Dalam melakukan analisis kimia perlu dilakukan validadi metode. Validasi metode analisis adalah suatu penilaian terhadap parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya . Validasi metode analisis adalah suatu penilaian terhadap parameter tertentu,
berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter
tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya (Harmita, 2004). Penelitian
ini bertujuan untuk memvalidasi metode analisis Merkuri (Hg) pada Air permukaan
dengan Automatic Mercury Analyzer, sebagai syarat untuk mengajukan parameter
terakreditasi International Organization for Standardization/ International
Electrotechnical Commission
4. Spektrofotometer
Spektrofotometer UV
Vis
Fungsi: Mengidentifikasi, menghitung atau menganalisa seberapa
besar konsentrasi senyawa atau zat yang ada di sebuah sampel.
Prinsip: Terjadinya absorbansi cahaya yang dilewatkan dengan
panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa
yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya akan diserap dan sisanya
akan dilewatkan.
6. Bagian-bagian
spektrofotometer
2. Monokromator
Fungsinya memecah cahaya dari polikromatis menjadi
monokromatis dan menyesuaikan dengan Panjang
gelombang yang diinginkan. Komponennya yaitu terdiri dari
prisma, slit in, dan slit out.
3. Detektor
Fungsinya menangkap sinar yang sebelumnya telah
melewati sampel. Sinar kemudian diubah menjadi sinyal
listrik oleh amplifier kemudian recorder akan mencatat
hasilnya.
7. Bagian-bagian
spektrofotometer
2. Monokromator
Fungsinya memecah cahaya dari polikromatis menjadi
monokromatis dan menyesuaikan dengan Panjang
gelombang yang diinginkan. Komponennya yaitu terdiri dari
prisma, slit in, dan slit out.
3. Detektor
Fungsinya menangkap sinar yang sebelumnya telah
melewati sampel. Sinar kemudian diubah menjadi sinyal
listrik oleh amplifier kemudian recorder akan mencatat
hasilnya.
8. Bagian-bagian
spektrofotometer
4. Kuvet Sampel
Kuvet merupakan bagian yang terbuat dari kaca, silika, atau
kuarsa sebagai tempat untuk meletakkan sebuah sampel
yang akan Anda analisa. Syarat kuvet:
a.Harus memiliki permukaan yang lurus, datar, dan sejajar
secara optis.
b.kuvet tidak boleh memiliki warna agar transmisi cahaya
berhasil.
c.kuvet tidak boleh bereaksi pada bahan kimia.
d.kuvet harus kuat dan tidak boleh rapuh.
e.kuvet harus memiliki bentuk yang solid dan juga
sederhana.
9. Validitas Instrumen Spektro UV
Vis dipengaruhi oleh
1. Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan
blangko, yaitu larutan yang berisi selain komponen yang akan dianalisis
termasuk zat pembentuk warna.
2. Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa,
namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.
3. Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat
rendah atau sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan
konsentrasi, sesuai dengan kisaran sensitivitas dari alat yang digunakan
(melalui pengenceran atau pemekatan).
10. Spektrofotometer
Hight Performance
Chromatography
(HPLC)
Fungsi: Mengidentifikasi, menghitung atau menganalisa seberapa
besar konsentrasi senyawa atau zat yang ada di sebuah sampel.
Prinsip: Prinsip kromatografi (pemisahan) dengan fase
gerak cair yang dialirkan melalui kolom (merupakan fase
diam) menuju ke detektor dengan bantuan pompa, dan
sampel dimasukkan ke dalam aliran fase gerak dengan cara
penyuntikan.
12. 1.Mobile Phase Supply System
Fase gerak diletakkan dalam botol-botol Reservoir
- Fungsinya untuk menampung fasa gerak yang akan
dialirkan ke dalam kolom dengan bantuan pompa.
Syarat fasa gerak yang digunakan harus
dimilipore(poripori+5μm) dan didegass.
13. 2. Pompa
Fungsi: Mengalirkan fasa gerak ke dalam sistem.
Mencampur fasa gerak
Komponen yang terbasahi oleh fase gerak terbuat
dari bahan yg inert: safir, ruby,
stainless steel, fluorocarbon
14. 3. Sample Injector
Fungsinya sebagai tempat memasukkan
cuplikan/sampel dengan bantuan syringe.
Autosampler:
Sampel dimasukkan dengan syringe
otomatis yang mengambil sampel dari vial
pada rak bermotor penggerak
17. 5. Column Oven
• Column Oven pada HPLC berfungsi untuk menjaga suhu atau
temperature pada range tertentu
• Analisis menggunakan HPLC dapat dipengaruhi juga oleh suhu.
Artinya, jika sample diberikan perlakuan yang sama pada suhu yang
sama akan meningkatkan keakuratan proses pengambilan data.
18. 5. Detektor
• Fungsinya untuk mendeteksi komponen-komponen cuplikan hasil
pemisahan kolomTo detect the separated analytes
• An ideal Detector:
UNIVERSAL (i.e. detects everything)
SENSITIVE (i.e. detects a very small amount of analytes)
LINEAR RESPONSE (i.e. linear relationship betweenintensity of
response and amount of analyte).
give STRUCTURAL INFORMATION (i.e. tell you what the analyte is,
even if you didn’t know beforehand).
19. 5. Detektor
Jenis Detektor:
Detektor indeks bias (Refractive Index Detector)
Detektor UV-Vis
Detektor fluoresensi
Detektor elektrokimia
IR
LC-MS
LC-NMR
20. Validitas Instrumen HPLC
dipengaruhi oleh
1. Seal aus, menyebabkan kebocoran fasa gerak ke bagian belakang pompa
2. Kontaminasi pada valve akibat partikulat atau kotoran
3. Gelembung udara yang berpengaruh pembukaan dan penutupan check valve
4. Injektor bocor cek deangan inject standard/ sampel beberapa kali cek RSD
5. Pemilihan kolom yang kurang tepat
6. Pengkondisian kolom kurang optimal (kolom belum siap digunakan)
7. Komposisi fase gerak yang kurang optimal
8. Konsentrasi analit tidak dalam range deteksi/ kuantifikasai
9. Performa detector yang menurun pemakaian melebihi life time
10.Suhu kolom tidak optimum
11.Sampel tidak stabil selama penyimpanan cooler pada sample kompartemen
21. Spektrofotometer
Gas Chromatography
(GC)
Fungsi: Mengidentifikasi, menghitung atau menganalisa seberapa
besar konsentrasi senyawa atau zat yang ada di sebuah sampel.
Prinsip: Prinsip kromatografi (pemisahan)
dengan fase gerak gas yang dialirkan
melalui kolom (merupakan fase diam)
menuju ke detektor, dan sampel
dimasukkan ke dalam aliran fase gerak
dengan cara penyuntikan.
22. 1. Carier Gas
• Gas tersebut merupakan fase gerak
• Jenis gas carrier, yakni : helium, nitrogen dan
lainnya.
• Tabung gas akan terhubung ke pipa atau
selang yang menghubungkannya ke flow
controller.
23. 2. Flow Controller
• Merupakan sebuah komponen yang
digunakan untuk mengatur jumlah keluaran
gas carrier.
• Secara umum ilustrasi flow controller itu
seperti keran air yang bisa di buka atau tutup.
Bentuk aslinya mungkin seperti solenoid valve
yang bisa di atur dengan microcontroller.
24. 3. Injector port
• Untuk mengantarkan sampel ke dalam
aliran gas pembawa.
• Penginjekan sampel dapat dilakukan
secara manual atau secara otomatis
(yang dapat menyesuaikan jumlah
sampel).
25. 4. Kolom
• merupakan tempat terjadinya proses
pemisahan karena di dalamnya terdapat
fase diam. Oleh karena itu, kolom
merupakan komponen sentral pada GC.
• Ada 3 jenis kolom pada GC yaitu kolom
kemas (packing column) dan kolom
kapiler (capillary column); dan kolom
preparative (preparative column)
26. 5. Oven
• Digunakan untuk memanaskan column pada
temperature tertentu sehingga mempermudah
proses pemisahan komponen sample
• Oven akan membuat material sample
menguap dan terbawa oleh fase gerak(gas
carrier).
27. 6. Detektor
• Pendeteksi komponen-
komponen yang telah
dipisahkan dari kolom
secara terus-menerus,
cepat, dan akurat.
28. Validitas Instrumen GC
dipengaruhi oleh
1. Kecepatan alir gas kurang optimal Misal pada detector Ionisasi detector (FID)
2. Performa kolom GC yang menurun (misal karena memanaskan kolom tanpa adanya
aliran udara)
3. Volume injek sampel yang berlebihan
4. Kebocoran pada septum
5. Kolom tidak dikondisikan dengan baik
6. Penggunaan syringe yang tidak sesuai
29. Spektrofotometer
Fourier Transform Infra
Red
(FTIR)
Fungsi: analisis gugus fungsi secara kualitatif dalam suatu
senyawa kimia pada sampel.
Prinsip: Penyerapan radiasi inframerah yang terjadi
pada setiap ikatan molekul, sedangkan inframerah lain
yang tidak terserap akan dipindah melalui permukaan
sampel. kemudian memberikan hasil dalam bentuk
spektrum. Hasil dinyatakan dalam persen (%)
transmitansi dan bilangan gelombang (cm pangkat
minus 1).
30. Bagian-bagian FTIR
1. Sumber Radiasi Inframerah
Radiasi elektromagnetik inframerah dipancarkan oleh sumber benda hitam.
Jenis sumber inframerah
• Batang silikon karbida (Globar)
• Koil kabel Nichrome dan Kanthal
• Campuran oksida refraktori (Nernst Glower)
31. Bagian-bagian FTIR
2. Interferometer
• alat yang digunakan untuk mengukur panjang gelombang. Alat ini terdiri
atas beam splitter, cermin statis (diam), dan cermin bergerak.
32. Bagian-bagian FTIR
3. Detektor
• Terdapat dua macam detektor inframerah, yaitu detektor panas dan
detektor fotonik.
• Detektor panas menggunakan radiasi inframerah untuk mendeteksi
perubahan temperatur.
• Detektor fotonik menggunakan radiasi inframerah sebagai cahaya yang
menghasilkan detektor yang lebih sensitif.
33. Validitas Instrumen FTIR
dipengaruhi oleh
1. Instrumental noice: Base line error optimasi setting instrument, cek
sistem secara regular
2. Ineterferensi dari sumber lain Ex. Kelembaban udara sekitar
3. Koreksi base line yang tidak akurat
34. Jenis kesalahan pengujian
• Kesalahan serius (Gross error)
Contoh dari kesalahan ini adalah kontaminasi reagent yang digunakan; peralatan yang memang rusak total;
sampel yang terbuang, dan lain lain.
Indikasi: gambaran data yang sangat menyimpangdata tidak dapat memberikan pola hasil yang jelas; tingkat
reprodusibilitas yang sangat rendah dan lain lain. Pengujian harus diulangi.
• Kesalahan acak (Random error)
Bentuk kesalahan yang menyebabkan hasil dari suatu perulangan menjadi relatif berbeda satu sama lain,
dimana hasil secara individual berada di sekitar harga rata-rata. Kesalahan ini memberi efek pada tingkat
akurasi dan kemampuan dapat terulang (reprodusibilitas).
Kesalahan ini bersifat wajar dan tidak dapat dihindari, hanya bisa direduksi dengan kehati-hatian dan
konsentrasi dalam bekerja.
• Kesalahan sistematik (Systematic error)
Kesalaahn sistematik merupakan jenis kesalahan yang menyebabkan semua hasil data salah dengan suatu
kemiripan. Hal ini dapat diatasi dengan:
a. Standarisasi prosedur
b. Standarisasi bahan
c. Kalibrasi instrument