Secara organisasi dan profesi, Majelis Etik dan Disiplin Apoteker Indonesia (MEDAI) merupakan bagian dari Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) yang bertugas membina, mengawasi, dan menilai pelaksanaan kode etik serta menjaga disiplin para apoteker di Indonesia. Secara profesi, MEDAI mengatur pedoman disiplin bagi para apoteker dalam berpraktik untuk melindungi pasien dan meningkatkan mutu pelayanan farmasi.
Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang ke unit gawat darurat rumah sakit dengan keluhan nyeri dada berat sejak 1 minggu yang memberat sejak 3 jam terakhir. Keluhan dirasakan menjalar ke lengan kiri, ke rahang disertai keringat dingin. Riwayat perokok aktif sejak 30 tahun lalu menghabiskan 2 bungkus per hari.
Pada pemeriksaan nampak dia terlihat pucat, BMI 30 kg/m2 dengan kulit dingin dan berkeringat. Nadinya lemah, dengan sekali-kali ekstrasistole (denyut ventrikuler ektopik). Tekanan darah arterial 200/100 mmHg. Bunyi jantung normal, fisis jantung ditemukan kardiomegali. Pada EKG didapatkan gambaran elevasi segemen ST di II, III, aVF disertai gambaran LVH. Laboratorium ditemukan LDL kolesterol 180 mg/dl, HDL 28 mg/dl, HbA1C 11%, SGOT 12, SGPT 18, Hb 12 gr%
Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang ke unit gawat darurat rumah sakit dengan keluhan nyeri dada berat sejak 1 minggu yang memberat sejak 3 jam terakhir. Keluhan dirasakan menjalar ke lengan kiri, ke rahang disertai keringat dingin. Riwayat perokok aktif sejak 30 tahun lalu menghabiskan 2 bungkus per hari.
Pada pemeriksaan nampak dia terlihat pucat, BMI 30 kg/m2 dengan kulit dingin dan berkeringat. Nadinya lemah, dengan sekali-kali ekstrasistole (denyut ventrikuler ektopik). Tekanan darah arterial 200/100 mmHg. Bunyi jantung normal, fisis jantung ditemukan kardiomegali. Pada EKG didapatkan gambaran elevasi segemen ST di II, III, aVF disertai gambaran LVH. Laboratorium ditemukan LDL kolesterol 180 mg/dl, HDL 28 mg/dl, HbA1C 11%, SGOT 12, SGPT 18, Hb 12 gr%
Sebuah presentasi ringan mengenai pedoman penyediaan, penyimpanan, peresepan, dan pemberian "Obat Kewaspadaan Tinggi" atau "High Alert Medications" di lingkungan rumah sakit.
Rumah sakit dituntut memiliki kebijakan dan panduan serta prosedur dalam mengawasi obat kewaspadaan tinggi, guna meningkatkan keselamatan pasien.
Sebuah presentasi ringan mengenai pedoman penyediaan, penyimpanan, peresepan, dan pemberian "Obat Kewaspadaan Tinggi" atau "High Alert Medications" di lingkungan rumah sakit.
Rumah sakit dituntut memiliki kebijakan dan panduan serta prosedur dalam mengawasi obat kewaspadaan tinggi, guna meningkatkan keselamatan pasien.
Materi ini menjelaskan tentang pengertian dan konsep dasar sejarah etika profesi.
Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan, Universitas Tulang Bawang Lampung.
Kegiatan pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada pasien adalah praktik apoteker ruang rawat (ward pharmacist) dengan visite sebagai salah satu aktivitasnya. Visite apoteker adalah kunjungan rutin yang dilakukan apoteker kepada pasien di ruang rawat dalam rangka mencapai hasil terapi (clinical outcome) yang lebih baik. Aktivitas visite dapat dilakukan secara mandiri atau kolaborasi secara aktif dengan tim dokter dan profesi kesehatan lainnya dalam proses penetapan keputusan terkait terapi obat pasien.
Lembaga yang berwenang untuk menentukan ada tidaknya kesalahan yang dilakukan dokter dan dokter gigi dalam penerapan disiplin ilmu kedokteran dan kedokteran gigi, dan menetapkan sanksi.
Penerapan etika kedokteran diawasi oleh organisasi profesi yaitu IDI (Ikatan Dokter Indonesia)
Penerapan bidang hukum ditentukan dalam UU No.29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran
PENGGUNAAN OBAT TIDAK RASIONAL:
1. Ada atau kecil kemungkinan untuk memberi manfaat
2. Kemungkinan efek samping lebih besar dari manfaat
3. Biaya tidak seimbang dari manfaat
Pharmaceutical Care adalah suatu konsep yang melibatkan tanggung jawab farmasis dalam menjamin terapi optimal terhadap pasien secara individu sehingga pasien membaik dan kualitas hidupnya meningkat ( Quality of Life ) ( ASHP 1994 – 1995; Low, 1996 dan Winslade dkk, 1996 )
Ada beberapa hal terkait dengan pelaksanaan pelayanan kefarmasian:
1. Tempat pelaksanaan pelayanan
2. Pengelolaan persediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
3. Pelayanan resep
4. Peracikan obat
5. Konseling obat
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Konseling:
1) Manajemen Ruang Konseling
2) Efektifitas Konseling
3) Kompetensi Apoteker
4) Keterbatasan yang Dimiliki Penderita
5) Penerima Konseling
6) Komunikasi dalam Konseling
Peran Apoteker di Apotek adalah memberikan pelayanan kefarmasian diantaranya yang utama adalah memberikan pelayanan swamedikasi dan pelayanan resep.
Dalam memberikan pelayanan resep, apoteker harus memahami Resep dan menginterpretasikan resep. Apoteker harus memahami cara melakukan compounding dan dispensing resep
.
Adapun tahapan Compounding dan Dispensing Resep sebagai berikut:
1. Menerima dan memvalidasi resep
2. Memahami dan menginterpratasikan resep
3. Penyiapan dan pemberian label
5. Melakukan Pencatatan Data
6. Pelayanan Informasi Obat
Penggunaan obat tidak untuk pemakaian secara terus menerus. Gunakan obat sesuai dengan anjuran yang tertera pada etiket atau brosur. Bila obat yang digunakan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, hentikan penggunaan dan tanyakan kepada Apoteker dan dokter
Hindarkan menggunakan obat orang lain walaupun gejala penyakit sama. Untuk mendapatkan informasi penggunaan obat yang lebih lengkap, tanyakan kepada Apoteker
Sublingual berarti di bawah lidah.Tablet ini dipakai dengan cara meletakan tablet persis dibawah lidah. Dengan diletakan di bawah lidah penyerapan oleh mukosa mulut akan lebih maksimal. Obat-obatan yang diberikan dengan cara ini dimaksudkan agar memberikan efek sistemik, dan karena itu harus dapat diserap dengan baik oleh selaput lendir mulut.
Elektroforesis adalah teknik pemisahan suatu partikel/ spesies/ ion atau partikel koloid berdasarkan kemampuan berpindah melalui medium konduktif, biasanya berupa larutan bufer, sebagai respon adanya suatu medan listrik (Harvey 2000). Secara teknis, elektroforesis merupakan istilah yang diberikan untuk migrasi partikel yang bermuatan akibat diberikan arus listrik searah atau DC (Direct Current). Umumnya teknik dari cikal-bakal elektroforesis digunakan untuk menentukan muatan dari suatu koloid (Patnaik 2004). Teknik elektroforesis ditentukan oleh ciri molekular ionik dan adanya muatan sebagai sifat fisik. Arah dan laju pergerakan tergantung pada spot dan intensitas muatan ionik (Rouessac 2007). Bufer elektroda digunakan untuk konduktor arus dengan menjadi jembatan konduksi diantara dua elektroda sehingga memungkinkan terjadinya aliran medan listrik (Skoog 2002).
1. BMI (Body Mass Indeks) atau IMT(Indeks Massa Tubuh):
Adalah metode pengukuran yang membandingan antara tinggi dan berat badan
Untuk menilai status gizi seseorang
Menjadi indikator atau mengambarkan kadar adipositas dalam tubuh seseorang
Merupakan altenatif untuk pengukuran lemak tubuh
Kekurangan dan kelebihan dalam menggunakan IMT sebagai indikator pengukuran lemak tubuh :
Kelebihan IMT:
- Biaya yang diperlukan tidak mahal
- Untuk mendapat nilai pengukuran, hanya diperlukan data berat badan dan tinggi badan seseorang.
- Mudah dikerjakan dan hasil bacaan adalah sesuai nilai standar yang telah dinyatakan pada table IMT.
Kekurangan IMT:
- Pada olahragawan: tidak akurat pada olahragawan (terutama atlet bina) yang cenderung berada pada kategori obesitas dalam IMT disebabkan mereka mempunyai massa otot yang berlebihan walaupun presentase lemah tubuh mereka dalam kadar yang rendah. Sedangkan dalam pengukuran berdasarkan berat badan dan tinggi badan, kenaikan nilai IMT adalah disebabkan oleh lemak tubuh.
- Pada anak-anak: tidak akurat karena jumlah lemak tubuh akan berubah seiringan dengan pertumbuhan dan perkembangan tubuh badan seseorang. Jumlah lemak tubuh pada lelaki dan perempuan juga berbeda selama pertumbuhan. Oleh itu, pada anak-anak dianjurkan untuk mengukur berat badan berdasarkan nilai persentil yang dibedakan atas jenis kelamin dan usia.
- Pada kelompok bangsa: tidak akurat pada kelompok bangsa tertentu karena harus dimodifikasi mengikut kelompok bangsa tertentu.
Jamur yang diklaim menunjukkan antitumor, antivirus, antibiotik, anti-inflamasi, hipoglikemik, kegiatan hipokolesterolemik dan hipotensi, serta memiliki nilai terapeutik dan gizi (Chang dan Miles, 1989; Breene, 1990; Miles dan Chang, 1997). Aktivitas antitumor adalah medisinal efek yang paling diteliti secara menyeluruh terutama dari jamur shiitake, jamur maitake, Sclerotina sclerotiorum dan HHB (Borchers, 1999).
Aktivitas antibakteri ekstrak metanol dari tiga Polypore jamur Phellinus rimosus, Ganoderma lucidum dan Navesporus floccosa dipelajari (Sheena et al., 2003). Studi pada sifat antimikroba dari Ganoderma lucidum, Fomes lignosus, HHB, Pleurotus florida, Lentinus subnudus, Leptoporus sp, Panus fulvus, Coriolus versicolor, Trametes saepiara, Trametes betulina, Daedalea elegans dan Auricularia auricula dilakukan (Fagedev, Oyalede, (2009).
Ekstrakdari etil asetat, kloroform, aseton dan etil alkohol Pleurotus ostreatus (Jack ex Fr.) Kum var. salignus, Pleurotus florida Fovose, HHB Fr., Helvella leucomelaena (Pexs) Nannf. dan Amanita virosa (Fr.) Bertillon diselidiki Kegiatan antimikrobanya terhadap Escherichia coli ATCC 25922, Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aureginosa ATCC 27857 dengan Metode Difusi (Demirhan et al., 2007). Dalam penelitian ini, kegiatan antijamur Pseudoclitocybe cyathiformis Bull.
Ekstraksi dengan bantuan aseton, kloroform terhadap ke Fusarium moniliforme dan Fusarium culmorum diselidiki.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa biota laut memiiki potensi yang sangat besar dalam menghasilkan senyawa-senyawa aktif yang dapat digunakan sebagai bahan baku obat. Sejak tahun 1980-an, perhatian dunia pengobatan mulai terarah ke berbagai macam biota laut sebagai sumber daya yang sangat potensial. Beberapa biota laut yang diketahui dapat menghasilkan senyawa aktif antara lain adalah spons, moluska, bryozoa, tunikata dan lain-lain (Ismet, 2007).
Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai panjang pantai 81.000 Km yang kaya akan terumbu karang dan biota laut lainnya. Salah satu biota laut yang banyak diteliti ialah spons. Wilayah laut Indonesia merupakan salah satu pusat penyebaran terbesar spons di dunia dan diperkirakan terdapat sekitar 830 jenis yang hidup tersebar di wilayah ini (Van Soest, 1989).
Spons merupakan salah satu komponen biota penyusun terumbu karang yang mempunyai potensi bioaktif yang belum banyak dimanfaatkan. Hewan laut ini mengandung senyawa aktif yang presentase keaktifannya lebih besar dibandingkan dengan senyawa-senyawa yang dihasilkan oleh tumbuhan darat (Muniarsih dan Rachmaniar, 1999). Untuk menjaga kelangsungan hidup dan pertahanan dirinya, spons menghasilkan metabolit primer dan metabolit sekunder.
Spons laut diketahui menjadi tempat hidup beberapa jenis bakteri yang jumlahnya mencapai 40 persen dari biomassa spons. Simbiosis yang terjadi antara bakteri dengan spons laut menyebabkan organisme ini sebagai invertebrata laut yang memiliki potensi antibakteri yang lebih besar dibandingkan dengan organisme darat dan laut lainnya (Kanagasabhapathy et al., 2005).
Komunitas mikroba yang beragam dan berjumlah besar pada spons diduga merupakan sumber dari berbagai senyawa bioaktif tersebut. Isolasi bakteri yang bersimbiosis dengan spons, karakerisasi molekuler, dan karakterisasi senyawa bioaktif yang dihasilkan bakteri tersebut merupakan strategi yang dapat digunakan dalam memproduksi berbagai senyawa yang memiliki potensi terapi antibakteri dalam jumlah besar (Proksch et al., 2003).
Fenilefrina hidroklorida mempunyai nama Benzenemethanol,3-hydroxy-α-[(methylamino)methyl]-,hydrochloride (R), mengandung tidak kurang dari 97,5% dan tidak lebih dari 102,5% C9H13NO2.HCl, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian: kristal putih atau praktis putih, tidak berbau, berasa pahit. Kelarutan: mudah larut dalam air dan dalam etanol. pKi nilai 4.87, 4.70 dan 5.86. Wadah dan penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya (DIRJEN POM, 1995).
Fenilefrina merupakan agonis alpha-reseptor yang secara struktur mirip dengan epinefrin. Fenilefrin ditandai dengan struktur fenil-2-amino-etanol (Ophtalmic Drug Fact, 2009).
Zat ini berasal dari adrenalin, yang membedakan hanya tidak adanya fungsi 4-hidroksi. Fenilefrin hidroklorida harus disimpan dalam asli, tertutup rapat kontainer.
Ini harus ditempatkan dalam berventilasi, kamar dingin pada suhu tidak melebihi
25 ° C dan terlindung dari sinar matahari langsung. Umumnya, Phenylephrine Hidroklorida dikenal zat yang stabil (BASF chemical company, 2013).
Abstract
Silica powder at nanoscale was obtained by heat treatment of Vietnamese rice husk following the sol–gel method. The rice husk ash (RHA) is synthesized using rice husk which was thermally treated at optimal condition at 600°C for 4 h. The silica from RHA was extracted using sodium hydroxide solution to produce a sodium silicate solution and then precipitated by adding H2SO4 at pH = 4 in the mixture of water/butanol with cationic presence. In order to identify the optimal condition for producing the homogenous silica nanoparticles, the effects of surfactant surface coverage, aging temperature, and aging time were investigated. By analysis of X-ray diffraction, scanning electron microscopy, and transmission electron microscopy, the silica product obtained was amorphous and the uniformity of the nanosized sample was observed at an average size of 3 nm, and the BET result showed that the highest specific surface of the sample was about 340 m2/g. The results obtained in the mentioned method prove that the rice husk from agricultural wastes can be used for the production of silica nanoparticles.
Keywords: Rice husk ash, Silica nanoparticles, Sol–gel method, CTAB
Abstrak
Serbuk silika pada skala nano diperoleh dari sekam padi Vietnam dengan cara pemanasan yang diikuti dengan metode sol-gel. Abu sekam padi (RHA) disintesis menggunakan sekam padi yang diberi perlakuan termal pada kondisi optimal pada 600 ° C selama 4 jam. Silika dari RHA diekstraksi menggunakan larutan natrium hidroksida menghasilkan larutan natrium silikat dan kemudian diendapkan dengan menambahkan H2SO4 pada pH = 4 dalam campuran air / butanol dengan kationik. Untuk mendapatkan kondisi yang optimal dalam memproduksi silika nanopartikel yang homogen, efek cakupan permukaan surfaktan, aging temperature, dan aging time diselidiki. Analisis produk dilakukan dengan menggunakan difraksi sinar-X, scanning mikroskop elektron, dan transmisi mikroskop elektron, produk silika yang diperoleh yaitu amorf dan keseragaman sampel ukuran nano diamati pada ukuran rata-rata 3 nm, dan hasil BET menunjukkan bahwa permukaan spesifik tertinggi dari sampel adalah sekitar 340 m2 / g . Hasil yang diperoleh dalam metode tersebut membuktikan bahwa sekam padi dari limbah pertanian dapat digunakan untuk produksi nanopartikel silika.
Kata kunci: Abu Sekam Padi, nanopartikel Silika, metode Sol–gel, CTAB
Sifat Kelarutan umumnya berhubungan dengan kelarutan senyawa dalam media yang berbeda dan bervariasi.
Sifat hidrofilik atau lipofobobik berhubungan dengan kelarutan dalam air, sifat hidrofobik berhubungan dengan kelarutan dalam lemak.
Gugus yang dapat kelarutan dalam air disebut gugus hidrofilik (lipofobik atau polar)
Gugus yang dapat kelarutan dalam lemak disebut gugus lipofilik (hidrofobik atau nonpolar).
Adanya ikatan tidak jenuh, seperti pada dan akan sifat hidrofilik senyawa
uji stabilitas Aspirin dengan cara Analisis dipercepatnisha althaf
Prinsip Percobaan
Metode analisis dipercepat (accelerated stability analysis methods) adalah berdasarkan prinsip - prinsip kinetika kimia menurut cara ini nilai k untuk penguraian obat dalam larutan pada berbagai macam suhu (50,60,700c) sehingga diperoleh plot dengan beberapa fungsi konsentrasi terhadap waktu (penguraian orde nol) atau log konsentrasi terhadap waktu (penguraian orde pertama). Logaritma laju penguraian spesifik kemudian diplot terhadap kebalikan dari temperatur mutlak (plot Arrhenius) dan hasil serupa berupa garis lurus diekstraplotasikan sampai suhu kamar.
Stabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implannisha althaf
Abstrak
Penelitian ini mengevaluasi stabilitas dan kompatibilitas campuran morfin sulfat, bupivakain, dan hidroklorida clonidine dan hidromorfon, bila digunakan dalam pompa aliran implan konstan di bawah kondisi penggunaan simulasi klinis. Pompa diisi dengan campuran obat dan diinkubasi pada 37 C selama 90 hari. Aliquots yang diambil sebagai sampel bulanan dari reservoir dan chateter outlet dan konsentrasi obat dianalisis menggunakan metode kromatografi tervalidasi. Bahan-bahan dari sistem infus dilarutkan dalam campuran obat dan disimpan pada 37 C selama 60 minggu dan dievaluasi untuk kinerja mekanik untuk pengujian kompatibilitas. Kedua campuran obat yang ditemukan menjadi stabil selama 90 hari di pompa pada 37 C. Semua perangkat bahan mempertahankan kinerja mekanik diterima setelah pemaparan. Hasil ini menunjukkan bahwa kedua campuran obat yang stabil bila dipertahankan pada simulasi suhu tubuh dalam sistem infus implan selama 90 hari.
Pemakaian diuretik sebagai terapi edema telah dimulai sejak abad ke-16. HgCl2 diperkenalkan oleh Paracelcus sebagai diuretik.
1930 Swartz menemukan bahwa sulfanilamide sebagai antimikrobial dapat juga digunakan untuk mengobati edema pada pasien payah jantung, yaitu dengan meningkatkan eksresi dari Na+. Diuretik modern semakin berkembang sejak ditemukannya efek samping dari obat-obat antimikroba yang mengakibatkan perubahan komposisi dan output urine.
Pemakaian diuretik sebagai terapi edema telah dimulai sejak abad ke-16. HgCl2 diperkenalkan oleh Paracelcus sebagai diuretik. 1930 Swartz menemukan bahwa sulfanilamide sebagai antimikrobial dapat juga digunakan untuk mengobati edema pada pasien payah jantung, yaitu dengan meningkatkan eksresi dari Na+. Diuretik modern semakin berkembang sejak ditemukannya efek samping dari obat-obat antimikroba yang mengakibatkan perubahan komposisi dan output urine.Terkecuali spironolakton, diuretik kebanyakan berkembang secara empiris, tanpa mengetahui mekanisme sistem transpor spesifik di nephron. Diuretik adalah obat yang terbanyak diresepkan di USA, cukup efektif, namun memiliki efek samping yang banyak pula.
Diuretik berasal dari kata dioureikos yang berarti merangsang berkemih atau merangsang pengeluaran urin. Dengan kata lain diuretik ialah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Istilah diuresis memiliki dua pengertian, ialah menunjukkan adanya penambahan volume urin yang diproduksi dan menunjukkan jumlah pengeluaran zat-zat terlarut dan air.
Diuretik adalah suatu sediaan yang dapat meningkatkan laju urinasi dan volume air seni. Penggunaan diuretik dalam pengobatan medis dilakukan untuk menurunkan volume cairan ekstraseluler, khususnya pada penyakit yang berhubungan dengan edema dan hipertensi. Diuretik juga dilaporkan dapat dijadikan sebagai terapi sirosis hati, asites , sindrom nefritis, dan toksemia gagal ginjal. Sediaan diuretik dapat berasal dari senyawa kimia sintetik (buatan) dan alami (sumber hayati).
Hormon berasal dari kata “Hormaen” yaitu Menggerakan
“Hormon adalah zat kimia dalam bentuk senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin”
Hormon dibutuhkan dalam jumlah standar. Tidak kurang dan tidak lebih
Cara kerja hormon butuh waktu lama, berbeda dengan saraf
karena hormon yang dihasilkan akan langsung diedarkan oleh darah melalui pembuluh darah,sehingga memerlukan waktu yang panjang.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
1. POSISI DAN KEBERADAAN MEDAI
SECARA ORGANISASI DAN PROFESI
APOTEKER DI INDONESIA
Matakuliah : Etika dan Disiplin Apoteker
Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi – Universitas Sumatera Utara
OLEH : KELOMPOK 3
2. Kelompok 3 :
Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi – Universitas Sumatera Utara
Lasta Manjouito Sitompul
Lestiani Lubis
Lia Yunita Damanik
Linda Marhama Daulay
Linda Putri Aini Aruan
Lisna W. U. Panjaitan
Lucitania Expresso
Lusi Indriani
Mailani Silviana Sitorus
Margareth Naomi Riana Br. Tambunan
Marni Uli Dahlia Tambun
Marshinta Romarta Uly Hutabalian
Martha Yohana Sianipar
Mestika Showsiano Juwita Sitohang
Muhammad Amin Nasution
Muhammad Ikhsan
Mulida
Nanda Putri Maulidar
Nia Novranda Pertiwi
Nita Tirmiara
Novika Asniman
Nur Aini Khairunnisa
Nurbaya Mentari Rambe
Nurdeniyati Tampubolon
Nurhotimah Siregar
Nurul Anisha Hakim
Ovi Trinawati Pardede
Pajar Pulungan
Puteri Masri
Putri Dewi Indayani
3. STRUKTUR ORGANISASI IAI
DI INDONESIA
Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi – Universitas Sumatera Utara
4. IKATAN APOTEKER INDONESIA (IAI)
IAI adalah satu-satunya
organisasi Apoteker di
Indonesia, yang merupakan
perwujudan dari hasrat murni
dan keinginan luhur para
anggotanya, yang menyatakan
untuk menyatukan diri dalam
upaya mengembangkan
profesi luhur kefarmasian di
Indonesia pada umumnya dan
martabat apoteker pada
khususnya.
Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi – Universitas Sumatera Utara
5. • Nama Ikatan ditetapkan dalam Kongres Nasional ISFI
XVIII pada tanggal 8 Desember 2009 di Jakarta yang
merupakan kelanjutan dari nama Ikatan Sarjana Farmasi
Indonesia yang ditetapkan dalam Kongres VII Ikatan
Apoteker di Jakarta pada tanggal 26 Februari 1965 yang
juga merupakan kelanjutan dari Ikatan Apoteker yang
didirikan pada tanggal 18 Juni 1955.
Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi – Universitas Sumatera Utara
7. Maksud
• Ikatan mempunyai maksud untuk mewujudkan apoteker
yang paripurna, sehingga mampu meningkatkan kualitas
hidup sehat bagi setiap manusia.
Tujuan
• Menyiapkan apoteker sebagai tenaga kesehatan yang
berbudi luhur, profesional, memiliki semangat
kesejawatan yang tinggi, dan inovatif, serta berorientasi
ke masa depan;
• Membina, menjaga dan meningkatkan profesionalisme
apoteker sehingga mampu menjalankan praktik
kefarmasian secara bertanggung jawab;
• Melindungi anggota dalam menjalankan praktik
profesinya;
Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi – Universitas Sumatera Utara
8. Ikatan mempunyai organ yang terdiri dari:
a. Kongres
b. Konferensi Daerah
c. Konferensi Cabang
d. Rapat dan Pertemuan Ikatan
e. Pengurus
f. Majelis Etik dan Disiplin Apoteker Indonesia
g. Dewan Pengawas
Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi – Universitas Sumatera Utara
9. POSISI DAN KEBERADAAN MEDAI
SECARA ORGANISASI
Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi – Universitas Sumatera Utara
10. Secara organisasi, MEDAI merupakan bagian dari
Ikatan Apoteker Indonesia (IAI). IAI terdiri dari:
1. Kongres
2. Konferensi Daerah
3. Konferensi Cabang
4. Rapat dan Pertemuan Ikatan
5. Pengurus
6. Majelis Etik dan Disiplin Apoteker Indonesia
(MEDAI)
7. Dewan Pengawas
Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi – Universitas Sumatera Utara
12. Maksud dan tujuan ditetapkannya tugas dan
wewenang pengurus organisasi ini adalah untuk
memberikan panduan bagi jajaran pengurus
organisasi dalam pelaksanaan tugas dan
wewenang sebagai pengurus organisasi.
Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi – Universitas Sumatera Utara
13. Majelis Etik dan Disiplin Apoteker Indonesia
(MEDAI)
organisasi profesi Ikatan Apoteker Indonesia yang
bertugas membina, mengawasi dan menilai
pelaksanaan Kode Etik Apoteker Indonesia oleh
Anggota maupun oleh Pengurus, dan menjaga,
meningkatkan dan menegakkan disiplin apoteker
Indonesia.
Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi – Universitas Sumatera Utara
14. TUGAS DAN WEWENANG
MEDAI
Peraturan Organisasi PO.008/PP.IAI/1418/V/2015 Tentang
Tugas dan Wewenang Pengurus Ikatan Apoteker
Indonesia, Pasal 30 menyatakan:
1. Membina, mengawasi dan
menilai pelaksanaan Kode Etik
Apoteker Indonesia oleh
anggota serta menjaga,
meningkatkan dan
menegakkan Disiplin Apoteker
Indonesia
2. Membuat putusan terkait
permasalahan etik dan disiplin
Apoteker oleh anggota untuk
ditindak lanjuti oleh Ketua
Ikatan sesuai ketentuan
Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga
Organisasi
3. Memberikan pendapat
dan/atau mediasi konflik
pelaksanaan Kode Etik
Apoteker Indonesia.
Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi – Universitas Sumatera Utara
15. Majelis Etik dan Disiplin Apoteker Indonesia
(MEDAI)
Terbagi menjadi 2 :
MEDAI Pusat MEDAI Daerah
Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi – Universitas Sumatera Utara
16. MEDAI PUSAT
Tugas dan fungsi:
1. Melaksanakan program yang telah ditetapkan dalam Kongres
2. Menyusun dan melaksanakan program kerja tahunan
3. Menyusun Penjabaran Kode Etik Apoteker Indonesia
4. Menyusun Pedoman Implementasi Kode Etik Apoteker
Indonesia
5. Menyusun Pedoman Penatalaksanaan Pelanggaran Kode
Etik Apoteker Indonesia
6. Menyusun Pedoman Pelaksanaan Disiplin Apoteker
Indonesia
Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi – Universitas Sumatera Utara
17. LANJUTAN…
7. Melakukan internalisasi dan pendidikan Kode Etik
Apoteker Indonesia kepada apoteker padatingkat regional
dan nasional
8. Bekerja sama dengan Perguruan Tinggi Farmasi dalam
pendidikan Kode Etik Apoteker Indonesiakepada calon
apoteker
9. Menilai pelaksanaan Kode Etik Apoteker Indonesia
10. Mengawasi, menilai dan menegakkan disiplin apoteker
Indonesia
11. Meminta pertimbangan dari tenaga ahli dalam hal kasus-
kasus khusus
12. Melakukan dokumentasi
13. Hal yang terkait dengan butir b, c, d, e, dan f akan di
ditetapkan dalam Rakernas
Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi – Universitas Sumatera Utara
18. Susunan Pengurus MEDAI Pusat,
yaitu:
a. Ketua merangkap anggota
b. Wakil Ketua merangkap anggota
c. Sekretaris merangkap anggota
d. Anggota
Anggota MEDAI Pusat sekurang-
kurangnya 5 (lima) orang dan
berjumlah ganjil
Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi – Universitas Sumatera Utara
19. MEDAI DAERAH
Tugas dan Fungsi:
1. Melakukan internalisasi dan pendidikan Kode Etik
Apoteker Indonesia kepada apoteker di tingkat cabang
dan daerah
2. Bekerja sama dengan Perguruan Tinggi Farmasi dalam
pendidikan Kode Etik Apoteker Indonesia kepada calon
apoteker
3. Menilai pelaksanaan Kode Etik Apoteker Indonesia
4. Mengawasi, menilai dan menegakkan disiplin apoteker
Indonesia di tingkat cabang dan daerah
5. Meminta pertimbangan dari tenaga ahli dalam hal
kasus-kasus khusus
6. Melakukan dokumentasi dan pelaporan
Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi – Universitas Sumatera Utara
20. Susunan Pengurus MEDAI Daerah, yaitu:
a. Ketua
b. Wakil Ketua
c. Sekretaris
d. Wakil Sekretaris
e. Bendahara
f. Wakil Bendahara
g. Anggota
Anggota MEDAI Daerah berjumlah ganjil
Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi – Universitas Sumatera Utara
21. POSISI DAN KEBERADAAN
MEDAI DARI SEGI PROFESI
Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi – Universitas Sumatera Utara
22. MAJELIS ETIK DAN DISIPLIN APOTEKER
INDONESIA (MEDAI)
mengatur pedoman-pedoman disiplin
apoteker dalam berprofesi kepada
masyarakat, teman sejawat serta profesi
kesehatan lain.
Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi – Universitas Sumatera Utara
23. PEDOMAN DISIPLIN APOTEKER INDONESIA
• disusun untuk menjadi pedoman bagi Majelis Etik
dan Disiplin Apoteker Indonesia (MEDAI) dalam
menetapkan ada/atau tidak adanya pelanggaran
disiplin oleh para praktisi dibidang farmasi, serta
menjadi rambu-rambu yang tidak boleh dilanggar
oleh para praktisi tersebut agar dapat menjalankan
praktik kefarmasian secara profesional.
Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi – Universitas Sumatera Utara
24. • Disiplin Apoteker merupakan tampilan
kesanggupan Apoteker untuk menaati
kewajiban dan menghindari larangan sesuai
dengan yang ditetapkan dalam peraturan
perundangundangan dan/atau peraturan praktik
yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dapat
dijatuhi hukuman disiplin
• Dengan ditegakkannya disiplin kefarmasian
diharapkan pasien akan terlindungi dari pelayanan
kefarmasian yang kurang bermutu; dan meningkatnya
mutu pelayanan apoteker; serta terpeliharanya
martabat dan kehormatan profesi kefarmasian.
Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi – Universitas Sumatera Utara
25. • Pelanggaran disiplin adalah pelanggaran terhadap
aturan-aturan dan/atau ketentuan penerapan keilmuan,
yang pada hakikatnya dapat dikelompokkan dalam tiga
hal, yaitu:
1. Melaksanakan praktik Apoteker dengan tidak
kompeten.
2. Tugas dan tanggung jawab profesional pada pasien
tidak dilaksanakan dengan baik.
3. Berperilaku tercela yang merusak martabat dan
kehormatan Apoteker.
• Pelanggaran disiplin berupa setiap ucapan, tulisan, atau
perbuatan Apoteker yang tidak menaati kewajiban
dan/atau melanggar larangan ketentuan disiplin
Apoteker.
Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi – Universitas Sumatera Utara
26. • Sanksi disiplin yang dapat dikenakan oleh MEDAI
berdasarkan Peraturan perundang-undangan yang
berlaku adalah:
1. Pemberian peringatan tertulis;
2. Rekomendasi pembekuan dan/atau pencabutan
Surat Tanda Registrasi Apoteker, atau Surat Izin
Praktik Apoteker, atau Surat Izin Kerja Apoteker;
dan/atau
3. Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di
institusi pendidikan apoteker.
Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi – Universitas Sumatera Utara
27. • Rekomendasi pencabutan Surat Tanda Registrasi
atau Surat Izin Praktik yang dimaksud dapat berupa:
1. Rekomendasi pencabutan Surat Tanda Registrasi
atau Surat Izin Praktik sementara selama-
lamanya 1 (satu) tahun, atau
2. Rekomendasi pencabutan Surat Tanda Registrasi
atau Surat Izin Praktik tetap atau selamanya;
Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi – Universitas Sumatera Utara
28. • Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi
pendidikan apoteker yang dimaksud dapat berupa:
a. Pendidikan formal; atau
b. Pelatihan dalam pengetahuan dan atau keterampilan,
magang di institusi pendidikan atau sarana pelayanan
kesehatan jejaringnya atau sarana pelayanan
kesehatan yang ditunjuk, sekurang-kurangnya 3 (tiga)
bulan dan paling lama 1 (satu) tahun.
Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi – Universitas Sumatera Utara