SlideShare a Scribd company logo
TIPOLOGI BIOLOGIS
HANS J.EYSENCK
Nawang Setyoningrum, M.Psi
BIOGRAFI
Hans Jurgen Eysenck lahir di Berlin, pada tanggal 4 Maret 1916. Eysenck
merupakan anak tunggal dari keluarga yang berkecimbung didalam teater.
Saat dia berusia 18 tahun Eysenck menetap di Inggris dan melanjutkan
belajarnya di Universitas of London jurusan psikologi yang dia pilih karena
faktor kebetulan depatermen psikologi universitas tersebut berporos pada
pro-Freudian dan penekanan yg kuat pada psikometri Charles Spearman.
Eysenck mendirikan Departemen Psikologi Klinis di Universitas of London
dan menjadi professor psikologi pada tahun 1959. Pada tahun 1983 Eysenck
pensiun sebagai profesor di University of London dan Psikiater di Maudsley
and Betlehem Royal Hospital. Kemudian Eysenck meninggal pada tanggal 4
September 1997.
PANDANGAN TEORI
Eysenck berpendapat dasar umum sifat-sifat kepribadian berasal dari
keturunan, dalam bentuk tipe dan trait. Namun dia juga berpendapat bahwa
semua tingkahlaku dipelajari dari lingkungan. Menurutnya kepribadian adalah
keseluruhan pola tingkahlaku aktual maupun potensial dari organisme,
sebagaimana ditentukan oleh keturunan dan lingkungan.
Pola tingkahlaku itu berasal dan dikembangkan melalui interaksi fungsional
dari 4 sektor utama yang mengorganisir tingkahlaku, yaitu :
Sektor Kognitif (Intelligence)
Sektor Konatif (Character)
Sektor Afektif (Temperament)
Sektor Somatik (Constitution)
HIRARKI FAKTOR-FAKTOR KEPRIBADIAN
1.Hirarki Tertinggi: Tipe, kumpulan dari trait yang mewadahi kombinasi trait
dalam suatu dimensi yang luas.
2.Hirarki kedua : Trait, kumpulan kegiatan, kumpulan respon yg saling
berkaitan/mempunyai persamaan tertentu. Ini adalah disposisi kepribadian
yg penting dan permanen
3.Hirarki ketiga : Kebiasaan tingkah laku/berfikir (Habit), kumpulan respon
spesifik tingkahlaku/fikiran yg muncul kembali untuk merespon kejadian yg
mirip
4.Hirarki terendah : Respon spesifik, tingkahlaku yg dapat diamati yg
berfungsi sebagai respon trhdp suatu kejadian
3 DIMENSI TIPE
Eysenck menemukan 3 dimensi tipe
Masing-masing tipe merupakan kumpulan dari 9 trait, sehingga semuanya ada
27 trait.
Berikut Table >>
Ekstraversi
Neurotisisme
Psikotisme
TABEL 1.
TIPE EKSTRAVERSI, NEUROTISME, PSIKOTISME &
TRAIT MASING-MASING
EKSTRAVERSI (E) NEUROTISME (N) PSIKOTISME (P)
Sosiabel Cemas Agresif
Lincah Tertekan Dingin
Aktif Berdosa Egosentrik
Asertif Harga diri rendah Tak Pribadi (Impersonal)
Mencari sensasi Tegang Impulsif
Riang Irasional Antisosial
Dominan Malu Tak Empati (Tdk empati)
Bersemangat Murung Kreatif
Berani Emosional Keras hati (Tough-minded)
TIPE
Eysenck menemukan dan mengelaborasi 3 tipe : Ektraversi (E), Neurotisme (N),
dan Psikotisme (P). Menurutnya neurotisme dan psikotisme itu bukan sifat
patologis. Tiga dimensi itu adalah bagian normal dari struktur kepribadian,
semuanya bersifat bipolar dan memiliki sifat saling asing.
Semua orang berada dalam rentangan bipolar itu mengikuti kurva normal,
artinya sebagian besar orang berada ditengah-tengah polarisasi. Orang
yang memiliki skor tinggi pada 3 dimensi tersebut memiliki kecenderungan
melakukan kriminalitas.
Ekstraversi >< Introversi
Neurotisisme >< Stabilita
Psikotisme >< Fungsi Superego
EKSTRAVERSI
Ekstraversi memiliki 9 sifat sebagaimana ditunjukkan oleh trait-trait, dan
introversi adalah kebalikan dari trait ekstraversi, yakni :
Ekstraversi Introversi
Sosiabel Tidak sosial
Lincah Pendiam
Aktif Pasif
Asertif Ragu
Mencari sensasi Banyak berfikir
Riang Sedih
Dominan Penurut
Bersemangat Pesimis
Berani Penakut
Penyebab utama perbedaan
Ekstraversi – Introversi adalah tingkat
keterangsangan korteks (CAL : Cortical
Arousal Level) kondisi fisiologis yang
sebagian besar bersifat keturunan.
EKSTRAVERSI
CAL adalah gambaran bagaimana korteks mereaksi stimulasi indrawi.
 CAL rendah artinya korteks tidak peka, reaksi lemah.
 CAL tinggi korteks mudah terangsang untuk beraksi.
 Orang ekstravers CAL-nya rendah, sehingga dia banyak membutuhkan
rangsangan indrawi untuk mengaktifkan korteksnya.
 Orang introvers CAL-nya tinggi, dia hanya membutuhkan rangsangan sedikit
untuk mengaktifkan korteksnya.
Jadi orang yang introvers menarik diri, menghindar dari riuh-rendah situasi
disekililing yang dapat membuatnya kelebihan rangsangan.
EKSTRAVERSI
TABEL 3. RINGKASAN
EKSTRAVERSI INTROVERSI
CAL-nya rendah CAL- nya tinggi
Membutuhkan banyak rangsangan untuk
mengaktifkan korteksnya
Membutuhkan sedikit rangsangan untuk
mengaktifkan korteksnya
Suka ikut berpartisipasi dalam berbagai
aktivitas
Menarik diri, menghindari situasi ramai,
situasi yang menyebabkan ketegangan
terlalu tinggi, aktifitas yg menantang,
memimpin suatu perkumpulan, dan
melakukan keisengan
NEUROTISISME
Neurotisisme – Stabiliti mempunyai komponen hereditas yang kuat. Trait
dari neurosisme : cemas, tertekan, berdosa, harga diri rendah dll. Dasar
biologis dari neurotisisme adalah kepekaan reaksi sistem syaraf otonom (ANS
= Autonomic Nervous System).
Orang yang kepekaan ANS-nya tinggi, pada kondisi lingkungan wajar
sekalipun sudah merespon secara emosional jadi gampang mengalami
gangguan neurotik. Neurotisisme dan ekstraversi bisa digabung dalam
hubungan CAL dan ANS, dan dalam bentuk garis absis ordinat. Kedudukan
setiap orang pada bidang dua dimensi itu tergantung kepada tingkat
ekstraversi dan neurotisismenya.
NEUROTISISME
SUBJEK DIMENSI CAL ANS SIMPTOM
(A) Introversi - Neurotik Tinggi Tinggi Gangguan psikis tingkat pertama
(B) Ekstraversi - Neurotik Rendah Tinggi Gangguan psikis tingkat kedua
(C) Introversi - Stabilita Tinggi Rendah Normal introversi
(D) Ekstraversi - Stabilita Rendah Rendah Normal ekstraversi
PSIKOTISME
Skor Psikotisme - Tinggi Skor Psikotisme - Rendah
Agresif Merawat/baik hati
Dingin Hangat
Egosentrik Penuh perhatian
Tak Pribadi (Impersonal) Akrab
Impulsif Tenang
Antisosial Sangat sosial
Tak Empati (Tdk empati) Empatik
Kreatif Kooperatif
Keras hati (Tough-
minded)
Sabar
 Seperti ekstraversi dan
neurotisisme, psikotisme
mempunyai unsur genetik yang
besar. Secara keseluruhan 3
dimensi kepribadian itu 75%
bersifat keturunan, dan hanya
24% yang menjadi fungsi
lingkungan.
 Pria memiliki skor lbh besar
disbanding wanita dalam
dimensi psikotisme karena
hormone progesteron pria lbh
besar daripada wanita.
PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
Teori kepribadian Eysenck menekankan peran hereditas sebagai faktor
penentu dalam perolehan trait-trait ekstraversi, neurotisisme, dan psikotisme
(juga kecerdasan). Sebagian didasarkan pada bukti hubungan kolerasional
antara aspek biologis, seperti CAL dan ANS dengan dimensi kepribadian.
Selain menekankan pentingnya faktor genetik, Eysenck juga mendukung
terapi perilaku, atau pengobatan perilaku abnormal sesuai dengan prinsip
teori belajar. Secara logika, jika tingkah laku itu diperoleh dari belajar,
tingkah laku itu juga bisa dihilangkan dengan belajar. Eysenck memilih model
terapi tingkah laku dalam mengubah tingkah laku maladaptive.
APLIKASI
ASESMEN KEPRIBADIAN
Ada empat inventori yang dipakai untuk melakukan penelitian atau untuk
memahami klien.
1. Maudley Personality Inventory (MPI), mengukur E dan N dan kolerasi antara
keduanya
2. Eysenck Personality Inventory (EPI), alat tes ini memiliki skala kebohongan (lie-
L) untuk mendeteksi kepura-puraan (faking) yg terpenting dlm tes ini yaitu
untuk mengukur E dan N secara independen dengan kolerasi yang hamper
nol antara E dan N.
3. Eysenck Personality Questionnaire (EPQ), mengukur E,N,P (Merupakan revisi
dari EPI, tetapi EPI yang hanya mengukur E dan N masih tetap dipublikasikan)
4. Eysenck Personality Questionnaire-revised (EPQ-R) revisi dari EPQ. Mempunyai
versi dewasa dan anak-anak
CATATAN
NEUROSIS/NEUROTIK : Istilah berbagai gangguan psikologis yang
melibatkan obsesif-kompulsif, depresi, kecemasan atau post traumatic stress
disorder (PTSD).
NEUROTISISME : Sifat kepribadian dengan kecenderungan untuk berada
dalam keadaan emosional yang negative.
NEUROTISISME, ada keseragaman antara orang kembar-identik lebih dari
kembar-fraternal dalam hal jumlah tingkahlaku antisosial & asocial seperti
kejahatan orang dewasa, tingkahlaku menyimpang pada anak-anak,
homoseksual & alkoholisme.
CATATAN
Gangguan psikis tingkat pertama : Orang introvert-neurotik (ekstrim introvers
dan ekstrim neurotisisme). Orang itu cenderung memiliki simpton-simpton
kecemasan, depresi, fobia, dan obsesif-kompulsif, disebut mengidap
gangguan psikis tingkat pertama (Disorders Of The First Kind).
Ganggaun psikis tingkat kedua : Orang ekstravers-neurotik. Orang itu
cenderung psikopatik, kriminal, atau mengidap gangguan psikis tingkat kedua
(disorders Of The Second Kind)
Inventori : Semacam tes/alat ukur yg terdiri dari bbrp pertanyaan yg disusun
secara khusus untuk mengungkapkan hal-hal yang ingin diketahui tentang
seseorang

More Related Content

What's hot

Pertemuan ke-14 Karen Harney
Pertemuan ke-14 Karen HarneyPertemuan ke-14 Karen Harney
Pertemuan ke-14 Karen Harney
Vivia Maya Rafica
 
Bab 7.-adler-psikologi-individual
Bab 7.-adler-psikologi-individualBab 7.-adler-psikologi-individual
Bab 7.-adler-psikologi-individual
Sholehah Hadi Isyrin
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Interaksi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Interaksi SosialPSIKOLOGI SOSIAL - Interaksi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Interaksi Sosial
Diana Amelia Bagti
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi SosialPSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
Diana Amelia Bagti
 
Henry murray
Henry murrayHenry murray
Henry murray
IMonstersI
 
Psikologi sosial makalah sikap
Psikologi sosial makalah sikapPsikologi sosial makalah sikap
Psikologi sosial makalah sikap
vidyatiara
 
McCrae & Costa
McCrae & CostaMcCrae & Costa
McCrae & Costa
Delia Seftisfarani
 
Cinta tanah air dan patriotisme power point
Cinta tanah air dan patriotisme power pointCinta tanah air dan patriotisme power point
Cinta tanah air dan patriotisme power pointhasan_dr
 
Psikologi maslow
Psikologi maslowPsikologi maslow
Psikologi maslowelmakrufi
 
Hakikat belajar dan pembelajaran ppt
Hakikat belajar dan pembelajaran pptHakikat belajar dan pembelajaran ppt
Hakikat belajar dan pembelajaran ppt
Fiqran Haruna
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersAi Nurhasanah
 
Teori Belajar Pavlov PPT
Teori Belajar Pavlov PPTTeori Belajar Pavlov PPT
Teori Belajar Pavlov PPT
Faridatul Lail
 
Konseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikKonseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikAyu W. Shepty
 
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosialKognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
Potpotya Fitri
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik Interpersonal
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik InterpersonalPSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik Interpersonal
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik Interpersonal
Diana Amelia Bagti
 
Psikologi sosial
Psikologi sosialPsikologi sosial
Psikologi sosial
Puryanto SS
 
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav JungMakalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
RoyNal Rois Al-Khalim
 
PPKn : Ancaman terhadap Negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
PPKn : Ancaman terhadap Negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal IkaPPKn : Ancaman terhadap Negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
PPKn : Ancaman terhadap Negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Smywlndr wlndr
 

What's hot (20)

Pertemuan ke-14 Karen Harney
Pertemuan ke-14 Karen HarneyPertemuan ke-14 Karen Harney
Pertemuan ke-14 Karen Harney
 
Bab 7.-adler-psikologi-individual
Bab 7.-adler-psikologi-individualBab 7.-adler-psikologi-individual
Bab 7.-adler-psikologi-individual
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Interaksi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Interaksi SosialPSIKOLOGI SOSIAL - Interaksi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Interaksi Sosial
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi SosialPSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
 
Henry murray
Henry murrayHenry murray
Henry murray
 
Psikologi_Kesadaran
Psikologi_KesadaranPsikologi_Kesadaran
Psikologi_Kesadaran
 
Psikologi sosial makalah sikap
Psikologi sosial makalah sikapPsikologi sosial makalah sikap
Psikologi sosial makalah sikap
 
McCrae & Costa
McCrae & CostaMcCrae & Costa
McCrae & Costa
 
Cinta tanah air dan patriotisme power point
Cinta tanah air dan patriotisme power pointCinta tanah air dan patriotisme power point
Cinta tanah air dan patriotisme power point
 
Psikologi maslow
Psikologi maslowPsikologi maslow
Psikologi maslow
 
Hakikat belajar dan pembelajaran ppt
Hakikat belajar dan pembelajaran pptHakikat belajar dan pembelajaran ppt
Hakikat belajar dan pembelajaran ppt
 
PSIKOLOGI INDIVIDUAL
PSIKOLOGI INDIVIDUALPSIKOLOGI INDIVIDUAL
PSIKOLOGI INDIVIDUAL
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. Rogers
 
Teori Belajar Pavlov PPT
Teori Belajar Pavlov PPTTeori Belajar Pavlov PPT
Teori Belajar Pavlov PPT
 
Konseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikKonseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistik
 
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosialKognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik Interpersonal
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik InterpersonalPSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik Interpersonal
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik Interpersonal
 
Psikologi sosial
Psikologi sosialPsikologi sosial
Psikologi sosial
 
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav JungMakalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
 
PPKn : Ancaman terhadap Negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
PPKn : Ancaman terhadap Negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal IkaPPKn : Ancaman terhadap Negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
PPKn : Ancaman terhadap Negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
 

Similar to Tipologi biologis- Hans J Eysenck.pdf

Teori perkembangan kendiri personaliti
Teori perkembangan kendiri personalitiTeori perkembangan kendiri personaliti
Teori perkembangan kendiri personalitifong kai hung
 
Perspektif psikopatologi
Perspektif psikopatologiPerspektif psikopatologi
Perspektif psikopatologi
Muhamad Umar Chatab
 
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri SendiriMakalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendirifebedwi
 
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri SendiriMakalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendirifebedwi
 
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri amandayu
 
Gangguan jiwa dalam perspektif behavioristik
Gangguan jiwa dalam perspektif behavioristikGangguan jiwa dalam perspektif behavioristik
Gangguan jiwa dalam perspektif behavioristik
Fauzi Taha Ush
 
PSI UMUM KELOMPOK 6.pptx
PSI UMUM KELOMPOK 6.pptxPSI UMUM KELOMPOK 6.pptx
PSI UMUM KELOMPOK 6.pptx
ChelikaSyafira
 
Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
nbdsvhvsdhgvhgdvghsvdhcgsvdhcsvdhjcvsdjhcvsjhdvcjshdvcj
nbdsvhvsdhgvhgdvghsvdhcgsvdhcsvdhjcvsdjhcvsjhdvcjshdvcjnbdsvhvsdhgvhgdvghsvdhcgsvdhcsvdhjcvsdjhcvsjhdvcjshdvcj
nbdsvhvsdhgvhgdvghsvdhcgsvdhcsvdhjcvsdjhcvsjhdvcjshdvcj
SarahKusumahBakti
 
Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisa
psepti17
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1Uwins Ae
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1Uwins Ae
 
KELOMPOK 5 PSIKOLOGI KLINIS (ORPHAN) -PS. 5A.pptx
KELOMPOK 5 PSIKOLOGI KLINIS (ORPHAN) -PS. 5A.pptxKELOMPOK 5 PSIKOLOGI KLINIS (ORPHAN) -PS. 5A.pptx
KELOMPOK 5 PSIKOLOGI KLINIS (ORPHAN) -PS. 5A.pptx
NabilaApsari1
 
Cabang Psikologi Sebagai Perkembangan dari Fungsionalisme
Cabang Psikologi Sebagai Perkembangan dari FungsionalismeCabang Psikologi Sebagai Perkembangan dari Fungsionalisme
Cabang Psikologi Sebagai Perkembangan dari Fungsionalisme
Wulandari Rima Kumari
 
PowerPoint Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
PowerPoint Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri SendiriPowerPoint Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
PowerPoint Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendirifebedwi
 
PPT-UEU-Psikologi-Pertemuan-8-Bu-Novenda.ppt
PPT-UEU-Psikologi-Pertemuan-8-Bu-Novenda.pptPPT-UEU-Psikologi-Pertemuan-8-Bu-Novenda.ppt
PPT-UEU-Psikologi-Pertemuan-8-Bu-Novenda.ppt
ferdyLeuhery1
 
1 psikologia zientzia 2010 2011
1 psikologia zientzia 2010 20111 psikologia zientzia 2010 2011
1 psikologia zientzia 2010 2011etxebazter
 

Similar to Tipologi biologis- Hans J Eysenck.pdf (20)

Teori perkembangan kendiri personaliti
Teori perkembangan kendiri personalitiTeori perkembangan kendiri personaliti
Teori perkembangan kendiri personaliti
 
Perspektif psikopatologi
Perspektif psikopatologiPerspektif psikopatologi
Perspektif psikopatologi
 
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri SendiriMakalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
 
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri SendiriMakalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
 
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri
 
Gangguan jiwa dalam perspektif behavioristik
Gangguan jiwa dalam perspektif behavioristikGangguan jiwa dalam perspektif behavioristik
Gangguan jiwa dalam perspektif behavioristik
 
PSI UMUM KELOMPOK 6.pptx
PSI UMUM KELOMPOK 6.pptxPSI UMUM KELOMPOK 6.pptx
PSI UMUM KELOMPOK 6.pptx
 
Ppt etnopsikiatri
Ppt etnopsikiatriPpt etnopsikiatri
Ppt etnopsikiatri
 
Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisa
 
Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisa
 
nbdsvhvsdhgvhgdvghsvdhcgsvdhcsvdhjcvsdjhcvsjhdvcjshdvcj
nbdsvhvsdhgvhgdvghsvdhcgsvdhcsvdhjcvsdjhcvsjhdvcjshdvcjnbdsvhvsdhgvhgdvghsvdhcgsvdhcsvdhjcvsdjhcvsjhdvcjshdvcj
nbdsvhvsdhgvhgdvghsvdhcgsvdhcsvdhjcvsdjhcvsjhdvcjshdvcj
 
Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisa
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
KELOMPOK 5 PSIKOLOGI KLINIS (ORPHAN) -PS. 5A.pptx
KELOMPOK 5 PSIKOLOGI KLINIS (ORPHAN) -PS. 5A.pptxKELOMPOK 5 PSIKOLOGI KLINIS (ORPHAN) -PS. 5A.pptx
KELOMPOK 5 PSIKOLOGI KLINIS (ORPHAN) -PS. 5A.pptx
 
Cabang Psikologi Sebagai Perkembangan dari Fungsionalisme
Cabang Psikologi Sebagai Perkembangan dari FungsionalismeCabang Psikologi Sebagai Perkembangan dari Fungsionalisme
Cabang Psikologi Sebagai Perkembangan dari Fungsionalisme
 
PowerPoint Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
PowerPoint Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri SendiriPowerPoint Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
PowerPoint Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
 
PPT-UEU-Psikologi-Pertemuan-8-Bu-Novenda.ppt
PPT-UEU-Psikologi-Pertemuan-8-Bu-Novenda.pptPPT-UEU-Psikologi-Pertemuan-8-Bu-Novenda.ppt
PPT-UEU-Psikologi-Pertemuan-8-Bu-Novenda.ppt
 
1 psikologia zientzia 2010 2011
1 psikologia zientzia 2010 20111 psikologia zientzia 2010 2011
1 psikologia zientzia 2010 2011
 

More from Nawang Setyoningrum

Stimulus Respon (John dollard & Miller).pdf
Stimulus Respon (John dollard & Miller).pdfStimulus Respon (John dollard & Miller).pdf
Stimulus Respon (John dollard & Miller).pdf
Nawang Setyoningrum
 
Teori Medan- Kurt Lewin.pdf
Teori Medan- Kurt Lewin.pdfTeori Medan- Kurt Lewin.pdf
Teori Medan- Kurt Lewin.pdf
Nawang Setyoningrum
 
Terpusat pada pribadi- Carl Rogers.pdf
Terpusat pada pribadi- Carl Rogers.pdfTerpusat pada pribadi- Carl Rogers.pdf
Terpusat pada pribadi- Carl Rogers.pdf
Nawang Setyoningrum
 
Personologi-Henry Murray.pdf
Personologi-Henry Murray.pdfPersonologi-Henry Murray.pdf
Personologi-Henry Murray.pdf
Nawang Setyoningrum
 
Keunikan kepribadian - Allport.pdf
Keunikan kepribadian - Allport.pdfKeunikan kepribadian - Allport.pdf
Keunikan kepribadian - Allport.pdf
Nawang Setyoningrum
 
Psikologi Konstitusi- William H Sheldon .pdf
Psikologi Konstitusi- William H Sheldon .pdfPsikologi Konstitusi- William H Sheldon .pdf
Psikologi Konstitusi- William H Sheldon .pdf
Nawang Setyoningrum
 
Faktorial analitik- Raymond B Cattel.pdf
Faktorial analitik- Raymond B Cattel.pdfFaktorial analitik- Raymond B Cattel.pdf
Faktorial analitik- Raymond B Cattel.pdf
Nawang Setyoningrum
 

More from Nawang Setyoningrum (7)

Stimulus Respon (John dollard & Miller).pdf
Stimulus Respon (John dollard & Miller).pdfStimulus Respon (John dollard & Miller).pdf
Stimulus Respon (John dollard & Miller).pdf
 
Teori Medan- Kurt Lewin.pdf
Teori Medan- Kurt Lewin.pdfTeori Medan- Kurt Lewin.pdf
Teori Medan- Kurt Lewin.pdf
 
Terpusat pada pribadi- Carl Rogers.pdf
Terpusat pada pribadi- Carl Rogers.pdfTerpusat pada pribadi- Carl Rogers.pdf
Terpusat pada pribadi- Carl Rogers.pdf
 
Personologi-Henry Murray.pdf
Personologi-Henry Murray.pdfPersonologi-Henry Murray.pdf
Personologi-Henry Murray.pdf
 
Keunikan kepribadian - Allport.pdf
Keunikan kepribadian - Allport.pdfKeunikan kepribadian - Allport.pdf
Keunikan kepribadian - Allport.pdf
 
Psikologi Konstitusi- William H Sheldon .pdf
Psikologi Konstitusi- William H Sheldon .pdfPsikologi Konstitusi- William H Sheldon .pdf
Psikologi Konstitusi- William H Sheldon .pdf
 
Faktorial analitik- Raymond B Cattel.pdf
Faktorial analitik- Raymond B Cattel.pdfFaktorial analitik- Raymond B Cattel.pdf
Faktorial analitik- Raymond B Cattel.pdf
 

Recently uploaded

ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 

Recently uploaded (20)

ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 

Tipologi biologis- Hans J Eysenck.pdf

  • 2. BIOGRAFI Hans Jurgen Eysenck lahir di Berlin, pada tanggal 4 Maret 1916. Eysenck merupakan anak tunggal dari keluarga yang berkecimbung didalam teater. Saat dia berusia 18 tahun Eysenck menetap di Inggris dan melanjutkan belajarnya di Universitas of London jurusan psikologi yang dia pilih karena faktor kebetulan depatermen psikologi universitas tersebut berporos pada pro-Freudian dan penekanan yg kuat pada psikometri Charles Spearman. Eysenck mendirikan Departemen Psikologi Klinis di Universitas of London dan menjadi professor psikologi pada tahun 1959. Pada tahun 1983 Eysenck pensiun sebagai profesor di University of London dan Psikiater di Maudsley and Betlehem Royal Hospital. Kemudian Eysenck meninggal pada tanggal 4 September 1997.
  • 3. PANDANGAN TEORI Eysenck berpendapat dasar umum sifat-sifat kepribadian berasal dari keturunan, dalam bentuk tipe dan trait. Namun dia juga berpendapat bahwa semua tingkahlaku dipelajari dari lingkungan. Menurutnya kepribadian adalah keseluruhan pola tingkahlaku aktual maupun potensial dari organisme, sebagaimana ditentukan oleh keturunan dan lingkungan. Pola tingkahlaku itu berasal dan dikembangkan melalui interaksi fungsional dari 4 sektor utama yang mengorganisir tingkahlaku, yaitu : Sektor Kognitif (Intelligence) Sektor Konatif (Character) Sektor Afektif (Temperament) Sektor Somatik (Constitution)
  • 4. HIRARKI FAKTOR-FAKTOR KEPRIBADIAN 1.Hirarki Tertinggi: Tipe, kumpulan dari trait yang mewadahi kombinasi trait dalam suatu dimensi yang luas. 2.Hirarki kedua : Trait, kumpulan kegiatan, kumpulan respon yg saling berkaitan/mempunyai persamaan tertentu. Ini adalah disposisi kepribadian yg penting dan permanen 3.Hirarki ketiga : Kebiasaan tingkah laku/berfikir (Habit), kumpulan respon spesifik tingkahlaku/fikiran yg muncul kembali untuk merespon kejadian yg mirip 4.Hirarki terendah : Respon spesifik, tingkahlaku yg dapat diamati yg berfungsi sebagai respon trhdp suatu kejadian
  • 5. 3 DIMENSI TIPE Eysenck menemukan 3 dimensi tipe Masing-masing tipe merupakan kumpulan dari 9 trait, sehingga semuanya ada 27 trait. Berikut Table >> Ekstraversi Neurotisisme Psikotisme
  • 6. TABEL 1. TIPE EKSTRAVERSI, NEUROTISME, PSIKOTISME & TRAIT MASING-MASING EKSTRAVERSI (E) NEUROTISME (N) PSIKOTISME (P) Sosiabel Cemas Agresif Lincah Tertekan Dingin Aktif Berdosa Egosentrik Asertif Harga diri rendah Tak Pribadi (Impersonal) Mencari sensasi Tegang Impulsif Riang Irasional Antisosial Dominan Malu Tak Empati (Tdk empati) Bersemangat Murung Kreatif Berani Emosional Keras hati (Tough-minded)
  • 7. TIPE Eysenck menemukan dan mengelaborasi 3 tipe : Ektraversi (E), Neurotisme (N), dan Psikotisme (P). Menurutnya neurotisme dan psikotisme itu bukan sifat patologis. Tiga dimensi itu adalah bagian normal dari struktur kepribadian, semuanya bersifat bipolar dan memiliki sifat saling asing. Semua orang berada dalam rentangan bipolar itu mengikuti kurva normal, artinya sebagian besar orang berada ditengah-tengah polarisasi. Orang yang memiliki skor tinggi pada 3 dimensi tersebut memiliki kecenderungan melakukan kriminalitas. Ekstraversi >< Introversi Neurotisisme >< Stabilita Psikotisme >< Fungsi Superego
  • 8. EKSTRAVERSI Ekstraversi memiliki 9 sifat sebagaimana ditunjukkan oleh trait-trait, dan introversi adalah kebalikan dari trait ekstraversi, yakni : Ekstraversi Introversi Sosiabel Tidak sosial Lincah Pendiam Aktif Pasif Asertif Ragu Mencari sensasi Banyak berfikir Riang Sedih Dominan Penurut Bersemangat Pesimis Berani Penakut Penyebab utama perbedaan Ekstraversi – Introversi adalah tingkat keterangsangan korteks (CAL : Cortical Arousal Level) kondisi fisiologis yang sebagian besar bersifat keturunan.
  • 9. EKSTRAVERSI CAL adalah gambaran bagaimana korteks mereaksi stimulasi indrawi.  CAL rendah artinya korteks tidak peka, reaksi lemah.  CAL tinggi korteks mudah terangsang untuk beraksi.  Orang ekstravers CAL-nya rendah, sehingga dia banyak membutuhkan rangsangan indrawi untuk mengaktifkan korteksnya.  Orang introvers CAL-nya tinggi, dia hanya membutuhkan rangsangan sedikit untuk mengaktifkan korteksnya. Jadi orang yang introvers menarik diri, menghindar dari riuh-rendah situasi disekililing yang dapat membuatnya kelebihan rangsangan.
  • 10. EKSTRAVERSI TABEL 3. RINGKASAN EKSTRAVERSI INTROVERSI CAL-nya rendah CAL- nya tinggi Membutuhkan banyak rangsangan untuk mengaktifkan korteksnya Membutuhkan sedikit rangsangan untuk mengaktifkan korteksnya Suka ikut berpartisipasi dalam berbagai aktivitas Menarik diri, menghindari situasi ramai, situasi yang menyebabkan ketegangan terlalu tinggi, aktifitas yg menantang, memimpin suatu perkumpulan, dan melakukan keisengan
  • 11. NEUROTISISME Neurotisisme – Stabiliti mempunyai komponen hereditas yang kuat. Trait dari neurosisme : cemas, tertekan, berdosa, harga diri rendah dll. Dasar biologis dari neurotisisme adalah kepekaan reaksi sistem syaraf otonom (ANS = Autonomic Nervous System). Orang yang kepekaan ANS-nya tinggi, pada kondisi lingkungan wajar sekalipun sudah merespon secara emosional jadi gampang mengalami gangguan neurotik. Neurotisisme dan ekstraversi bisa digabung dalam hubungan CAL dan ANS, dan dalam bentuk garis absis ordinat. Kedudukan setiap orang pada bidang dua dimensi itu tergantung kepada tingkat ekstraversi dan neurotisismenya.
  • 12. NEUROTISISME SUBJEK DIMENSI CAL ANS SIMPTOM (A) Introversi - Neurotik Tinggi Tinggi Gangguan psikis tingkat pertama (B) Ekstraversi - Neurotik Rendah Tinggi Gangguan psikis tingkat kedua (C) Introversi - Stabilita Tinggi Rendah Normal introversi (D) Ekstraversi - Stabilita Rendah Rendah Normal ekstraversi
  • 13. PSIKOTISME Skor Psikotisme - Tinggi Skor Psikotisme - Rendah Agresif Merawat/baik hati Dingin Hangat Egosentrik Penuh perhatian Tak Pribadi (Impersonal) Akrab Impulsif Tenang Antisosial Sangat sosial Tak Empati (Tdk empati) Empatik Kreatif Kooperatif Keras hati (Tough- minded) Sabar  Seperti ekstraversi dan neurotisisme, psikotisme mempunyai unsur genetik yang besar. Secara keseluruhan 3 dimensi kepribadian itu 75% bersifat keturunan, dan hanya 24% yang menjadi fungsi lingkungan.  Pria memiliki skor lbh besar disbanding wanita dalam dimensi psikotisme karena hormone progesteron pria lbh besar daripada wanita.
  • 14. PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN Teori kepribadian Eysenck menekankan peran hereditas sebagai faktor penentu dalam perolehan trait-trait ekstraversi, neurotisisme, dan psikotisme (juga kecerdasan). Sebagian didasarkan pada bukti hubungan kolerasional antara aspek biologis, seperti CAL dan ANS dengan dimensi kepribadian. Selain menekankan pentingnya faktor genetik, Eysenck juga mendukung terapi perilaku, atau pengobatan perilaku abnormal sesuai dengan prinsip teori belajar. Secara logika, jika tingkah laku itu diperoleh dari belajar, tingkah laku itu juga bisa dihilangkan dengan belajar. Eysenck memilih model terapi tingkah laku dalam mengubah tingkah laku maladaptive.
  • 15. APLIKASI ASESMEN KEPRIBADIAN Ada empat inventori yang dipakai untuk melakukan penelitian atau untuk memahami klien. 1. Maudley Personality Inventory (MPI), mengukur E dan N dan kolerasi antara keduanya 2. Eysenck Personality Inventory (EPI), alat tes ini memiliki skala kebohongan (lie- L) untuk mendeteksi kepura-puraan (faking) yg terpenting dlm tes ini yaitu untuk mengukur E dan N secara independen dengan kolerasi yang hamper nol antara E dan N. 3. Eysenck Personality Questionnaire (EPQ), mengukur E,N,P (Merupakan revisi dari EPI, tetapi EPI yang hanya mengukur E dan N masih tetap dipublikasikan) 4. Eysenck Personality Questionnaire-revised (EPQ-R) revisi dari EPQ. Mempunyai versi dewasa dan anak-anak
  • 16.
  • 17. CATATAN NEUROSIS/NEUROTIK : Istilah berbagai gangguan psikologis yang melibatkan obsesif-kompulsif, depresi, kecemasan atau post traumatic stress disorder (PTSD). NEUROTISISME : Sifat kepribadian dengan kecenderungan untuk berada dalam keadaan emosional yang negative. NEUROTISISME, ada keseragaman antara orang kembar-identik lebih dari kembar-fraternal dalam hal jumlah tingkahlaku antisosial & asocial seperti kejahatan orang dewasa, tingkahlaku menyimpang pada anak-anak, homoseksual & alkoholisme.
  • 18. CATATAN Gangguan psikis tingkat pertama : Orang introvert-neurotik (ekstrim introvers dan ekstrim neurotisisme). Orang itu cenderung memiliki simpton-simpton kecemasan, depresi, fobia, dan obsesif-kompulsif, disebut mengidap gangguan psikis tingkat pertama (Disorders Of The First Kind). Ganggaun psikis tingkat kedua : Orang ekstravers-neurotik. Orang itu cenderung psikopatik, kriminal, atau mengidap gangguan psikis tingkat kedua (disorders Of The Second Kind) Inventori : Semacam tes/alat ukur yg terdiri dari bbrp pertanyaan yg disusun secara khusus untuk mengungkapkan hal-hal yang ingin diketahui tentang seseorang