Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanPurwandaru Widyasunu
This material is my class lesson at Faculty of Agriculture, UNSOED, Purwokerto. The material is use also for another classes due to 5 parallel classes of Element of Soil Sciences Lecturing. In this Paper we make Chapter 5 (Soil Chemistry) and Chapter 6 (Essential Plant Nutrient) are merge as PDF File for Slide Share. I am (Purwandaru Widyasunu) proudly share this material for my student and also for another classes.
Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah (Badan Pertanahan Nasional).
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanPurwandaru Widyasunu
This material is my class lesson at Faculty of Agriculture, UNSOED, Purwokerto. The material is use also for another classes due to 5 parallel classes of Element of Soil Sciences Lecturing. In this Paper we make Chapter 5 (Soil Chemistry) and Chapter 6 (Essential Plant Nutrient) are merge as PDF File for Slide Share. I am (Purwandaru Widyasunu) proudly share this material for my student and also for another classes.
Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah (Badan Pertanahan Nasional).
Definisi Tekanan Tanah Lateral, Jenis-jenis tekanan tanah lateral, Keadaan tanah Lateral, Teori Rankine, teori Coulomb, Contoh aplikasi desain struktural yang mengalami tekanan tanah lateral (aktif dan pasif)
pengertian klasifikasi tanah, alasan mengapa tanah perlu di klasifikasikan, bagaimana mencegah terjadinya degradasi tanah, kelebihan dan kekurangan masing masing klasifikasi tanah, conoth aplikasi dari klasifikasi tanah tersebut
Pengertian Rangka Batang, kestabilan kosntruksi, macam macam rangka batang, metode titik buhul, metode cremona metode potongan, metode ritter beserta contoh soal, dan denfleksi pada rangka batang
Perencanaan Struktur Baja, Beban hidup, Beban Mati, Beban Angin, Beban Gempa, Konsep Desai LRFD dan ASD, Filosofi Metode, Peluang kegagalan Baja, Perbedaan ASD dan LRFD
Sejarah Baja dan Baja Ringan, Kekuatan dan Kelemahan pada Baja, sifat mekanis baja, klasifikasi baja, patah getas, sobekan lamella, keruntuhan lelah, aplikasi struktur baja dalam dunia konstruksi.
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Tugas mekanika tanah 1
1. TUGAS MEKANIKA TANAH I (PENDAHULUAN TANAH)
1. Jelaskan pengertian dari tanah?
2. Jelaskan fungsi tanah
3. Jelaskan proses terjadinya tanah?
4. Sebutkan dan jelaskan komponen-komponen dari tanah?
5. Jelaskan fungsi masing-masing komponen dari soal no.3
6. Jelaskan bagian-bagian dari tanah, beserta fungsinya.
JAWAB
1. Kata tanah (Soil) berasal dari bahasa Perancis kuno yang merupakan turunan dari bahasa
Latin Solum yang berarti lantai atau dasar.
Menurut para ahli:
A.S.Thaer
Permukaan planet terdiri atas bahan remah dan lepas yang disebut tanah, yang merupakan
akumulasi dan campuran berbagai bahan, seperti unsur-unsur; Si, Al, Ca, Mg, Fe dan lain-
lain. “1909”
HumphryDavy
Tanah ialah sebagai laboratorium alam yang menyediakan unsur hara bagi
tanaman.“Inggris, 1913”
Menurut buku yang saya baca yang berjudul “DASAR DASAR MEKANIKA TANAH”
yang disusun oleh Dr. Ir. H. Darwis, M.Sc. Tanah merupakan kumpulan butiran mineral
alami (ageregat) yang bisa dipisahkan oleh suatu cara mekanis bila agregat tersebut diaduk
dalam air. Tidak seperti batu, kumpulan mineral pada tanah tidak melekat, sehingga mudah
untuk dipisahkan. Tanah terdiri atas butir-butir diantaranya berupa ruang pori. Dimana
ruang pori tersebut dapat berisi udara ataupun air, jenis tanah juga dibagi-bagi sesuai
ukuran butir, yaitu:
a. Kerikil >2.00mm
b. Pasir 2.00-0.06mm
c. Lanau 0.06-0.002mm
d. Lempeng <0.002mm
Tanah yang terdiri dari campuran kerikil dan pasir disebut tanah berbutir kasar, dan tanah
yang terdiri dari lanau dan lempeng disebut tanah berbutir halus.
Tanah uang dari setiap butir-butirnya memiliki sifat lekatan disebut tanah kohesif,
sebaliknya tanah yang setiap butir-butirnya tidak memiliki sfat lekatan disebut tanah non
kohesif, dan ada juga tanah oorgnaik yang terdiri dari bahan-bahan organic atau sisa
pelapukan tumbuhan dan/atau hewan.
2. 2. Fungsi-fungsi tanah
1. Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran tanaman
2. Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara)
3. Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin, dan
asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan
kesediaan hara)
4. Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau
tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut,
maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama & penyakit tanaman.
5. lokasi pembangunan berbagai infrastruktur, seperti bangunan rumah, kantor,
supermarket, jalan, terminal, stasiun dan bandara.
6. Sebagai tempat berdiri tegaknya dan bertumpunya sebuah tanaman.
7. Untuk penyediaan dan gudangnya air bagi suatu tanaman.
8. Bahan utama pembuatan rumah kutcha
3. Ada 4 tahap dalam proses terjadinya tanah:
1. Proses pelapukan batuan
Pelapukan adalah peristiwa hancurnya massa batuan, baik itu secara fisik, kimia
ataupun biologi. Pada proses pelapukan batuan ini membutuhkan waktu yang lama.
Dimana setiap proses pelapukan pada umumnya dipengaruhi oleh cuaca(air dari hujan,
panas sinar matahari, angin) sehingga batuan yang telah mengalami pelapukan akan
berubah menjadi tanah. 3 jenis proses pelapukan secara umum:
a. Pelapukan Fisik adalah hancur dan lepasnya material batuan tanpa merubah
struktur kimiawi dari batuan tersebut. Pelapukan fisik ini merupakan proses
penghancuran bongkahan batuan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Beberapa
faktor yang menyebabkan terjadinya pelapukan fisik adalah :
1. Perbedaan Temperatur
Temperatur disini berpengaruh terhadap pelapukan fisik, dimana batuan akan
mengalami proses pemuaian apabila temperatur panas dan akan mengalami pengecilan
volume apabila temperatur dingin. Apabila hal ini berlangsung dalam jangka waktu
yang lama maka dalam sejalannya waktu, batuan tersebut akan terbelah dan pecah
menjadi batuan-batuan kecil.
2. Erosi
Erosi dapat mempengaruhi pelapukan karena air yang membeku diantara batuan
volumenya akan membesar dan yang terjadi adalah air akan membuat tekanan yang
dapat merusak struktur batuan.
3. b. Pelapukan Kimiawi adalah proses pelapukan massa batuan dimana perubahan
susunan kimiawai batuan lapuk ikut mengalami pelapukan. Proses pelapukan kimia
dibagi menjadi 4, yaitu :
1. Hidrasi
Hidrasi adalah proses pelapukan batuan yang terjadi di permukaan batuan saja.
2. Hidrolisa
Hidrolisa adalah proses penguraian air atas unsur-unsurnya yang berubah menjadi
ion positif dan denatif.
3. Oksidasi
Oksidasi adalah proses pengkaratan besi. Batuan yang mengalami proses oksidasi
pada umumnya memiliki warna kecoklatan, hal ini disebabkan karena kandungan besi
dalam batuan akan mengalami pengkaratan. Proses ini memerlukan waktu yang sangat
lama akan tetapi batuan akan tetap mengalami pelapukan.
4. Karbonasi
Karbonasi adalah proses pelapukan batuan oleh gas karbondioksida(CO2). Dimana
gas ini terdapat pada air hujan ketika masih menjadi uap air. Contoh batuan yang
mengalami proses karbonasi adalah batuan kapur.
Tidak hanya itu saja, pelapukan secara kimiawi juga disebabkan oleh hujan
asam dimana hujan asam didapatkan dari kondensasi metana(CH4), sulfur(S) dan
klorida(Cl) yang terbawa oleh hujan yang bersifat korosif.
c. Pelapukan Biologi adalah pelapukan yang terjadi disebabkan oleh makhluk
hidup. Pelapukan ini terjadi secara terus menerus setelah tanah terbentuk.
Dimana pelapukan biologi ini merupakan pelapukan penyempurna
dari sifat-sifat tanah yang akan terbentuk.
2. Proses Pelunakan Struktur
Pada proses kali ini batuan rempahan yang terbentuk dari proses pelapukan akan
mengalami pelunakan. Dimana air dan udara nantinya
akan masuk di sela-sela rempahan batuan untuk melunakkan strukturnya.
Selain dapat membantu dalam proses pelunakan struktur batuan sehingga dapat
dijadikan sebagai tempat hidup, air dan udara juga akan mendorong calon makhluk hidup
untuk dapat tumbuh di permukaan. Namun, perlu diingat bahwa organisme yang dapat
berkembang dalam tahap proses ini hanya beberapa saja, contohnya adalah mikroba dan
lumut. Proses pelunakan struktur batuan ini membutuhkan waktu yang lama seperti pada
proses pelapukan.
4. 3. Proses Tumbuhnya Tumbuhan Perintis
Setelah melewati proses pelunakan struktur batuan, maka akan dilanjutkan ke
proses tumbuhnya keanekaragam tumbuhan perintis. Tumbuhan yang dimaksud disini
adalah tumbuhan yang lebih besar dari lumut, sehingga akar-akar yang masuk di dalam
batuan yang telah lunak akan membantu proses pemecahan batuan tersebut. Selain itu,
asam humus yang mengalir dari permukaan batuan akan membuat batuan yang berada di
bagian dalam melapuk dengan sempurna. Pada tahap inilah proses pelapukan secara
biologi akan dimulai.
4. Proses Penyuburan
Proses ini adalah proses terakhir dari proses terbentuknya tanah. Pada tahap ini
tanah yang terbentuk akan mengalami proses pengayaan bahan-bahan organik. Dimana
tanah yang awalnya hanya mengandung mineral yang berasal dari proses pelapukan akan
bertambah subur dengan adanya pelapukan organik. Pelapukan organik ini dapat berasal
dari hewan ataupun tumbuhan yang mati dipermukaan tanah. Dalam hal ini
mikroorganisme tanah memiliki peran penting dalam proses terbentuknya tanah.
Setelah melewati 4 tahapan tersebut maka tanah sudah terbentuk secara sumpurna.
Sehingga tumbuhan dan hewan autotrof akan mencari makanannya dalam tanah.
4. Dari artikel yang saya cari di internet, ada 4 komponen tanah, yaitu:
1. Mineral
Komponen pertama dan utama(yang palig banyak) dalam tanah adalah mineral sebanyak
45%, Mineral merupakan komponen utama yang memiliki hubungan dengan tingkat
kesuburan tanah. Apabila tanah kekurangan kandungan mineral, maka tumbuhan yang
ditanam tersebut akan kekurangan komponen untuk proses pertumbuhannya.
Pada proses pembentukan mineral ini memerlukan waktu yang lama. Adapun jenis batuan
yang mengalami pelapukan pada proses terbentuknya tanah akan mempengaruhi jenis tanah
yang akan dihasilkan nantinya. Pada umumnya terdapat 3 jenis batuan yang nantinya ketika
mengalami pelapukan akan mempengaruhi jenis tanah, yaitu batuan beku, batuan sedimen
dan batuan malihan.
2. Air
Komponen yang selanjutnya adalah air dengan presentase 25%. Berdasarkan pengamatan,
air merupakan komponen tanah yang sifatnya dapat berubah-ubah atau dinamis. Ruang bagian
tanah yang ditempati oleh air adalah bagian pori-pori tanah.
Komposisi air dan udara dalam tanah adalah berbanding terbalik, dimana kandungan udara
dalam tanah bergantung pada tinggi rendahnya kandungan air dalam tanah, semakin tinggi
kandungan air dalam tanah, maka semakin rendah pula kandungan udara dalam tanah, begitu
sebaliknya. Air juga merupakan komponen tanah yang penting, karena air bermanfaat untuk
membantu tumbuhan dalam proses fotosintesis nantinya.
5. Adanya air dalam tanah ini disebabkan karena kemampuan penyerapan tanah yang
menggunakan mekanisme adhesi dan kohesi. Keberadaan komposisi air dalam tanah dibedakan
menjadi 3 macam, yaitu :
Kapasitas Lapang Adalah suatu keadaan dimana kelembapan dalam tanah dalam
kondisi yang cukup, hal ini dibuktikan dengan jumlah air yang dapat ditampung dalam
tanah yang dipengaruhi oleh gaya tarik dari gravitasi bumi. Sehingga hal ini tentunya
membuat komposisi air dalam tanah akan mempengaruhi kelembapan tanah.
Titik Layu Permanen Adalah suatu keadaan dimana akar tanaman sudah tidak dapat
lagi menyerap air di dalam tanah. Hal ini biasanya menyebebkan tanaman tersebut
menjadi layu hingga kemudian mati.
Ketersediaan Air Adalah suatu keadaan yang didasarkan pada selisih kadar air dalam
tanah yang memiliki hubungan dengan titik layu permanen. Semakin sedikit komposisi
air dalam tanah maka tumbuhan akan cepat layu.
3. Udara
Komponen yang selanjutnya adalah udara dengan presentase 25% yang memiliki
presentasi sama dengan air. Adanya komponen udara dalam tanah inilah yang
memungkinkan adanya kehidupan di dalam tanah, khususnya pada hewan-hewan tanah
seperti cacing, semut dan lain sebagainya. Sifat udara dalam tanah ini sama halnya dengan
sifat yang dimiliki oleh air, yaitu dapat berubah-ubah sehingga udara dapat keluar dari tanah
akibat tekanan dari air yang meningkat. Hal ini karena komposisi udara dalam tanah tergantung
dari tinggi rendahnya komposisi air dalam tanah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
4. Bahan Organik
Komponen tanah yang paling terakhir dan paling rendah presentasenya adalah bahan
organik dengan presentase komposisinya hanya 5%. Bahan organik ini terbentuk dari proses
dekomposisi bahan organik yang bersumber pada tumbuhan dan hewan yang telah mati.
Dekomposer nantinya akan menguraikan bahan organik tersebut menjadi senyawa organik
yang bermanfaat untuk tanah. Meski presentasinya hanya sedikit akan tetapi senyawa organik
tersebut memiliki pengaruh yang besar terhadap sifat-sifat tanah, terutama pada sifat kimia
dan sifat fisik tanah.
Adapun sumber bahan organik yang nantinya akan diproses menjadi senyawa organik tanah
dibedakan menjadi 3 berdasarkan sumbernya, yaitu:
Sumber Primer – Sumber primer adalah sumber yang mudah didapatkan yaitu berasal
dari tumbuhan layu yang telah mati. Adapun bagian tanaman yang dapat diuraikan adalah
mulai dari daun, batang, akar, jaringan tumbuhan serta baguan lain dari tumbuhan yang
lainnya. Dapat dikatakan bahwa semua struktur pada tumbuhan ini dapat diproses untuk
dijadikan senyawa organik.
6. Sumber Sekunder – Sumber sekunder adalah sumber kedua setelah tanaman yaitu
berasal dari hewan. Adapun hewan yang diuraikan adalah bagian-bagian tubuhnya
beserta kotorannya yang dapat diolah menjadi pupuk.
Sumber Tersier – Sumber tersier adalah sumber terakhir yang berasal dari pupuk.
Adapun pupuk-pupuk yang digunakan adalah pupuk kompos dan pupuk hijau.
Dari 3 sumber tersebut, biasanya yang sering ditemukan dan diolah menjadi
senyawa organik adalah yang bersumber dari tanaman dan hewan.
5. Fungsi-fungsi komponen tanah
a. Fungsi komponen pertama yaitu mineral tanah adalah indikator cadangan sumber hara
dalam tanah dan indikator muatan tanah beserta lingkungan,hal ini yang menunjang untuk
kesuburan pada tanah.
b. Fungsi komponen kedua yaitu air, air merupakan komponen yang sangat penting bagi
tanah, yaitu Sebagai stabilisator temperatur tanah, komponen yang mempercepat proses
perubahan horizon dalam tanah akibat terjadinya eluviasi dari lapisan tanah atas kelapisan
tanah bawah, air juga berfungsi Sebagai pelarut dan pembawa ion-ion hara dari rhizozfer ke
dalam akar tanaman, agen pemicu pelapukan bahan induk, perkembangan tanah, dan
differensi horizon, pembawa oksigen terlarut ke dalam, dan komponen yang mempermudah
dalam pengolahan tanah, meskipun banyak fungsinya, air juga dapat pula merugikan tanah
itu sendiri.
c. Fungsi komponen ketiga yaitu udara, udara yang berada dalam pori tanah ini sebagai
sumber oksigen(O2), karbon dioksida(CO2), dan nitrogen(N2) pada tanah. Yang paling
penting dari udara adalah kebutuhan O2 yang selalu terpenuhi agar mikroorganisme dapat
beraktivitas, bukan berarti unsur lain tidak penting, karbon dioksida juga berfungsi sebagai
pelarut unsur hara pada tanah, nitrogen juga sebagai supply pada tanah yang befungsi
mencegah kekeringan akar tanaman dan mikroba, dan membantu memindahkan air ke
dalam tanah.
d. Fungsi komponen yang terakhir yaitu bahan organik, dibagi menjadi 3, ada fungsi biologi
yang menyediakan makanan dan habitat bagi organisme tanah, pemberi energi untuk proses
biologi tanah, dan memberi kontribusi pada daya pulih(resiliansi) tanah. Fungsi kimia
merupakan ukuran kapasitas retensi tanah penting untuk daya pulih tanah akibat perubahan
pH tanah menyimpan cadangan hara penting, khususnya nitrogen dan kalium, dan yang
terakhir fungsi fisika sebagai pengikat partikel-partikel tanah menjadi lebih remah untuk
meningkatkan stabilitas struktur tanah, kemampuan tanah dalam menyimpan air, dan
perubahahan moderate terhadap suhu tanah.
Fungsi-fungsi bahan organik tanah ini saling berkaitan satu dengan yang lain.
Sebagai contoh bahan organik tanah menyediakan nutrisi untuk aktivitas mikroba yang juga
dapat meningkatkan dekomposisi bahan organik, meningkatkan stabilitas agregat tanah, dan
meningkatkan daya pulih tanah.
7. 6. Bagian tanah / Lapisan tanah merupakan sebuah formasi atau susunan yang terbentuk dari
beberapa tingkat dan secara spesifik dapat dibedakan secara geologi, kimiawi dan biologis. Jika
sebuah tanah dipotong secara vertikal maka penampakan lapisan tanah akan terlihat sangat jelas
karena pada setiap tingkat atau lapisan memang berbeda karakteristiknya. Melalui penampakan
vertikal tersebut akan terlihat tahap tahap pembentukan sebuah tanah. Bisa dikatakan bahwa setiap
lapisan tanah membentuk sebuah periode yang mana pada lapisan tanah atas merupakan hasil akhir
dari pembentukan tanah, sedangkan lapisan tanah paling dalam yang biasanya berupa batu keras
merupakan awal sebelum tanah terbentuk.
Setiap jenis jenis tanah umumnya memiliki tiga hingga empat lapisan yang berbeda, yang dapat
dikelompokan berdasarkan penampakan fisik, warna dan tekstur tanah. Melalui tekstur tanah dapat
dilihat ukuran partikel tanah, apakah itu berpasir, liat, lempung, mengandung kadar organik tinggi
atau berupa endapan.
Secara umum lapisan tanah terbagi menjadi 4 tingkatan meliputi:
1. Lapisan Tanah Atas
Merupakan lapisan yang terletak hingga kedalaman 30 cm, sering disebut dengan istilah
Top Soil. Pada lapisan ini kaya dengan bahan bahan organik, humus dan menjadikannya sebagai
lapisan paling subur sehingga sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman berakar pendek.
Cara paling mudah untuk mengenali top soil adalah warnanya yang cenderung paling gelap
dibandingkan lapisan dibawahnya, terlihat lebih gembur dan semua mikroorganisme hidup pada
lapisan ini sehingga memungkinkan terjadinya proses pelapukan daun, sisa batang dan bagian
makhluk hidup lainnya.
2. Lapisan Tanah Tengah
Terletak tepat dibagian bawah dari top soil dengan ketebalan antara 50 cm hingga 1 meter.
Berwarna lebih cerah daripada lapisan diatasnya dan lapisan ini terbentuk dari campuran
pelapukan yang terletak di lapisan bawah dengan sisa material top soil yang terbawa air,
mengendap sehingga bersifat lebih padat dan sering disebut dengan tanah liat.
3. Lapisan Tanah Bawah
Merupakan lapisan yang mengandung batuan yang mulai melapuk dan sudah tercampur
dengan tanah endapan pada lapisan diatasnya atau tanah liat. Pada bagian ini masih terdapat batuan
yang belum melapuk dan sebagian sudah dalam proses pelapukan dari jenis batuan itu sendiri dan
berwarna sama dengan batuan penyusunnya atau asalnya. Berada cukup dalam dan jarang dapat
ditembus oleh akar akar pohon atau tanaman.
4. Lapisan Batuan Induk
Merupakan lapisan terdalam yang terdiri atas batuan padat. Jenis batuan pada lapisan ini
berbeda antara satu daerah dengan tempat lainnya sehingga menyebabkan produk tanah yang
8. dihasilkan juga berbeda. Batuan pada lapisan ini mudah pecah namun sangat sulit ditembus oleh
akar tanaman dan air, berwarna terang putih kelabu hingga kemerahan. Lapisan batuan induk ini
dapat dengan mudah terlihat pada dinding tebing terjal daerah pengunungan.
Source: ilmugeografi.com dan google