SlideShare a Scribd company logo
P a g e 1 | 8
TUGAS 1
PERMASALAHAN PERTANAHAN
DI SEKTOR PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
Matakuliah : HUKUM AGRARIA
P a g e 2 | 8
PERMASALAHAN PERTANAHAN
DI SEKTOR PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
I. PENDAHULUAN
Pada dasaranya tanah di seluruh wilayah negara Republik Indonesia
dikuasai oleh negara, hal ini termaktub dalam Undang-Undang Dasar
1945 Pasal 33 ayat (3) yaitu: 1
“Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalam bumi adalah
pokok-pokok kemakmuran rakyat oleh sebab itu, harus diakui oleh
Negara dan dipergunakan oleh untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.”
Indonesia adalah negara berdasarkan hukum yang mengatur
pelaksanaan pembangunan termasuk perkebunan kelapa sawit. Cara-
cara dan prosedur untuk memperoleh lahan perkebunan juga telah diatur
melalui peraturan perundang-undangan. 2
Salah satu hal permasalahan yang sering muncul ke permukaan adalah
konflik pertanahan pada sektor perkebunan kelapa sawit, Negara dapat
memberikan hak penguasaan tanah kepada korporasi melakui pemberian
Hak Guna Usaha (HGU). Badan Pertanahan Nasional selaku instansi
yang menerbitkan HGU Perkebunan Kelapa Sawit harus turut serta
menyelesaikan konflik yang terjadi, dimana pihak yang selalu dirugikan
adalah masyarakat.
Penyelesaian konflik lahan kelapa sawit yang masuk dalam kawasan
hutan mendesak dilakukan. Pasalnya, hal ini dianggap sebagai pemicu
utama deforestasi. Karakteristik penguasaan lahan di lokasi berbeda dan
sejarah perubahan regulasi pemerintah juga perlu menjadi pertimbangan
dalam menuntaskan sengketa.3
Berdasarkan hasil Kajian sistem tata kelola komoditas kelapa sawit
dilaksanakan tahun 2006 oleh KPK. Kegiatan ini dilatarbelakangi
permasalahan dalam pengelolaan komoditas kelapa sawit, dimana
1 Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945
2 https://acch.kpk.go.id/id/berkas/litbang/kajian-sistem-tata-kelola-komoditas-kelapa-sawit
3 https://industri.kontan.co.id/news/penyelesaian-sengketa-di-lahan-perkebunan-sawit-
harus-menjadi-prioritas-pemerintah
P a g e 3 | 8
terdapat kasus kebakaran hutan dan lahan tahun 2015 yang
menimbulkan kerugian sebesar USD 295 juta (World Bank, 2015).
Sepanjang 2015 terjadi 127 konflik lahan dengan luas lahan konflik
200.217 Ha (KPA, 2015). Terdapat ketimpangan penguasaan lahan di
Indonesia, dimana korporasi menguasai 11,3 juta Ha (71%), dan
persoalan sistem perijinan yang membuka peluang korupsi (seperti kasus
Gubernur Riau dan Bupati Buol). Di sisi yang lain, komoditas kelapa sawit
memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian, dimana
menyumbang 7-8% PDB (BPS, 2015), ekspor ketiga terbesar yaitu USD
18,1 milyar atau 13,7% dari total ekspor (BPS, 2015), menyumbang
Rp22,27 triliun penerimaan negara dari pajak (DJP, 2015) dan
menyumbang Rp11,7 triliun penerimaan negara dari pungutan ekspor
(BPDPKS, 2016).Total luasan lahan perkebunan kelapa sawit di
Indonesia tahun 2015 seluas 15,7 juta ha. Perkebunan kelapa sawit yang
dikelola oleh perusahaan swasta seluas 10,7 juta ha (68%), BUMN seluas
493,7 ribu ha (3%) dan perkebunan rakyat seluas 4,4 juta ha (29%).4
Sejumlah lembaga nirlaba mendesak pemerintah melalui Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (BPN) segera
membuka data tentang kepemilikan Hak Guna Usaha (HGU) lahan
kepada publik. Pembukaan data tersebut dinilai penting mengingat
besarnya risiko konflik lahan yang sering melibatkan perusahaan
perkebunan dengan masyarakat sekitar. Selain itu, HGU ini juga dianggap
tidak termasuk data rahasia negara yang dapat mengganggu keamanan
negara. 5
Konflik pertanahan di areal perkebunan kelapa sawit ini memerlukan
perhatian serius dari Pemerintah dan instansi terkait, perusahaan kelapa
sawit selaku badan usaha yang diberikan HGU harus memperhatikan
seluruh aspek yang ada agar tidak terjadi konflik dengan masyarakat.
Selanjutnya akan dibahas lebih mendalam terkait permasalahan dan
solusi permasalahan pertanahan di sektor perkebunan sawit.
4 https://acch.kpk.go.id/id/berkas/litbang/kajian-sistem-tata-kelola-komoditas-kelapa-sawit
5 https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5c8771451915b/hindari-konflik-agraria--
pemerintah-didesak-buka-data-hgu-lahan/
P a g e 4 | 8
II. RUMUSAN MASALAH
Berikut adalah rumusan permasalahan terkait permasalahan HGU di
sektor perkebunan kelapa sawit:
1. Apakah ada permasalahan dalam proses penerbitan HGU?
2. Bagaimana peran Badan Pertanahan Nasional dalam mengatasi
permasalahan HGU perusahaan perkebunan kelapa sawit?
III. PEMBAHASAN
Pertanahan adalah suatu kebijakan yang digariskan oleh Pemerintah
dalam mengatur Hubungan Hukum antara tanah dan orang sebagaimana
yang ditetapkan oleh Undang-Undang Dasar 1945 dan dijabarkan dalam
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria atau
yang dikenal dengan Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA). 6
Pengertian Agraria yang digunakan dalam UUPA justru mencakup artian
yang sangat luas, meliputi bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung
di dalamnya. Dalam pengertian UUPA, Hukum Agraria merupakan suatu
kelompok berbagai bidang Hukum yang masing-masing mengatur hak-
hak penguasaan atas sumber-sumber daya alam tertentu.
Negara telah mengatur administrasi pertanahan ini dengan menerbitkan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria
(UUPA). Selanjutnya dibentuk Instansi khusus yang mengatur
pertanahan sesuai Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2015 tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian
Agraria dan Tata Ruang (ATR) mempunyai tugas menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang agraria/pertanahan dan tata ruang untuk
membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.7
6 Rizki, Mohamad, Hak-Hak Atas Tanah Dalam Dimensi Uupa, Bahan Materi Tuweb
Sesi 1, Oktober 2020.
7 https://www.atrbpn.go.id/?menu=sekilas
P a g e 5 | 8
Catur tertib pertanahan sangat diperlukan untuk menjamin terlaksananya
pembangunan yang ditangani oleh Pemerintah ataupun swasta, yaitu8
:
a. Meningkatkan jaminan kepastian hukum hak atas tanah
b. Meningkatkan kelancaran pelayanan kepada masyarakat
c. Meningkatkan daya hasil guna tanah lebih bermanfaat bagi
kehidupan masyarakat.
Menurut Nandang Alamsah D dalam Buku Materi Pokok Administrasi
Pertanahan Modul 1 hal. 1.21 s/d 1.22. Berdasarkan Keputusan Presiden
Nomor 7 Tahun 1979 tentang Catur Tertib Pertanahan, yaitu tertib hukum
pertanahan, tertib administrasi pertanahan, tertib penggunaaan tanah,
dan tertib pememliharaan tanah lingkungan hidup. Keeempat tertib
tersebut merupakan pedomana bagi penyelenggaraan tugas-tugas
pengelolaan dan pengembangan administrasi pertanahan uang sekaligus
merupakan gambaran tentang kondisi atau sasaran antara yang ingin
dicapai dalam pembangunan bidang pertanahan yang pelaksanaannya
dilakukan secara bertahap9
.
Konflik Pertanahan ini sudah menjadi perhatian Komisi Hak Asasi
Manusia (Komnas HAM), terdapat 8 (delapan) hak masyarakat adat yang
dilanggar yaitu:10
1) hak atas pengakuan sebagai masyarakat hukum adat
2) hak tradisional masyarakat hukum adat
3) hak untuk memiliki.
4) hak untuk tidak dirampas miliknya secara sewenang-wenang.
5) hak untuk mempertahankan hidup dan meningkatkan taraf
kehidupan.
6) hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.
7) hak atas rasa aman dan tentram.
8 Deliarnoor, Nandang Alamsah, Administrasi Pertanahan, Tangerang Selatan,
Universitas Terbuka, Cetakan Pertama, 2019.
9
Ibid. hal. 1.21 s/d hal. 1.22.
10 https://www.komnasham.go.id/index.php/news/2020/8/14/1530/permasalahan-hak-
masyarakat-hukum-adat-di-tanah-hak-guna-usaha-hgu.html
P a g e 6 | 8
8) hak atas perlindungan terhadap ancaman ketakutan untuk berbuat
atau tidak berbuat sesuatu juga menjadi hak yang dilanggar.
Berdasarkan Pasal 29 UUPA, HGU merupakan hak untuk menguasakan
tanah tang dikausai langsung oleh negara dalam jangka waktu tertentu.
Penggunaan HGU adalah salah satunya untuk usaha pertanian,perikanan
atau perternakan. Subyek yang mendapatkan HGU adalah WNI (luas 5
ha – 25 ha) serta Badan hukum yang didirkan menurut hukum Indonesia
dan berkeuddukan di Indonesia (luas lebih dari 25 ha). Jangka waktu
HGU paling lama 35 tahun dan dapat diperpanjang paling lama 25 tahun.
Berikut adalah proses permohonan HGU:
Sumber; Kementerian ATR/BPN
Proses perdaftaran HGU:
1. Pendaftaran hak dilakukan di Kantor Pertanahan setempat.
2. Jika SK pemberian HGU merupakan kewenangan Menteri atau
Kanwil BPN, pelaksanaan pendaftaran baru dapat dilakukan setelah
salinan SK pemberian HGU telah diterima oleh Kantor Pertanahan.
3. Pelaksanaan pendaftaran dilakukan setelah kewajiban yang tertuang
dalam SK dipenuhi oleh penerima HGU.
4. Satuan wilayah tata usaha pendaftaran tanah untuk bidang tanah
Hak Guna Usaha adalah Kabupaten/Kota.
Berdasarkan proses permohonan HGU di atas, sumber permasalahan
pertanahan di sektor perkebunan kelapa sawit seharusnya dapat dihindari
karena proses pengukuran, permohonan hak, pemeriksaan tanah,
PENGUKURAN:
• Kewenangan Pengukuran
• Persayaratan Pengukuran
PERMOHONAN HAK
• Syarat Permohonan
• Satuan Bidang Tanah
PEMERIKSAAN TANAH
• Pembentukan Panitia
• Susunan Anggota Panitia B
• Tugas Panitia B
PENETAPAN HAK:
• Kewenangan Pemberian HGU
• Tata Cara Penetapan HGU
• Penyelesaian Keberatan
PENDAFTARAN HAK
• Syarat Pendaftaran
• Daluarsa
P a g e 7 | 8
penetapan hak serta pendaftaran hak telah dilakukan melalui berbagai
prosedur administrasi pertanahan yang sangat ketat serta melibatkan
berbagai macam instansi.
Badan Pertanahan Nasional seharusnya dapat mendeteksi permasalahan
HGU perkebunan sejak awal. Badan Pertanahan Nasional berperan
sebagai pihak yang memberikan kepastian hukum kepada pemegang hak
atas tanah. Hal ini dapat dilihat dari adanya proses pemeriksaan tanah
oleh Panitia B sehingga dinyatakan kebenaran formal hubungan antara
pemegang hak (subyek) dengan tanahnya (obyek).
Sistem pertanahan di Indonesia sudah cukup baik, akan tetapi sistem
administarsi pertanahan yang baik tidak akan dapat berjalan jika tidak
didukung dengan pegawai yang memiliki integritas. Hal ini dapat dilihat
dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan dua orang
pejabat Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional (BPN) sebagai tersangka terkait dugaan penerimaan gratifikasi
senilai Rp 22 miliar dalam proses pendaftaran tanah di Kalimantan Barat
(Kalbar).11
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Sistem Adminitrasi Pertanahan khususnya HGU telah disusun
dengan prosedur yang baik dan ketat
2. Konflik HGU di sektor perkebunan kelapa sawit dengan lahan
masyarakat timbul akibat kelalaian dari oknum pegawai Badan
Pertanahan Nasional yang tidak cakap/lalai/menerima gratifikasi dari
perusahaan perkebunan dalam pemeriksaan tanah.
3. Badan Pertanahan Nasional serta seluruh instansi yang berkaitan
dengan pertanahan harus melaksanakan seluruh proses administrasi
pertanahan dengan transparan dan akuntabel agar tercipta kepastian
hukum hak atas tanah di Indonesia.
11 https://www.cnbcindonesia.com/news/20191129193332-4-119221/diduga-terima-rp22-
m-kpk-tetapkan-pejabat-bpn-jadi-tersangka
P a g e 8 | 8
DAFTAR PUSTAKA / SUMBER REFERENSI
Peraturan Perundang-Undangan
Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945
Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria
Modul:
Deliarnoor, Nandang Alamsah, Administrasi Pertanahan, Tangerang Selatan,
Universitas Terbuka, Cetakan Pertama, 2019.
Rizki, Mohamad, Hak-Hak Atas Tanah Dalam Dimensi Uupa, Bahan Materi
Tuweb Sesi 1, Oktober 2020.
Halaman Web:
https://acch.kpk.go.id/id/berkas/litbang/kajian-sistem-tata-kelola-
komoditas-kelapa-sawit
https://industri.kontan.co.id/news/penyelesaian-sengketa-di-lahan-
perkebunan-sawit-harus-menjadi-prioritas-pemerintah
https://acch.kpk.go.id/id/berkas/litbang/kajian-sistem-tata-kelola-
komoditas-kelapa-sawit
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5c8771451915b/hindari-
konflik-agraria--pemerintah-didesak-buka-data-hgu-lahan/
https://www.atrbpn.go.id/?menu=sekilas
https://www.komnasham.go.id/index.php/news/2020/8/14/1530/perma
salahan-hak-masyarakat-hukum-adat-di-tanah-hak-guna-usaha-hgu.html
https://www.komnasham.go.id/index.php/news/2020/8/14/1530/perma
salahan-hak-masyarakat-hukum-adat-di-tanah-hak-guna-usaha-hgu.html
https://www.cnbcindonesia.com/news/20191129193332-4-
119221/diduga-terima-rp22-m-kpk-tetapkan-pejabat-bpn-jadi-tersangka

More Related Content

Similar to TUGAS Tutorial Online 1 Hukum Agraria HKUM4211.pdf

Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria
Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria
Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria Biotani & Bahari Indonesia
 
Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria
Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria
Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria Biotani & Bahari Indonesia
 
Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria
Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria
Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria
Biotani & Bahari Indonesia
 
Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria
Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria
Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria
Biotani & Bahari Indonesia
 
Pencegahan_dan_Penanganan_Sengketa_Tana.ppt
Pencegahan_dan_Penanganan_Sengketa_Tana.pptPencegahan_dan_Penanganan_Sengketa_Tana.ppt
Pencegahan_dan_Penanganan_Sengketa_Tana.ppt
relimadika22
 
pencegahandanpenanganansengketatana-240130153317-212840ef.ppt
pencegahandanpenanganansengketatana-240130153317-212840ef.pptpencegahandanpenanganansengketatana-240130153317-212840ef.ppt
pencegahandanpenanganansengketatana-240130153317-212840ef.ppt
IlhamMartadona1
 
Kebijakan landreform
Kebijakan landreformKebijakan landreform
Kebijakan landreform
SalvinusBala1
 
Tugas hukum pertanahan
Tugas hukum pertanahanTugas hukum pertanahan
Tugas hukum pertanahan
aisbrata1
 
Penertiban tanah kelebihan maksimum, tanah absentee, dan tanah terlantar
Penertiban tanah kelebihan maksimum, tanah absentee, dan tanah terlantarPenertiban tanah kelebihan maksimum, tanah absentee, dan tanah terlantar
Penertiban tanah kelebihan maksimum, tanah absentee, dan tanah terlantar
CV Maju Bersama Bangsa
 
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganUrun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Oswar Mungkasa
 
Agenda Reforma Agraria secara nasional.pptx
Agenda Reforma Agraria secara nasional.pptxAgenda Reforma Agraria secara nasional.pptx
Agenda Reforma Agraria secara nasional.pptx
yulius45
 
Kapita Selekta Sengketa Konflik Perkara.pdf
Kapita Selekta Sengketa Konflik Perkara.pdfKapita Selekta Sengketa Konflik Perkara.pdf
Kapita Selekta Sengketa Konflik Perkara.pdf
KuswidiyantoAriefWic
 
Jalan panjang perwujudan ketahanan nasional dalam persfektif penguasaan ruang
Jalan panjang  perwujudan ketahanan nasional dalam persfektif penguasaan ruangJalan panjang  perwujudan ketahanan nasional dalam persfektif penguasaan ruang
Jalan panjang perwujudan ketahanan nasional dalam persfektif penguasaan ruang
Adriansyah Rustandi
 
Analisis Perbandingan Tingkat Keefektifan Sistem Kebijakan yang Mendorong In...
Analisis Perbandingan Tingkat Keefektifan Sistem Kebijakan  yang Mendorong In...Analisis Perbandingan Tingkat Keefektifan Sistem Kebijakan  yang Mendorong In...
Analisis Perbandingan Tingkat Keefektifan Sistem Kebijakan yang Mendorong In...
Fajar Rian Wulandari
 
Fakta korupsi sda di indonesia
Fakta korupsi sda di indonesiaFakta korupsi sda di indonesia
Fakta korupsi sda di indonesia
Iwan Nurdin
 
Sekilas administrasi pertanahan
Sekilas administrasi pertanahanSekilas administrasi pertanahan
Sekilas administrasi pertanahan
Ani Rani
 

Similar to TUGAS Tutorial Online 1 Hukum Agraria HKUM4211.pdf (20)

Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria
Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria
Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria
 
Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria
Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria
Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria
 
Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria
Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria
Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria
 
Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria
Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria
Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria
 
Pencegahan_dan_Penanganan_Sengketa_Tana.ppt
Pencegahan_dan_Penanganan_Sengketa_Tana.pptPencegahan_dan_Penanganan_Sengketa_Tana.ppt
Pencegahan_dan_Penanganan_Sengketa_Tana.ppt
 
pencegahandanpenanganansengketatana-240130153317-212840ef.ppt
pencegahandanpenanganansengketatana-240130153317-212840ef.pptpencegahandanpenanganansengketatana-240130153317-212840ef.ppt
pencegahandanpenanganansengketatana-240130153317-212840ef.ppt
 
Kebijakan landreform
Kebijakan landreformKebijakan landreform
Kebijakan landreform
 
Uu tambang
Uu tambangUu tambang
Uu tambang
 
Tugas hukum pertanahan
Tugas hukum pertanahanTugas hukum pertanahan
Tugas hukum pertanahan
 
Penertiban tanah kelebihan maksimum, tanah absentee, dan tanah terlantar
Penertiban tanah kelebihan maksimum, tanah absentee, dan tanah terlantarPenertiban tanah kelebihan maksimum, tanah absentee, dan tanah terlantar
Penertiban tanah kelebihan maksimum, tanah absentee, dan tanah terlantar
 
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganUrun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
 
Agenda Reforma Agraria secara nasional.pptx
Agenda Reforma Agraria secara nasional.pptxAgenda Reforma Agraria secara nasional.pptx
Agenda Reforma Agraria secara nasional.pptx
 
Kapita Selekta Sengketa Konflik Perkara.pdf
Kapita Selekta Sengketa Konflik Perkara.pdfKapita Selekta Sengketa Konflik Perkara.pdf
Kapita Selekta Sengketa Konflik Perkara.pdf
 
Tata Guna Tanah PPT
Tata Guna Tanah PPTTata Guna Tanah PPT
Tata Guna Tanah PPT
 
Jalan panjang perwujudan ketahanan nasional dalam persfektif penguasaan ruang
Jalan panjang  perwujudan ketahanan nasional dalam persfektif penguasaan ruangJalan panjang  perwujudan ketahanan nasional dalam persfektif penguasaan ruang
Jalan panjang perwujudan ketahanan nasional dalam persfektif penguasaan ruang
 
Analisis Perbandingan Tingkat Keefektifan Sistem Kebijakan yang Mendorong In...
Analisis Perbandingan Tingkat Keefektifan Sistem Kebijakan  yang Mendorong In...Analisis Perbandingan Tingkat Keefektifan Sistem Kebijakan  yang Mendorong In...
Analisis Perbandingan Tingkat Keefektifan Sistem Kebijakan yang Mendorong In...
 
KKL
KKLKKL
KKL
 
Fakta korupsi sda di indonesia
Fakta korupsi sda di indonesiaFakta korupsi sda di indonesia
Fakta korupsi sda di indonesia
 
1 kajian
1 kajian1 kajian
1 kajian
 
Sekilas administrasi pertanahan
Sekilas administrasi pertanahanSekilas administrasi pertanahan
Sekilas administrasi pertanahan
 

More from Indra Sofian

Diskusi 3 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdf
Diskusi 3 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdfDiskusi 3 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdf
Diskusi 3 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdf
Indra Sofian
 
Tugas Tutorial 3 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc.pdf
Tugas Tutorial 3 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc.pdfTugas Tutorial 3 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc.pdf
Tugas Tutorial 3 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc.pdf
Indra Sofian
 
Tugas Tutorial 1 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.pdf
Tugas Tutorial 1 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.pdfTugas Tutorial 1 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.pdf
Tugas Tutorial 1 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.pdf
Indra Sofian
 
Diskusi 1 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdf
Diskusi 1 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdfDiskusi 1 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdf
Diskusi 1 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdf
Indra Sofian
 
Diskusi 6 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc - Copy.pdf
Diskusi 6 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc - Copy.pdfDiskusi 6 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc - Copy.pdf
Diskusi 6 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc - Copy.pdf
Indra Sofian
 
Tugas Tutorial 2 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc.pdf
Tugas Tutorial 2 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc.pdfTugas Tutorial 2 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc.pdf
Tugas Tutorial 2 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc.pdf
Indra Sofian
 
Diskusi 4 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc - Copy.pdf
Diskusi 4 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc - Copy.pdfDiskusi 4 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc - Copy.pdf
Diskusi 4 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc - Copy.pdf
Indra Sofian
 
Diskusi 5 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdf
Diskusi 5 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdfDiskusi 5 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdf
Diskusi 5 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdf
Indra Sofian
 
Diskusi 2 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdf
Diskusi 2 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdfDiskusi 2 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdf
Diskusi 2 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdf
Indra Sofian
 
Diskusi 7 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc - Copy.pdf
Diskusi 7 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc - Copy.pdfDiskusi 7 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc - Copy.pdf
Diskusi 7 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc - Copy.pdf
Indra Sofian
 
Diskusi 8 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdf
Diskusi  8 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdfDiskusi  8 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdf
Diskusi 8 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdf
Indra Sofian
 
Diskusi 3 Hukum Perdata kewajiban mantan suami kepada Isteri dan Anak Pasca P...
Diskusi 3 Hukum Perdata kewajiban mantan suami kepada Isteri dan Anak Pasca P...Diskusi 3 Hukum Perdata kewajiban mantan suami kepada Isteri dan Anak Pasca P...
Diskusi 3 Hukum Perdata kewajiban mantan suami kepada Isteri dan Anak Pasca P...
Indra Sofian
 
Diskusi 8 Hukum Perdata pemberian Kuasa, Pinjam mengganti atau Pinjam Pakai.pdf
Diskusi 8 Hukum Perdata pemberian Kuasa, Pinjam mengganti atau Pinjam Pakai.pdfDiskusi 8 Hukum Perdata pemberian Kuasa, Pinjam mengganti atau Pinjam Pakai.pdf
Diskusi 8 Hukum Perdata pemberian Kuasa, Pinjam mengganti atau Pinjam Pakai.pdf
Indra Sofian
 
Tugas Tutorial 3 Hukum Perdata Ingkar janji tuntutan ganti rugi perjanjian se...
Tugas Tutorial 3 Hukum Perdata Ingkar janji tuntutan ganti rugi perjanjian se...Tugas Tutorial 3 Hukum Perdata Ingkar janji tuntutan ganti rugi perjanjian se...
Tugas Tutorial 3 Hukum Perdata Ingkar janji tuntutan ganti rugi perjanjian se...
Indra Sofian
 
Diskusi 1 Hukum Perdata kondisi stress tindakan hukum jual beli tanah.pdf
Diskusi 1 Hukum Perdata kondisi stress tindakan hukum jual beli tanah.pdfDiskusi 1 Hukum Perdata kondisi stress tindakan hukum jual beli tanah.pdf
Diskusi 1 Hukum Perdata kondisi stress tindakan hukum jual beli tanah.pdf
Indra Sofian
 
Tugas Tutorial 1 Hukum Perdata pernikahan tersebut SAH secara hukum Indonesia...
Tugas Tutorial 1 Hukum Perdata pernikahan tersebut SAH secara hukum Indonesia...Tugas Tutorial 1 Hukum Perdata pernikahan tersebut SAH secara hukum Indonesia...
Tugas Tutorial 1 Hukum Perdata pernikahan tersebut SAH secara hukum Indonesia...
Indra Sofian
 
Diskusi 2 Hukum Perdata menikah warga negara asing sah di mata hukum indonesi...
Diskusi 2 Hukum Perdata menikah warga negara asing sah di mata hukum indonesi...Diskusi 2 Hukum Perdata menikah warga negara asing sah di mata hukum indonesi...
Diskusi 2 Hukum Perdata menikah warga negara asing sah di mata hukum indonesi...
Indra Sofian
 
Diskusi 7 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan Pemeriksaan SPT Pajak oleh Pemerin...
Diskusi 7 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan Pemeriksaan SPT Pajak oleh Pemerin...Diskusi 7 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan Pemeriksaan SPT Pajak oleh Pemerin...
Diskusi 7 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan Pemeriksaan SPT Pajak oleh Pemerin...
Indra Sofian
 
Diskusi 2 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan Upaya yang paling tepat dilakukan...
Diskusi 2 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan  Upaya yang paling tepat dilakukan...Diskusi 2 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan  Upaya yang paling tepat dilakukan...
Diskusi 2 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan Upaya yang paling tepat dilakukan...
Indra Sofian
 
Diskusi 6 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan menyaksikan video melalui internet...
Diskusi 6 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan menyaksikan video melalui internet...Diskusi 6 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan menyaksikan video melalui internet...
Diskusi 6 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan menyaksikan video melalui internet...
Indra Sofian
 

More from Indra Sofian (20)

Diskusi 3 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdf
Diskusi 3 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdfDiskusi 3 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdf
Diskusi 3 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdf
 
Tugas Tutorial 3 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc.pdf
Tugas Tutorial 3 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc.pdfTugas Tutorial 3 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc.pdf
Tugas Tutorial 3 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc.pdf
 
Tugas Tutorial 1 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.pdf
Tugas Tutorial 1 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.pdfTugas Tutorial 1 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.pdf
Tugas Tutorial 1 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.pdf
 
Diskusi 1 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdf
Diskusi 1 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdfDiskusi 1 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdf
Diskusi 1 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdf
 
Diskusi 6 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc - Copy.pdf
Diskusi 6 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc - Copy.pdfDiskusi 6 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc - Copy.pdf
Diskusi 6 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc - Copy.pdf
 
Tugas Tutorial 2 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc.pdf
Tugas Tutorial 2 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc.pdfTugas Tutorial 2 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc.pdf
Tugas Tutorial 2 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc.pdf
 
Diskusi 4 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc - Copy.pdf
Diskusi 4 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc - Copy.pdfDiskusi 4 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc - Copy.pdf
Diskusi 4 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc - Copy.pdf
 
Diskusi 5 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdf
Diskusi 5 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdfDiskusi 5 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdf
Diskusi 5 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdf
 
Diskusi 2 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdf
Diskusi 2 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdfDiskusi 2 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdf
Diskusi 2 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdf
 
Diskusi 7 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc - Copy.pdf
Diskusi 7 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc - Copy.pdfDiskusi 7 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc - Copy.pdf
Diskusi 7 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183.doc - Copy.pdf
 
Diskusi 8 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdf
Diskusi  8 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdfDiskusi  8 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdf
Diskusi 8 Teori Kriminologi 4302 Indra Sofian 042051183 - Copy.pdf
 
Diskusi 3 Hukum Perdata kewajiban mantan suami kepada Isteri dan Anak Pasca P...
Diskusi 3 Hukum Perdata kewajiban mantan suami kepada Isteri dan Anak Pasca P...Diskusi 3 Hukum Perdata kewajiban mantan suami kepada Isteri dan Anak Pasca P...
Diskusi 3 Hukum Perdata kewajiban mantan suami kepada Isteri dan Anak Pasca P...
 
Diskusi 8 Hukum Perdata pemberian Kuasa, Pinjam mengganti atau Pinjam Pakai.pdf
Diskusi 8 Hukum Perdata pemberian Kuasa, Pinjam mengganti atau Pinjam Pakai.pdfDiskusi 8 Hukum Perdata pemberian Kuasa, Pinjam mengganti atau Pinjam Pakai.pdf
Diskusi 8 Hukum Perdata pemberian Kuasa, Pinjam mengganti atau Pinjam Pakai.pdf
 
Tugas Tutorial 3 Hukum Perdata Ingkar janji tuntutan ganti rugi perjanjian se...
Tugas Tutorial 3 Hukum Perdata Ingkar janji tuntutan ganti rugi perjanjian se...Tugas Tutorial 3 Hukum Perdata Ingkar janji tuntutan ganti rugi perjanjian se...
Tugas Tutorial 3 Hukum Perdata Ingkar janji tuntutan ganti rugi perjanjian se...
 
Diskusi 1 Hukum Perdata kondisi stress tindakan hukum jual beli tanah.pdf
Diskusi 1 Hukum Perdata kondisi stress tindakan hukum jual beli tanah.pdfDiskusi 1 Hukum Perdata kondisi stress tindakan hukum jual beli tanah.pdf
Diskusi 1 Hukum Perdata kondisi stress tindakan hukum jual beli tanah.pdf
 
Tugas Tutorial 1 Hukum Perdata pernikahan tersebut SAH secara hukum Indonesia...
Tugas Tutorial 1 Hukum Perdata pernikahan tersebut SAH secara hukum Indonesia...Tugas Tutorial 1 Hukum Perdata pernikahan tersebut SAH secara hukum Indonesia...
Tugas Tutorial 1 Hukum Perdata pernikahan tersebut SAH secara hukum Indonesia...
 
Diskusi 2 Hukum Perdata menikah warga negara asing sah di mata hukum indonesi...
Diskusi 2 Hukum Perdata menikah warga negara asing sah di mata hukum indonesi...Diskusi 2 Hukum Perdata menikah warga negara asing sah di mata hukum indonesi...
Diskusi 2 Hukum Perdata menikah warga negara asing sah di mata hukum indonesi...
 
Diskusi 7 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan Pemeriksaan SPT Pajak oleh Pemerin...
Diskusi 7 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan Pemeriksaan SPT Pajak oleh Pemerin...Diskusi 7 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan Pemeriksaan SPT Pajak oleh Pemerin...
Diskusi 7 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan Pemeriksaan SPT Pajak oleh Pemerin...
 
Diskusi 2 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan Upaya yang paling tepat dilakukan...
Diskusi 2 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan  Upaya yang paling tepat dilakukan...Diskusi 2 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan  Upaya yang paling tepat dilakukan...
Diskusi 2 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan Upaya yang paling tepat dilakukan...
 
Diskusi 6 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan menyaksikan video melalui internet...
Diskusi 6 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan menyaksikan video melalui internet...Diskusi 6 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan menyaksikan video melalui internet...
Diskusi 6 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan menyaksikan video melalui internet...
 

Recently uploaded

DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafDOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
CIkumparan
 
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASICONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
SharonPriscilla3
 
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdfppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
thegoddescorp
 
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdfPerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
asmazn0001
 
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
HansWijaya13
 
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
adbangplk
 
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRIPengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
JabalArfah
 
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASIPPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
MunirMisbah1
 
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdfppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
thegoddescorp
 
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdfPPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
SyifaNurlitaTavadjio
 
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).pptGratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
SardiPasaribu
 
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.comSalinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
CI kumparan
 
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
intelkejarimimika07
 

Recently uploaded (13)

DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafDOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
 
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASICONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
 
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdfppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
 
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdfPerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
 
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
 
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
 
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRIPengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
 
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASIPPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
 
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdfppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
 
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdfPPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
 
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).pptGratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
 
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.comSalinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
 
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
 

TUGAS Tutorial Online 1 Hukum Agraria HKUM4211.pdf

  • 1. P a g e 1 | 8 TUGAS 1 PERMASALAHAN PERTANAHAN DI SEKTOR PERKEBUNAN KELAPA SAWIT Matakuliah : HUKUM AGRARIA
  • 2. P a g e 2 | 8 PERMASALAHAN PERTANAHAN DI SEKTOR PERKEBUNAN KELAPA SAWIT I. PENDAHULUAN Pada dasaranya tanah di seluruh wilayah negara Republik Indonesia dikuasai oleh negara, hal ini termaktub dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (3) yaitu: 1 “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalam bumi adalah pokok-pokok kemakmuran rakyat oleh sebab itu, harus diakui oleh Negara dan dipergunakan oleh untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.” Indonesia adalah negara berdasarkan hukum yang mengatur pelaksanaan pembangunan termasuk perkebunan kelapa sawit. Cara- cara dan prosedur untuk memperoleh lahan perkebunan juga telah diatur melalui peraturan perundang-undangan. 2 Salah satu hal permasalahan yang sering muncul ke permukaan adalah konflik pertanahan pada sektor perkebunan kelapa sawit, Negara dapat memberikan hak penguasaan tanah kepada korporasi melakui pemberian Hak Guna Usaha (HGU). Badan Pertanahan Nasional selaku instansi yang menerbitkan HGU Perkebunan Kelapa Sawit harus turut serta menyelesaikan konflik yang terjadi, dimana pihak yang selalu dirugikan adalah masyarakat. Penyelesaian konflik lahan kelapa sawit yang masuk dalam kawasan hutan mendesak dilakukan. Pasalnya, hal ini dianggap sebagai pemicu utama deforestasi. Karakteristik penguasaan lahan di lokasi berbeda dan sejarah perubahan regulasi pemerintah juga perlu menjadi pertimbangan dalam menuntaskan sengketa.3 Berdasarkan hasil Kajian sistem tata kelola komoditas kelapa sawit dilaksanakan tahun 2006 oleh KPK. Kegiatan ini dilatarbelakangi permasalahan dalam pengelolaan komoditas kelapa sawit, dimana 1 Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 2 https://acch.kpk.go.id/id/berkas/litbang/kajian-sistem-tata-kelola-komoditas-kelapa-sawit 3 https://industri.kontan.co.id/news/penyelesaian-sengketa-di-lahan-perkebunan-sawit- harus-menjadi-prioritas-pemerintah
  • 3. P a g e 3 | 8 terdapat kasus kebakaran hutan dan lahan tahun 2015 yang menimbulkan kerugian sebesar USD 295 juta (World Bank, 2015). Sepanjang 2015 terjadi 127 konflik lahan dengan luas lahan konflik 200.217 Ha (KPA, 2015). Terdapat ketimpangan penguasaan lahan di Indonesia, dimana korporasi menguasai 11,3 juta Ha (71%), dan persoalan sistem perijinan yang membuka peluang korupsi (seperti kasus Gubernur Riau dan Bupati Buol). Di sisi yang lain, komoditas kelapa sawit memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian, dimana menyumbang 7-8% PDB (BPS, 2015), ekspor ketiga terbesar yaitu USD 18,1 milyar atau 13,7% dari total ekspor (BPS, 2015), menyumbang Rp22,27 triliun penerimaan negara dari pajak (DJP, 2015) dan menyumbang Rp11,7 triliun penerimaan negara dari pungutan ekspor (BPDPKS, 2016).Total luasan lahan perkebunan kelapa sawit di Indonesia tahun 2015 seluas 15,7 juta ha. Perkebunan kelapa sawit yang dikelola oleh perusahaan swasta seluas 10,7 juta ha (68%), BUMN seluas 493,7 ribu ha (3%) dan perkebunan rakyat seluas 4,4 juta ha (29%).4 Sejumlah lembaga nirlaba mendesak pemerintah melalui Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (BPN) segera membuka data tentang kepemilikan Hak Guna Usaha (HGU) lahan kepada publik. Pembukaan data tersebut dinilai penting mengingat besarnya risiko konflik lahan yang sering melibatkan perusahaan perkebunan dengan masyarakat sekitar. Selain itu, HGU ini juga dianggap tidak termasuk data rahasia negara yang dapat mengganggu keamanan negara. 5 Konflik pertanahan di areal perkebunan kelapa sawit ini memerlukan perhatian serius dari Pemerintah dan instansi terkait, perusahaan kelapa sawit selaku badan usaha yang diberikan HGU harus memperhatikan seluruh aspek yang ada agar tidak terjadi konflik dengan masyarakat. Selanjutnya akan dibahas lebih mendalam terkait permasalahan dan solusi permasalahan pertanahan di sektor perkebunan sawit. 4 https://acch.kpk.go.id/id/berkas/litbang/kajian-sistem-tata-kelola-komoditas-kelapa-sawit 5 https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5c8771451915b/hindari-konflik-agraria-- pemerintah-didesak-buka-data-hgu-lahan/
  • 4. P a g e 4 | 8 II. RUMUSAN MASALAH Berikut adalah rumusan permasalahan terkait permasalahan HGU di sektor perkebunan kelapa sawit: 1. Apakah ada permasalahan dalam proses penerbitan HGU? 2. Bagaimana peran Badan Pertanahan Nasional dalam mengatasi permasalahan HGU perusahaan perkebunan kelapa sawit? III. PEMBAHASAN Pertanahan adalah suatu kebijakan yang digariskan oleh Pemerintah dalam mengatur Hubungan Hukum antara tanah dan orang sebagaimana yang ditetapkan oleh Undang-Undang Dasar 1945 dan dijabarkan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria atau yang dikenal dengan Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA). 6 Pengertian Agraria yang digunakan dalam UUPA justru mencakup artian yang sangat luas, meliputi bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Dalam pengertian UUPA, Hukum Agraria merupakan suatu kelompok berbagai bidang Hukum yang masing-masing mengatur hak- hak penguasaan atas sumber-sumber daya alam tertentu. Negara telah mengatur administrasi pertanahan ini dengan menerbitkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria (UUPA). Selanjutnya dibentuk Instansi khusus yang mengatur pertanahan sesuai Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2015 tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agraria/pertanahan dan tata ruang untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.7 6 Rizki, Mohamad, Hak-Hak Atas Tanah Dalam Dimensi Uupa, Bahan Materi Tuweb Sesi 1, Oktober 2020. 7 https://www.atrbpn.go.id/?menu=sekilas
  • 5. P a g e 5 | 8 Catur tertib pertanahan sangat diperlukan untuk menjamin terlaksananya pembangunan yang ditangani oleh Pemerintah ataupun swasta, yaitu8 : a. Meningkatkan jaminan kepastian hukum hak atas tanah b. Meningkatkan kelancaran pelayanan kepada masyarakat c. Meningkatkan daya hasil guna tanah lebih bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. Menurut Nandang Alamsah D dalam Buku Materi Pokok Administrasi Pertanahan Modul 1 hal. 1.21 s/d 1.22. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 1979 tentang Catur Tertib Pertanahan, yaitu tertib hukum pertanahan, tertib administrasi pertanahan, tertib penggunaaan tanah, dan tertib pememliharaan tanah lingkungan hidup. Keeempat tertib tersebut merupakan pedomana bagi penyelenggaraan tugas-tugas pengelolaan dan pengembangan administrasi pertanahan uang sekaligus merupakan gambaran tentang kondisi atau sasaran antara yang ingin dicapai dalam pembangunan bidang pertanahan yang pelaksanaannya dilakukan secara bertahap9 . Konflik Pertanahan ini sudah menjadi perhatian Komisi Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), terdapat 8 (delapan) hak masyarakat adat yang dilanggar yaitu:10 1) hak atas pengakuan sebagai masyarakat hukum adat 2) hak tradisional masyarakat hukum adat 3) hak untuk memiliki. 4) hak untuk tidak dirampas miliknya secara sewenang-wenang. 5) hak untuk mempertahankan hidup dan meningkatkan taraf kehidupan. 6) hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. 7) hak atas rasa aman dan tentram. 8 Deliarnoor, Nandang Alamsah, Administrasi Pertanahan, Tangerang Selatan, Universitas Terbuka, Cetakan Pertama, 2019. 9 Ibid. hal. 1.21 s/d hal. 1.22. 10 https://www.komnasham.go.id/index.php/news/2020/8/14/1530/permasalahan-hak- masyarakat-hukum-adat-di-tanah-hak-guna-usaha-hgu.html
  • 6. P a g e 6 | 8 8) hak atas perlindungan terhadap ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu juga menjadi hak yang dilanggar. Berdasarkan Pasal 29 UUPA, HGU merupakan hak untuk menguasakan tanah tang dikausai langsung oleh negara dalam jangka waktu tertentu. Penggunaan HGU adalah salah satunya untuk usaha pertanian,perikanan atau perternakan. Subyek yang mendapatkan HGU adalah WNI (luas 5 ha – 25 ha) serta Badan hukum yang didirkan menurut hukum Indonesia dan berkeuddukan di Indonesia (luas lebih dari 25 ha). Jangka waktu HGU paling lama 35 tahun dan dapat diperpanjang paling lama 25 tahun. Berikut adalah proses permohonan HGU: Sumber; Kementerian ATR/BPN Proses perdaftaran HGU: 1. Pendaftaran hak dilakukan di Kantor Pertanahan setempat. 2. Jika SK pemberian HGU merupakan kewenangan Menteri atau Kanwil BPN, pelaksanaan pendaftaran baru dapat dilakukan setelah salinan SK pemberian HGU telah diterima oleh Kantor Pertanahan. 3. Pelaksanaan pendaftaran dilakukan setelah kewajiban yang tertuang dalam SK dipenuhi oleh penerima HGU. 4. Satuan wilayah tata usaha pendaftaran tanah untuk bidang tanah Hak Guna Usaha adalah Kabupaten/Kota. Berdasarkan proses permohonan HGU di atas, sumber permasalahan pertanahan di sektor perkebunan kelapa sawit seharusnya dapat dihindari karena proses pengukuran, permohonan hak, pemeriksaan tanah, PENGUKURAN: • Kewenangan Pengukuran • Persayaratan Pengukuran PERMOHONAN HAK • Syarat Permohonan • Satuan Bidang Tanah PEMERIKSAAN TANAH • Pembentukan Panitia • Susunan Anggota Panitia B • Tugas Panitia B PENETAPAN HAK: • Kewenangan Pemberian HGU • Tata Cara Penetapan HGU • Penyelesaian Keberatan PENDAFTARAN HAK • Syarat Pendaftaran • Daluarsa
  • 7. P a g e 7 | 8 penetapan hak serta pendaftaran hak telah dilakukan melalui berbagai prosedur administrasi pertanahan yang sangat ketat serta melibatkan berbagai macam instansi. Badan Pertanahan Nasional seharusnya dapat mendeteksi permasalahan HGU perkebunan sejak awal. Badan Pertanahan Nasional berperan sebagai pihak yang memberikan kepastian hukum kepada pemegang hak atas tanah. Hal ini dapat dilihat dari adanya proses pemeriksaan tanah oleh Panitia B sehingga dinyatakan kebenaran formal hubungan antara pemegang hak (subyek) dengan tanahnya (obyek). Sistem pertanahan di Indonesia sudah cukup baik, akan tetapi sistem administarsi pertanahan yang baik tidak akan dapat berjalan jika tidak didukung dengan pegawai yang memiliki integritas. Hal ini dapat dilihat dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan dua orang pejabat Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (BPN) sebagai tersangka terkait dugaan penerimaan gratifikasi senilai Rp 22 miliar dalam proses pendaftaran tanah di Kalimantan Barat (Kalbar).11 IV. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Sistem Adminitrasi Pertanahan khususnya HGU telah disusun dengan prosedur yang baik dan ketat 2. Konflik HGU di sektor perkebunan kelapa sawit dengan lahan masyarakat timbul akibat kelalaian dari oknum pegawai Badan Pertanahan Nasional yang tidak cakap/lalai/menerima gratifikasi dari perusahaan perkebunan dalam pemeriksaan tanah. 3. Badan Pertanahan Nasional serta seluruh instansi yang berkaitan dengan pertanahan harus melaksanakan seluruh proses administrasi pertanahan dengan transparan dan akuntabel agar tercipta kepastian hukum hak atas tanah di Indonesia. 11 https://www.cnbcindonesia.com/news/20191129193332-4-119221/diduga-terima-rp22- m-kpk-tetapkan-pejabat-bpn-jadi-tersangka
  • 8. P a g e 8 | 8 DAFTAR PUSTAKA / SUMBER REFERENSI Peraturan Perundang-Undangan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok- Pokok Agraria Modul: Deliarnoor, Nandang Alamsah, Administrasi Pertanahan, Tangerang Selatan, Universitas Terbuka, Cetakan Pertama, 2019. Rizki, Mohamad, Hak-Hak Atas Tanah Dalam Dimensi Uupa, Bahan Materi Tuweb Sesi 1, Oktober 2020. Halaman Web: https://acch.kpk.go.id/id/berkas/litbang/kajian-sistem-tata-kelola- komoditas-kelapa-sawit https://industri.kontan.co.id/news/penyelesaian-sengketa-di-lahan- perkebunan-sawit-harus-menjadi-prioritas-pemerintah https://acch.kpk.go.id/id/berkas/litbang/kajian-sistem-tata-kelola- komoditas-kelapa-sawit https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5c8771451915b/hindari- konflik-agraria--pemerintah-didesak-buka-data-hgu-lahan/ https://www.atrbpn.go.id/?menu=sekilas https://www.komnasham.go.id/index.php/news/2020/8/14/1530/perma salahan-hak-masyarakat-hukum-adat-di-tanah-hak-guna-usaha-hgu.html https://www.komnasham.go.id/index.php/news/2020/8/14/1530/perma salahan-hak-masyarakat-hukum-adat-di-tanah-hak-guna-usaha-hgu.html https://www.cnbcindonesia.com/news/20191129193332-4- 119221/diduga-terima-rp22-m-kpk-tetapkan-pejabat-bpn-jadi-tersangka