SlideShare a Scribd company logo
Profesi Kependidikan

UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME
GURU

OLEH:

Nopa Ariansyah 06101008020
Elisabeth Isandhyta 06121008011
Zetly K Simorangkir 06121008015
Harisman Nizar 06121008021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Peningkatan mutu pendidikan merupakan fokus perubahan dalam rangka
peningkatan

kualitas

sumberdaya

manusia.

Sekolah

merupakan

satuan

pendidikan formal yang mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan
pengetahuan, sikap, dan ketrampilan siswa.
Dalam melaksanakan tanggung jawab tersebut guru (pendidik) dan tenaga
kependidikan mempunyai peranan menentukan dalam mencapai tujuan yang
ditetapkan. Untuk itu kualitas pendidik dan tenaga kependidikan perlu terus
ditingkatkan. Upaya pengembangan kemampuan professional guru secara terusmenerus dilakukan setelah calon guru keluar dari lembaga pre- service.
Peristiwa pembinaan kemampuan professional dalam menunjang tugas
sehari-hari disebut in-service education and training atau diklat (pendidikan dan
pelatihan). Upaya diklat dilanjutkan dengan on-service training, yaitu pembinaan
lanjutan terhadap guru ditempat bertugas dalam menerapkan inovasi yang
dibahas dalam diklat.
Guru harus menunjukkan kompetensi yang meyakinkan dalam segi
pengetahuan, ketrampilan, penguasaan kurikulum, materi pelajaran, metode
mengajar, teknik evaluasi, dan menilai komitmen terhadap tugas serta memiliki
disiplin yang tinggi. Kompetensi guru tersebut perlu terus dikembangkan secara
terprogram, berkelanjutan melalui suatu system pembinaan yang dapat
meningkatkan kualitas professional guru.

B.

Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah untuk meningkatkan kinerja guru melalui upaya
peningkatan profesionalisme guru dengan memandang jabatan guru sebagai suatu
profesi.

2
C.

Ruang Lingkup
Ruang lingkup makalah ini meliputi:
1.

Pengertian profesi, profesionalisme dan guru yang professional

2.

Kompetensi guru
a) masalah yang berkaitan dengan kondisi guru
b) standar kompetensi guru

3.

Sertifikasi guru

3
BAB II
UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU

A.

Pengertian Profesionalisme dan Etos Kerja
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan arti dari profesi adalah
bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejuruan dan
sebagainya) tertentu. Profesionalisme diartikan sebagai mutu, kualitas, dan tindak
tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang professional.
Pendidikan keahlian ini dapat saja diikuti seseorang secara formal dalam
lembaga persekolahan, atau dapat juga dipelajari secara otodidak (belajar sendiri)
yang pencapaiannya berupa kinerja yang dapat diakui oleh masyarakat
professional dan masyarakat luas.
Profesionalisme ditandai dengan adanya standar atau jaminan mutu
seseorang dalam melakukan suatu upaya profesional. Jaminan mutu ini dapat saja
dalam kalangan terbatas dilingkungan profesi atau dapat juga dalam lingkungan
yang luas oleh masyarakat umum membuat penilaian terhadap kinerjanya.
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,
kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu
serta memerlukan pendidikan profesi (UURI No. 14 tahun 2005).
Etos kerja merupakan semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan
seseorang atau suatu kelompok (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Etos kerja
seorang guru adalah selalu membangun suasana ilmiah, memberikan kesempatan
kepada siswa belajar dari berbagai sumber belajar, dan membangun makna baik
melalui interaksi sosial maupun interaksi personal serta menginternalisasi cara
ilmu pengetahuan diperoleh, subtansi ilmu pengetahuan, dan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari.

4
Dedi Supriadi mengutip dari jurnal manajemen pendidikan Educational
Leadership edisi Maret 1993, tentang 5 (lima) hal yang dituntut dimiliki guru agar
menjadi profesional adalah:
1.

Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajar. Ini berarti
bahwa komitmen tertinggi guru adalah pada kepentingan siswanya.

2.

Guru menguasai secara mendalam bahan mata pelajaran yang diajarkan
serta cara mengajarkannya kepada para siswa.

3.

Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai
teknik evaluasi, mulai cara pengamatan dalam perilaku siswa sampai tes
hasil belajar.

4.

Guru mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya, dan
belajar dari pengalamannya. Artinya harus selalu ada waktu untuk guru
guna mengadakan refleksi dan koreksi terhadap apa yang telah
dilakukannya. Untuk bisa belajar dari pengalaman ia harus tahu mana
yang benar dan mana yang salah, serta baik dan buruk dampaknya pada
proses belajar siswa.

5.

Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam
lingkungan profesinya.

Kedudukan sebagai tenaga professional bertujuan untuk melaksanakan
sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005,
disebutkan bahwa prinsip profesionalitas dari profesi guru merupakan bidang
pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan:
1.

Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme

2.

Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketaqwaan, dan aklak mulia.

5
3.

Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakan pendidikan sesuai
dengan bidang tugas.

4.

Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.

5.

Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.

6.

Memperoleh penghasilan yang ditentukan sessuai dengan prestasi kerja.

7.

Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.

8.

Memiliki jaminan perlindungan hokum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan

9.

Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur halhal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

B.

Kompetensi Guru
Profesionalisme guru dituntut agar terus berkembang sesuai dengan
perkembangan kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang berkualitas dan
memiliki kapasitas untuk mampu bersaing baik di forum regional, nasional,
maupun internasional.
Berbagai masalah yang berkaitan dengan kondisi guru antara lain:
1.

Adanya keberagaman kemampuan guru dalam proses pembelajaran dan
penguasaan pengetahuan.

2.

Belum adanya alat ukur yang akurat untuk mengetahui kemampuan
guru.

3.

Pembinaan yang dilakukan belum mencerminkan kebutuhan

4.

Kesejahteraan guru yang belum memadai.

Jika hal tersebut tidak segera diatasi maka akan dapat berdampak pada
rendahnya kualitas pendidikan. Rendahnya kualitas pendidikan dimaksud antara
lain: (1) Kemampuan siswa dalam menyerap mata pelajaran yang diajarkan guru
tidak maksimal, (2) Kurang sempurnanya pembentukan karakter yang tercermin
dalam sikap dan kecakapan hidup yang dimiliki siswa.
Sehubungan dengan itu pemerintah mengadakan rintisan pembentukan
Badan Akreditasi dan Sertifikasi mengajar sebagai upaya peningkatan kualitas
pendidik dan tenaga kependidikan secara nasional.

6
Pada Bab IV pasal 8 UURI No. 14 th 2005 menyebutkan bahwa guru wajib
memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Kualifikasi akademik dapat diperoleh melalui pendidikan tinggi
proghram sarjana atau program diploma IV.
Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan keterampilan dan nilai-nilai
dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi
yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya.
1.

Kompetensi pedagogik, merupakan kemampuan pengelolaan peserta
didik yang meliputi:
a.

pemahaman terhadap peserta didik

b.

pengembangan kurikulum/silabus

c.

perancangan pembelajaran

d.

pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

e.

evaluasi hasil belajar

f.

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.

2.

Kompetensi kepribadian, merupakan kemampuan kepribadian yang:
a.
b.

stabil

c.

dewasa

d.

arif

e.

berwibawa

f.

berakhlak mulia

g.

menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat

h.

mengevaluasi kinerja sendiri

i.

3.

mantap

mengembangkan diri secara berkelanjutan.

Kompetensi professional, merupakan kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi:
a.

memahami konsep, struktur, dan metoda keilmuan/teknologi/seni
yang menaungi/koheren dengan materi ajar

7
b.

memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah

c.

memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait

d.

menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari

e.

mampu berkompetisi secara profesional dalam konteks global
dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.

4.

Kompetensi sosial, merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian
dari masyarakat untuk:
a.

berkomunikasi lisan dan tulisan

b.

menggunakan

teknologi

komunikasi

dan

inforrmasi

secara

fungsional
c.

bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik

d.

bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

Penguasaan kompetensi tersebut di atas dimaksudkan untuk mewujudkan
pencapaian tujuan pendidikan nasional.

8
BAB III
SERITIFIKASI GURU
A.

Latar Belakang Sertifikasi
Undang-undang RI No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(UUSPN) Undang-undang RI No.14/1005 tentang Guru dan Dosen (UUGD), dan
Peraturan Pemerintah RI No.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)
menyatakan guru adalah pendidik profesional. Untuk itu, ia dipersyaratkan
memiliki kualifikasi akademik minimal Sarjana/Diploma IV (S1/D4) yang relevan
dan menguasai kompetensi sebagai agen pembelajaran.
Pemenuhan persyaratan kualifikasi akademik minimal S1/D4 dibuktikan
dengan ijazah dan persyaratan relevansi mengacu pada jenjang pendidikan yang
dimiliki dan mata pelajaran yang dibina. Misalnya, guru SD dipersyaratkan lulusan
S1/D4 jurusan/program studi PGSD/Psikologi/ Pendidikan lainnya, sedangkan
guru Matematika SMP, MTs, SMA, MA, dan SMK dipersyaratkan lulusan S1/D4
jurusan/program studi Matematika atau Pendidikan Matematika. Pemenuhan
persyaratan penguasaan kompetensi sebagai agen pembelajaran yang meliputi
kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan
kompetensi sosial dibuktikan dengan sertifikasi pendidik.
Sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan mutu guru dibarengi dengan
peningkatan kesejahteraan guru, sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu
pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan. Bentuk
peningkatan kesejahteraan guru berupa tunjangan profesi sebesar satu kali gaji
pokok bagi guru yang memiliki sertifikat pendidik. Tunjangan tersebut berlaku,
baik bagi guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun bagi guru yang
berstatus non-Pegawai Negeri Sipil (Swasta).
Di beberapa negara, sertifikasi guru telah diberlakukan secara ketat,
misalnya di Amerika Serikat, Inggris dan Australia (Wang, dkk.,2003).
Sementara di Denmark baru mulai dirintis dengan sungguh-sungguh sejak
2003 (www.lld.dk/laerercertificering). Di samping itu, ada beberapa negara yang
tidak melakukan sertifikasi guru, tetapi melakukan kendali mutu dengan

9
mengontrol secara ketat terhadap proses pendidikan dan kelulusan di lembaga
penghasil guru, misalnya di Korea Selatan dan Singapura. Namun semua itu
mengarah pada tujuan yang sama, yaitu berupaya agar dihasilkan guru yang
bermutu.

B.

Tujuan dan Manfaat Sertifikasi
Sertifikasi guru bertujuan untuk (1) menentukan kelayakan guru dalam
melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan
pendidikan nasional, (2) peningkatan proses dan mutu hasil pendidikan, dan (3)
peningkatan profesionalisme guru.
Adapun manfaat sertifikasi guru dapat dirinci sebagai berikut.
1.

Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang
dapat merusak citra profesi guru.

2.

Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak
berkualitas dan tidak profesional.

3.

Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan tenaga kependidikan
(LPTK) dari keinginan internal dan tekanan eksternal yang menyimpang
dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.

C.

Kompetensi Guru Sebagai Agen Pembelajaran
Kompetensi merupakan kebulatan penguasaan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang ditampilkan melalui unjuk kerja. Kepmendiknas No.045/U/2002
menyebutkan kompetensi sebagai seperangkat tindakan cerdas dan penuh
tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan
tertentu. Jadi kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung
jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran. UUGD dan PP
No.19/2005 menyatakan kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian,
pedagogik, profesional, dan sosial. Keempat jenis kompetensi guru beserta
subkompetensi dan indikator esensialnya diuraikan sebagai berikut.

10
1. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

Secara rinci subkompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut.
a) Subkompetensi kepribadian yang mantap dan stabil memiliki
indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma hukum;
bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai guru; dan
memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
b) Subkompetensi kepribadian yang dewasa memiliki indikator
esensial: menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai
pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.
c) Subkompetensi kepribadian yang arif memiliki indikator esensial:
menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta
didik, sekolah, dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan
dalam berpikir dan bertindak.

d) Subkompetensi kepribadian yang berwibawa memiliki esensial:
memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik
dan memiliki perilaku yang disegani.
e) Subkompetensi akhlak mulai dan dapat menjadi teladan memiliki
indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma religius (iman
dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku
yang diteladani peserta didik.

2. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

11
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya.
Secara rinci setiap subkompetensi dijabarkan menjadi indikator
esensial sebagai berikut.
a) Subkompetensi memahami peserta didik secara mendalam
memiliki indikator esensial: memahami peserta didik dengan
memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif; memahami
peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian;
dan mengidentifikasi belajar awal peserta didik.

b) Merancang

pembelajaran,

termasuk

memahami

landasan

pendidikan untuk kepentingan pembelajaran. Subkompetensi ini
memiliki indikator esensial: memahami landasan kependidikan;
menerapkan teori belajar dan pembelajaran; menentukan strategi
pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi
yang ingin dicapai, dan materi ajar; serta menyusun rancangan
pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.

c) Subkompetensi melaksanakan pembelajaran memiliki indikator
esensial: menata latar (setting) pembelajaran; dan melaksanakan
pembelajaran yang kondusif.

d) Subkompetensi
pembelajaran

merancang
memiliki

dan

indikator

melaksanakan
esensial:

evaluasi

merancang

dan

melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar
secara berkesinambungan dengan berbagai metode; menganalisis
hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat
ketuntasan belajar (mastery learning); dan memanfaatkan hasil
penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program
pembelajaran secara umum.

e) Subkompetensi

mengembangkan

peserta

didik

untuk

mengaktualisasikan berbagai potensinya, memiliki indikator

12
esensial: memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan
berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi peserta didik untuk
mengembangkan berbagai potensi non-akademik.
3. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan materi pembelajaran secara luas
dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata
pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya,
serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.
Setiap subkompetensi tersebut memiliki indikator esensial sebagai
berikut:
a) Subkompetensi menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan
bidang studi memiliki indikator esensial: memahami materi ajar
yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep
dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi
ajar; memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait;
dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan
sehari-hari.

b) Subkompetensi menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki
indikator esensial menguasai langkah-langkah penelitian dan
kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan/materi bidang
studi.
4. Kompetensi Sosial
Kompetensi

sosial

merupakan

kemampuan

guru

untuk

berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar.
Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator esensial
sebagai berikut.
a) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik.

13
Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: berkomunikasi
secara efektif dengan peserta didik.
b) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama
pendidik dan tenaga kependidikan.
c) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang
tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
Perlu dijelaskan bahwa sebenarnya ke-empat kompetensi (kepribadian,
pedagogik, profesional, dan sosial) tersebut dalam praktiknya merupakan satu
kesatuan yang utuh. Pemilahan menjadi empat ini, semata-mata untuk kemudahan
memahaminya. Beberapa ahli mengatakan istilah kompetensi profesional
sebenarnya merupakan “payung”, karena telah mencakup semua kompetensi
lainnya. Sedangkan penguasaan materi ajar secara luas dan mendalam lebih tepat
disebut dengan penguasaan sumber bahan ajar (disciplinary content) atau sering
disebut bidang studi keahlian. Hal ini mengacu pandangan yang menyebutkan
bahwa sebagai guru yang berkompetensi memiliki (1) pemahaman terhadap
karakteristik peserta didik, (2) penguasaan bidang studi, baik dari sisi keilmuan
maupun kependidikan, (3) kemampan penyelenggaraan pembelajaran yang
mendidik, dan (4) kemauan dan kemampuan mengembangkan profesionalitas dan
kepribadian secara berkelanjutan.

D.

Pola Sertifikasi Guru Dalam Jabatan
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tetang Guru
pasal 65 huruf b dan Permendiknas Nomor 10 Tahun 2009 tentang Sertifikasi
Guru Dalam Jabatan, sertifikasi bagi guru dalam jabatan untuk memperoleh
sertifikat pendidik dilaksanakan melalui pola:(1) uji kompetensi dalam bentuk
penilaian portofolio, dan (2) pemberian sertifikat pendidik secara langsung.

14
E.

Prosedur Sertifikasi Melalui Penilaian Portofolio
Sertifikasi bagi guru dalam jabatan yang dilaksanakan melalui uji
kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik dapat dilakukan melalui
penilaian portofolio, yang merupakan pengakuan atas pengalaman profesional
guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mencerminkan
kompetensi guru. Komponen penilaian portofolio mencakup: (1) kualifikasi
akademik, (2) pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4)
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan
pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8)
keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9) pengalaman organisasi di bidang
pendidikan dan sosial, dan (10) penghargaan yang relevan dengan bidang
pendidikan.
Portofolio

dinilai

oleh

LPTK

penyelenggara

sertifikasi

guru

yang

dikoordinasikan Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG). Unsur KSG terdiri atas LPTK,
Ditjen DIKTI, dan Ditjen PMPTK. Secara umum mekanisme pelaksanaan, sertifikasi
guru dalam jabatan disajikan pada skema di bawah ini.

Prosedur Penilaian Portofolio bagi Guru dalam Jabatan

15
Penjelasan Prosedur Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan melalui Penilaian
Portofolio:
Guru dalam jabatan peserta sertifikasi, menyusun dokumen portofolio
dengan mengacu Pedoman Penyusunan Portofolio Guru
1.

Dokumen portofolio yang telah disusun kemudian diserahkan kepada
Dinas Pendidikan Kabupten/Kota untuk diteruskan kepada Rayon LPTK
Penyelenggara Sertifikasi untuk dinilai oleh asesor dari rayon LPTK
tersebut.

2.

Rayon LPT Penyelenggara Sertifikasi terdiri atas LPTK Induk dan
sejumlah LPTK Mitra.

3.

Apabila hasil penialan portofolio peserta sertifikasi dapat mencapai
angka minimal kelulusan, maka dinyatakan lulus dan memperoleh
sertifikat pendidik.

4.

Apabila hasil penialan portofolio peserta sertifikasi belum mencapai
angka minimal kelulusan, maka berdasarkan hasil penilaian (skor)
portofolio, Rayon LPTK merekomendasikan alternatif sebagai berikut.
a.

Melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan profesi
pendidik untuk melengkapi kekurangan portofolio

b.

Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (Diklat Profesi
Guru atau PLPG) yang diakhiri dengan ujian. Materi PLPG mencakup
empat kompetensi guru.

c.

Lama pelaksanaan PLPG diatur oleh LPTK penyelenggara dengan
memperhatikan skor hasil penilaian portofolio.

d.

Apabila peserta lulus ujian PLPG, maka peserta akan memperoleh
sertifikat pendidik.

e.

Bila tidak lulus, peserta diberi kesempatan ujian ulang dua kali,
dengan tenggang waktu sekurang-kurangnya dua minggu. Apabila
belum lulus juga, maka peserta diserahkan kembali ke Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota.

16
5.

Untuk menjamin standarisasi prosedur dan mutu kelulusan maka
rambu-rambu mekanisme, materi, dan sistem ujian PLPG dikembangkan
oleh Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG)

6.

PLPG dilaksanakan sesuai dengan rambu-rambu yang ditetapkan oleh
KSG.

Persyaratan peserta sertifikasi guru dalam jabatan melalui penilaian
portofolio adalah sebagai berikut.
1.

Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S‐1) atau diploma empat (D‐IV)
dari program studi yang memiliki izin penyelenggaraan

2.

Memiliki masa kerja sebagai guru (PNS atau bukan PNS) minimal 4
tahun pada suatu satuan pendidikan dan pada saat Undang‐Undang
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen terbit, yang
bersangkutan sudah menjadi guru.

3.

Guru bukan PNS harus memiliki SK sebagai guru tetap dari
penyelenggara pendidikan, sedangkan guru bukan PNS pada sekolah
negeri

harus

memiliki

SK

dari

Dinas

Pendidikan

Provinsi/

Kabupaten/Kota.
4.

Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan
pendidikan yang belum memiliki kualifikasi akademik S‐1/D‐IV apabila
sudah:
a.

mencapai usia 50 tahun dan mempunyai pengalaman kerja 20 tahun
sebagai guru, atau

b.

mempunyai golongan IV/a atau memenuhi angka kredit kumulatif
setara dengan golongan IV/a.

F.

Persyaratan Khusus bagi Guru yang diberi Sertifikat secara Langsung
Persyaratan untuk memperoleh sertifikasi pendidik secara langsung adalah:
1.

Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan
pendidikan yang memiliki kualifikasi akademik magister (S‐2) atau
doktor (S‐3) dari perguruan tinggi terakreditasi dalam bidang

17
kependidikan atau bidang studi yang relevan dengan mata pelajaran
atau rumpun mata pelajaran yang diampunya, atau guru kelas dan guru
bimbingan dan konseling atau konselor, dengan golongan sekurang‐
kurangnya IV/b atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara
dengan golongan IV/b.

2.

Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan
pendidikan yang memiliki golongan serendah‐rendahnya IV/c atau yang
memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/c.

18
BAB IV
PENUTUP

Pendidikan

terdiri

dari

berbagai

macam

komponen

yang

saling

mempengaruhi. Dari berbagai komponen tersebut komponen guru yang
mempunyai peranan yang sangat dominan. Karena itu guru merupakan kunci
utama bagi keberhasilan peningkatan mutu pendidikan.
Profesionalisme guru dapat ditingkatkan antara lain melalui:
1. Pendidikan
2. Pelatihan Pembinaan teknis secara berkelanjutan
3. Pembentukan wadah pembinaan profesionalisme guru (KKG dan MGMP)
Komponen professional sebagai mutu kualitas dan tindak tanduk suatu
profesi atau orang yang memiliki keahlian ditandai adanya standar atau jaminan
mutu seseorang dalam melakukan suatu upaya profesional. Jaminan mutu ini
berupa kompetensi sebagai guru yang meliputi tiga komponen pengelolaan
pembelajaran, pengembangan potensi, dan penguasaan akademik. Keseluruhan ini
bernuansa pada kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran atau transaksi
intelektual antara guru dan siswa.

19
DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud, 1997. Pedoman Pelaksanaan Sistem Pembinaan Profesional Bagi Guru
Sekolah Dasar. Jakarta: Bagian Proyek PEQIP.
Depdikbud, 2003. Standar Kompetensi Guru. Jakarta: Dittendik.
Direktorat Ketenagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2006. Panduan Sertifikasi
Guru Bagi LPTK.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
Petunjuk Teknis Sertifikasi Guru Untuk Guru
Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005, tentang Standar Pendidikan Nasional .
Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005, tentang Guru dan Dosen

20

More Related Content

What's hot

Bidang garapan manajemen pendidikan
Bidang garapan manajemen pendidikanBidang garapan manajemen pendidikan
Bidang garapan manajemen pendidikanIndra Arrohman
 
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) TerbaruFormat APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Akang Juve
 
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloomKata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
masterkukuh
 
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
jhesica purba
 
Identitas peserta didik
Identitas peserta didikIdentitas peserta didik
Identitas peserta didikFathur Marah
 
Conroh kisi-kisi dan soal
Conroh kisi-kisi dan soalConroh kisi-kisi dan soal
Conroh kisi-kisi dan soal
RoHim MohaMad
 
Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209
Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209
Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209
Soal Universitas Terbuka
 
CONTOH Handout
CONTOH HandoutCONTOH Handout
CONTOH Handout
Tatik prisnamasari
 
Kelompok 2 (abk).baru(1)
Kelompok 2 (abk).baru(1)Kelompok 2 (abk).baru(1)
Kelompok 2 (abk).baru(1)dyahh25
 
Rencana pengembangan-sekolah (1)
Rencana pengembangan-sekolah (1)Rencana pengembangan-sekolah (1)
Rencana pengembangan-sekolah (1)Litle Jo
 
PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)
PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)
PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)Nastiti Rahajeng
 
Ppt manajemen pengawasan
Ppt manajemen pengawasanPpt manajemen pengawasan
Ppt manajemen pengawasan
yuliantoprabowo3
 
Kode etik guru
Kode etik guruKode etik guru
Kode etik guru
Amelia Shen
 
CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSI
 CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSI CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSI
CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSI
Akhmad Muhibudin
 
Ppt pengelolaan tenaga didik dan tenaga kependidikan
Ppt pengelolaan tenaga didik dan tenaga kependidikanPpt pengelolaan tenaga didik dan tenaga kependidikan
Ppt pengelolaan tenaga didik dan tenaga kependidikan
linda_rosalina
 
Prosedur penilaian
Prosedur penilaianProsedur penilaian
Prosedur penilaian
Rofiqoh Rofiqoh
 
Makalah Standar Nasional Pendidikan
Makalah Standar Nasional PendidikanMakalah Standar Nasional Pendidikan
Makalah Standar Nasional Pendidikan
Dedy Wiranto
 
Kriteria penyusunan rpp
Kriteria penyusunan rppKriteria penyusunan rpp
Kriteria penyusunan rppAsdariah Andi
 

What's hot (20)

Bidang garapan manajemen pendidikan
Bidang garapan manajemen pendidikanBidang garapan manajemen pendidikan
Bidang garapan manajemen pendidikan
 
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) TerbaruFormat APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
 
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloomKata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
 
laporan kkl
laporan kkllaporan kkl
laporan kkl
 
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
 
Identitas peserta didik
Identitas peserta didikIdentitas peserta didik
Identitas peserta didik
 
Conroh kisi-kisi dan soal
Conroh kisi-kisi dan soalConroh kisi-kisi dan soal
Conroh kisi-kisi dan soal
 
Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209
Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209
Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209
 
CONTOH Handout
CONTOH HandoutCONTOH Handout
CONTOH Handout
 
Kelompok 2 (abk).baru(1)
Kelompok 2 (abk).baru(1)Kelompok 2 (abk).baru(1)
Kelompok 2 (abk).baru(1)
 
Rencana pengembangan-sekolah (1)
Rencana pengembangan-sekolah (1)Rencana pengembangan-sekolah (1)
Rencana pengembangan-sekolah (1)
 
PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)
PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)
PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)
 
Ppt manajemen pengawasan
Ppt manajemen pengawasanPpt manajemen pengawasan
Ppt manajemen pengawasan
 
Kode etik guru
Kode etik guruKode etik guru
Kode etik guru
 
CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSI
 CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSI CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSI
CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSI
 
Standar Proses
Standar ProsesStandar Proses
Standar Proses
 
Ppt pengelolaan tenaga didik dan tenaga kependidikan
Ppt pengelolaan tenaga didik dan tenaga kependidikanPpt pengelolaan tenaga didik dan tenaga kependidikan
Ppt pengelolaan tenaga didik dan tenaga kependidikan
 
Prosedur penilaian
Prosedur penilaianProsedur penilaian
Prosedur penilaian
 
Makalah Standar Nasional Pendidikan
Makalah Standar Nasional PendidikanMakalah Standar Nasional Pendidikan
Makalah Standar Nasional Pendidikan
 
Kriteria penyusunan rpp
Kriteria penyusunan rppKriteria penyusunan rpp
Kriteria penyusunan rpp
 

Viewers also liked

Rpp ppkn sma xi bab 1 pertemuan 3
Rpp ppkn sma xi bab 1 pertemuan 3Rpp ppkn sma xi bab 1 pertemuan 3
Rpp ppkn sma xi bab 1 pertemuan 3
eli priyatna laidan
 
PROFESI PENDIDIKAN (PROFESIONALISME ADMINISTRASI PENDIDIKAN)
PROFESI PENDIDIKAN (PROFESIONALISME ADMINISTRASI PENDIDIKAN)PROFESI PENDIDIKAN (PROFESIONALISME ADMINISTRASI PENDIDIKAN)
PROFESI PENDIDIKAN (PROFESIONALISME ADMINISTRASI PENDIDIKAN)
Arjuna Ahmadi
 
Fungsi fungsi administrasi pendidikan
Fungsi fungsi administrasi pendidikanFungsi fungsi administrasi pendidikan
Fungsi fungsi administrasi pendidikan
ckembar1
 
Fungsi dan prinsip administrasi pendidikan
Fungsi dan prinsip administrasi pendidikanFungsi dan prinsip administrasi pendidikan
Fungsi dan prinsip administrasi pendidikan
Gwahyu Jatmiko
 
Administrasi pendidikan
Administrasi pendidikanAdministrasi pendidikan
Administrasi pendidikan
yayan andrian
 
Fungsi administrasi pendidikan
Fungsi administrasi pendidikanFungsi administrasi pendidikan
Fungsi administrasi pendidikan
Zull Altynbekova No Ichimi
 
PROFESI PENDIDIKAN (SIAP PROFESIONALISME DAN ORGANISASI PROFESI)
PROFESI PENDIDIKAN (SIAP PROFESIONALISME DAN ORGANISASI PROFESI)PROFESI PENDIDIKAN (SIAP PROFESIONALISME DAN ORGANISASI PROFESI)
PROFESI PENDIDIKAN (SIAP PROFESIONALISME DAN ORGANISASI PROFESI)
Arjuna Ahmadi
 
prinsip dan fungsi-fungsi pokok administrasi pendidikan
prinsip dan fungsi-fungsi pokok administrasi pendidikanprinsip dan fungsi-fungsi pokok administrasi pendidikan
prinsip dan fungsi-fungsi pokok administrasi pendidikan
fachrizal budianto
 
Pembinaan guru
Pembinaan guruPembinaan guru
Pembinaan guru
Budi Yasri
 
Pengangguran
PengangguranPengangguran
Pengangguran
Dadang Solihin
 
Penculikan kanak-kanak
Penculikan kanak-kanakPenculikan kanak-kanak
Penculikan kanak-kanak
Yfook Ng
 
Buku kerja kepala sekolah (kecil)
Buku kerja kepala sekolah (kecil)Buku kerja kepala sekolah (kecil)
Buku kerja kepala sekolah (kecil)
togi_pasaribu
 
Buku kerja kepala sekolah (kecil)
Buku kerja kepala sekolah (kecil)Buku kerja kepala sekolah (kecil)
Buku kerja kepala sekolah (kecil)wahidinnoor
 
Prinsip dan fungsi pokok administrasi pendidikan
Prinsip dan fungsi pokok administrasi pendidikanPrinsip dan fungsi pokok administrasi pendidikan
Prinsip dan fungsi pokok administrasi pendidikan
Rizqi Salsabila
 
Contoh format-program-pengawas-sekolah-akhmadsudrajat-co-cc
Contoh format-program-pengawas-sekolah-akhmadsudrajat-co-ccContoh format-program-pengawas-sekolah-akhmadsudrajat-co-cc
Contoh format-program-pengawas-sekolah-akhmadsudrajat-co-ccmielaanjani
 

Viewers also liked (15)

Rpp ppkn sma xi bab 1 pertemuan 3
Rpp ppkn sma xi bab 1 pertemuan 3Rpp ppkn sma xi bab 1 pertemuan 3
Rpp ppkn sma xi bab 1 pertemuan 3
 
PROFESI PENDIDIKAN (PROFESIONALISME ADMINISTRASI PENDIDIKAN)
PROFESI PENDIDIKAN (PROFESIONALISME ADMINISTRASI PENDIDIKAN)PROFESI PENDIDIKAN (PROFESIONALISME ADMINISTRASI PENDIDIKAN)
PROFESI PENDIDIKAN (PROFESIONALISME ADMINISTRASI PENDIDIKAN)
 
Fungsi fungsi administrasi pendidikan
Fungsi fungsi administrasi pendidikanFungsi fungsi administrasi pendidikan
Fungsi fungsi administrasi pendidikan
 
Fungsi dan prinsip administrasi pendidikan
Fungsi dan prinsip administrasi pendidikanFungsi dan prinsip administrasi pendidikan
Fungsi dan prinsip administrasi pendidikan
 
Administrasi pendidikan
Administrasi pendidikanAdministrasi pendidikan
Administrasi pendidikan
 
Fungsi administrasi pendidikan
Fungsi administrasi pendidikanFungsi administrasi pendidikan
Fungsi administrasi pendidikan
 
PROFESI PENDIDIKAN (SIAP PROFESIONALISME DAN ORGANISASI PROFESI)
PROFESI PENDIDIKAN (SIAP PROFESIONALISME DAN ORGANISASI PROFESI)PROFESI PENDIDIKAN (SIAP PROFESIONALISME DAN ORGANISASI PROFESI)
PROFESI PENDIDIKAN (SIAP PROFESIONALISME DAN ORGANISASI PROFESI)
 
prinsip dan fungsi-fungsi pokok administrasi pendidikan
prinsip dan fungsi-fungsi pokok administrasi pendidikanprinsip dan fungsi-fungsi pokok administrasi pendidikan
prinsip dan fungsi-fungsi pokok administrasi pendidikan
 
Pembinaan guru
Pembinaan guruPembinaan guru
Pembinaan guru
 
Pengangguran
PengangguranPengangguran
Pengangguran
 
Penculikan kanak-kanak
Penculikan kanak-kanakPenculikan kanak-kanak
Penculikan kanak-kanak
 
Buku kerja kepala sekolah (kecil)
Buku kerja kepala sekolah (kecil)Buku kerja kepala sekolah (kecil)
Buku kerja kepala sekolah (kecil)
 
Buku kerja kepala sekolah (kecil)
Buku kerja kepala sekolah (kecil)Buku kerja kepala sekolah (kecil)
Buku kerja kepala sekolah (kecil)
 
Prinsip dan fungsi pokok administrasi pendidikan
Prinsip dan fungsi pokok administrasi pendidikanPrinsip dan fungsi pokok administrasi pendidikan
Prinsip dan fungsi pokok administrasi pendidikan
 
Contoh format-program-pengawas-sekolah-akhmadsudrajat-co-cc
Contoh format-program-pengawas-sekolah-akhmadsudrajat-co-ccContoh format-program-pengawas-sekolah-akhmadsudrajat-co-cc
Contoh format-program-pengawas-sekolah-akhmadsudrajat-co-cc
 

Similar to Upaya Meningkatkan Profesionalitas Guru

Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...
Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...
Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...
Pipit Wijaya
 
BAB 1.pptx
BAB 1.pptxBAB 1.pptx
BAB 1.pptx
jarjitsingh5
 
Pembahasan Profesi Pendidikan
Pembahasan Profesi PendidikanPembahasan Profesi Pendidikan
Pembahasan Profesi PendidikanRiris Purbosari
 
Makalah kompetensi keguruan
Makalah kompetensi keguruanMakalah kompetensi keguruan
Makalah kompetensi keguruan
Yuliana Aminulloh
 
HAKIKAT GURU DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
HAKIKAT GURU DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAMHAKIKAT GURU DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
HAKIKAT GURU DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Galih Nurhavis
 
11. pendidik professional
11. pendidik professional11. pendidik professional
11. pendidik professionalFAS DC
 
PPT 4 TAHAPAN PENGEMBANGAN GURU PROFESIONAL, ALUR DAN KEBIJAKAN.pptx
PPT 4 TAHAPAN PENGEMBANGAN GURU PROFESIONAL, ALUR DAN KEBIJAKAN.pptxPPT 4 TAHAPAN PENGEMBANGAN GURU PROFESIONAL, ALUR DAN KEBIJAKAN.pptx
PPT 4 TAHAPAN PENGEMBANGAN GURU PROFESIONAL, ALUR DAN KEBIJAKAN.pptx
mutiaeliza200767
 
Makalah kompetensi profesional guru
Makalah kompetensi profesional guruMakalah kompetensi profesional guru
Makalah kompetensi profesional guruIkhwan Mutaqin
 
Modul 4 kb 4
Modul 4 kb 4Modul 4 kb 4
Modul 4 kb 4
kasmuddin nanang
 
PROFESI PENDIDIKAN
PROFESI PENDIDIKANPROFESI PENDIDIKAN
PROFESI PENDIDIKAN
harjunode
 
Mulyati ojl 3 (RTK Cakep Bab 3)
Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)
Mulyati ojl 3 (RTK Cakep Bab 3)
Mulyati Rahman
 
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab II by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab II by HELDY ERISTONPengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab II by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab II by HELDY ERISTONHeldy Eriston
 
Pensijilan Guru Matematik
Pensijilan Guru MatematikPensijilan Guru Matematik
Pensijilan Guru MatematikNor Hazlinda
 
Report trends
Report trendsReport trends
Report trendsNor Hazlinda
 
Contoh esei1 permohonan gc
Contoh esei1 permohonan gcContoh esei1 permohonan gc
Contoh esei1 permohonan gcNorazliah Ani
 
Makalah Pengantar Pendidikan
Makalah Pengantar PendidikanMakalah Pengantar Pendidikan
Makalah Pengantar PendidikanMichant Lhoo
 
uapaya meningkatkan kuaitas guru
uapaya meningkatkan kuaitas guruuapaya meningkatkan kuaitas guru
uapaya meningkatkan kuaitas guruadib01
 
Paradigma Ilmu Pendidikan
Paradigma Ilmu PendidikanParadigma Ilmu Pendidikan
Paradigma Ilmu Pendidikan
nanaaudina
 

Similar to Upaya Meningkatkan Profesionalitas Guru (20)

Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...
Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...
Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...
 
BAB 1.pptx
BAB 1.pptxBAB 1.pptx
BAB 1.pptx
 
Pembahasan Profesi Pendidikan
Pembahasan Profesi PendidikanPembahasan Profesi Pendidikan
Pembahasan Profesi Pendidikan
 
Makalah kompetensi keguruan
Makalah kompetensi keguruanMakalah kompetensi keguruan
Makalah kompetensi keguruan
 
HAKIKAT GURU DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
HAKIKAT GURU DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAMHAKIKAT GURU DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
HAKIKAT GURU DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
 
11. pendidik professional
11. pendidik professional11. pendidik professional
11. pendidik professional
 
PPT 4 TAHAPAN PENGEMBANGAN GURU PROFESIONAL, ALUR DAN KEBIJAKAN.pptx
PPT 4 TAHAPAN PENGEMBANGAN GURU PROFESIONAL, ALUR DAN KEBIJAKAN.pptxPPT 4 TAHAPAN PENGEMBANGAN GURU PROFESIONAL, ALUR DAN KEBIJAKAN.pptx
PPT 4 TAHAPAN PENGEMBANGAN GURU PROFESIONAL, ALUR DAN KEBIJAKAN.pptx
 
Makalah kompetensi profesional guru
Makalah kompetensi profesional guruMakalah kompetensi profesional guru
Makalah kompetensi profesional guru
 
Modul 4 kb 4
Modul 4 kb 4Modul 4 kb 4
Modul 4 kb 4
 
PROFESI PENDIDIKAN
PROFESI PENDIDIKANPROFESI PENDIDIKAN
PROFESI PENDIDIKAN
 
Muhammad azni
Muhammad azniMuhammad azni
Muhammad azni
 
Muhammad azni
Muhammad azniMuhammad azni
Muhammad azni
 
Mulyati ojl 3 (RTK Cakep Bab 3)
Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)
Mulyati ojl 3 (RTK Cakep Bab 3)
 
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab II by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab II by HELDY ERISTONPengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab II by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab II by HELDY ERISTON
 
Pensijilan Guru Matematik
Pensijilan Guru MatematikPensijilan Guru Matematik
Pensijilan Guru Matematik
 
Report trends
Report trendsReport trends
Report trends
 
Contoh esei1 permohonan gc
Contoh esei1 permohonan gcContoh esei1 permohonan gc
Contoh esei1 permohonan gc
 
Makalah Pengantar Pendidikan
Makalah Pengantar PendidikanMakalah Pengantar Pendidikan
Makalah Pengantar Pendidikan
 
uapaya meningkatkan kuaitas guru
uapaya meningkatkan kuaitas guruuapaya meningkatkan kuaitas guru
uapaya meningkatkan kuaitas guru
 
Paradigma Ilmu Pendidikan
Paradigma Ilmu PendidikanParadigma Ilmu Pendidikan
Paradigma Ilmu Pendidikan
 

Recently uploaded

PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 

Recently uploaded (20)

PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 

Upaya Meningkatkan Profesionalitas Guru

  • 1. Profesi Kependidikan UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU OLEH: Nopa Ariansyah 06101008020 Elisabeth Isandhyta 06121008011 Zetly K Simorangkir 06121008015 Harisman Nizar 06121008021 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA 2014
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan merupakan fokus perubahan dalam rangka peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Sekolah merupakan satuan pendidikan formal yang mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan siswa. Dalam melaksanakan tanggung jawab tersebut guru (pendidik) dan tenaga kependidikan mempunyai peranan menentukan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Untuk itu kualitas pendidik dan tenaga kependidikan perlu terus ditingkatkan. Upaya pengembangan kemampuan professional guru secara terusmenerus dilakukan setelah calon guru keluar dari lembaga pre- service. Peristiwa pembinaan kemampuan professional dalam menunjang tugas sehari-hari disebut in-service education and training atau diklat (pendidikan dan pelatihan). Upaya diklat dilanjutkan dengan on-service training, yaitu pembinaan lanjutan terhadap guru ditempat bertugas dalam menerapkan inovasi yang dibahas dalam diklat. Guru harus menunjukkan kompetensi yang meyakinkan dalam segi pengetahuan, ketrampilan, penguasaan kurikulum, materi pelajaran, metode mengajar, teknik evaluasi, dan menilai komitmen terhadap tugas serta memiliki disiplin yang tinggi. Kompetensi guru tersebut perlu terus dikembangkan secara terprogram, berkelanjutan melalui suatu system pembinaan yang dapat meningkatkan kualitas professional guru. B. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan ini adalah untuk meningkatkan kinerja guru melalui upaya peningkatan profesionalisme guru dengan memandang jabatan guru sebagai suatu profesi. 2
  • 3. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup makalah ini meliputi: 1. Pengertian profesi, profesionalisme dan guru yang professional 2. Kompetensi guru a) masalah yang berkaitan dengan kondisi guru b) standar kompetensi guru 3. Sertifikasi guru 3
  • 4. BAB II UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU A. Pengertian Profesionalisme dan Etos Kerja Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan arti dari profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejuruan dan sebagainya) tertentu. Profesionalisme diartikan sebagai mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang professional. Pendidikan keahlian ini dapat saja diikuti seseorang secara formal dalam lembaga persekolahan, atau dapat juga dipelajari secara otodidak (belajar sendiri) yang pencapaiannya berupa kinerja yang dapat diakui oleh masyarakat professional dan masyarakat luas. Profesionalisme ditandai dengan adanya standar atau jaminan mutu seseorang dalam melakukan suatu upaya profesional. Jaminan mutu ini dapat saja dalam kalangan terbatas dilingkungan profesi atau dapat juga dalam lingkungan yang luas oleh masyarakat umum membuat penilaian terhadap kinerjanya. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (UURI No. 14 tahun 2005). Etos kerja merupakan semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Etos kerja seorang guru adalah selalu membangun suasana ilmiah, memberikan kesempatan kepada siswa belajar dari berbagai sumber belajar, dan membangun makna baik melalui interaksi sosial maupun interaksi personal serta menginternalisasi cara ilmu pengetahuan diperoleh, subtansi ilmu pengetahuan, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 4
  • 5. Dedi Supriadi mengutip dari jurnal manajemen pendidikan Educational Leadership edisi Maret 1993, tentang 5 (lima) hal yang dituntut dimiliki guru agar menjadi profesional adalah: 1. Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajar. Ini berarti bahwa komitmen tertinggi guru adalah pada kepentingan siswanya. 2. Guru menguasai secara mendalam bahan mata pelajaran yang diajarkan serta cara mengajarkannya kepada para siswa. 3. Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi, mulai cara pengamatan dalam perilaku siswa sampai tes hasil belajar. 4. Guru mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya, dan belajar dari pengalamannya. Artinya harus selalu ada waktu untuk guru guna mengadakan refleksi dan koreksi terhadap apa yang telah dilakukannya. Untuk bisa belajar dari pengalaman ia harus tahu mana yang benar dan mana yang salah, serta baik dan buruk dampaknya pada proses belajar siswa. 5. Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya. Kedudukan sebagai tenaga professional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005, disebutkan bahwa prinsip profesionalitas dari profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan: 1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme 2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketaqwaan, dan aklak mulia. 5
  • 6. 3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakan pendidikan sesuai dengan bidang tugas. 4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas. 5. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan. 6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sessuai dengan prestasi kerja. 7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat. 8. Memiliki jaminan perlindungan hokum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan 9. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur halhal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru. B. Kompetensi Guru Profesionalisme guru dituntut agar terus berkembang sesuai dengan perkembangan kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kapasitas untuk mampu bersaing baik di forum regional, nasional, maupun internasional. Berbagai masalah yang berkaitan dengan kondisi guru antara lain: 1. Adanya keberagaman kemampuan guru dalam proses pembelajaran dan penguasaan pengetahuan. 2. Belum adanya alat ukur yang akurat untuk mengetahui kemampuan guru. 3. Pembinaan yang dilakukan belum mencerminkan kebutuhan 4. Kesejahteraan guru yang belum memadai. Jika hal tersebut tidak segera diatasi maka akan dapat berdampak pada rendahnya kualitas pendidikan. Rendahnya kualitas pendidikan dimaksud antara lain: (1) Kemampuan siswa dalam menyerap mata pelajaran yang diajarkan guru tidak maksimal, (2) Kurang sempurnanya pembentukan karakter yang tercermin dalam sikap dan kecakapan hidup yang dimiliki siswa. Sehubungan dengan itu pemerintah mengadakan rintisan pembentukan Badan Akreditasi dan Sertifikasi mengajar sebagai upaya peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan secara nasional. 6
  • 7. Pada Bab IV pasal 8 UURI No. 14 th 2005 menyebutkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik dapat diperoleh melalui pendidikan tinggi proghram sarjana atau program diploma IV. Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya. 1. Kompetensi pedagogik, merupakan kemampuan pengelolaan peserta didik yang meliputi: a. pemahaman terhadap peserta didik b. pengembangan kurikulum/silabus c. perancangan pembelajaran d. pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis e. evaluasi hasil belajar f. pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 2. Kompetensi kepribadian, merupakan kemampuan kepribadian yang: a. b. stabil c. dewasa d. arif e. berwibawa f. berakhlak mulia g. menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat h. mengevaluasi kinerja sendiri i. 3. mantap mengembangkan diri secara berkelanjutan. Kompetensi professional, merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: a. memahami konsep, struktur, dan metoda keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar 7
  • 8. b. memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah c. memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait d. menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari e. mampu berkompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional. 4. Kompetensi sosial, merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk: a. berkomunikasi lisan dan tulisan b. menggunakan teknologi komunikasi dan inforrmasi secara fungsional c. bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik d. bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar. Penguasaan kompetensi tersebut di atas dimaksudkan untuk mewujudkan pencapaian tujuan pendidikan nasional. 8
  • 9. BAB III SERITIFIKASI GURU A. Latar Belakang Sertifikasi Undang-undang RI No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Undang-undang RI No.14/1005 tentang Guru dan Dosen (UUGD), dan Peraturan Pemerintah RI No.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) menyatakan guru adalah pendidik profesional. Untuk itu, ia dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademik minimal Sarjana/Diploma IV (S1/D4) yang relevan dan menguasai kompetensi sebagai agen pembelajaran. Pemenuhan persyaratan kualifikasi akademik minimal S1/D4 dibuktikan dengan ijazah dan persyaratan relevansi mengacu pada jenjang pendidikan yang dimiliki dan mata pelajaran yang dibina. Misalnya, guru SD dipersyaratkan lulusan S1/D4 jurusan/program studi PGSD/Psikologi/ Pendidikan lainnya, sedangkan guru Matematika SMP, MTs, SMA, MA, dan SMK dipersyaratkan lulusan S1/D4 jurusan/program studi Matematika atau Pendidikan Matematika. Pemenuhan persyaratan penguasaan kompetensi sebagai agen pembelajaran yang meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan kompetensi sosial dibuktikan dengan sertifikasi pendidik. Sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan mutu guru dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru, sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan. Bentuk peningkatan kesejahteraan guru berupa tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok bagi guru yang memiliki sertifikat pendidik. Tunjangan tersebut berlaku, baik bagi guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun bagi guru yang berstatus non-Pegawai Negeri Sipil (Swasta). Di beberapa negara, sertifikasi guru telah diberlakukan secara ketat, misalnya di Amerika Serikat, Inggris dan Australia (Wang, dkk.,2003). Sementara di Denmark baru mulai dirintis dengan sungguh-sungguh sejak 2003 (www.lld.dk/laerercertificering). Di samping itu, ada beberapa negara yang tidak melakukan sertifikasi guru, tetapi melakukan kendali mutu dengan 9
  • 10. mengontrol secara ketat terhadap proses pendidikan dan kelulusan di lembaga penghasil guru, misalnya di Korea Selatan dan Singapura. Namun semua itu mengarah pada tujuan yang sama, yaitu berupaya agar dihasilkan guru yang bermutu. B. Tujuan dan Manfaat Sertifikasi Sertifikasi guru bertujuan untuk (1) menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, (2) peningkatan proses dan mutu hasil pendidikan, dan (3) peningkatan profesionalisme guru. Adapun manfaat sertifikasi guru dapat dirinci sebagai berikut. 1. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat merusak citra profesi guru. 2. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan tidak profesional. 3. Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) dari keinginan internal dan tekanan eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku. C. Kompetensi Guru Sebagai Agen Pembelajaran Kompetensi merupakan kebulatan penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang ditampilkan melalui unjuk kerja. Kepmendiknas No.045/U/2002 menyebutkan kompetensi sebagai seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu. Jadi kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran. UUGD dan PP No.19/2005 menyatakan kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, pedagogik, profesional, dan sosial. Keempat jenis kompetensi guru beserta subkompetensi dan indikator esensialnya diuraikan sebagai berikut. 10
  • 11. 1. Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Secara rinci subkompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut. a) Subkompetensi kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai guru; dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma. b) Subkompetensi kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial: menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru. c) Subkompetensi kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak. d) Subkompetensi kepribadian yang berwibawa memiliki esensial: memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani. e) Subkompetensi akhlak mulai dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik. 2. Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan 11
  • 12. pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Secara rinci setiap subkompetensi dijabarkan menjadi indikator esensial sebagai berikut. a) Subkompetensi memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator esensial: memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif; memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidentifikasi belajar awal peserta didik. b) Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: memahami landasan kependidikan; menerapkan teori belajar dan pembelajaran; menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar; serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih. c) Subkompetensi melaksanakan pembelajaran memiliki indikator esensial: menata latar (setting) pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif. d) Subkompetensi pembelajaran merancang memiliki dan indikator melaksanakan esensial: evaluasi merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode; menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery learning); dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum. e) Subkompetensi mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya, memiliki indikator 12
  • 13. esensial: memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi non-akademik. 3. Kompetensi Profesional Kompetensi profesional merupakan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya. Setiap subkompetensi tersebut memiliki indikator esensial sebagai berikut: a) Subkompetensi menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar; memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. b) Subkompetensi menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan/materi bidang studi. 4. Kompetensi Sosial Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator esensial sebagai berikut. a) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik. 13
  • 14. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik. b) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan. c) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Perlu dijelaskan bahwa sebenarnya ke-empat kompetensi (kepribadian, pedagogik, profesional, dan sosial) tersebut dalam praktiknya merupakan satu kesatuan yang utuh. Pemilahan menjadi empat ini, semata-mata untuk kemudahan memahaminya. Beberapa ahli mengatakan istilah kompetensi profesional sebenarnya merupakan “payung”, karena telah mencakup semua kompetensi lainnya. Sedangkan penguasaan materi ajar secara luas dan mendalam lebih tepat disebut dengan penguasaan sumber bahan ajar (disciplinary content) atau sering disebut bidang studi keahlian. Hal ini mengacu pandangan yang menyebutkan bahwa sebagai guru yang berkompetensi memiliki (1) pemahaman terhadap karakteristik peserta didik, (2) penguasaan bidang studi, baik dari sisi keilmuan maupun kependidikan, (3) kemampan penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik, dan (4) kemauan dan kemampuan mengembangkan profesionalitas dan kepribadian secara berkelanjutan. D. Pola Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tetang Guru pasal 65 huruf b dan Permendiknas Nomor 10 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Guru Dalam Jabatan, sertifikasi bagi guru dalam jabatan untuk memperoleh sertifikat pendidik dilaksanakan melalui pola:(1) uji kompetensi dalam bentuk penilaian portofolio, dan (2) pemberian sertifikat pendidik secara langsung. 14
  • 15. E. Prosedur Sertifikasi Melalui Penilaian Portofolio Sertifikasi bagi guru dalam jabatan yang dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik dapat dilakukan melalui penilaian portofolio, yang merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mencerminkan kompetensi guru. Komponen penilaian portofolio mencakup: (1) kualifikasi akademik, (2) pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9) pengalaman organisasi di bidang pendidikan dan sosial, dan (10) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan. Portofolio dinilai oleh LPTK penyelenggara sertifikasi guru yang dikoordinasikan Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG). Unsur KSG terdiri atas LPTK, Ditjen DIKTI, dan Ditjen PMPTK. Secara umum mekanisme pelaksanaan, sertifikasi guru dalam jabatan disajikan pada skema di bawah ini. Prosedur Penilaian Portofolio bagi Guru dalam Jabatan 15
  • 16. Penjelasan Prosedur Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan melalui Penilaian Portofolio: Guru dalam jabatan peserta sertifikasi, menyusun dokumen portofolio dengan mengacu Pedoman Penyusunan Portofolio Guru 1. Dokumen portofolio yang telah disusun kemudian diserahkan kepada Dinas Pendidikan Kabupten/Kota untuk diteruskan kepada Rayon LPTK Penyelenggara Sertifikasi untuk dinilai oleh asesor dari rayon LPTK tersebut. 2. Rayon LPT Penyelenggara Sertifikasi terdiri atas LPTK Induk dan sejumlah LPTK Mitra. 3. Apabila hasil penialan portofolio peserta sertifikasi dapat mencapai angka minimal kelulusan, maka dinyatakan lulus dan memperoleh sertifikat pendidik. 4. Apabila hasil penialan portofolio peserta sertifikasi belum mencapai angka minimal kelulusan, maka berdasarkan hasil penilaian (skor) portofolio, Rayon LPTK merekomendasikan alternatif sebagai berikut. a. Melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan profesi pendidik untuk melengkapi kekurangan portofolio b. Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (Diklat Profesi Guru atau PLPG) yang diakhiri dengan ujian. Materi PLPG mencakup empat kompetensi guru. c. Lama pelaksanaan PLPG diatur oleh LPTK penyelenggara dengan memperhatikan skor hasil penilaian portofolio. d. Apabila peserta lulus ujian PLPG, maka peserta akan memperoleh sertifikat pendidik. e. Bila tidak lulus, peserta diberi kesempatan ujian ulang dua kali, dengan tenggang waktu sekurang-kurangnya dua minggu. Apabila belum lulus juga, maka peserta diserahkan kembali ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. 16
  • 17. 5. Untuk menjamin standarisasi prosedur dan mutu kelulusan maka rambu-rambu mekanisme, materi, dan sistem ujian PLPG dikembangkan oleh Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG) 6. PLPG dilaksanakan sesuai dengan rambu-rambu yang ditetapkan oleh KSG. Persyaratan peserta sertifikasi guru dalam jabatan melalui penilaian portofolio adalah sebagai berikut. 1. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S‐1) atau diploma empat (D‐IV) dari program studi yang memiliki izin penyelenggaraan 2. Memiliki masa kerja sebagai guru (PNS atau bukan PNS) minimal 4 tahun pada suatu satuan pendidikan dan pada saat Undang‐Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen terbit, yang bersangkutan sudah menjadi guru. 3. Guru bukan PNS harus memiliki SK sebagai guru tetap dari penyelenggara pendidikan, sedangkan guru bukan PNS pada sekolah negeri harus memiliki SK dari Dinas Pendidikan Provinsi/ Kabupaten/Kota. 4. Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang belum memiliki kualifikasi akademik S‐1/D‐IV apabila sudah: a. mencapai usia 50 tahun dan mempunyai pengalaman kerja 20 tahun sebagai guru, atau b. mempunyai golongan IV/a atau memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/a. F. Persyaratan Khusus bagi Guru yang diberi Sertifikat secara Langsung Persyaratan untuk memperoleh sertifikasi pendidik secara langsung adalah: 1. Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang memiliki kualifikasi akademik magister (S‐2) atau doktor (S‐3) dari perguruan tinggi terakreditasi dalam bidang 17
  • 18. kependidikan atau bidang studi yang relevan dengan mata pelajaran atau rumpun mata pelajaran yang diampunya, atau guru kelas dan guru bimbingan dan konseling atau konselor, dengan golongan sekurang‐ kurangnya IV/b atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/b. 2. Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang memiliki golongan serendah‐rendahnya IV/c atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/c. 18
  • 19. BAB IV PENUTUP Pendidikan terdiri dari berbagai macam komponen yang saling mempengaruhi. Dari berbagai komponen tersebut komponen guru yang mempunyai peranan yang sangat dominan. Karena itu guru merupakan kunci utama bagi keberhasilan peningkatan mutu pendidikan. Profesionalisme guru dapat ditingkatkan antara lain melalui: 1. Pendidikan 2. Pelatihan Pembinaan teknis secara berkelanjutan 3. Pembentukan wadah pembinaan profesionalisme guru (KKG dan MGMP) Komponen professional sebagai mutu kualitas dan tindak tanduk suatu profesi atau orang yang memiliki keahlian ditandai adanya standar atau jaminan mutu seseorang dalam melakukan suatu upaya profesional. Jaminan mutu ini berupa kompetensi sebagai guru yang meliputi tiga komponen pengelolaan pembelajaran, pengembangan potensi, dan penguasaan akademik. Keseluruhan ini bernuansa pada kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran atau transaksi intelektual antara guru dan siswa. 19
  • 20. DAFTAR PUSTAKA Depdikbud, 1997. Pedoman Pelaksanaan Sistem Pembinaan Profesional Bagi Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Bagian Proyek PEQIP. Depdikbud, 2003. Standar Kompetensi Guru. Jakarta: Dittendik. Direktorat Ketenagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2006. Panduan Sertifikasi Guru Bagi LPTK. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, 2009. Petunjuk Teknis Sertifikasi Guru Untuk Guru Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005, tentang Standar Pendidikan Nasional . Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005, tentang Guru dan Dosen 20