desain.
     Ilmu dan teknologi bahan adalah bagian tak terpisahkan dari disain rekayasa.
     Disain adalah esensi dari rekayasa atau engineering karena rekayasa pada
     prinsipnya adalah aplikasi matematika dan ilmu-ilmu pengetahuan alam untuk
     memecahkan masalah-masalah nyata di dalam kehidupan manusia di dalam
     rangka meningkatkan kesejahteraan manusia. Oleh karena itu, pengetahuan
     bahan sangat penting bagi setiap disiplin ilmu rekayasa.

1.2. Tujuan
      Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
          Memenuhi salah satu tugas dari guru mata pelajaran Fisika
          Mengetahui lebih jelas megenai Sifat Mekanik Bahan
          Mengetahui lebih jelas mengenai materi Elastisitas Bahan
               Mengetahui lebih jelas mengenai Stres (Tegangan)
               Mengetahui lebih jelas mengenai Strain (Regangan)
          Mengetahui lebih jelas mengenai materi Hukum Hooke
               Mengetahui lebih jelas mengenai Pengertian Hukum Hooke
               Mengetahui lebih jelas mengenai Susunan Pegas
               Mengetahui lebih jelas mengenai Kekuatan Bahan




                                                                                    3
1.3. Manfaat
        Adapun manfaat dari penelitian tersebut, antara lain :
            Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Elastisitas Bahan (Stres,
            Strain dan Modulus Elastisitas)
            Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Hukum Hooke
            (Pengertian Hukum Hooke, Susunan Pegas dan Kekuatan Bahan)
            Menginformasikan kepada orang lain dari makalah yang telah dibuat, agar
            orang lain dapat menambah pengetahuannya

1.4. Sistematika Makalah
        Makalah fisika bahan dengan judul “SIFAT MEKANIK BAHAN” ini terdiri
dari tiga bab. Makalah secara garis besar berisi tentang elastisitas bahan dan hukum
hooke, untuk lebih jelasnya maka susunan laporan adalah sebagai berikut. Bab I
pendahuluan yang di dalamnya berisi tentang latar belakang, tujuan, manfaat, dan
sistematika laporan. Bab II pembahasan, merupakan penjelasan dan ulasan secara jelas
tentang sifat mekanik bahan, elastisitas bahan yang di dalamnya terdapat penjelasan
mengenai stres (tegangan), strain (regangan), dan modulus elastisitas (modulus young).
Selain itu di dalam bab II juga menjelaskan mengenai hukum hooke yang di dalamnya
menjelaskan mengenai pengertian hukum hooke, susunan pegas, dan kekuatan bahan.
Bab III penutup, dalam bab ini terdapat kesimpulan dari seluruh meteri yang ada dalam
makalah ini dan juga terdapat kritik dan saran dalam pembuatan makalah ini.




                                                                                         4
BAB II
                                  PEMBAHASAN

2.1. Sifat Mekanik Bahan
      Bahan merupakan bagian dari alam semesta, akan tetapi secara lebih rinci bahan
      adalah benda dengan sifat-sifatnya yang khas dimanfaatkan dalam bangunan,
      mesin, peralatan atau produk. Termasuk di dalamnya, logam, keramik, polimer
      (plastik), serat, gelas, kayu, batu, pasir, dan lain - lain. Produksi dan pemrosesan
      bahan-bahan tersebut menjadi barang jadi memberikan kesempatan kerja bagi
      kira-kira 12% dari seluruh angkatan kerja di Indonesia. Bahan-bahan yang
      digunakan manusia mengikuti siklus bahan mulai dari ekstraksi, pembuatan
      sampai pelapukan. Oleh karena itu, siklus bahan adalah suatu sistem yang
      menggiatkan sumber daya alam dengan kebutuhan manusia. Secara keseluruhan,
      bahan-bahan merupakan jaringan yang mengikat bangsa-bangsa dan tata
      ekonomi di dunia satu sama lainnya, demikian pula mengikat manusia dengan
      alam semesta.
      Secara singkat, Ilmu dan teknologi bahan meliputi pengembangan dan
      penerapan pengetahuan mengenai hubungan antara komposisi, struktur dan
      pemerosesan bahan dengan sifat-sifat dan pemakaiannya. Ilmu dan teknologi
      bahan adalah suatu pita ilmu pengetahuan yang melintang dari ilmu dan
      penelitian dasar (sebelah kiri) sampai pada kebutuhan dan pengalaman
      masyarakat (disebelah kanan). Aliran pengetahuan ilmiah dalam satu arah dan
      informasi empiris dalam arah yang berlawanan berbaur dan mendukung
      perkembangan ilmu dan teknologi bahan.

2.2. Elastisitas Bahan
      Sifat elastis atau elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke
      bentuk awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan benda itu dihilangkan
      (dibebaskan). Pegas dan karet adalah contoh dari elastisitas. Sedangkan tanah
      liat, adonan kue, tepung dan lilin mainan adalah benda yang tidak bisa kembali
      ke bentuk awal sehingga disebut benda tidak elastis atau benda plastis.




                                                                                             5
2.2.1. Stres (Tegangan)

    Tegangan adalah reaksi yang timbul diseluruh bagian spesimen dalam rangka
    menahan beban yang diberikan. Bila penampangnya kecil itu dijumlah hingga
    mencapai penampang spesimen, maka jumlah gaya per satuan luas yang muncul
    didalam bahan itu harus menjadi sama dengan beban yang diluar.

    Satuan gaya yang digunakan dalam penjabaran tegangan adalah satuan gaya
    dibagi dengan satuan luas. Pada satuan SI, gaya diukur dalam Newton (N) dan
    luas diukur dengan satuan Meter Kuadrat (m2). Biasanya 1 N/m2 dikenal sebagi
    1 Pascal (Pa).
    Secara matematika konsep Tegangan (Stress) dituliskan :



                    Tegangan :                atau
           Keterangan:




             Contoh penggunaan konsep Tegangan (Stress):
             Sebuah kawat yang panjangnya 2 m dan luas penampang 5 mm2 ditarik
             gaya 10 N. Tentukan besartegangan yang terjadi pada kawat !

         Pembahasan:

          Diketahui :                              Ditanyakan :     ?
          A = 5 mm2 = 5.10-4 m2
          F = 10 N

          Jawab :

             =      =

             = 2.104Nm-2




                                                                                   6
Macam – macam Tegangan (Stres)
   Ditinjau dari arah gaya dalam yang terjadi, tegangan
     diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu:
    a. Tegangan Normal: Tegangan yang terjadi karena pengaruh
        dari gaya normal.
    b. Tegangan Tangensial: Tegangan yang terjdai karena pengaruh
        gaya tangensial.

    Sedangkan menurut jenis pembebananyang diberikan, tegangan
      diklasifikasikan menjadi :
     a. Tegangan Tarik (Tensile Stress)

     b. Tegangan Geser (Shear Stress)
          Rumus:




           Keterangan :
                   : Tegangan Geser (N/m2)
                  V: Gaya Geser (N)
                  A: Luas (m2)

     c. Tegangan Tekan (Compressive Stress)

     d. Tegangan Puntir
          Rumus:




           Keterangan:
                  Mt: Momen Puntir (torsi)
                  Wp: Momen Tahanan Polar (pada puntir)

     e. Tegangan Lengkung/Bengkok
          Rumus:
                  F=R a + R b
           Keterangan:
                  Mb : Momen Lengkung
                  Wb : Momen Tahanan Lengkung




                                                                    7
Pengujian Tegangan
  Salah satu cara yang umum dilakukan dalam pengujian sifat mekanik
 tegangan-regangan adalah unjuk kerja bahan karena pengaruh tegangan.
 Suatu bahan (sampel) yang mengalami deformasi dengan beban tegangan
 bertambah secara perlahan-lahan (kontinu) sepanjang arah tunggal sumbu
 sampel akan mengalami tegangan-regangan.
 Bentuk sampel standar untuk pengujian tegangan reganagn ditunjukkan pada
 gambar berikut :




                                   Gambar :Sampel tegangan standard dengan
                      Tampang lintang melingkar

Secara normal tampang lintangnya berbentuk lingkaran dan sumbu sampel
saling tegak lurus. Ukuran standar sampel tergantung merk alat yang dipakai,
namun umumnya tidak jauh berbeda. Diameter standar 12,7 mm, panjang
Gauge digunakan untuk menentukan keuletan dengan panjang standar 50
mm. Hasil pengujian tegangan-regangan dicatat pada kertas grafik. Sumbu
tegak (vertikal) menyatakan nilai tegangan dan sumbu mendatar
(horisontal) menyatakan nilai regangan.
Contoh gambar alat uji tegangan tarik dan grafik hasil uji tarik, yaitu sebagai
berikut:




Gambar alat uji tegangan tarik           Gambar grafik hasil uji tarik




                                                                                  8
2.2.2. Strain (Regangan)

    Regangan atau tarik adalah hasil bagi antara pertambahan panjang (ΔL) dengan
    panjang awalnya (L). Regangan atau tarik dinotasikan dengan (e) dan regangan
    tidak memiliki satuan atau dimensi karena pertambahan panjang ΔL dan L adalah sama.

    Secara matematika konsep Regangan (Strain) dituliskan sebagai berikut :



    Regangan                                         atau


    Keterangan :




             Contoh penggunaan konsep Regangan (Strain):
             Sebuah kawat panjangnya 100 cm ditarik dengan gaya 12 N, sehingga
             panjang kawat menjadi 112 cm. Tentukan regangan yang dihasilkan
             kawat !

                   Pembahasan:

                   Diketahui :                           Ditanyakan : e ?

                   Lo = 100 cm
                   L = 112 cm
                     L = 112 cm - 100 cm = 12cm

                   Jawab :

                           e=            =

                           e = 0,12




                                                                                          9
Macam – macam Regangan (Strain)

   -   Strain linier


   -   Strain volume

   -   Strain geser = strain angular   β
   -   Strain tarik
   -   Strain tekan

Grafik Tegangan terhadap Regangan
 Kebanyakan benda adalah elastis sampai ke suatu besar gaya tertentu
 disebut batas elastis.
   - Benda akan kembali seperti semula jika gaya yang dikerjakan
       lebih kecil daripada batas elastis.
   - Benda tidak akan kembali ke semula jika gaya yang diberikan
       melampaui batas elastis.

   Contoh Grafik terhadap Regangan :




                                                                       10
Keterangan grafik               :

              1. Dari O ke B, deformasi (perubahan bentuk) kawat adalah elastis
                 dari O ke A, berlaku Hukum Hooke dan A disebut batas Hukum
                 Hooke.
              2. B adalah batas elastis, di atas titik itu deformasi kawat adalah
                 plastis.
              3. C adalah titik tekuk (Yield point). Di titik itu hanya memerlukan
                 gaya yang kecil untuk pertambahan panjang yang besar. Tegangan
                 paling besar yang kita berikan sebelum kawat patah disebut
                 tegangan maksimum (ultimate tensile strees).
              4. E adalah titik patah, jika kawat mencapai titik E maka kawat akan
                 patah.

2.2.3. Modulus Elastisitas (Modulus Young)
       Modulus elastisitas adalah besaran yang menggambarkan tingkat elastisitas
      bahan. Modulus elastisitas disebut juga modulus Young (diberi lambang Y)
      untuk menghargai Thomas Young. yang didefinisikan sebagai perbandingan
      stress dengan strain.
      Grafik dari tegangan pada sumbu y dan regangan pada sumbu x menghasilkan
      hubungan linier, seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut:
                 Tegangan




                                  Tanpa Beban



                                  Slope = Modulus Elastisitas

             0                  Beban

                            0     Regangan

                            Gambar Skematik diagram tegangan-regangan
                            yang menunjukkan deformasi elastik untuk siklus
                                        beban dan tanpa beban




                                                                                     11
Modulus elastisitas disebut konstanta, dengan demikian modulus elastis (E) suatu
bahan didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan dan regangan yang
dialami bahan.

Secara matematika konsep Modulus Elastisitas dapat dituliskan sebagai berikut :




          Keterangan :

               E       : Modulus elastis (Pa)

               σ       : Tegangan (N/m2 atau Pa)

               e       : Regangan



 Satuan SI untuk tegangan (σ) adalah Nm-2 atau Pa sedang regangan (e) tidak memiliki


 stuan, sehingga tegangan                 dan     Regangan                   diperoleh

 hubungan gaya tarik (F) dengan modulus elastis (E) yaitu :


                   E = σ = F/A                      F = E. ΔL

                          e                         A        L
                   ΔL/L




                                                                                         12
Contoh penggunaan konsep Modulus Elastisitas (Modulus Young):
Kawat logam panjangnya 80 cm dan luas penampang 4 cm2. Ujung yang
satu diikat pada atap dan ujung yang lain ditarik dengan gaya 50 N.
Ternyata panjangnya menjadi 82 cm. Tentukan:
     a) regangan kawat ?
     b) tegangan pada kawat ?
     c) modulus elastisitas kawat ?


     Penyelesaian
     Diketahui :
     l 0 = 80 cm
     l 0= 82 cm     l 0 = 82 - 80 = 2 cm
     A = 4 cm2 = 4.10- 4 m2
     F = 50 N

     Jawab :

         a) Regangan:
                                                      -2
                    e =           =        = 2,5.10

         b) Tegangan:
                    e = F/A
                     = 50/4.10-4
                     = 1,25.105 N/m2

         c) Modulus Elastisitas:




                              =
                                       6       2
                              = 5.10       N/m




                                                                      13
Modulus Elastis berbagai zat

              Zat                  Modulus Elastis E (N/m²)

              Besi                 100 x 10 9

              Baja                 200 x 10 9

              Perunggu             100 x 10 9

              Alumunium            70 x 10 9

              Beton                20 x 10 9

              Batu bara            14x 10 9

              Marmer               50 x 10 9

              Granit               45 x 10 9

              Kayu (pinus)         10 x 10 9

              Nilon                5 x 10 9

              Tilang Muda          15 x 10 9




2.3. Hukum Hooke
                             “Bunyi Hukum Hooke oleh Robert Hooke”
                             ”Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis
                             pegas, maka pertambahan panjang pegas
                             berbanding lurus (sebanding) dengan gaya
                             tariknya.” (1635- 1703).




       Robert Hooke




                                                                              14
2.3.1. Pengertian Hukum Hooke
       Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam
       bidang ilmu fisika yang terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pir atau
       pegas.
       Elastisitas adalah Kecenderungan pada suatu benda untuk berubah dalam
       bentuk baik panjang, lebar maupun tingginya, tetapi massanya tetap, hal
       itu disebabkan oleh gaya-gaya yang menekan atau menariknya, pada saat
       gaya ditiadakan bentuk benda kembali seperti semula.
       Besarnya gaya Hooke ini secara proporsional akan berbanding lurus
       dengan jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya, atau lewat rumus
       matematis dapat digambarkan sebagai berikut:




       Tanda (-) diberikan karena arah gaya pemulih pada pegas berlawanan
       dengan arah gerak pegas tersebut.

              Keterangan :
                      F : gaya (N)
                      k : konstante pegas (N/m)
                      x : jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya (m)




                                                                                       15
Contoh Konsep Hukum Hooke :

Sebuah pegas panjangnya mula-mula 20 cm. Oleh karena pegas ditarik
dengan gaya 20 N, panjang pegas menjadi 25 cm. Tentukan konstanta
pegas !




    Pembahasan :

    Diketahui :                         Ditanyakan : K?

    F      = 20 N

    xo     = 20 cm = 0,2 m

     x     = 25 cm = 0,25 m

         x = 0,25 - 0,2 = 0,05 m



    Jawab :

                      (dalam perhitungan tanda (-) tidak dipakai)




    k = 400 Nm-1




                                                                     16
2.3.2.   Susunan Pegas
         Konstanta pegas dapat berubah nilainya, apabila pegas - pegas tersebut
         disusun menjadi rangkaian. Besar konstanta total rangkaian pegas
         bergantung pada jenis rangkaian pegas, yaitu rangkaian pegas seri atau
         paralel.
         Beberapa buah pegas dapat disusun secara susunan pegas seri dan susunan
         pegas peralel.

           Hukum Hooke untuk susunan Pegas
           Konstanta pegas dapat berubah nilainya, apabila pegas - pegas tersebut
           disusun menjadi rangkaian. Besar konstanta total rangkaian pegas
           bergantung pada jenis rangkaian pegas, yaitu rangkaian pegas seri atau
           paralel. Beberapa buah pegas dapat disusun secara susunan pegas seri,
           susunan pegas peralel, dan susunan pegas campuran.
           Susunan resistor seri, paralel, atau gabungan keduanya dapat diganti
           dengan sebuah resistor yang disebut resistor pengganti. Susunan pegas
           seri, paralel, atau gabungan keduanya dapat diganti dengan sebuah
           pegas pengganti.
             a) Susunan Pegas Seri
                 Gaya yang bekerja pada setiap pegas adalah sebesar F, sehingga
                pegas akan mengalami pertambahan panjang sebesar             dan
                      . Secara umum, konstanta total pegas yang disusun seri
                dinyatakan dengan persamaan :




                                                                                    17
 Prinsip susunan seri beberapa buah pegas adalah sebagai berikut:
   1. Gaya tarik yang dialami tiap pegas sama besar & gaya tarik
       ini sama dengan gaya tarik yang dialami pegas pengganti.
       Misal : Gaya tarik yang dialami per pegas adalah F1 & F2,
       maka gaya tarik pada pegas pengganti adalah F.


                             F1 = F2 = F


    2. Pertambahan panjang pegas pengganti seri Δx, sama dengan
       total pertambahan panjang tiap – tiap pegas.


                         x        x1   x2




                             k1                 ks

                                            m
                             k2

                   m



            Dua buah pegas masing-masing dengan tetapan gaya k1
            & k2 yang disusun secara seri gmbr 1 dapat diganti
            dengan pegas yang memiliki tetapan gaya ks, yang
            memenuhi

             1      1        1         atau           k 1 .k 2
                                                ks
             ks     k1       k2                      k1     k2


            Dengan menggunakan hukum Hooke dan kedua prinsip
            susunan seri, dapat menentukan hubungan antara
            tetapan pegas pengganti seri ks dengan tetapan tiap-tiap
            pegas (k1 & k2).




                                                                       18
Penggunaan hukum Hooke untuk pegas

                                       F
      F      ks   x             x
                                       ks
                                                                     F
      F1     k1   x1            F      k1    x1               x1
                                                                     k1
                                                                          F
      F2     k2   x2            F       k2    x2                x2
                                                                         k2


        Dengan memasukkan nilai Δx, Δx1, dan Δx2
        dalam persamaan dapat diperoleh Δx = Δx1 + Δx2


    F         F            F
   ks        k1         k2           Bagi Persamaan dengan F
    1         1             1
   ks        k1         k2

Dapat dinyatakan kebalikan tetapan pegas pengganti seri
sama dengan total dari kebalikan tiap-tiap tetapan pegas.

        1              1            1        1         1
                                                           ....
        ks             ki           k1 k 2 k 3


   Untuk n buah pegas identik dengan tiap pegas
    memiliki tetapan k, tetapan pegas pengganti seri ks
    dapat dihitung dengan rumus : ks = k/n
   Khusus untuk 2 buah pegas dengan tetapan k1 dan k2
    yang disusun seri, tetapan pegas pengganti seri ks
    dapat dihitung dengan rumus:

                                kali               k 1 .k 2
                  ks
                            jumlah                k1       k2

        Perbandingan antara susunan pegas dan susunan
        resistor tampak bahwa rumus-rumus untuk pegas
        seri mirip dengan rumus-rumus untuk resistor
        paralel.




                                                                              19
 Contoh penerapan konsep susunan seri pegas:

  Dua buah pegas disusun seri seperti pada gambar, jika masing-
  masing pegas mempunyai konstanta sebesar 400Nm-1, dan massa
  beban 5kg. Tentukan besar pertambahan panjangnya.

  Pembahasan:

  Diketahui :


                            k1 = k2 = 400 Nm-1
                            W = m.g = 5 kg.10 ms-2 = 50 N




 Ditanyakan : x ?

 Jawab :

        =       +

  ks   = 200 Nm-1
       = k. x




                                                                  20
b) Susunan Paralel Pegas
   Pada saat ditarik gaya maka pemanjangan pegas sama dan gaya
   yang diberikan dibagi sebanding konstantanya. Dimisalkan pegas
   A dan B disusun paralel. Setelah diberi beban, pegas A bertambah
   panjang x dan pegas B bertambah panjang x. Tetapan pegas A
   adalah k1 dan tetapan pegas B adalah k2

   Dua pegas atau lebih disusun paralel :




  Secara matematika konsep Susunan Paralel Pegas dituliskan
  sebagai berikut :

                   kp = k1 + k2 + ....


  Keterangan :
  kp = konstanta pegas pengganti dalam N/m
  k1= konstanta pegas 1 dalam N/m
  k2= konstanta pegas 2 dalam N/m



  Prinsip susunan paralel pegas adalah sebagai berikut :
    1. Gaya tarik pada pegas pengganti F sama dengan total gaya
       pada tiap pegas (F1 & F2).

                           F = F1 + F2




                                                                      21
2. Pertambahan panjang tiap pegas sama besar, dan
   pertambahan panjang ini sama dengan pertambahan panjang
   pegas pengganti.


                     x      x1     x2




      k1                   k2                  kp


                 m                       m

                 1                       2

 Dua buah pegas masing-masing dengan tetapan gaya k1 dan
  k2 yang disusun paralel (1) dapat diganti dengan sebuah
  pegas yang memiliki tetapan gaya kp, yang memenuhi
  kp= k1 + k2
 Dengan menggunakan hukum Hooke dan kedua prinsip
  paralel susunan pegas menunujukkan bahwa :
  “ Tetapan pegas pengganti paralel sama dengan total dari
  tiap – tiap pegas yang disusun paralel. ”




                                                             22
 Contoh penerapan konsep susunan paralel pegas:

   Dua buah pegas disusun paralel seperti pada gambar, jika masing
   – masing pegas mempunyai konstanta sebesar 100 Nm-1dan 200
   Nm-1, digantungkan beban sehingga bertambah panjang 5 cm.
   Tentukan gaya beban tersebut !

   Pembahasan :

                                     Diketahui :
                                     k1 = 100 Nm-1
                                     k2 = 200 Nm-1
                                       x = 5.10-2 m

                                   Ditanyakan : m ?




        Jawab :

        kp     = k1 + k2
               = 100 Nm-1 + 200 Nm-1
               = 300 Nm-1

        F = k.x = 300 Nm-1.5.10-2 m
        F = 15 N




                                                                     23
c) Susunan Campuran
   Susunan campuran adalah bila susunan pegas terdiri dari gabungan
   susunan seri dan paralel maka harus ditentukan dahulu bagian
   yang digabung terlebih dahulu. jika diibaratkan aliran sungai maka
   bagian cabang yang terumitlah yang digabung terlebih dahulu,
   baru kemudian hasil gabungan tersebut digabung dengan bagian
   yang lain....intinya penggabungan secara seri dan paralel
   mempunyai rumus yang berbeda sehingga tidak mungkin
   dikerjakan bersama-sama, di dalam rangkaian paralel bisa jadi ada
   bagian yang harus diseri terlebih dahulu dan sebaliknya dalam
   rangkaian seri bisa jadi ada bagian yang harus diparalel terlebih
   dahulu, seperti contoh di bawah ini :




                   Gambar Susunan Campuran Pegas




                                                                        24
2.3.3.     Kekuatan Bahan
           Setiap benda mempunyai batas elastisitas. Jika tegangan atau gaya yang
           diberikan pada benda melebihi batas elastisitas, benda akan mengalami
           keretakan atau patah.




         Perhatikan gambar di atas. Gambar tersebut menunjukkan grifik yang khas
         dari pertambahan panjang terhadap gaya yang diberikan. Sampai satu titik
         yang disebut batas proporsional, persamaan dari Hukum Hooke merupakan
         pendekatan yang baik untuk materi secara umum dan kurvanya merupakan
         garis lurus.

         Setelah melalui batas proporsional, grafik menyimpang dari garis lurus dan
         tidak ada satu hubungan sederhana antara F dan        . Meskipun demikian,
         sampai suatu titik yang lebih jauh sepanjang kurva yang disebut batas
         elastik, benda akan kembali ke panjangnya semula jika gaya dilepaskan.

         Daerah dari titik awal ke batas elastik disebut daerah plastik. Pada daerah
         ini, benda tidak akan kembali ke panjang awalnya ketika gaya eksternal (luar)
         dilepaskan, tetapi tetap berubah bentuk secara permanen (seperti
         melengkungnya klip kertas). Perpanjangan maksimum dicapai pada titik
         patah. Gaya maksimum yang dapat diberikan tanpa benda tersebut patah
         disebut kekuatan ultimat dari materi tersebut (yaitu, gaya per satuan luas).




                                                                                         25
Pada setiap benda mempunyai kekuatan maksimum atau batas elastik
tertentu. Adapun kekuatan maksimum bahan (gaya/luas) dapat dilihat pada
tabel berikut :


                                          Kekuatan    Kekuatan    Kekuatan
 No                Bahan                    Tarik      Tekan       Geser
                                           (N/m2)      (N/m2)      (N/m2)

 1    Besi, gips                          170 x 106   550 x 106   170 x 106
 2    Baja                                500 x 106   500 x 106   250 x 106
 3    Kuningan                            250 x 106   250 x 106   200 x 106
 4    Aluminium                           200 x 106   200 x 106   200 x 106
 5    Beton                                2 x 106    20 x 106     2 x 106
 6    Batu Bata                                       35 x 106
 7    Marmer                                          80 x 106
 8    Granit                                          170 x 106
 9    Nilon                               500 x 106
 10   Tulang (tungkai)                    130 x 106   170 x 106
 11   Kayu Pinus, urat kayu sejajar       40 x 106    35 x 106     5 x 106
 12   Kayu Pinus, urat kayu tegak lurus               10 x 106


Dari tersebut, bahan yang terbuatdari beton cukup kuat dibawah tekanan,
tetapi sangat lemah terhadap tarikan. Akibatnya, beton dapat dimanfaatkan
untuk tiang vertikal yang tertekan tetapi kurang bermanfaat untuk balok
karena tidak dapat menahan gaya tarik yang muncul. Dalam sebuah kontruksi
beton bertulang, sebuah balok melengkung ke bawah. Kelengkungan tersebut
dapat terjadi karena beratnya sendiri. Balok, dengan demikian berubah bentuk
sehinnga bagian atas tertekan dan bagian bawah mengalami tarikan
(perpanjangan).




                                                                               26
Beton bertulang, dimana batang – batang besi ditanamkan dalam beton akan
    lebih kuat. Tetapi beton di bawah balok yang diberi beban cenderung akan
    retak karena kelemahannya jika mengalami tarikan. Masalah ini diselesaikan
    dengan beton pratekan (beton yang mengandung batang – batang besi atau
    rangkaian kawat) tetapi selama penuangan beton, besi atau kawat tersebut
    diberi tarikan. Setelah beton kering, tarikan pada besi dilepaskan sehingga
    mendapatkan beton di bawah tekanan. Besar tegangan tekan ditentukan
    sebelumnya dengan hati – hati sehingga ketika beban – beban yang telah
    dirancang diberikan ke balok. Dengan demikian, kontruksi beton bertulang
    tersebut memperkecil tekanan pada sisi bawah tetapi tidak pernah
    menyebabkan beton tertarik. Hal tersebut adalah merupakan contoh
    penerapan sifat mekanik bahan.

.




                                                                                  27
BAB III
                                PENUTUP

3.1. Kesimpulan

   Tegangan (stres) adalah reaksi yang timbul diseluruh bagian spesimen dalam
   rangka menahan beban yang diberikan. Regangan atau tarik adalah hasil bagi
   antara pertambahan panjang (ΔL) dengan panjang awalnya (L). Modulus
   elastisitas adalah besaran yang menggambarkan tingkat elastisitas bahan.

   Sifat elastisitas pegas ini juga dipelajari oleh Robert Hooke. Hukum Hooke
   untuk susunan pegas menjelaskan bahwa konstanta pegas dapat berubah
   nilainya, apabila pegas - pegas tersebut disusun menjadi rangkaian. Besar
   konstanta total rangkaian pegas bergantung pada jenis rangkaian pegas, yaitu
   rangkaian pegas seri atau paralel. Beberapa buah pegas dapat disusun secara
   susunan pegas seri, susunan pegas peralel, dan susunan pegas campuran.




                                                                                  28
DAFTAR PUSTAKA

Endarko, dkk. Fisika untuk SMK Teknologi, Jilid 1. 2009. Depok : Direktorat
              Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Http: //anan-dk.blogspot.com/2010/02/macam-macam-tegangan.html

Http://id.wikipedia.org/wiki/Gerak_harmonik_sederhana

Http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Hooke

Http://mediabelajaronline.blogspot.com/2010/10/elastisitas-dan-modulus-young.html

Http://www.e-dukasi.net/

Purwnto, Budi. Dasar – dasar Fisika Kejuruan 1. 2008. Solo : Tiga Serangkai

Www. Google. Com

Www. Wikipedia. Com




                                                                                    29

More Related Content

What's hot

Buku ipa smp kelas 8 kurikulum 2013 semester 1
Buku ipa smp kelas 8 kurikulum 2013 semester 1Buku ipa smp kelas 8 kurikulum 2013 semester 1
Buku ipa smp kelas 8 kurikulum 2013 semester 1siruz manto
 
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hari
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hariaplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hari
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hariInstitute techologi bandung
 
Lkpd 10 ekosistem
Lkpd 10 ekosistemLkpd 10 ekosistem
Lkpd 10 ekosistemUNSRI
 
Laporan praktikum fisika ( titik berat )
Laporan praktikum fisika ( titik berat )Laporan praktikum fisika ( titik berat )
Laporan praktikum fisika ( titik berat )nurfauziaahh
 
Laporan lengkap praktikum menghitung jumlah kalor dalam kalorimeter
Laporan lengkap praktikum menghitung jumlah kalor dalam kalorimeterLaporan lengkap praktikum menghitung jumlah kalor dalam kalorimeter
Laporan lengkap praktikum menghitung jumlah kalor dalam kalorimeterSylvester Saragih
 
Percobaan Perpindahan Kalor melalui Konduksi, Konveksi dan Radiasi
Percobaan Perpindahan Kalor melalui Konduksi, Konveksi dan RadiasiPercobaan Perpindahan Kalor melalui Konduksi, Konveksi dan Radiasi
Percobaan Perpindahan Kalor melalui Konduksi, Konveksi dan RadiasiAchmad Solichin
 
Gerak Menggelinding
Gerak MenggelindingGerak Menggelinding
Gerak MenggelindingEni Dahlia
 
Ppt elastisitas bahan
Ppt elastisitas bahanPpt elastisitas bahan
Ppt elastisitas bahanrikaomamih
 
RPP IPA SMP Kelas 8 Kurikulum 2013 Bab Sistem Ekskresi
RPP IPA SMP Kelas 8 Kurikulum 2013 Bab Sistem EkskresiRPP IPA SMP Kelas 8 Kurikulum 2013 Bab Sistem Ekskresi
RPP IPA SMP Kelas 8 Kurikulum 2013 Bab Sistem Ekskresidinas iriandana
 
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastianLaporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastianWidya arsy
 
RPP SUHU & KALOR (SMA)
RPP SUHU & KALOR (SMA)RPP SUHU & KALOR (SMA)
RPP SUHU & KALOR (SMA)MAFIA '11
 
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeterumammuhammad27
 
Bab 2.4 IPA Kelas 7 (Kerapatan Zat) SMP Ibrahimy 1 Sukorejo Kurikulum Merdeka...
Bab 2.4 IPA Kelas 7 (Kerapatan Zat) SMP Ibrahimy 1 Sukorejo Kurikulum Merdeka...Bab 2.4 IPA Kelas 7 (Kerapatan Zat) SMP Ibrahimy 1 Sukorejo Kurikulum Merdeka...
Bab 2.4 IPA Kelas 7 (Kerapatan Zat) SMP Ibrahimy 1 Sukorejo Kurikulum Merdeka...ZainulHasan13
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETERLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETERMUHAMMAD DESAR EKA SYAPUTRA
 

What's hot (20)

Buku ipa smp kelas 8 kurikulum 2013 semester 1
Buku ipa smp kelas 8 kurikulum 2013 semester 1Buku ipa smp kelas 8 kurikulum 2013 semester 1
Buku ipa smp kelas 8 kurikulum 2013 semester 1
 
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hari
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hariaplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hari
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hari
 
Lkpd 10 ekosistem
Lkpd 10 ekosistemLkpd 10 ekosistem
Lkpd 10 ekosistem
 
Isi makalah uji kuat tarik
Isi makalah uji kuat tarikIsi makalah uji kuat tarik
Isi makalah uji kuat tarik
 
PPT Fisika "Hukum Newton"
PPT Fisika "Hukum Newton"PPT Fisika "Hukum Newton"
PPT Fisika "Hukum Newton"
 
Laporan praktikum fisika ( titik berat )
Laporan praktikum fisika ( titik berat )Laporan praktikum fisika ( titik berat )
Laporan praktikum fisika ( titik berat )
 
Laporan lengkap praktikum menghitung jumlah kalor dalam kalorimeter
Laporan lengkap praktikum menghitung jumlah kalor dalam kalorimeterLaporan lengkap praktikum menghitung jumlah kalor dalam kalorimeter
Laporan lengkap praktikum menghitung jumlah kalor dalam kalorimeter
 
Percobaan Perpindahan Kalor melalui Konduksi, Konveksi dan Radiasi
Percobaan Perpindahan Kalor melalui Konduksi, Konveksi dan RadiasiPercobaan Perpindahan Kalor melalui Konduksi, Konveksi dan Radiasi
Percobaan Perpindahan Kalor melalui Konduksi, Konveksi dan Radiasi
 
Gerak Menggelinding
Gerak MenggelindingGerak Menggelinding
Gerak Menggelinding
 
Ppt elastisitas bahan
Ppt elastisitas bahanPpt elastisitas bahan
Ppt elastisitas bahan
 
Presentasi bulan
Presentasi bulanPresentasi bulan
Presentasi bulan
 
Percobaan gerak melingkar
Percobaan gerak melingkarPercobaan gerak melingkar
Percobaan gerak melingkar
 
RPP IPA SMP Kelas 8 Kurikulum 2013 Bab Sistem Ekskresi
RPP IPA SMP Kelas 8 Kurikulum 2013 Bab Sistem EkskresiRPP IPA SMP Kelas 8 Kurikulum 2013 Bab Sistem Ekskresi
RPP IPA SMP Kelas 8 Kurikulum 2013 Bab Sistem Ekskresi
 
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastianLaporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
 
RPP SUHU & KALOR (SMA)
RPP SUHU & KALOR (SMA)RPP SUHU & KALOR (SMA)
RPP SUHU & KALOR (SMA)
 
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
 
Percepatan Gravitasi
Percepatan GravitasiPercepatan Gravitasi
Percepatan Gravitasi
 
Bab 2.4 IPA Kelas 7 (Kerapatan Zat) SMP Ibrahimy 1 Sukorejo Kurikulum Merdeka...
Bab 2.4 IPA Kelas 7 (Kerapatan Zat) SMP Ibrahimy 1 Sukorejo Kurikulum Merdeka...Bab 2.4 IPA Kelas 7 (Kerapatan Zat) SMP Ibrahimy 1 Sukorejo Kurikulum Merdeka...
Bab 2.4 IPA Kelas 7 (Kerapatan Zat) SMP Ibrahimy 1 Sukorejo Kurikulum Merdeka...
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETERLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
 
Makalah dampak pemanasan global
Makalah dampak pemanasan globalMakalah dampak pemanasan global
Makalah dampak pemanasan global
 

Viewers also liked

Fisika Kelas X: Sifat Mekanik Bahan
Fisika Kelas X: Sifat Mekanik BahanFisika Kelas X: Sifat Mekanik Bahan
Fisika Kelas X: Sifat Mekanik Bahan1000 guru
 
Bab 4 sifat mekanik zat
Bab 4 sifat mekanik zatBab 4 sifat mekanik zat
Bab 4 sifat mekanik zatEko Supriyadi
 
Bab 4 sifat mekanik zat
Bab 4 sifat mekanik zatBab 4 sifat mekanik zat
Bab 4 sifat mekanik zatEKO SUPRIYADI
 
Konsep mekanik bahan dalam kehidupan sehiri hari
Konsep mekanik bahan dalam kehidupan sehiri hariKonsep mekanik bahan dalam kehidupan sehiri hari
Konsep mekanik bahan dalam kehidupan sehiri hariFemby Reno
 
latihan-soal-pembahasan-uan-mekanika-2-sma-1
 latihan-soal-pembahasan-uan-mekanika-2-sma-1 latihan-soal-pembahasan-uan-mekanika-2-sma-1
latihan-soal-pembahasan-uan-mekanika-2-sma-1Muhammad rohim
 
Soal uas statika dan mekanika bahan 2014
Soal uas statika dan mekanika bahan   2014Soal uas statika dan mekanika bahan   2014
Soal uas statika dan mekanika bahan 2014Rizky Faisal
 
Sifat listrik bahan
Sifat listrik bahanSifat listrik bahan
Sifat listrik bahanmansen3
 
Konsep mekanik bahan dalam kehidupan sehiri hari
Konsep mekanik bahan dalam kehidupan sehiri hariKonsep mekanik bahan dalam kehidupan sehiri hari
Konsep mekanik bahan dalam kehidupan sehiri hariFemby Reno
 
Isolasi adalah sifat bahan yang dapat memisahkan secara elektris dua buah pen...
Isolasi adalah sifat bahan yang dapat memisahkan secara elektris dua buah pen...Isolasi adalah sifat bahan yang dapat memisahkan secara elektris dua buah pen...
Isolasi adalah sifat bahan yang dapat memisahkan secara elektris dua buah pen...Devia Titania
 
Kelompok 2 a sifat mekanik zat
Kelompok 2 a sifat mekanik zatKelompok 2 a sifat mekanik zat
Kelompok 2 a sifat mekanik zatLinkin Park News
 
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus young
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus youngITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus young
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus youngFransiska Puteri
 
Latihan ulum kls x sem 2 smak1 2014 by the guru of physics
Latihan ulum kls x sem  2 smak1 2014 by the guru of physicsLatihan ulum kls x sem  2 smak1 2014 by the guru of physics
Latihan ulum kls x sem 2 smak1 2014 by the guru of physicsJoshua Untung
 
Chapter 20 magnetic properties, William D. Callister
Chapter 20 magnetic properties, William D. CallisterChapter 20 magnetic properties, William D. Callister
Chapter 20 magnetic properties, William D. CallisterAgam Real
 
Buku Fisika Kelas X-bab 6
Buku Fisika Kelas X-bab 6Buku Fisika Kelas X-bab 6
Buku Fisika Kelas X-bab 6Arif Wicaksono
 
Sifat mekanika zat baru by Sarah Maulina
Sifat mekanika zat  baru by Sarah MaulinaSifat mekanika zat  baru by Sarah Maulina
Sifat mekanika zat baru by Sarah MaulinaSarah Maulina
 

Viewers also liked (20)

Fisika Kelas X: Sifat Mekanik Bahan
Fisika Kelas X: Sifat Mekanik BahanFisika Kelas X: Sifat Mekanik Bahan
Fisika Kelas X: Sifat Mekanik Bahan
 
Rpp (sifat mekanik bahan)
Rpp (sifat mekanik bahan)Rpp (sifat mekanik bahan)
Rpp (sifat mekanik bahan)
 
Sifat zat mekanik
Sifat zat mekanikSifat zat mekanik
Sifat zat mekanik
 
Bab 4 sifat mekanik zat
Bab 4 sifat mekanik zatBab 4 sifat mekanik zat
Bab 4 sifat mekanik zat
 
Bab 4 sifat mekanik zat
Bab 4 sifat mekanik zatBab 4 sifat mekanik zat
Bab 4 sifat mekanik zat
 
Konsep mekanik bahan dalam kehidupan sehiri hari
Konsep mekanik bahan dalam kehidupan sehiri hariKonsep mekanik bahan dalam kehidupan sehiri hari
Konsep mekanik bahan dalam kehidupan sehiri hari
 
latihan-soal-pembahasan-uan-mekanika-2-sma-1
 latihan-soal-pembahasan-uan-mekanika-2-sma-1 latihan-soal-pembahasan-uan-mekanika-2-sma-1
latihan-soal-pembahasan-uan-mekanika-2-sma-1
 
Soal uas statika dan mekanika bahan 2014
Soal uas statika dan mekanika bahan   2014Soal uas statika dan mekanika bahan   2014
Soal uas statika dan mekanika bahan 2014
 
Sifat listrik bahan
Sifat listrik bahanSifat listrik bahan
Sifat listrik bahan
 
Konsep mekanik bahan dalam kehidupan sehiri hari
Konsep mekanik bahan dalam kehidupan sehiri hariKonsep mekanik bahan dalam kehidupan sehiri hari
Konsep mekanik bahan dalam kehidupan sehiri hari
 
Rpp susunan pegas
Rpp susunan pegasRpp susunan pegas
Rpp susunan pegas
 
Isolasi adalah sifat bahan yang dapat memisahkan secara elektris dua buah pen...
Isolasi adalah sifat bahan yang dapat memisahkan secara elektris dua buah pen...Isolasi adalah sifat bahan yang dapat memisahkan secara elektris dua buah pen...
Isolasi adalah sifat bahan yang dapat memisahkan secara elektris dua buah pen...
 
Kelompok 2 a sifat mekanik zat
Kelompok 2 a sifat mekanik zatKelompok 2 a sifat mekanik zat
Kelompok 2 a sifat mekanik zat
 
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus young
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus youngITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus young
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus young
 
Latihan ulum kls x sem 2 smak1 2014 by the guru of physics
Latihan ulum kls x sem  2 smak1 2014 by the guru of physicsLatihan ulum kls x sem  2 smak1 2014 by the guru of physics
Latihan ulum kls x sem 2 smak1 2014 by the guru of physics
 
Fis 11-sifat-mekanik-zat
Fis 11-sifat-mekanik-zatFis 11-sifat-mekanik-zat
Fis 11-sifat-mekanik-zat
 
Chapter 20 magnetic properties, William D. Callister
Chapter 20 magnetic properties, William D. CallisterChapter 20 magnetic properties, William D. Callister
Chapter 20 magnetic properties, William D. Callister
 
Kuliah 1
Kuliah 1Kuliah 1
Kuliah 1
 
Buku Fisika Kelas X-bab 6
Buku Fisika Kelas X-bab 6Buku Fisika Kelas X-bab 6
Buku Fisika Kelas X-bab 6
 
Sifat mekanika zat baru by Sarah Maulina
Sifat mekanika zat  baru by Sarah MaulinaSifat mekanika zat  baru by Sarah Maulina
Sifat mekanika zat baru by Sarah Maulina
 

Similar to Xi tkj nurlita yuliandari sifat mekanik bahan

IPA Modul 2 KB 2 Rev
IPA Modul 2 KB 2 RevIPA Modul 2 KB 2 Rev
IPA Modul 2 KB 2 RevPPGhybrid3
 
IPA Modul 2 KB 1 Rev
IPA Modul 2 KB 1 RevIPA Modul 2 KB 1 Rev
IPA Modul 2 KB 1 RevPPGhybrid3
 
IPA Modul 2 KB 4 Rev
IPA Modul 2 KB 4 RevIPA Modul 2 KB 4 Rev
IPA Modul 2 KB 4 RevPPGhybrid3
 
1. LK-ANALISIS CP-IPA IKM 2022.docx
1. LK-ANALISIS CP-IPA IKM 2022.docx1. LK-ANALISIS CP-IPA IKM 2022.docx
1. LK-ANALISIS CP-IPA IKM 2022.docxEnniRakhmawatiSpd
 
IPA Modul 5 KB 1 Rev
IPA Modul 5 KB 1 RevIPA Modul 5 KB 1 Rev
IPA Modul 5 KB 1 RevPPGHybrid2
 
SILABUS P S.GENAP KLS8 mulai kd 3.8.docx
SILABUS  P S.GENAP KLS8 mulai kd 3.8.docxSILABUS  P S.GENAP KLS8 mulai kd 3.8.docx
SILABUS P S.GENAP KLS8 mulai kd 3.8.docxHasriAinunBesari1
 
Kelompok 2 berwawasan lingkungan.pptx
Kelompok 2 berwawasan lingkungan.pptxKelompok 2 berwawasan lingkungan.pptx
Kelompok 2 berwawasan lingkungan.pptxNana Citra
 
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...eli priyatna laidan
 
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...eli priyatna laidan
 
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...eli priyatna laidan
 
analisis tujuan mata pelajaran fisika oke
analisis tujuan mata pelajaran fisika okeanalisis tujuan mata pelajaran fisika oke
analisis tujuan mata pelajaran fisika okeSmanten Smanten
 
Artikel Tugas kimia dasar artikel ilmiah populer (bahaya plastik bagi kehidupan)
Artikel Tugas kimia dasar artikel ilmiah populer (bahaya plastik bagi kehidupan)Artikel Tugas kimia dasar artikel ilmiah populer (bahaya plastik bagi kehidupan)
Artikel Tugas kimia dasar artikel ilmiah populer (bahaya plastik bagi kehidupan)FTI Andika Widi Yatmoko
 
SILABUS SMS 1.docx
SILABUS SMS 1.docxSILABUS SMS 1.docx
SILABUS SMS 1.docxSarmanDavid
 

Similar to Xi tkj nurlita yuliandari sifat mekanik bahan (20)

Bab i (baru)
Bab i (baru)Bab i (baru)
Bab i (baru)
 
IPA Modul 2 KB 2 Rev
IPA Modul 2 KB 2 RevIPA Modul 2 KB 2 Rev
IPA Modul 2 KB 2 Rev
 
IPA Modul 2 KB 1 Rev
IPA Modul 2 KB 1 RevIPA Modul 2 KB 1 Rev
IPA Modul 2 KB 1 Rev
 
IPA Modul 2 KB 4 Rev
IPA Modul 2 KB 4 RevIPA Modul 2 KB 4 Rev
IPA Modul 2 KB 4 Rev
 
1. LK-ANALISIS CP-IPA IKM 2022.docx
1. LK-ANALISIS CP-IPA IKM 2022.docx1. LK-ANALISIS CP-IPA IKM 2022.docx
1. LK-ANALISIS CP-IPA IKM 2022.docx
 
IPA Modul 5 KB 1 Rev
IPA Modul 5 KB 1 RevIPA Modul 5 KB 1 Rev
IPA Modul 5 KB 1 Rev
 
Modul kimia x bab 1
Modul kimia x bab 1Modul kimia x bab 1
Modul kimia x bab 1
 
SILABUS P S.GENAP KLS8 mulai kd 3.8.docx
SILABUS  P S.GENAP KLS8 mulai kd 3.8.docxSILABUS  P S.GENAP KLS8 mulai kd 3.8.docx
SILABUS P S.GENAP KLS8 mulai kd 3.8.docx
 
Kelompok 2 berwawasan lingkungan.pptx
Kelompok 2 berwawasan lingkungan.pptxKelompok 2 berwawasan lingkungan.pptx
Kelompok 2 berwawasan lingkungan.pptx
 
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...
 
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...
 
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...
 
Fisika tik
Fisika tikFisika tik
Fisika tik
 
analisis tujuan mata pelajaran fisika oke
analisis tujuan mata pelajaran fisika okeanalisis tujuan mata pelajaran fisika oke
analisis tujuan mata pelajaran fisika oke
 
Sk kd sma
Sk kd smaSk kd sma
Sk kd sma
 
Modul 2 impuls_blended
Modul 2 impuls_blendedModul 2 impuls_blended
Modul 2 impuls_blended
 
Artikel Tugas kimia dasar artikel ilmiah populer (bahaya plastik bagi kehidupan)
Artikel Tugas kimia dasar artikel ilmiah populer (bahaya plastik bagi kehidupan)Artikel Tugas kimia dasar artikel ilmiah populer (bahaya plastik bagi kehidupan)
Artikel Tugas kimia dasar artikel ilmiah populer (bahaya plastik bagi kehidupan)
 
Sk kd
Sk kdSk kd
Sk kd
 
Pengenalanilmukimia
PengenalanilmukimiaPengenalanilmukimia
Pengenalanilmukimia
 
SILABUS SMS 1.docx
SILABUS SMS 1.docxSILABUS SMS 1.docx
SILABUS SMS 1.docx
 

More from Nurlita Yuliandari

Buku Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi
Buku Pendidikan Pancasila untuk Perguruan TinggiBuku Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi
Buku Pendidikan Pancasila untuk Perguruan TinggiNurlita Yuliandari
 
Proses fermentasi kombucha tea mengunakan acetobacter
Proses fermentasi kombucha tea mengunakan acetobacterProses fermentasi kombucha tea mengunakan acetobacter
Proses fermentasi kombucha tea mengunakan acetobacterNurlita Yuliandari
 
Laporan ilmiah pembuatan kombucha tea
Laporan ilmiah pembuatan kombucha teaLaporan ilmiah pembuatan kombucha tea
Laporan ilmiah pembuatan kombucha teaNurlita Yuliandari
 
Tugas aljabar (miranti nur afifah 7.5)
Tugas aljabar (miranti nur afifah 7.5)Tugas aljabar (miranti nur afifah 7.5)
Tugas aljabar (miranti nur afifah 7.5)Nurlita Yuliandari
 
Setting access point debian windows xp
Setting access point debian windows xpSetting access point debian windows xp
Setting access point debian windows xpNurlita Yuliandari
 
ekosistem kuatik dan ekosistem buatan (nendra, nurlita, nurul xii tkj)
ekosistem kuatik dan ekosistem buatan (nendra, nurlita, nurul xii tkj)ekosistem kuatik dan ekosistem buatan (nendra, nurlita, nurul xii tkj)
ekosistem kuatik dan ekosistem buatan (nendra, nurlita, nurul xii tkj)Nurlita Yuliandari
 

More from Nurlita Yuliandari (12)

Resume Pendidikan Agama Islam
Resume Pendidikan Agama IslamResume Pendidikan Agama Islam
Resume Pendidikan Agama Islam
 
Ppt Demokrasi Pancasila
Ppt Demokrasi PancasilaPpt Demokrasi Pancasila
Ppt Demokrasi Pancasila
 
Buku Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi
Buku Pendidikan Pancasila untuk Perguruan TinggiBuku Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi
Buku Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi
 
Kombucha tea
Kombucha teaKombucha tea
Kombucha tea
 
Proses fermentasi kombucha tea mengunakan acetobacter
Proses fermentasi kombucha tea mengunakan acetobacterProses fermentasi kombucha tea mengunakan acetobacter
Proses fermentasi kombucha tea mengunakan acetobacter
 
Laporan ilmiah pembuatan kombucha tea
Laporan ilmiah pembuatan kombucha teaLaporan ilmiah pembuatan kombucha tea
Laporan ilmiah pembuatan kombucha tea
 
Kombucha tea
Kombucha teaKombucha tea
Kombucha tea
 
Ridho
RidhoRidho
Ridho
 
Tugas aljabar (miranti nur afifah 7.5)
Tugas aljabar (miranti nur afifah 7.5)Tugas aljabar (miranti nur afifah 7.5)
Tugas aljabar (miranti nur afifah 7.5)
 
Print server
Print serverPrint server
Print server
 
Setting access point debian windows xp
Setting access point debian windows xpSetting access point debian windows xp
Setting access point debian windows xp
 
ekosistem kuatik dan ekosistem buatan (nendra, nurlita, nurul xii tkj)
ekosistem kuatik dan ekosistem buatan (nendra, nurlita, nurul xii tkj)ekosistem kuatik dan ekosistem buatan (nendra, nurlita, nurul xii tkj)
ekosistem kuatik dan ekosistem buatan (nendra, nurlita, nurul xii tkj)
 

Xi tkj nurlita yuliandari sifat mekanik bahan

  • 1. “ MAKALAH FISIKA ” “ SIFAT MEKANIK BAHAN ” Bahan – bahan terdapat di sekitar kita dan telah menjadi bagian dari kebudayaan dan pola berfikir manusia. Bahan telah menyatu dengan peradaban manusia, sehingga manusia mengenal peradaban, yaitu zaman batu, zaman perunggu dan zaman besi. Bahan diambil dari alam dan diproses menjadi bentuk tertentu, seperti cangkul, pisau, dan lain-lain untuk membantu kehidupan manusia. Bahan – bahan ini memang telah menyatu dengan kehidupan manusia dan tidak saja merupakan bagian gaya hidup melainkan turut memegang peran penting dalam kesejahteraan dan keselamatan bangsa. NURLITA YULIANDARI (XI TKJ) 8/29/2011 0
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa dan nabi junjunan kita Nabi Muhammad S. A. W, karena atas perkenaan-Nyalah saya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini hingga selesai. Makalah ini berisi tentang “ Sifat Mekanik Bahan ” yaitu mengenai Elastisitas Bahan (Stres, Strain, dan Modulus Young atau Modulus Elastisitas) dan Hukum Hooke (Pengertian Hukum Hooke, Susunan Pegas, dan Kekuatan Bahan). Sebaik apapun makalah saya ini pasti ada kekurangan serta kesalahan. Oleh karena itu, saya harapkan kritik dan saran dari para guru dan teman – teman untuk menyempurnakan makalah ini lebih lanjut. Akhir kata saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya untuk menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini, dapat bermanfaat umumnya bagi guru pembaca dan teman – teman yang lainnya dan khusunya bagi diri saya sendiri dan juga mudah – mudahan dengan makalah ini kita dapat memahami lebih jelas mengenai pelajaran Fisika. Bandung, Agustus 2011 Penulis 1
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .............................................................. 1 DAFTAR ISI .............................................................. 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah .............................................................. 3 1.2.Manfaat .............................................................. 3 1.3.Tujuan .............................................................. 4 1.4.Sistematika Makalah .............................................................. 4 BAB II PEMBAHASAN 2.1.Sifat Mekanik Bahan .............................................................. 5 2.2.Elastisitas Bahan .............................................................. 5 2.2.1. Stres (Tegangan) .............................................................. 6 2.2.2. Strain (Regangan) .............................................................. 9 2.2.3. Modulus Elastisitas .............................................................. 11 2.3.Hukum Hooke .............................................................. 14 2.3.1. Pengertian Hukum Hooke .............................................................. 15 2.3.2. Susunan Pegas .............................................................. 17 2.3.3. Kekuatan Bahan. .............................................................. 25 BAB III PENUTUP 3.1.Kesimpulan .............................................................. 28 DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 29 2
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Energi dan bahan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pengetahuan bahan terus berkembang seiring dengan berkembangnya peradaban manusia. Berbagai macam bahan telah ditemukan, dikembangkan, dan dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi. Penemuan bahan – bahan tertentu, seperti logam misalnya, telah ikut mewarnai peradaban manusia di dalam kurun waktu tertentu. Tidak aneh jika nama suatu zaman atau periode waktu tertentu dikaitkan dengan nama bahan, seperti misalnya zaman batu, zaman perunggu, zaman besi, dan seterusnya. Pengetahuan dan keterampilan manusia untuk memanfaatkan bahan tertentu telah membuka peluang berkembangnya desain, proses-proses atau produk-produk tertentu yang sebelumnya belum pernah ada. Pengembangan proses-proses dan produk-produk baru telah mendorong berkembangnya ilmu dan teknologi bahan untuk memenuhi kebutuhan desain. Ilmu dan teknologi bahan adalah bagian tak terpisahkan dari disain rekayasa. Disain adalah esensi dari rekayasa atau engineering karena rekayasa pada prinsipnya adalah aplikasi matematika dan ilmu-ilmu pengetahuan alam untuk memecahkan masalah-masalah nyata di dalam kehidupan manusia di dalam rangka meningkatkan kesejahteraan manusia. Oleh karena itu, pengetahuan bahan sangat penting bagi setiap disiplin ilmu rekayasa. 1.2. Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah : Memenuhi salah satu tugas dari guru mata pelajaran Fisika Mengetahui lebih jelas megenai Sifat Mekanik Bahan Mengetahui lebih jelas mengenai materi Elastisitas Bahan  Mengetahui lebih jelas mengenai Stres (Tegangan)  Mengetahui lebih jelas mengenai Strain (Regangan) Mengetahui lebih jelas mengenai materi Hukum Hooke  Mengetahui lebih jelas mengenai Pengertian Hukum Hooke  Mengetahui lebih jelas mengenai Susunan Pegas  Mengetahui lebih jelas mengenai Kekuatan Bahan 3
  • 5. 1.3. Manfaat Adapun manfaat dari penelitian tersebut, antara lain : Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Elastisitas Bahan (Stres, Strain dan Modulus Elastisitas) Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Hukum Hooke (Pengertian Hukum Hooke, Susunan Pegas dan Kekuatan Bahan) Menginformasikan kepada orang lain dari makalah yang telah dibuat, agar orang lain dapat menambah pengetahuannya 1.4. Sistematika Makalah Makalah fisika bahan dengan judul “SIFAT MEKANIK BAHAN” ini terdiri dari tiga bab. Makalah secara garis besar berisi tentang elastisitas bahan dan hukum hooke, untuk lebih jelasnya maka susunan laporan adalah sebagai berikut. Bab I pendahuluan yang di dalamnya berisi tentang latar belakang, tujuan, manfaat, dan sistematika laporan. Bab II pembahasan, merupakan penjelasan dan ulasan secara jelas tentang sifat mekanik bahan, elastisitas bahan yang di dalamnya terdapat penjelasan mengenai stres (tegangan), strain (regangan), dan modulus elastisitas (modulus young). Selain itu di dalam bab II juga menjelaskan mengenai hukum hooke yang di dalamnya menjelaskan mengenai pengertian hukum hooke, susunan pegas, dan kekuatan bahan. Bab III penutup, dalam bab ini terdapat kesimpulan dari seluruh meteri yang ada dalam makalah ini dan juga terdapat kritik dan saran dalam pembuatan makalah ini. 4
  • 6. BAB II PEMBAHASAN 2.1. Sifat Mekanik Bahan Bahan merupakan bagian dari alam semesta, akan tetapi secara lebih rinci bahan adalah benda dengan sifat-sifatnya yang khas dimanfaatkan dalam bangunan, mesin, peralatan atau produk. Termasuk di dalamnya, logam, keramik, polimer (plastik), serat, gelas, kayu, batu, pasir, dan lain - lain. Produksi dan pemrosesan bahan-bahan tersebut menjadi barang jadi memberikan kesempatan kerja bagi kira-kira 12% dari seluruh angkatan kerja di Indonesia. Bahan-bahan yang digunakan manusia mengikuti siklus bahan mulai dari ekstraksi, pembuatan sampai pelapukan. Oleh karena itu, siklus bahan adalah suatu sistem yang menggiatkan sumber daya alam dengan kebutuhan manusia. Secara keseluruhan, bahan-bahan merupakan jaringan yang mengikat bangsa-bangsa dan tata ekonomi di dunia satu sama lainnya, demikian pula mengikat manusia dengan alam semesta. Secara singkat, Ilmu dan teknologi bahan meliputi pengembangan dan penerapan pengetahuan mengenai hubungan antara komposisi, struktur dan pemerosesan bahan dengan sifat-sifat dan pemakaiannya. Ilmu dan teknologi bahan adalah suatu pita ilmu pengetahuan yang melintang dari ilmu dan penelitian dasar (sebelah kiri) sampai pada kebutuhan dan pengalaman masyarakat (disebelah kanan). Aliran pengetahuan ilmiah dalam satu arah dan informasi empiris dalam arah yang berlawanan berbaur dan mendukung perkembangan ilmu dan teknologi bahan. 2.2. Elastisitas Bahan Sifat elastis atau elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan benda itu dihilangkan (dibebaskan). Pegas dan karet adalah contoh dari elastisitas. Sedangkan tanah liat, adonan kue, tepung dan lilin mainan adalah benda yang tidak bisa kembali ke bentuk awal sehingga disebut benda tidak elastis atau benda plastis. 5
  • 7. 2.2.1. Stres (Tegangan) Tegangan adalah reaksi yang timbul diseluruh bagian spesimen dalam rangka menahan beban yang diberikan. Bila penampangnya kecil itu dijumlah hingga mencapai penampang spesimen, maka jumlah gaya per satuan luas yang muncul didalam bahan itu harus menjadi sama dengan beban yang diluar. Satuan gaya yang digunakan dalam penjabaran tegangan adalah satuan gaya dibagi dengan satuan luas. Pada satuan SI, gaya diukur dalam Newton (N) dan luas diukur dengan satuan Meter Kuadrat (m2). Biasanya 1 N/m2 dikenal sebagi 1 Pascal (Pa). Secara matematika konsep Tegangan (Stress) dituliskan : Tegangan : atau Keterangan: Contoh penggunaan konsep Tegangan (Stress): Sebuah kawat yang panjangnya 2 m dan luas penampang 5 mm2 ditarik gaya 10 N. Tentukan besartegangan yang terjadi pada kawat ! Pembahasan: Diketahui : Ditanyakan : ? A = 5 mm2 = 5.10-4 m2 F = 10 N Jawab : = = = 2.104Nm-2 6
  • 8. Macam – macam Tegangan (Stres)  Ditinjau dari arah gaya dalam yang terjadi, tegangan diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu: a. Tegangan Normal: Tegangan yang terjadi karena pengaruh dari gaya normal. b. Tegangan Tangensial: Tegangan yang terjdai karena pengaruh gaya tangensial.  Sedangkan menurut jenis pembebananyang diberikan, tegangan diklasifikasikan menjadi : a. Tegangan Tarik (Tensile Stress) b. Tegangan Geser (Shear Stress) Rumus: Keterangan : : Tegangan Geser (N/m2) V: Gaya Geser (N) A: Luas (m2) c. Tegangan Tekan (Compressive Stress) d. Tegangan Puntir Rumus: Keterangan: Mt: Momen Puntir (torsi) Wp: Momen Tahanan Polar (pada puntir) e. Tegangan Lengkung/Bengkok Rumus: F=R a + R b Keterangan: Mb : Momen Lengkung Wb : Momen Tahanan Lengkung 7
  • 9. Pengujian Tegangan Salah satu cara yang umum dilakukan dalam pengujian sifat mekanik tegangan-regangan adalah unjuk kerja bahan karena pengaruh tegangan. Suatu bahan (sampel) yang mengalami deformasi dengan beban tegangan bertambah secara perlahan-lahan (kontinu) sepanjang arah tunggal sumbu sampel akan mengalami tegangan-regangan. Bentuk sampel standar untuk pengujian tegangan reganagn ditunjukkan pada gambar berikut : Gambar :Sampel tegangan standard dengan Tampang lintang melingkar Secara normal tampang lintangnya berbentuk lingkaran dan sumbu sampel saling tegak lurus. Ukuran standar sampel tergantung merk alat yang dipakai, namun umumnya tidak jauh berbeda. Diameter standar 12,7 mm, panjang Gauge digunakan untuk menentukan keuletan dengan panjang standar 50 mm. Hasil pengujian tegangan-regangan dicatat pada kertas grafik. Sumbu tegak (vertikal) menyatakan nilai tegangan dan sumbu mendatar (horisontal) menyatakan nilai regangan. Contoh gambar alat uji tegangan tarik dan grafik hasil uji tarik, yaitu sebagai berikut: Gambar alat uji tegangan tarik Gambar grafik hasil uji tarik 8
  • 10. 2.2.2. Strain (Regangan) Regangan atau tarik adalah hasil bagi antara pertambahan panjang (ΔL) dengan panjang awalnya (L). Regangan atau tarik dinotasikan dengan (e) dan regangan tidak memiliki satuan atau dimensi karena pertambahan panjang ΔL dan L adalah sama. Secara matematika konsep Regangan (Strain) dituliskan sebagai berikut : Regangan atau Keterangan : Contoh penggunaan konsep Regangan (Strain): Sebuah kawat panjangnya 100 cm ditarik dengan gaya 12 N, sehingga panjang kawat menjadi 112 cm. Tentukan regangan yang dihasilkan kawat ! Pembahasan: Diketahui : Ditanyakan : e ? Lo = 100 cm L = 112 cm L = 112 cm - 100 cm = 12cm Jawab : e= = e = 0,12 9
  • 11. Macam – macam Regangan (Strain) - Strain linier - Strain volume - Strain geser = strain angular β - Strain tarik - Strain tekan Grafik Tegangan terhadap Regangan Kebanyakan benda adalah elastis sampai ke suatu besar gaya tertentu disebut batas elastis. - Benda akan kembali seperti semula jika gaya yang dikerjakan lebih kecil daripada batas elastis. - Benda tidak akan kembali ke semula jika gaya yang diberikan melampaui batas elastis. Contoh Grafik terhadap Regangan : 10
  • 12. Keterangan grafik : 1. Dari O ke B, deformasi (perubahan bentuk) kawat adalah elastis dari O ke A, berlaku Hukum Hooke dan A disebut batas Hukum Hooke. 2. B adalah batas elastis, di atas titik itu deformasi kawat adalah plastis. 3. C adalah titik tekuk (Yield point). Di titik itu hanya memerlukan gaya yang kecil untuk pertambahan panjang yang besar. Tegangan paling besar yang kita berikan sebelum kawat patah disebut tegangan maksimum (ultimate tensile strees). 4. E adalah titik patah, jika kawat mencapai titik E maka kawat akan patah. 2.2.3. Modulus Elastisitas (Modulus Young) Modulus elastisitas adalah besaran yang menggambarkan tingkat elastisitas bahan. Modulus elastisitas disebut juga modulus Young (diberi lambang Y) untuk menghargai Thomas Young. yang didefinisikan sebagai perbandingan stress dengan strain. Grafik dari tegangan pada sumbu y dan regangan pada sumbu x menghasilkan hubungan linier, seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut: Tegangan Tanpa Beban Slope = Modulus Elastisitas 0 Beban 0 Regangan Gambar Skematik diagram tegangan-regangan yang menunjukkan deformasi elastik untuk siklus beban dan tanpa beban 11
  • 13. Modulus elastisitas disebut konstanta, dengan demikian modulus elastis (E) suatu bahan didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan dan regangan yang dialami bahan. Secara matematika konsep Modulus Elastisitas dapat dituliskan sebagai berikut : Keterangan : E : Modulus elastis (Pa) σ : Tegangan (N/m2 atau Pa) e : Regangan Satuan SI untuk tegangan (σ) adalah Nm-2 atau Pa sedang regangan (e) tidak memiliki stuan, sehingga tegangan dan Regangan diperoleh hubungan gaya tarik (F) dengan modulus elastis (E) yaitu : E = σ = F/A F = E. ΔL e A L ΔL/L 12
  • 14. Contoh penggunaan konsep Modulus Elastisitas (Modulus Young): Kawat logam panjangnya 80 cm dan luas penampang 4 cm2. Ujung yang satu diikat pada atap dan ujung yang lain ditarik dengan gaya 50 N. Ternyata panjangnya menjadi 82 cm. Tentukan: a) regangan kawat ? b) tegangan pada kawat ? c) modulus elastisitas kawat ? Penyelesaian Diketahui : l 0 = 80 cm l 0= 82 cm l 0 = 82 - 80 = 2 cm A = 4 cm2 = 4.10- 4 m2 F = 50 N Jawab : a) Regangan: -2 e = = = 2,5.10 b) Tegangan: e = F/A = 50/4.10-4 = 1,25.105 N/m2 c) Modulus Elastisitas: = 6 2 = 5.10 N/m 13
  • 15. Modulus Elastis berbagai zat Zat Modulus Elastis E (N/m²) Besi 100 x 10 9 Baja 200 x 10 9 Perunggu 100 x 10 9 Alumunium 70 x 10 9 Beton 20 x 10 9 Batu bara 14x 10 9 Marmer 50 x 10 9 Granit 45 x 10 9 Kayu (pinus) 10 x 10 9 Nilon 5 x 10 9 Tilang Muda 15 x 10 9 2.3. Hukum Hooke “Bunyi Hukum Hooke oleh Robert Hooke” ”Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas, maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus (sebanding) dengan gaya tariknya.” (1635- 1703). Robert Hooke 14
  • 16. 2.3.1. Pengertian Hukum Hooke Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam bidang ilmu fisika yang terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pir atau pegas. Elastisitas adalah Kecenderungan pada suatu benda untuk berubah dalam bentuk baik panjang, lebar maupun tingginya, tetapi massanya tetap, hal itu disebabkan oleh gaya-gaya yang menekan atau menariknya, pada saat gaya ditiadakan bentuk benda kembali seperti semula. Besarnya gaya Hooke ini secara proporsional akan berbanding lurus dengan jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya, atau lewat rumus matematis dapat digambarkan sebagai berikut: Tanda (-) diberikan karena arah gaya pemulih pada pegas berlawanan dengan arah gerak pegas tersebut. Keterangan : F : gaya (N) k : konstante pegas (N/m) x : jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya (m) 15
  • 17. Contoh Konsep Hukum Hooke : Sebuah pegas panjangnya mula-mula 20 cm. Oleh karena pegas ditarik dengan gaya 20 N, panjang pegas menjadi 25 cm. Tentukan konstanta pegas ! Pembahasan : Diketahui : Ditanyakan : K? F = 20 N xo = 20 cm = 0,2 m x = 25 cm = 0,25 m x = 0,25 - 0,2 = 0,05 m Jawab : (dalam perhitungan tanda (-) tidak dipakai) k = 400 Nm-1 16
  • 18. 2.3.2. Susunan Pegas Konstanta pegas dapat berubah nilainya, apabila pegas - pegas tersebut disusun menjadi rangkaian. Besar konstanta total rangkaian pegas bergantung pada jenis rangkaian pegas, yaitu rangkaian pegas seri atau paralel. Beberapa buah pegas dapat disusun secara susunan pegas seri dan susunan pegas peralel. Hukum Hooke untuk susunan Pegas Konstanta pegas dapat berubah nilainya, apabila pegas - pegas tersebut disusun menjadi rangkaian. Besar konstanta total rangkaian pegas bergantung pada jenis rangkaian pegas, yaitu rangkaian pegas seri atau paralel. Beberapa buah pegas dapat disusun secara susunan pegas seri, susunan pegas peralel, dan susunan pegas campuran. Susunan resistor seri, paralel, atau gabungan keduanya dapat diganti dengan sebuah resistor yang disebut resistor pengganti. Susunan pegas seri, paralel, atau gabungan keduanya dapat diganti dengan sebuah pegas pengganti. a) Susunan Pegas Seri Gaya yang bekerja pada setiap pegas adalah sebesar F, sehingga pegas akan mengalami pertambahan panjang sebesar dan . Secara umum, konstanta total pegas yang disusun seri dinyatakan dengan persamaan : 17
  • 19.  Prinsip susunan seri beberapa buah pegas adalah sebagai berikut: 1. Gaya tarik yang dialami tiap pegas sama besar & gaya tarik ini sama dengan gaya tarik yang dialami pegas pengganti. Misal : Gaya tarik yang dialami per pegas adalah F1 & F2, maka gaya tarik pada pegas pengganti adalah F. F1 = F2 = F 2. Pertambahan panjang pegas pengganti seri Δx, sama dengan total pertambahan panjang tiap – tiap pegas. x x1 x2 k1 ks m k2 m Dua buah pegas masing-masing dengan tetapan gaya k1 & k2 yang disusun secara seri gmbr 1 dapat diganti dengan pegas yang memiliki tetapan gaya ks, yang memenuhi 1 1 1 atau k 1 .k 2 ks ks k1 k2 k1 k2 Dengan menggunakan hukum Hooke dan kedua prinsip susunan seri, dapat menentukan hubungan antara tetapan pegas pengganti seri ks dengan tetapan tiap-tiap pegas (k1 & k2). 18
  • 20. Penggunaan hukum Hooke untuk pegas F F ks x x ks F F1 k1 x1 F k1 x1 x1 k1 F F2 k2 x2 F k2 x2 x2 k2 Dengan memasukkan nilai Δx, Δx1, dan Δx2 dalam persamaan dapat diperoleh Δx = Δx1 + Δx2 F F F ks k1 k2 Bagi Persamaan dengan F 1 1 1 ks k1 k2 Dapat dinyatakan kebalikan tetapan pegas pengganti seri sama dengan total dari kebalikan tiap-tiap tetapan pegas. 1 1 1 1 1 .... ks ki k1 k 2 k 3  Untuk n buah pegas identik dengan tiap pegas memiliki tetapan k, tetapan pegas pengganti seri ks dapat dihitung dengan rumus : ks = k/n  Khusus untuk 2 buah pegas dengan tetapan k1 dan k2 yang disusun seri, tetapan pegas pengganti seri ks dapat dihitung dengan rumus: kali k 1 .k 2 ks jumlah k1 k2 Perbandingan antara susunan pegas dan susunan resistor tampak bahwa rumus-rumus untuk pegas seri mirip dengan rumus-rumus untuk resistor paralel. 19
  • 21.  Contoh penerapan konsep susunan seri pegas: Dua buah pegas disusun seri seperti pada gambar, jika masing- masing pegas mempunyai konstanta sebesar 400Nm-1, dan massa beban 5kg. Tentukan besar pertambahan panjangnya. Pembahasan: Diketahui : k1 = k2 = 400 Nm-1 W = m.g = 5 kg.10 ms-2 = 50 N Ditanyakan : x ? Jawab : = + ks = 200 Nm-1 = k. x 20
  • 22. b) Susunan Paralel Pegas Pada saat ditarik gaya maka pemanjangan pegas sama dan gaya yang diberikan dibagi sebanding konstantanya. Dimisalkan pegas A dan B disusun paralel. Setelah diberi beban, pegas A bertambah panjang x dan pegas B bertambah panjang x. Tetapan pegas A adalah k1 dan tetapan pegas B adalah k2 Dua pegas atau lebih disusun paralel : Secara matematika konsep Susunan Paralel Pegas dituliskan sebagai berikut : kp = k1 + k2 + .... Keterangan : kp = konstanta pegas pengganti dalam N/m k1= konstanta pegas 1 dalam N/m k2= konstanta pegas 2 dalam N/m  Prinsip susunan paralel pegas adalah sebagai berikut : 1. Gaya tarik pada pegas pengganti F sama dengan total gaya pada tiap pegas (F1 & F2). F = F1 + F2 21
  • 23. 2. Pertambahan panjang tiap pegas sama besar, dan pertambahan panjang ini sama dengan pertambahan panjang pegas pengganti. x x1 x2 k1 k2 kp m m 1 2  Dua buah pegas masing-masing dengan tetapan gaya k1 dan k2 yang disusun paralel (1) dapat diganti dengan sebuah pegas yang memiliki tetapan gaya kp, yang memenuhi kp= k1 + k2  Dengan menggunakan hukum Hooke dan kedua prinsip paralel susunan pegas menunujukkan bahwa : “ Tetapan pegas pengganti paralel sama dengan total dari tiap – tiap pegas yang disusun paralel. ” 22
  • 24.  Contoh penerapan konsep susunan paralel pegas: Dua buah pegas disusun paralel seperti pada gambar, jika masing – masing pegas mempunyai konstanta sebesar 100 Nm-1dan 200 Nm-1, digantungkan beban sehingga bertambah panjang 5 cm. Tentukan gaya beban tersebut ! Pembahasan : Diketahui : k1 = 100 Nm-1 k2 = 200 Nm-1 x = 5.10-2 m Ditanyakan : m ? Jawab : kp = k1 + k2 = 100 Nm-1 + 200 Nm-1 = 300 Nm-1 F = k.x = 300 Nm-1.5.10-2 m F = 15 N 23
  • 25. c) Susunan Campuran Susunan campuran adalah bila susunan pegas terdiri dari gabungan susunan seri dan paralel maka harus ditentukan dahulu bagian yang digabung terlebih dahulu. jika diibaratkan aliran sungai maka bagian cabang yang terumitlah yang digabung terlebih dahulu, baru kemudian hasil gabungan tersebut digabung dengan bagian yang lain....intinya penggabungan secara seri dan paralel mempunyai rumus yang berbeda sehingga tidak mungkin dikerjakan bersama-sama, di dalam rangkaian paralel bisa jadi ada bagian yang harus diseri terlebih dahulu dan sebaliknya dalam rangkaian seri bisa jadi ada bagian yang harus diparalel terlebih dahulu, seperti contoh di bawah ini : Gambar Susunan Campuran Pegas 24
  • 26. 2.3.3. Kekuatan Bahan Setiap benda mempunyai batas elastisitas. Jika tegangan atau gaya yang diberikan pada benda melebihi batas elastisitas, benda akan mengalami keretakan atau patah. Perhatikan gambar di atas. Gambar tersebut menunjukkan grifik yang khas dari pertambahan panjang terhadap gaya yang diberikan. Sampai satu titik yang disebut batas proporsional, persamaan dari Hukum Hooke merupakan pendekatan yang baik untuk materi secara umum dan kurvanya merupakan garis lurus. Setelah melalui batas proporsional, grafik menyimpang dari garis lurus dan tidak ada satu hubungan sederhana antara F dan . Meskipun demikian, sampai suatu titik yang lebih jauh sepanjang kurva yang disebut batas elastik, benda akan kembali ke panjangnya semula jika gaya dilepaskan. Daerah dari titik awal ke batas elastik disebut daerah plastik. Pada daerah ini, benda tidak akan kembali ke panjang awalnya ketika gaya eksternal (luar) dilepaskan, tetapi tetap berubah bentuk secara permanen (seperti melengkungnya klip kertas). Perpanjangan maksimum dicapai pada titik patah. Gaya maksimum yang dapat diberikan tanpa benda tersebut patah disebut kekuatan ultimat dari materi tersebut (yaitu, gaya per satuan luas). 25
  • 27. Pada setiap benda mempunyai kekuatan maksimum atau batas elastik tertentu. Adapun kekuatan maksimum bahan (gaya/luas) dapat dilihat pada tabel berikut : Kekuatan Kekuatan Kekuatan No Bahan Tarik Tekan Geser (N/m2) (N/m2) (N/m2) 1 Besi, gips 170 x 106 550 x 106 170 x 106 2 Baja 500 x 106 500 x 106 250 x 106 3 Kuningan 250 x 106 250 x 106 200 x 106 4 Aluminium 200 x 106 200 x 106 200 x 106 5 Beton 2 x 106 20 x 106 2 x 106 6 Batu Bata 35 x 106 7 Marmer 80 x 106 8 Granit 170 x 106 9 Nilon 500 x 106 10 Tulang (tungkai) 130 x 106 170 x 106 11 Kayu Pinus, urat kayu sejajar 40 x 106 35 x 106 5 x 106 12 Kayu Pinus, urat kayu tegak lurus 10 x 106 Dari tersebut, bahan yang terbuatdari beton cukup kuat dibawah tekanan, tetapi sangat lemah terhadap tarikan. Akibatnya, beton dapat dimanfaatkan untuk tiang vertikal yang tertekan tetapi kurang bermanfaat untuk balok karena tidak dapat menahan gaya tarik yang muncul. Dalam sebuah kontruksi beton bertulang, sebuah balok melengkung ke bawah. Kelengkungan tersebut dapat terjadi karena beratnya sendiri. Balok, dengan demikian berubah bentuk sehinnga bagian atas tertekan dan bagian bawah mengalami tarikan (perpanjangan). 26
  • 28. Beton bertulang, dimana batang – batang besi ditanamkan dalam beton akan lebih kuat. Tetapi beton di bawah balok yang diberi beban cenderung akan retak karena kelemahannya jika mengalami tarikan. Masalah ini diselesaikan dengan beton pratekan (beton yang mengandung batang – batang besi atau rangkaian kawat) tetapi selama penuangan beton, besi atau kawat tersebut diberi tarikan. Setelah beton kering, tarikan pada besi dilepaskan sehingga mendapatkan beton di bawah tekanan. Besar tegangan tekan ditentukan sebelumnya dengan hati – hati sehingga ketika beban – beban yang telah dirancang diberikan ke balok. Dengan demikian, kontruksi beton bertulang tersebut memperkecil tekanan pada sisi bawah tetapi tidak pernah menyebabkan beton tertarik. Hal tersebut adalah merupakan contoh penerapan sifat mekanik bahan. . 27
  • 29. BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Tegangan (stres) adalah reaksi yang timbul diseluruh bagian spesimen dalam rangka menahan beban yang diberikan. Regangan atau tarik adalah hasil bagi antara pertambahan panjang (ΔL) dengan panjang awalnya (L). Modulus elastisitas adalah besaran yang menggambarkan tingkat elastisitas bahan. Sifat elastisitas pegas ini juga dipelajari oleh Robert Hooke. Hukum Hooke untuk susunan pegas menjelaskan bahwa konstanta pegas dapat berubah nilainya, apabila pegas - pegas tersebut disusun menjadi rangkaian. Besar konstanta total rangkaian pegas bergantung pada jenis rangkaian pegas, yaitu rangkaian pegas seri atau paralel. Beberapa buah pegas dapat disusun secara susunan pegas seri, susunan pegas peralel, dan susunan pegas campuran. 28
  • 30. DAFTAR PUSTAKA Endarko, dkk. Fisika untuk SMK Teknologi, Jilid 1. 2009. Depok : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Http: //anan-dk.blogspot.com/2010/02/macam-macam-tegangan.html Http://id.wikipedia.org/wiki/Gerak_harmonik_sederhana Http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Hooke Http://mediabelajaronline.blogspot.com/2010/10/elastisitas-dan-modulus-young.html Http://www.e-dukasi.net/ Purwnto, Budi. Dasar – dasar Fisika Kejuruan 1. 2008. Solo : Tiga Serangkai Www. Google. Com Www. Wikipedia. Com 29