SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
0
TUGAS REMIDI FISIKA
APLIKASI KONSEP SIFAT MEKANIK BAHAN KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Nama :FEMBI RENO N.
No :20
Kelas :X TKJ2
Bahan–bahanterdapat di
sekitarkitadantelahmenjadibagiandarikebudayaandanpolaberfikirmanusia.
Bahantelahmenyatudenganperadabanmanusia, sehinggamanusiamengenalperadaban,
yaituzamanbatu, zamanperunggudanzamanbesi.
Bahandiambildarialamdandiprosesmenjadibentuktertentu, seperticangkul, pisau, dan
lain-lain untukmembantukehidupanmanusia. Bahan–
bahaninimemangtelahmenyatudengankehidupanmanusiadantidaksajamerupakanbagian
gayahidupmelainkanturutmemegangperanpentingdalamkesejahteraandankeselamatanb
angsa.
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa dan nabi junjunan kita
Nabi Muhammad S. A. W, karena atas perkenaan-Nyalah saya dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini hingga selesai.
Makalah ini berisi tentang “ Sifat Mekanik Bahan ” yaitu mengenai Elastisitas Bahan
(Stres, Strain, dan ModulusYoung atau Modulus Elastisitas) dan Hukum Hooke
(Pengertian Hukum Hooke, Susunan Pegas, dan Kekuatan Bahan).
Sebaik apapun makalah saya ini pasti ada kekurangan serta kesalahan. Oleh karena itu,
saya harapkan kritik dan saran dari para guru dan teman – teman untuk
menyempurnakan makalah ini lebih lanjut. Akhir kata saya mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu saya untuk menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini, dapat bermanfaat umumnya bagi guru pembaca dan teman –
teman yang lainnya dan khusunya bagi diri saya sendiri dan juga mudah – mudahan
dengan makalah ini kita dapat memahami lebih jelas mengenai pelajaran Fisika.
Denpasar, Agustus 2013
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................1
DAFTAR ISI ..............................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah .............................................................. 3
1.2.Manfaat ..............................................................3
1.3.Tujuan ..............................................................4
1.4.Sistematika Makalah ..............................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Sifat Mekanik Bahan ..............................................................5
2.2.Elastisitas Bahan ..............................................................5
2.2.1. Stres (Tegangan) ..............................................................6
2.2.2. Strain (Regangan) ..............................................................9
2.2.3. Modulus Elastisitas .............................................................. 11
2.3.Hukum Hooke .............................................................. 14
2.3.1. Pengertian Hukum Hooke .............................................................. 15
2.3.2. Susunan Pegas .............................................................. 17
2.3.3. Kekuatan Bahan. .............................................................. 25
BAB III PENUTUP
3.1.Kesimpulan .............................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................29
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Energi dan bahan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pengetahuan
bahan terus berkembang seiring dengan berkembangnya peradaban manusia.
Berbagai macam bahan telah ditemukan, dikembangkan, dan dimanfaatkan
untuk berbagai aplikasi. Penemuan bahan – bahan tertentu, seperti logam
misalnya, telah ikut mewarnai peradaban manusia di dalam kurun waktu
tertentu. Tidak aneh jika nama suatu zaman atau periode waktu tertentu
dikaitkan dengan nama bahan, seperti misalnya zaman batu, zaman perunggu,
zaman besi, dan seterusnya. Pengetahuan dan keterampilan manusia untuk
memanfaatkan bahan tertentu telah membuka peluang berkembangnya desain,
proses-proses atau produk-produk tertentu yang sebelumnya belum pernah ada.
Pengembangan proses-proses dan produk-produk baru telah mendorong
berkembangnya ilmu dan teknologi bahan untuk memenuhi kebutuhan desain.
Ilmu dan teknologi bahan adalah bagian tak terpisahkan dari disain rekayasa.
Disain adalah esensi dari rekayasa atau engineering karena rekayasa pada
prinsipnya adalah aplikasi matematika dan ilmu-ilmu pengetahuan alam untuk
memecahkan masalah-masalah nyata di dalam kehidupan manusia di dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan manusia. Oleh karena itu, pengetahuan
bahan sangat penting bagi setiap disiplin ilmu rekayasa.
1.2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
Memenuhi salah satu tugas dari guru mata pelajaran Fisika
Mengetahui lebih jelas megenai Sifat Mekanik Bahan
Mengetahui lebih jelas mengenai materi Elastisitas Bahan
 Mengetahui lebih jelas mengenai Stres (Tegangan)
 Mengetahui lebih jelas mengenai Strain (Regangan)
Mengetahui lebih jelas mengenai materi Hukum Hooke
 Mengetahui lebih jelas mengenai Pengertian Hukum Hooke
 Mengetahui lebih jelas mengenai Susunan Pegas
 Mengetahui lebih jelas mengenai Kekuatan Bahan
4
1.3. Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian tersebut, antara lain :
Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Elastisitas Bahan (Stres,
Strain dan Modulus Elastisitas)
Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Hukum Hooke
(Pengertian Hukum Hooke, Susunan Pegas dan Kekuatan Bahan)
Menginformasikan kepada orang lain dari makalah yang telah dibuat, agar
orang lain dapat menambah pengetahuannya
1.4. Sistematika Makalah
Makalah fisika bahan dengan judul “SIFAT MEKANIK BAHAN” ini terdiri
dari tiga bab. Makalah secara garis besar berisi tentang elastisitas bahan dan hukum
hooke, untuk lebih jelasnya maka susunan laporan adalah sebagai berikut. Bab I
pendahuluan yang di dalamnya berisi tentang latar belakang, tujuan, manfaat, dan
sistematika laporan. Bab II pembahasan, merupakan penjelasan dan ulasan secara jelas
tentang sifat mekanik bahan, elastisitas bahan yang di dalamnya terdapat penjelasan
mengenai stres (tegangan), strain (regangan), dan modulus elastisitas
(modulusyoung).Selain itu di dalam bab II juga menjelaskan mengenai hukum hooke
yang di dalamnya menjelaskan mengenai pengertian hukum hooke, susunan pegas, dan
kekuatan bahan. Bab III penutup, dalam bab ini terdapat kesimpulan dari seluruh meteri
yang ada dalam makalah ini dan juga terdapat kritik dan saran dalam pembuatan
makalah ini.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sifat Mekanik Bahan
Bahan merupakan bagian dari alam semesta, akan tetapi secara lebih rinci bahan
adalah bendadengan sifat-sifatnya yang khas dimanfaatkan dalam bangunan,
mesin,peralatan atau produk. Termasuk di dalamnya, logam, keramik, polimer
(plastik), serat, gelas, kayu, batu, pasir, dan lain - lain. Produksi dan pemrosesan
bahan-bahan tersebut menjadi barang jadi memberikan kesempatan kerja bagi
kira-kira 12% dari seluruh angkatan kerja di Indonesia. Bahan-bahan yang
digunakan manusia mengikuti siklus bahan mulai dari ekstraksi, pembuatan
sampai pelapukan. Oleh karena itu, siklus bahan adalah suatu sistem yang
menggiatkan sumber daya alam dengan kebutuhan manusia. Secara keseluruhan,
bahan-bahan merupakan jaringan yang mengikat bangsa-bangsa dan tata
ekonomi di dunia satu sama lainnya, demikian pula mengikat manusia dengan
alam semesta.
Secara singkat, Ilmu dan teknologi bahan meliputipengembangan dan penerapan
pengetahuan mengenai hubunganantara komposisi, struktur dan pemerosesan
bahan dengan sifat-sifatdan pemakaiannya. Ilmu dan teknologi bahan adalah
suatu pita ilmu pengetahuan yang melintang dari ilmu dan penelitian dasar
(sebelah kiri) sampai pada kebutuhan dan pengalaman masyarakat (disebelah
kanan). Aliran pengetahuan ilmiah dalam satu arah dan informasi empiris dalam
arah yang berlawanan berbaur dan mendukung perkembangan ilmu dan
teknologi bahan.
2.2. Elastisitas Bahan
Sifat elastis atau elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke
bentuk awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan benda itu dihilangkan
(dibebaskan). Pegas dan karet adalah contoh dari elastisitas. Sedangkan tanah
liat, adonan kue, tepung dan lilin mainan adalah benda yang tidak bisakembali
ke bentuk awal sehingga disebut benda tidak elastis atau benda plastis.
6
2.2.1.Stres (Tegangan)
Tegangan adalah reaksi yang timbul diseluruh bagian spesimen dalam rangka
menahan beban yang diberikan. Bila penampangnya kecil itu dijumlah hingga
mencapai penampang spesimen, maka jumlah gaya per satuan luas yang muncul
didalam bahan itu harus menjadi sama dengan beban yang diluar.
Satuan gaya yang digunakan dalam penjabaran tegangan adalah satuan gaya
dibagi dengan satuan luas. Pada satuan SI, gaya diukur dalam Newton (N) dan
luas diukur dengan satuan Meter Kuadrat (m2
). Biasanya 1 N/m2
dikenal sebagi
1 Pascal (Pa).
Secara matematika konsep Tegangan (Stress) dituliskan :
Tegangan : atau
Keterangan:
Contoh penggunaan konsep Tegangan (Stress):
Sebuah kawat yang panjangnya 2m dan luas penampang 5mm2
ditarik
gaya 10N. Tentukan besartegangan yang terjadi pada kawat !
Pembahasan:
Diketahui : Ditanyakan : ?
A = 5mm2
= 5.10-4
m2
F = 10N
Jawab :
= =
= 2.104
Nm-2
7
Macam – macam Tegangan (Stres)
 Ditinjau dari arah gaya dalam yang terjadi, tegangan
diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Tegangan Normal: Tegangan yang terjadi karena pengaruh
dari gaya normal.
b. Tegangan Tangensial: Tegangan yang terjdai karena pengaruh
gaya tangensial.
 Sedangkan menurut jenis pembebananyang diberikan, tegangan
diklasifikasikan menjadi :
a. Tegangan Tarik (TensileStress)
b. Tegangan Geser (ShearStress)
Rumus:
Keterangan :
: Tegangan Geser (N/m2)
V: Gaya Geser (N)
A: Luas (m2)
c. Tegangan Tekan (CompressiveStress)
d. Tegangan Puntir
Rumus:
Keterangan:
Mt: Momen Puntir (torsi)
Wp: Momen Tahanan Polar (pada puntir)
e. Tegangan Lengkung/Bengkok
Rumus:
F=R a + R b
8
Keterangan:
Mb : Momen Lengkung
Wb : Momen Tahanan Lengkung
Pengujian Tegangan
Salah satu cara yang umum dilakukan dalam pengujian sifat mekanik
tegangan-regangan adalah unjuk kerja bahan karena pengaruh tegangan.
Suatu bahan (sampel) yang mengalami deformasi dengan beban tegangan
bertambah secara perlahan-lahan (kontinu) sepanjang arah tunggal sumbu
sampel akan mengalami tegangan-regangan.
Bentuk sampel standar untuk pengujian tegangan reganagn ditunjukkan pada
gambar berikut :
Gambar :Sampel tegangan standard dengan
Tampang lintang melingkar
Secara normal tampang lintangnya berbentuk lingkaran dan sumbu sampel
saling tegak lurus. Ukuran standar sampel tergantung merk alat yang dipakai,
namun umumnya tidak jauh berbeda. Diameter standar 12,7 mm, panjang
Gauge digunakan untuk menentukan keuletan dengan panjang standar 50
mm. Hasil pengujian tegangan-regangan dicatat pada kertas grafik. Sumbu
tegak (vertikal) menyatakan nilai tegangan dan sumbu mendatar
(horisontal) menyatakan nilai regangan.
Contoh gambar alat uji tegangan tarik dan grafik hasil uji tarik, yaitu sebagai
berikut:
9
Gambar alat uji tegangan tarik Gambar grafik hasil uji tarik
2.2.2.Strain (Regangan)
Regangan atau tarik adalah hasil bagi antara pertambahan panjang(ΔL) dengan
panjang awalnya(L). Regangan atau tarik dinotasikan dengan (e) danregangan
tidak memiliki satuan atau dimensi karena pertambahan panjang ΔL dan L adalah sama.
Secara matematika konsep Regangan (Strain) dituliskan sebagai berikut :
Regangan atau
Keterangan :
Contoh penggunaan konsep Regangan (Strain):
Sebuah kawat panjangnya 100 cm ditarik dengan gaya 12N, sehingga
panjang kawat menjadi 112 cm. Tentukan regangan yang dihasilkan
kawat !
Pembahasan:
Diketahui : Ditanyakan : e ?
Lo = 100 cm
L = 112 cm
L = 112 cm - 100 cm = 12cm
10
Jawab :
e = =
e = 0,12
Macam – macam Regangan (Strain)
- Strain linier
- Strain volume
- Strain geser = strainangularβ
- Strain tarik
- Strain tekan
Grafik Tegangan terhadap Regangan
Kebanyakan benda adalah elastis sampai ke suatu besar gaya tertentu
disebut batas elastis.
- Benda akan kembali seperti semula jika gaya yang dikerjakan
lebih kecil daripada batas elastis.
- Benda tidak akan kembali ke semula jika gaya yang diberikan
melampaui batas elastis.
Contoh Grafik terhadap Regangan :
11
Keterangan grafik :
1. Dari O ke B, deformasi (perubahan bentuk) kawat adalah elastis
dari O ke A, berlaku Hukum Hooke dan A disebut batas Hukum
Hooke.
2. B adalah batas elastis, di atas titik itu deformasi kawat adalah
plastis.
3. C adalah titik tekuk (Yieldpoint). Di titik itu hanya memerlukan
gaya yang kecil untuk pertambahan panjang yang besar. Tegangan
paling besar yang kita berikan sebelum kawat patah disebut
tegangan maksimum (ultimatetensilestrees).
4. E adalah titik patah, jika kawat mencapai titik E maka kawat akan
patah.
2.2.3.Modulus Elastisitas(ModulusYoung)
Modulus elastisitas adalah besaran yang menggambarkan tingkat elastisitas
bahan. Modulus elastisitas disebut juga modulusYoung (diberi lambang Y)
untuk menghargai Thomas Young. yang didefinisikan sebagai perbandingan
stress dengan strain.
12
Tegangan
Grafik dari tegangan pada sumbu y dan regangan pada sumbu x menghasilkan
hubungan linier, seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut:
TanpaBeban
Slope=ModulusElastisitas
0 Beban
0 Regangan
Gambar Skematik diagram tegangan-regangan
yang menunjukkan deformasi elastik untuk siklus
beban dan tanpa beban
Modulus elastisitas disebut konstanta, dengan demikian modulus elastis (E) suatu
bahan didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan dan regangan yang
dialami bahan.
Secara matematika konsep Modulus Elastisitas dapat dituliskan sebagai berikut :
Keterangan :
E : Modulus elastis (Pa)
σ : Tegangan (N/m2
atau Pa)
e : Regangan
Satuan SI untuk tegangan (σ) adalah Nm-2
atau Pa sedang regangan (e) tidak memiliki
13
stuan, sehingga tegangan danRegangan diperoleh hubungan gaya
tarik (F) dengan modulus elastis (E) yaitu :
Contoh penggunaan konsep Modulus Elastisitas (ModulusYoung):
Kawat logam panjangnya 80 cm dan luas penampang 4 cm2
. Ujung yang
satu diikat pada atap dan ujung yang lain ditarik dengan gaya 50 N.
Ternyata panjangnya menjadi 82 cm. Tentukan:
a) regangan kawat ?
b) tegangan pada kawat ?
c) modulus elastisitas kawat ?
Penyelesaian
Diketahui :
l0 = 80 cm
l 0= 82 cm l0 = 82 - 80 = 2 cm
A = 4 cm2
= 4.10- 4
m2
F = 50 N
Jawab :
a) Regangan:
E = σ = F/A
e ΔL/L
F = E. ΔL
A L
14
e = = = 2,5.10
-2
b) Tegangan:
e = F/A
= 50/4.10-4
= 1,25.105
N/m2
c) Modulus Elastisitas:
=
= 5.10
6
N/m
2
Modulus Elastis berbagai zat
Zat Modulus Elastis E (N/m²)
Besi 100 x 10 9
Baja 200 x 10 9
Perunggu 100 x 10 9
Alumunium 70 x 10 9
Beton 20 x 10 9
Batu bara 14x 10 9
Marmer 50 x 10 9
Granit 45 x 10 9
Kayu (pinus) 10 x 10 9
Nilon 5 x 10 9
15
2.3. Hukum Hooke
“Bunyi Hukum Hooke oleh Robert Hooke”
”Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis
pegas, maka pertambahan panjang pegas
berbanding lurus (sebanding) dengan gaya
tariknya.” (1635- 1703).
Robert Hooke
2.3.1. Pengertian Hukum Hooke
Tilang Muda 15 x 10 9
16
Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam
bidang ilmu fisika yang terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pir atau
pegas.
Elastisitas adalah Kecenderungan pada suatu benda untuk berubah dalam
bentuk baik panjang, lebar maupun tingginya, tetapi massanya tetap, hal
itu disebabkan oleh gaya-gaya yang menekan atau menariknya, pada saat
gaya ditiadakan bentuk benda kembali seperti semula.
Besarnya gaya Hooke ini secara proporsional akan berbanding lurus
dengan jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya, atau lewat rumus
matematis dapat digambarkan sebagai berikut:
Tanda (-) diberikan karena arah gaya pemulih pada pegas berlawanan
dengan arah gerak pegas tersebut.
Keterangan :
F : gaya (N)
k :konstante pegas (N/m)
x : jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya (m)
Contoh Konsep Hukum Hooke :
Sebuah pegas panjangnya mula-mula 20 cm. Oleh karena pegas ditarik
dengan gaya 20 N, panjang pegas menjadi 25 cm. Tentukan konstanta
pegas !
Pembahasan :
Diketahui : Ditanyakan : K?
17
F = 20 N
xo = 20 cm = 0,2 m
x = 25 cm = 0,25 m
x = 0,25-0,2 = 0,05 m
Jawab :
(dalam perhitungan tanda (-) tidak dipakai)
k = 400 Nm-1
2.3.2. Susunan Pegas
Konstanta pegas dapat berubah nilainya, apabila pegas - pegas tersebut
disusun menjadi rangkaian. Besar konstanta total rangkaian pegas
bergantung pada jenis rangkaian pegas, yaitu rangkaian pegas seri atau
paralel.
Beberapa buah pegas dapat disusun secara susunan pegas seri dan susunan
pegas peralel.
Hukum Hooke untuk susunan Pegas
Konstanta pegas dapat berubah nilainya, apabila pegas - pegas tersebut
disusun menjadi rangkaian. Besar konstanta total rangkaian pegas
bergantung pada jenis rangkaian pegas, yaitu rangkaian pegas seri atau
paralel.Beberapa buah pegas dapat disusun secara susunan pegas seri,
susunan pegas peralel, dan susunan pegas campuran.
Susunan resistor seri, paralel, atau gabungan keduanyadapat diganti
dengan sebuah resistor yang disebut resistorpengganti.Susunan pegas
seri, paralel, atau gabungan keduanya dapat diganti dengan sebuah
pegas pengganti.
a) Susunan Pegas Seri
Gaya yang bekerja pada setiap pegas adalah sebesar F, sehingga
pegas akan mengalami pertambahan panjang sebesar dan
18
F1 = F2 = F
.Secara umum, konstanta total pegas yang disusun seri
dinyatakan dengan persamaan :
 Prinsip susunan seri beberapa buah pegas adalah sebagai berikut:
1. Gaya tarik yang dialami tiap pegas sama besar & gaya tarik
ini sama dengan gaya tarik yang dialami pegas pengganti.
Misal : Gaya tarik yang dialami per pegas adalah F1 & F2,
maka gaya tarik pada pegas pengganti adalah F.
2. Pertambahan panjang pegas pengganti seri Δx, sama dengan
total pertambahan panjang tiap – tiap pegas.
21 xxx
m
k1
k2
m
ks
19
Dua buah pegas masing-masing dengan tetapan gaya k1
& k2 yang disusun secara seri gmbr 1 dapat diganti
dengan pegas yang memiliki tetapan gaya ks, yang
memenuhi
atau
Dengan menggunakan hukum Hooke dan kedua prinsip
susunan seri, dapat menentukan hubungan antara
tetapan pegas pengganti seri ks dengan tetapan tiap-tiap
pegas (k1& k2).
Penggunaan hukum Hooke untuk pegas
Dengan memasukkan nilai Δx, Δx1, dan Δx2
dalam persamaan dapat diperoleh Δx = Δx1 + Δx2
Bagi Persamaan dengan F
Dapat dinyatakan kebalikan tetapan pegas pengganti seri
sama dengan total dari kebalikan tiap-tiap tetapan pegas.
21
111
kkks 21
21.
kk
kk
ks
2
222222
1
111111
k
F
xxkFxkF
k
F
xxkFxkF
k
F
xxkF
s
s
21
21
111
kkk
k
F
k
F
ks
F
s
....
11111
321 kkkkk is
20
 Untuk n buah pegas identik dengan tiap pegas
memiliki tetapan k, tetapan pegas pengganti seri ks
dapat dihitung dengan rumus : ks = k/n
 Khusus untuk 2 buah pegas dengan tetapan k1 dan k2
yang disusun seri, tetapan pegas pengganti seri ks
dapat dihitung dengan rumus:
Perbandingan antara susunan pegas dan susunan
resistor tampak bahwa rumus-rumus untuk pegas
seri mirip dengan rumus-rumus untuk resistor
paralel.
 Contoh penerapan konsep susunan seri pegas:
Dua buah pegas disusun seri seperti pada gambar, jika masing-
masing pegas mempunyai konstanta sebesar 400Nm-1
, dan massa
beban 5kg. Tentukan besar pertambahan panjangnya.
Pembahasan:
Diketahui :
k1 = k2 = 400 Nm-1
W = m.g = 5 kg.10 ms-2
= 50 N
21
21
kk
.kk
jumlah
kali
ks
21
Ditanyakan : x ?
Jawab :
= +
ks = 200 Nm-1
= k. x
b) Susunan Paralel Pegas
Pada saat ditarik gaya maka pemanjangan pegas sama dan gaya
yang diberikan dibagi sebanding konstantanya. Dimisalkan pegas
A dan B disusun paralel. Setelah diberi beban, pegas A bertambah
panjang x dan pegas B bertambah panjang x. Tetapan pegas A
adalah k1 dan tetapan pegas B adalah k2
Dua pegas atau lebih disusun paralel :
22
Secara matematika konsep Susunan Paralel Pegas dituliskan
sebagai berikut :
Keterangan :
kp = konstanta pegas pengganti dalam N/m
k1= konstanta pegas 1 dalam N/m
k2= konstanta pegas 2 dalam N/m
 Prinsip susunan paralel pegas adalah sebagai berikut :
1. Gaya tarik pada pegas pengganti F sama dengan total gaya
pada tiap pegas (F1 & F2).
2. Pertambahan panjang tiap pegas sama besar, dan
pertambahan panjang ini sama dengan pertambahan panjang
pegas pengganti.
F = F1 + F2
21 xxx
kp = k1 + k2 + ....
m
kpk1 k2
m
23
1 2
 Dua buah pegas masing-masing dengan tetapan gaya k1 dan
k2 yang disusun paralel (1) dapat diganti dengan sebuah
pegas yang memiliki tetapan gaya kp, yang memenuhi
kp= k1 + k2
 Dengan menggunakan hukum Hooke dan kedua prinsip
paralel susunan pegas menunujukkan bahwa :
“ Tetapan pegas pengganti paralel sama dengan total dari
tiap – tiap pegas yang disusun paralel. ”
 Contoh penerapan konsep susunan paralel pegas:
Dua buah pegas disusun paralel seperti pada gambar, jika masing
– masingpegas mempunyai konstanta sebesar 100Nm-1
dan 200
Nm-1
, digantungkan beban sehingga bertambah panjang 5cm.
Tentukan gaya beban tersebut !
24
Pembahasan :
Diketahui :
k1 = 100 Nm-1
k2 = 200 Nm-1
x = 5.10-2
m
Ditanyakan : m ?
Jawab :
kp = k1 + k2
= 100Nm-1
+ 200Nm-1
= 300Nm-1
F = k.x = 300Nm-1
.5.10-2
m
F = 15N
c) Susunan Campuran
Susunan campuran adalah bila susunan pegas terdiri dari gabungan
susunan seri dan paralel maka harus ditentukan dahulu bagian
yang digabung terlebih dahulu. jika diibaratkan aliran sungai maka
bagian cabang yang terumitlah yang digabung terlebih dahulu,
25
baru kemudian hasil gabungan tersebut digabung dengan bagian
yang lain....intinya penggabungan secara seri dan paralel
mempunyai rumus yang berbeda sehingga tidak mungkin
dikerjakan bersama-sama, di dalam rangkaian paralel bisa jadi ada
bagian yang harus diseri terlebih dahulu dan sebaliknya dalam
rangkaian seri bisa jadi ada bagian yang harus diparalel terlebih
dahulu, seperti contoh di bawah ini :
Gambar Susunan Campuran Pegas
2.3.3. Kekuatan Bahan
Setiap benda mempunyai batas elastisitas. Jika tegangan atau gaya yang
diberikan pada benda melebihi batas elastisitas, benda akan mengalami
keretakan atau patah.
26
Perhatikan gambar di atas. Gambar tersebut menunjukkan grifik yang khas
dari pertambahan panjang terhadap gaya yang diberikan. Sampai satu titik
yang disebut batas proporsional, persamaan dari Hukum Hookemerupakan
pendekatan yang baik untuk materi secara umum dan kurvanya merupakan
garis lurus.
Setelah melalui batas proporsional, grafik menyimpang dari garis lurus dan
tidak ada satu hubungan sederhana antara F dan . Meskipun demikian,
sampai suatu titik yang lebih jauh sepanjang kurva yang disebut batas
elastik, benda akan kembali ke panjangnya semula jika gaya dilepaskan.
Daerah dari titik awal ke batas elastik disebut daerah plastik. Pada daerah
ini, benda tidak akan kembali ke panjang awalnya ketika gaya eksternal (luar)
dilepaskan, tetapi tetap berubah bentuk secara permanen (seperti
melengkungnya klip kertas). Perpanjangan maksimum dicapai pada titik
patah. Gaya maksimum yang dapat diberikan tanpa benda tersebut patah
disebut kekuatan ultimatdari materi tersebut (yaitu, gaya per satuan luas).
Pada setiap benda mempunyai kekuatan maksimum atau batas elastik
tertentu. Adapun kekuatan maksimum bahan (gaya/luas) dapat dilihat pada
tabel berikut :
27
No Bahan
Kekuatan
Tarik
(N/m2
)
Kekuatan
Tekan
(N/m2
)
Kekuatan
Geser
(N/m2
)
1 Besi, gips 170 x 106
550 x 106
170 x 106
2 Baja 500 x 106
500 x 106
250 x 106
3 Kuningan 250 x 106
250 x 106
200 x 106
4 Aluminium 200 x 106
200 x 106
200 x 106
5 Beton 2 x 106
20 x 106
2 x 106
6 Batu Bata 35 x 106
7 Marmer 80 x 106
8 Granit 170 x 106
9 Nilon 500 x 106
10 Tulang (tungkai) 130 x 106
170 x 106
11 Kayu Pinus, urat kayu sejajar 40 x 106
35 x 106
5 x 106
12 Kayu Pinus, urat kayu tegak lurus 10 x 106
Dari tersebut, bahan yang terbuatdari beton cukup kuat dibawah tekanan,
tetapi sangat lemah terhadap tarikan. Akibatnya, beton dapat dimanfaatkan
untuk tiang vertikal yang tertekan tetapi kurang bermanfaat untuk balok
karena tidak dapat menahan gaya tarik yang muncul. Dalam sebuah kontruksi
28
beton bertulang, sebuah balok melengkung ke bawah. Kelengkungan tersebut
dapat terjadi karena beratnya sendiri. Balok, dengan demikian berubah bentuk
sehinnga bagian atas tertekan dan bagian bawah mengalami tarikan
(perpanjangan).
Beton bertulang, dimana batang – batang besi ditanamkan dalam beton akan
lebih kuat. Tetapi beton di bawah balok yang diberi beban cenderung akan
retak karena kelemahannya jika mengalami tarikan. Masalah ini diselesaikan
dengan beton pratekan (beton yang mengandung batang – batang besi atau
rangkaian kawat) tetapi selama penuangan beton, besi atau kawat tersebut
diberi tarikan. Setelah beton kering, tarikan pada besi dilepaskan sehingga
mendapatkan beton di bawah tekanan. Besar tegangan tekan ditentukan
sebelumnya dengan hati – hati sehingga ketika beban – beban yang telah
dirancang diberikan ke balok. Dengan demikian, kontruksi beton bertulang
tersebut memperkecil tekanan pada sisi bawah tetapi tidak pernah
menyebabkan beton tertarik. Hal tersebut adalah merupakan contoh
penerapan sifat mekanik bahan.
.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Tegangan (stres) adalah reaksi yang timbul diseluruh bagian spesimen dalam
rangka menahan beban yang diberikan. Regangan atau tarik adalah hasil bagi
29
antara pertambahan panjang (ΔL) dengan panjang awalnya (L). Modulus
elastisitas adalah besaran yang menggambarkan tingkat elastisitas bahan.
Sifat elastisitas pegas ini juga dipelajari oleh Robert Hooke. Hukum Hooke
untuk susunan pegas menjelaskan bahwakonstanta pegas dapat berubah nilainya,
apabila pegas - pegas tersebut disusun menjadi rangkaian. Besar konstanta total
rangkaian pegas bergantung pada jenis rangkaian pegas, yaitu rangkaian pegas
seri atau paralel. Beberapa buah pegas dapat disusun secara susunan pegas seri,
susunan pegas peralel, dan susunan pegas campuran.
DAFTAR PUSTAKA
Http: //anan-dk.blogspot.com/2010/02/macam-macam-tegangan.html
Http://id.wikipedia.org/wiki/Gerak_harmonik_sederhana
Http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Hooke
30
Http://mediabelajaronline.blogspot.com/2010/10/elastisitas-dan-modulus-young.html
Http://www.e-dukasi.net/
Www. Wikipedia. Com
http://www.slideshare.net/NurlitaYuliandari/xi-tkj-nurlita-yuliandari-sifat-mekanik-
bahan?from_search

More Related Content

What's hot

Bab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarikBab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarikkaatteell
 
Soal fisika rani suryani
Soal fisika rani suryaniSoal fisika rani suryani
Soal fisika rani suryaniDio Altha
 
Materi Kuliah Fisika teknik I : Gerak menggelinding
Materi Kuliah Fisika teknik I : Gerak  menggelindingMateri Kuliah Fisika teknik I : Gerak  menggelinding
Materi Kuliah Fisika teknik I : Gerak menggelindingMario Yuven
 
Bab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesBab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesRumah Belajar
 
Mekanika Bahan jilid 1.pdf
Mekanika Bahan jilid 1.pdfMekanika Bahan jilid 1.pdf
Mekanika Bahan jilid 1.pdfBkkKramat
 
[10] shear force diagram & bending moment diagram
[10] shear force diagram & bending moment diagram[10] shear force diagram & bending moment diagram
[10] shear force diagram & bending moment diagramSyahrir Qoim
 
Laporan tugas pemilihan material selection
Laporan tugas pemilihan material selectionLaporan tugas pemilihan material selection
Laporan tugas pemilihan material selectionAlbertus Rianto
 
Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Abrianto Akuan
 
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)Abrianto Akuan
 
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]Dionisius Kristanto
 
Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar
Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda TegarDinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar
Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda TegarRizka A. Hutami
 
Modul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASAR
Modul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASARModul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASAR
Modul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASARMOSES HADUN
 
Intip sekilas proses pembuatan rantai sepeda di pabrik
Intip sekilas proses pembuatan rantai sepeda di pabrikIntip sekilas proses pembuatan rantai sepeda di pabrik
Intip sekilas proses pembuatan rantai sepeda di pabrikZul Abidin
 

What's hot (20)

Bab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarikBab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarik
 
Elemen mesin 1
Elemen mesin 1Elemen mesin 1
Elemen mesin 1
 
Analisa pada bangunan gedung bertingakat
Analisa pada bangunan gedung bertingakatAnalisa pada bangunan gedung bertingakat
Analisa pada bangunan gedung bertingakat
 
Soal fisika rani suryani
Soal fisika rani suryaniSoal fisika rani suryani
Soal fisika rani suryani
 
praktikum
praktikumpraktikum
praktikum
 
Rumus hardness test
Rumus hardness testRumus hardness test
Rumus hardness test
 
BAB II USAHA DAN ENERGI
BAB II USAHA DAN ENERGIBAB II USAHA DAN ENERGI
BAB II USAHA DAN ENERGI
 
pengujian lentur
pengujian lenturpengujian lentur
pengujian lentur
 
Materi Kuliah Fisika teknik I : Gerak menggelinding
Materi Kuliah Fisika teknik I : Gerak  menggelindingMateri Kuliah Fisika teknik I : Gerak  menggelinding
Materi Kuliah Fisika teknik I : Gerak menggelinding
 
Bab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesBab 02 material dan proses
Bab 02 material dan proses
 
Mekanika Bahan jilid 1.pdf
Mekanika Bahan jilid 1.pdfMekanika Bahan jilid 1.pdf
Mekanika Bahan jilid 1.pdf
 
[10] shear force diagram & bending moment diagram
[10] shear force diagram & bending moment diagram[10] shear force diagram & bending moment diagram
[10] shear force diagram & bending moment diagram
 
Laporan tugas pemilihan material selection
Laporan tugas pemilihan material selectionLaporan tugas pemilihan material selection
Laporan tugas pemilihan material selection
 
Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)
 
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
 
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]
 
Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar
Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda TegarDinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar
Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar
 
Modul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASAR
Modul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASARModul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASAR
Modul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASAR
 
Intip sekilas proses pembuatan rantai sepeda di pabrik
Intip sekilas proses pembuatan rantai sepeda di pabrikIntip sekilas proses pembuatan rantai sepeda di pabrik
Intip sekilas proses pembuatan rantai sepeda di pabrik
 
Tugas pengujian material
Tugas pengujian materialTugas pengujian material
Tugas pengujian material
 

Viewers also liked

Fisika Kelas X: Sifat Mekanik Bahan
Fisika Kelas X: Sifat Mekanik BahanFisika Kelas X: Sifat Mekanik Bahan
Fisika Kelas X: Sifat Mekanik Bahan1000 guru
 
Xi tkj nurlita yuliandari sifat mekanik bahan
Xi tkj nurlita yuliandari sifat mekanik bahanXi tkj nurlita yuliandari sifat mekanik bahan
Xi tkj nurlita yuliandari sifat mekanik bahanNurlita Yuliandari
 
Konsep mekanik bahan dalam kehidupan sehiri hari
Konsep mekanik bahan dalam kehidupan sehiri hariKonsep mekanik bahan dalam kehidupan sehiri hari
Konsep mekanik bahan dalam kehidupan sehiri hariFemby Reno
 
Soal uas statika dan mekanika bahan 2014
Soal uas statika dan mekanika bahan   2014Soal uas statika dan mekanika bahan   2014
Soal uas statika dan mekanika bahan 2014Rizky Faisal
 
Materi RIngkas Fisika - Elastisitas bahan
Materi RIngkas Fisika - Elastisitas bahanMateri RIngkas Fisika - Elastisitas bahan
Materi RIngkas Fisika - Elastisitas bahanAlfian Isnan
 
Laporan Modulus Puntir (M4)
Laporan Modulus Puntir (M4)Laporan Modulus Puntir (M4)
Laporan Modulus Puntir (M4)GGM Spektafest
 
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...eli priyatna laidan
 
38368006 materi-pengetahuan-bahan-i
38368006 materi-pengetahuan-bahan-i38368006 materi-pengetahuan-bahan-i
38368006 materi-pengetahuan-bahan-ishanchan29
 
Bab 04 tegangan regangan defleksi
Bab 04 tegangan regangan defleksiBab 04 tegangan regangan defleksi
Bab 04 tegangan regangan defleksiRumah Belajar
 
Bab 4 sifat mekanik zat
Bab 4 sifat mekanik zatBab 4 sifat mekanik zat
Bab 4 sifat mekanik zatEko Supriyadi
 
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGANMEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGANHettyk Sari
 
Laporan praktikum fisika elastisitas dan hukum hooke
Laporan praktikum fisika elastisitas dan hukum hookeLaporan praktikum fisika elastisitas dan hukum hooke
Laporan praktikum fisika elastisitas dan hukum hookeAdinda Khairunnisa
 
Kartu soal uas x fisika 2012 2013
Kartu soal uas x fisika 2012 2013Kartu soal uas x fisika 2012 2013
Kartu soal uas x fisika 2012 2013Lalu Gede Sudarman
 
Tips dan Trik Windows
Tips dan Trik WindowsTips dan Trik Windows
Tips dan Trik Windowsblanktrop
 
Tutorial microsoft word
Tutorial microsoft wordTutorial microsoft word
Tutorial microsoft wordBais Wong
 

Viewers also liked (20)

Fisika Kelas X: Sifat Mekanik Bahan
Fisika Kelas X: Sifat Mekanik BahanFisika Kelas X: Sifat Mekanik Bahan
Fisika Kelas X: Sifat Mekanik Bahan
 
Rpp (sifat mekanik bahan)
Rpp (sifat mekanik bahan)Rpp (sifat mekanik bahan)
Rpp (sifat mekanik bahan)
 
Xi tkj nurlita yuliandari sifat mekanik bahan
Xi tkj nurlita yuliandari sifat mekanik bahanXi tkj nurlita yuliandari sifat mekanik bahan
Xi tkj nurlita yuliandari sifat mekanik bahan
 
Konsep mekanik bahan dalam kehidupan sehiri hari
Konsep mekanik bahan dalam kehidupan sehiri hariKonsep mekanik bahan dalam kehidupan sehiri hari
Konsep mekanik bahan dalam kehidupan sehiri hari
 
Soal uas statika dan mekanika bahan 2014
Soal uas statika dan mekanika bahan   2014Soal uas statika dan mekanika bahan   2014
Soal uas statika dan mekanika bahan 2014
 
Fis 11-sifat-mekanik-zat
Fis 11-sifat-mekanik-zatFis 11-sifat-mekanik-zat
Fis 11-sifat-mekanik-zat
 
Materi RIngkas Fisika - Elastisitas bahan
Materi RIngkas Fisika - Elastisitas bahanMateri RIngkas Fisika - Elastisitas bahan
Materi RIngkas Fisika - Elastisitas bahan
 
Laporan Modulus Puntir (M4)
Laporan Modulus Puntir (M4)Laporan Modulus Puntir (M4)
Laporan Modulus Puntir (M4)
 
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...
 
Endarko dkk
Endarko dkkEndarko dkk
Endarko dkk
 
38368006 materi-pengetahuan-bahan-i
38368006 materi-pengetahuan-bahan-i38368006 materi-pengetahuan-bahan-i
38368006 materi-pengetahuan-bahan-i
 
Bab 04 tegangan regangan defleksi
Bab 04 tegangan regangan defleksiBab 04 tegangan regangan defleksi
Bab 04 tegangan regangan defleksi
 
Bab 4 sifat mekanik zat
Bab 4 sifat mekanik zatBab 4 sifat mekanik zat
Bab 4 sifat mekanik zat
 
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGANMEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
 
Laporan praktikum fisika elastisitas dan hukum hooke
Laporan praktikum fisika elastisitas dan hukum hookeLaporan praktikum fisika elastisitas dan hukum hooke
Laporan praktikum fisika elastisitas dan hukum hooke
 
Kartu soal uas x fisika 2012 2013
Kartu soal uas x fisika 2012 2013Kartu soal uas x fisika 2012 2013
Kartu soal uas x fisika 2012 2013
 
Tips dan Trik Windows
Tips dan Trik WindowsTips dan Trik Windows
Tips dan Trik Windows
 
Tua Excel
Tua ExcelTua Excel
Tua Excel
 
Tutorial microsoft word
Tutorial microsoft wordTutorial microsoft word
Tutorial microsoft word
 
Excel basic
Excel basicExcel basic
Excel basic
 

Similar to SIFAT MEKANIK

[Material elektroteknik] buku
[Material elektroteknik] buku[Material elektroteknik] buku
[Material elektroteknik] bukuHastih Leo
 
analisis tujuan mata pelajaran fisika oke
analisis tujuan mata pelajaran fisika okeanalisis tujuan mata pelajaran fisika oke
analisis tujuan mata pelajaran fisika okeSmanten Smanten
 
3. ATP KIMIA FASE E.docx
3. ATP KIMIA FASE E.docx3. ATP KIMIA FASE E.docx
3. ATP KIMIA FASE E.docxyussy2
 
Rpp smp pertemuan 2 materi suhu kalor
Rpp smp pertemuan 2 materi suhu kalorRpp smp pertemuan 2 materi suhu kalor
Rpp smp pertemuan 2 materi suhu kalorAjeng Rizki Rahmawati
 
1. LK-ANALISIS CP-IPA IKM 2022.docx
1. LK-ANALISIS CP-IPA IKM 2022.docx1. LK-ANALISIS CP-IPA IKM 2022.docx
1. LK-ANALISIS CP-IPA IKM 2022.docxEnniRakhmawatiSpd
 
Analisis konteks 01_03_standarkelulusan(lampiran)
Analisis konteks 01_03_standarkelulusan(lampiran)Analisis konteks 01_03_standarkelulusan(lampiran)
Analisis konteks 01_03_standarkelulusan(lampiran)Dian Solekng
 
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...eli priyatna laidan
 
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...eli priyatna laidan
 
Materi kuliah fisika teknik I : fisika dasar
Materi kuliah fisika teknik I : fisika dasarMateri kuliah fisika teknik I : fisika dasar
Materi kuliah fisika teknik I : fisika dasarMario Yuven
 
panduan Hukum newton
panduan Hukum newtonpanduan Hukum newton
panduan Hukum newtonkemenag
 
Makalah Perkembangan Fisika Modern
Makalah Perkembangan Fisika Modern Makalah Perkembangan Fisika Modern
Makalah Perkembangan Fisika Modern Muhammad Sudarbi
 

Similar to SIFAT MEKANIK (20)

Bab i (baru)
Bab i (baru)Bab i (baru)
Bab i (baru)
 
[Material elektroteknik] buku
[Material elektroteknik] buku[Material elektroteknik] buku
[Material elektroteknik] buku
 
analisis tujuan mata pelajaran fisika oke
analisis tujuan mata pelajaran fisika okeanalisis tujuan mata pelajaran fisika oke
analisis tujuan mata pelajaran fisika oke
 
Sk kd sma
Sk kd smaSk kd sma
Sk kd sma
 
Modul kimia x bab 1
Modul kimia x bab 1Modul kimia x bab 1
Modul kimia x bab 1
 
3. ATP KIMIA FASE E.docx
3. ATP KIMIA FASE E.docx3. ATP KIMIA FASE E.docx
3. ATP KIMIA FASE E.docx
 
Rpp smp pertemuan 2 materi suhu kalor
Rpp smp pertemuan 2 materi suhu kalorRpp smp pertemuan 2 materi suhu kalor
Rpp smp pertemuan 2 materi suhu kalor
 
[6] prota ipa
[6] prota ipa[6] prota ipa
[6] prota ipa
 
52. fisika-sma
52. fisika-sma52. fisika-sma
52. fisika-sma
 
1. LK-ANALISIS CP-IPA IKM 2022.docx
1. LK-ANALISIS CP-IPA IKM 2022.docx1. LK-ANALISIS CP-IPA IKM 2022.docx
1. LK-ANALISIS CP-IPA IKM 2022.docx
 
Analisis konteks 01_03_standarkelulusan(lampiran)
Analisis konteks 01_03_standarkelulusan(lampiran)Analisis konteks 01_03_standarkelulusan(lampiran)
Analisis konteks 01_03_standarkelulusan(lampiran)
 
Modul 2 impuls_blended
Modul 2 impuls_blendedModul 2 impuls_blended
Modul 2 impuls_blended
 
Elastisitas
ElastisitasElastisitas
Elastisitas
 
Pengenalanilmukimia
PengenalanilmukimiaPengenalanilmukimia
Pengenalanilmukimia
 
Sk kd
Sk kdSk kd
Sk kd
 
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...
 
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...
 
Materi kuliah fisika teknik I : fisika dasar
Materi kuliah fisika teknik I : fisika dasarMateri kuliah fisika teknik I : fisika dasar
Materi kuliah fisika teknik I : fisika dasar
 
panduan Hukum newton
panduan Hukum newtonpanduan Hukum newton
panduan Hukum newton
 
Makalah Perkembangan Fisika Modern
Makalah Perkembangan Fisika Modern Makalah Perkembangan Fisika Modern
Makalah Perkembangan Fisika Modern
 

SIFAT MEKANIK

  • 1. 0 TUGAS REMIDI FISIKA APLIKASI KONSEP SIFAT MEKANIK BAHAN KEHIDUPAN SEHARI-HARI Nama :FEMBI RENO N. No :20 Kelas :X TKJ2 Bahan–bahanterdapat di sekitarkitadantelahmenjadibagiandarikebudayaandanpolaberfikirmanusia. Bahantelahmenyatudenganperadabanmanusia, sehinggamanusiamengenalperadaban, yaituzamanbatu, zamanperunggudanzamanbesi. Bahandiambildarialamdandiprosesmenjadibentuktertentu, seperticangkul, pisau, dan lain-lain untukmembantukehidupanmanusia. Bahan– bahaninimemangtelahmenyatudengankehidupanmanusiadantidaksajamerupakanbagian gayahidupmelainkanturutmemegangperanpentingdalamkesejahteraandankeselamatanb angsa.
  • 2. 1 KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa dan nabi junjunan kita Nabi Muhammad S. A. W, karena atas perkenaan-Nyalah saya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini hingga selesai. Makalah ini berisi tentang “ Sifat Mekanik Bahan ” yaitu mengenai Elastisitas Bahan (Stres, Strain, dan ModulusYoung atau Modulus Elastisitas) dan Hukum Hooke (Pengertian Hukum Hooke, Susunan Pegas, dan Kekuatan Bahan). Sebaik apapun makalah saya ini pasti ada kekurangan serta kesalahan. Oleh karena itu, saya harapkan kritik dan saran dari para guru dan teman – teman untuk menyempurnakan makalah ini lebih lanjut. Akhir kata saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya untuk menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini, dapat bermanfaat umumnya bagi guru pembaca dan teman – teman yang lainnya dan khusunya bagi diri saya sendiri dan juga mudah – mudahan dengan makalah ini kita dapat memahami lebih jelas mengenai pelajaran Fisika. Denpasar, Agustus 2013
  • 3. 2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..............................................................1 DAFTAR ISI ..............................................................2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah .............................................................. 3 1.2.Manfaat ..............................................................3 1.3.Tujuan ..............................................................4 1.4.Sistematika Makalah ..............................................................4 BAB II PEMBAHASAN 2.1.Sifat Mekanik Bahan ..............................................................5 2.2.Elastisitas Bahan ..............................................................5 2.2.1. Stres (Tegangan) ..............................................................6 2.2.2. Strain (Regangan) ..............................................................9 2.2.3. Modulus Elastisitas .............................................................. 11 2.3.Hukum Hooke .............................................................. 14 2.3.1. Pengertian Hukum Hooke .............................................................. 15 2.3.2. Susunan Pegas .............................................................. 17 2.3.3. Kekuatan Bahan. .............................................................. 25 BAB III PENUTUP 3.1.Kesimpulan .............................................................. 28 DAFTAR PUSTAKA ..............................................................29
  • 4. 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Energi dan bahan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pengetahuan bahan terus berkembang seiring dengan berkembangnya peradaban manusia. Berbagai macam bahan telah ditemukan, dikembangkan, dan dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi. Penemuan bahan – bahan tertentu, seperti logam misalnya, telah ikut mewarnai peradaban manusia di dalam kurun waktu tertentu. Tidak aneh jika nama suatu zaman atau periode waktu tertentu dikaitkan dengan nama bahan, seperti misalnya zaman batu, zaman perunggu, zaman besi, dan seterusnya. Pengetahuan dan keterampilan manusia untuk memanfaatkan bahan tertentu telah membuka peluang berkembangnya desain, proses-proses atau produk-produk tertentu yang sebelumnya belum pernah ada. Pengembangan proses-proses dan produk-produk baru telah mendorong berkembangnya ilmu dan teknologi bahan untuk memenuhi kebutuhan desain. Ilmu dan teknologi bahan adalah bagian tak terpisahkan dari disain rekayasa. Disain adalah esensi dari rekayasa atau engineering karena rekayasa pada prinsipnya adalah aplikasi matematika dan ilmu-ilmu pengetahuan alam untuk memecahkan masalah-masalah nyata di dalam kehidupan manusia di dalam rangka meningkatkan kesejahteraan manusia. Oleh karena itu, pengetahuan bahan sangat penting bagi setiap disiplin ilmu rekayasa. 1.2. Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah : Memenuhi salah satu tugas dari guru mata pelajaran Fisika Mengetahui lebih jelas megenai Sifat Mekanik Bahan Mengetahui lebih jelas mengenai materi Elastisitas Bahan  Mengetahui lebih jelas mengenai Stres (Tegangan)  Mengetahui lebih jelas mengenai Strain (Regangan) Mengetahui lebih jelas mengenai materi Hukum Hooke  Mengetahui lebih jelas mengenai Pengertian Hukum Hooke  Mengetahui lebih jelas mengenai Susunan Pegas  Mengetahui lebih jelas mengenai Kekuatan Bahan
  • 5. 4 1.3. Manfaat Adapun manfaat dari penelitian tersebut, antara lain : Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Elastisitas Bahan (Stres, Strain dan Modulus Elastisitas) Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Hukum Hooke (Pengertian Hukum Hooke, Susunan Pegas dan Kekuatan Bahan) Menginformasikan kepada orang lain dari makalah yang telah dibuat, agar orang lain dapat menambah pengetahuannya 1.4. Sistematika Makalah Makalah fisika bahan dengan judul “SIFAT MEKANIK BAHAN” ini terdiri dari tiga bab. Makalah secara garis besar berisi tentang elastisitas bahan dan hukum hooke, untuk lebih jelasnya maka susunan laporan adalah sebagai berikut. Bab I pendahuluan yang di dalamnya berisi tentang latar belakang, tujuan, manfaat, dan sistematika laporan. Bab II pembahasan, merupakan penjelasan dan ulasan secara jelas tentang sifat mekanik bahan, elastisitas bahan yang di dalamnya terdapat penjelasan mengenai stres (tegangan), strain (regangan), dan modulus elastisitas (modulusyoung).Selain itu di dalam bab II juga menjelaskan mengenai hukum hooke yang di dalamnya menjelaskan mengenai pengertian hukum hooke, susunan pegas, dan kekuatan bahan. Bab III penutup, dalam bab ini terdapat kesimpulan dari seluruh meteri yang ada dalam makalah ini dan juga terdapat kritik dan saran dalam pembuatan makalah ini.
  • 6. 5 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Sifat Mekanik Bahan Bahan merupakan bagian dari alam semesta, akan tetapi secara lebih rinci bahan adalah bendadengan sifat-sifatnya yang khas dimanfaatkan dalam bangunan, mesin,peralatan atau produk. Termasuk di dalamnya, logam, keramik, polimer (plastik), serat, gelas, kayu, batu, pasir, dan lain - lain. Produksi dan pemrosesan bahan-bahan tersebut menjadi barang jadi memberikan kesempatan kerja bagi kira-kira 12% dari seluruh angkatan kerja di Indonesia. Bahan-bahan yang digunakan manusia mengikuti siklus bahan mulai dari ekstraksi, pembuatan sampai pelapukan. Oleh karena itu, siklus bahan adalah suatu sistem yang menggiatkan sumber daya alam dengan kebutuhan manusia. Secara keseluruhan, bahan-bahan merupakan jaringan yang mengikat bangsa-bangsa dan tata ekonomi di dunia satu sama lainnya, demikian pula mengikat manusia dengan alam semesta. Secara singkat, Ilmu dan teknologi bahan meliputipengembangan dan penerapan pengetahuan mengenai hubunganantara komposisi, struktur dan pemerosesan bahan dengan sifat-sifatdan pemakaiannya. Ilmu dan teknologi bahan adalah suatu pita ilmu pengetahuan yang melintang dari ilmu dan penelitian dasar (sebelah kiri) sampai pada kebutuhan dan pengalaman masyarakat (disebelah kanan). Aliran pengetahuan ilmiah dalam satu arah dan informasi empiris dalam arah yang berlawanan berbaur dan mendukung perkembangan ilmu dan teknologi bahan. 2.2. Elastisitas Bahan Sifat elastis atau elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan benda itu dihilangkan (dibebaskan). Pegas dan karet adalah contoh dari elastisitas. Sedangkan tanah liat, adonan kue, tepung dan lilin mainan adalah benda yang tidak bisakembali ke bentuk awal sehingga disebut benda tidak elastis atau benda plastis.
  • 7. 6 2.2.1.Stres (Tegangan) Tegangan adalah reaksi yang timbul diseluruh bagian spesimen dalam rangka menahan beban yang diberikan. Bila penampangnya kecil itu dijumlah hingga mencapai penampang spesimen, maka jumlah gaya per satuan luas yang muncul didalam bahan itu harus menjadi sama dengan beban yang diluar. Satuan gaya yang digunakan dalam penjabaran tegangan adalah satuan gaya dibagi dengan satuan luas. Pada satuan SI, gaya diukur dalam Newton (N) dan luas diukur dengan satuan Meter Kuadrat (m2 ). Biasanya 1 N/m2 dikenal sebagi 1 Pascal (Pa). Secara matematika konsep Tegangan (Stress) dituliskan : Tegangan : atau Keterangan: Contoh penggunaan konsep Tegangan (Stress): Sebuah kawat yang panjangnya 2m dan luas penampang 5mm2 ditarik gaya 10N. Tentukan besartegangan yang terjadi pada kawat ! Pembahasan: Diketahui : Ditanyakan : ? A = 5mm2 = 5.10-4 m2 F = 10N Jawab : = = = 2.104 Nm-2
  • 8. 7 Macam – macam Tegangan (Stres)  Ditinjau dari arah gaya dalam yang terjadi, tegangan diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu: a. Tegangan Normal: Tegangan yang terjadi karena pengaruh dari gaya normal. b. Tegangan Tangensial: Tegangan yang terjdai karena pengaruh gaya tangensial.  Sedangkan menurut jenis pembebananyang diberikan, tegangan diklasifikasikan menjadi : a. Tegangan Tarik (TensileStress) b. Tegangan Geser (ShearStress) Rumus: Keterangan : : Tegangan Geser (N/m2) V: Gaya Geser (N) A: Luas (m2) c. Tegangan Tekan (CompressiveStress) d. Tegangan Puntir Rumus: Keterangan: Mt: Momen Puntir (torsi) Wp: Momen Tahanan Polar (pada puntir) e. Tegangan Lengkung/Bengkok Rumus: F=R a + R b
  • 9. 8 Keterangan: Mb : Momen Lengkung Wb : Momen Tahanan Lengkung Pengujian Tegangan Salah satu cara yang umum dilakukan dalam pengujian sifat mekanik tegangan-regangan adalah unjuk kerja bahan karena pengaruh tegangan. Suatu bahan (sampel) yang mengalami deformasi dengan beban tegangan bertambah secara perlahan-lahan (kontinu) sepanjang arah tunggal sumbu sampel akan mengalami tegangan-regangan. Bentuk sampel standar untuk pengujian tegangan reganagn ditunjukkan pada gambar berikut : Gambar :Sampel tegangan standard dengan Tampang lintang melingkar Secara normal tampang lintangnya berbentuk lingkaran dan sumbu sampel saling tegak lurus. Ukuran standar sampel tergantung merk alat yang dipakai, namun umumnya tidak jauh berbeda. Diameter standar 12,7 mm, panjang Gauge digunakan untuk menentukan keuletan dengan panjang standar 50 mm. Hasil pengujian tegangan-regangan dicatat pada kertas grafik. Sumbu tegak (vertikal) menyatakan nilai tegangan dan sumbu mendatar (horisontal) menyatakan nilai regangan. Contoh gambar alat uji tegangan tarik dan grafik hasil uji tarik, yaitu sebagai berikut:
  • 10. 9 Gambar alat uji tegangan tarik Gambar grafik hasil uji tarik 2.2.2.Strain (Regangan) Regangan atau tarik adalah hasil bagi antara pertambahan panjang(ΔL) dengan panjang awalnya(L). Regangan atau tarik dinotasikan dengan (e) danregangan tidak memiliki satuan atau dimensi karena pertambahan panjang ΔL dan L adalah sama. Secara matematika konsep Regangan (Strain) dituliskan sebagai berikut : Regangan atau Keterangan : Contoh penggunaan konsep Regangan (Strain): Sebuah kawat panjangnya 100 cm ditarik dengan gaya 12N, sehingga panjang kawat menjadi 112 cm. Tentukan regangan yang dihasilkan kawat ! Pembahasan: Diketahui : Ditanyakan : e ? Lo = 100 cm L = 112 cm L = 112 cm - 100 cm = 12cm
  • 11. 10 Jawab : e = = e = 0,12 Macam – macam Regangan (Strain) - Strain linier - Strain volume - Strain geser = strainangularβ - Strain tarik - Strain tekan Grafik Tegangan terhadap Regangan Kebanyakan benda adalah elastis sampai ke suatu besar gaya tertentu disebut batas elastis. - Benda akan kembali seperti semula jika gaya yang dikerjakan lebih kecil daripada batas elastis. - Benda tidak akan kembali ke semula jika gaya yang diberikan melampaui batas elastis. Contoh Grafik terhadap Regangan :
  • 12. 11 Keterangan grafik : 1. Dari O ke B, deformasi (perubahan bentuk) kawat adalah elastis dari O ke A, berlaku Hukum Hooke dan A disebut batas Hukum Hooke. 2. B adalah batas elastis, di atas titik itu deformasi kawat adalah plastis. 3. C adalah titik tekuk (Yieldpoint). Di titik itu hanya memerlukan gaya yang kecil untuk pertambahan panjang yang besar. Tegangan paling besar yang kita berikan sebelum kawat patah disebut tegangan maksimum (ultimatetensilestrees). 4. E adalah titik patah, jika kawat mencapai titik E maka kawat akan patah. 2.2.3.Modulus Elastisitas(ModulusYoung) Modulus elastisitas adalah besaran yang menggambarkan tingkat elastisitas bahan. Modulus elastisitas disebut juga modulusYoung (diberi lambang Y) untuk menghargai Thomas Young. yang didefinisikan sebagai perbandingan stress dengan strain.
  • 13. 12 Tegangan Grafik dari tegangan pada sumbu y dan regangan pada sumbu x menghasilkan hubungan linier, seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut: TanpaBeban Slope=ModulusElastisitas 0 Beban 0 Regangan Gambar Skematik diagram tegangan-regangan yang menunjukkan deformasi elastik untuk siklus beban dan tanpa beban Modulus elastisitas disebut konstanta, dengan demikian modulus elastis (E) suatu bahan didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan dan regangan yang dialami bahan. Secara matematika konsep Modulus Elastisitas dapat dituliskan sebagai berikut : Keterangan : E : Modulus elastis (Pa) σ : Tegangan (N/m2 atau Pa) e : Regangan Satuan SI untuk tegangan (σ) adalah Nm-2 atau Pa sedang regangan (e) tidak memiliki
  • 14. 13 stuan, sehingga tegangan danRegangan diperoleh hubungan gaya tarik (F) dengan modulus elastis (E) yaitu : Contoh penggunaan konsep Modulus Elastisitas (ModulusYoung): Kawat logam panjangnya 80 cm dan luas penampang 4 cm2 . Ujung yang satu diikat pada atap dan ujung yang lain ditarik dengan gaya 50 N. Ternyata panjangnya menjadi 82 cm. Tentukan: a) regangan kawat ? b) tegangan pada kawat ? c) modulus elastisitas kawat ? Penyelesaian Diketahui : l0 = 80 cm l 0= 82 cm l0 = 82 - 80 = 2 cm A = 4 cm2 = 4.10- 4 m2 F = 50 N Jawab : a) Regangan: E = σ = F/A e ΔL/L F = E. ΔL A L
  • 15. 14 e = = = 2,5.10 -2 b) Tegangan: e = F/A = 50/4.10-4 = 1,25.105 N/m2 c) Modulus Elastisitas: = = 5.10 6 N/m 2 Modulus Elastis berbagai zat Zat Modulus Elastis E (N/m²) Besi 100 x 10 9 Baja 200 x 10 9 Perunggu 100 x 10 9 Alumunium 70 x 10 9 Beton 20 x 10 9 Batu bara 14x 10 9 Marmer 50 x 10 9 Granit 45 x 10 9 Kayu (pinus) 10 x 10 9 Nilon 5 x 10 9
  • 16. 15 2.3. Hukum Hooke “Bunyi Hukum Hooke oleh Robert Hooke” ”Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas, maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus (sebanding) dengan gaya tariknya.” (1635- 1703). Robert Hooke 2.3.1. Pengertian Hukum Hooke Tilang Muda 15 x 10 9
  • 17. 16 Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam bidang ilmu fisika yang terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pir atau pegas. Elastisitas adalah Kecenderungan pada suatu benda untuk berubah dalam bentuk baik panjang, lebar maupun tingginya, tetapi massanya tetap, hal itu disebabkan oleh gaya-gaya yang menekan atau menariknya, pada saat gaya ditiadakan bentuk benda kembali seperti semula. Besarnya gaya Hooke ini secara proporsional akan berbanding lurus dengan jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya, atau lewat rumus matematis dapat digambarkan sebagai berikut: Tanda (-) diberikan karena arah gaya pemulih pada pegas berlawanan dengan arah gerak pegas tersebut. Keterangan : F : gaya (N) k :konstante pegas (N/m) x : jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya (m) Contoh Konsep Hukum Hooke : Sebuah pegas panjangnya mula-mula 20 cm. Oleh karena pegas ditarik dengan gaya 20 N, panjang pegas menjadi 25 cm. Tentukan konstanta pegas ! Pembahasan : Diketahui : Ditanyakan : K?
  • 18. 17 F = 20 N xo = 20 cm = 0,2 m x = 25 cm = 0,25 m x = 0,25-0,2 = 0,05 m Jawab : (dalam perhitungan tanda (-) tidak dipakai) k = 400 Nm-1 2.3.2. Susunan Pegas Konstanta pegas dapat berubah nilainya, apabila pegas - pegas tersebut disusun menjadi rangkaian. Besar konstanta total rangkaian pegas bergantung pada jenis rangkaian pegas, yaitu rangkaian pegas seri atau paralel. Beberapa buah pegas dapat disusun secara susunan pegas seri dan susunan pegas peralel. Hukum Hooke untuk susunan Pegas Konstanta pegas dapat berubah nilainya, apabila pegas - pegas tersebut disusun menjadi rangkaian. Besar konstanta total rangkaian pegas bergantung pada jenis rangkaian pegas, yaitu rangkaian pegas seri atau paralel.Beberapa buah pegas dapat disusun secara susunan pegas seri, susunan pegas peralel, dan susunan pegas campuran. Susunan resistor seri, paralel, atau gabungan keduanyadapat diganti dengan sebuah resistor yang disebut resistorpengganti.Susunan pegas seri, paralel, atau gabungan keduanya dapat diganti dengan sebuah pegas pengganti. a) Susunan Pegas Seri Gaya yang bekerja pada setiap pegas adalah sebesar F, sehingga pegas akan mengalami pertambahan panjang sebesar dan
  • 19. 18 F1 = F2 = F .Secara umum, konstanta total pegas yang disusun seri dinyatakan dengan persamaan :  Prinsip susunan seri beberapa buah pegas adalah sebagai berikut: 1. Gaya tarik yang dialami tiap pegas sama besar & gaya tarik ini sama dengan gaya tarik yang dialami pegas pengganti. Misal : Gaya tarik yang dialami per pegas adalah F1 & F2, maka gaya tarik pada pegas pengganti adalah F. 2. Pertambahan panjang pegas pengganti seri Δx, sama dengan total pertambahan panjang tiap – tiap pegas. 21 xxx m k1 k2 m ks
  • 20. 19 Dua buah pegas masing-masing dengan tetapan gaya k1 & k2 yang disusun secara seri gmbr 1 dapat diganti dengan pegas yang memiliki tetapan gaya ks, yang memenuhi atau Dengan menggunakan hukum Hooke dan kedua prinsip susunan seri, dapat menentukan hubungan antara tetapan pegas pengganti seri ks dengan tetapan tiap-tiap pegas (k1& k2). Penggunaan hukum Hooke untuk pegas Dengan memasukkan nilai Δx, Δx1, dan Δx2 dalam persamaan dapat diperoleh Δx = Δx1 + Δx2 Bagi Persamaan dengan F Dapat dinyatakan kebalikan tetapan pegas pengganti seri sama dengan total dari kebalikan tiap-tiap tetapan pegas. 21 111 kkks 21 21. kk kk ks 2 222222 1 111111 k F xxkFxkF k F xxkFxkF k F xxkF s s 21 21 111 kkk k F k F ks F s .... 11111 321 kkkkk is
  • 21. 20  Untuk n buah pegas identik dengan tiap pegas memiliki tetapan k, tetapan pegas pengganti seri ks dapat dihitung dengan rumus : ks = k/n  Khusus untuk 2 buah pegas dengan tetapan k1 dan k2 yang disusun seri, tetapan pegas pengganti seri ks dapat dihitung dengan rumus: Perbandingan antara susunan pegas dan susunan resistor tampak bahwa rumus-rumus untuk pegas seri mirip dengan rumus-rumus untuk resistor paralel.  Contoh penerapan konsep susunan seri pegas: Dua buah pegas disusun seri seperti pada gambar, jika masing- masing pegas mempunyai konstanta sebesar 400Nm-1 , dan massa beban 5kg. Tentukan besar pertambahan panjangnya. Pembahasan: Diketahui : k1 = k2 = 400 Nm-1 W = m.g = 5 kg.10 ms-2 = 50 N 21 21 kk .kk jumlah kali ks
  • 22. 21 Ditanyakan : x ? Jawab : = + ks = 200 Nm-1 = k. x b) Susunan Paralel Pegas Pada saat ditarik gaya maka pemanjangan pegas sama dan gaya yang diberikan dibagi sebanding konstantanya. Dimisalkan pegas A dan B disusun paralel. Setelah diberi beban, pegas A bertambah panjang x dan pegas B bertambah panjang x. Tetapan pegas A adalah k1 dan tetapan pegas B adalah k2 Dua pegas atau lebih disusun paralel :
  • 23. 22 Secara matematika konsep Susunan Paralel Pegas dituliskan sebagai berikut : Keterangan : kp = konstanta pegas pengganti dalam N/m k1= konstanta pegas 1 dalam N/m k2= konstanta pegas 2 dalam N/m  Prinsip susunan paralel pegas adalah sebagai berikut : 1. Gaya tarik pada pegas pengganti F sama dengan total gaya pada tiap pegas (F1 & F2). 2. Pertambahan panjang tiap pegas sama besar, dan pertambahan panjang ini sama dengan pertambahan panjang pegas pengganti. F = F1 + F2 21 xxx kp = k1 + k2 + .... m kpk1 k2 m
  • 24. 23 1 2  Dua buah pegas masing-masing dengan tetapan gaya k1 dan k2 yang disusun paralel (1) dapat diganti dengan sebuah pegas yang memiliki tetapan gaya kp, yang memenuhi kp= k1 + k2  Dengan menggunakan hukum Hooke dan kedua prinsip paralel susunan pegas menunujukkan bahwa : “ Tetapan pegas pengganti paralel sama dengan total dari tiap – tiap pegas yang disusun paralel. ”  Contoh penerapan konsep susunan paralel pegas: Dua buah pegas disusun paralel seperti pada gambar, jika masing – masingpegas mempunyai konstanta sebesar 100Nm-1 dan 200 Nm-1 , digantungkan beban sehingga bertambah panjang 5cm. Tentukan gaya beban tersebut !
  • 25. 24 Pembahasan : Diketahui : k1 = 100 Nm-1 k2 = 200 Nm-1 x = 5.10-2 m Ditanyakan : m ? Jawab : kp = k1 + k2 = 100Nm-1 + 200Nm-1 = 300Nm-1 F = k.x = 300Nm-1 .5.10-2 m F = 15N c) Susunan Campuran Susunan campuran adalah bila susunan pegas terdiri dari gabungan susunan seri dan paralel maka harus ditentukan dahulu bagian yang digabung terlebih dahulu. jika diibaratkan aliran sungai maka bagian cabang yang terumitlah yang digabung terlebih dahulu,
  • 26. 25 baru kemudian hasil gabungan tersebut digabung dengan bagian yang lain....intinya penggabungan secara seri dan paralel mempunyai rumus yang berbeda sehingga tidak mungkin dikerjakan bersama-sama, di dalam rangkaian paralel bisa jadi ada bagian yang harus diseri terlebih dahulu dan sebaliknya dalam rangkaian seri bisa jadi ada bagian yang harus diparalel terlebih dahulu, seperti contoh di bawah ini : Gambar Susunan Campuran Pegas 2.3.3. Kekuatan Bahan Setiap benda mempunyai batas elastisitas. Jika tegangan atau gaya yang diberikan pada benda melebihi batas elastisitas, benda akan mengalami keretakan atau patah.
  • 27. 26 Perhatikan gambar di atas. Gambar tersebut menunjukkan grifik yang khas dari pertambahan panjang terhadap gaya yang diberikan. Sampai satu titik yang disebut batas proporsional, persamaan dari Hukum Hookemerupakan pendekatan yang baik untuk materi secara umum dan kurvanya merupakan garis lurus. Setelah melalui batas proporsional, grafik menyimpang dari garis lurus dan tidak ada satu hubungan sederhana antara F dan . Meskipun demikian, sampai suatu titik yang lebih jauh sepanjang kurva yang disebut batas elastik, benda akan kembali ke panjangnya semula jika gaya dilepaskan. Daerah dari titik awal ke batas elastik disebut daerah plastik. Pada daerah ini, benda tidak akan kembali ke panjang awalnya ketika gaya eksternal (luar) dilepaskan, tetapi tetap berubah bentuk secara permanen (seperti melengkungnya klip kertas). Perpanjangan maksimum dicapai pada titik patah. Gaya maksimum yang dapat diberikan tanpa benda tersebut patah disebut kekuatan ultimatdari materi tersebut (yaitu, gaya per satuan luas). Pada setiap benda mempunyai kekuatan maksimum atau batas elastik tertentu. Adapun kekuatan maksimum bahan (gaya/luas) dapat dilihat pada tabel berikut :
  • 28. 27 No Bahan Kekuatan Tarik (N/m2 ) Kekuatan Tekan (N/m2 ) Kekuatan Geser (N/m2 ) 1 Besi, gips 170 x 106 550 x 106 170 x 106 2 Baja 500 x 106 500 x 106 250 x 106 3 Kuningan 250 x 106 250 x 106 200 x 106 4 Aluminium 200 x 106 200 x 106 200 x 106 5 Beton 2 x 106 20 x 106 2 x 106 6 Batu Bata 35 x 106 7 Marmer 80 x 106 8 Granit 170 x 106 9 Nilon 500 x 106 10 Tulang (tungkai) 130 x 106 170 x 106 11 Kayu Pinus, urat kayu sejajar 40 x 106 35 x 106 5 x 106 12 Kayu Pinus, urat kayu tegak lurus 10 x 106 Dari tersebut, bahan yang terbuatdari beton cukup kuat dibawah tekanan, tetapi sangat lemah terhadap tarikan. Akibatnya, beton dapat dimanfaatkan untuk tiang vertikal yang tertekan tetapi kurang bermanfaat untuk balok karena tidak dapat menahan gaya tarik yang muncul. Dalam sebuah kontruksi
  • 29. 28 beton bertulang, sebuah balok melengkung ke bawah. Kelengkungan tersebut dapat terjadi karena beratnya sendiri. Balok, dengan demikian berubah bentuk sehinnga bagian atas tertekan dan bagian bawah mengalami tarikan (perpanjangan). Beton bertulang, dimana batang – batang besi ditanamkan dalam beton akan lebih kuat. Tetapi beton di bawah balok yang diberi beban cenderung akan retak karena kelemahannya jika mengalami tarikan. Masalah ini diselesaikan dengan beton pratekan (beton yang mengandung batang – batang besi atau rangkaian kawat) tetapi selama penuangan beton, besi atau kawat tersebut diberi tarikan. Setelah beton kering, tarikan pada besi dilepaskan sehingga mendapatkan beton di bawah tekanan. Besar tegangan tekan ditentukan sebelumnya dengan hati – hati sehingga ketika beban – beban yang telah dirancang diberikan ke balok. Dengan demikian, kontruksi beton bertulang tersebut memperkecil tekanan pada sisi bawah tetapi tidak pernah menyebabkan beton tertarik. Hal tersebut adalah merupakan contoh penerapan sifat mekanik bahan. . BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Tegangan (stres) adalah reaksi yang timbul diseluruh bagian spesimen dalam rangka menahan beban yang diberikan. Regangan atau tarik adalah hasil bagi
  • 30. 29 antara pertambahan panjang (ΔL) dengan panjang awalnya (L). Modulus elastisitas adalah besaran yang menggambarkan tingkat elastisitas bahan. Sifat elastisitas pegas ini juga dipelajari oleh Robert Hooke. Hukum Hooke untuk susunan pegas menjelaskan bahwakonstanta pegas dapat berubah nilainya, apabila pegas - pegas tersebut disusun menjadi rangkaian. Besar konstanta total rangkaian pegas bergantung pada jenis rangkaian pegas, yaitu rangkaian pegas seri atau paralel. Beberapa buah pegas dapat disusun secara susunan pegas seri, susunan pegas peralel, dan susunan pegas campuran. DAFTAR PUSTAKA Http: //anan-dk.blogspot.com/2010/02/macam-macam-tegangan.html Http://id.wikipedia.org/wiki/Gerak_harmonik_sederhana Http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Hooke