SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Download to read offline
Roda Gigi Rack dan Pinion
• Roda gigi rack merupakan roda gigi dengan gigi-gigi yang
dipotong lurus. Sedangkan roda gigi penggeraknya dinamakan
pinion. Roda gigi ini bertujuan untuk merubah gerak puitar
roda gigi menjadi gerak lurus.
• contoh penggunaan : pada penggerak eretan di mesin bubut,
mekanisme kecepatan pada mesin planning, dan pengatur
ketinggian pada mesin bor.
Roda gigi cacing
• Roda gigi cacing mempunyai gigi yang dipotong menyudut
seperti pada roda gigi helik dan dipasangkan dengan ulir yang
dinamakan ulir cacing
• Keuntungan : memberikan input minimal dapat dihasilkan
output dengan kekuatan maksimal. Roda gigi ini biasanya
digunakan untuk kecepatan tinggi dengan kemampuan
mereduksi kecepatan yang maksimal
Roda gigi helik
• Selain digunakan pada posisi poros sejajar roda gigi helik
dapat pula digunakan pada sisi yang berpotongan. Dalam hal
ini gigi-gigi dibuat menyudut terhadap poros roda gigi
Roda gigi payung/konis
• Apabila diinginkan memindah daya pada posisi poros yang
bersinggungan (intersection) dapat digunakan roda gigi
payung.
• Contoh penggunaan roda gigi ini misalnya pada: drill chuck,
jalur vertical pada mesin planning, mekanisme pengatur
langkah pada mesin skrap dan pengatur arah pada mesin bor
pekerjaan berat
SISTEM STANDAR RODA GIGI
• Roda gigi lurus dapat dibuat di mesin frais.
Untuk membuat roda gigi pada mesin frais
diperlukan pisau frais yang sesuai dengan
standar dari gigi (roda gigi) yang dibuatnya.
• Sistem standar pembuatan roda gigi ada dua
yaitu:
a. sistem modul
b. sistem diametral pitch dan circular pitch
Sistem Modul
• Digunakan di berbagai negara yang cenderung
menggunakan satuan metris seperti Belanda, Jerman
dan Jepang.
• Hal ini tertuang dalam standar NEN 1629 dan standar
DIN 780 dan JIS B 1701 -1973.
• Demikian juga ISO yang mengacu pada standar
metris.
• Modul merupakan kependekan dari kata modulus
yaitu suatu perbandingan antara diameter jarak bagi
dari suatu roda gigi dengan jumlah giginya
• Jika roda gigi mempunyai ukuran diameter jarak
bagi D dalam satuan mm dengan jumlah giginya z
buah gigi, maka modulusnya adalah:
• m = z/D
Keterangan:
D = diameter jarak bagi, mm
Z = jumlah gigi dari roda gigi
m = modul
• Dari suatu roda gigi yang mempunyai jumlah gigi z
buah, dengan jarak busur antara giginya t (mm), maka
satu keliling roda gigi tersebut adalah (t x z). sedangkan
kita ketahui bahwa satu keliling lingkaran roda gigi yang
berdiameter D mm mempunyai keliling (π x D).
• Dengan demikian dapat ditulis:
π D = t x z
D/z = t/z = M
M = t / π
• Modul ini selanjutnya digunakan sebagain standar
untuk menentukan ukuran-ukuran pisau frais pada
pembuatan roda gigi standar
Sistem diametral pitch dan circular pitch
• Sistem diametral pitch dan circular pitch
digunakan di sebagian negara Amerika dan Eropa
yang menggunakan sistem satuan inchi.
• Diametral pitch adalah perbandingan dari jumlah
gigi dengan ukuran diameter jarak bagi yang
mempunyai satuan inchi.
• Jika jumlah gigi dari roda gigi adalah z buah
dengan ukuran diameter jarak bagi D dalam
satuan inchi, maka diametral pichnya adalah:
• Dp = z/D"
• Circular pitch (Cp) yaitu jarak antara gigi dalam satuan
inchi. Jika diameter lingkaran jarak bagi mempunyai ukuran
D dalam satuan inchi dengan jumlah gigi z buah gigi, maka
circular pitchnya adalah:
• Cp =π D“/ z (inch)
Keterangan:
Dp = diametral pitch
D = diameter jarak bagi dalam satuan inchi
Cp = circular pitch dalam satuan inchi
Z = jumlah gigi
Hubungan antara sistem modul dengan
sistem diametral pitch dan circular pitch
• Dari persamaan m = D / z atau D = z.m,
• D “ = z / Dp (inchi) dan 1 inchi = 25,4 mm
maka:
• D = D “. 25,4 = z.25,5 / Dp (mm)
• D = z.m = z.25,5 / Dp
• m = 25,5 / Dp
• atau Dp = 25,5 / m
Bentuk Gigi Involut
• Supaya perpindahan gerak ini berlangsung dengan halus
tanpa gesekan yang merugikan, maka profil gigi dibuat
mengikuti bentuk garis lengkung (kurva) yang disebut
dengan involute
• Profil gigi dibentuk oleh dua buah involute yang bertolak
belakang sehingga arah putaran pasangan roda gigi dapat
dibalik. Pada saat gigi mulai bersinggungan akan terjadi
garis kontak sepanjang lebar gigi.
• Selama pasangan roda gigi berputar, pada penampangnya
akan terlihat titik kontak yang mengikuti garis lurus. Garis
tersebut dinamakan garis aksi (line of action) yang
merupakan garis singgung dari kedua lingkaran dasar.
Bagian-bagian utama Roda gigi Lurus
• Keterangan:
• D= diameter jarak bagi
• Dk= diameter kepala gigi
• Df= diameter kaki gigi
• hk= tinggi kepala gigi
• hf= tinggi kaki gigi
• h= tinggi gigi
• a= jarak antara poros
• t= jarak busur antara gigi
• b= lebar gigi
• k= tebal gigi
• z= jumlah gigi
• n= putaran roda gigi
• m= modul gigi
• a. Lingkaran dasar (base circle) merupakan lingkaran semu dengan diameter yang merupakan
dasar pembentukan involute
• b. Lingkaran referensi (reference circle) merupakan lingkaran semu dengan diameter d
dimana kelilingnya merupakan hasil kali dari pitch dengan jumlah gigi
• c. Pitch merupakan panjang busur pada lingkaran referensi diantara dua involut yang
berurutan.
P = π m
• d. Modul merupakan parameter yang menentukan jumlah gighi bagi suatu lingkaran referensi
yang tertentu.
• e. Sudut tekan (pressure angle) merupakan sudut terkecil antara garis normal pada involut
dengan garis singgung pada linmgkaran referensi di titik potong antara involut dengan
lingkaran referensi.
• Menurut standar ISO sudut tekan berharga 20⁰
• f. Tebal gigi (tooth thickness) merupakan panjang busur pada lingkaran referensi diantara dua
buah sisi pada satu gigi
• g. Jarak gigi merupakan panjang busur pada lingkaran referensi diantara dua sisi gigi yang
bersebrangan
• h. Adendum merupakan jarak radial antara lingkaran puncak dengan lingkaran referensi
• i. Dedendum merupakan jarak radial antara lingkaran referensi dengan lingkaran kaki
• j. Tinggi gigi merupakan jarak radial antara lingkaran puncak dengan lingkaran kaki
• k. Lebar gigi merupakan jarak antara kedua tepi roda gigi yang diukur pada permukaan
referensi.
Pengefraisan Roda Gigi Lurus
A. Penentuan D awal
1) Untuk metric
Jika jumlah gigi dinyatakan dengan z dan modul dinyatakan dengan m,
maka dapat ditentukan beberapa dimensi berikut:
• Diameter pitch = z x m
• Addendum = 1 x m
• Diameter luar (diameter bahan awal) = (z x m) + (2 x m) = (z + 2) x m
• Contoh:
• Tentukan diameter bahan awal roda gigi lurus dengan jumlah gigi 25 dan
modul 3
• Penyelesaian:
• Diameter bahan awal = (z + 2) m
= (25 + 2) 3
= 27 x 3 = 81 mm
2) Untuk sistem diametral pitch
• Penentuan diameter luar(diameter bahan awal) ditentukan
oleh jumlah gigi dan diametral pitchnya.
• Pitch diameter = z / Dp
• Afendum = 1 / DP
• Diametr luar (diameter bahan awal) = z + 2/Dp
• Contoh:
• Tentukan diameter luar (diameter bahan awal) untuk roda
gigi lurus dengan gigi berjumlah 25 dan diametral pitch 12
• Penyelesaian:
• Diametr luar (diameter bahan awal) = z + 2 / Dp
=25 + 2 / 12
= 2,250 “ (57,15 mm)
Penentuan kedalaman pemotongan
• Sistem modul
Kedalaman pemotongan = 2,25 x modul
• Sistem diametral pitch:
Kedalaman Pemotongan = 2,157 / Dp
Penentuan pembagian dengan kepala
pembagi
• Pembagian langsung
N = 40 / z
• Pembagian tidak langsung :
N = 40 / z1
U = (z1 – z) 40 / z1
Keterangan:
• N = putaran engkol pada piring pembagi
• Z = jumlah gigi pada benda kerja
• Z1= jumlah gigi yang diumpamakan
• U = perbandingan putarn untuk roda-roda gigi tambahan
yang dipasang antara poros kepala pembagi dengan poros
pada piring pembagi

More Related Content

What's hot

Elemen Mesin II - Rodagigi Lurus
Elemen Mesin II - Rodagigi LurusElemen Mesin II - Rodagigi Lurus
Elemen Mesin II - Rodagigi LurusCharis Muhammad
 
Diklat elemen mesin
Diklat elemen mesinDiklat elemen mesin
Diklat elemen mesinEko Purwanto
 
MODUL CNC LATHE FANUC OI-TF.pdf
MODUL CNC LATHE FANUC OI-TF.pdfMODUL CNC LATHE FANUC OI-TF.pdf
MODUL CNC LATHE FANUC OI-TF.pdfSarwanto.S.Pd.T
 
126 312 teknik-pemesinan-jilid-2
126 312 teknik-pemesinan-jilid-2126 312 teknik-pemesinan-jilid-2
126 312 teknik-pemesinan-jilid-2Agus Witono
 
Pengukuran roda gigi bab5
Pengukuran roda gigi bab5Pengukuran roda gigi bab5
Pengukuran roda gigi bab5LAZY MAGICIAN
 
Gear thread
Gear threadGear thread
Gear threadIMS
 
Tutorial mastercam x ; bubut cnc
Tutorial mastercam x ; bubut cncTutorial mastercam x ; bubut cnc
Tutorial mastercam x ; bubut cncZul Abidin
 
Sistem Transmisi Manual (Mobil)
Sistem Transmisi Manual (Mobil)Sistem Transmisi Manual (Mobil)
Sistem Transmisi Manual (Mobil)e pai
 
Modul Praktikum Pada Mesin CNC TU 2A 2020
Modul Praktikum Pada Mesin CNC TU 2A 2020Modul Praktikum Pada Mesin CNC TU 2A 2020
Modul Praktikum Pada Mesin CNC TU 2A 2020BrianAwiruddin
 
Elemen mesin 2 andri
Elemen mesin 2 andriElemen mesin 2 andri
Elemen mesin 2 andriAndri Santoso
 
TUTORIAL MENGGAMBAR 3D DAN SURFACE MILLING DENGAN MASTERCAM X5 SERTA SIMULASI...
TUTORIAL MENGGAMBAR 3D DAN SURFACE MILLING DENGAN MASTERCAM X5 SERTA SIMULASI...TUTORIAL MENGGAMBAR 3D DAN SURFACE MILLING DENGAN MASTERCAM X5 SERTA SIMULASI...
TUTORIAL MENGGAMBAR 3D DAN SURFACE MILLING DENGAN MASTERCAM X5 SERTA SIMULASI...Aan Aan
 
Electro Chemical Machining (ECM) Electro Chemical Grinding (ECG) Electro Disc...
Electro Chemical Machining (ECM)Electro Chemical Grinding (ECG)Electro Disc...Electro Chemical Machining (ECM)Electro Chemical Grinding (ECG)Electro Disc...
Electro Chemical Machining (ECM) Electro Chemical Grinding (ECG) Electro Disc...ejacock
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirDewi Izza
 
Transmisi Rantai dan Sprocket.pptx
Transmisi Rantai dan Sprocket.pptxTransmisi Rantai dan Sprocket.pptx
Transmisi Rantai dan Sprocket.pptxZwingCADAcademy
 
BAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIR
BAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIRBAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIR
BAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIRAmrih Prayogo
 

What's hot (20)

Elemen Mesin II - Rodagigi Lurus
Elemen Mesin II - Rodagigi LurusElemen Mesin II - Rodagigi Lurus
Elemen Mesin II - Rodagigi Lurus
 
Diklat elemen mesin
Diklat elemen mesinDiklat elemen mesin
Diklat elemen mesin
 
MODUL CNC LATHE FANUC OI-TF.pdf
MODUL CNC LATHE FANUC OI-TF.pdfMODUL CNC LATHE FANUC OI-TF.pdf
MODUL CNC LATHE FANUC OI-TF.pdf
 
Tugas elemen mesin full
Tugas elemen mesin fullTugas elemen mesin full
Tugas elemen mesin full
 
PRESS TOOL
PRESS TOOLPRESS TOOL
PRESS TOOL
 
126 312 teknik-pemesinan-jilid-2
126 312 teknik-pemesinan-jilid-2126 312 teknik-pemesinan-jilid-2
126 312 teknik-pemesinan-jilid-2
 
Pengukuran roda gigi bab5
Pengukuran roda gigi bab5Pengukuran roda gigi bab5
Pengukuran roda gigi bab5
 
Gear thread
Gear threadGear thread
Gear thread
 
Tutorial mastercam x ; bubut cnc
Tutorial mastercam x ; bubut cncTutorial mastercam x ; bubut cnc
Tutorial mastercam x ; bubut cnc
 
Sistem Transmisi Manual (Mobil)
Sistem Transmisi Manual (Mobil)Sistem Transmisi Manual (Mobil)
Sistem Transmisi Manual (Mobil)
 
Modul Praktikum Pada Mesin CNC TU 2A 2020
Modul Praktikum Pada Mesin CNC TU 2A 2020Modul Praktikum Pada Mesin CNC TU 2A 2020
Modul Praktikum Pada Mesin CNC TU 2A 2020
 
Elemen mesin 2 andri
Elemen mesin 2 andriElemen mesin 2 andri
Elemen mesin 2 andri
 
Mesin mesin-fluida-impact-of-jet
Mesin mesin-fluida-impact-of-jetMesin mesin-fluida-impact-of-jet
Mesin mesin-fluida-impact-of-jet
 
TUTORIAL MENGGAMBAR 3D DAN SURFACE MILLING DENGAN MASTERCAM X5 SERTA SIMULASI...
TUTORIAL MENGGAMBAR 3D DAN SURFACE MILLING DENGAN MASTERCAM X5 SERTA SIMULASI...TUTORIAL MENGGAMBAR 3D DAN SURFACE MILLING DENGAN MASTERCAM X5 SERTA SIMULASI...
TUTORIAL MENGGAMBAR 3D DAN SURFACE MILLING DENGAN MASTERCAM X5 SERTA SIMULASI...
 
Modul CNC dengan simulator
Modul CNC dengan simulatorModul CNC dengan simulator
Modul CNC dengan simulator
 
Job sheet starter
Job sheet starterJob sheet starter
Job sheet starter
 
Electro Chemical Machining (ECM) Electro Chemical Grinding (ECG) Electro Disc...
Electro Chemical Machining (ECM)Electro Chemical Grinding (ECG)Electro Disc...Electro Chemical Machining (ECM)Electro Chemical Grinding (ECG)Electro Disc...
Electro Chemical Machining (ECM) Electro Chemical Grinding (ECG) Electro Disc...
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
 
Transmisi Rantai dan Sprocket.pptx
Transmisi Rantai dan Sprocket.pptxTransmisi Rantai dan Sprocket.pptx
Transmisi Rantai dan Sprocket.pptx
 
BAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIR
BAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIRBAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIR
BAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIR
 

Similar to roda gigi rack dan pinion.pdf

PPt nama roda gigi.pptx
PPt nama roda gigi.pptxPPt nama roda gigi.pptx
PPt nama roda gigi.pptxAnreHutahaean
 
Dasar roda gigi transmisi
Dasar   roda gigi  transmisiDasar   roda gigi  transmisi
Dasar roda gigi transmisiAlen Pepa
 
Gear Transmission.ppt
Gear Transmission.pptGear Transmission.ppt
Gear Transmission.pptRajuRastogi50
 
membuat ulir
membuat  ulirmembuat  ulir
membuat ulirnikkobull
 
membuat ulir
membuat  ulirmembuat  ulir
membuat ulirnikkobull
 
4 Speed Gear box design spur gear with C 6 inch and pitch 5 inch
4 Speed Gear box design spur gear with C 6 inch and pitch 5 inch4 Speed Gear box design spur gear with C 6 inch and pitch 5 inch
4 Speed Gear box design spur gear with C 6 inch and pitch 5 inchAushafNurIlham
 
Tugas rancangan elemen mesin 2 (transmisi)
Tugas rancangan elemen mesin 2 (transmisi)Tugas rancangan elemen mesin 2 (transmisi)
Tugas rancangan elemen mesin 2 (transmisi)Swardi Sibarani
 
Klasifikasi rg
Klasifikasi rgKlasifikasi rg
Klasifikasi rgAlen Pepa
 
Materi-Sambungan-Baut-Mur-1234567890.pdf
Materi-Sambungan-Baut-Mur-1234567890.pdfMateri-Sambungan-Baut-Mur-1234567890.pdf
Materi-Sambungan-Baut-Mur-1234567890.pdfRockyJayaPratama
 
PPT Kelompok 1.ppt
PPT Kelompok 1.pptPPT Kelompok 1.ppt
PPT Kelompok 1.pptALDhoven
 
parameter frais.pptx
parameter frais.pptxparameter frais.pptx
parameter frais.pptxErwinFauzi9
 
pembuatan rack lurus.pptx
pembuatan rack lurus.pptxpembuatan rack lurus.pptx
pembuatan rack lurus.pptxErwinFauzi9
 
Mechanical-fasterener standard for engineering.pdf
Mechanical-fasterener standard for engineering.pdfMechanical-fasterener standard for engineering.pdf
Mechanical-fasterener standard for engineering.pdfDeni Prasetyo
 
Parameter kecepatan potong mesin bubut
Parameter kecepatan potong mesin bubutParameter kecepatan potong mesin bubut
Parameter kecepatan potong mesin bubutedo soehendro
 
MACAM-MACAM PROFIL ULIR DAN BENTUK ULIR YANG TERDAPAT DALAM MESIN ATAUPUN PER...
MACAM-MACAM PROFIL ULIR DAN BENTUK ULIR YANG TERDAPAT DALAM MESIN ATAUPUN PER...MACAM-MACAM PROFIL ULIR DAN BENTUK ULIR YANG TERDAPAT DALAM MESIN ATAUPUN PER...
MACAM-MACAM PROFIL ULIR DAN BENTUK ULIR YANG TERDAPAT DALAM MESIN ATAUPUN PER...Fariq Abdullah dachlan
 

Similar to roda gigi rack dan pinion.pdf (20)

PPt nama roda gigi.pptx
PPt nama roda gigi.pptxPPt nama roda gigi.pptx
PPt nama roda gigi.pptx
 
Roda gigi umum
Roda gigi umumRoda gigi umum
Roda gigi umum
 
Dasar roda gigi transmisi
Dasar   roda gigi  transmisiDasar   roda gigi  transmisi
Dasar roda gigi transmisi
 
79949784 gear-box
79949784 gear-box79949784 gear-box
79949784 gear-box
 
Gear Transmission.ppt
Gear Transmission.pptGear Transmission.ppt
Gear Transmission.ppt
 
membuat ulir
membuat  ulirmembuat  ulir
membuat ulir
 
membuat ulir
membuat  ulirmembuat  ulir
membuat ulir
 
transmisi gear
transmisi geartransmisi gear
transmisi gear
 
4 Speed Gear box design spur gear with C 6 inch and pitch 5 inch
4 Speed Gear box design spur gear with C 6 inch and pitch 5 inch4 Speed Gear box design spur gear with C 6 inch and pitch 5 inch
4 Speed Gear box design spur gear with C 6 inch and pitch 5 inch
 
Mbf
MbfMbf
Mbf
 
Tugas rancangan elemen mesin 2 (transmisi)
Tugas rancangan elemen mesin 2 (transmisi)Tugas rancangan elemen mesin 2 (transmisi)
Tugas rancangan elemen mesin 2 (transmisi)
 
Klasifikasi rg
Klasifikasi rgKlasifikasi rg
Klasifikasi rg
 
Materi-Sambungan-Baut-Mur-1234567890.pdf
Materi-Sambungan-Baut-Mur-1234567890.pdfMateri-Sambungan-Baut-Mur-1234567890.pdf
Materi-Sambungan-Baut-Mur-1234567890.pdf
 
PPT Kelompok 1.ppt
PPT Kelompok 1.pptPPT Kelompok 1.ppt
PPT Kelompok 1.ppt
 
parameter frais.pptx
parameter frais.pptxparameter frais.pptx
parameter frais.pptx
 
pembuatan rack lurus.pptx
pembuatan rack lurus.pptxpembuatan rack lurus.pptx
pembuatan rack lurus.pptx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Mechanical-fasterener standard for engineering.pdf
Mechanical-fasterener standard for engineering.pdfMechanical-fasterener standard for engineering.pdf
Mechanical-fasterener standard for engineering.pdf
 
Parameter kecepatan potong mesin bubut
Parameter kecepatan potong mesin bubutParameter kecepatan potong mesin bubut
Parameter kecepatan potong mesin bubut
 
MACAM-MACAM PROFIL ULIR DAN BENTUK ULIR YANG TERDAPAT DALAM MESIN ATAUPUN PER...
MACAM-MACAM PROFIL ULIR DAN BENTUK ULIR YANG TERDAPAT DALAM MESIN ATAUPUN PER...MACAM-MACAM PROFIL ULIR DAN BENTUK ULIR YANG TERDAPAT DALAM MESIN ATAUPUN PER...
MACAM-MACAM PROFIL ULIR DAN BENTUK ULIR YANG TERDAPAT DALAM MESIN ATAUPUN PER...
 

Recently uploaded

Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 

Recently uploaded (6)

Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 

roda gigi rack dan pinion.pdf

  • 1. Roda Gigi Rack dan Pinion • Roda gigi rack merupakan roda gigi dengan gigi-gigi yang dipotong lurus. Sedangkan roda gigi penggeraknya dinamakan pinion. Roda gigi ini bertujuan untuk merubah gerak puitar roda gigi menjadi gerak lurus. • contoh penggunaan : pada penggerak eretan di mesin bubut, mekanisme kecepatan pada mesin planning, dan pengatur ketinggian pada mesin bor.
  • 2. Roda gigi cacing • Roda gigi cacing mempunyai gigi yang dipotong menyudut seperti pada roda gigi helik dan dipasangkan dengan ulir yang dinamakan ulir cacing • Keuntungan : memberikan input minimal dapat dihasilkan output dengan kekuatan maksimal. Roda gigi ini biasanya digunakan untuk kecepatan tinggi dengan kemampuan mereduksi kecepatan yang maksimal
  • 3. Roda gigi helik • Selain digunakan pada posisi poros sejajar roda gigi helik dapat pula digunakan pada sisi yang berpotongan. Dalam hal ini gigi-gigi dibuat menyudut terhadap poros roda gigi
  • 4. Roda gigi payung/konis • Apabila diinginkan memindah daya pada posisi poros yang bersinggungan (intersection) dapat digunakan roda gigi payung. • Contoh penggunaan roda gigi ini misalnya pada: drill chuck, jalur vertical pada mesin planning, mekanisme pengatur langkah pada mesin skrap dan pengatur arah pada mesin bor pekerjaan berat
  • 5. SISTEM STANDAR RODA GIGI • Roda gigi lurus dapat dibuat di mesin frais. Untuk membuat roda gigi pada mesin frais diperlukan pisau frais yang sesuai dengan standar dari gigi (roda gigi) yang dibuatnya. • Sistem standar pembuatan roda gigi ada dua yaitu: a. sistem modul b. sistem diametral pitch dan circular pitch
  • 6. Sistem Modul • Digunakan di berbagai negara yang cenderung menggunakan satuan metris seperti Belanda, Jerman dan Jepang. • Hal ini tertuang dalam standar NEN 1629 dan standar DIN 780 dan JIS B 1701 -1973. • Demikian juga ISO yang mengacu pada standar metris. • Modul merupakan kependekan dari kata modulus yaitu suatu perbandingan antara diameter jarak bagi dari suatu roda gigi dengan jumlah giginya
  • 7. • Jika roda gigi mempunyai ukuran diameter jarak bagi D dalam satuan mm dengan jumlah giginya z buah gigi, maka modulusnya adalah: • m = z/D Keterangan: D = diameter jarak bagi, mm Z = jumlah gigi dari roda gigi m = modul
  • 8. • Dari suatu roda gigi yang mempunyai jumlah gigi z buah, dengan jarak busur antara giginya t (mm), maka satu keliling roda gigi tersebut adalah (t x z). sedangkan kita ketahui bahwa satu keliling lingkaran roda gigi yang berdiameter D mm mempunyai keliling (π x D). • Dengan demikian dapat ditulis: π D = t x z D/z = t/z = M M = t / π • Modul ini selanjutnya digunakan sebagain standar untuk menentukan ukuran-ukuran pisau frais pada pembuatan roda gigi standar
  • 9. Sistem diametral pitch dan circular pitch • Sistem diametral pitch dan circular pitch digunakan di sebagian negara Amerika dan Eropa yang menggunakan sistem satuan inchi. • Diametral pitch adalah perbandingan dari jumlah gigi dengan ukuran diameter jarak bagi yang mempunyai satuan inchi. • Jika jumlah gigi dari roda gigi adalah z buah dengan ukuran diameter jarak bagi D dalam satuan inchi, maka diametral pichnya adalah: • Dp = z/D"
  • 10. • Circular pitch (Cp) yaitu jarak antara gigi dalam satuan inchi. Jika diameter lingkaran jarak bagi mempunyai ukuran D dalam satuan inchi dengan jumlah gigi z buah gigi, maka circular pitchnya adalah: • Cp =π D“/ z (inch) Keterangan: Dp = diametral pitch D = diameter jarak bagi dalam satuan inchi Cp = circular pitch dalam satuan inchi Z = jumlah gigi
  • 11. Hubungan antara sistem modul dengan sistem diametral pitch dan circular pitch • Dari persamaan m = D / z atau D = z.m, • D “ = z / Dp (inchi) dan 1 inchi = 25,4 mm maka: • D = D “. 25,4 = z.25,5 / Dp (mm) • D = z.m = z.25,5 / Dp • m = 25,5 / Dp • atau Dp = 25,5 / m
  • 12. Bentuk Gigi Involut • Supaya perpindahan gerak ini berlangsung dengan halus tanpa gesekan yang merugikan, maka profil gigi dibuat mengikuti bentuk garis lengkung (kurva) yang disebut dengan involute • Profil gigi dibentuk oleh dua buah involute yang bertolak belakang sehingga arah putaran pasangan roda gigi dapat dibalik. Pada saat gigi mulai bersinggungan akan terjadi garis kontak sepanjang lebar gigi. • Selama pasangan roda gigi berputar, pada penampangnya akan terlihat titik kontak yang mengikuti garis lurus. Garis tersebut dinamakan garis aksi (line of action) yang merupakan garis singgung dari kedua lingkaran dasar.
  • 13. Bagian-bagian utama Roda gigi Lurus • Keterangan: • D= diameter jarak bagi • Dk= diameter kepala gigi • Df= diameter kaki gigi • hk= tinggi kepala gigi • hf= tinggi kaki gigi • h= tinggi gigi • a= jarak antara poros • t= jarak busur antara gigi • b= lebar gigi • k= tebal gigi • z= jumlah gigi • n= putaran roda gigi • m= modul gigi
  • 14. • a. Lingkaran dasar (base circle) merupakan lingkaran semu dengan diameter yang merupakan dasar pembentukan involute • b. Lingkaran referensi (reference circle) merupakan lingkaran semu dengan diameter d dimana kelilingnya merupakan hasil kali dari pitch dengan jumlah gigi • c. Pitch merupakan panjang busur pada lingkaran referensi diantara dua involut yang berurutan. P = π m • d. Modul merupakan parameter yang menentukan jumlah gighi bagi suatu lingkaran referensi yang tertentu. • e. Sudut tekan (pressure angle) merupakan sudut terkecil antara garis normal pada involut dengan garis singgung pada linmgkaran referensi di titik potong antara involut dengan lingkaran referensi. • Menurut standar ISO sudut tekan berharga 20⁰ • f. Tebal gigi (tooth thickness) merupakan panjang busur pada lingkaran referensi diantara dua buah sisi pada satu gigi • g. Jarak gigi merupakan panjang busur pada lingkaran referensi diantara dua sisi gigi yang bersebrangan • h. Adendum merupakan jarak radial antara lingkaran puncak dengan lingkaran referensi • i. Dedendum merupakan jarak radial antara lingkaran referensi dengan lingkaran kaki • j. Tinggi gigi merupakan jarak radial antara lingkaran puncak dengan lingkaran kaki • k. Lebar gigi merupakan jarak antara kedua tepi roda gigi yang diukur pada permukaan referensi.
  • 15.
  • 16. Pengefraisan Roda Gigi Lurus A. Penentuan D awal 1) Untuk metric Jika jumlah gigi dinyatakan dengan z dan modul dinyatakan dengan m, maka dapat ditentukan beberapa dimensi berikut: • Diameter pitch = z x m • Addendum = 1 x m • Diameter luar (diameter bahan awal) = (z x m) + (2 x m) = (z + 2) x m • Contoh: • Tentukan diameter bahan awal roda gigi lurus dengan jumlah gigi 25 dan modul 3 • Penyelesaian: • Diameter bahan awal = (z + 2) m = (25 + 2) 3 = 27 x 3 = 81 mm
  • 17. 2) Untuk sistem diametral pitch • Penentuan diameter luar(diameter bahan awal) ditentukan oleh jumlah gigi dan diametral pitchnya. • Pitch diameter = z / Dp • Afendum = 1 / DP • Diametr luar (diameter bahan awal) = z + 2/Dp • Contoh: • Tentukan diameter luar (diameter bahan awal) untuk roda gigi lurus dengan gigi berjumlah 25 dan diametral pitch 12 • Penyelesaian: • Diametr luar (diameter bahan awal) = z + 2 / Dp =25 + 2 / 12 = 2,250 “ (57,15 mm)
  • 18. Penentuan kedalaman pemotongan • Sistem modul Kedalaman pemotongan = 2,25 x modul • Sistem diametral pitch: Kedalaman Pemotongan = 2,157 / Dp
  • 19. Penentuan pembagian dengan kepala pembagi • Pembagian langsung N = 40 / z • Pembagian tidak langsung : N = 40 / z1 U = (z1 – z) 40 / z1 Keterangan: • N = putaran engkol pada piring pembagi • Z = jumlah gigi pada benda kerja • Z1= jumlah gigi yang diumpamakan • U = perbandingan putarn untuk roda-roda gigi tambahan yang dipasang antara poros kepala pembagi dengan poros pada piring pembagi