1) Pawning involves a debtor giving an item of value called the pawned object to a creditor as insurance against an existing or future debt. If the debt is not repaid, the creditor can claim the pawned object.
2) The major schools of Islamic law (Hanafi, Maliki, Shafi'i, Hanbali) differ on some aspects of pawning contracts but generally agree that pawning is permissible under Islamic law based on Quranic verses and hadith.
3) A valid pawning contract requires a debtor, creditor, pawned object, and underlying debt. The pawned object is received by the creditor but remains owned by
Dokumen tersebut membahas tentang hukum riba dalam Islam. Terdapat dua jenis riba yaitu riba fadhl yang terjadi pada pertukaran barang tanpa pengganti, dan riba nasi'ah yang terjadi karena penambahan nilai karena penundaan pembayaran. Riba dilarang keras dalam Islam berdasarkan al-Qur'an dan hadis Nabi. Hanya pertukaran tunai yang sejenis barang atau mata uang yang dibenarkan, sedangkan pertukaran kredit atau den
Dokumen tersebut membahas tentang terminologi-terminologi dalam ilmu waris (faraidh) seperti pengertian waris, faraidh, dalil-dalil tentang hukum waris dalam Al-Quran dan hadis, serta bagian-bagian dari ahli waris.
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)annisa berliana
Ringkasan singkat dokumen tersebut adalah:
Kodifikasi hadis dimulai pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abd Aziz untuk menyelamatkan hadis-hadis dari kepunahan akibat hilangnya para ulama dan bercampurnya hadis sahih dan palsu. Proses kodifikasi meliputi pengumpulan, penyeleksian, dan penyusunan hadis ke dalam kitab-kitab hadis oleh para ulama. Hal ini membantu melestarikan dan mengemb
1) Pawning involves a debtor giving an item of value called the pawned object to a creditor as insurance against an existing or future debt. If the debt is not repaid, the creditor can claim the pawned object.
2) The major schools of Islamic law (Hanafi, Maliki, Shafi'i, Hanbali) differ on some aspects of pawning contracts but generally agree that pawning is permissible under Islamic law based on Quranic verses and hadith.
3) A valid pawning contract requires a debtor, creditor, pawned object, and underlying debt. The pawned object is received by the creditor but remains owned by
Dokumen tersebut membahas tentang hukum riba dalam Islam. Terdapat dua jenis riba yaitu riba fadhl yang terjadi pada pertukaran barang tanpa pengganti, dan riba nasi'ah yang terjadi karena penambahan nilai karena penundaan pembayaran. Riba dilarang keras dalam Islam berdasarkan al-Qur'an dan hadis Nabi. Hanya pertukaran tunai yang sejenis barang atau mata uang yang dibenarkan, sedangkan pertukaran kredit atau den
Dokumen tersebut membahas tentang terminologi-terminologi dalam ilmu waris (faraidh) seperti pengertian waris, faraidh, dalil-dalil tentang hukum waris dalam Al-Quran dan hadis, serta bagian-bagian dari ahli waris.
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)annisa berliana
Ringkasan singkat dokumen tersebut adalah:
Kodifikasi hadis dimulai pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abd Aziz untuk menyelamatkan hadis-hadis dari kepunahan akibat hilangnya para ulama dan bercampurnya hadis sahih dan palsu. Proses kodifikasi meliputi pengumpulan, penyeleksian, dan penyusunan hadis ke dalam kitab-kitab hadis oleh para ulama. Hal ini membantu melestarikan dan mengemb
Dokumen tersebut membahas prinsip-prinsip transaksi dalam muamalat Islam. Terdapat empat jenis transaksi yang dilarang karena mengandung unsur ketidakjelasan (gharar), yaitu: 1) jual beli barang yang belum ada, 2) barang sulit diserahkan, 3) kualitas dan kuantitas barang tidak jelas, 4) larangan dalam syariah. Contoh praktik jual beli yang dilarang karena mengandung gharar dijelask
Dokumen tersebut membahas tentang tiga konsep ekonomi syariah yaitu wadiah, qardh, dan rahn. Wadiah adalah akad penitipan barang dengan prinsip kepercayaan. Qardh adalah pinjaman uang tanpa bunga. Rahn adalah gadai barang sebagai jaminan pinjaman."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen membahas tentang harta kekayaan dalam perkawinan menurut hukum Islam, termasuk konsep syirkah, jenis harta suami istri, dan pengaturan harta bersama pasca perceraian.
2. Harta kekayaan suami istri terdiri dari harta bawaan, harta perolehan sendiri-sendiri, dan harta perolehan bersama selama perkawinan yang disebut harta bersama.
3.
bahan tugas Kelompok 6 ushul fiqh ekonomi islamTri Agustuti
Istihsan merupakan salah satu metode ijtihad yang digunakan untuk mengambil keputusan hukum berdasarkan kemaslahatan meskipun bertentangan dengan ketentuan umum (qiyas). Istihsan dapat dilakukan dengan mengikuti nash, ijma', atau 'urf. Terdapat beberapa contoh penerapan istihsan seperti kebolehan jual beli salam, akad istishna', dan transaksi di pasar modal.
Bidang bidang hukum perdata dan sistimatiknyaamanda lubis
Dokumen tersebut menjelaskan sistematika hukum perdata Indonesia menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHP) yang terdiri atas 4 buku tentang orang, benda, perikatan, dan pembuktian serta daluwarsa.
Tulisan ini membahas qawa'id fiqhiyyah sebagai landasan perilaku ekonomi umat Islam. Ia menjelaskan tentang penelitian terhadap 99 qawa'id yang disusun oleh ulama Dinasti Turki Usmani pada abad ke-13 Hijriyah. Tulisan ini menganalisis relevansi qawa'id tersebut dalam pemikiran dan perilaku ekonomi modern."
Tiga kalimat:
Dokumen membahas tentang menabung dan investasi dalam Islam, termasuk definisi dan jenis menabung serta prinsip dan anjuran menabung beserta contoh hadits tentang investasi.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, dasar hukum, rukun, syarat, dan jenis-jenis jual beli yang diharamkan dalam Islam. Secara ringkas, jual beli adalah pertukaran barang atau jasa dengan imbalan berdasarkan persetujuan kedua belah pihak, yang memiliki empat rukun utama yaitu penjual, pembeli, objek jual beli, dan harga. Ada beberapa jenis jual beli yang dilarang karena tidak
Dokumen tersebut membahas tentang ijma' dan qiyas sebagai sumber hukum Islam. Ijma' didefinisikan sebagai kesepakatan para ulama muslim tentang suatu masalah hukum, sedangkan qiyas adalah menyamakan masalah baru dengan masalah lama berdasarkan persamaan alasan hukumnya. Kedua sumber hukum ini diakui oleh kebanyakan ulama sebagai sumber hukum yang sah selama tidak bertentangan dengan Al-
1. Kaidah fiqih "ibadah fardlu lebih utama daripada ibadah sunnah" menyatakan bahwa pelaksanaan ibadah yang wajib lebih mulia daripada ibadah sunnah. Pahala ibadah fardlu melebihi pahala sunnah dengan selisih 70 kali lipat. 2. Dasar kaidah ini adalah hadits Nabi yang menyatakan tidak ada amalan yang lebih dicintai Allah selain melaksanakan apa yang diwajibkan-Nya.
Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikanMiftah Iqtishoduna
Makalah ini membahas tentang pengertian harta dan hak kepemilikan dalam pandangan Islam. Harta didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berharga dan bersifat materi yang dapat dimiliki dan dimanfaatkan manusia. Kedudukan harta dalam Islam adalah sebagai kebutuhan pokok namun juga sebagai cobaan. Hak kepemilikan terkait dengan harta yang sah dimiliki seseorang setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
Teks tersebut membandingkan perspektif klasik dan kontemporer mengenai harta yang dikenakan zakat. Perspektif klasik hanya memasukkan beberapa jenis tanaman, ternak, dan usaha, sedangkan perspektif kontemporer berargumen bahwa semua jenis penghasilan dan usaha yang berpotensi menghasilkan kekayaan seharusnya dikenakan zakat agar tujuan keadilan dalam zakat tercapai.
Teks tersebut membahas beberapa tokoh dan pemikiran ekonomi Islam kontemporer seperti Muhammad Abdul Mannan, Monzer Kahf, dan M. Umer Chapra. Mannan mengembangkan model ekonomi Islam berdasarkan sumber-sumber hukum Islam dan merumuskan langkah-langkah operasionalnya. Kahf menganalisis penggunaan institusi Islam seperti zakat dan memiliki asumsi dasar tentang manusia dan negara Islam. Chapra dikenal karena kritiknya terhadap
Teks ini membahas latar belakang penulisan makalah tentang fleksibilitas wakaf dalam madzhab Hanafi berdasarkan kitab Al-Mabsuth karya Al-Sarakhsi. Singkatnya, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang penerapan wakaf yang dapat meningkatkan kesejahteraan umat serta mengentaskan kemiskinan dengan mempelajari pandangan fleksibel Al-Sarakhsi dalam madzhab Hanafi."
Teks tersebut membahas respons kiai pesantren terhadap materi Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, khususnya terkait hukum keluarga. Studi kasus di Kota Jambi menemukan bahwa kiai menerima beberapa aturan baru tetapi menolak aturan administratif seperti pencatatan pernikahan. Mereka lebih mengacu pada kitab-kitab fiqh dalam menentukan hukum keluarga.
Dokumen tersebut membahas prinsip-prinsip transaksi dalam muamalat Islam. Terdapat empat jenis transaksi yang dilarang karena mengandung unsur ketidakjelasan (gharar), yaitu: 1) jual beli barang yang belum ada, 2) barang sulit diserahkan, 3) kualitas dan kuantitas barang tidak jelas, 4) larangan dalam syariah. Contoh praktik jual beli yang dilarang karena mengandung gharar dijelask
Dokumen tersebut membahas tentang tiga konsep ekonomi syariah yaitu wadiah, qardh, dan rahn. Wadiah adalah akad penitipan barang dengan prinsip kepercayaan. Qardh adalah pinjaman uang tanpa bunga. Rahn adalah gadai barang sebagai jaminan pinjaman."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen membahas tentang harta kekayaan dalam perkawinan menurut hukum Islam, termasuk konsep syirkah, jenis harta suami istri, dan pengaturan harta bersama pasca perceraian.
2. Harta kekayaan suami istri terdiri dari harta bawaan, harta perolehan sendiri-sendiri, dan harta perolehan bersama selama perkawinan yang disebut harta bersama.
3.
bahan tugas Kelompok 6 ushul fiqh ekonomi islamTri Agustuti
Istihsan merupakan salah satu metode ijtihad yang digunakan untuk mengambil keputusan hukum berdasarkan kemaslahatan meskipun bertentangan dengan ketentuan umum (qiyas). Istihsan dapat dilakukan dengan mengikuti nash, ijma', atau 'urf. Terdapat beberapa contoh penerapan istihsan seperti kebolehan jual beli salam, akad istishna', dan transaksi di pasar modal.
Bidang bidang hukum perdata dan sistimatiknyaamanda lubis
Dokumen tersebut menjelaskan sistematika hukum perdata Indonesia menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHP) yang terdiri atas 4 buku tentang orang, benda, perikatan, dan pembuktian serta daluwarsa.
Tulisan ini membahas qawa'id fiqhiyyah sebagai landasan perilaku ekonomi umat Islam. Ia menjelaskan tentang penelitian terhadap 99 qawa'id yang disusun oleh ulama Dinasti Turki Usmani pada abad ke-13 Hijriyah. Tulisan ini menganalisis relevansi qawa'id tersebut dalam pemikiran dan perilaku ekonomi modern."
Tiga kalimat:
Dokumen membahas tentang menabung dan investasi dalam Islam, termasuk definisi dan jenis menabung serta prinsip dan anjuran menabung beserta contoh hadits tentang investasi.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, dasar hukum, rukun, syarat, dan jenis-jenis jual beli yang diharamkan dalam Islam. Secara ringkas, jual beli adalah pertukaran barang atau jasa dengan imbalan berdasarkan persetujuan kedua belah pihak, yang memiliki empat rukun utama yaitu penjual, pembeli, objek jual beli, dan harga. Ada beberapa jenis jual beli yang dilarang karena tidak
Dokumen tersebut membahas tentang ijma' dan qiyas sebagai sumber hukum Islam. Ijma' didefinisikan sebagai kesepakatan para ulama muslim tentang suatu masalah hukum, sedangkan qiyas adalah menyamakan masalah baru dengan masalah lama berdasarkan persamaan alasan hukumnya. Kedua sumber hukum ini diakui oleh kebanyakan ulama sebagai sumber hukum yang sah selama tidak bertentangan dengan Al-
1. Kaidah fiqih "ibadah fardlu lebih utama daripada ibadah sunnah" menyatakan bahwa pelaksanaan ibadah yang wajib lebih mulia daripada ibadah sunnah. Pahala ibadah fardlu melebihi pahala sunnah dengan selisih 70 kali lipat. 2. Dasar kaidah ini adalah hadits Nabi yang menyatakan tidak ada amalan yang lebih dicintai Allah selain melaksanakan apa yang diwajibkan-Nya.
Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikanMiftah Iqtishoduna
Makalah ini membahas tentang pengertian harta dan hak kepemilikan dalam pandangan Islam. Harta didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berharga dan bersifat materi yang dapat dimiliki dan dimanfaatkan manusia. Kedudukan harta dalam Islam adalah sebagai kebutuhan pokok namun juga sebagai cobaan. Hak kepemilikan terkait dengan harta yang sah dimiliki seseorang setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
Teks tersebut membandingkan perspektif klasik dan kontemporer mengenai harta yang dikenakan zakat. Perspektif klasik hanya memasukkan beberapa jenis tanaman, ternak, dan usaha, sedangkan perspektif kontemporer berargumen bahwa semua jenis penghasilan dan usaha yang berpotensi menghasilkan kekayaan seharusnya dikenakan zakat agar tujuan keadilan dalam zakat tercapai.
Teks tersebut membahas beberapa tokoh dan pemikiran ekonomi Islam kontemporer seperti Muhammad Abdul Mannan, Monzer Kahf, dan M. Umer Chapra. Mannan mengembangkan model ekonomi Islam berdasarkan sumber-sumber hukum Islam dan merumuskan langkah-langkah operasionalnya. Kahf menganalisis penggunaan institusi Islam seperti zakat dan memiliki asumsi dasar tentang manusia dan negara Islam. Chapra dikenal karena kritiknya terhadap
Teks ini membahas latar belakang penulisan makalah tentang fleksibilitas wakaf dalam madzhab Hanafi berdasarkan kitab Al-Mabsuth karya Al-Sarakhsi. Singkatnya, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang penerapan wakaf yang dapat meningkatkan kesejahteraan umat serta mengentaskan kemiskinan dengan mempelajari pandangan fleksibel Al-Sarakhsi dalam madzhab Hanafi."
Teks tersebut membahas respons kiai pesantren terhadap materi Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, khususnya terkait hukum keluarga. Studi kasus di Kota Jambi menemukan bahwa kiai menerima beberapa aturan baru tetapi menolak aturan administratif seperti pencatatan pernikahan. Mereka lebih mengacu pada kitab-kitab fiqh dalam menentukan hukum keluarga.
Tabel menjelaskan pembagian harta warisan menurut hukum Islam kepada ahli waris terdekat seperti suami, istri, anak, cucu, orang tua, dan saudara. Bagian warisan ditentukan berdasarkan hubungan kekerabatan dan jenis kelamin ahli waris, misalnya anak laki-laki mewarisi lebih besar dibanding anak perempuan.
Dokumen tersebut membahas tentang skema ahli waris menurut hukum Islam. Terdapat penjelasan mengenai ketentuan-ketentuan hukum waris berdasarkan Al-Quran, termasuk pembagian warisan untuk ahli waris laki-laki dan perempuan. Juga dijelaskan siapa saja yang berhak menerima warisan bila hadir semua jenis ahli waris.
Dokumen tersebut merupakan kompilasi hukum Islam di Indonesia yang membahas tentang hukum perkawinan. Terdapat bab-bab yang membahas tentang ketentuan umum, dasar-dasar perkawinan, rukun dan syarat perkawinan seperti calon mempelai, wali nikah, saksi nikah, akad nikah, dan mahar. Dokumen ini menjelaskan tata cara perkawinan yang sah menurut hukum Islam.
Bab I menjelaskan ketentuan umum tentang akad, termasuk definisi akad dan jenis-jenis akad yang umum digunakan. Bab II menjelaskan asas-asas yang melandasi akad. Bab III membahas rukun dan syarat akad, kategori hukum akad, dan hal-hal yang dapat merusak keabsahan akad seperti paksaan dan tipuan.
Dokumen tersebut merupakan kompilasi hukum Islam di Indonesia khususnya mengenai hukum perkawinan. Secara garis besar dijelaskan mengenai rukun-rukun, syarat-syarat, dan ketentuan perkawinan menurut hukum Islam seperti kewajiban membayar mahar, keberatan calon mempelai, peran wali nikah, saksi-saksi, dan akad nikah.
Untuk mengedit nama nama anggota, kelas, dan lain sebagainya, tekan ALT+F10 untuk membuka Selection Pane agar mempermudah proses pengeditan
(usahakan gunakan PowerPoint 2007 atau yang terbaru)
Hope you like it!
Dokumen tersebut membahas tentang ibadah yang menggunakan unsur harta yaitu zakat, haji, dan wakaf. Pembahasan meliputi pengertian, tujuan, rukun, dan prosedur pelaksanaan ketiga ibadah tersebut sesuai aturan Islam dan peraturan pemerintah. Ibadah-ibadah tersebut bertujuan untuk membersihkan jiwa dan menyejahterakan masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, hukum, rukun, syarat, jenis, dan prinsip-prinsip pengelolaan wakaf. Wakaf adalah menahan harta untuk orang lain atau lembaga, dengan cara menyerahkan benda kekal untuk diambil manfaatnya. Ada empat rukun wakaf yaitu wakif, mauquf, mauquf'alaihi, dan sighat. Harta wakaf dapat berupa tanah, bangunan, uang
Bab 11 agama kelas 10 sma zakat haji waqafwah yuni
Dokumen tersebut membahas ketentuan hukum Islam mengenai zakat, haji, dan wakaf. Ringkasannya adalah: Zakat wajib dibayarkan untuk membersihkan harta, haji adalah ziarah ke Ka'bah di Mekkah untuk melaksanakan ibadah tertentu, sedangkan wakaf adalah menyerahkan harta yang kekal untuk diambil manfaatnya oleh masyarakat atau perorangan.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut menjelaskan pengertian wakaf dalam Islam meliputi definisi, rukun, syarat-syarat, dasar hukum, dan sejarah perkembangannya dimana wakaf merupakan penahanan hak milik atas suatu benda untuk manfaat orang lain sesuai syariah yang disyariatkan sejak zaman Rasulullah saw.
Wakaf adalah pemindahan hak milik pribadi atas suatu benda menjadi milik umum untuk kepentingan masyarakat. Ada 4 rukun wakaf yaitu adanya pemberi wakaf, benda yang diwakafkan, penerima manfaat wakaf, dan pengucapan ikrar wakaf.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, dasar hukum, status benda, rukun dan syarat wakaf, pelaksanaan wakaf di Indonesia, serta manfaat wakaf. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan konsep wakaf dalam Islam beserta implementasinya di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep wakaf dalam Islam. Terdapat definisi wakaf, unsur-unsur wakaf seperti wakif, nadzir, dan benda wakaf, serta ketentuan-ketentuan wakaf sesuai hukum Islam dan peraturan perundang-undangan di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, dasar hukum, rukun, syarat-syarat, dan harta yang dapat diwakafkan, pengelolaan wakaf, prinsip pengelolaan wakaf, tujuan dan fungsi wakaf, serta hikmah dan manfaat wakaf. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas tentang konsep dan praktik wakaf dalam Islam.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi wakaf menurut istilah syariah sebagai penahanan harta untuk dimanfaatkan kebaikan orang lain secara kekal, serta contoh-contoh harta benda yang dapat diwakafkan seperti tanah, bangunan, uang, dan kitab suci."
Pemberdayaan aset untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi menurut hukum Islam, yang akan memberikan manfaat kepada Penyelenggara, Masyarakat, Pemerintah.
Adalah bagian pertama dari empat bagian yang disampaikan secara terpisah sebagai solusi menghadapi krisis ekonomi dan keuangan.
Juga sebagai alternatif menghadapi penguasaan tanah oleh oligarki dan kapitalis yang akan menyebabkan kesengsaraan masyarakat luas oleh sekelompok orang.
1. Wakaf dalam KHI
BAB I
PENDAHULUAN
Wakaf Merupakan salah satu tuntutan ajaran islam yang menyangkut kehidupan
bermasyarakat dalam rangka ibadah ijtima’iyah (ibadah sosial). Karena Wakaf adalah Ibadah,
maka tujuan utamanya adalah pengabdian diri kepada Allah SWT dan Ikhlas karena mencari
Ridla-Nya.
Selama ini, perwakafan belum diatur secara tuntas dalam peraturan perundang-undangan
yang ada. Wakaf mengalir begitu saja apa adanya kurang memperoleh penanganan yang
sungguh-sungguh, baik ditinjau dari pemberian motivasi maupun pengelolaanya. Akibatnya
dapat dirasakan hingga kini, yaitu terjadi penyimpangan pengelolaan wakaf dari tujuan wakaf
sesungguhnya. Disamping itu, karena tidak adanya ketertiban pendataan, banyak benda wakaf
yang karena tidak diketahui datanya, jadi tidak terurus bahkan wakaf itu masuk ke dalam siklus
perdagangan.
Keadaan demikian tidak selaras dengan maksud dari wakaf yang sesungguhnya dan juga
akan mengakibatkan kesan kurang baik terhadap islam sebagai ekses penyelewengan wakaf,
sebab tidak jarang sengketa wakaf terpaksa harus diselesaikan di pengadilan.
Padahal kalau dikaji dengan seksama, perkembangan Islam di Indonesia tidak dapat
dilepaskan dari adanya peranan wakaf. Kebiasaan berwakaf sebenarnya sudah melembaga
sedemikian rupa di kalangan ummat Islam, walaupun hasilnya belum maksimal seperti yang
diharapkan. Artinya, jumlah harta wakaf khususnya wakaf tanah dan uang belum mencukupi dan
berpengaruh secara signifikan di masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN WAKAF
Secara bahasa (etimologi), wakaf berasal dari kata waqafa yang berarti menahan, mencegah,
menghentikan dan berdiam di tempat. secara istilah (terminologi), wakaf adalah “perbuatan
hukum seseorang atau kelompok orang atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari harta
benda miliknya (aset produktif) dan melembagakannya untuk selamanya atau sementara untuk
dimanfaatkan guna kepentingan ibadah atau keperluan umum lainnya yang sesuai dengan ajaran
Islam. Adapun secara istilah syariat, sebagian ulama menyebutkan bahwa wakaf adalah:
“Menahan suatu benda dan membebaskan/mengalirkan manfaatnya.”
Disyariatkannya wakaf di antaranya ditunjukkan oleh dalil-dalil sebagai berikut.
1. Dalil dari al-Qur’an
Secara umum wakaf ditunjukkan oleh firman AllahTa’ala :
“Kalian sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kalian
menafkahkan sebagian harta yang kalian cintai dan apa saja yang kalian nafkahkan, maka
sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (Ali ‘Imran: 92)
Begitu pula ditunjukkan oleh firman-Nya:
2. “Apa saja harta yang baik yang kalian infakkan, niscaya kalian akan diberi pahalanya dengan
cukup dan kalian sedikit pun tidak akan dianiaya (dirugikan).” (al-Baqarah: 272)
2. Dalil dari al-Hadits
Asy-Syaikh Muhammad ibn Shalih al-’Utsaimin Rahimahullah mengatakan, “Yang menjadi
pijakan dalam masalah ini (wakaf) adalah bahwasanya Amirul Mukminin Umar bin al-Khaththab
Radhiyallaahu ‘anhu memiliki tanah di Khaibar. Tanah tersebut adalah harta paling berharga
yang beliau miliki. Beliau pun datang menemui Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi Wasallam untuk
meminta pendapat beliau Shallallaahu ‘alaihi Wasallam tentang apa yang seharusnya dilakukan
(dengan tanah tersebut)—karena para sahabat g adalah orang-orang yang senantiasa
menginfakkan harta yang paling mereka sukai. Nabi Shallallaahu ‘alaihi Wasallam memberikan
petunjuk kepada beliau untuk mewakafkannya dan mengatakan,
“Jika engkau mau, engkau tahan harta tersebut dan engkau sedekahkan hasilnya.” (HR. Bukhari-
Muslim)
Ini adalah wakaf pertama dalam Islam. Cara seperti ini tidak dikenal di masa jahiliah.” (Lihat
asy-Syarhul Mumti’)
Disyariatkannya wakaf juga ditunjukkan oleh hadits:
“Apabila seorang manusia meninggal dunia, terputus darinya amalnya kecuali dari tiga hal
(yaitu): dari sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya.” (HR.
Muslim)
Oleh karena itu, al-Imam an-Nawawi t berkata terkait dengan hadits ini, “Di dalam hadits ini ada
dalil yang menunjukkan tentang benar/sahnya wakaf dan besarnya pahalanya.” (al-Minhaj, Syarh
Shahih Muslim)
3. Ijma’
Disyariatkannya wakaf ini juga ditunjukkan oleh ijma’, sebagaimana diisyaratkan oleh al-Imam
at-Tirmidzi t ketika menjelaskan hadits Umar Radhiyallaahu ‘anhu tentang wakaf.
Beliau berkata, “Ini adalah hadits hasan sahih. Para ulama dari kalangan para sahabat Nabi
Shallallaahu ‘alaihi Wasallam dan yang lainnya telah mengamalkan hadits ini. Di samping itu,
kami tidak menjumpai adanya perbedaan pendapat di kalangan orang-orang yang terdahulu di
antara mereka tentang dibolehkannya mewakafkan tanah dan yang lainnya.” (Jami’ al-Imam at-
Tirmidzi)
Rukun Wakaf
Al-Imam an-Nawawi Rahimahullah menyebutkan dalam kitab beliau Raudhatuth Thalibin
bahwa rukun wakaf ada empat, yaitu:
1. Al-waqif (orang yang mewakafkan),
2. Al-mauquf (harta yang diwakafkan),
3. Al-mauquf ‘alaih (pihak yang dituju dari wakaf tersebut), dan
4. Shighah (lafadz dari yang mewakafkan).
Syarat Wakaf
3. Syarat Wakif, Orang yang mewakafkan disyaratkan cakap bertindak dalam membelanjakan
hartanya. Kecakapan bertindak disini meliputi 4 macam kriteria, yaitu:
1 Merdeka.
2 Berakal sehat.
3 Dewasa.
4 Tidak di bawah pengampuan.
Syarat Mauquf, benda-benda yang diwakafkan dipandang sah apabila memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
1. Benda tersebut harus mempunyai nilai.
2. Benda bergerak atau benda tetap yang dibenarkan untuk diwakafkan.
3. Benda yang diwakafkan harus tertentu (diketahui) ketika terjadi wakaf.
4. Benda tersebut telah menjadi milik si wakif.
Syarat Mauquf ‘Alaih.
Mauquf ‘Alaih yaitu orang atau badan hukum yang berhak menerima harta wakaf. Adapun
syarat-syaratnya ialah:
1. Harus dinyatakan secara tegas pada waktu mwngikrarkan wakaf, kepada siapa/apa ditujukan
wakaf tersebut.
2. Tujuan wakaf itu harus untuk ibadah.
Syarat Shighat.
Shighat akad adalah segala ucapan, tulisan atau isyarat dari orang yang berakad untuk
menyatakan kehendak dan menjelaskan apa yang diinginkannya. Adapun syarat sahnya shighat
adalah:
1. Shighat harus munjazah (terjadi seketika).
2. Shighat tidak diikuti syarat bathil. Shigaht tidak diikuti pembatasan waktu tertentu.
3.Tidak mengandung suatu pengertian untuk mencabut kembali wakaf yang sudah dilakukan.
Penjelasan Wakaf Dalam KHI
Pasal 215
Yang dimaksud dengan:
(1) Wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau kelompok orang atau badan hukum yang
memisahkan sebagian dari benda miliknya dan melembagakannya untuk selama-lamanya guna
kepentingan ibadat atau kerpeluan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam.
(2) Wakif adalah orang atau orang-orang ataupun badan hukum yang mewakafkan benda miliknya.
(3) Ikrar adalah pernyataan kehendak dari wakif untuk mewakafkan benda miliknya.
(4) Benda wakaf adalah segala benda baik benda bergerak atau tidak bergerak uang memiliki daya
tahan yang tidak hanya sekali pakai dan bernilai menurut ajaran Islam.
4. (5) Nadzir adalah kelompok orang atau badan hukum yang diserahi tugas pemeliharaan dan
pengurusan benda wakaf.
(6) Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf yang selanjutnya disingkat PPAIW adalah petugas
pemerintah yang diangkat berdasarkan peraturan peraturan yang berlaku, berkwajiban menerima
ikrar dan wakif dan menyerahkannya kepada Nadzir serta melakukan pengawasan untuk
kelestarian perwakafan.
(7) Pejabat Pembuat Ikrar Wakaf seperti dimaksud dalam ayat (6), diangkat dan diberhentikan oleh
Menteri Agama.
FUNGSI, UNSUR-UNSUR DAN SYARAT-SYARAT WAKAF
Fungsi Wakaf
Pasal 216
Fungsi wakaf adalah mengekalkan manfaat benda wakaf sesuai dengan tujuan wakaf.
Unsur-unsur dan Syarat-syarat Wakaf
Pasal 217
(1) Badan-badan Hukum Indonesia dan orang atau orang-orang yang telah dewasa dan sehat akalnya
serta yang oleh hukum tidak terhalang untuk melakukan perbuatan hukum, atas kehendak sendiri
dapat mewakafkan benda miliknya dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
(2) Dalam hal badan-badan hukum, maka yang bertindak untuk dan atas namanya adalah
pengurusnya yang sah menurut hukum.
(3) Benda wakaf sebagaimana dimaksud dalam Pasal 215 ayat (4) harus merupakan benda milik
yang bebas dari segala pembebanan, ikatan, sitaan dan sengketa.
Pasal 218
(1) Pihak yang mewakafkan harus mengikrarkan kehendaknya secara jelas dan tegas kepada Nadzir
di hadapan Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf sebagaimana dimaksud dalam Pasal 215 ayat (6),
yang kemudian menuangkannya dalam bentuk ikrar Wakaf, dengan didaksikan oleh
sekurangkurangnya 2 orang saksi.
(2) Dalam keadaan tertentu, penyimpangan dan ketentuan dimaksud dalam ayat (1) dapat
dilaksanakan setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan Menteri Agama.
Pasal 219
(1) Nadzir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 215 ayat (4) terdiri dari perorangan yang harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. warga negara Indonesia;
b. beragama Islam;
c. sudah dewasa;
d. sehat jasmani dan rohani;
e. tidak berada di bawah pengampuan;
f. bertempat tinggal di kecamatan tempat letak benda yang diwakafkannya.
(2) Jika berbentuk badan hukum, maka Nadzir harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. badan hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia;
b. mempunyai perwakilan di kecamatan tempat tinggal benda yang diwakafkannya.
(3) Nadzir dimaksud dalam ayat (1) dan (2) harus didaftar pada Kantor Urusan Agama Kecamatan
setempat setelah mendengar saran dari Camat Majelis Ulama Kecamatan untuk mendapatkan
pengesahan.
5. (4) Nadzir sebelum melaksanakan tugas, harus mengucapkan sumpah di hadapan Kepala Kantor
Urusan Agama Kecamatan disaksikan sekurang-kurangnya oleh 2 orang saksi dengan isi sumpah
sebagai berikut:
”Demi Allah, saya bersumpah, bahwa saya untuk diangkat menjadi Nadzir langsung atau tidak
langsung dengan nama atau dalih apapun tidak memberikan atau menjanjikan ataupun
memberikan sesuatu kepada siapapun juga”
”Saya bersumpah, bahwa saya untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatan ini
tiada sekali-kali akan menerima langsung atau tidak langsung dari siapapun juga suatu janji atau
pemberian”.
”Saya bersumpah, bahwa saya senantiasa akan menjunjung tinggi tugas dan tanggung jawab yang
dibebankan kepada saya selaku Nadzir dalam pengurusan harta wakaf sesuai dengan maksud dan
tujuannya”.
(5) Jumlah Nadzir yang diperbolehkan untuk satu unit perwakafan, seperti dimaksud Pasal 215 ayat
(5) sekurang-kurangnya terdiri dari 3 orang dan sebanyak-banyaknya 10 orang yang diangkat
oleh Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan atas saran Majelis Ulama Kecamatan dan Camat
setempat.
Kewajiban dan Hak-hak Nadzir
Pasal 220
(1) Nadzir berkewajiban untuk mengurus dan bertanggung jawab atas kekayaan wakaf serta
hasilnya, dan pelaksanaan perwakafan sesuai dengan tujuan menurut ketentuan-ketentuan yang
diatur oleh Menteri Agama.
(2) Nadzir diwajibkan membuat laporan secara berkala atas semua hal yang menjadi tanggung
jawabnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) kepada Kepala Kantor Urusan Agama
Kecamatan setempat dengan tembusan kepada Majelis Ulama Kecamatan dan Camat setempat.
(3) Tata cara pembuatan laporan seperti dimaksud dalam ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan
peraturan Menteri Agama.
Pasal 221
(1) Nadzir diberhentikan oleh Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan karena:
a. meninggal dunia;
b. atas permohonan sendiri;
c. tidak dapat melakukan kewajibannya lagi sebagai Nadzir;
d. melakukan suatu kejahatan sehingga dipidana.
(2) Bilama terdapat lowongan jabatan Nadzir karena salah satu alasan sebagaimana tersebut dalam
ayat (1), maka penggantinya diangkat oleh Kepala Kantor Urutan Agama Kecamatan atas saran
Majelis Ulama Kecamatan dan Camat setempat.
(3) Seorang Nadzir yang telah berhenti, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sub a, tidak dengan
sendirinya digantikan oleh salah seorang ahli warisnya.
Pasal 222
Nadzir berhak mendapatkan penghasilan dan fasilitas yang jenis dan jumlahnya
ditentukanberdasarkan kelayakan atas saran Majelis Ulama Kecamatan dan Kantor Urusan
Agama Kecamatansetempat.
TATA CARA PERWAKAFAN DAN PENDAFTARAN BENDA WAKAF
Tata Cara Perwakafan
Pasal 223
(1) Pihak yang hendak mewakafkah dapat menyatakan ikrar wakaf di hadapan Pejabat
PembuatnyaAkta Ikrar Wakaf untuk melaksanakan ikrar wakaf.
6. (2) Isi dan bentuk Ikrar Wakaf ditetapkan oleh Menteri Agama.
(3) Pelaksanaan Ikrar, demikian pula pembuatan Akta Ikrar Wakaf, dianggap sah jika dihadiri dan
disaksikan oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang saksi.
(4) Dalam melaksanakan Ikrar seperti dimaksud ayat (1) pihak yang mewakafkan diharuskan
menyerahkan kepada Pejabat yang tersebut dalam Pasal 215 ayat (6), surat-surat sebagai berikut:
a. tanda bukti pemilikan harta benda;
b. jika benda yang diwakafkan berupa benda tidak bergerak, maka harus disertai surat keterangan
dari Kepala Desa, yang diperkuat oleh Camat setempat yang menerangkan pemilikan benda tidak
bergerak dimaksud;
c. surat atau dokumen tertulis yang merupakan kelengkapan dari benda tidak bergerak yang
bersangkutan.
Pendaftaran Benda Wakaf
Pasal 224
Setelah Akta Ikrar Wakaf dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 223 ayat (3) dan
(4), maka Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan atas nama Nadzir yang bersangkutan
diharuskan mengajukan permohonan kepada Camat untuk mendaftarkan perwakafan benda yang
bersangkutan guna menjaga keutuhan dan kelestarian.
PERUBAHAN, PENYELESAIAN DAN PENGAWASAN BENDA WAKAF
Perubahan Benda Wakaf
Pasal 225
(1) Pada dasarnya terhadap benda yang telah diwakafkan tidak dapat dilakukan perubahan atau
penggunaan lain dari pada yang dimaksud dalam ikrar wakaf.
(2) Penyimpangan dari ketentuan tersebut dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan terhadap hal-hal
tertentu setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Kepala Kantur Urusan Agama
Kecamatan berdasarkan saran dari Majelis Ulama Kecamatan dan Camat setempat dengan
alasan:
a. karena tidak sesuai lagi dengan tujuan wakaf seperti diikrarkan oleh wakif;
b. karena kepentingan umum.
Penyelesaian Perselisihan Benda Wakaf
Pasal 226
Penyelesaian perselisihan sepanjang yang menyangkut persoalan benda wakaf dan Nadzir
diajukan kepada Pengadilan Agama setempat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan yang berlaku.
Pengawasan
Pasal 227
Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Nadzir dilakukan secara bersama-
sama oleh Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan, Majelis Ulama Kecamatan dan Pengadilan
agama yang mewilayahinya.
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 228
Perwakafan benda, demikian pula pengurusannya yang terjadi sebelum dikeluarkannya ketentuan
ini, harus dilaporkan dan didaftarkan kepada Kantor Urusan Agama Kecamatan setempat untuk
disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan ini.
Ketentuan Penutup
Pasal 229
7. Hakim dalam menyelesaikan perkara-perkara yang diajukan kepadanya, wajib memperhatikan
dengan sungguh-sungguh nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat, sehingga putusannya
sesuai dengan rasa keadilan.
Daftar Pustaka
Kompilasi Hukum Islam BUKU III: HUKUM PERWAKAFAN - IslamWiki | Tentang
Islam http://islamwiki.blogspot.com/2010/05/kompilasi-hukum-islam-buku-iii-
hukum.html#ixzz2UxJtoiJK
Under Creative Commons License: Attribution
Faishal Haq, Drs dan A. Saiful Anam, Drs. H, Hukum Wakaf dan Perwakafan di Indonesia,
Garoeda Buana Indah, Pasuruan, 1993, hal. 17-29
http://worldhealth.blogspot.com/2012/04/unsur-unsur-dan-hukum-syarat-wakaf.html