Dokumen tersebut membahas tentang emosi stres. Terdapat definisi emosi dan stres serta penjelasan mengenai beberapa emosi dasar seperti takut, cemas, dan marah. Juga dijelaskan mengenai penyebab stres, dampak stres pada tubuh, serta strategi untuk menghadapi stres.
Mahasiswa mampu menerapkan berbagai konsep psikososial dalam praktik keperawatan yang mencakup konsep diri, kesehatan spiritual, seksualitas, stress adaptasi dan konsep kehilangan, kematian dan berduka.
Stress adalah reaksi atau respons tubuh terhadap stressor psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan)” (Dadang Hawari, 2001).
Stress adalah suatu kekuatan yang mendesak atau mencekam yang menimbulkan suatu ketegangan dalam diri seseorang (Soeharto Heerdjan. 1987)
Mahasiswa mampu menerapkan berbagai konsep psikososial dalam praktik keperawatan yang mencakup konsep diri, kesehatan spiritual, seksualitas, stress adaptasi dan konsep kehilangan, kematian dan berduka.
Stress adalah reaksi atau respons tubuh terhadap stressor psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan)” (Dadang Hawari, 2001).
Stress adalah suatu kekuatan yang mendesak atau mencekam yang menimbulkan suatu ketegangan dalam diri seseorang (Soeharto Heerdjan. 1987)
2. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
Mampu memahami, menjelaskan, dan menganalisa konsep emosi
dan stress
3. APA ITU EMOSI ?
Tidak mudah untuk dijawab, banyak sekali definisi emosi dan
tidak ada yg dapat diterima secara umum karena :
Emosi melibatkan banyak aspek
Emosi melibatkan banyak hal sekaligus
Definisi yg komprehensif harus memuat aspek- aspek :
1. Apa yg dirasakan seseorang yg berada dalam keadaan
emosional
2. Dasar fisiologis/biologis dari perasaan emosional
3. Dampak emosi terhadap persepsi, berpikir & berprilaku
4. APA ITU EMOSI?
3. Hal-hal yg mendorong (driving) /motivational
properties dari emosi tertentu, seperti takut &
marah
4. Tentang bagaimana emosi diekspresikan dalam
bahasa, ekspresi wajah, gesture (gerak-gerik)
5. EKSPRESI & PERSEPSI DARI EMOSI
Emosi memiliki dampak yg besar pada org lain, bila
mengekspresikannya dengan cara yg dapat
dipersepsikan oleh org lain.
Mempersepsi respon emotional berespon secara
emotional.
Misal : Salah satu teman kita berhasil menjadi juara
kelas 1. mungkin berespon senang 2.mungkin jealous
Artinya respon emosional tergantung pada persepsi
seseorang pada keadaan tsb
6. SUMBER PERSEPSI EMOSI
Beberapa sumber persepsi emosi, antara lain :
1. Voice
Teriakan takut, excitement
Rintihan sakit, unhappiness
Tertawa senang
Terisak menderita
Suara latang marah
2. Facial Expressions
3. Body Language
7. STUDI TENTANG EMOSI
STUDI EKMAN, 1982 bahwa
Foto ekspresi wajah org kulit putih dinilai oleh org
kulit hitam tepat & benar
Foto ekspresi wajah org kulit hitam dinilai oleh
mahasiswa Asia cermat & tepat
JADI, meskipun berbeda “culture”, namun eva-
luasi/penilaian terhadap “primary emotion” dari
ekspresi wajah ternyata memiliki ke samaan persepsi
dalam setiap culture
8. EKSPRESI WAJAH
KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Konteks (situasi dimana emosi terjadi + ekspresi wajah)
akan memberikan info yg tepat untuk menilai
ekspresi emosi dng baik.
Bila terjadi Ekspresi Wajah >< Konteks, maka dalam
kasus tsb, lebih mendasarkan pada ekspresi wajah (T.L
non verbal) daripada konteks atau situasi (Frijda, 1969)
LEARNING
Dapat mengubah ekspresi emosi.Individu belajar me-
nekan (suppress) ekspresi dengan cara yg halus (tdk
kentara) dng cara yg berbeda.
Contoh : Kagum ekspresi cuek, sok cool
9. ASPEK FISIOLOGI DARI EMOSI
Kita tdk menyadari apa yg sedang terjadi di dalam
tubuh, saat marah, takut, excited.
Dapat diobservasi langsung dng menggunakan alat-alat
pencatat tertentu oleh Psychophisiologist, yg diukur
denyut jantung, tekanan darah,aliran darah ke berbagai
bagian tubuh, aktivitas perut & sistem gastrointestinal,
tingkat hormon, kecepatan dan dalamnya pernafasan.
SISTEM SYARAF OTONOM
Perubahan pada tubuh akibat emosi terjadi karena
aktivitas sistem otonom
10. ASPEK FISIOLOGI DARI EMOSI
SISTEM SYARAF OTONOM
1.Sistem Syaraf Simpatis:
Aktif saat emosi kuat, misal takut/marah
Denyut jantung naik, tekanan darah naik, glu- kose
naik, melepaskan hormon epinephrine (a- drenalin)
dan norephinephrine (noradrenalin)
2.Sistem Syaraf Parasimpatis :
Aktif saat tenang & relaks
Kebalikan dng sistem syaraf simpatis
Menghemat energi : tekanan darah normal,de- nyut
jantung normal, mengalihkan darah ke alat pencernaan
11. POLA RESPON TUBUH KONDISI EMOSI
Tubuh bereaksi dng pola tertentu dalam kondisi emosi
tertentu pula
Sistem Syaraf Somatis : bagian dari sistem syaraf
perifer mengaktifkan otot-otot (tangan kaki, otot
pernafasan) terjadi perubahan pernafasan,
ketegangan otot mempengaruhi posture tubuh selama
emosi
Emosi MARAH & TAKUT
Diikuti oleh perubahan tubuh, karena aktivitas sistem
syaraf simpatis aktif membantu tubuh menghadapi
situasi ancaman
12. POLA RESPON TUBUH KONDISI EMOSI
Emosi MARAH & TAKUT
Denyut jantung naik, pembuluh darah di otot melebar,
tubuh lbh siap melakukan aksi, gula darah dikeluarkan
dari liver, epinephrine & nor epinephrine dilepaskan
dari kelenjar adrenalin, pupil mata membesar,
pembuluh darah perifer kulit menyempit, ketegangan
otot meningkat, kecepatan perfasan meningkat.
Emosi TENANG /RELAX
Aktivitas Simpatis & Somatis menurun
Aktivitas Parasimpatis naik
13. COGNITIVE APPRAISAL THEORY
Teori ini menekankan prinsip appraisal, antara lain teori
Schachter-Singer & Lazarus
Menurut teori ini : emosi yg dirasakan merupakan hasil
appraisal/penilaian dari informasi yg berasal dari
situasi lingkungan & dari tubuh
Teori KOGNITIF, appraisal melibatkan kognisi yaitu
pengolahan informasi dari berbagai sumber
(lingkungan,tubuh,ingatan yaitu pengalaman dng situasi
serupa, kecenderungan berespon dng cara
tertentu,akibat2 emosi)
15. EMOSI TAKUT
Tipikal rasa takut pd remaja:
1. Takut pd fenomena alam
2. Takut utk berhubungan sosial
Mis: malu (shyness &
embarrasment)
3. Takut pd dirinya sendiri
4. Takut thd sesuatu yg belum
diketahui/ dikenalnya
16. EMOSI KHAWATIR/ WORRY
Emosi takut yg intensitasnya lebih
rendah (Hurlock)
Penyebab: hal2 yg tidak riil/
imajinasinya
Tdk sama antara orang yg satu dg yg
lainnya
Worry terjadi pd orang yg tdk siap
Worry tdk berjalan lama
17. EMOSI CEMAS/ ANXIETY
Satu penampilan dari emosi takut.
Intensitas takutnya lebih besar dari worry.
2 kemungkinan individu merasa cemas:
Apkh cemas ditimbulkan dr sesuatu yg
imajiner.
Apkah cemas ditimbulkan dr sesuatu yg riil
19. EMOSI TAKUT
Tipikal rasa takut pd remaja:
1. Takut pd fenomena alam
2. Takut utk berhubungan sosial
Mis: malu (shyness &
embarrasment)
3. Takut pd dirinya sendiri
4. Takut thd sesuatu yg belum
diketahui/ dikenalnya
20. EMOSI KHAWATIR/ WORRY
Emosi takut yg intensitasnya lebih
rendah (Hurlock)
Penyebab: hal2 yg tidak riil/
imajinasinya
Tdk sama antara orang yg satu dg yg
lainnya
Worry terjadi pd orang yg tdk siap
Worry tdk berjalan lama
21. EMOSI CEMAS/ ANXIETY
Satu penampilan dari emosi takut.
Intensitas takutnya lebih besar dari worry.
2 kemungkinan individu merasa cemas:
Apkh cemas ditimbulkan dr sesuatu yg
imajiner.
Apkah cemas ditimbulkan dr sesuatu yg riil
22. STRESS
Definisi Stress (Lazarus & Folkman,1984)
“Stress adalah keadaan internal yg dapat di-sebabkan oleh
tuntutan fisik thd tubuh (penyakit,latihan,suhu tubuh yg
ekstrem) atau oleh situasi lingkungan/sosial yg dinilai
secara potensial berbahaya, membebani, tdk terkon – trol
atau melebihi sumber daya untuk coping”.
Stressor adalah pemicu atau sumber atau penyebab stress
Respon terhadap stress :
1.Respon Fisik /Biologis (pusing, mual, gatal,dll)
2.Respon Psikologis (cemas, depresi,hopelessness mudah
marah,rasa tdk berdaya,dll)
23. STRESS
Stress adalah masalah terbesar dalam
masyarakat. 75% penyakit fisik berhubungan
dengan stress, misal: penyakit jantung (tipe A)
TIPE Perilaku berdasarkan ambang stressnya
1. TIPE A : tidak sabaran,ambisius,selalu ingin
mencapai goal dng semangat,mengerjakan 2 hal
sekaligus, sikap kompetitif
2.TIPE B : easy going, tenang,tdk mudah terganggu,
santai, flexible,non competitive.
24. STRESSOR
Setiap perubahan dlm lingkungan (yg menyedihkan &
menyenangkan) membutuhkan “coping”.
Stress dalam kadar yg sedikit membantu untuk
menyesuaikan diri. Stress yg berlebihan
menyebabkan DISTRESS.
Beberapa peristiwa merupakan stressor pd banyak
orang. Misal : infeksi, peristiwa berbahaya dlm
(Kebakaran/Banjir), Transisi utama dlm hidup, ancaman
yg diantisipasi/aktual yg mengancam harga diri.
25. STRESSOR
Sarafino (2006) menyatakan ada 3 jenis sumber stress
1. Sources within the person (dalam diri)
2. Sources in the family ( dari keluarga)
3. Sources in the community & society (dari komunitas &
lingkungan sosial)
26. LIFE EVENT
Perubahan dalam kehidupan bisa merupakan
STRESSOR (Social Readjusment Rating Scale, Holmes
& Rahe 1967).
Contoh Stressor karena life change :
Death of Spouse
Divorce
Marital separation from mate
Detention in jail
Death of close family member
Marriage
Pregnancy
Retirement
Being Fired,dll (lihat tabel 8.1 hal: )
27. STRESSOR & STRESS CYCLES
Selain perubahan2 kehidupan, yang bisa menjadi
Stressor adalah :
Situasi yg dirasakan terus menerus (luka, infeksi, sakit
menahun,suhu,noise, latihan)
Pertengkaran dlm kehidupan sehari-hari (pekerjaan,
keluarga,aktivitas sosial, kesehatan, keuangan)
Frustrasi & Konflik
Stress, memiliki efek : Segera maupun Jangka Panjang
(bila stressor bertahan lama)
Jika efek stres menghalangi adaptasi thd lingkungan
atau menimbulkan distress efek itu sendiri menjadi
stressor (cycle of distress, lihat hal.324)
28. DAMPAK STRESS PADA TUBUH
Hans Selye ada respon dari tubuh thd stressor yg
disebut GAS (General Adaptation Syndrome) yg terdiri
dari 3 tahap:
1. ALARM REACTION : respon langsung tubuh thd stressor
untuk menyiapkan diri mengatasi stressor (syaraf simpatis
aktif)
2. RESISTANCE : bila stressor berlanjut, tubuh berusaha
bertahanpada tahap ini dengan res- pon2 hormonal
3. EXHAUSTION :tubuh tdk lagi mampu bertahan
psikosomatis,daya tahan tubuh menurun, sakit, lemah,
kanker, berbagai penyakit datang bisa membawa
kematian
29. COPING STRESS
Coping dari kata cope =melawan,
menghadapi,mengatasi.
Coping merupakan usaha kognitif atau tingkah laku yg
mengarah pada proses pemecahan masalah & keseim-
bangan emosional pada diri seseorang sebagai akibat
adanya situasi yg dinilai menekan atau mengancam
dirinya (Lazarus & Folkman)
Beberapa karakteristik coping menurut Lazarus &
Folkman :
Coping mengarah pada suatu proses, bukan tujuan yg dicapai
dengan tingkah laku
Proses tsb melibatkan tingkah laku, termasuk tingkah laku
kognitif (berpikir)
Tingkah laku coping terpusat pada kebutuhan/ tuntutan yg
dialami seseorang sebagai kewaji-ban atau peristiwa yg
melebihi kapasitas dirinya
30. Tujuan umum dari tingkah laku coping adalah menghilangkan
pengalaman yg tidak seimbang antara tuntutan & kemampuan
Coping sangat dipengaruhi oleh penilaian individu terhadap
tuntutan keadaan dan sumber da-yanya sendiri
Coping dipandang semata-mata sebagai usaha penyesuaian
terhadap tuntutan, terlepas dari sukses atau tidaknya usaha
tsb
31. STRATEGI COPING
Menurut Lazarus & Folkman, berdasarkan fung-si coping
ada 2 kategori besar yaitu :
1. Problem Focus Coping
Adalah upaya untuk mengatasi stress langsung pada
sumber stress, baik dng cara mengubah masalah yg
dihadapi,mempertahankan tingkah laku maupun
mengubah kondisi lingkunngan.
2. Emotion Focus Coping
Adalah coping yang bertujuan meredakan, me-ngatur
tekanan emosional,mengurangi emosi negatif yg
ditimbulkan oleh situasi
32. BENTUK-BENTUK PROBLEM FOCUS COPING
Confrontive coping
Merupakan upaya agresif untuk mengubah situasi
Misal : melampiaskan kemarahan & menanggung risikonya
Planful problem focus coping
Merupakan usaha coping yg bertujuan mengubah kea-daan disertai
dng pendekatan analitis
Misal : Membuat rencana tindakan & melaksanakannya
Accepting responsibility
Merupakan upaya coping dgn cara mengakui peran individu dlm
masalah yg dialami
Misal : Mengevaluasi diri & berupaya memperbaiki
Seeking social support
Merupakan upaya mencari dukungan social atas masalah yg dihadapi
Misal : Mencari info ke ahli Jiwa
33. BENTUK-BENTUK EMOTION FOCUS COPING
Seeking Social/Emotional Support
Merupakan upaya mencari dukungan sosial maupun dukungan
emosional (keluarga, teman,dll)
Misal : “curhat” agar ada solusi
Self Control
Merupakan upaya mengatur perasaan (menyembu- nyikan perasaan,
mengendalikan t.l)
Misal : Menyembunyikan perasaan
Escape avoidance (denial)
Merupakan tindakan melarikan diri atau menghindari masalah
(makan, minum2, merokok, obat, menarik diri, fantasi)
Positive Reappraisal (turning to religion)
Mencipatakan makna positive dng penekanan religiusitas)
Misal : Banyak berdoa
Distancing
Merupakan usaha menjaga “jarak” dari masalah (menganggap
masalah seolah2 tidak ada, tdk memikirkan secara serius masalah yg
dihadapi)
34. C. GABUNGAN Problem & Emotion Focus Coping
Menurut Carver,Weintraub & Scheier, bahwa
hampir setiap masalah menimbulkan kedua jenis
coping
35. TUJUAN STRATEGI COPING
Menurut Taylor (2006) ada 4 tujuan melakukan
strategi coping
Mempertahankan keseimbangan emosi
Mempertahankan Self Image
Mengurangi tekanan lingkungan yg sifatnya negatif
Melanjutkan relasi yg memuaskan dg org lain
36. FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI STRATEGI
COPING
Menurut Lazarus & Folkman, ada beberapa faktor yg
mempengaruhi pilihan strategi coping
1. Faktor Individual antara lain :
a. Usia
Perbedaan struktur psikologis & sumber untuk
melakukan coping akan berubah sesuai usia dan
membedakan dlm merespon tekanan
b. Jenis Kelamin
Seiffge, dkk menyatakan perempuan cenderung melaku-
kan seeking social dibanding pria.
37. FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI STRATEGI
COPING
c. Tingkat Pendidikan
Yg berpendidikan lbh tinggi cenderung menggunakan pro- blem
focus coping
d. Kepribadian
Kepribadian optimis, berpandangan positif cenderung menggunakan
problem focus coping
e. Kematangan Emosional
Semakin matang tindakannya cenderung direct action dan yg kurang
matang cenderung hanya meredakan ketegangan
f. Status Sosial Ekonomi
Mereka dg status sos-ek rendah cenderung menampilkan coping yg
kurang aktif, krg realistik dan menolak dibandingkan dg sos-ek yang
tinggi
38. FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI STRATEGI
COPING
g. Kesehatan Mental
Mereka yang depresi/ kesehatan mentalnya buruk cenderung kurang
efektif strategi copingnya terhadap tekanan yg dialami dibandingkan
dg mereka yg sehat
h. Keterampilan Memecahkan Masalah
Mereka yg trampil mencari info, mengidentifikasi masalah, membuat
alternatif pertimbangan lebih cederung tepat responnya terhadap
masalah
2. Konteks Lingkungan
a. Tingkat Stressor
Kondisi yg sdh tdk dpt diubah (jalan buntu) lebih sesuai
menggunakan emotion focused coping
39. FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI STRATEGI
COPING
b. Sistem Budaya
Sistem adat & agama yg kuat membuat masyarakatnya
introvert lbh banyak menampilkan problem focused
coping
c. Dukungan Sosial
Coping akan lbh efektif dan tepat dlm menghadapi konflik
bila mendapatkan dukungan dari ortu, keluarga, teman
maupun tenaga profesional