Justifikasi Galian Biasa menjadi Galian Batu Lunak.pdf
1. Kepada
Nomor
Lampiran
Perihal
BUMI PERTIWI MANUNGGAL
Usaha Pribadi KLU 74210 SK No
: PEM -1136/WPJ.09/KP.0303/2004
Jasa Konsultasi Tehnik Sipil Dan Sistem Peternakan
Badan Hukum: 281/BH/PN/2000 NPWP: 09.727.550.7.429.000
Alamat: Jin. Nasution KM 7, Bandung, Desa Ciseureuh, Kelurahan
Cijayana, Kecamatan Bungbulang, Kab Garut, Jawa Barat
Alamat Surat: PO BOX 3857 BDCC Bandung 40125B
Telpon: 022-7230510, HP 0853 5333 5735, Email rigel234@yahoo.com
: PT. Wijaya Karya
: 01SK/JTTS/Ill/2022
: 1 Berkas
: Justifikasi Galian Biasa menjadi Galian Batu Lunak
Up: Bapak Kuntoro Warso Nugroho
Bangkinang, 05 Maret 2022
Dengan Hormat,
Berdasarkan permintaan PT. Wijaya Karya tentang Justifikasi Galian BIasa (Common Excavation)
menjadi Galian Batu Lunak.
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami mengucapkan terimakasih.
Bangkinang, 05 Maret 2022
Yayasan Bumi Pertiwi Manunggal
Ketua
Ir.Sumarsono
(Structure Engineer)
HPJI 8-15296
2. JUSTIFIKASI GALIAN BATU LUNAK
Sehububungan dengan pelaksanaan Pembangunan Jalan TOL Ruas Pekanbaru-Padang Seksi
Bangkinang-Pangkalan, pada pekerjaa galian badan jalan di STA 63+000 s/d 63+600 ditemukan material
galian yang keras, terdapat batuan yang sebagian besar masif berupa batuan kapur (calcite: CaCO3),
yang mempengaruhi kecepatan produksi lapangan. Berikut penjelasan dan hasil uji pada lampiran.
Batuan kalsit (calcite: CaCO3) yang ditemukan di STA 63+000 s/d 63+600, dalam skala Mohs berada di
skala 3 yaitu kategori batuan lunak.
Skala kekerasan batu dalam skala Mohs :
Kekerasan
Mohs
Mineral Formula kimia
Kekerasan
absolut
Gambar
1 Talek Mg3Si4O10(OH)2 1
2 Gipsum CaSO4·2H2O 3
3 Kalsit CaCO3 9
4 Fluorit CaF2 21
5 Apatit
Ca5(PO4)3(OH–,Cl–
,F–)
48
3. Kekerasan
Mohs
Mineral Formula kimia
Kekerasan
absolut
Gambar
6
Feldspar
Ortoklas
KAlSi3O8 72
7 Kuarsa SiO2 100
8 Topaz Al2SiO4(OH–,F–)2 200
9 Korundum Al2O3 400
10 Intan C 1600
Pada daerah STA 63+000 s/d 63+600, dipastikan bukan common excavation/ galian tanah biasa,
kareana definisi tanah menurut para ahli adalah sbb.:
1. Menurut J.J. Berzelius “Swedia, 1803”
Tanah ialah sebagai laboratorium kimia tempat proses dekomposisi dan reaksi kimia yang
berlangsung secara tersembunyi.
2. Menurut Justus Von Liebig “Jerman, 1840”
Mengajukan teori keseimbangan hara tanaman “theory balanchesheet of plan naturation” yang
menganggap tanah sebagai tabung reaksi dimana dapat diketahui jumlah dan jenis hara
tanamannya.
3. Menurut Friedrich Fallou “1855”
Tanah dianggap sebagai hasil pelapukan oleh waktu yang menggerogoti batuan keras dan
lambat laun mengadakan dekomposisi.
4. Dokuchaiev “Rusia, 1877”
4. Pengertian tanah harus dihubungkan dengan iklim dan dapat digambarkan sebagai zone-zone
geografi yang luas, yang dalam skala peta dunia tidak hanya dihubungkan dengan iklim, tetapi
juga dengan lingkungan tumbuhan.
5. Menurut A.S. Thaer “1909”
Permukaan planet terdiri atas bahan remah dan lepas yang disebut tanah, yang merupakan
akumulasi dan campuran berbagai bahan, seperti unsur-unsur; Si, Al, Ca, Mg, Fe dan lain-lain.
6. Menurut Humphry Davy “Inggris, 1913”
Tanah ialah sebagai laboratorium alam yang menyediakan unsur hara bagi tanaman.
7. Menurut C.F. Marbut “Rusia, 1914”
Tanah merupakan lapisan paling luar kulit bumi yang biasanya bersifat tak padu dan mempunyai
sifat tebal mulai dari selaput tipis sampai lebih dari 3 meter yang berbeda dari bahan dibawahnya
dalam hal; warna, sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologinya.
8. Menurut Ramman “Jermana, 1917”
Tanah sebagai bahan batuan yang sudah dirombak menjadi partikel-partikel kecil yang telah
berubah secara kimiawi bersama-sama dengan sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang hidup di
dalam dan diatasnya.
9. Menurut Werner “1918”
Tanah ialah hitam tipis yang menutupi bahan padat kering, terdiri atas partikel-partikel kecil yang
remah dan sisa-sisa vegetasi dan hewan. Tanah ialah medium bagi tanaman.
10. Menurut Alfred Mistscherlich “1920”
Tanah ialah campuran bahan padat yang berupa partikel-partikel kecil air dan udara yang
mengndung hara dan dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.
11. Menurut Jacob S. Joffe “1949”
Tanah merupakan benda alam yang tersusun atas horison-horison yang terdiri dari bahan-bahan
kimia mineral dan bahan organik, biasanya tidak padu dan mempunyai tebal yang dapat
dibedakan dalam hal morfologi fisik, kimia dan biologinya.
12. Menurut Thornbury “1957”
Tanah ialah bagian dari permukaan bumi yang ditandai oleh lapisan yang sejajar dengan
permukaan sebagai hasil modifikasi oleh proses-proses fisis, khemis maupun biologis yang
bekerja dibawah kondisi yang bermacam-macam dan bekerja selama periode tertentu.
13. Menurut E. Saifudin Sarief “1986”
Tanah ialah benda alami yang terdapat di permukaan bumi yang tersusun dari bahan-bahan
mineral sebagai hasil pelapukan batuan dan bahan organik “pelapukan sisa tumbuhan dan
hewan” yang merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi
5. akibat gabungan dari faktor-faktor alami, iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan
lamanya waktu pembentukan.
14. Menurut M. Isa Darmawijaya
Tanah merupakan akumulasi alam bebas yang menduduki sebagian planet bumi yang mampu
menumbuhkan tumbuhan dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang
bertindak terhadap bahan induknya dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu.
15. Menurut James “1995”
Tanah ialah salah satu sistem bumi, yang bersama dengan sistem bumi lainnya, yaitu air alami
dan atmosfer menjadi inti fungsi, perubahan dan kemantapan ekosistem.
16. Menurut Bremmer “1958”
Tanah merupakan bagian permukaan kulit bumi yang dijadikan oleh pelapukan kimia dan fisik
serta kegiatan berbagai tumbuhan dan hewan.
17. Menurut Ensiklopedi Indonesia
Tanah adalah campuran bagian-bagian batuan dengan material serta bahan organik yang
merupakan sisa kehidupan yang timbul pada permukaan bumi akibat erosi dan pelapukan
karena proses waktu.
18. Menurut Hilgard
Tanah adalah material lepas-lepas dan agak kering yang dipakai untuk tempat akar tanaman
dalam mencari makanan dan sarana pertumbuhan tanaman.
19. Menurut Dokuchaev
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari material induk yang telah mengalami
proses lanjut, karena perubahan alami dibawah pengaruh air, udara, dan macam – macam
organisme baik yang masih hidup maupun yang telah mati. Tingkat perubahan terlihat pada
komposisi, struktur dan warna hasil pelapukan.
20. Menurut Ramann
Tanah adalah lapisan terluar dari bumi yang padat yang terdiri dari campuran material batuan
dengan sisa-sisa bahan organik.
21. Menurut Jafee
Tanah adalah benda alam yang berlapis-lapis yang disusun dari mineral dan bahan organik,
biasanya dalam keadaan lepas-lepas pada kedalaman yang macam-macam, morfologinya
berbeda dengan material induknya yang terletak di bawahnya, berbeda-beda dengan sifat dan
susunannya, sifat kimia, komposisi, dan sifat biologisnya.
22. Menurut Soil Survey Staff
6. Tanah merupakan suatu benda alam yang tersusun dari padatan (bahan mineral dan bahan
organik), cairan dan gas, yang menempati permukaan daratan, menempati ruang, dan dicirikan
oleh salah satu atau kedua berikut: horison-horison, atau lapisan-lapisan, yang dapat dibedakan
dari bahan asalnya sebagai hasil dari suatu proses penambahan, kehilangan, pemindahan dan
transformasi energi dan materi, atau berkemampuan mendukung tanaman berakar di dalam
suatu lingkungan alam.
23. Menurut Schoeder
Mendefinisikan tanah sebagai suatu sistem tiga fase yang mengandung air, udara dan bahan-
bahan mineral dan organik serta jasad-jasad hidup, yang karena pengaruh berbagai faktor
lingkungan pada permukaan bumi dan kurun waktu, membentuk berbagai hasil perubahan yang
memiliki ciri-ciri morfologi yang khas, sehingga berperan sebagai tempat tumbuh bermacam-
macam tanaman.
24. Menurut Jooffe dan Marbut
Tanah adalah tubuh alam yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya
alam terhadap bahan-bahan alam dipermukaan bumi. Tubuh alam ini dapat berdiferensiasi
membentuk horizon-horizon mieneral maupun organik yang kedalamannya beragam dan
berbeda-beda sifat-sifatnya dengan bahan induk yang terletak dibawahnya dalam hal morfologi,
komposisi kimia, sifat-sifat fisik maupun kehidupan biologinya.
Menurut Dokuchaev (1870), tanah adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari material induk yang
telah mengalami proses lanjut, karena perubahan alami dibawah pengaruh air, udara, dan macam –
macam organisme baik yang masih hidup maupun yang telah mati. Tingkat perubahan terlihat pada
komposisi, struktur dan warna hasil pelapukan.
Mengidentifikasi jenis tanah yang kita butuhkan untuk suatu proyek sangat penting untuk mendukung
pertumbuhan tanaman yang sehat. Komponen yang ada di dalam tanah yang baik untuk tanaman adalah
tanah yang mengandung mineral 50%, bahan organik 5% dan air 25%.
Tanah dapat dikategorikan menjadi jenis tanah pasir, tanah liat, lanau, gambut, kapur dan tanah liat
berdasarkan ukuran partikel yang mendominasi dalam tanah tersebut.
Berikut jenis-jenis tanah di Indonesia berdasarkan karakteristik dan persebarannya dilansir dari berbagai
sumber:
7. 1. Tanah Alluvial
Jenis tanah di Indonesia yang pertama yaitu tanah alluvial. Tanah
alluvial merupakan tanah yang berasal dari endapan lumpur yang
terbawa oleh air sungai. Tanah ini tercipta dari erosi yang kemudian
diendapkan bersama dengan lumpur sungai. Tanah alluvial memiliki
warna yang kelabu dan memiliki tesktur beragam, salah satunya
berstruktur remah dan sifatnya subur, cocok digunakan untuk
bertanam. Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami
perkembangan. Di Indonesia, tanah alluvial banyak ditemukan di
wilayah timur Sumatera, Bagian utara Jawa, Kalimantan bagian
selatan dan tengah, bagian utara dan selatan Papua.
2. Tanah Andosol
Jenis tanah di Indonesia ini berupa tanah mineral yang telah
mengalami perkembangan karakteristik, solum agak tebal, warna
agak coklat kekelabuan hingga hitam, kandungan organik tinggi,
tekstur geluh berdebu, struktur remah, dan konsistensi gembur.
Tanah ini terbentuk dari vulkanik, seperti abu vulkanik,tufa, danbatu
apung. Tanah andosol mengandung banyak mineral. Andosol banyak dijumpai pada bahan vulkanik
yang tidak padu, pada ketinggian 750 sampai 3.000 m di atas permukaan laut (m dpl), pada daerah
beriklim tropika basah dengan curah hujan antara 2.500-7.000 mm tahun. Menurut Fiantis et al. (2005),
mineral fraksi pasir dari tanah Andosol di Indonesia adalah kuarsa, plagloklas, hornblende, augit,
hiperstein, olivin dan gelas vulkanik. Sedangkan mineral liatnya didominasi oleh mineral liat non kristalin
yang tediri atas: allophan, imogolit, dan atau ferihidrit di samping halloisit, gibsit, dan kristobalit. Tanah
tersebut penyebarannya membentang mulai dari ujung utara Pulau Sumatera, yaitu dari mulai Provinsi
Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi bagian Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Lampung.
Penyebarannya di Pulau Sumatera umumnya terletak di dataran tinggi sebelah barat, hanya sebagian
kecil yang terdapat di dataran rendah Sumatera Utara bagian timur. Di pulau Jawa, tanah Andosol hampir
merata terdapat di daerah pegunungan mulai dari Jawa Barat (Gunung Salak) sampai ke ujung timur di
Jawa Timur (Pegunungan Ijen).
8. 3. Tanah Vulkanis
Tanah vulkanis merupakan jenis di Indoneisa yang berasal dari abu
gunung api atau vulkanis atau material letusan gunung api yang
sudah mengalami pelapukan. Tanah yang berkembang dari abu
vulkanik tergolong subur dan cocok dijadikan sebagai lahan pertanian
seperti holtikultura. Menurut lembaga penelitian tanah (1972), luas
tanah di Indonesia sekitar 6,5 juta ha atau 34 % tersebar di daerah-
daerah vulkan dan dijadikan sebagai daerah untuk lahan pertanian terutama bagi tanaman hortikultura
dan perkebunan. Jenis tanah ini umumnya mempunyai ciri berbutir halus, sifatnya tidak mudah tertiup
angin, dan jika terkena hujan lapisan tanah bagian atas menutup sehingga tanah ini tidak mudah erosi.
Tanah vulaknis dapat dibedakan dalam dua kelompok, yakni tanah regosol dan latosol. Tanah regosol
adalah tanah vulkanis yang mempunyai butir kasar, berwarna kelabu sampai kuning serta mengandung
bahan organik yang sedikit. Tanah regosol cocok untuk ditanami tanaman tembakau, palawija serta buah
-buahan. Daerah yang banyak terdapat tanah regosol adalah di wilayah Sumatera, Jawa dan Nusa
Tenggara. Tanah latosol adalah tanah vulkanis yang memiliki ciri khas dari warnanya yang merah hingga
kuning dan mengandung bahan organik sedang dengan sifat yang asam. Tanah latosol cocok untuk
ditanamipadi, karet, kopi, kelapa dan palawija. Tanah latosol banyak terdapat di wilayah Sumatera Barat,
Sumatera Utara, Bali, Minahasa, Jawa dan Papua.
4. Tanah Gambut
Tanah gambut kaya akan bahan organik dan mempertahankan
kelembaban dalam jumlah besar. Jenis tanah di Indonesiasangat
jarang ditemukan di kebun dan sering diimpor ke kebun untuk
memberikan dasar tanah yang optimal untuk penanaman. Klasifikasi
tanah gambut secara umum merupakan tanah organosol atau
histosol. Tanah organosol atau histosol adalah tanah yangn memiliki
lapisan bahan organik dengan berat jenis dalam keadaan lembab 60
cm atau lapisan organik dengan berat jenis > 0,1 g/cm3 dengan tebal
> 40 cm. Karakteristik kimia tanah gambut di Indonesia sangat
beragam dan ditentukan oleh kandungan mineral, ketebalan, jenis
tanaman penyusun gambut, jenis mineral pada substratum (di dasar
gambut) dan tingkat dekomposisi gambut. Tanah gambut banyak ditemukan di pulau-pulau di sekitar
Dataran Sunda yaitu di pantai timur Sumatera serta pantai barat dan selatan Kalimantan, dan di sekitar
Daratan Sahul yaitu di pantai barat dan selatan Papua.
9. 5. Tanah humus
Tanah humus adalah jenis tanah yang muncul akibat tumbuh-tumbuhan yang membusuk. Berbagai
tumbuhan yang membusuk ini membuat tanah humus mengandung unsur hara yang tinggi. Artinya,
tanah ini pun bersifat sangat subur. Jenis tanah di Indonesia inisangat cocok untuk ditanami tanaman
padi, nanas dan kelapa. Tanah humus banyak terdapat di Pulau Sulawesi, Sumatera, Jawa Barat,
Kalimantan dan Papua.
6. Tanah Kapur
Tanah kapur merupakan jenis-jenis tanah di Indonesia yang berasal
dari batuan kapur. Tanah kapur bersifat tidak subur. Meski demikian,
tanah ini masih bisa ditanami tanaman seperti pohon jati. Tanah
kapur banyak terdapat di daerah Blora, Pegunungan Kendeng, serta
Pegunungan Seribu Yogyakarta. Tanah kapur juga bisa dibagi dalam dua kelompok, yakni tanah renzina
dan tanah mediteran. Tanah Renzina merupakan jenis tanah kapur yang berasal dari hasil proses
pelapukan batuan kapur yang terjadi di daerah dengan curah hujan tinggi. Karenanya, tanah ini memiliki
ciri khas warna hitam dan miskin zat hara. Sebagian besar tanah renzina ditemukan di daerah berkapur
seperti Gunungkidul Yogyakarta.
7. Tanah Inseptisol
Tanah inseptisol terbentuk dari batuan sedimen atau metamorf dengan warna agak kecoklatan dan
kehitaman serta campuran yang agak keabu-abuan. Tanah ini juga dapat menopang pembentukan hutan
yang asri. Ciri-ciri tanah ini adalah adanya horizon kambik di mana horizon ini kurang dari 25% dari
horizon selanjutnya jadi sangatlah unik. Jenis tanah ini cocok untuk perkebunan seperti perkebunan
kelapa sawit. Serta untuk berbagai lahan perkebunan lainnya seperti karet. Tanah inseptisol tersebar di
berbagai daerah di Indonesia seperti di Sumatera, Kalimantan dan Papua.
8. Tanah Pasir
Tanah berpasir memiliki struktur butir tunggal, yaitu campuran butir-
butir primer yang besar tanpa adanya bahan pengikat agregat.
Ukuran butir-butir pasir adalah 0,002 mm - 2,0 mm. Tekstur tanah
pasir adalah kasar, karena tanah pasir mengandung lebih dari 60%
pasir dan memiliki kandungan liat kurang dari 2%. Tanah pasir berasal dari batuan pasir yang telah
10. melapuk. Jenis tanah ini banyak ditemukan di wilayah-wilayah pantai yang disebut sand dune atau bukit
pasir. persebaran tanah pasir yang ada di Indonesia ada di Pantai Parangkusumo, Yogyakarta.
9. Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara, namun unsur hara
tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Tanah ini banyak ditemukan di wilayah
Jawa Barat, Sulawesi Tenggara hingga Kalimantan Barat.
10. Tanah Litosol
Tanah litosol merupakan jenis tanah yang terbentuk dari proses pelapukan batuan beku dan sedimen.
Tanah litosol memiliki ciri khas butiran kasar berupa kerikil. Tanah ini sangat miskin unsur hara sehingga
tidak subur dan kurang baik untuk pertanian. Karena sifat tanahnya yang kurang subur, tanah ini hanya
cocok untuk ditanami pohon besar di hutan. Tanah litosol banyak ditemukan di daerah Pulau Sumatera,
Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara, Maluku Selatan dan Papua.
11. Tanah Mergel
Hampir sama dengan tanah kapur, jenis tanah ini juga berasal dari kapur, namun dicampur dengan
berbagai bahan lainnya yang membedakan adalah ia lebih mirip seperti pasir. Tanah mergel terbentuk
dari batuan kapur, pasir dan tanah liat dan mengalami pembentukan dengan bantuan hujan namun tidak
merata. Tanah ini subur dan bisa ditanami oleh persawahan dan perkebunan. Selain itu juga terdapat
banyak mineral dan air di dalamnya. Jenis tanah ini banyak terdapat di daerah dataran rendah seperti di
Solo (Jawa Tengah), Madiun dan Kediri (Jawa Timur).
12. Tanah Podsolik Merah Kuning
Tanah Podsolik Merah Kuning mempunyai sebaran paling luas di Indonesia dibanding jenis tanah
lainnya. Demikian juga di Kalimantan Tengah luasan tanah Podsolik Merah Kuning juga menempati
nomor urut pertama dengan sebaran seluas 6.033.693 ha atau setara dengan 39,29% (Bappeda Tingkat
I Kalimantan Tengah, 1993/1994). Tanah PMK adalah tanah yang mempunyai perkembangan profil,
konsistensi teguh, bereaksi masam, dengan tingkat kejenuhan basa rendah. Podsolik merupakan
segolongan tanah yang mengalami perkembangan profil dengan batas horizon yang jelas, berwarna
merah hingga kuning dengan kedalaman satu hingga dua meter. Tanah ini memiliki konsistensi yang
teguh sampai gembur (makin ke bawah makin teguh), permeabilitas lambat sampai sedang, struktur
gumpal pada horizon B (makin ke bawah makin pejal), tekstur beragam dan agregat berselaput liat. Di
11. samping itu sering dijumpai konkresi besi dan kerikil kuarsa. Tanah ini menyebar di Sumatera, Sulawesi,
Papua, Kalimantan dan Jawa terutama Jawa bagian barat.
Dari hal tersebut, maka batuan pada STA 63+000 s/d 63+600 tidak masuk kategori jenis tanah di atas,
berarti bukan common excavation. Dari unsur masif dan kekerasan skala Mohs 3, maka termasuk Galian
Batu Lunak.
Sample material galian ini telah diuji di laboratorium dengan standar ASTM 07012 Standard Test
Methods for Comressive Strength and Elastic Moduli of Intact Rock Core Specimens under
Varying States of Stress and Temperatures Metoda C dan diperoleh nilai UCS 76.04 Kg/cm2
dan 93.89 Kg/cm2. Berdasarkan Sistem Pengklasifikasian Tanah dan Batu menurut International
Society for Rock Mechanic (ISRM) - 1978a dan Hoek and Brown (1997), material tersebut
dikelompokkan sebagai Weak Rock atau batuan Lunak.
Bahwa pekerjaan galian tersebut tidak dapat dilaksanakan, baik dengan alat gali maupun
kapasitas produksi yang menjadi acuan Analisa Harga Satuan Item Pekerjaan Galian Biasa.
Pekerjaan galian di atas harus menggunakan alat gall yang lebih besar, dilengkapi dengan kuku
khusus dengan kuat leleh > 1000 Mpa dan menggunakan kombinasi dengan alat Excavator
Breaker dengan kapasitas produksi sekitar 46,63 m3/jam/armada.
Berdasarkan Spesifikasi Proyek Ruas TOL Bangkinang-Pangkalan yang bersumber dari
Spesifikasi Umum Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Toi Binamarga tahun 2017, kriteria kuat
tekan uniaxlal untuk batuan lunak adalah 300-400 kg/cm2, namun kriteria ini telah berubah pada
Spesifikasi Umum Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Toi Binamarga tahun 2020 dimana kriteria
material batu lunak berada pada kisaran 0,6 - 12,5 MPa (6 - 125 Kg/cm2).
Berdasarkan butir-butir yang telah diuraikan di atas, maka dengan ini diusulkan wacana perubahan
spesifikasi untuk batuan lunak dari Spesifikasi Umum Jalan Bebas Hambatan dan Jalan TOL Binamarga
tahun 2017 menjadi mengikuti Spesifikasi Umum Jalan Bebas Hambatan dan Jalan TOL Binamarga
tahun 2020.
Bangkinang, 4 Maret 2022
Ir. Sumarsono