SlideShare a Scribd company logo
PERKEMBANGAN AGAMA PADA INDIVIDU
• Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, sebenarnya potensi agama sudah ada pada
setiap manusia sejak dilahirkan. Potensi ini berupa dorongan untuk mengabdi
kepada Sang Pencipta. Dalam termonologi Islam, dorongan ini dikenal
dengan hidayat al- Diniyyat (baca: hidayatud diniyyah), berupa benih- benih
keberagaman yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia, dengan adanya
potensi bawaan ini manusia pada hakikatnya adalah makhluk beragama.
• Konsep ajaran islam menegaskan bahwa pada hakikatnya penciptaan jin dan
manusia adalah untuk menjadi pengabdi yang setia kepada penciptanya (QS
51:56). Agar tugas dan tanggungjawab dapat diwujudkan secara benar, maka
Tuhan mengutus Rasul-Nya sebagai pemberi pengajaran,contoh dan teladan.
Dalam estafet berikutnya risalah ini diwariskan kepada para ulama. Tetapi
tanggung jawab utamanya dititikberatkan pada kedua orangtua.
Proses perkembangan kehidupan beragama boleh dikatakan cukup unik
dibandingkan dengan perkembangan aspek-aspek dalam diri manusia yang
lain. Jika divisualisasikan dalam bentuk grafik, maka aspek-aspek kehidupan
manusia (misalnya fisik, intelektual, social dsbnya) pada umumnya mengalami
peningkatan pada masa kanak-kanak sampai masa remaja atau dewasa. Tetapi
kemudian sedikit demi sedikit mengalami penurunan.
Tidak demikian dengan perkembangan kehidupan beragama. Boleh dikatakan
bahwa grafik perkembangan kehidupan beragama cenderung meningkat terus.
Hal ini pernah diuji dalam penelitian Hidayat (1983), yang menemukan adanya
perbedaan secara signifikan antara orang yang berusia 50-an, 60-an dan 70-an
tahun. Semakin tinggi usia seseorang ternyata keberagamaannya juga semakin
tinggi.
Meskipun belum ada bukti empiris yang membedakan keberagamaan antar
fase-fase kehidupan yang lain, tetapi peneiitian di atas telah memberikan
gambaran secara umum adanya korelasi positif antara usia dengan tingkat
perkembangan keberagamaan.
MASA KANAK-KANAK
Para ahli psikologi agama pada umumnya berpendapat bahwa dalam diri
manusia terdapat religious instinct, yaitu potensi yang secara alamiah
membawa manusia dalam kehidupan beragama.
Perkembangan potensi ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan aspek
kepribadian yang lain, baik kognitif maupun afektif.
Pengaruh lingkungan, terutama keluarga, memang sangat dominan bagi
perkembangan keberagamaan seseorang. Seorang anak yang dibesarkan
dalam keluarga yang religius akan lebih besar kemungkinannya berkembang
menjadi lebih religius dibandingkan dengan yang tidak.
Anak yang dilahirkan dalam keluarga yang beragama Islam, secara otomatis
religious nstinct yang dimiliki berkembang dalam tradisi Islam dan kemungkinan
besar· dia akan menjadi seorang muslim. Demikian juga jika seorang anak
dilahirkan dalam keluarga Kristen, Hindu atau Buddha.
Seperti perkembangan aspek-aspek psikologis dan kemampuan anak yang lain
yang berkembang Iewat proses peniruan, pada mulanya anak beragama
karena meniru orang tuanya.
Oleh karena itu Clark (1958) menyebutkan salah satu ciri kehidupan beragama
pada masa kanak-kanak adalah sifatnya yang imitatif. Artinya anak anak hanya
menirukan apa yang diyakini dan dilakukan orangtuanya.
Dengan demikian jika anak-anak melakukan suatu ibadah (pergi ke masjid,
gereja, kuit atau biara), semua itu dilakukan hanya karena meniru orangtuanya
saja. Belum ada satu keseriusan dalam diri anak-anak untuk melakukan ritual
keagamaan seperti orang dewasa.
MASA REMAJA
Kondisi psikologis remaja ternyata nrempunyai pengaruh yang cukup besar
dalarn kehidupan beragama mereka. Perkembangan kognitif remaja yang
sudah mencapai taraf formal operational menurut teori Piaget.
memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak, teoritik dan kritis. Sikap kritis
remaja juga tampak dalam kehidupan beragama. Mereka tidak lagi menerima
begitu saja ajaran-ajaran agama yang diberikan oleh orangtuanya. Bahkan
pelajaran- pelajaran agama yang pemah mereka dapatkan pada waktu masih
kanak-kanak mulai dipertanyakan, sehingga tidakjarang menimbulkan keraguan
beragama.
Hal-hal yang diragukan dapat menyangkut ibadah ritual. Misalnya, remaja
beragama Islam sering mempertanyakan mengapa harus sholat lima kali,
mengapa sholat harus menghadap kiblat, mengapa haji harus ke Mekah dan
sebagainya. Bahkan tidak jarang yang diragukan adalah esensi dari Tuhan
sendiri.
Selain karena perkembangan kognitif, yang ikut andil dalam timbulnya
keraguan beragama pada remaja adalah adanya informasi ilmu pengetahuan
yang mereka dapatkan. Tidak jarang penjelasan-penjelasan iImiah dari ilmu
pengetahuan dipersepsikan oleh remaja sebagai suatu hal yang kontradiktif.
Kehidupan beragama pada masa remaja juga banyak diwarnai oleh timbulnya
konversi keagamaan (religious conversion). Secara umum gejala ini diartikan
sebagai berpindahnya afiliasi keagamaan seseorang (Paloutzian, 1984). Tetapi
sebenarnya esensi dari konversi keagamaan adalOO adanya perubahan
kehidupan beragama yang sangat drastis. Misalnya seseorang yang semula
memusuhi suatu agama, tetapi kemudian justru menjadi pemeluk yang taat.
Kasus Umar bin Khottob
MASA DEWASA
Pada masa dewasa pada umumnya seseorang telah mencapai kemantapan
dan kedewasaan, baik secara psikologis, sosial, maupun ekonomis. Namun
tidak demikian halnya dengan kehidupan beragama.
Clark, mensinyalir bahwa masih sangat banyak orang-orang dewasa yang
belum matang kehidupan beragamanya. Hal ini terlihat masih adanya ciri-ciri
kehidupan beragama pada masa kanak-kanak yang dibawa ke masa remaja
dan juga menetap pada masa dewasa, yaitu egosentris dan poJa perilaku
keagamaan yang ritualistik dan superfisial. Perilaku ritualistik dan superfisial
tampak pada pelaksanaan ritual keagamaan.
Di sini Allport mengajukan enam kriteria sebagai indikasi kehidupan beragama
yang matang, yaitu:
a. terdiferensiasi dengan baik,
b. dinamis,
c. konsisten,
d. komprehensif,
e. integral,
f. heuristik.
Terdiferensiasi dengan baik,
Yang dimaksud dengan kehidupan beragama yang terdiferensiasi dengan baik
adalah bahwa seseorang menerima agama yang dipeluknya secara kritis. Ini
sebagai kebalikan dari sifat kehidupan beragama yang kekanak-kanakan, yaitu
yang menerima agama secara apa adanya, tanpa disertai pemahaman
rasionaI. Ini tidak berarti bahwa seluruh ajaran agama dirasionalkan. Seseorang
yang memiliki kehidupan beragama yang terdiferensiasi mampu menempatkan
rasio sebagai salah satu bag ian dirri kehidupan beragamanya selain dari segi
emosional, sosial maupun spiritual.
Dinamis,
Kehidupan beragama yang dinamis, menurut Allport merupakan ciri yang
penting yang membedakan kehidupan beragama yang matang dan yang tidak.
Kehidupan beragama dikatakan dinamis apabila agama' mampu mengontrol
dan mengarahkan motif-motif dan aktifitas individu. Aktifitas-aktifitas
keagamaan tidak lagi dilaksanakan sebagai alat untuk memenubi kepentingan
dirinya sendiri, tetapi semuanya itu dilaksanakan demi kepentingan agama itu
sendiri. Di sini sifat egosentris sudan tidak ada lagi. Selain itu agama mampu
merubah kehidupan seseorang.
konsisten,
Yang dimaksud kehidupan beragama yang konsisten adalah adanya
keselarasan antara tingkah laku seseorang dengan nilai-nilai moral dalam
agamanya. lni berarti bahwa moralitas agama telah menyatu dalam seluruh
aspek kehidupan seseorang. Agama telah memberikan arah bagi periIaku
seseorang dimana saja berada secara konsisten.
komprehensif,
Kehidupan beragama yang komprehensif artinya adalah bahwa agama yang
dianut seseorang mampu menjadi filsafat hidupnya (philosophy of life). SegaJa
sesuatu yang terjadi pada seseorang senantiasa dikembalikan kepada Tuhan.
Di sini seseorang juga mulai dapat menerima adanya berbagai perbedaan
daJam kehidupan beragama maupun adanya berbagai keyakinan dalam
masyarakat.
Integral,
Kehidupan beragama yang matang tidak banya komprehensif. tetapi juga
mempunyai sifat integral. Artinya adalah bahwa kehidupan beragama relah
dijadikan sebagai bagian yang integral dengan seluruh aspek dalam kehidupan
seseorang. Di sini Anport menekankan integrasi antara agama dan Hmu
pengetahun (sains). Agama dianggapnya bukan sebagai pro atau kontra
dengan ilmu, melainkan keduanya merupakan dua hal yang tidak bisa
dipisahkan.
Heuristik
Ciri terakhir dari kehidupan beragama yang matang menurut Allport adalah
sifatnya yang heuristik. Ini berarti bahwa seseorang menyadari adanya
keterbatasan dalam kehidupan beragamanya. Oleh karena itu dia akan selalu
berusaha meningkatkan pemahaman dan pengahayatan agama yang
dianutnya.
Beberapa karakteristik kematangan kehidupan beragama yang dikemukakan
Allport di atas memberikan gambaran yang ideal tentang kehidupan beragama.
Oleh karena itu untuk mencapai koodisi tersebut bukanlah sesuatu yang
mudah. Yang lebih penting lagi adalah bahwa kehidupan beragama yang tidak
matang dan yang matang, bukan merupakan dua hal terpisah, melainkan suatu
hal yang berkesinambungan. Usaha untuk mencapai kematangan kehidupan
beragama merupakan perjalanan yang tak ada akhinya sepanjang kehidupan
seseorang,

More Related Content

Similar to ciri ciri kematangan beragama.pptx

Bab ii tgas
Bab ii tgasBab ii tgas
Bab ii tgas33335
 
Macam macam budi pekerti
Macam macam budi pekertiMacam macam budi pekerti
Macam macam budi pekertiwisty yulia
 
EFEKTIVITAS KEGIATAN KEGAMAAN DALAM MENANGANI KENAKALAN REMAJA DI DESA MUNTE....
EFEKTIVITAS KEGIATAN KEGAMAAN DALAM MENANGANI KENAKALAN REMAJA DI DESA MUNTE....EFEKTIVITAS KEGIATAN KEGAMAAN DALAM MENANGANI KENAKALAN REMAJA DI DESA MUNTE....
EFEKTIVITAS KEGIATAN KEGAMAAN DALAM MENANGANI KENAKALAN REMAJA DI DESA MUNTE....
Alorka 114114
 
PERKEMBANGAN AGAMA DI INDONESIA - FIX.docx
PERKEMBANGAN AGAMA DI INDONESIA - FIX.docxPERKEMBANGAN AGAMA DI INDONESIA - FIX.docx
PERKEMBANGAN AGAMA DI INDONESIA - FIX.docx
Ferihana
 
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individu
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individuFungsi agama dan kepercayaan bagi individu
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individuVJ Asenk
 
Metodologi Studi Islam - Materi IAIN Tulungagung (Mr. Khutbuddin Aibak,M. HI)
Metodologi Studi Islam - Materi IAIN Tulungagung (Mr. Khutbuddin Aibak,M. HI)Metodologi Studi Islam - Materi IAIN Tulungagung (Mr. Khutbuddin Aibak,M. HI)
Metodologi Studi Islam - Materi IAIN Tulungagung (Mr. Khutbuddin Aibak,M. HI)
Asma'ul Khusna
 
Agama dan masyarakat
Agama dan masyarakatAgama dan masyarakat
Agama dan masyarakat
naufalando
 
Perkmbangan jiwa keagamaan dewasa
Perkmbangan jiwa keagamaan dewasaPerkmbangan jiwa keagamaan dewasa
Perkmbangan jiwa keagamaan dewasaNailiamani Aman
 
Tugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasarTugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasar
haqqinazily
 
Agama arti dan r lingkupnya
Agama arti dan r lingkupnyaAgama arti dan r lingkupnya
Agama arti dan r lingkupnyaSutipyo Ru'iya
 
Peran Agama Dalam Kehidupan Manusia
Peran Agama Dalam Kehidupan ManusiaPeran Agama Dalam Kehidupan Manusia
Peran Agama Dalam Kehidupan Manusia
Jimatul Arrobi
 
Peranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.ppt
Peranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.pptPeranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.ppt
Peranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.ppt
Jimatul Arrobi
 
pendidikan agama kristen dalam aspek kehidupan
pendidikan agama kristen dalam aspek kehidupanpendidikan agama kristen dalam aspek kehidupan
pendidikan agama kristen dalam aspek kehidupan
DesmonAdu
 
Fungsi agama bagi kehidupam manusia
Fungsi agama bagi kehidupam manusiaFungsi agama bagi kehidupam manusia
Fungsi agama bagi kehidupam manusiaMas Amam Udink
 
Asal usul agama psychologis evolusionistis
Asal usul agama psychologis evolusionistisAsal usul agama psychologis evolusionistis
Asal usul agama psychologis evolusionistis
Syaikhuna Al-Asyhi
 
Bagaimana cara kebudayaan mempengaruhi konsep diri
Bagaimana cara kebudayaan mempengaruhi konsep diriBagaimana cara kebudayaan mempengaruhi konsep diri
Bagaimana cara kebudayaan mempengaruhi konsep diri
Raffy Mundung
 
Makalah remaja reva aldian s pai 2 pagi 2086208020
Makalah remaja reva aldian s pai 2 pagi 2086208020Makalah remaja reva aldian s pai 2 pagi 2086208020
Makalah remaja reva aldian s pai 2 pagi 2086208020
RevaAldianSaputra
 

Similar to ciri ciri kematangan beragama.pptx (20)

Bab ii tgas
Bab ii tgasBab ii tgas
Bab ii tgas
 
Macam macam budi pekerti
Macam macam budi pekertiMacam macam budi pekerti
Macam macam budi pekerti
 
EFEKTIVITAS KEGIATAN KEGAMAAN DALAM MENANGANI KENAKALAN REMAJA DI DESA MUNTE....
EFEKTIVITAS KEGIATAN KEGAMAAN DALAM MENANGANI KENAKALAN REMAJA DI DESA MUNTE....EFEKTIVITAS KEGIATAN KEGAMAAN DALAM MENANGANI KENAKALAN REMAJA DI DESA MUNTE....
EFEKTIVITAS KEGIATAN KEGAMAAN DALAM MENANGANI KENAKALAN REMAJA DI DESA MUNTE....
 
PERKEMBANGAN AGAMA DI INDONESIA - FIX.docx
PERKEMBANGAN AGAMA DI INDONESIA - FIX.docxPERKEMBANGAN AGAMA DI INDONESIA - FIX.docx
PERKEMBANGAN AGAMA DI INDONESIA - FIX.docx
 
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individu
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individuFungsi agama dan kepercayaan bagi individu
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individu
 
Metodologi Studi Islam - Materi IAIN Tulungagung (Mr. Khutbuddin Aibak,M. HI)
Metodologi Studi Islam - Materi IAIN Tulungagung (Mr. Khutbuddin Aibak,M. HI)Metodologi Studi Islam - Materi IAIN Tulungagung (Mr. Khutbuddin Aibak,M. HI)
Metodologi Studi Islam - Materi IAIN Tulungagung (Mr. Khutbuddin Aibak,M. HI)
 
Agama dan masyarakat
Agama dan masyarakatAgama dan masyarakat
Agama dan masyarakat
 
Perkmbangan jiwa keagamaan dewasa
Perkmbangan jiwa keagamaan dewasaPerkmbangan jiwa keagamaan dewasa
Perkmbangan jiwa keagamaan dewasa
 
Tugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasarTugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasar
 
Agama arti dan r lingkupnya
Agama arti dan r lingkupnyaAgama arti dan r lingkupnya
Agama arti dan r lingkupnya
 
Peran Agama Dalam Kehidupan Manusia
Peran Agama Dalam Kehidupan ManusiaPeran Agama Dalam Kehidupan Manusia
Peran Agama Dalam Kehidupan Manusia
 
Peranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.ppt
Peranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.pptPeranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.ppt
Peranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.ppt
 
pendidikan agama kristen dalam aspek kehidupan
pendidikan agama kristen dalam aspek kehidupanpendidikan agama kristen dalam aspek kehidupan
pendidikan agama kristen dalam aspek kehidupan
 
Pk uk 2
Pk uk 2Pk uk 2
Pk uk 2
 
Spe Bab6
Spe Bab6Spe Bab6
Spe Bab6
 
Fungsi agama bagi kehidupam manusia
Fungsi agama bagi kehidupam manusiaFungsi agama bagi kehidupam manusia
Fungsi agama bagi kehidupam manusia
 
Asal usul agama psychologis evolusionistis
Asal usul agama psychologis evolusionistisAsal usul agama psychologis evolusionistis
Asal usul agama psychologis evolusionistis
 
Bagaimana cara kebudayaan mempengaruhi konsep diri
Bagaimana cara kebudayaan mempengaruhi konsep diriBagaimana cara kebudayaan mempengaruhi konsep diri
Bagaimana cara kebudayaan mempengaruhi konsep diri
 
Hubungan tasawuf dan ilmu jiwa agama
Hubungan tasawuf dan ilmu jiwa agamaHubungan tasawuf dan ilmu jiwa agama
Hubungan tasawuf dan ilmu jiwa agama
 
Makalah remaja reva aldian s pai 2 pagi 2086208020
Makalah remaja reva aldian s pai 2 pagi 2086208020Makalah remaja reva aldian s pai 2 pagi 2086208020
Makalah remaja reva aldian s pai 2 pagi 2086208020
 

Recently uploaded

ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptxAKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
adelsimanjuntak
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
denunugraha
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 

Recently uploaded (20)

ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptxAKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 

ciri ciri kematangan beragama.pptx

  • 2. • Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, sebenarnya potensi agama sudah ada pada setiap manusia sejak dilahirkan. Potensi ini berupa dorongan untuk mengabdi kepada Sang Pencipta. Dalam termonologi Islam, dorongan ini dikenal dengan hidayat al- Diniyyat (baca: hidayatud diniyyah), berupa benih- benih keberagaman yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia, dengan adanya potensi bawaan ini manusia pada hakikatnya adalah makhluk beragama.
  • 3. • Konsep ajaran islam menegaskan bahwa pada hakikatnya penciptaan jin dan manusia adalah untuk menjadi pengabdi yang setia kepada penciptanya (QS 51:56). Agar tugas dan tanggungjawab dapat diwujudkan secara benar, maka Tuhan mengutus Rasul-Nya sebagai pemberi pengajaran,contoh dan teladan. Dalam estafet berikutnya risalah ini diwariskan kepada para ulama. Tetapi tanggung jawab utamanya dititikberatkan pada kedua orangtua.
  • 4. Proses perkembangan kehidupan beragama boleh dikatakan cukup unik dibandingkan dengan perkembangan aspek-aspek dalam diri manusia yang lain. Jika divisualisasikan dalam bentuk grafik, maka aspek-aspek kehidupan manusia (misalnya fisik, intelektual, social dsbnya) pada umumnya mengalami peningkatan pada masa kanak-kanak sampai masa remaja atau dewasa. Tetapi kemudian sedikit demi sedikit mengalami penurunan.
  • 5. Tidak demikian dengan perkembangan kehidupan beragama. Boleh dikatakan bahwa grafik perkembangan kehidupan beragama cenderung meningkat terus. Hal ini pernah diuji dalam penelitian Hidayat (1983), yang menemukan adanya perbedaan secara signifikan antara orang yang berusia 50-an, 60-an dan 70-an tahun. Semakin tinggi usia seseorang ternyata keberagamaannya juga semakin tinggi. Meskipun belum ada bukti empiris yang membedakan keberagamaan antar fase-fase kehidupan yang lain, tetapi peneiitian di atas telah memberikan gambaran secara umum adanya korelasi positif antara usia dengan tingkat perkembangan keberagamaan.
  • 6. MASA KANAK-KANAK Para ahli psikologi agama pada umumnya berpendapat bahwa dalam diri manusia terdapat religious instinct, yaitu potensi yang secara alamiah membawa manusia dalam kehidupan beragama. Perkembangan potensi ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan aspek kepribadian yang lain, baik kognitif maupun afektif.
  • 7. Pengaruh lingkungan, terutama keluarga, memang sangat dominan bagi perkembangan keberagamaan seseorang. Seorang anak yang dibesarkan dalam keluarga yang religius akan lebih besar kemungkinannya berkembang menjadi lebih religius dibandingkan dengan yang tidak. Anak yang dilahirkan dalam keluarga yang beragama Islam, secara otomatis religious nstinct yang dimiliki berkembang dalam tradisi Islam dan kemungkinan besar· dia akan menjadi seorang muslim. Demikian juga jika seorang anak dilahirkan dalam keluarga Kristen, Hindu atau Buddha.
  • 8. Seperti perkembangan aspek-aspek psikologis dan kemampuan anak yang lain yang berkembang Iewat proses peniruan, pada mulanya anak beragama karena meniru orang tuanya. Oleh karena itu Clark (1958) menyebutkan salah satu ciri kehidupan beragama pada masa kanak-kanak adalah sifatnya yang imitatif. Artinya anak anak hanya menirukan apa yang diyakini dan dilakukan orangtuanya. Dengan demikian jika anak-anak melakukan suatu ibadah (pergi ke masjid, gereja, kuit atau biara), semua itu dilakukan hanya karena meniru orangtuanya saja. Belum ada satu keseriusan dalam diri anak-anak untuk melakukan ritual keagamaan seperti orang dewasa.
  • 9. MASA REMAJA Kondisi psikologis remaja ternyata nrempunyai pengaruh yang cukup besar dalarn kehidupan beragama mereka. Perkembangan kognitif remaja yang sudah mencapai taraf formal operational menurut teori Piaget. memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak, teoritik dan kritis. Sikap kritis remaja juga tampak dalam kehidupan beragama. Mereka tidak lagi menerima begitu saja ajaran-ajaran agama yang diberikan oleh orangtuanya. Bahkan pelajaran- pelajaran agama yang pemah mereka dapatkan pada waktu masih kanak-kanak mulai dipertanyakan, sehingga tidakjarang menimbulkan keraguan beragama.
  • 10. Hal-hal yang diragukan dapat menyangkut ibadah ritual. Misalnya, remaja beragama Islam sering mempertanyakan mengapa harus sholat lima kali, mengapa sholat harus menghadap kiblat, mengapa haji harus ke Mekah dan sebagainya. Bahkan tidak jarang yang diragukan adalah esensi dari Tuhan sendiri.
  • 11. Selain karena perkembangan kognitif, yang ikut andil dalam timbulnya keraguan beragama pada remaja adalah adanya informasi ilmu pengetahuan yang mereka dapatkan. Tidak jarang penjelasan-penjelasan iImiah dari ilmu pengetahuan dipersepsikan oleh remaja sebagai suatu hal yang kontradiktif.
  • 12. Kehidupan beragama pada masa remaja juga banyak diwarnai oleh timbulnya konversi keagamaan (religious conversion). Secara umum gejala ini diartikan sebagai berpindahnya afiliasi keagamaan seseorang (Paloutzian, 1984). Tetapi sebenarnya esensi dari konversi keagamaan adalOO adanya perubahan kehidupan beragama yang sangat drastis. Misalnya seseorang yang semula memusuhi suatu agama, tetapi kemudian justru menjadi pemeluk yang taat. Kasus Umar bin Khottob
  • 13. MASA DEWASA Pada masa dewasa pada umumnya seseorang telah mencapai kemantapan dan kedewasaan, baik secara psikologis, sosial, maupun ekonomis. Namun tidak demikian halnya dengan kehidupan beragama.
  • 14. Clark, mensinyalir bahwa masih sangat banyak orang-orang dewasa yang belum matang kehidupan beragamanya. Hal ini terlihat masih adanya ciri-ciri kehidupan beragama pada masa kanak-kanak yang dibawa ke masa remaja dan juga menetap pada masa dewasa, yaitu egosentris dan poJa perilaku keagamaan yang ritualistik dan superfisial. Perilaku ritualistik dan superfisial tampak pada pelaksanaan ritual keagamaan.
  • 15. Di sini Allport mengajukan enam kriteria sebagai indikasi kehidupan beragama yang matang, yaitu: a. terdiferensiasi dengan baik, b. dinamis, c. konsisten, d. komprehensif, e. integral, f. heuristik.
  • 16. Terdiferensiasi dengan baik, Yang dimaksud dengan kehidupan beragama yang terdiferensiasi dengan baik adalah bahwa seseorang menerima agama yang dipeluknya secara kritis. Ini sebagai kebalikan dari sifat kehidupan beragama yang kekanak-kanakan, yaitu yang menerima agama secara apa adanya, tanpa disertai pemahaman rasionaI. Ini tidak berarti bahwa seluruh ajaran agama dirasionalkan. Seseorang yang memiliki kehidupan beragama yang terdiferensiasi mampu menempatkan rasio sebagai salah satu bag ian dirri kehidupan beragamanya selain dari segi emosional, sosial maupun spiritual.
  • 17. Dinamis, Kehidupan beragama yang dinamis, menurut Allport merupakan ciri yang penting yang membedakan kehidupan beragama yang matang dan yang tidak. Kehidupan beragama dikatakan dinamis apabila agama' mampu mengontrol dan mengarahkan motif-motif dan aktifitas individu. Aktifitas-aktifitas keagamaan tidak lagi dilaksanakan sebagai alat untuk memenubi kepentingan dirinya sendiri, tetapi semuanya itu dilaksanakan demi kepentingan agama itu sendiri. Di sini sifat egosentris sudan tidak ada lagi. Selain itu agama mampu merubah kehidupan seseorang.
  • 18. konsisten, Yang dimaksud kehidupan beragama yang konsisten adalah adanya keselarasan antara tingkah laku seseorang dengan nilai-nilai moral dalam agamanya. lni berarti bahwa moralitas agama telah menyatu dalam seluruh aspek kehidupan seseorang. Agama telah memberikan arah bagi periIaku seseorang dimana saja berada secara konsisten.
  • 19. komprehensif, Kehidupan beragama yang komprehensif artinya adalah bahwa agama yang dianut seseorang mampu menjadi filsafat hidupnya (philosophy of life). SegaJa sesuatu yang terjadi pada seseorang senantiasa dikembalikan kepada Tuhan. Di sini seseorang juga mulai dapat menerima adanya berbagai perbedaan daJam kehidupan beragama maupun adanya berbagai keyakinan dalam masyarakat.
  • 20. Integral, Kehidupan beragama yang matang tidak banya komprehensif. tetapi juga mempunyai sifat integral. Artinya adalah bahwa kehidupan beragama relah dijadikan sebagai bagian yang integral dengan seluruh aspek dalam kehidupan seseorang. Di sini Anport menekankan integrasi antara agama dan Hmu pengetahun (sains). Agama dianggapnya bukan sebagai pro atau kontra dengan ilmu, melainkan keduanya merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan.
  • 21. Heuristik Ciri terakhir dari kehidupan beragama yang matang menurut Allport adalah sifatnya yang heuristik. Ini berarti bahwa seseorang menyadari adanya keterbatasan dalam kehidupan beragamanya. Oleh karena itu dia akan selalu berusaha meningkatkan pemahaman dan pengahayatan agama yang dianutnya.
  • 22. Beberapa karakteristik kematangan kehidupan beragama yang dikemukakan Allport di atas memberikan gambaran yang ideal tentang kehidupan beragama. Oleh karena itu untuk mencapai koodisi tersebut bukanlah sesuatu yang mudah. Yang lebih penting lagi adalah bahwa kehidupan beragama yang tidak matang dan yang matang, bukan merupakan dua hal terpisah, melainkan suatu hal yang berkesinambungan. Usaha untuk mencapai kematangan kehidupan beragama merupakan perjalanan yang tak ada akhinya sepanjang kehidupan seseorang,