1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tomat, adalah tanaman yang paling mudah dijumpai. Warnanya yang cerah sungguh
menarik. Selain kaya vitamin C dan A, tomat konon dapat mengobati bermacam penyakit.
Kalau dirunut sejarahnya, tomat atau Lyopercisum esculentum pada mulanya ditemukan di
sekitar Peru, Ekuador dan Bolivia. Di Prancis, tomat dinamakan ‘apel cinta’ atau pomme
d’amour. Dikatakan sebagai apel cinta, karena tomat diyakini mampu memulihkan lemah
syahwat dan meningkatkan jumlah sperma serta menambah kegesitan gerakannya.
Tomat juga banyak digunakan untuk masakan, seperti sup, jus, pasta, dan lainnya. Rasanya
yang sedikit asam bahkan membuat selera makan meningkat. Lebih jauh menurut penelitian
DR. John Cook Bennet dari Wiloughby University, Ohio, sebagai orang pertama yang
meneliti manfaat tomat, pada November 1834, menunjukkan bahwa tomat dapat mengobati
diare, serangan empedu, gangguan pencernaan dan memulihkan fungsi lever. Peneliti lain
dari Rowett Research Institute di Aberdeen, Skotlandia, juga berhasil menemukan manfaat
tomat lainnya. Menurutnya, gel berwarna kuning yang menyelubungi biji tomat dapat
mencegah penggumpalan dan pembekuan darah yang dapat menyebabkan penyakit jantung
dan stroke (Iwanudin, 2009).
Hampir semua orang mengenal tomat (Licopersicum esculentum). Buah yang tanpa kenal
musim ini ternyata mengandung beragam nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
Beragam penelitian menunjukan, tomat bermanfaat untuk kesehatan jantung serta penangkal
radikal bebas.
Banyak varietas buah tomat, seperti tomat buah yang berukuran besar, tomat sayur dengan
ukuran lebih kecil dan tomat ceri yang hanya sebesar kelereng. Apapun jenisnya, tomat
mengandung unsur gizi yang hampir sama, yakni kaya akan vitamin A, vitamin C, mineral,
serat dan zat fitonutrien (Sutomo, 2008).
Manfaat tomat sangat banyak, diantaranya adalah sebagai berikut :
• Membantu menurunkan resiko gangguan jantung.
• Menghilangkan kelelahan dan menambah nafsu makan.
• Menghambat pertumbuhan sel kanker pada prostat, leher rahim, payudara dan
endometrium.
• Memperlambat penurunan fungsi mata karena pengaruh usia (age-related macular
degeneration).
• Mengurangi resiko radang usus buntu.
• Membantu menjaga kesehatan organ hati, ginjal, dan mencegah kesulitan buang air besar.
• Menghilangkan jerawat.
• Mengobati diare.
• Meningkatkan jumlah sperma pada pria.
• Memulihkan fungsi lever.
• Mengatasi kegemukan (Iwanudin, 2009).
Pemberian kompos pada tanaman sangat penting untuk menyediakan hara yang dibutuhkan
tanaman. Tanaman memerlukan banyak sekali hara tanaman. Pemberian yang terlalu banyak
dapat mengakibatkan ketidak seimbangan hara di dalam tanah dan tanaman. Selain itu tidak
semua N dari kompos dapat diserap oleh tanaman, sehingga mengakibatkan berlebihnya hara
2. N dan dapat menjadi polusi lingkungan.
Pada tanaman cabe merah dan tomat, pupuk N sangat diperlukan dalam jumlah yang besar
(sekitar 150 kg/ha) untuk mendapatkan hasil yang tinggi. Sumarni melaporkan bahwa 20-30
ton/ha pupuk kandang diperlukan untuk mendapatkan hasil sayuran yang tinggi.
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Sumarna pada 3 macam jenis tanah menunjukkan
bahwa tanah Aluvial memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis tanah
lainnya (Andosol dan Latosol). Pemberian pupuk kandang 60 t/ha (60 g kompos pada 2 kg
tanah/pot) menaikkan hasil secara nyata, tetapi penambahan kompos dari 60 menjadi 90 t/ha
tidak menaikkan hasil.
Menurut Alvarez, kompos berpengaruh secara langsung dengan melepas hara yang
dikandungnya dan secara tidak langsung dengan mempengaruhi kapasitas tukar kation yang
mempengaruhi serapan hara.
Kompos di dalam tanah dapat berpengaruh positif yaitu merangsang pertumbuhan atau
negatif yaitu menghambat pertumbuhan tanaman. Hasil penelitian yang menggunakan
kompos yang berasal dari limbah peternakan ayam, sapi dan domba diketahui dapat
menaikkan pertumbuhan tanaman sedangkan kompos dari peternakan babi menghambat
pertumbuhan tanaman.
Hasil penelitian mineralisasi dari dua kompos (dari pemotongan sapi dan kotoran ayam)
menunjukkan bahwa serapan N dari kedua kompos tersebut masih naik pada 31 minggu
setelah tanam, sedangkan serapan N dari urea sudah berhenti pada 16 minggu setelah tanam.
Dengan masih berlangsungnya mineralisasi N sampai 31 minggu setelah tanam maka
kemungkinan kompos tersebut dapat digunakan untuk menanam tanaman sayuran selama 2
musim.
Selain itu, kinerja dari pupuk kompos juga dapat dibantu dengan menggunakan pupuk
majemuk N, P, dan K. Dalam aplikasi pemberian pupuk kompos dan pupuk majemuk, hal
yang perlu diperhatikan adalah kandungan dan komposisi dari kedua pupuk tersebut. Karena
apabila dalam aplikasi pemupukan, terjadi kesalahan dalam aplikasi, ataupun kesalahan
dalam pemberian dosis pupuk antara kompos dan pupuk majemuk, maka dapat
mengakibatkan ketidakseimbangan hara di dalam tanah dan tanaman. Dan apabila hal
tersebut terjadi, maka pemupukan tidak akan mendatangkan manfaat, melainkan dapat
menimbulkan sisi negatif bagi tanaman ataupun pertumbuhan tanaman akan terganggu
(Rostika, dkk, 2005).
Karena pentingnya kombinasi pemupukan antara pupuk kompos dan majemuk (NPK), maka
penelitian ini dilaksanakan, yaitu dengan mengkombinasikan dosis pupuk kompos dan pupuk
NPK terhadap tanaman tomat. Dan diharapkan mendapatkan dosis yang tepat untuk
pertumbuhan dan produksi tanaman tomat.
Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui dosis Pupuk Kompos dan Pupuk NPK pada tanaman tomat, agar mencapai
produksi maksimum.
Hipotesa
1. Ada respon pertumbuhan dan produksi tanaman tomat akibat perlakuan pupuk kompos.
2. Ada respon pertumbuhan dan produksi tanaman tomat akibat perlakuan pupuk NPK.
3. Ada interaksi antara pemberian pupuk kompos dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan
3. produksi tanaman tomat.
Kegunaan Percobaan
1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti Praktikal Test pada Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
2. Sebagai bahan informasi bagi yang pihak yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Tomat
Klasifikasi tanaman tomat :
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Species : Solanum lycopersicum
Sinonim dari Solanum lycopersicum adalah Lycopersicon lycopersicum dan Lycopersicon
esculentum (Anonim, 2010).
Morfologi Tanaman Tomat
Tanaman tomat terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan biji. Tinggi tanaman tomat
mencapai 2-3 meter. Sewaktu masih muda batangnya berbentuk bulat dan teksturnya lunak,
tetapi setelah tua batangnya berubah menjadi bersudut dan bertekstur keras berkayu. Ciri
khas batang tomat adalah tumbuhnya bulu-bulu halus diseluruh permukaannya. Akar
tanaman tomat berbentuk serabut yang menyebar ke segala arah. Kemampuannya menembus
lapisan tanah terbatas, yakni pada kedalaman 30-70 cm.
Daunnya yang berwarna hijau dan berbulu mempunyai panjang sekitar 20-30 cm dan lebar
15-20 cm. Daun tomat ini tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang. Sementara itu, tangkai
daunnya berbentuk bulat memanjang sekitar 7-10 cm dan ketebalan 0,3-0,5 cm.
Bunga tanaman tomat berwarna kuning dan tersusun dalam dompolan dengan jumlah 5-10
bunga per dompolan atau tergantung dari varietasnya. Kuntum bunganya terdiri dari lima
helai daun kelopak dan lima helai mahkota. Pada serbuk sari terdapat kantong yang letaknya
menjadi satu dan membentuk bumbung yang mengelilingi tangkai kepala putik. Bunga tomat
dapat melakukan penyerbukan sendiri karena tipe bunganya berumah satu. Meskipun
demikian tidak menutup kemungkinan terjadi penyerbukan silang.
Buah tomat berbentuk bulat, bulat lonjong, bulat pipih, atau oval. Buah yang masih muda
berwarna hijau muda sampai hijau tua. Sementara itu, buah yang sudah tua berwarna merah
cerah atau gelap, merah kekuning-kuningan, atau merah kehitaman. Selain warna-warna di
atas ada juga buah tomat yang berwarna kuning.
Biji tomat berbentuk pipih, berbulu, dan diselimuti daging buah. Warna bijinya ada yang
4. putih, putih kekuningan, ada juga yang kecokelatan. Biji inilah yang umumnya dipergunakan
untuk perbanyakan tanaman (Bernardinus dan Wiryanta, 2002).
Syarat Tumbuh Tanaman Tomat
Curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 750 mm-1.250 mm/tahun.
Keadaan ini berhubungan erat dengan ketersediaan air tanah bagi tanaman, terutama di
daerah yang tidak terdapat irigasi teknis. Curah hujan yang tinggi (banyak hujan) juga dapat
menghambat persarian.
Kekurangan sinar matahari menyebabkan tanaman tomat mudah terserang penyakit, baik
parasit maupun non parasit. Sinar matahari berintensitas tinggi akan menghasilkan vitamin C
dan karoten (provitamin A) yang lebih tinggi. Penyerapan unsur hara yang maksimal oleh
tanaman tomat akan dicapai apabila pencahayaan selama 12-14 jam/hari, sedangkan
intensitas cahaya yang dikehendaki adalah 0,25 mj/m2 per jam. Gambar di atas adalah dua
orang treainee asal Indonesia yang sedang magang di pertanian tomat di Prefektur Gunma,
Jepang.
Suhu udara rata-rata harian yang optimal untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah suhu
siang hari 18-29 derajat C dan pada malam hari 10-20 derajat C. Untuk negara yang
mempunyai empat musim digunakan heater (pemanas) untuk mengatur udara ketika musim
dingin (Gambar samping), udara panas dari heater disalurkan ke dalam green house melalui
saluran fleksibel warna putih.
Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan untuk tanaman
tomat yang masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang
membuka lebih banyak. Tetapi, kelembaban relatif yang tinggi juga merangsang mikro
organisme pengganggu tanaman.
Tanaman tomat dapat ditanam di segala jenis tanah, mulai tanah pasir sampai tanah lempung
berpasir yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik serta unsur hara dan mudah
merembeskan air. Selain itu akar tanaman tomat rentan terhadap kekurangan oksigen, oleh
karena itu air tidak boleh tergenang.
Tanah dengan derajat keasaman (pH) berkisar 5,5-7,0 sangat cocok untuk budidaya tomat.
Dalam pembudidayaan tanaman tomat, sebaiknya dipilih lokasi yang topografi tanahnya
datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan tanggul.
Tanaman tomat dapat tumbuh di berbagai ketinggian tempat, baik di dataran tinggi maupun
di dataran rendah, tergantung varietasnya. Tanaman tomat yang sesuai untuk ditanam di
dataran tinggi misalnya varietas berlian, varietas mutiara, varietas kada. Sedangkan varietas
yang sesuai ditanam di dataran rendah misalnya varietas intan, varietas ratna, varietas berlian,
varietas LV, varietas CLN. Selain itu, ada varietas tanaman tomat yang cocok ditanam di
dataran rendah maupun di dataran tinggi antara lain varietas tomat GH 2, varietas tomat GH
4, varietas berlian, varietas mutiara (Pudjiatmoko, 2008).
Mekanisme Masuknya Unsur Hara
Unsur hara masuk ke dalam tanaman melalui dua cara, yaitu melalui akar dan daun. Akar
mengambil unsur hara dari dalam tanah, tetapi daun mengambil unsur hara dari udara bebas
(Yusup, 2010).
Mekanisme Penyerapan Unsur Hara Melalui Akar
5. Unsur hara yang akan di serap oleh akar tanaman dapat ditentukan oleh beberapa faktor yang
mempengaruhi ketersediaan unsur hara didaerah permukaan akar. Faktor-faktor yang
mempengaruhi tersedianya unsur hara didalam tanah yaitu suplai padat, air dan pH tanah
(Agustina, 1990).
Sebelum tanaman dapat mengabsorbsi unsur hara, maka unsur hara tersebut harus terdapat
pada permukaan akar. Bergeraknya unsur hara kepermukaan terjadi melalui beberapa cara
yaitu aliran massa (masa flow), difusi dan intersepsi (Dartius, 2006).
Mekanisme Penyerapan Unsur Hara Melalui Daun
Unsur hara yang diserap oleh daun pada umumnya berupa zat perangsang tumbuh yang
diberikan melalui penyemprotan keseluruh bagian tubuh tanaman. Pemberian zat perangsang
tumbuh akan melalui floem dan dikirim kemeristem melalui pembuluh xylem
(Dwidjsepuetro, 1983).
Pada siang hari yang terlalu terik atau angin terlalu kencang, maka penguapaan akan banyak
sekali dan air akan berkurang, sehingga tekanan turgor berkurang secara otomatis dan
stomata akan tertutup. Bila tanaman disemprot dengan air maka stomata membuka dan
menyerap cairan yang hilang akibat penguapan. Seandainya yang disemprot larutan pupuk
yang mengandung jenis hara, maka tanaman bukan hanya menyerap air tetapi sekaligus
menyerap zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh tanaman bagi pertumbuhannya
(Lingga,1995).
Manfaat Pupuk Kompos
Kompos ibarat multi-vitamin untuk tanah pertanian. Kompos akan meningkatkan kesuburan
tanah dan merangsang perakaran yang sehat Kompos memperbaiki struktur tanah dengan
meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah
untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi
tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu
tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat
merangsang pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu
tanaman menghadapi serangan penyakit.
Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada
tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil panen lebih tahan disimpan, lebih
berat, lebih segar, dan lebih enak.
Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:
Aspek Ekonomi :
1. Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah
2. Mengurangi volume/ukuran limbah
3. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya
Aspek Lingkungan :
1. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah
2. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
Aspek bagi tanah/tanaman:
1. Meningkatkan kesuburan tanah
2. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
3. Meningkatkan kapasitas jerap air tanah
6. 4. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
5. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)
6. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman
7. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman
8. Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah (Anonim, 2010).
Manfaat Pupuk NPK
Manfaat pupuk NPK bagi tanaman sangat banyak, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Higroskopis
2. Mudah larut dalam air
3. Larut dalam air sehingga mudah diserap tanaman
4. Sesuai untuk berbagai jenis tanaman
5. Meningkatkan produksi dan kualitas panen
6. Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan kekeringan
Menjadikan tanaman lebih hijau dan segar karena banyak mengandung butir hijau daun
7. Memacu pertumbuhan akar dan sistem perakaran yang baik
8. Memacu pembentukan bunga, mempercepat panen dan menambah kandungan protein
9. Menjadikan batang lebih tegak, kuat dan dapat mengurangi risiko rebah
10. Memperbesar ukuran buah, umbi dan biji-bijian
11. Meningkatkan ketahanan hasil selama pengangkutan dan penyim-panan.
12. Memperlancar proses pembentukan gula dan pati (anonim, 2002).
Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan mengurangi jumlah tunas dan pucuk batang, sehingga perkembangan
buahnya maksimal. Buah yang dihasilkan tanaman tomat yang terlalu rimbun umumnya kecil
dan proses pematangannya lama karena banyak hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
daun. Pemangkasan juga berguna untuk mengurangi gangguan hama dan penyakit.
Pemangkasan yang biasa dilakukan ada tiga macam, yaitu sebagai berikut :
1. Pemangkasan tunas muda
Tanaman tomat banyak ditumbuhi oleh tunas sehingga mengganggu kelangsungan hidup
tanaman itu sendiri. Oleh karena itu, kelebihan tunas perlu dikurangi. Tunas yang muncul di
antara batang tanaman dipotong sehingga yang tertinggal hanya batang daun utama saja. Cara
memangkasnya cukup dengan menggunakan tangan karena batang tomat termasuk lunak.
Tangan harus bersih untuk mencegah penularan hama atau penyakit, terutama virus. Selain
itu, adanya luka baru akan memudahkan hama atau penyakit tersebut itu masuk ke tanaman.
2. Pemangkasan batang
Jika di atas tandan buah yang kelima tumbuh dua helai daun maka saatnya batang tersebut
dipangkas ujungnya. Tujuan pemangkasan ini adalah untuk mempercepas proses pemasakan
buah. Namun, jika ada tunas yang tumbuh kuat pada batang di sekitar tandan buah yang
kelima, batang tidak perlu dipangkas.
Pertumbuhan tomat yang subur biasanya mempunyai 2-3 tunas cabang pada setiap batangnya.
Tunas cabang ini akan berkembang menjadi batang utama baru. Dengan demikian, cabang
utama yang berlebih ini harus dikurangi. Bila dalam memangkas takut meninggalkan luka
yang terlalu banyak, dapat menggunakan pisau yang tajam.
7. 3. Pemangkasan bunga dan buah
Selain pemangkasan di atas, penjarangan bunga atau bakal buah juga baik dilakukan. Jumlah
bakal buah yang ideal sekitar 6-8 buah saja. Pengurangan kuantitas tersebut akan
mendatangkan keunggulan kualiatas. Pemangkasan tidak perlu dilakukan kalau yang
diinginkan adalah buah tomat dengan ukuran yang beraneka ragam (Bernardinus dan
Wiryanta, 2002).
BAHAN DAN METODE PERCOBAAN
Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara, Jl. Tuar, Kecamatan Medan Amplas. Berlangsung mulai tanggal 06 Maret
2010 sampai dengan 08 Mei 2010.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah benih tanaman tomat, pupuk kompos, pupuk NPK, polibag dan
air.
Alat yang digunakan adalah cangkul, polibek, alat tulis, meteran/ penggaris, gembor.
Metode Percobaan
Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial
(Randomized Blok Design) dengan dua faktor yang terdiri dari tiga dan empat taraf perlakuan
yaitu :
1. Faktor Pupuk Kompos (K), terdiri dari empat taraf :
K0 : Tanpa pupuk kompos
K1 : 250 gr pupuk kompos
K2 : 500 gr pupuk kompos
8. K3 : 750 gr pupuk kompos
2. Faktor Pupuk NPK (N), terdiri dari tiga taraf :
N1 : 25 gr pupuk NPK
N2 : 50 gr pupuk NPK
N3 : 75 gr pupuk NPK
Jumlah kombinasi perlakuan 12 kombinasi yaitu :
K0N1 K1N1 K2N1 K3N1
K0N2 K1N2 K2N2 K3N2
K0N3 K1N3 K2N3 K3N3
Jumlah ulangan : 3 ulangan
Jumlah plot percobaan : 36 plot
Jumlah tanaman per plot : 3 tanaman
Jumlah tanaman sampel per plot : 2 tanaman
Jumlah tanaman sampel seluruhnya : 72 tanaman
Jumlah tanaman seluruhnya : 108 tanaman
PELAKSANAAN PERCOBAAN
Pengolahan Lahan
Percobaan dilakukan dirumah kasa. Terlebih dahulu dibersihkan rumah kasa dari gulma-
gulma yang ada. Kemudian ambil polibag ukuran 5 kg, dan diisi dengan tanah sebanyak 108
polibag atau lebih. Lalu polibag tersebut disusun di rumah kasa dengan bentuk 3 ulangan, dan
masing-masing ulangan terdapat 12 plot, dan masing-masing plot terdapat 3 polibag.
Persemaian
Penyemaian dilakukan dipolibag kecil, yaitu dengan cara menam benih tomat kedalam
polibag kecil yang sudah diisi dengan tanah sebanyak satu benih tiap polibag.
Pemberian Pupuk
Pupuk pada polibag yang tersedia. Pemberian pupuk dilakukan menurut kombinasi percobaan
yang ada, yaitu 12 kombinasi yang tiap-tiap plot berbeda kombinasinya.
Penanaman
Penanaman dilakukan dengan cara mengambil bibit tomat dari lahan penyemaian. Kemudian
9. bibit tersebut ditanam ke polibag yang sudah tersedia. Diusahakan bibit tomat berdiri tegak,
dan waktu penanaman bibit tomat tidak terkena banyak getaran.
Pemeliharaan
Penyiraman
Penyiraman dilakukan 2 kali sehari, yaitu pada pagi atau sore hari. Jika hujan turun, maka
penyiraman tidak dilakukan.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan ketiga ada gulma tumbuh di dalam polibag ataupun di dalam rumah
kasa. Penyiangan dilakukan dengan sistim manual, yaitu dengan mencabut gulma yang ada.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan ketika tanaman menunjukkan ciri-ciri terkena
serangan hama dan penyakit, yaitu dengan cara menyemprotkan insektisida ataupun fungisida
pada tanaman tersebut.
Panen
Panen dilakukan buah tomat telah memasuki fase masak fisiologis.
Parameter Pengamatan
Tinggi tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur mulai dari permukaan tanah (patok standar) sampai titik tumbuh
tanaman. Pengukuran dilakukan sejak umur satu minggu setelah tanam sampai umur tiga
minggu setelah tanam dengan interval satu minggu.
Jumlah daun (helai)
Jumlah daun diukur dengan cara menghitung jumlah keseluruhan daun dari tanaman yang
telah sempurna. Penghitungan dilakukan sejak umur satu minggu setelah tanam sampai umur
tiga minggu setelah tanam dengan interval satu minggu.
10. HASIL PERCOBAAN
Tinggi Tanaman
Dari hasil pengukuran tinggi tanaman dari umur 1 minggu sampai dengan umur 3 minggu
setelah tanam yang telah dianalisis secara statistik dapat dilihat pada lampiran 3 sampai 5
pada halaman 30 sampai dengan 32.
Dari hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk NPK
menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman tomat umur 3 minggu setelah
tanam.
Tabel 1. Rataan Tinggi Tanaman Tomat (cm) Terhadap Perlakuan Pemberian Pupuk Kompos
dan NPK pada Umur 3 MST.
Perlakuan N1 N2 N3 Total Rataan
K0 42 47.5 51 140.5 46.833
K1 59 51.5 35 145.5 48.5
K2 63 49 32.5 144.5 48.167
K3 78.5 38.5 37.5 154.5 51.5
Total 242.5 186.5 156 585
Rataan 60.625 46.625 39
Hubungan antara tinggi tanaman tomat umur 3 MST terhadap perlakuan pemberian pupuk
kompos dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Histogram Tinggi Tanaman Tomat Umur 3 MST Terhadap Perlakuan Pemberian
Pupuk Kompos
Dari gambar 1 dapat dilihat bahwa pengaruh perlakuan pemberian pupuk kompos terhadap
tinggi tanaman menunjukkan bahwa untuk tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan
pemberian 750 gr pupuk kompos (K3) yaitu dengan rataan 51,50 cm, dan yang terendah pada
perlakuan tanpa pemupukan (K0) yaitu dengan rataan 46,833 cm.
Pengaruh perlakuan pemberian pupuk NPK terhadap tinggi tanaman tomat umur 3 MST
dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Histogram Tinggi Tanaman Tomat Umur 3 MST Terhadap Perlakuan Pemberian
Pupuk NPK
Dari gambar 2 dapat dilihat bahwa pengaruh perlakuan pemberian pupuk NPK terhadap
tinggi tanaman menunjukkan bahwa untuk tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan
pemberian 25 gr pupuk NPK (N1) yaitu dengan rataan 60,625 cm, dan yang terendah pada
perlakuan pemberian 75 gr NPK (N3) yaitu dengan rataan 39 cm.
11. Jumlah Daun
Dari hasil pengukuran jumlah daun dari umur 1 minggu sampai dengan umur 3 minggu
setelah tanam yang telah dianalisis secara statistik dapat dilihat pada lampiran 6 sampai 8
pada halaman 33 sampai dengan 35.
Dari hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk NPK
menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap jumlah daun tanaman tomat umur 3 minggu
setelah tanam.
Tabel 2. Rataan Jumlah Daun Tanaman Tomat (helai) Terhadap Perlakuan Pemberian Pupuk
Kompos dan NPK pada Umur 3 MST.
Perlakuan N1 N2 N3 Total Rataan
K0 22 24 22 68 22.667
K1 24.5 21 19.5 65 21.667
K2 23 22 17 62 20.667
K3 25 18.5 20 63.5 21.167
Total 94.5 85.5 78.5 258.5
Rataan 23.625 21.375 19.625
Hubungan antara jumlah daun tanaman tomat umur 3 MST terhadap perlakuan pemberian
pupuk kompos dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3. Histogram Jumlah Daun Tanaman Tomat Umur 3 MST Terhadap Perlakuan
Pemberian Pupuk Kompos
Dari gambar 3 dapat dilihat bahwa pengaruh perlakuan pemberian pupuk kompos terhadap
jumlah daun menunjukkan bahwa untuk jumlah daun terbanyak terdapat pada perlakuan
tanpa pupuk kompos (K0) yaitu dengan rataan 22,677 helai, dan yang terendah pada
perlakuan pemberian 500 gr kompos yaitu dengan rataan 20,667 helai.
Pengaruh perlakuan pemberian pupuk NPK terhadap jumlah daun tanaman tomat umur 3
MST dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar 4. Histogram Jumlah Daun Tanaman Tomat Umur 3 MST Terhadap Perlakuan
Pemberian Pupuk NPK
Dari gambar 4 dapat dilihat bahwa pengaruh perlakuan pemberian pupuk NPK terhadap
jumlah daun tanaman menunjukkan bahwa untuk jumlah daun terbanyak terdapat pada
perlakuan pemberian 25 gr pupuk NPK (N1) yaitu dengan rataan 23,625 helai, dan yang
terendah pada perlakuan pemberian 75 gr NPK (N3) yaitu dengan rataan 19,625 helai.
PEMBAHASAN
Tinggi Tanaman
12. Perlakuan pemberian pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman tomat,
sedangkan perlakuan pemberian pupuk kompos tidak nyata terhadap tinggi tanaman tomat.
Pengaruh kedua perlakuan tersebut menunjukkan tidak ada interaksi keduanya terhadap
tinggi tanaman tomat.
Perlakuan pemberian pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman tomat diduga
karena pupuk NPK adalah pupuk sintetis yang mudah larut dalam tanah, sehingga perakaran
tanaman tomat dapat langsung menyerap dan mengabsorbsi zat hara yang telah terurai dari
pupuk NPK untuk keperluan pertumbuhan dan produksi tanaman. Hal tersebut
mengakibatkan adanya pengaruh pemberian pupuk NPK pada tanaman tomat umur 3 MST.
Sedangkan pada perlakuan pupuk kompos tidak memberiakan pengaruh yang nyata terhadap
tinggi tanaman tomat diduga karena sifat dari pupuk kompos itu sendiri. Pada pupuk kompos,
proses dekomposisi pupuk menjadi zat yang dibutuhkan tanaman tergolong lambat, sehingga
tanaman tomat dalam penyerapan unsur hara juga menjadi lambat. Hal tersebut berakibat
lambatnya pertumbuhan tanaman, sehingga perlakuan pemberian pupuk kompos memberikan
pengaruh yang tidak nyata terhadap tinggi tanaman tomat.
Jumlah Daun
Perlakuan pemberian pupuk NPK memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan
jumlah daun tanaman tomat pada umur 3 minggu setelah tanam. Sedangkan pada perlakuan
pemberian pupuk kompos tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan
jumlah daun tanaman tomat pada umur 3 minggu setelah tanam. Begitu pula halnya dengan
interaksi antara pupuk kompos dan pupuk NPK tidak menunjukkan pengaruh yang nyata
terhadap pertumbuhan jumlah daun tanaman tomat.
Perlakuan pemberian pupuk NPK memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan
jumlah daun tanaman tomat pada umur 3 minggu setelah tanam diduga karena sifat fisik dari
pupuk NPK tersebut. Pupuk NPK mempunyai sifat yang mudah larut dalam air, sehingga
pada ketika aplikasi pemupukan pada tanaman, zat-zat yang terkandung pada pupuk NPK
dengan cepat terurai menjadi zat-zat yang dibutuhkan tanaman ataupun yang lebih dikenal
dengan unsur hara. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap tanaman itu sendiri, yaitu
perakaran tanaman dapat langsung menyerap dan mengabsorbsi unsur hara yang telah terurai
dari pupuk NPK tersebut, untuk kebutuhan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat.
Sedangkan pada perlakuan pemberian pupuk kompos tidak memberikan pengaruh yang nyata
terhadap jumlah daun tanaman tomat pada umur 3 minggu setelah tanam. Hal tersebut diduga
karena sifat dari pupuk kompos itu sendiri. Pada pupuk kompos, proses dekomposisi pupuk
menjadi zat yang dibutuhkan tanaman tergolong lambat, sehingga tanaman tomat dalam
penyerapan unsur hara juga menjadi lambat. Hal tersebut berakibat lambatnya pertumbuhan
tanaman, sehingga perlakuan pemberian pupuk kompos memberikan pengaruh yang tidak
nyata terhadap jumlah daun tanaman tomat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Perlakuan pemberian pupuk kompos menunjukkan tidak berpengaruh nyata terhadap
parameter pengamatan jumlah daun.
13. 2. Perlakuan pemberian pupuk NPK memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter
pengamatan tinggi tanaman.
3. Interaksi antara perlakuan pemberian pupuk kompos dan NPK menunjukkan tidak
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman tomat.
Saran
1. Sebaiknya dalam penanaman tomat menggunakan pupuk kompos sebanyak 750 gr/polibag
(K3) dan pupuk NPK 25 gr/polibag (N1), karena pada perlakuan tersebut diperoleh tinggi
tanaman dan jumlah daun yang tertinggi.
2. Sebaiknya dalam aplikasi pupuk kompos agar sebelum pertanaman, karena proses
dekomposisi pupuk kompos menjadi unsur hara tergolong lama dibandingkan pupuk sintesis.